Anda di halaman 1dari 111

PEMBELAJARAN

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

Dosen Pengampu :
Prof. Dr.apt. Ratna Djamil, M.Si
Dr. apt. Yunahara Farida, M.Si

Program Magister Ilmu Kefarmasian


Universitas Pancasila
Genap 2021/2022
BEBERAPA PRODUK
ALAMI LAUT POTENSIAL
DAN KOMERSIL
2

Narasumber : Rachmaniar R
Pendahuluan

 Beberapa produk alami laut (marine natural


product) perlu dikenal dan dipahami cara
memperolehnya karena banyak digunakan dalam
industri obat, baik sebagai obat maupun sebagai
bahan penambah pada sediaan obat, pada
industri makanan, sebagai makanan fungsional,
industri kosmetik dan lain-lain.
 Bahan –bahan tsb dalam pengelompokan produk
alami laut dikenal sbg kelompok bahan biokimia;
disamping kelompok lainnya yi bahan bioaktif dan
marine toxin.
 Sejumlah bahan biokimia yang akan dibahas
disini:
a. Marine polisakarida (Phycocoloid) : agar,
alginat, karagenan
b. Polyunsaturated fatty acid (PUFA): omega-3,
EPA dan DHA;
c. Squalene.
d.Chitin, chitosan, chondroitin, glucosamine,
dan collagen.
Marine fikokoloid

Sekelompok polisakarida yg diperoleh dari


makroalga laut dikenal dengan marine
fikokoloid termasuk didalamnya adalah
AGAR, ALGINAT, dan KARAGENAN.
Marine fikokoloid diperoleh dari
makroalga laut (rumput laut) dengan
cara ekstraksi khusus.
 Sesuai dengan namanya, polisakarida tersebut
bersifat koloid.
 Ketiga fikokoloid tersebut banyak digunakan
dalam industri obat, industri makanan, dan industri
kosmetik.
 AGAR pertama kali dihasilkan di China dan
diintroduksikan ke Jepang pada thn 1662 menurut
Hiriuchi (Chapman and Chapman, 1986);
 Pengembangan teknologinya diperkenalkan di
Jepang oleh Minoya Tarozaemon (menurut
Armisen & Galates 1987).
 AGAR yg tadinya hanya sebagai bahan
makanan, semakin luas lagi penggunaannya
setelah Robert Koch (1826) memperkenalkannya
sebagai media yang superior bagi pertumbuhan
bakteri .
 Sejalan dengan berkembangnya teknologi
pengolahan, industri makanan, industri obat, dan
kedokteran, penggunaan AGAR semakin luas dan
dalam spesifikasi yang bervariasi.
 Dalam perdagangan AGAR terdapat dalam
bermacam-macam bentuk seperti AGAR kertas,
AGAR batang, AGAR granul, dan AGAR bubuk.
Warna putih pucat kekuningan.
Polisakarida Agar

 AGAR adalah senyawa karbohidrat polisakarida


yg dihasilkan oleh sejenis alga merah yang
tumbuh di laut a.l. Gracillaria verrucosa, Gelidium
amansii.
 AGAR mulai dikenal pada abad ke 17 di Asia dan
berkembang di Asia terutama Cina, Jepang,
Malaysia, dan Indonesia dan digunakan sebagai
bahan makanan dengan nama “AGAR-AGAR”;
merupakan hidrokoloid pertama yang diisolasi dari
alam.
Pemanfaatan AGAR

 Industri Makanan
a. Bakery, confectionary, dessert &
confections, Meat, fish, poultry products,
dairy products, beverages.
b. Sebagai stabilizer dan memperbaiki tekstur
pada pie filling, piping gels, icings, cookies,
cream shells, dll.
c. Agar biasanya digunakan sebagai bahan
untuk penjernihan anggur cider, juices.
Pemanfaatan........
 Mikrobiologi
a. Untuk keperluan mikrobiologi dipakai 1-2%.
Pada konsentrasi lebih rendah Agar mencegah
masuknya oksigen kedalam media cair.
b. Agar untuk media cair: 0,0007-0.003%
(microassay culture, nutrient agar,
desoxycholat agar, tripton glucose, extract
agar, dan dextrose agar).

 Impression Material
Untuk prostehtic dentistry/dental molds,
criminology, dan tool making.
Pemanfaatan...

 Farmasi
a. Sebagai laxative
b. Suspending agent untuk BaSO4 pada radiology
c. Ingredient untuk slow-release capsule pada
suppositoria, dan surgical lubricant
d. Sebagai pembawa untuk topical medicament.
e. Disintegrating agent dan excipient pada tablet.
f. Anticoagulant
g. Antilipemic activity
h. Ingestion of agar appears to increase the
excretion of fats dalam usus.
i. Mencegah oksidasi aerobic dari vitamin C.
Pemanfaatan.......
 Pemakaian lain-lain
a. Film photography
b. Solidified alcohol fuel
c. Dyed coating for paper, textile, metil,
pressure-sensitive tape adhesive.
d. Foaming properties of dodecyl dan
hexadecyl detergens enhanced by agar dan
synergistic mixture with other detergen.
e. Agar shellac-wax campuran untuk semir
sepatu.
Kimiawi agar

 Agar merupakan senyawa polimer atau


polisakarida yang disusun dari dimer agarose
dan agaropektin.
 Agarose: tersusun dari monomer-monomer beta
(1—3) D-galaktose dan alpha (1—4) 3,6-
anhydro-L-galaktose.
 Sebagai hasil metabolisme unit-unit yg terdapat
berupa campuran .Seringkali terdapat 6-methyl-
D-galaktose 1-20% tergantung agarofitnya atau
ada juga yang mengandung 4-methyl L-
galaktose.
Struktur Kimia

