Anda di halaman 1dari 40

1.

Karbohidrat
Karbohidrat adalah biomolekul yang sangat berlimpah di bumi.
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman
dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat
yang dihasilkan adalah klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan
oksigen (O2) yang lepas di udara.

Sinar matahari

klorofil

6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2

Skema Fotosintesis

Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang


mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan
energi. Sebagian dari gula sederhana inmi kemudian mengalami polimerisasi dan
membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati
dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa
yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik Polisakarida nonpati membentuk
struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip
pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik.

Karbohidrat memiliki rumus empiris (CH2O)n, beberapa juga mengandung


nitrogen, fosfor, ataupun sulfur. pada karbohidrat terdapat gugus fungsional yaitu
aldehid dan keton, berdasarkan gugus fungsi utama, karbohidrat di klasifikasikan
menjadi 2, yaitu :
a) Aldosa : aldosa adalah karbohidrat yang memiliki gugus fungsi aldehid
b) Ketosa : ketosa adalah karbohidrat yang memilki gugus fungsi keton

Proyeksi Fischer Aldosa Proyeksi Fischer Ketosa

Karbohidrat di klasifikasikan menjadi 3 subtipe, yaitu :

 Monosakarida
 Oligosakarida
 Polisakarida

a. Monosakarida

Monosakarida atau gula sederhana, mengandung sebuah kesatuan


polihidroksi aldehid atau keton. Monosakarida yang paling berlimpah di alam
adalah D-glukosa, atau biasa disebut dextrosa. Monosakarida yang lebih dari 4
karbon cenderung memiliki struktur siklik. Yang termasuk monosakarida yaitu :
Glukosa, Galaktosa, Ribosa dan Fruktosa.

Glukosa

Glukosa adalah monosakarida yang paling berlimpah di alam, di


kenal juga sebagai dekstrosa, karena mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan. Glukosa merupakan aldoheksosa yang dapat larut
dalam air, glukosa berfungsi sebagai gula pereduksi yang bersifat tidak
mudah meleleh dan tidak higroskopis. Glukosa banyak terdapat pada gula
merah, buah anggur, madu, serum darah binatang, dan air seni penderita
diabetes melitus.

Proyeksi Fischer D-glukosa Proyeksi Howarth D-glukosa

Galaktosa

Galaktosa tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, galaktosa


merupakan monosakarida yang dihasilkan dari proses hidrólisis gula
dalam susu (laktosa). Galaktosa mempunyai rasa kurang manis dan
bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan glukosa. D-
galaktosa mempunyai sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes dan
Barfoed, membentuk osazon yang berbeda dengan dua monosakarida
sebelumnya (glukosa dan fruktosa), dengan reagen floroglusinol memberi
warna merah, dan dengan HNO3 membentuk asam musat (Harper et al,
1979).
CHO

H C OH

H C OH

H C OH

H C OH

CH2OH
Proyeksi fischer D-galaktosa Proyeksi Howarth D-galaktosa

Ribosa

Ribosa termasuk pada pentosa yakni merupakan senyawa


aldopentosa, senyawa ini tidak terdapat di alam dalam keadaan bebas. D-
Ribosa berasal dari asam Nukleat yang di hidrólisis. Kegunaannya unsur
pembentuk asam Nukleat dan Koenzim. Reaksinya akan mereduksi
Benedict, Feling, Barfoed, Haynes, dan membentuk Osazon dengan
Fenilhidrazin.

CHO

H C OH

H C OH

H C OH

CH2OH

Proyeksi fischer D-ribosa Proyeksi Howarth D-ribosa


Fruktosa

Fruktosa dikenal sebagai levoluso, karena merupakan suatu


ketoheksosa yang bersifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri. Fruktosa
adalah gula yang paling manis dari semua jenis gula, terdapat pada buah-
buahan, sayuran, madu. Dan banyak digunakan dalam pembuatan
minuman (soft drink), sirop. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa
dengan menggunakan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3
dihidroksi benzene) dalam asam HCl. D-fruktosa mempunyai sifat
mereduksi reagen Benedict, Haynes, Barfoed (gula pereduksi),
membentuk osazon dengan fenilhidrazina yang identik dengan osazon
glukosa, difermentasi oleh ragi dan berwarna merah ceri dengan reagen
Seliwanoff resorsinol-HCl (Harper et al, 1979).

CH2OH

C O

H C OH

H C OH

H C OH

CH2OH

Proyeksi Fischer D-fruktosa Proyeksi haworth D-fruktosa

b. Oligosakarida

Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri


atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan
satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang
lain adalah trisakarida, yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan
tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida
yang paling banyak terdapat di alam ialah disakarida. Oligosakarida merupakan
gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2 (dua)
sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida. yang disatukan oleh ikatan
glikosidik, yakni ikatan antara monosakarida dengan monosakarida sehingga
membentuk oligosakarida. Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan
dari proses hidrolisis polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara
alami terdapat di alam. Oligosakarida yang terdapat di alam adalah bentuk
disakarida seperti Maltosa, Laktosa dan Sukrosa.

Sukrosa

Sukrosa dikenal sebagai gula pasir, merupakan gula tebu atau gula
yang berasal dari buah bit. Sukrosa terdapat di dalam gula aren, gula
kelapa, madu, nanas, wortel. Sukrosa akan menghasilakn glukosa dan
fruktosa jika dihidrolisis dengan bantuan enzim sukrose. Sukrosa tidak
berfungsi sebagai gula pereduksi.

D-glukosa D-fruktosa
Maltosa

Maltosa merupakan disakarida yang terdiri atas 2 molekul glukosa,


hasil hidrólisis maltosa ialah 2 molekul glukosa, sedangkan maltosa adalah
hasil dari hidrólisis antara amilum dengan asam maupun enzim, bersifat
sebagai gula pereduksi, mudah larut dalam air, serta mempunyai rasa lebih
manis daripada laktosa, tetapi kurang manis dibanding sukrosa. Maltosa
secara alami terdapat dalam tepung terigu.

CH2OH CH2OH

O O
OH OH
H H

OH H OH H
H O H

H OH H OH

D-glukosa D-glukosa

Laktosa

Laktosa merupakan disakarida yang terdiri atas glukosa dan


galaktosa, hidrólisis laktosa dengan enzim galaktosa akan menghasilkan
monosakarisa berupa galaktosa dan glukosa. Dikenal sebagai gula susu,
karena terdapat dalam susu sapi dan ASI. Didalam tubuh laktosa dicerna
dengan bantuan enzim laktose, dan bersifat kurang manis.
CH2OH CH2OH

O O
OH H H
H H
O
OH H OH H
H H OH

H OH H OH

D-galaktosa D-glukosa

c. Polisakarida

. Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul yang besar dan lebih


kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas
banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa
ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting antara lain
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.

