EKSPERIMEN
EKSPERIMEN
Dosen Pengampu :
Rahmawaty Parman, S.Psi., M.Si
Disusun Oleh :
Masita Rahma Ajilahu
NIM : C03419018
FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN 2022
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan public speaking efektif
menurunkan tingkat kecemasan berbicara di depan umum siswa SMA. Analisis ini
menggunkan variable independen yaitu kecemasan dan variable dependennya adalah
public speaking. Sampel penelitia ini adalah Siswa SMA di Provinsi Gorontalo.
Sampel dilakukan dengan metode purposivesampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner pretest dan posttest disebarkan langsung ke audience ketika
sebelum dan sesudah pelatihan public speaking sebanyak 83 kuesioner. Metode
statistik menggunakan Uji paired sample t-test dan anova satu jalur. Hasil
penelitian in menunjukkan bahwa ada pegaruh kecemasan terhadap public
speaking siswa SMA di provinsi Gorontalo.
Kata kunci : Kecemasan, Publik speaking
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kuasa-Nya, sehingga peneliti
mampu menyelesaikan proposal penelitian sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan.
Peneliti menyadari jika selama proses pengerjaan proposal penelitian ini, banyak pihak telah
memberikan bantuan dan dukungannya, oleh karena itu, peneliti juga ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Psikolo.
Dalam penulisan proposal ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikannya dengan baik, namun peneliti juga menyadari jika masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca
untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dalam penelitian ini. Akhir kata, peneliti
berharap jika penelitian ini dapat berguna bagi pembaca sekalian dan pihak-pihak lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.................................................................................................................................6
Latar Belakang Masalah....................................................................................................................6
Rumusan Masalah.............................................................................................................................6
Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................................................................6
Ruang Lingkup danKeterbatasan Penelitan.......................................................................................7
Definisi Operasional..........................................................................................................................7
BAB II...................................................................................................................................................8
KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................................................8
Kajian Teori.......................................................................................................................................8
Penelitian yang relevan......................................................................................................................9
Kerangka Berpikir...........................................................................................................................10
Hipotesis Penelitian.........................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
METODE PENELITIAN....................................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
HASIL PENELITIAN.........................................................................................................................13
Deskripsi Data.................................................................................................................................13
BAB V.................................................................................................................................................16
PEMBAHASAN.................................................................................................................................16
BAB VI...............................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 2 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 3 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 4 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 5 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 6 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 7 ……………………………………………………………………………………
GAMBAR 8 ……………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain adalah bagian dari rutinitas
kehidupan manusia sebagai mahluk sosial. Komunikasi yang efektif sangatlah diperlukan
untuk menyampaikan ide, gagasan dan pengetahuan. Pada saat ini, kemampuan
berkomunikasi kurang dimiliki oleh banyak remaja, dan takut saat mendapatkan
kesempatan berbicara dan tampil di depan umum.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menguji pengaruh pelatihan public speaking
dengan pendekatan perilaku kognitif untuk menurunkan kecemasan berbicara di depan
umum.Pelatihan Public Speaking dirancang khusus bagi para pelajar khususnya bagi
mereka yang belum memahami public speaking. Materi yang diberikan mulai dari hal
yang paling dasar, mengenai filosofi public speaking sampai bagaimana cara membuka
sebuah acara dan berbicara di depan umum yang baik
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “apakah pelatihan public speaking efektif untuk menurunkan tingkat
kecemasan berbicara di depan umum?”.
Definisi Operasional
1. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum
Kecemasan berbicara di depan umum adalah suatu perasaan takut dan perasaan
tertekan yang timbul, baik ketika seseorang membayangkan maupun pada saat
berbicara di depan banyak orang, yang ditandai dengan adanya reaksi fisik, mental,
dan emosional dari individu tersebut.
2. Public Speaking
Public Speaking dalam Bahasa Indonesia disamakan dengan pidato, sedangkan
dalam Bahasa Yunani pidato disebut dengan retorika, dan dalam Bahasa Arab
disebut Muhadhoroh (ceramah, kuliah). Pidato merupakan kegiatan berbicara di
depan umum dengan menyatakan pemikiran atau idenya kepada orang lain dengan
bahasa yang santun dan mudah dipahami.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
A. Kecemasan Komunikasi
1. Pengertian
Kecemasan komunikasi (reticence) merupakan ketidakmampuan individu
untuk mengikuti diskusi secara aktif, mengembangkan percakapan, menjawab
pertanyaan yang diajukan di kelas, yang bukan dikarenakan kurangnya
pengetahuan akan tetapi karena ketidakmampuan dalam menyusun kata-kata dan
ketidakmampuan mengolah pesan secara sempurna meskipun sudah dipersiapkan
sebelumnya (Appolo dalam Wahyuni, 2015: 06).