OH OH O
H2C O CH2
OH OH O O
O
H2C O CH2 O
O D-Galactose 3,6-anhydro-L-Galactose
O O
O
D-Galactose 3,6-anhydro-L-Galactose
Sifat kimia

 Polisakarida Agar sangat mudah terhidrolisis baik


dalam bahan alamnya/ simplisianya /agarofit
maupun sudah dalam bentuk substansi (note:
inilah merupakan salah satu alasan penyimpanan
simplisia harus diperhatikan).
 Hidrolisis terjadi baik oleh asam maupun oleh
enzym yang dihasilkan oleh agarofit. Hidrolisis oleh
asam pada ikatan beta 1—4 dan hidrolisis oleh
enzym pada ikatan alpha 1--3
Sifat kimia agar
OH OH O
H2C O CH2
OH OH O O
O
H2C O CH2 O
O D-Galactose 3,6-anhydro-L-Galactose
O O
O
D-Galactose 3,6-anhydro-L-Galactose

A B

A: hydrolisis oleh asam; B: hydrolisis oleh enzim


Sifat fisika

 Membentuk gel
larutan Agar membentuk gel. Sifat gel didasarkan
pada adanya 3,6-anhidro-L-galaktose yg dalam
larutan membentuk helix;
 adanya sulfat pada posisi 6, dapat dikonversi
menjadi 3,6-anhidrogalaktose dengan
penambahan alkali.
 Agar juga bersifat viscous
 Karena sifat-sifat inilah sehingga Agar umumnya
dimanfaatkan sebagai gelling agent, thickening
agent.
Sumber-sumber agar
(agarofit)

 Kelas Rhodophyceae
familia Gracillariaceae: Gracillaria verrucosa, G.
Confervoides, G. Follifera.
familia Gelidiaceae: Gelidium amansii, G.
Japonicum, G. Cartilagineum
familia phillophoraceae : Ahnfeltia picata, A.
Gigartinoides.
Cara memperoleh Agar

 Cara tradisional: pemasakan langsung ; simplisia


dimasak dengan air sampai lumer dan
membentuk gel, campuran lalu dituang ke
dalam cetakan (tergantung bentuk yg
diinginkan), lalu dijemur sampai kering.
 Cara modern melalui beberapa tahapan:
pembersihan bahan/raw material—
pretreatment---ekstraksi—post treatment—
filtrasi—gelasi---freezing---thawing---washing—
drying---bleaching---washing---drying.
Cara ekstraksi

 Agarofit kering ditimbang, di fragmentasi sesuai


keperluan
 Swelling. Bahan lalu dimasukkan ke dalam
beaker 2 liter. Ditambahkan NaOH 3%; lalu
dipanaskan di waterbath selama 3 jam.
Kemudian Larutan alkali dibuang dan dicuci 3
kali dengan aquades sampai netral.
 Ekstraksi. Bahan yg sdh netral ditambah aq. dest
dan asam asetat sehingga pH menjadi asam (pH
6) lalu campuran kembali dipanaskan di
waterbath selama 1 jam.
 Campuran dituang ke dalam blender untuk
dijadikan pasta dan kembali dipanaskan selama 3
jam.
 Filtrasi. Setelah itu kepada campuran ditambahkan
celite sambil diaduk ; Larutan disaring dengan filter
pressure (penyaring bertekanan) yg sudah
dipanaskan; penyaringan pada tekanan 70-85psi.
Pada penyaring akan terbentuk ‘cake’ dari
endapan Cake dibilas dengan air panas dan air
bilasan dicampur dengan filtrat.
 Freezing. Filtrat didinginkan pada suhu kamar. Gel
yang terbentuk dipotong seperti kubus kemudian
dibekukan selama semalam di freezer.
 Thawing. Gel dibiarkan meleleh (thawing) untuk
membuang kelebihan air.
 Drying. Kemudian dikeringkan dalam oven 60oC
selama semalam.
 Ditimbang dan dihaluskan.
Hal yang diperhatikan pada
ekstraksi agar
▪ menghilangkan bagian-bagian yang tidak
diinginkan; selain garam di dalam agarofit
terdapat macam-macam bahan seperti, pigment,
cellulose, dan hemicellulosa; harus dihilangkan
untuk memperoleh hasil akhir yang baik.

▪ jenis dan kondisi agarofit yang digunakan; pada


Gracillaria misalnya, perlu dilakukan sulfate alkali
hydrolisis dengan alkali kuat (NaOH) pada suhu 80-
97oC selama 1 jam untuk merubah L-galaktose-6-
sulfat menjadi 3,6-anhidrogalaktose.
▪ kondisi penyaringan dengan volume besar
karena sifatnya yang koloid maka harus disaring
panas; meskipun demikian kekentalan harus dijaga
sekitar 1 % untuk memudahkan penyaringan itulah
sebabnya diperlukan air dalam jumlah besar.
ALGINATE

 Alginates atau Algin istilah umum untuk garam-


garam dan derivat dari asam alginat.
 Terdapat pada alga coklat berupa campuran
dari garam Ca, K, Na, Mg dalam bentuk acidic
polysaccharide
 Asam Alginat merupakan polisakarida dengan
BM besar sekitar 35.000-1.5 juta (Chapman
&Chapman, 1986). Yang mengandung D-
mannuronic acid dan L-guluronic acid dengan
proporsi yang bervariasi tergantung jenis
alginofitnya.
 Alginat pertama kali diisolasi oleh seorang ilmuwan
Inggris bernama E.C.C. Stanford pada tahun 1881.
Tahun 1929 Kelco company memproduksi besar-
besaran.
 Bentuk komersial alginat yaitu sodium, kalium,
ammonium, dan propilenglikol alginat.
 Tipe-tipe alginat yang diproduksi dibedakan atas:
BM, ukuran mesh, M/G ratio
(Mannuronat/Guluronat), viscosity grades.
Kimiawi alginat
 Alginat merupakan polimer yang disusun dari 3
macam monomer yaitu: polymannuronan,
polyguluronan, dan segment gabungan
mannuronat dan guluronat.
 Dengan perkataan lain alginates merupakan blok
kopolimer yang berisi blok mannuronic, blok
guluronic, dan blok MG.
 Struktur sebagai berikut:
a). M dan G
b). GG-MM-GG-MM-
c). MGGGGGMGMGGGGGGGMMGMGMGGM
M-blok G-blok G-blok MG-blok