Pati atau Amilum

Pati adalah Zat tepung atau amilum, pati dipisahkan menjadi 2


fraksi utama berdasarkan kelarutan bila dibubur dengan air panas, yakni
20% amilosa dan 80% amilopektin. Zat pati banyak terdapat pada gandum,
ubi kayu, sagu, beras, jagung, dan biji-bijian. Pati berfungsi sebagai
makanan cadangan bagi tumbuhan, beberapa jenis pati dan amilopektin
banyak di gunakan dalam industria kapsul, obat, jeli, dan gula-gula. Sifat-
sifat pati :

- sedikit larut dalam air dingin, namun jika dipanaskan dengan


air, butir-butir pati tersebut berkembang menjadi gel (kanji)
- daya reduksinya sangat kecil
- mudah di hidrólisis dengan asam-asam encer maupun enzim-
enzim amilase, menghasilkan glukosa.
- Jika di uji dengan larutan iodin akan memberikan warna biru,
warna biru tersebut akan hilang pada pemanasan 70ºC dan akan
muncul kembali apabila di dinginkan.

Glikogen
Glikogen merupakan polisakarida yang banyak terdapat dalam
hewan dan manusia, serta sebagian kecil tumbuhan. Dalam tubuh,
berfungsi sebagai cadangan energi yang pembentukkannya di atur oleh
hormon insulin. Jika kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin akan
merangsang hati untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi
glukogen. Sifat sifat glikogen :
- Mudah larut dalam air panas
- Larutannya dapat mereduksi larutan fehling
- Bersifat optis aktif di kanan
- Hidrolisis dengan asam-asam encer menghasilkan glukosa
- Hidrolisis dengan amilosa menghasilkan maltose
Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil yang dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin
adalah hasil antara proses hidrolisis amilum sebelum terbentuk maltose.

Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel.
Selulosa (C6H10O5), adalah polisakarida yang merupakan pembentuk sel-sel
kayu hampir 50%. Kertas saring dan kapas hampir merupakan selulosa yang
murni.

Uji karbohidrat

a) Uji Fehling : menunjukkan adanya gugus aldehid , ditunjukkan


dengan perubahan warna endapan merah bata.

b) Uji Benedict : menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi,


ditunjukkan dengan perubahan warna merah bata

c) Uji Tollens : menunjukkan adanya gugus aldehid (dengan cara


oksidasi), di tunjukkan dengan perubahan warna cermin perak

d) Uji Iodium : terdapat 2 perubahan warna pada uji iodium yakni


warna biru dan ungu atau merah lembayung. Warna ungu
menunjukkkan bahwa karbohidrat mengandung amilopektin
sedangkan warna biru menunjukkan bahwa karbohidrat mengandung
amilum.

e) Uji Molisch : dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat, reaksinya


di tunjukkan dengan cincin merah ungu
f) Uji Seliwanoff : untuk menguji keton, reaksinya ditunjukkan
dengan larutan merah.

g) Uji Barfoed : untuk menguji monosakarida, reaksinya


ditunjukkan dengan endapan merah bata.

2. Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau
subunit enzim. Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P). Protein mempunyai
sifat-sifat, dan Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :

a. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.


b. Jumlah tiap macam asam amino itu.
c. Susunan asam amino dalam tiap molekul protein
(Sediaoetama, 1991).

Adapun sifat-sifat protein adalah :

 Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan
ion negatif.

 Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya
berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam
tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.

 Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam
zat cair yang mengalir.
 Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.

 Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.

Jenis – Jenis Protein :


 Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang
dan ikatan tisu.

 Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada


serangan penyakit.

 Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.

 Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.

 Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.

 Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.

 Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.

 Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.

Sumber Protein
Pengelompokan Protein dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu :

A. Protein Hewani : Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.

Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.

B. Protein Nabati : Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.

Contohnya : suku polong – polongan, kentang, tempe, tahu, dll.


Klasifikasi Protein
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:

1. Berdasarkan Struktur Molekulnya

Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai
macam struktur khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh
asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai
melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida.
Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang
bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener :

 Struktur Primer

Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino


yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata
dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan
antara gugus α–amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan
ikatan peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur
ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet &
Judith, 2009).

 Struktur Sekunder

Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh


ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang
polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated.
Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat
secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil


pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada
suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida
(Murray et al, 2009). Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan
hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida.
 Struktur Tersier

Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di
atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari
ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini
merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar
struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan
hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini,
ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat
hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan
dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan
berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray
et al, 2009; Lehninger et al, 2004).

 Struktur Kuartener

Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam


ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur
tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang
berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi
elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering
disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-
unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut
dengan protein tetramerik (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).

2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik

 Protein globular

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat


rapat) membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin,
protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol. Molekul yang
berbentuk bulat/lonjong. Rantai polipeptida lipatan dan berbelit.

a. Albumin

Terdapat dalam telur, serum darah. Mudah larut dalam air, muda
dikoagulasi bila dipanaskan, dapat diendapkan dengan
penambahan (NH4)2 SO4 jenuh.
b. Globulin

Terdapat dalam protein hewani, nabati, terdiri atas glisin yang


terkandung di dalamnya dan mudah larut dalam garam netral
(Nacl). Dapat dikoagulasi dengan panas dan dapat diendapkan
dengan (NH4)2 SO4 jenuh. Ovoglobulin dalam kuning telur
diekstraksi dengan larutan Nacl 5-10% dan diendapkan.

c. Histon
Larut dalam air, asam, alkali, garam.

 Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang


tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung.
Misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba.
Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol. Molekul
bentuk fiber (serat) yang panjang/spiral panjang yang terikat satu dengan
yang lain. Banyak terdapat dalam protein hewan, dan tahan terhadap
enzim proteolitik.

a. Kolagen

Merupakan protein jaringan tubuh, tidak larut dalam air, tahan


terhadap pemecahan enzim. Bila dipanaskan dalam air
mendidih/asam encer/alkali encer akan menjadi gelatin yang lebih
mudah larut dalam air dan mudah dipecah enzim. Kurang lebih
30% dari protein total dalam hewan mamalia adalah kolagen.
Kolagen mengandung hidroksi prolin, hidroksi lisin. Tidak terdapat
unsur S, sehingga tidak mempunyai sistein, sistin, triptofan.

b. Elastin

Adalah protein yang terdapat dalam urat darah, jaringan elastis


(jaringan penghubung).

c. Keratin

Adalah protein yang terdapat dalam rambut, kuku, bulu. Banyak


mengandung belerang (sistin) sekitar 14%.
Protein konjugasi

Protein konjugasi merupakan senyawa protein yang mengikat (terikat


dengan) molekul lain yang bukan protein. Protein konjugasi terdiri atas :

Nukleoprotein : merupakan protein yang terikat pada asam nukleat,


terdapat pada inti sel dan kecambah biji-bijian.

