Anda di halaman 1dari 12

Angka Romawi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Angka Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari Romawi
kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf Latin untuk melambangkan angka numerik:

Simbol Hasil

I 1 (satu) (unus)

V 5 (lima) (quinque)

X 10 (sepuluh) (decem)

L 50 (lima puluh) (quinquaginta)

C 100 (seratus) (centum)

D 500 (lima ratus) (quingenti)

M 1.000 (seribu) (mille)

Untuk angka yang lebih besar (5.000), sebuah garis ditempatkan di atas simbol
indikator perkalian dengan 1.000.

Simbol Hasil

V 5.000 (lima ribu)

X 10.000 (sepuluh ribu)

L 50.000 (lima puluh ribu)

C 100.000 (seratus ribu)

D 500.000 (lima ratus ribu)


M 1.000.000 (satu juta)

Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang ini, antara lain digunakan di jam, bab buku,
penomoran sekuel film, penomoran seri event olahraga seperti Olimpiade.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Tabel angka Romawi

2Sejarah

o 2.1Masa pra-Romawi dan Romawi kuno

2.1.1Hipotesis mengenai asal mula angka Romawi

2.1.1.1Tanda talli

3Referensi

Tabel angka Romawi[sunting | sunting sumber]


Berikut adalah tabel angka Romawi:

Romawi Alternatif Arab Catatan

tidak ada tidak ada 0 Tidak diperlukan.

I 1

II (atau ) 2

III (atau ) 3

IV (atau ) 4 IIII Masih Digunakan Untuk Jam

V 5

VI (atau ) 6
VII (atau ) 7

VIII (atau ) 8

IX (atau ) 9

X 10

XI (atau ) 11

XII (atau ) 12

XIII 13

XIV 14

XV 15

XIX 19

XX 20

XXX 30

XL 40

L 50

LX 60

LXX 70
LXXX 80

XC 90

C 100

CC 200

CD 400

D 500

DCLXVI 666 Menggunakan setiap simbol utama.

CM 900

M 1000

MCMXLV 1945

MCMXCIX 1999

MM 2000

MMM 3000

MMMM 4000

I 5000 I diikuti dengan dua buah C terbalik.

Cara mudah untuk menuliskan angka yang besar dalam angka Romawi ialah dengan
menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan kemudian satuan.
Contoh: angka 1988.
Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX, delapan adalah VIII.
Digabung: MCMLXXXVIII ().
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Masa pra-Romawi dan Romawi kuno[sunting | sunting sumber]
Meskipun angka Romawi ditulis dengan huruf-huruf dari abjad Romawi, angka Romawi awalnya
adalah simbol-simbol yang berdiri sendiri. Etruskan, misalnya, menggunakan ,
, , , , dan untuk menuliskan I, V, X, L, C, dan M, yang berarti hanya I dan X merupakan
huruf-huruf dalam abjad mereka.
Hipotesis mengenai asal mula angka Romawi[sunting | sunting sumber]
Tanda talli[sunting | sunting sumber]
Salah satu hipotesis mengenai asal mula angka Romawi adalah bahwa angka Romawi Etruskan
pada kenyataannya berasal dari torehan-torehan pada tongkat hitungan, yang digunakan oleh
para penggembala Italia dan Dalmasia hingga abad ke-19.[1]
Oleh karena itu, (I) tidak berasal dari huruf (I), tetapi dari torehan vertikal pada tongkat hitungan.
Setiap torehan kelipatan lima dipotong ganda, misalnya , , , , dst., dan setiap kelipatan
sepuluh dipotong silang (X), (IIIIIIIIXIIIIIIIIXII...), lebih seperti tanda talli Eropa saat ini. Hal ini
menghasilkan suatu sistem posisi: Delapan pada tongkat penghitungan adalah delapan talli,
IIIIIII. Dengan cara lain, dapat disingkat menjadi III (atau VIII), karena kehadiran
mengimplikasikan telah ada empat torehan sebelumnya. Lebih jauh lagi, delapan belas adalah
talli kedelapan setelah sepuluh talli pertama, yang dapat disingkat X, dan menjadi XIII.
Demikian pula angka empat pada tongkat adalah torehan I sebelum potongan (V), sehingga
dapat ditulis menjadi IIII atau I (IV). Oleh karena itu, konsep sistem ini bukan penambahan atau
pengurangan, tetapi urutan (ordinal). Ketika talli-talli tersebut diubah menjadi tulisan, tanda-tanda
yang mudah diidentifikasikan dengan huruf-huruf Romawi saat itu adalah I, V, dan X.
Dalam talli, V atau X yang kesepuluh menerima coretan tambahan. Sehingga, 50 ditulis dengan
variasi-variasi seperti N, , K, , , dll., tetapi mungkin yang paling sering adalah bentuk ceker
ayam seperti V dan I yang tumpang tindih: . Bentuk itu kemudian diluruskan menjadi (huruf T
terbalik) hingga periode kekuasaan Augustus, dan segera setelah itu diidentifikasi dengan huruf
yang secara grafis menyerupai, yaitu L. Demikian pula, 100 ditulis dalam variasi-variasi , ,
, H, atau dengan simbol-simbol untuk 50 seperti yang disebutkan di atas ditambah dengan
sebuah coretan ekstra. Bentuk (X dan I yang tumpang tindih) kemudian menjadi bentuk
dominan. Bentuk itu lalu ditulis dengan variasi >I< atau IC, kemudian disingkat menjadi atau
C, hingga akhirnya variasi C yang menjadi pilihan karena C merupakan singkatan dari centum,
bahasa Latin untuk "ratus".