McCroskey (1982) menyampaikan bahwa menurutnya, kecemasan
komunikasi, atau yang ia sebut sebagai communication apprehension, adalah
suatu rasa takut yang dialami oleh individu yang terkait dengan komunikasi, baik
itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kecemasan komunikasi ini merujuk pada rasa malu, keengganan dalam
berkomunikasi, ketakutan berbicara di depan umum, dan sikap pendiam selama
interaksi komunikasi (DeVito, 2001). Kecemasan komunikasi merupakan bentuk
reaksi negatif dari individu yang dialami ketika berkomunikasi, baik itu
komunikasi antar pribadi, komunikasi di depan umum, maupun komunikasi
massa (Burgoon & Ruffner, 1978).
2. Faktor yang Mempengaruhi
Monarth dan Kase (dalam Haryanthi dan Tresniasari, 2012: 03) menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan berbicara di depan public sebegai
berikut:
a. Faktor Biologis
Ketika seseorang merasakan kondisi yang dirasakan tidak nyaman, respon
fisiologis yang muncul adalah, pertama, sistem saraf simpatis menghasilkan dan
melepaskan adrenalin (hormon yang bertugas untuk menghadapi dan
menghindari bahaya). Kedua, detak jantung berdebar kuat, tekanan darah naik,
wajah memerah. Ketiga, merasakan munculnya sensasi dingin dan gemetar di
tangan dan kaki. Keempat, nafas berhembus dengan cepat, sulit mengatur nafas
dan merasakan sakit kepala ringan. Kelima, berkeringat pada sekujur tubuh.
b. Faktor Pikiran Negatif
Pikiran negatif akan menimbulkan respon biologis berupa kecemasan. Pikiran
negatif yang seringkali muncul, pertama, berbicara di depan umum hal yang
menakutkan. Kedua, pikiran yang melewati batas terhadap akibat negatif dari
suatu situasi sosial. Ketiga, penalaran emosi adalah suatu pemikiran tentang
perasaan cemas yang dialami individu seperti contoh sakit perut akan
menyebabkan seseorang mengutarakan pendapat dengan buruk. Keempat,
perasaan kurang mampu dalam menyelesaikan dan mengatasi kesulitan dalam
situasi sosial. Kelima, fokus kepada aspek negatif dalam suatu situasi dan
mengabaikan hal-hal yang positif.
c. Faktor Perilaku Menghindar
Berikut beberapa perilaku yang muncul saat seseorang mengalami kecemasan
dan berusaha untuk lepas dari situasi tersebut, yaitu:
a) Menghindari situasi yang menakutkan. Respon yang terlihat berupa perlakuan
defensif, agresif, dan rasionalisasi untuk menghindar dengan cara membuat
beberapa alasan.
b) Perilaku cemas yang sering kali tampak ialah ketika seseorang tampil di depan
banyak orang. Tanpa disadari individu ketika merasa cemas ia memasukkan
tangan di saku, memainkan pulpen, meremas tangan, menyentuk dan
memperbaiki rambut, berbicara dengan cepat, gelisah dan lain-lain.
c) Perilaku dengan kompensasi berlebihan. Perilaku tersebut mncul seiring
dengan upaya seseorang untuk mengontrol dan menutupi rasa cemasnya dari
orang lain.
d. Faktor Emosional
Ketika kita mengalami situasi yang menakutkan, pada waktu yang sama kita
juga mengalami respon fisiologis, kognitif dan perilaku yang menunjukkan
situasi tersebut. Seseorang tersebut akan merasakan perasaan cemas, takut,
khawatir, kesulitan ketika menghadapi situasi sosial, tegang, panik dan gugup
menghadapi kondisi berbicara di depan umum.
B. Pelatihan
Pelatihan adalah proses pendidikan yang memiliki jangka pendek dan
menggunakan prosedur sistematis (Purwandari dalam Fatma dan Ernawati, 2012: 47;
Mangkunegara dalam Winahyuningsih et al., 2013: 03). Selain itu pelatihan memiliki
fokus intensif terhadap tujuan tertentu. Perubahan nilai-nilai, sikap, dan insight tidak
menjadi prioritas utama, hal ini tentu berbeda dengan psikoterapi yang bertujuan
utama untuk mengubah belief system (Goldstein dalam Fatma dan Ernawati, 2012:
48).