Glikoprotein : merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat,


terdapat pada musin kelenjar ludah, hati dan tendon.

Posfoprotein : merupakan protein yang berikatan dengan fosfat yang


mengandung lesitin, terdapat pada susu atau kuning telur.

Lipoprotein : merupakan protein yang terikat pada lipid (lemak),


misalnya serum darah, kuning telur atau susu.

Kromoprotein : merupakan protein yang mengikat pigmen atau ion logam,


misalnya hemoglobin.

Uji Protein

1. Uji Biuret

Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan larutan CuSO4
1%. Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah dengan 0,1 mL larutan NaOH dan 2
tetes CuSO4. Suatu bahan akan menunjukan warna ungu atau merah muda jika
mengandung ikatan peptida (protein).

2. Uji Timbal (II) asetat

Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan kertas saring yang
dibasahi larutan Pb(CH3COO)2. Sebanyak 2 mL sampel yang mengandung protein
ditambah dengan NaOH kemudian dipanaskan pada penangas air. Uap yang
terjadi diuji dengan kertas timbal (II) asetat. Jika terbentuk warna hitam pada
kertas tersebut, berarti proteinnya mengandung belerang. Warna hitam
menunjukan bahwa S organik dirubah menjadi Na2S, yang kemudian bereaksi
dengan Pb(CH3COO)2 membentuk PbS yang berwarna hitam.
3. Uji Xantoproteat

Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat atau asam asetat pekat,
dan dapat juga asam sulfat pekat. Sebanyak 3 mL larutan sampel yang
mengandung protein ditambah dengan 2 mL HNO3 pekat dan dipanaskan pada
penangas air. Jika sudah dingin, ditambahkan NH3 atau NaOH. Jika ditambahkan
NH3 akan berwarna kuning dan jika ditambahkan NaOH akan berwarna jingga.
Uji Xantoproteat digunakan untuk menunjukan adanya cincin benzen pada
protein.

4.Uji Ninhidrin

Berdasarkan pembentukan senyawa aldehid biru. Uji Ninhidrin digunakan


untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang di uji. Uji ninhidrin
berlaku untuk semua asam amino. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina
dalam molekul asam amino

Asam Amino

Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer


yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas suatu asam amino.
Asam Amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
Karboksil (-COOH) yang bersifat Asam dan Amina (biasanya –NH2) yang
bersifat Basa.

Asam amino digolongkan menjadi 2 berdasarkan pembentukkannya


didalam tubuh, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.

Asam Amino Essential

Adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan
berasal dari makanan yang kita makan. Asam Amino yang termasuk dalam
asam amino essential adalah : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin,
Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
Leusin Isoleusin

Valin Lisin

Triptophan Metionin
Asam Amino Nonessential

Adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang
berasal dari tubuh. Asam Amino yang termasuk dalam asam amino
nonessential adalah : Alanin, Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine,
Asam glutamat, Glutamine, Glycine, Proline, Serine, Tyrosine,
Hydroxylysine, Hydroxyproline.

Asam aspartat Glisin

Alanin Serin

Sifat Asam Amino

1. Bersifat Amfoter
2. Bersifat optis aktif kecuali glisin
3. Dalam air membentuk zwitter ion
4. Larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut organic
5. Bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan gan N2
6. Gugus karboksil dari asam amino dapat bereaksi dengan alcohol
dalam suasana asam membentuk ester.

Fungsi Asam Amino

1. Membentuk protein yang dibutuhkan.

2. Membentuk glukosa.

3. Membentuk badan-badan keton, dll

4. Menghasilkan energi.

5. Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).

Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :

1. Struktur basa nitrogen DNA dan RNA.

2. Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.

3. Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.

4. Hormon dan fosfolipid.

Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan


sebagai sumber energi jika nitrogen dilepas.

3. Lemak
Lemak merupakan salah satu zat yang di butuhkan tubuh, jika di
bandingkan dengan karbohidrat, lemak menghasilkan energy lebih besar. Lemak
juga memiliki fungsi dalam menyelimuti setiap sel saraf, sehingga saraf dapat
menghantarkan pesan dengan lebih cepat dan baik. Selain itu, lemak juga berperan
penting dalam memelihara kulit, rambut, dan berbagai organ penting dalam tubuh
seperti ginjal, liver, organ reproduksi, serta menjaga badan tetap hangat.
Struktur umum molekul lemak

Lemak terbagi menjadi 2 macam, yaitu :

 Lemak jenuh

Lemak jenuh sangat dikenal sebagai peningkat kolesterol LDL,


Lemak jenuh memiliki struktur kimia yang sepenuhnya dengan atom
hydrogen dan tidak mengandung 2 rantai ikatan antara atom-atom C.
Lemak jenuh sangat sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari
contohnya pada nugget dan sosis. Contoh lain dari lemah jenuh ialah asam
butirat, asam palmitat, dan asam stearat.

Asam Butirat = Contoh asam butirat adalah lemak susu


Asam Palmitat = Contoh asam palmitat adalah lemak hewani dan nabati

Asam Stearat = Contoh asam stearat adalah lemak hewani dan nabati

 Lemak tak jenuh

Lemak tak jenuh juga dikatakan sebgai lemak yang baik untuk
tubuh, lemak tak jenuh berbentuk cair dalam suhu kamar dan mempunyai
struktur ikatan kimia yang berisi 2 rantai ikatan. Lemak tak jenuh dapat
menurunkan kolesterol LDL dan dapat meningkatkan kolesterol HDL.

Sifat fisika dan kimia lemak

Sifat fisika

- Pada suhu kamar lemak hewani berbentuk padat, sedangkan


lemak nabati berbentuk cair.
- Titik lebur lemak jenuh tinggi, sedangkan lemak tak jenuh
rendah
- Rantai lemak yang panjang tidak larut dalam air, sedangkan yg
pendek larut
- Larut dalam kloroform dan benzene
Sifat kimia
- Esterifikasi
- Hidrolisis
- Penyabunan
- Hidrogenasi
- Oksidasi

Degradasi lemak

Jaringan menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali
menjadi lipid atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam
lemak intensif khususnya di dalam sel hati (hepatocytes). Oksidasi beta adalah
proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di dalam mitokondria dan/atau
di dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-KoA. Asam lemak dalam
sitoplasma diaktifkan dengan mengikatkannya pada koenzim A, kemudian dengan
sistem transport karnitin masuk ke mitokondria untuk di degradasi menjadi asetil-
KoA melalui proses ß-oksidasi. Jika produksi asetil-KoA melebihi kebutuhan
energi sel hepatosit akan diubah menjadi keton bodi untuk mensuplai energi pada
jaringan lain. Hal ini terjadi jika suplai asam lemak dalam plasma darah tinggi,
misal dalam kondisi kelaparan atau diabetes mellitus

Sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama,
tetapi tidak serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan
berkarbon dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu
setelah langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk membentuk
asam keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis.