Struktur kimia alginat
Struktur kimia alginat
COO-
O OH O OH
COO-
OH OH OH OH
OH OH

a) M G

HOOC HOOC
HO HO
OH O
O OH
OH O O OH O
OH
O O
OH COOH OH COOH
O
OH COOH

b) Blok M
HOOC OH HOOC
HOOC OH HOOC OH
O O
O O OH O OH
OH O OH O
O OH O
O OH O OH O
O O
O
OH HOOC OH
OH HOOC OH HOOC

c) Blok G

-
OOC
OH -OOC
OH -OOC
O OH O
O HO O HO O
O O OH
O
OH -OOC OH
O O
OH -OOC O
OH
d) G G M M G
MMMMGMGGGGGMGMGGGGGGGGMMGMGMGGM
Sifat-sifat alginat

 Garam Na, K, dan NH4 alginat larut dalam air


sedangkan garam Ca dan asam alginat tidak
larut.
 Larutan netral dan low-medium viscosity
alginat disimpan pada suhu 25oC bertahan
beberapa tahun. Sedangkan larutan alginat
dengan high viscosity akan kehilangan
viscositasnya pada suhu kamar dalam 1 tahun.
 Penambahan sedikit Ca akan meningkatkan
stabilitasnya. Larutan alginat stabil pada pH 5-
9.
 Kelarutan
Kelaruan dipengaruhi oleh beberapa faktor: fisik,
kimia, larutan, preservasi
 Bersifat viscous
viscositas dipengaruhi oleh BM, Konsentrasi, Suhu,
pH, Ca ion
 Membentuk gel
keras lunaknya gel yang terbentuk tergantung
pada proporsi dari tiga blok yang menyusunnya.
atau tergantung dari ratio asam mannuronat dan
guluronat yang menyusunnya (M/G ratio) kalau
M/G ratio >1 maka gel yang terbentuk lebih
lembut ; kalau M/G ratio <1 maka gel yg
terbentuk lebih keras dan brittle (rapuh)
Pemanfaatan alginat
Foods
▪ sebagai thickening, gelling, stabilizing
untuk sediaan-sediaan saus, syrup,
topping ice cream, pie filling, dan cake
mixes
▪ sebagai gelling agent untuk : instant milk
dessert, yellies, bakery filling cream, fruit
pies.
▪ Sebagai binding untuk ‘restructured
meat’ memproduksi nuggets, toasts,
loaves. Dengan binding restructured
meat yang biasa dipasarkan dalam
bentuk frozen atau dingin, dapat dijual
segar.
▪ Structured fruit products. Dibuat
synthetic potato skin shell coating
alginate dapat diisi dengan mash
potato untuk menghasilkan baked
potato di pasar fast food.
Pemanfaatan...................
Pharmaceuticals
▪ desintegrating agent untuk tablet
▪ meningkatkan viskositas obat cair/suspensi.
▪ Propylenglicolalginat meningkatkan stabilitas
emulsi.
▪ Campuran pembuat gigi palsu
▪ Basis untuk diet foods (karena alginat
mengembang dalam lambung sehingga
dapat menahan lapar).
▪ Haemostatic wound dressing. (pembalut luka
Cosmetics
▪ Sebagai bahan dasar cream,
jellies, hair sprays, hair dyes
▪ Sebagai dispersing agent untuk
shaving soap dan hair shampoo
▪ Sebagai pelembab karena
kemampuannya menyerap air.
 Immobilized biocatalyst
Industri lain-lain:
 industri tekstil sebagai thickener pada pewarna
sekaligus mengkilapkan cat.
 Industri cat sebagai bahan pengkilap
 industri kertas; melicinkan dan mengkilapkan
permukaan kertas.
 welding rods.(btg las)
 lain-lain: binder untuk fish feeds, confectionary,
release agents.
Sumber alginat

Brown algae:
▪ Macrocystis pirifera
▪ Ascophylum nodosum
▪ Laminaria hyperborean
▪ Laminaria digitata
▪ Sargassum sp. (banyak di Indonesia)
▪ Turbinaria sp. (banyak di Indonesia)
Bakteri:
P. aeruginosa; Azotobacter vinelandii.
 Dari bakteri ini belum komersil.
Sargassum sp
Ekstraksi alginat

 Ada beberapa cara yang sudah diperkenalkan


di Industri antara lain:
a. Metode Green,
b. Le Gloahec-Herter Process,
c. Metode Mexican.
 Secara garis besar ekstraksi alginat terdiri dari
tahapan-tahapan sebagai berikut:
pemotongan-pencucian-ekstraksi-
pengendapan-penyaringan-pengeringan-dst.
 Prinsip ekstraksi alginat
merubah garam tdk larut menjadi garam yang larut
spy dapat diekstraksi. Hal ini dapat dilakukan
dengan 2 cara:
a. Merubah garam-garam yg tdk larut menjadi
asam alginat dengan menggunakan asam encer
diikuti dengan penambahan Na-carbonat.
b. Merubah garam tdk larut menjadi garam larut
dgn penambahan Na-carbonat atau alkali
lainnya.
Calcium
Alkali + Water Chloride
Water + Heat Solution

Crude Alginate
Wet or Dry Washing Washed Dissolution Clarification Precipitation
Milling Solution
Seaweed Seaweed of Alginates

