Anda di halaman 1dari 3

Nama: Kuni Kurrota Ayun

Nim: 06131282227066
Mk: Aritmatika

Sistem Numerasi Yunani


Bangsa yunani mencapai masa kejayaan pada 600 sebelum masehi. Di masa itu bangsa
yunani sudah mulai mengenal huruf dan angka. Bangsa yunani menggunakan kulit kayu dan
logam sebagai media kepenulisan. Kulit kayu dan logam membuat bentuk tulisannya terlihat
kaku dan kuat. Bangsa yunani memiliki sistem numerasinya sendiri. Sistem bilangan bangsa
yunani lebih rumit jika dibandingkan dengan sistem bilangan babilonia. Sistem bilangan
yunani tidak mengenal nol (0). Ilmuwan terkenal seperti Thules dan Phytagoras menjadi
prakarsa dalam sistem numerasi ini. Sistem numerasi yunani kuno awalnya dikenal dengan
sistem attic. Sistem ini muncul pada tahun 600SM. Didalam sistem attic angka 1 sampai 4
dilambangkan dengan tongkat misal 3 → III. Sistem numerasi Yunani kemudian berkembang
lag menjadi sistem ionia (alfabetis).

Sistem attic
Sistem numerasi ini berkembang sekitar tahun 600 SM. Tulisan ini ditemukan di daerah
reruntuhan Yunani yang bernama Attic. Sistem ini masih menggunakan symbol saja bukan
bilangan. Lambang-lambang dasar dari sistem ini adalah :

Desimal Simbol Yunani angka

1 Ι -

5 Π πέντε

10 Δ δέκα (deka)

100 Η ἑκατόν (hekaton)

χίλιοι / χιλιάς
1000 Χ
(khilioi/khilias)

10000 Μ μύριον (Myrion)


PENULISAN 1-10 DI SISTEM ATTIC/ACROPHONIC

Ι ΙΙ III IIII Γ ΓI ΓII ΓIII ΓIIII Δ


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Contoh penulisan bilangan Attic :

5 = IIIII → Γ

50 = Δ Δ Δ Δ Δ → ΓΔ

5000 = XXXXX → Γx

50000 = MMMMM → ΓM

Dari lambang-lambang diatas jelas bahwa bilangan dasarnya adalah 10. Lambang untuk
bilangan nol belum ada. Selain lambang-lambang diatas ada pula lambang lain yang
dipergunakan sebagai “penyingkat”, yaitu “Π” yang berarti lima. Lambang ini dapat pula
digabung dengan lambang-lambang diatas, dengan demikian nilainya sama dengan lima kali
nilai lambang dasar yang tertulis.

Sistem Ionia (Alfabetis)

Sistem ionia berkembang di Yunani pada tahun 450 SM dan mulai dipakai di Athena pada
tahun 403 SM, dan dipakai di seluruh yunani pada abad ke-4 SM. bangsa Ionia telah
mengembangkan suatu sistem angka, yaitu alphabet Yunani yang terdiri dari 27 huruf. Abjad
diambil sebanyak Sembilan huruf untuk menyatakan angka dari satu hingga Sembilan,
Sembilan huruf lagi dijadikan symbol bilangan dari 100 sampai 1000 dalam kelipatan 100.
Alphabet yunani hanya berjumlah 24 simbol kemudian ditambah 3 simbol lain. Semua
bentuk abjad Yunani diturunkan dari abjad fenisia kecuali huruf samekh yang jarang
digunakan. Huruf-huruf itu adalah sebagai berikut:

1 α (alpha) 10 ι (iota) 100 ρ (rho)

2 β (beta) 20 κ (kappa) 200 σ (sigma)

3 γ (gamma) 30 λ (lambda) 300 τ (tau)

4 δ (delta) 40 μ (mu) 400 υ (upsilon)


5 ε (epsilon) 50 ν (nu) 500 φ (phi)

6 ζ (obselet digamma) 60 ξ (xi) 600 χ (chi)

7 Z (zeta) 70 ο (omicron) 700 ψ (psi)

8 η (eta) 80 π (pi) 800 ω (omega)

9 θ (theta) 90 ά 900 ӯ

(obselet koppa)

Penulisan angka dengan sistem ionia:

Untuk menulis bilangan dari 1.000-10.000 menggunakan tanda koma diatas huruf.

Contoh: 2.000 → β’

Anda mungkin juga menyukai