Asetil-KoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO2, dan H2O


menggunakan daur asam sitrat dan rantai pengangkutan elektron. Energi yang
diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP. Asam
lemak rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk
degradasi.

Fungsi Lemak

Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia umumnya


berbeda-beda tetapi umumnya berkisar antara 0,5-1gram lemak per 1kg berat
badan per hari.Orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin dan orang yang
bekerja berat membutuhkan lemak lebih banyak.Di dalam tubuh kita,lemak
memppunyai beberapa fungsi penting,diantaranya adalah:

 Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah


 Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K
 Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital(antara lain jantung dan
lambung),yaitu sebagai bantalan lemak
 Sebagai penghasil energi tertingggi
 Penahan rasa lapar,karena adanya lemak akan memperlambat
pencernaan.Bila pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula
timbulnya rasa lapar.
 Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
 sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin(khususnya
untuk sterol)

Metabolisme lemak

Metabolisme lemak merupakan proses tubuh untuk menhasilkan energy


dari asupan lemak setelah masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. Dalam
metabolisme lemak menjadi energy kita membutuhkan bantuan glukosa dari
karbohidrat. Karena itulah, tubuh kita cenderung menuntut makanan yang manis-
manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. Lemak dalam tubuh kita
akan masuk ke dalam proses metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida.

Dalam bentuk trigliserida, lemak disintesis menjadi asam lemak dan


gliserol, seperti yang di jelaskan pada gambar di bawah. Asam lemak dan gliserol
ini lah yang masuk ke dalam proses metabolisme energi.

Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan glukosa untuk


memasuki siklus krebs atau biasanya di kenal dengan TCA. Dengan memasuki
siklus ini gliserol dan asam lemak dapat di ubah menjadi energi.

Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari pecahan 2-carbon,
karena itu sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari asam lemak begitupun
dengan gliserol, karena gliserol hanya merupakan 5% dari lemak. Dengan
demikian sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak. Karena tubuh
tidak dapat membentuk glukosa dari lemak maka organ tubuh tertentu seperti
sistem saraf tidak dapat mendapat energy dari lemak, dan karena hal itu pula
proses pembakaran lemak tubuh membutuhkan proses yang panjang, salah
satunya harus membutuhkan bantuan glukosa.

4. Gliserol
Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil
yang bersifat hidrofilik dan higroskopik, gliserol merupakan komponen yang
menyusun berbagai macam lipid, termasuk trigliserida.

Struktur gliserol

Gliserol adalah sebuah komponen utama dari semua lemak dan minyak,
dalam bentuk ester yang di sebut gliserida. Molekul trigliserida terdiri dari suatu
molekul gliserol dikombinasikan dengan tiga molekul asam lemak. Gliserol
ditemukan untuk memiliki berbagai macam kegunaan dalam pembuatan berbagai
produk dalam negeri, industri, dan farmasi. Saat ini, nama gliserol mengacu pada
senyawa kimia murni dan komersial juga di kenal sebagai gliserin.

Gliserol atau propana – 1,2,3-triol dalam bentuk murni adalah bening,


tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental manis. Larut dalam air dan alcohol,
serta sedikit larut dalam pelarut umum, seperti eter dan dioksan, dan tidak larut
dalam hidrokarbon.

Pada suhu rendah, gliserol kadang-kadang membentuk Kristal yang


cenderung meleleh pada 17,9ºC. Gliserol cair mendidih pada 290 ºC di bawah
tekanan atmosfer normal. Berat jenis 1,26 dan berat molekul 92,09.

Gliserol tersebar luas di semua organisme hidup sebagai konstituen dari


gliserida. Hal ini di gunakan sebagai antibeku molekul oleh organisme tertentu.

Gliserin adalah cairan kental netral yang membeku untuk pasta bergetah
dan yang berasa manis. Tidak berwarna dan memiliki titik didih tinggi 290 ºC.
Gliserin juga sangat viscuous : memiliki tebal, konsistensi lengket antara padat
dan cair. Inilah sebabnya mengapa gliserin dalam bentuk murni adalah manis,
bergertah jenis bentuk tebal di mana itu tidak mengalir dengan mudah.

Penggunaan medis

Dalam bentuk suposuporia rectal gliserol mengurangi sembelit


dengan pelunakan tinja yang keras, gliserol digunakan dalam krim
pelembab untuk membantu mencegah kekeringan dan retak kulit.

Manfaat gliserol bagi tubuh

Gliserol mengacu pada cairan manis yang tidak memiliki bau atau
warna tetapi memiliki rasa manis. Secara teknis, gliserol adalah gula
alcohol rasanya 60% seperti sukrosa dan mengandung 4,32 kal/gr. Sebuah
protein tinggi biasanya memiliki 18 sampai 25 gr gliserol. Ketika gliserol
di konsumsi dalam tingkat tinggi, menyebabkan diare atau sakit perut.
Idealnya orang tidak boleh mengkonsumsi melebihi 100 gr kandungan
gliserol dalam sehari. Gliserol tidak dilihat sebagai karbohidrat karena
berasal dari lemak dan minyak. Hal ini biasanya di gunakan untuk
melestarikan kelembapan udara, sesuatu yang tidak dilakukan oleh
karbohidrat. Mengonsumsi gliserol oral dapat menyebabkan dehidrasi hal
ini karena gliserol tidak memiliki kemampuan melekat ke air dan di
kotakan menyerap banyk kelembapan yang dapat memfasilitasi
pertumbuhan jamur, kecuali antiseptik dan agen pelembut. Di tambahkan
kemapuannya untuk menahan air berguna dalam mejaga kelembutan.

Fungsi Gliserol

Karena trigliserida adalah senyawa sabun, gliserol berguna dalam


membuat sabun. Selain itu, banyak juga digunakan dalam farmasi sebagai
agen pengikat tablet untuk memberikan pelumasan dan sebagai pencahar.
Gliserol merupakan obat untuk luka bakar, gigitan, psiotiaris.