Insoluble Residue
Washings

Color and Odor Sodium


Removal Acid Carbonate

Calcium Acid Alginic Acid Sodium Alginate Dry Sodium


Incorporation Drying Milling
Alginate Treatment Precipitate Paste Alginate Powder

Water and
Dissolved
Impurities

Diagram Pembuatan Natrium alginate


Ekstraksi...........
Metode Green
▪ alginofit dicuci dengan asam (HCl) encer
untuk membuang/mengurangi kandungan
senyawa anorganik; lanjutkan dengan
mencuci dengan air untuk menetralkan.
▪ Kemudian ditambahkan Na2CO3 pH 10
beberapa jam terbentuk pasta.
▪ Pasta diencerkan dengan air dan bagian
yang tidak larut dibuang ; (bagian yang larut
tdd: soluble alginates).
▪ Supernatant/filtrat diendapkan dengan
CaCl2 dan mengendap Ca Alginat.
▪ Ca Alginat dikonversikan ke asam alginat
melalui penambahan asam.
▪ Pembentukan garam alginat yang
dikehendaki dilakukan dengan
penambahan garam/kation yang sesuai
terhadap asam alginat.
▪ Alginat yang terbentuk dikeringkan dan
dihaluskan sesuai mesh yang diinginkan.
Ekstraksi.......

Metode Le Gloahec & Herter


▪ Fragmentasi. Alginofit difragmentasi sesuai
kebutuhan.
▪ Swelling dan Pencucian bahan. Alginofit
dicuci dengan CaCl2 untuk membuang
senyawa-senyawa organik seperti mannitol.
Kemudian dicuci dengan air untuk
membuang sisa CaCl2.
▪ Ekstraksi. Bahan dimasak dengan Na2CO3
pada suhu 40°C (tujuannya untuk
mengkonversi garam-garam tidak larut
menjadi larut) sampai membentuk pasta.
▪ Bahan yang tidak larut dihilangkan
dengan cara mengencerkan pasta yang
terbentuk kemudian disaring, filtrat
diambil.
▪ Filtrasi. Filtrat dijernihkan lagi dengan
asam mineral terbentuk asam alginat.
▪ Drying. Asam alginat dibuang airnya,
dinetralisir dengan basa yang sesuai,
dikeringkan, dan dihaluskan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada ekstraksi alginat
Di dalam alginofit, alginates terdapat dalam bentuk
senyawa tidak larut dan berada dalam dinding sel;
penambahan asam (HCl) pada treatment awal
dimaksudkan untuk menghancurkan sel-sel/jaringan
alginofit sehingga alginates bisa terbebas serta
membuang sisa-sisa phenol (manitol). Penghilangan
senyawa phenol diperlukan untuk menghilangkan
warna yang nantinya akan mengganggu pada
proses alkali treatment.
Alkali treatment. Algin terdapat dalam alginofit
dalam bentuk garam-garam yang tidak larut untuk
itu garam-garam tidak larut (Ca++, Mg++ ) dikonversi
manjadi garam-garam yang larut. Pada alkali
treatment ini semua alginate dirubah jadi sodium
alginate.
Disamping itu pada proses alkali treatment
juga untuk membuang bahan-bahan
organik lain yang terdapat dalam alginofit.
Sodium alginat yang diperoleh pada tahap
ini sangat encer dan sangat halus sehingga
pengeringan menjadi tidak praktis untuk itu
dipakai cara conversi berulang.
Sodium alginat ditambah H+ terbentuk asam
alginat.
 Sodium alginat dikonversi menjadi calcium alginat
yaitu diendapkan dengan Ca2+ dengan cara
menambahkan larutan sodium alginat ke dalam
larutan CaCl2 yg membentuk endapan CaAlginat
yang fibrous ( jangan CaCl2 yang dituang ke
sodium alginat karena yang akan terbentuk bukan
fibrous tetapi gel yang nantinya sulit disaring
 Dari CaAlginat yang fibrous, ditambahkan H+ akan
terbentuk Asam alginat yang juga fibrous yang
mudah dipisahkan.
 Dari Asam alginat yang sudah diperoleh dapat
dibuat bermacam-macam garam alginat melalui
penambahan kation yang sesuai.
Karagenan

Karagenan diperoleh melalui ekstraksi


secara maserasi dengan air atau alkali air
dari spesies tertentu dari alga merah
(Rhodophyceae); merupakan senyawa
hidrokoloid, polimer yang tersusun dari
monomer galaktose dan 3,6-
anhidrogalaktose yang mengandung ester
sulfat dan terdiri dari garam K, Na, Mg, dan
atau Ca (Kodeks Makanan Indonesia)
Kimiawi karagenan
 Secara kimiawi karagenan adalah polisakarida
berupa senyawa polimer linier. BM nya relatif besar
sekitar 1000 residu.
 Tersusun dari monomer-monomer D-galaktose dan
3,6-anhydro-D-galaktose yang berikatan pada
ikatan a (1-3) dan b (1-4) serta ester sulfat pada 1
atau lebih atom C dalam monomer.
 Sebagaimana halnya hasil biosintesa unit-unit
penyusun ini seringkali ‘terkotorkan’ oleh unit lain
karena adanya substitusi pada atom C tertentu
misalnya pada link 1-3 terdapat 2-sulfat; 4-sulfat;
atau samasekali tidak ada sulfat; sedangkan pada
link 1-4 terdapat 2-sulfat; 2,6-disulfat; 3,6-anhydrid;
3,6-anhydride-2-sulfat
Tipe karagenan

 Karagenan kappa
 Karagenan iota
 Karagenan lambda
Tipe tersebut dibedakan berdasarkan ada
tidaknya gugus tertentu seperti 3,6 anhydro
ataupun sulfat pada 1 atau lebih atom C di
monomer penyusunnya.
Karagenan kappa

 Karagenan kappa secara kimiawi tersusun dari


monomer alpha (1—3) D-galaktose, 4-sulfat dan
monomer beta (1—4) 3,6-anhydro-D-galaktose.
 Pembentukan di dalam tanamannya seringkali
pada monomer D-galaktose-4 sulfat terdapat
pula sulfat pada atom C no.6 (6 sulfat) dan pada
monomer 3,6-anh-D-gal terdapat sulfat pada
atom C no.2 (2 sulfat).
 Keberadaan sulfat lainnya seperti 6 sulfat dan 2
sulfat mengurangi kemampuan membentuk gel.
Kappa....