https://id.wikipedia.org/wiki/Angka_Romawi

Sistem Bilangan Romawi


Angka Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang berasal
dari Romawi kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf Latin untuk
melambangkan angka numerik.
Sebenarnya bilangan romawi adalah salah satu konsep matematika yang
harus dikuasai seorang anak SD namun dalam kenyataaanya, anak SMA pun
kadang-kadang cukup dipusingkan apabila berhadapan dengan soal yang
berisikan bilangan Romawi. Sebenarnya kunci dari bilangan Romawi ini
adalah dengan memahami aturan dasar yang berlaku di bilangan Romawi.
Bilangan romawi dilambangkan dengan 7 huruf. Ketujuh huruf tersebut
adalah :

I = 1 (unus)
V = 5 (quinque)
X = 10 (decem)
L = 50 (quinquaginta)
C = 100 (centum)
D = 500 (quingenti)
M = 1000 (mille)

Untuk angka yang lebih besar (5.000), sebuah garis ditempatkan di atas
simbol indikator perkalian dengan 1.000

Adapun aturan dasarnya seperti ini :


1. Pengulangan hanya bisa dilakukan pada bilangan 1, 10, 100 dan
1000. Pengulangan tidak berlaku untuk 5, 50 dan 500. Contoh : II = 2
atau CCC = 300. Tapi tidak boleh VV untuk menyatakan 10 (10
dilambangkan dengan X).
2. Pengulangan hanya bisa dilakukan paling banyak tiga kali. Contoh : III
= 3 dan MMM = 3000.
3. Jika lambang bilangan yang lebih kecil berada di depan berarti
kurang. Dan jika berada di belakang lambang bilangan yang lebih
besar berarti tambah. Contoh : IV= 4 karena 5 1 , VIII = 8 karena
5+3
4. Aturan nomor 3 hanya berlaku bagi lambang bilangan yang
berdekatan atau selang 1. Contoh : XL = 40 karena 50-10, XC = 90
karena 100-10, Tapi tak bisa XD melambangkan 490 (500-10) karena
penulisan yang tepat untuk 490 adalah CDXC (CD = 400 dan
XC=90).
5. Untuk bilangan lebih dari 5000 terjadi pengulangan dengan
menambah garis pada bagian atas lambang bilangan romawi
tersebut. Contoh 5000 = V (dengan tambahan satu garis di atas V)
6. MONDAY, 11 MAY 2015 BILANGAN, PELAJARAN MATEMATIKA

7. Pengertian Bilangan Romawi dan Contoh Bilangan


Romawi Lengkap 1-5000
8. Bilangan romawi pad pembahasan kali ini adalah melengkapi pembahasan
bilangan romawi yang sempat dibahas secara umum pada tema sebelumnya
tentang pengertian bilangan dan macam-macam bilangan.

Pembahasan pada artikel ini mencakup pengertian bilangan romawi, lambang


bilangan romawi dan pembahasan bilangan romawi lengkap.

9. Pengertian bilangan romawi

10. Bilangan romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari romawi kuno
yang menggunakan huruf latin untuk melambangkan penomoran angkanaya.

Angka Romawi yang umum digunakan pada zaman sekarang ini, antara lain
banyak digunakan pada jam, bab buku, penomoran sekuel film, penomoran
seri event olahraga seperti Olimpiade.

11. Aturan penulisan dan Contoh bilangan romawi

12. Cara mudah untuk menuliskan bilangan angka yang besar dalam angka
Romawi ialah dengan menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan
kemudian satuan.