Gliserol adalah humektan. Oleh karena itu, ia di gunakan dalam


pelembab. Gliserol digunakan dalam sehari-hari sebagai bahan, seperti
pasta gigi, krim cukur, produk perawatan rambut, obat kumur, dll. Juga
digunakan dalam industri makanan sebagai pemanis dan pelarut serta
mengawetkan makanan.

5. Metabolisme
Metabolisme adalah rangkaian proses reaksi kimia yang terjadi dalam sel
dengan melibatkan enzim sebagai biokatalisator. Metabolisme itu seperti
keseimbangan dalam tubuh antara reaksi membangun (anabolisme) dan
membongkar (katabolisme) untuk mendapatkan energi.

Kita memakan karbohidrat yang kemudian dipecah menjadi glukosa. Lalu


di ubah menjadi asam piruvat dan di ubah lagi menjadi molekul yang penting
yang seperti pukat dari pembentukan energy yaitu asetil-KoA.

Asetil-KoA berputar seperti siklus yang dinamakan siklus krebs. Siklus


krebs diawali oleh reaksi Asetil-KoA dengan asam oksaloasetat membentuk asam
sitrat. Dalam siklus krebs, di butuhkan O2 untuk oksidasi dan dilepaskan CO2 dan
H2O.

Reaksi selanjutnya dinamakan sistem transfor electron untuk membentuk


ATP atau disebut juga energy. STE yaitu pengangkutan electron melalui
rangkaian molekul penangkap electron yang menghasilkan ATP samapi pada
akhirnya electron terakhir ditangkap oleh O2.

Protein diubah menjadi asam amino dalam tubuh. Asam amino diperlukan
untuk membentuk otot ataupun jaringan asam amino dapat di ubah menjadi asam
piruvat atau asetil-KoA sesuai dengan reaksi yang diperlukan dan sesuai jenis
asam aminonya. Ketika asam amino bertransisi, amino terbentuk dan dibuang
menjadi urin.

Lemak terdiri dari asam lemak dan gliserol. Lemak di simpan dalam tubuh
sebagai jaringan adipose, saat tubuh memerlukan energy gliserol di ubah menjadi
piruvat, sementara asam lemak menjadi asetil-KoA.

Hormon-hormon yang diperlukan untuk katabolisme yaitu glucagon,


epinefrin, glukokortikoid, tiroksin, dan GH. Sementara hormon-hormon untuk
anabolisme yaitu insulin, hormone seks, tiroksin, dan GH.
SIKLUS METABOLISME

METABOLISME

Anabolisme Katabolisme

Membangun, Membongkar,
membutuhkan menghasilkan
energi Karbohidrat energi

Glikogen
Protein
Glukosa
Lemak
A.Amino

Piruvat
Gliserol +
Asam Lemak

Asetil-KoA
ASAM SITRAT

ASAM OKSALOASETAT

SIKLUS ASAM SITOSITRAT

ASAM MALAT
KREBS
ASAM a-KETOGLUTARAT

ASAM FUMARAT
SUKSINIK KoA

ASAM SUKISINAT
Anabolisme

Anabolisme adalah reaksi metabolisme yang merupakan proses


pembentuk molekul kompleks dari molekul-molekul sederhana di dalam sel.
Dalam penyusunan senyawa kimia tersebut di butuhkan energi. Jika energi berasal
dari sinar matahari akan digunakan untuk proses fotosintesis, sedangkan energy
yang berasal dari senyawa kimia digunakan untuk proses kemosintesis.

Fotosintesis

Reaksi umum fotosintesis :

cahaya matahari
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
klorofil

Berlangsung di kloroplas dan terjadi menjadi 2 tahap, yaitu :

- Reaksi Terang : reaksi terang terjadi di membrane grana, pada reaksi


terang terjadi penangkapan energy cahaya oleh fotosistem dalam
kloroplas untuk di ubah menjadi ATP & NaDPH2 yang selanjutnya
digunakan untuk menyintesis glukosa pada reaksi gelap. Reaksi terang
menghasilkan O2. Ada 2 fotosistem yaitu fotosistem 1 (P700) &
fotosistem II (P680), fotosistem I bersifat siklik dan fotosistem II bersifat
non-siklik.

- Reaksi Gelap : reaksi gelap biasa disebut siklus calvin-bonson, reaksi ini
terjadi di stroma, reaksi ini merupakan rangkaian reaksi penggunaan ATP
& NaDPH dari reaksi terang untuk sintesis glukosa. Reaksi ini tidak
membutuhkan cahaya.

Rangkaian siklus calvin secara ringkas, yaitu :

- fiksasi O2 oleh molekul RuBp yang membentuk 2 molekul asam fosfogliseral


(PGA).

- reduksi RGA menjadi PGAL (fosfogliseraldehid) dengan menggunakan energy


ATP & NaDPH2

Setelah berlangsung 6 pembentukan siklus PGAL, maka akan dihasilkan 12


PGAL. 2 PGAL kemudian digunakan untuk membentuk glukosa dengan 6 atom C
& 10 molekul PGAL digunakan untuk membentuk kembali molekul RuBp.
Kemosintesis

Kemosintesis adalah reaksi pembentukan molekul kompleks dari molekul


sederhana dengan menggunakan energy yang berasal dari oksidasi senyawa kimia.
Beberapa contoh pengoksidasi beberapa bakteri untuk memperoleh energi kimia :

- Bakteri belerang ( thiobacillus)

2H2S + O2 2H2O + 2S + Energi

Selanjutnya energy tersebut digunakan untuk fiksasi CO2 :

CO2 + 2H2S CH2O + 2S + 2H2O

- Bakteri nitrit ( nitrosomonas & nitrococeus )

(NH4)2 CO3 + 3O2 2HNO3 + CO2 + 3H2O + ATP

- Bakteri nitrat ( nitrobacter )

Ca(NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi

- Bakteri besi ( ferobacillus )

Fe2+ Fe3+ + Energi

6. Mengapa ragi bisa membuat roti mengembang ?


Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air yang di
fermentasikan dengan ragi. Ragi adalah penyebab mengapa roti bisa
mengembang. Ragi adalah sejenis jamur yang disebut saccaromyces
cerevisiae. Ragi tidak terlalu stabil sehingga memerlukan pendinginan. Ragi
yang di jual umumnya berbentuk kering atau bubuk dan merupakan sel
saccaromyces cerevisiae yang perlu diaktifkan sebelum di gunakan.