 Dengan adanya gugus 3,6-anhydrogalaktose


pada link 1-4 yang merupakan gugus pembentuk
gelmenyebabkan karagenan kappa merupakan
karagenan dengan kekuatan gel sangat tinggi hal
ini didukung pula dengan keberadaan gugus sulfat
yang hanya ada pada satu atom C di monomer
yang lain (link 1-3).
 Bertambahnya gugus sulfat dalam monomer akan
mempengaruhi sifat gel seperti pada dua tipe
karagenan lainnya.
Struktur kimia karagenan kappa
Karagenan iota
 Monomer penyusunya terdiri dari alpha (1-3) D-
galaktose-4-sulfat dan beta (1-4) 3,6 anhidro-D-
galaktose 2 sulfat.
 Seringkali terdapat 6 sulfat pada monomer D-
galaktose 4 sulfat.
 Terdapatnya sejumlah gugus sulfat pada
beberapa atom C menyebabkan berkurangnya
sifat gel dibandingkan dengan karagenan tipe
kappa.
 Sifat kimia seperti ini menyebabkan karagenan
tipe ini memiliki sifat antara dari kedua tipe
lainnya.
Struktur kimia karagenan iota
Karagenan lambda

 Monomer terdiri dari alpha (1—3) D galaktose dan


sulfat pada atom C no.2. Monomer beta (1—4 ) D-
galaktose terdapat sulfat pada atom C no. 2 dan
6.
 Karagenan tipe lambda tidak memilki gugus
pembentuk gel (3,6-anhydrogalaktose) sehingga
karagenan lambda merupakan satu- satunya
karagenan yg tidak membentuk gel.
Struktur kimia karagenan lambda
Sifat–sifat fisika karagenan

 Kelarutan
dalam air dingin: karagenan kappa garam
natrium larut; garam kalium dan calcium tdk
larut; k-iota tidak larut sedangkan lambda larut.
dalam air panas, k-karagenan dan i-karagenan
larut pada suhu di atas 60oC sedangkan l-
karagenan lebih mudah larut.
 Membentuk gel
k-karagenan: gel kuat; i-karagenan gel lebih lunak;
l-karagenan tidak membentuk gel.
 Alkali dan netral: ketiga tipe karagenan stabil.
pH asam: k-karagenan dan i-karagenan stabil dlm
btk gel tapi dlm btk larutan terhidrolisa; l-karagenan
terhidrolisis.
Pemanfaatan karagenan
 Karena sifat-sifat fisika karagenan seperti dapat
membentuk gel, viscous dan beberapa sifat colloid
lainnya menjadi dasar digunakannya dalam berbagai
industri : industri makanan, minuman, obat-obatan,
kosmetik dan industri lainnya.
Bidang Makanan
Banyak digunakan sebagai stabilizing agent
untuk sediaan makanan berbasis air untuk
memperbaiki tekstur biasanya digabung
dengan polimer lainnya misalnya locus bean
gum. Sebagai karbohidrat kompleks yang tidak mudah
larut, karagenan digunakan untuk prebiotic.
 Contoh penggunaan dalam industri makanan:
a. Sbg stabilizing pada Frozen dessert: ice
cream, ice milk.
b. Pasteurized milk products: chocolate,
eggnog, fluid skim milk.
c. Sterilized milk products
d. Puddings and pie fillings
e. Whipped products.
 Bidang farmasi:
sebagai thickening agent
sebagai stabilizing agent
sebagai emulsifying agent
coating pada sediaan tablet
 Bioteknologi:
Gelling agent untuk immobilized enzym dan sel.
Gelling agent untuk media bakteri.
Untuk Kosmetik
 Thickener dalam pasta gigi; membuat konsistensi dan
flavornya bertahan, karena kemampuan mengikat air dan
stabil terhadap peruraian secara enzymatis.
 Kondisioner pada shampoo.

Pemakaian lain-lain
a. Pada film fotografi dicampur dengan gelatin
sehingga titik leleh gel gelatin dapat diatur.
b. Sediaan Air freshner
c. Dicampur dengan locust bean gum untuk
pet foods
Sumber karagenan
(karagenofit)
 Chondrus crispus; C. Ocelatus
 Gigartina stellata, G. Acicularis, G. Pistillata, G.
Canaliculata, G. Chamissoi, G. Radula
 Eucheuma cottonii, E. Spinosum
 Furcellaria fastigiata
 Hypnea musciformis, H. spicifera
Eucheuma cottonii
Ekstraksi karagenan

