Anda di halaman 1dari 2

KESEHATAN

MENTAL
ANAK
dengan cara beribadah

oleh:

Andrean (2014301098)

ُ َ‫َﺎت ْاﻟ َﻴ ْﻮ َم أ ُ ﱠﻣﻬ‬


"‫ﺎت ْاﻟ َﻐﺪﱢ‬ ‫ﺟﺎلٌ ْاﻟ َﻐ ﱢ‬
ُ ‫ﺪ * ﺑَﻨ‬ َ ِ‫"ﺷ َﺒﺎنُ ْاﻟ َﻴ ْﻮ َم ر‬
َ
Pemuda hari ini pemimpin di hari esok, pemudi
hari ini pembimbing di hari esok.

Takkan tercapai
kemenangan dengan
berhayal dan tak ada
kepujian dengan santai
MANFAAT
Manfaat ibadah bagi kehatan mental anak dan

MENTAL CARE remaja

·Seimbang antara urusan dalam perkerjaan


Kesehatan mental yang baik adalah keluarga dan ibadah
kondisi ketika batin kita berada dalam ·Meningkat nya perilaku moral bagi anak-
keadaan tentram dan tenang, sehingga
memungkinkan kita untuk menikmati anak dan remaja
kehidupan sehari-hari dan menghargai ·Meningkatkan efek kesehatan fisik dan
orang lain di sekitar. Pada masanya, remaja akan mengalami perubahan fisik maupun mental
mental (rohani dan jasmani)
remaja untuk mencapai kesehatan mental. World Health Organization atau

Anak dan remaja merupakan generasi


·Gerakan ibadah solat merupakan WHO tahun 2001 telah merumuskan tentang kesehatan mental. Menurut WHO,

penerus suatu bangsa. Dampak dari kesehatan mental adalah kondisi sejahtera yang disadari individu yang di

perkembangan zaman, berimplikasi serangkaian gerakan yang menjaga dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stress dalam hidup secara

kepada perkembangan anak dan wajar, bekerja secara produktif, serta mampu berperan serta di dalam
keseimbangan organ tubuh, hormon, dan
remaja. Pada dasarnya, remaja komunitas pergaulannya (dalam Dewi, K. S., 2012).

merupakan fase perkembangan akhir kelenjar serta membentuk kesehatan dan


dari fase anak. Anak dan remaja
kepribadian yang matang.
sebagai generasi penerus menghadapi
tantangan pada era modern saat ini. ·Ibadah keislaman yang meningkatkan
Hasil penelitian dan referensi
kesehatan mental, moral, dan perilaku,
sebelumnya menunjukkan bahwa
remaja membutuhkan pengontrol diri memacu perkembangan kecerdasan
untuk berpikir, berperilaku dan
emosional pada anak dan remaja
bersikap. Pengontrol diri tersebut salah
satunya adalah agama.

Apabila anak dan remaja mampu


menampilkan kebiasaan perilaku yang
sesuai dengan norma, nilai, dan aturan
yang ada di dalam masyarakat, remaja
tersebut dapat dikatakan menaati dan
memiliki standar moral yang baik.
Sementara itu, remaja yang
menunjukkan perilaku yang
bertentangan dengan norma, aturan,
dan nilai yang berlaku di masyarakat
maka remaja dapat dikatakan
melakukan tindakan amoral (Reza, I. F.,
2013).

Anda mungkin juga menyukai