Pengaktifan bisa dilakukan dengan menambahkan air hangat pada adonan


roti. Saat aktif, jamur ragi mulai menguraikan gula yang terdapat pada adonan.
Proses penguraian itu tidak berlangsung lama karena dalam beberapa jam ragi
akan mati terutama jika terekspos langsung dengan udara. Saat mencerna gula,
ragi juga melepaskan CO2 dan sejumlah kecil alcohol. Gas ini terjebak dalam
adonan, sehingga saat di oven roti menjadi mengembang dengan baik.
Kadang-kadang ragi kering yang mengandung sel ragi keburu mati
sebelum digunakan. Untuk itu ada baiknya untuk menguji ragi keburu mati
sebelum di gunakan. Masukkan ragi kering ke dalam air hangat ( bukan air
panas) ketika gelembung air mulai muncul, maka ragi telah aktif dan dapat
digunakan.

7. USG ( Ultrasonography )

Asal usul USG


- Masa Awal -

Penggunaan aplikasi mesin USG di dunia medis dimulai ketika manusia


mulai mengukur jarak menggunakan gelombang suara bawah air. SONAR
sebenarnya singkatan dari Sound Navigation and Ranging ( navigasi suara dan
jangkuan ) sonar medis juga di anggap sebagai scanner USG.

Pada tahun 1926, Dr.Jean Daniel Colladon dari swiss berhasil


menggunakan sebuah lonceng bawah air untuk mengetahui kecepatan suara di
danau jenewa. Selama akhir tahun 1800-an, fisikawan mulai mengidentifikasi
fisik fundamental dari gelombang suara, refraksi progansi, dan tranmisi. Lord
Rayleigh dari inggris, menerbitkan “the theory of sound” ( teori suara) pada tahun
1877, Lazzarus spallanzi dari italia di anggap berjasa karena menemukan USG
pada tahun 1794, ketika ia menunjukkan bagaimana kelewawar secara akurat
dapat terbang dalam gelap menggunakan ECHO refleksi dari suara tak terdengar
di frekuensi tinggi. Francis galton menciptakan getaran suara frekuensi sangat
tinggi pada tahun 1876, yang mampu didengar telinga manusia, melalui whistle
galton.

- Terobosan –

Pada tahun 1880, pierre curie dan Jacques curie dari perancis menemukan
efek piezo-listrik. Mereka menemukan bahwa USG bisa menghasilkan dan di
terima dalam frekuensi megahertz. Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan
untuk eksplorasi bawah air dan navigasi penemuan diode dan triode di tahun
1900-an juga mendorong perkembangan USG, lahirlah hidrofon, dengan
menggunakan tranduser & menggunakan Kristal kuarsa yang di temukan oleh
curie bersaudara.

Dr.Karl Theodore dussik dari Austria menyelidiki USG transmisi di otak


pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya ultrasonic medis. Dr.Ian Donald
bersama rekan lain dari glasslow telah berjasa melakukan banyak hal dalam
pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah
menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktis medis ini.
Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar greyscale
dan birstable. Doppler USG dikembangkan dengan mengkombinasikan pindah
duplek. Dan pindai berwarna, bahkan sekarang aliran darah melalui pembuluh
tubuh dapat di lihat. Pencintraan 30 atau 40 juga sekarang tersedia yang di mulai
dengan penciptaan microship pada tahun 1970.

Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, yang penggunaan
masing-masing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu
di periksa. Semua relatif aman, nyaman, dan terjangkau untuk digunakan
semuanya juga memiliki resiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan
persiapan apapun oleh pasien, prosedurnya juga non-invasit dan tidak
menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan
normal setelah pengujuan. Ada kemungkinan diperlukan lebih dari satu kali
pemindaian, tergantung pada kejelasan gambar.

Pengertian USG

USG adalah ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip


dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat di
dengar oleh telinga kita.

Manfaat USG

Beberapa hal yang bisa diketahui dari penggunaan USG antara lain :

- Konfirmasi kehamilan
- Usia kehamilan
- Pertumbuhan dan perkembangan janin
- Ancaman keguguran
- Plasenta bermasalah
- Dan masalah kehamilan lainnya

Dampak penggunaan

Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak
berbahaya bagi ibu maupun bayinya. USG dapat menimbulkan dampak
negatif apabila telah digunakan sebanyak 400 kali. Pada kepentingan
tertentu, misalnya masalah kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang ibu
lebih sering menjalani pemeriksaan USG. Tujuannya agar dapat cepat
terdeteksi jika ada perkembangan yang tidak di ketahui.

8. Nacl, KI, KNO3 dalam tekanan osmotic sebagai pembunuh mikroba

Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh


faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi dan fisiologi.

Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat digunakan untuk menghambat


pertumbuhan mikroorganisme. Faktor utama yang menentukan bagaimana desinfektan
bekerja adalah kadar dan suhu desinfektan, waktu yang diberikan kepada desinfektan untuk
bekerja, jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada, dan keadaan bahan yang didesinfeksi.
Jadi terlihat sejumlah faktor harus diperhatikan untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin
dalam perangkat suasana yang ada. Desinfeksi adalah proses penting dalam pengendalian
penyakit, karena tujuannya adalah perusakan agen–agen patogen. Berbagai istilah digunakan
sehubungan dengan agen–agen kimia sesuai dengan kerjanya atau organisme khas yang
terkena. Mekanisme kerja desinfektan mungkin beraneka dari satu desinfektan ke yang lain.
Akibatnya mungkin disebabkan oleh kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan pada
protein sel atau pada gen yang khas yang berakibat kematian atau mutasi (Volk dan
Wheeler, 1993).

Beberapa jenis disinfektan yang sering diujikan adalah HgCl2, merkurokrom, dan
alkohol 70%. HgCl2 dan merkurocrom terionisasi dalam air menghasilkan Hg++. Ion ini
mempunyai sifat racun, iritasi pada jaringan, korosi pada logam sehingga dapat
menyebabkan pertumbuhan terhambat karena menyebabkan presipitasi protein. Hal ini
disebabkan karena Hg2+ akan berikatan dengan enzim sulfihidril. Saat berikatan dengan
Hg2+, enzim ini akan bersifat inaktif sedangkan enzim ini berperan dalam proses
metabolisme mikrobia. Sehingga proses metabolisme menjadi terganggu dan pertumbuhan
mikrobia menjadi terhambat bahkan mati (Dee, 2010).