 Bahan karagenofit dicuci untuk membersihkan dari


sisa-sisa garam, pasir, kerikil, dan organisme laut
lainnya yg seringkali masih terdapat pada
penanganan bahan yg kurang optimal.
 Fragmentasi. Setelah pencucian dilakukan
perajangan dengan ukuran sesuai keperluan.
 Swelling dan ekstraksi. Bahan ditempatkan dalam
beaker stainless steel, dimasak dengan air yang
dibuat alkali dengan NaOH (pH 9) selama 18 jam
dengan sering-sering diaduk (di atas waterbath).
 Filtrasi. Setelah pemasakan disaring dengan ‘filter
bump’ dengan tekanan. Pada penyaring akan
terbentuk cake setelah semua tersaring, ‘cake’ dicuci
dengan aquadest dan air cucian digabung pada
filtrat. (clear filtration)
 Precipitasi. Filtrat kemudian diendapkan dengan
isopropilalkohol 2x volume filtrat
 Filtrasi. Endapan dipisahkan dengan penyaringan
biasa menggunakan kertas saring (skala lab)
(separation filtration).
 Drying. Hasil yg diperoleh dikeringkan.
 Grinding, diperoleh karagenan (raw karagenan) belum
terstandard
 Selanjutnya dilakukan standardisasi.
 Untuk standardisasi seringkali dilakukan blending untuk
mendapatkan standar yang semestinya.
Uji kualitas karagenan

 Analisa kandungan sulfat


 Analisa kandungan 3,6-anhidrogalaktose
 Kadar abu total
 Kadar abu tak larut asam
 Kandungan arsen
 Kandungan Pb
 Kadar air
 Viscosity
 Gel strength
POLYUNSATURATED FATTY ACID(PUFA)

 Polyunsaturated fatty acid atau asam-asam lemak


tidak jenuh banyak terdapat minyak ikan dari jenis
ikan Hiu dan ikan lemuru.
 Biasanya asam lemak tidak jenuh yang bermanfaat
untuk kesehatan mulai yang memiliki atom C18
seperti linoleic acid (C18:2 w6), arachidonic acid
(C20:4 w6), Eicosapentaenoic Acid (EPA): C20:5
omega-3, dan Docosahexaenoic acid (DHA: C22:6
omega-3.
 Yang banyak digunakan EPA dan DHA.
Struktur kimia
EPA

 Eicosapentaenoic Acid (EPA): C20:5 omega-3


DHA

 Docosahexaenoic acid (DHA: C22:6 omega-3


Manfaat EPA dan DHA
 EPA dan DHA menjaga kesehatan dgn cara
menurunkan tekanan darah, tryglicerida,
cholesterol; EPA dan DHA menjaga
kelancaran aliran darah dgn menurunkan
level fibrinogen dan mencegah timbulnya
platellets krn perlekatan satu sama lain.
 Mengurangi resiko penyakit tertentu spt
gangguan pembuluh darah (blood vessel),
penyakit inflammatory, dan mengontrol fungsi
immune yg overaktif.
 Kekurangan EPA, DHA menimbulkan bbrp
gangguan seperti: pertumbuhan kulit dan
rambut tdk normal, kerusakan sistem
reproduksi.
Manfaat...................

 Omega-3 PUFAs banyak berperan pada proses


fisiologi pd hewan dan tumbuhan termasuk
modulasi ion channels, endocytosis, pertahanan
terhadap penyakit, pembentukan khloroplast, dan
pembentukan pollen.
 Tekanan darah (Blood pressure) : PUFAs
bermanfaat utk menurunkan tekanan darah.
Penurunan diastole dan systole dgn pemakaian
EPA dan DHA secara teratur.
Manfaat.............

 Cardiovascular disease (CVD)


manfaat omega-3 terhdp CVD dilihat pada orang
Eskimo yg banyak mengkonsumsi EPA dan DHA dan
jarang terkena CVD dan coronary heart desease
(CHD) karena EPA dan DHA menurunkan viskositas
darah, mencegah terbtknya penggumpalan
trombosit, mengurangi pembentukan fibrinogen,
dan menurunkan tek darah.
Manfaat..........
 Mencegah arteriosclerosis dgn menjaga HDL dan
menurunkan LDL, and mencegah peningkatan
kolesterol total.
 EPA, DHA mengurangi resiko cancer prostat dan
adenocarcinoma. Omega-3 fatty acid membantu
mencegah penyebaran cancer prostat ke bagian
lain.
Manfaat............
 Pregnancy and Infancy. DHA penting utk otak,
jaringan syaraf, dan juga mata. DHA terdapat
dlm phospholipid dari otak dan jaringan syaraf
sgt penting utk pertumbuhan normal dan sistem
syaraf pusat pd bayi/anak.
 Kandungan DHA dlm otak manusia meningkat
4x lipat pada 3 bulan pertama kehamilan dan
setelah melahirkan.
Mode of action of EPA dan DHA

 Mode of action EPA dan DHA utk kesehatan terkait


dgn kemampuannya atau memilki aktivitas
farmakologi penting seperti prostaglandins,
prostacyclins, thromboxanes, dan leukotrienes
(Eicosanoids). Eicosanoids dibentuk dari EPA, DHA.
Eicosanoids mempengaruhi langsung pada fungsi
immun.
Squalene

 Senyawa lain dalam minyak ikan yang juga


banyak dimanfaatkan adalah squalen.
 Merupakan senyawa terpen
 2,6,10,15,19,23 hexamethyltetracoa-
2,6,10,14,18,22 hexaene.
 Manfaatnya: dapat mencegah cancer, juga
banyak digunakan dalam sediaan kosmetik.
 Squalen dapat diperoleh dari minyak hati ikan
Hiu.
Cara memperoleh squalene

 Diisolasi dari fish oil atau fish liver oil.