Salas dan Cannon-Bowers (dalam Fatma dan Ernawati, 2012: 48)
mendefinisikan pelatihan sebagai metode pembelajaran yang berupaya untuk
merubah aspek kognitif, afektif, dan hasil keterampilan atau keahlian.
Chandrayana (2017) mengemukakan bahwa kemampuan bercerita merupakan
elemen penting dalam penguasaan public speaking. Menurutnya Public Speaking for
Students dirancang khusus bagi para pelajar khususnya bagi mereka yang belum
memahami public speaking. Materi yang diberikan mulai dari hal yang paling dasar,
mengenai filosofi public speaking sampai bagaimana cara membuka sebuah acara
yang baik dan berbicara di depan umum yang baik.
Kerangka Berpikir
Fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah, banyak dari mereka yang tidak
menikmati dan tertarik dengan bentuk kegiatan pidato (berbicara di depan umum)
bahkan ada beberapa dari mereka yang berpura-pura sakit hanya untuk menghindar dari
kegiatan tersebut. Penyebab utamanya tidak lain adalah rasa takut saat berkomunikasi di
depan umum. Rasa takut ini bisa timbul because they speak very little or not at all, they
could not think of anything to say, and they were fearful of criticism (Tuan & Mai,
2015: 18). Maka bagi mereka yang memiliki ketakutan tinggi untuk melakukan
komunikasi, interaksi dalam bentuk komunikasi di depan umum tidak sebanding dengan
rasa takut yang dirasakan.
Menyikapi fenomena ini, harus ada formula baru untuk mengatasi kecemasan dalam
berbicara di depan umum. Salah satu yang menyebabkan orang takut untuk berbicara di
depan umum adalah tidak adanya ilmu tentang bagaimana menjadi public speaker yang
baik. Untuk itu perlu untuk dilakukan pelatihan public speaking sebagai upaya
mengurangi kecemasan dalam berbicara di depan umum.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka fikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjelasan tersebut dan telah dikuatkannya terhadap beberapa pendapat
oleh para ahli, sehingga hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah
“pelatihan public speaking efektif dalam menurunkan kecemasan berbicara di depan
umum”.
BAB III
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu Pre-Experimental Design dengan jenis
One Group Pretest-Posttest Design. Subjek dalam penelitian berjumlah 83 orang siswa
dilaksanakan pada hari minggu, 23 januari 2022. Selama 5 jam di mulai pada pukul 09.00-
13.00 wita di ruangan Indoor Universitas muhammadiyah Gorontalo.
Pada penelitian ini penulis bertindak sebagai observer. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan
perencanaan penelitian ini yaitu menyiapkan Angket Postest dan Pretes, melakukan observasi
pada subjek selama pelatihan public speaking berlangsung
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian eksperimen berskala besar dengan setting
pelatihan public speaking, adapun proses pelaksaan eksperimen tersebut yaitu sebagai berikut
:
1. Pengumpulan subjek
2. Subjek dipersilahkan memasuki ruangan indoor
3. Pembukaan acara
4. Sebelum di mulai materi public speaking, Seluruh subjek di bagikan pretest
berupa angket yang berisi pernyataan setuju,tidak setuju, sangat setuju, sangat
tidak setuju
5. Selanjutnya hasil pretest di kumpulkan secara bersamaan
6. Kemudian di lanjutkan dengan materi public speaking oleh pemateri professional
7. Setelah selesai materi public speaking, subjek di instruksi untuk mencari teman
disampingnya untuk saling mempraktikan public speaking secara bergantian
8. Lalu saling memberikan skor satu sama lain sesuai dengan cara penyampaian
public speaking mereka
9. kemudian subjek di bagikan posttest dengan isi yang sama dan di kumpulkan
secara bersaamaan
Descriptives
GAMBAR 1.
Descriptive Statistics
PreTest Kecemasan
81 89 180 127.14 15.532
Publik Speaking
PostTest Kecemasan
81 86 181 126.52 15.421
Publik Speaking
Valid N (listwise) 81
GAMBAR 2.
Paired Samples Statistics
PreTest Kecemasan
127.14 81 15.532 1.726
Publik Speaking
Pair 1
PostTest Kecemasan
126.52 81 15.421 1.713
Publik Speaking
GAMBAR 3.
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
PreTest Kecemasan
Publik Speaking &
Pair 1 81 .757 .000
PostTest Kecemasan
Publik Speaking
GAMBAR 4.