13. Contoh bilangan romawi 1988.

14. Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX,
delapan adalah VIII.
Digabung: MCMLXXXVIII

15. Contoh bilangan romawi 1945

16. Serimu adalah M, sembilan ratus adalah CM, empat puluh adalah XL, lima
adalah V.
Digabung: MCMXLV

17. Contoh bilangan romawi 4000 = MMMM

18. Contoh bilangan romawi 5000 = I

Gambar: Lambang pokok bilangan romawi

19. Tabel angka romawi

20. Untuk lebih jelasnya tentang penulisan angka atau bilangan romawi silahkan
perhatikan tabel berikut ini!

Angka Angka
No urut Biasa Romawi

1 0 tidak ada

2 1 I

3 2 II

4 3 III

5 4 IV

6 5 V

7 6 VI

8 7 VII

9 8 VIII
10 9 IX

11 10 X

12 11 XI

13 12 XII

14 13 XIII

15 14 XIV

16 15 XV

17 19 XIX

18 20 XX

19 30 XXX

20 40 XL

21 50 L

22 60 LX

23 70 LXX

24 80 LXXX

25 90 XC

26 100 C

27 200 CC

28 400 CD

29 500 D

30 666 DCLXVI

31 900 CM

32 1000 M

33 1945 MCMXLV

34 1999 MCMXCIX

35 2000 MM

36 3000 MMM

37 4000 MMMM

38 5000 I
21.
Demikian pembahasan lengkap tentang bilangan romawi yang mencakup
pengertian bilangan romawi, contoh bilangan romawi dan aturan penulisan
bilangan romawi.

Lihat profil lengkapku

Ayo Gabung

Data Blogku

Beranda Matematika SD Bilangan Romawi

Senin, 26 November 2012

Bilangan Romawi

8:49 PM | Posted by Sundo Nurbono |

Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat
berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari
7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melambangkan / memiliki arti angka
tertentu.

Sistem angka romawi memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :

1. Tidak ada angka nol (0)


2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
3. Terbatas untuk bilangan-bilagan kecil saja.

Di dalam penulisannya, bilangan romawi memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Angka V, L, dan D tidak boleh ditulis secara berdampingan.


2. Bila angka disebelah kanan lebih kecil, maka susunannya merupakan
penjumlahan.
3. Bila angka disebelah kanan lebih besar, maka susunannya merupakan
pengurangan.

Berikut ini merupakan ketentuan dalam pengurangan :

1. Setiap pengurangan hanya boleh dilakukan satu kali


2. V, L, dan D tidak dapat digunakan dalam mengurangi
3. I hanya dapat digunakan untuk mengurangi V dan X
4. X hanya dapat digunakan untuk mengurangi L dan C
5. C hanya dapat digunakan untuk mengurangi D dan M
Di bawah ini adalah contoh berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas.
Angka V, L, dan D tidak boleh ditulis secara berdampingan
Contoh :
Penulisan angka 10 tidak boleh dengan V V, tetapi yang benar adalah X.
Penulisan angka 100 tidak boleh dengan LL, tetapi yang benar adalah C.
Penulisan angka 1000 tidak boleh dengan DD, tetapi yang benar adalah M.
Penulisan angka 12 tidak boleh dengan VVII, tetapi yang benar adalah XII.

Bila angka disebelah kanan lebih kecil, maka susunannya merupakan penjumlahan
Contoh :
VI = 5 + 1 = 6
LV = 50 + 5 = 55
DL = 500 + 50 = 550

Bila angka disebelah kanan lebih besar, maka susunannya merupakan pengurangan.
Contoh :
IV = 5 - 1 = 4
IX = 10 - 1 = 9
Setiap pengurangan hanya boleh dilakukan satu kali
Contoh :
Penulisan angka 8 tidak boleh dengan IIX, tetapi yang benar adalah VII.
Penulisan angka 30 tidak boleh dengan XXL, tetapi yang benar adalah XXX.

V, L, dan D tidak dapat digunakan untuk mengurangi


Contoh :
Penulisan angka 95 tidak boleh dengan VC, tetapi yang benar adalah XCV.
Penulisan angka 450 tidak boleh dengan LD, tetapi yang benar adalah CLD.

I hanya dapat digunakan untuk mengurangi V dan X


Contoh :
IV = 4
IX = 9

X hanya dapat digunakan untuk mengurangi L dan C


Contoh :
XL = 40
XC = 90

C hanya dapat digunakan untuk mengurangi D dan M


Contoh :
CD = 400
CM = 900

Anda mungkin juga menyukai