Metode isolasi squalen dari minyak melalui
destilasi dan fraksinasi, dan supercritical
extracion. Perlakuan dgn enzym protease
utk melepaskan memisahkan minyak-
minyak utk selanjutnya dimurnikan.
Pemisahan yg efektif juga dpt dilakukan
dgn kromatografi.
CHITIN (KITIN)
 Chitin merupakan salah satu polimer alam
(biopolimer) disamping fikokoloid; chitin adalah
senyawa aminopolysaccharide yg terdapat
pada kulit, cangkang (exoskeleton) sejumlah
hewan invertebrata; seperti: crustaceans, ddg sel
dari fungi, serangga dan marin diatom.
 Chitin pertama kali diisolasi dari mushroom oleh
Henri Bradconnot, Perancis, 1811. Pada thn 1830
diisolasi dari insects dan diberi nama chitin. Nama
ini berasal dari chiton (Greek) yg berarti coat nail.
Struktur chitin

Chitin merupakan cationic polysaccharide


yg dibentuk dari unit-unit N-acetyl-D-
glucosamine (GlcNAc) yg berikatan ikatan
beta 1-4 glycan.
Struktur chitin: b(1-4)-N-acetyl-D-
glucosamine, atau b(1-4)-N-acetyl-2-amino-
2-deoxy-D-glucose.
Struktur Chitin
Sifat chitin

Bubuk ringan, warna putih kekuningan,


tidak larut dlm air, larut pada hampir
semua pelarut organik.
Chitin mengembang pada alkali
dingin dimana terjadi deacetylasi.
 Pemanfaatan chitin didasarkan pada
kemampuannya sbg: polyelectrolite, surface
properties, adanya reactive functional group, gel
forming ability, high adsorption capacity,
biodegradability, bacteriostatic, fungistatic, dan
antitumor activities.
Pemanfaatan Chitin
 Agriculture
 Biotechnology
 Chemistry
 Cosmetics,
 Dentistry
 Food product development
 Medicine
 textiles
Agriculture and biotechnology: chitin
berperan untuk retensi nutrisi dlm tanah; dpt
mengontrol pathogen dan pathogenic
nematodes. Sbg animal feed krn memiliki
efek merangsang pertumbuhan.
Biotechnology: immobilisasi berbagai
enzyme utk menghasilkan anggur, gula dll.
Ekstraksi chitin

 Secara garis besar isolasi chitin terdiri dari 3 tahap yi


demineralization, deproteinization, dan bleaching.
 Demineralization: bahan ditambah HCl encer. Karena
banyaknya kandungan mineral terutama calcium maka
pada tahap demineralisasi dapat diperoleh CaCl2 yg
dapat dimanfaatkan pula.
 Deproteinisasi dilakukan dgn NaOH atau KOH 10%
pada suhu 65-100oC selama 1-6jam.
 Sesudah perlakuan chitin dicuci dan dikeringkan.
Catatan: kondisi ekstraksi harus diperhatikan contohnya
demineralisasi yg drastis dgn asam dpt menyebabkan
deacetylasi chitin. Pada pembuangan protein dpt
terjadi depolimerisasi dan deacetylasi chitin.
Chitin.......

Karena permasalahan tsb maka


digunakan enzym proteolitic. Setelah
didemineralisasi, diberi perlakuan dgn
enzym pepsin, papain, trypsin, pronase,
atau alkali akan mencegah terbukanya
ikatan glikosidik pada chitin yg
kemungkinan terjadi selama alkali
treatment.
CHITOSAN

Chitosan adalah nama umum utk kelompok


de-N-acetylated chitins atau chitin yg
mengalami deacetylasi pada berbagai
tingkatan. Ditemukan oleh C. Rouget 1859;
namun penggunaan chitosan baru thn
1930an dan awal 1940an.
Chitosan: merupakan chitin yg mengalami
deacetylasi dan disusun dari glucosamine,
2-amino-2-deoxy-b-D-glucose atau dikenal
sbg (1-4)-2-amino-2-deoxy-(D-glucose).
STRUKTUR CHITOSAN
Pemanfaatan Chitosan
 Penggunaan di bidang nutrisi: Chitosan dan oligomernya
efektif menurunkan LDL. Chitosan mengurangi adsorpsi lipid
spt cholesterol, dan sterol lainnya. Karena dapat
menghambat adsorpsi lemak berperan sbg penangkap
lemak (fat scavengers) dlm saluran cerna dan membuang fat
dan cholesterol melalui ekskresi.
 Sebagai dietary fiber karena memenuhi syarat sbg dietary
fiber yi:
 Tidak dapat dicerna pada sal pernafasan atas (tractus) tetapi
dapat pada sal cerna lebih di bawah.
 Sifat: sangat viscous, mampu mengikat air.
 Fungsi utama sbg dietary fiber krn menurunkan adsorpsi lipid
dlm usus dan menurunkan berat badan.
 Mekanismenya: fat diikat oleh serat chitosan dan menjadi
massa yg besar yg tdk dapat diserap oleh tubuh dan
dikeluarkan
Chitosan utk farmasi

 Chitosan utk medical: haemodyalisis membran,


artificial skin, hemoperfusion columns, drug delivery
systems, hemostatic agent, anticoagulant.
 Topical skin ointment as a wound healing agent.
 Pemanfaatan lain: antimicrobial, antioxidant,
edible films,
Chitosan pd makanan

 Pemanfaatan sbg edible films, bila digunakan sbg


coating pd makanan termasuk buah dan sayur
dapat mengawetkan secara tdk langsung karena
sebagai barier dari udara juga kelembaban dan jg
krn aktivitas antimicrobial dari chitosan.
 Makanan yg mengandung PUFAs sensitif pd
oksidasi. Chitosan dan derivatnya dpt mengurangi
oksidasi lipid 50% tgt pd konsentrasi dan tipe
chitosan.
Ekstraksi chitosan

 Chitosan dihasilkan sbg hasil deacetylasi chitin


menggunakan 30-60%b/v NaOH atau KOH.
(Karakterisasi produk spt BM, panjang deacetylasi
tergantung pada cara perlakuan. Peningkatan
temperatur meningkatkan deacetylasi tetapi juga
dapat menyebabkan fragmentasi chitosan).
 Setelah deacetylasi dilakukan pengeringan
dihasilkan chitosan dlm btk jarum-jarum. dilarutkan
dalam asam acetat, represipitasi dgn alkali, dicuci,
dan dikeringkan.
GLUCOSAMINE