Paired Samples Test
Paired Differences
Lower
PreTest Kecemasan
Publik Speaking -
Pair 1 .617 10.781 1.198 .617
PostTest Kecemasan
Publik Speaking
GAMBAR 5.
Paired Samples Test
.05% Confidence
Interval of the
Difference
Upper
PEMBAHASAN
5.1. Analisis Data
Analisis Data dapat diperoleh dari hasil perhitungan nilai pretes dan postest. Perolehan
nilai pretes dan postest dilakukan ke dalam beberapa tahap. Tahap awal adalah pada kegiatan
pretes, dan tahap akhir pada kegiatan postest.
Berdasarkan analisis data menggunakan uji statistik one sample t-test tersebut diperoleh
hasil, bahwa nilai t hitung sebesar 10,309 dan nilai signifikansinya (p) sebesar 0,000
(p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan berkomunikasi pada siswa SMA
Sederajat dengan pelatihan public speaking signifikan tinggi. Table dibawah ini merupakan
table hasil penghitungan menggunakan SPSS 23.
Untuk melihat tingkatan adalah dengan mencari luas interval dari setiap kategori yang
akan digunakan. Sebelum mencari luas interval dari setiap kategori, dapat diketahui bahwa
mean pretest (0.617) yang diperoleh lebih rendah dari mean posttest (0,618). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kecemasan berkomunikasi pada siswaSMA sederajat tergolong
tinggi
Mean yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu, mean pretest sebesar 127,14 dan mean
posttest sebesar 126,52. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa mean yang diperoleh
ketika pretest yang diperoleh lebih tinggi dari mean ketika diberikan posttest
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan pengaruh kecemasan terhadap public
speaking siswa SMA berada pada tingkat yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
dilihat bahwa banyaknya siswa yang masuk dalam kategori kecemasan komunikasi tinggi
sebanyak 77 siswa.
GAMBAR 6.
ANOVAa
Total 19024.222 80
a. Dependent Variable: Post Test
GAMBAR 7.
Coefficientsa
GAMBAR 8.
Residuals Statisticsa
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan pengolahan hasil penelitian berupa pretest dan
posttest pada pelatihan public speaking. Diperoleh hasil hitungan bahwa mean pretest (0.617)
yang diperoleh lebih rendah dari mean posttest (0,618) Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan berkomunikasi pada siswaSMA sederajat tergolong tinggi. Berdasarkan analisis
data menggunakan uji statistik one sample t-test tersebut diperoleh hasil, bahwa nilai t hitung
sebesar 10,309 dan nilai signifikansinya (p) sebesar 0,000 (p>0,05). Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pelatihan pengaruh kecemasan terhadap public speaking siswa SMA
berada pada tingkat yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa banyaknya
siswa yang masuk dalam kategori kecemasan komunikasi tinggi sebanyak 77 siswa. Artinya
pelatihan public speaking efektif menurunkan tingkat kecemasan berbicara di depan umum
pada siswa SMA di Gorontalo.
6.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebagai bahan rekomendasi dengan
mempertimbangkan hasil temuan di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal
yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Diharapkan pelatihan public speaking dapat menambah skill dalam berbicara di depan umum,
mencoba melatih diri agar dapat meminimalisir kecemasan saat di public speaking
2. Bagi Peneliti lain
Peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa pada pokok bahasan lain, sehingga diperoleh
informasi lebih luas tentang Kecemasan dalam Publik speaking
DAFTAR PUSTAKA
Haryanti, L. P. S., & Nia, T. (2012). Efektivitas metode terapi ego state dalam mengatasi
kecemasan berbicara di depan publik pada mahasiswa fakultas psikologi uin syarif
hidayatullah jakarta. Jurnal Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 14(1), 32-40.
Purnamaningsih, E. H., & Utami, M. S. (1998). Efektivitas terapi perilaku kognitif untuk
mengurangi kecemasan berbicara di muka umum. Jurnal Psikologi, 25(1), 65-76.
Iramadhani, D., Astuti, W., & Julistia, R. (2021). Efektivitas Program PSOP (Public
Speaking On Online Presentation) Untuk Meningkatkan Self Efficacy Mahasiswa. Jurnal
Diversita, 7(2), 148-156.
Airunnisah, N., Ratnasari, D., & Mulyadi, M. (2019). Efektivitas layanan konseling
kelompok untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum pada siswa SMK Islam
Wijaya Kusuma. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(3), 134-140.