Desinfektan merupakan bahan kimia yang menyebabkan desinfeksi, yaitu proses


untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme terutama yang bersifat
pathogen, disinfektan membunuh bakteri dengan tidak merusaknya sama sekali, tetapi zat-
zat kimia seperti basa dan asam organic menyebabkan hancurnya bakteri. Daya hambat
desinfektan diketahui dengan membandingkan luas zona penghambatan dengan luas
petridish, semakin luas zona hambat, maka desinfektan semakin baik. Pengaruh desinfektan
terhadap pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan menghitung luas zona hambat dan %
penghambat yang terbentuk setelah cawan peti di inkubasikan .
Secara kimiawi, biasanya menggunakan senyawa disinfektan. antara lain CuSO4,
AgNO3, HgCl2, ZnO, dsb. Serta larutan alkohol dan campurannya. Beberapa larutan garam
seperti NaCl (9%), KCl (11%) dan KNO3 (10%) dapat dipergunakan untuk membunuh
mikroba karena tekanan osmotiknya, yaitu dengan jalan dehidrasi protein pada substrat. Laju
lewatnya air dari larutan yang satu ke larutan lain adalah fungsi perbedaan kadar antara
kedua larutan, ini di kenal sebagai tekanan osmotis. Oleh karena itu, apabila bakteri di
tempatkan ke dalam suatu larutan garam atau gula yang berkadar tinggi, air akan mengalir
dari sel bakteri ke dalam larutan garam atau gula yang berkadar tinggi, air akan mengalir
dari sel bakteri ke dalam larutan garam atau gula. Hal ini tentunya mencegah pertumbuhan
bakteri. Sedangkan asam kuat atau basa kuat dapat pula digunakan karena bersifat
menghidrolisis isi sel mikroba. (Unus Suriawiria, 1995).

Larutan KMnO4 (1%) dan HCl (1,1%) merupakan desinfektan yang kuat karena
dapat mengoksidasi substrat, yang paling banyak digunakan adalah larutan HgCl2 (0,1%),
tetapi senyawa tersebut sangat beracun dan bersifat korosif, serta dapat merusak jaringan
inang, dan mengendapkan protein larutan garam (dari CuSO4) senyawa yang paling banyak
digunakan algisida (pembasmi alga).Larutan formalin atau formaldehida termasuk senyawa
yag mudah larut di dalam air, tetapi sangat efektif sebagai desinfektan dengan kadar 4-20%.
Selain itu alkohol dengan kadar 50 -70 % digunakan sebagai desinfektan karena cepat
menyebabkan koagulasi protein.

Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk mengendalikan


mikroorganisme.Pengendalian adalah segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi
atau menyingkirkan mikroorganisme. Tujuan untuk pengendalian mikroorganisme adalah :

(1) Mencegah penyakit dan infeksi;

(2) Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi;

(3) Mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme

Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan.Antiseptik


adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakan pada jaringan hidup,
Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba dan biasa digunakan
untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan.Contoh desinfektan yang digunakan adalah
senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.

Cara Kerja Zat Antimikroba

Zat antimikroba dalam melakukan efeknya, harus dapat mempengaruhi bagian-


bagian vital sel seperti membran sel, enzim-enzim dan protein struktural. Menurut Pelczar
(2005) cara kerja zat antimikoba dalam melakukan efeknya terhadap mikroorganisme
adalah sebagai berikut :

 Merusak Dinding Sel

Pada umumnya bakteri memiliki suatu lapisan luar yang kaku disebut dengan
dinding sel. Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan menahan sel,
dinding sel bakteri tersusun oleh lapisan peptidoglikan yang merupakan polimer
komplek terdiri atas asam N-asetil dan N-asetilmuramat yang tersusun bergantian, setiap
asam N-asetilmuramat dikaitkan tetrapeptida yang terdiri dari empat asam amino,
keberadaan lapisan peptidoglikan ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku dan kuat
sehingga mampu menahan tekanan osmotik dalam sel yang kaku. Kerusakan pada
dinding sel dapat terjadi dengan cara menghambat pembentukannya, yaitu
penghambatan pada sintetis dinding sel atau dengan cara mengubahnya setelah selesai
terbentuk.Kerusakan pada dinding sel akan berakibat terjadinya perubahan-perubahan
yang mengarah pada kematian sel.

 Mengubah Permeabilitas Membran Sel

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh suatu selaput yang dibatasi membran
sel yang mempunyai permeabilitas selektif, membran ini tersusun atas fosfolipid dan
protein. Membran sel berperan sangat fital yaitu mengatur transport zat keluar atau ke
dalam sel, melakukan pengangkutan aktif dan mengendalikansusunan dalam diri
sel.Proses pengangkutan zat-zat yang diperlukan baik ke dalam maupun ke luar sel
dimungkinkan kerena di dalam membran sel terdapat protein pembawa (carrier), di
dalam membran sitoplasma juga terdapat enzim protein untuk mensintetis peptidoglikan
komponen membran luar. Dengan rusaknya dinding sel bakteri secara otomatis akan
berpengaruh pada membran sitoplasma, beberapa bahan antimikroba seperti fenol,
kresol, deterjen dan beberapa antibiotik dapat menyebabkan kerusakan kerusakan pada
membran sel sehingga fungsi permeabilitas membran mengalami kerusakan. Kerusakan
pada membran ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.

 Kerusakan Sitoplasma

Sitoplasma atau cairan sel terdiri atas 80% air, asam nukleat, protein, karbohidrat,
lipid, ion organik dan berbagai senyawa dengan bobot melekul rendah. Kehidupan suatu
sel tergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam
keadaan alamiahnya.Konsentrasi tinggi beberapa zat kimia dapat mengakibatkan
kuagulasi dan denaturasi komponen-komponen seluler yang fital.
 Menghambat Kerja Enzim

Di dalam sel terdapat enzim dan protein yang membantu kelangsungan proses-
proses metabolisme, banyak zat kimia telah diketahui dapat mengganggu reaksi
biokimia misalnya logam berat, golongan tembaga, perak, air raksa dan senyawa logam
berat lainnya umumnya efektif sebagai bahan antimikroba padakonsentrasi relative
rendah. Logam-logam ini akan mengikat gugus enzim sulfihidril yang berakibat terhadap
perubahan protein yang terbentuk. Penghambatan ini dapat mengakibatkan terganggunya
metabolisme atau matinya sel.

 Menghambat Sintetis Asam Nukleat dan Protein

DNA, RNA dan protein memegang peranan sangat penting dalam sel, beberapa
bahan antimikroba dalam bentuk antibiotik misalnya cloramnivekol, tetrasiline,
prumysin menghambat sintetis protein. Sedangkan sintesis asam nukleat dapat dihambat
oleh senyawa antibiotik misalnya mitosimin. Bila terjadi gangguan pada pembentukan
atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.

9. Senyawa yang terkandung dalam detergen


Surfaktan
Kata surfaktan atau dalam bahasa Inggris ‘surfactant’ merupakan
singkatan dari ‘surface active agent’ dan merupakan salah satu bahan paling
penting dalam komposisi kimia deterjen pakaian. Surfaktan pada dasarnya terdiri
dari dua jenis: bagian hidrofilik dan hidrofobik, yang bekerja sama untuk
menghilangkan noda dari pakaian.

Molekul-molekul surfaktan hidrofobik (pembenci air) memecahkan


partikel kotoran pada kain, sedangkan molekul surfaktan hidrofilik (penyuka air)
mengendapkan partikel tanah dan kotoran dalam air cucian.

Pada dasarnya, surfaktan memiliki sifat ionik (muatan listrik) dan dikategorikan
dalam tiga jenis surfaktan yaitu:

1. Surfaktan Kationik

Seperti namanya, surfaktan ini mengandung muatan positif dalam air sehingga
tidak bereaksi dengan ion yang bermuatan positif pada air sadah. Surfaktan
kationik terutama digunakan dalam deterjen untuk conditioning kain dan efektif
bila dikombinasikan dengan surfaktan non-ionik pada perbandingan yang tepat.

2. Surfaktan Anionik

Surfaktan anionik membawa muatan negatif sehingga bereaksi dengan ion


bermuatan positif pada air sadah. Untuk diketahui, air sadah mengandung
senyawa magnesium dan kalsium. Surfaktan anionik bereaksi dengan senyawa
pada air sadah untuk kemudian menetralkannya.

3. Surfaktan Nonionik

Karena surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, maka mereka tidak mengalami
ionisasi dalam air. Surfaktan jenis ini membantu membersihkan noda berminyak
melalui proses emulsifikasi.

Bahan Lain dalam Deterjen Pakaian


Selain surfaktan, terdapat berbagai bahan lain yang terdapat dalam deterjen
pakaian sebagai berikut:

>> Builder, merupakan bahan kimia, seperti polifosfat, natrium karbonat atau
natrium silikat, dan aluminosilikat, yang membantu meningkatkan kualitas
deterjen. Selain itu, builder juga mencegah larutan terlalu basa agar pembersihan
berjalan lebih optimal.

>> Natrium silikat, bertindak sebagai anti korosi sehingga mencegah bagian
mesin cuci dari karat.

>> Optical brightener, merupakan senyawa kimia yang mengubah panjang


gelombang cahaya ultra violet menjadi cahaya tampak untuk memberi kesan
pakaian tampak lebih putih.
>> Fragrance, merupakan wewangian yang memberikan aroma unik pada
deterjen sekaligus meredam bau tidak menyenangkan dari bahan kimia yang
digunakan dalam deterjen.

>> Colorant, merupakan pewarna yang bertindak sebagai aditif khusus pada
deterjen.

>> Natrium sulfat, digunakan untuk mencegah penggumpalan pada deterjen


bubuk.

>> Enzim, digunakan untuk membantu memecahkan senyawa kotoran yang


kompleks seperti noda darah.

>> Aditif lain, seperti Monoethanolamine (alkohol) untuk menurunkan titik beku
deterjen dan membuatnya lebih mudah digunakan dalam suhu rendah
Daftar pustaka
Karbohidrat

Lehninger, A L. 1982. Principles of Biochemistry. New York : Worth Publishers, Inc page 238

K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Erna Tri wulandari, dkk. 2015. LKS PR Kimia kelas XII SMA. Jakarta : intan pariwara.

Prof. Yohanes Surya Ph.D. 2012, Oligosakarida. https://klinikb2.wordpress.com/2012/09/14/oligosakarida/


diakses pada 15 oktober 2016 pukul 09:30 wib

Tri manunipa, & Eltin Vika Mutiarin. 2014, biokimia-karbohidrat. http://www.heroword.com/bu/buku-


biokimia-doc.html diakses pada 14 oktober 2016 pukul 20:14 wib

Achmad Zulfikar. 2012, Uji karbohidrat. http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-karbohidrat.html


diakses pada 15 oktober 2016 pukul 10:04 wib

Protein

Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara, Jakarta

Berti pradana, (2015). “ Biokimia Protein” . Makalah biokimia protein.

Eddy Sulistyowati, Apt., M.S. (2010) .Diktat biokimia .

Erna Tri wulandari, dkk. 2015. LKS PR Kimia kelas XII SMA. Jakarta : intan pariwara.

Anonim. 2014, Protein.https://stevisyelasyalommoningka.wordpress.com/ diakses pada 14 oktober


2016 pukul 20:04

Lemak

Mahler H.R. and E.H. Corder, (1996). Biological Chemistry, Harper & Row Publisher.

Erna Tri wulandari, dkk. 2015. LKS PR Kimia kelas XII SMA. Jakarta : intan pariwara.

Anonim. 2014, http://arsippublik.blogspot.co.id/2014/09/degradasi-lemak.html / diakses pada 13


oktober 2016 pukul 20:28
Gliserol

Budisman. 2015. Gliserol. http://biologi.budisma.net/pengertian-gliserol.html/ diakses pada


17 oktober 2016 pukul 15: 17 wib

Anonim. 2015. Rumus kimia gliserol. http://www.rumuskimia.net/2015/12/rumus-kimia-


gliserol.html / diakses pada 17 oktober 2016 pukul 15: 29 wib

Metabolisme

khanacademymedicine, https://youtu.be/wQ1QGZ6gJ8w / diakses pada 18 oktober 2016


pukul 19:42 wib

Roti bisa mengembang

Anonim. 2011, mengapa ragi bisa membuat roti mengembang,


http://pustakapanganku.blogspot.co.id/2011/08/mengapa-ragi-bisa-membuat-roti.html / diakses
pada 15 oktober 2016 pukul 14:47 wib

Mesin USG

Pimpim. 2012, mesin usg. http://asal-usul-motivasi.blogspot.co.id/2012/05/asal-usul-sejarah


usg.html / diakses pada 18 oktober 2016 pukul 20:45 wib

Anonim.2016.USG (ultrasonography), https://janewinarni.wordpress.com/usgultrasonography/


diakses pada 19 oktober 2016 pukul 19: 49 wib

Nacl, KI, KNO3

Anitamuina. 2013, Faktor eksternal pertumbuhan mikroba.


https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/pengaruh-faktor-luar-terhadap-pertumbuhan-
mikrobia-2/ diakses pada 16 oktober 2016 pukul 14:28 wib

Anonim. 2008, sterilisasi .http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html / diakses


pada 15 oktober 2016 pukul 14 : 31 wib

Al Qorina. 2013, desinfektan. https://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/03/28/desinfeksi-dan-


desinfektan/ diakses pada 15 oktober 2016 pukul 14 : 35 wib

Detergen

Anonim. Senyawa kimia dalam deterjen .http://www.amazine.co/39889/komposisi-kimia-bahan-


pembuat-deterjen-pakaian/ diakses pada 16 oktober 2016 pukul 13:26 wib

Anda mungkin juga menyukai