Glucosamin dapat diperoleh sbg hasil


hydrolysis chitosan, juga banyak ditemukan
pada makanan seperti: susu, telur, hati, ragi,
dan molase.
Glucosamin disintesa dalam tubuh dari L-
glutamin dan glucose.
Merupakan senyawa amino sugar.
Alpha-D-glucosamine
Manfaat Glucosamine

 Sebagai nutraceuticals utk mengurangi sakit


sendi dgn melindungi tlg rawan.
 Glucosamine sulfat efektif sbg pain killer pada
penyakit sendi.
 Menghambat inflamasi dan menstimulir
pertumbuhan sel-sel tulang rawan.
CHONDROITINE SULPHATE

 Chondroitin sulfat merupakan natural


heteropolysaccharide dan disusun dari sulfated
or unsulfated D-glucosamine acid (GLcA) dan N-
acetyl-D-galactosamine (GalNAc) dngn ikatan
b(1-3) dan b(1-4).
(Note: sbg layaknya natural product sbg suatu
hasil metabolisme susunan monomer dlm suatu
natural polimer ataupun senyawa lain tdk selalu
persis dmk juga CS).
Monomer penyusun chondroitin ada yg
tersulfatasi ada yg tidak tersulfatasi.
Umumnya OH pada atom C4 dan atom C6
dari N-acetylgalactosamine tersulfatasi.
Sulfatasi pd posisi yg berbeda memberi sifat
dan efektivitas yg berbeda dari CS.
Dikenal CS-A (dari Bovine trachea), CS-B,
dan CS-C (dari shark cartilage/tulang rawan
hiu);
Struktur CS
O

O S ONa
NaO O
C
NaO H2C
O
O O
HO O

OH NH

C
O
OH

 CS-A; R=SO3H R’=H


 CS-C; R=H R’=SO3H Chondroitin 6-sulfat
 Sumber chondroitin di alam ada beberapa tetapi
sumber utama sampai saat ini adalah tulang rawan
Hiu, tulang belakang, dan tulang kepala.
Manfaat CS
 CS memegang peranan penting dalam
mempertahankan elastisitas sendi dan terutama
terkait dgn protein utk pembentukan proteoglycan
(PGs). PGs dan CSs bersama dlm mengatur aktivitas
dlm sel utk treatment OA.
 Osteoarthritis (OA), rheumatoid arthritis, degeneratif
joint desease.
 OA----hands, knees, hips, feet, back
Ekstraksi Chondroitin

 Bahan (tlg kepala Hiu/tlg belakang/sirip)


dihaluskan, dicampur dengan lar Na2EDTA
dipanaskan pada suhu 70oC selama 2 jam.
 Ditambahkan papain larutan 3% (dalam buffer
fosfat pH 6,5) dipanasi 12 jam pd suhu 65oC lalu
disaring.
 Filtrat diendapkan dgn Etanol-NaOH
(mengandung NaOH 2 M), dienapkan 24 jam
lalu disaring.
 Endapan yg diperoleh adalah CS. Dikeringkan
pd suhu 60oC.
 Karakterisasi: BM dan struktur (FTIR).
Kombinasi Glucosamine dan CS

 Penggunaan keduanya dalam kombinasi krn


memilki efek sinergik.
 CS: sebagai antiarthritis dan anti joint inflammation,
serta anticancer. Melindungi tulang rawan dan
melenturkan.
 Glucosamine: menghambat inflamasi dan
menstimulir pertumbuhan sel-sel tulang rawan.
Collagen
Terdiri dari cincin peptide yang berikatan
satu sama lain dgn struktur helix berupa
repeating triplex (Glycine-X-Y)n; X dan Y
biasanya proline (Pro) atau hydroxyproline
(Hyp). Struktur dasar unit serat collagen
disebut tropocollagen.
BM sekitar 30kDa, panjang 280nm, diameter
1,4-1,5 nm.
Tropocollagen fibers----collagen fibers
Sumber collagen

 Land-based animals (bovine= sapi dan


porcine= babi)
 limbah industri pemrosesan makanan laut spt
sisa fille, tulang kepala, tulang belakang, dari
ikan Atlantic cod, kulit dari ikan ‘Black drum”.
Ekstraksi collagen

Bahan dicampur dgn aceton selama 12 jam pada


suhu kamar, utk membuang lipid.
Dekalsifikasi dilakukan dgn HCl 0,6M pada suhu
kamar selama 24 jam.
Supernatant ditambah enzym b subtilis protease pd
pH 8 selama 1 jam pd suhu 60oC.
Disaring dan di liofilisasi.
Larutan kemudian difraksinasi dgn ultrafiltrasi utk
memisahkan collagen peptides.
Sifat Collagen
 Collagen mengembang dalam air tapi tdk larut.
 Dapt terhydrolisa oleh collagenase (berasal dari
mammals berupa metal proteinase).
 Bila collagen dipanaskan pada suhu tertentu (Ts)
terjadi shrinking (penyusutan/pengkerutan); Ts
berbeda-beda untuk tiap collagen. Pada
pemanasan yg tinggi merusak ikatan triple helix,
membentuk random coils, terbentuk Gelatin.
Pemanfaatan collagen
 Dimanfaatkan dalam bidang farmasi, kosmetik dan
functional food.
Gelatin
 Gelatin dapat diperoleh dari pemanasan
yg tinggi collagen dimana ikatan triple
helix, membentuk random coils, terbentuk
Gelatin.
Penutup

Bahan alam (sumber daya alam), hayati, nirhayati,


darat dan laut merupakan sumber daya potensial
untuk menghasilkan berbagai bahan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan, functional
food, nutraceuticals, obat, dan kosmetik.
Peluang penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan bahan alam sangat luas dan
terbuka lebar ke depan apalagi dgn dukungan
IPTEK yang terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai