Simbol Hasil
I 1 (satu) (unus)
V 5 (lima) (quinque)
X 10 (sepuluh) (decem)
Untuk angka yang lebih besar (5.000), sebuah garis ditempatkan di atas simbol
indikator perkalian dengan 1.000.
Simbol Hasil
Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang ini, antara lain digunakan di jam, bab buku,
penomoran sekuel film, penomoran seri event olahraga seperti Olimpiade.
Daftar isi
[sembunyikan]
2Sejarah
2.1.1.1Tanda talli
3Referensi
I 1
II (atau ) 2
III (atau ) 3
V 5
VI (atau ) 6
VII (atau ) 7
VIII (atau ) 8
IX (atau ) 9
X 10
XI (atau ) 11
XII (atau ) 12
XIII 13
XIV 14
XV 15
XIX 19
XX 20
XXX 30
XL 40
L 50
LX 60
LXX 70
LXXX 80
XC 90
C 100
CC 200
CD 400
D 500
CM 900
M 1000
MCMXLV 1945
MCMXCIX 1999
MM 2000
MMM 3000
MMMM 4000
Cara mudah untuk menuliskan angka yang besar dalam angka Romawi ialah dengan
menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan kemudian satuan.
Contoh: angka 1988.
Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX, delapan adalah VIII.
Digabung: MCMLXXXVIII ().
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Masa pra-Romawi dan Romawi kuno[sunting | sunting sumber]
Meskipun angka Romawi ditulis dengan huruf-huruf dari abjad Romawi, angka Romawi awalnya
adalah simbol-simbol yang berdiri sendiri. Etruskan, misalnya, menggunakan ,
, , , , dan untuk menuliskan I, V, X, L, C, dan M, yang berarti hanya I dan X merupakan
huruf-huruf dalam abjad mereka.
Hipotesis mengenai asal mula angka Romawi[sunting | sunting sumber]
Tanda talli[sunting | sunting sumber]
Salah satu hipotesis mengenai asal mula angka Romawi adalah bahwa angka Romawi Etruskan
pada kenyataannya berasal dari torehan-torehan pada tongkat hitungan, yang digunakan oleh
para penggembala Italia dan Dalmasia hingga abad ke-19.[1]
Oleh karena itu, (I) tidak berasal dari huruf (I), tetapi dari torehan vertikal pada tongkat hitungan.
Setiap torehan kelipatan lima dipotong ganda, misalnya , , , , dst., dan setiap kelipatan
sepuluh dipotong silang (X), (IIIIIIIIXIIIIIIIIXII...), lebih seperti tanda talli Eropa saat ini. Hal ini
menghasilkan suatu sistem posisi: Delapan pada tongkat penghitungan adalah delapan talli,
IIIIIII. Dengan cara lain, dapat disingkat menjadi III (atau VIII), karena kehadiran
mengimplikasikan telah ada empat torehan sebelumnya. Lebih jauh lagi, delapan belas adalah
talli kedelapan setelah sepuluh talli pertama, yang dapat disingkat X, dan menjadi XIII.
Demikian pula angka empat pada tongkat adalah torehan I sebelum potongan (V), sehingga
dapat ditulis menjadi IIII atau I (IV). Oleh karena itu, konsep sistem ini bukan penambahan atau
pengurangan, tetapi urutan (ordinal). Ketika talli-talli tersebut diubah menjadi tulisan, tanda-tanda
yang mudah diidentifikasikan dengan huruf-huruf Romawi saat itu adalah I, V, dan X.
Dalam talli, V atau X yang kesepuluh menerima coretan tambahan. Sehingga, 50 ditulis dengan
variasi-variasi seperti N, , K, , , dll., tetapi mungkin yang paling sering adalah bentuk ceker
ayam seperti V dan I yang tumpang tindih: . Bentuk itu kemudian diluruskan menjadi (huruf T
terbalik) hingga periode kekuasaan Augustus, dan segera setelah itu diidentifikasi dengan huruf
yang secara grafis menyerupai, yaitu L. Demikian pula, 100 ditulis dalam variasi-variasi , ,
, H, atau dengan simbol-simbol untuk 50 seperti yang disebutkan di atas ditambah dengan
sebuah coretan ekstra. Bentuk (X dan I yang tumpang tindih) kemudian menjadi bentuk
dominan. Bentuk itu lalu ditulis dengan variasi >I< atau IC, kemudian disingkat menjadi atau
C, hingga akhirnya variasi C yang menjadi pilihan karena C merupakan singkatan dari centum,
bahasa Latin untuk "ratus".
https://id.wikipedia.org/wiki/Angka_Romawi
I = 1 (unus)
V = 5 (quinque)
X = 10 (decem)
L = 50 (quinquaginta)
C = 100 (centum)
D = 500 (quingenti)
M = 1000 (mille)
Untuk angka yang lebih besar (5.000), sebuah garis ditempatkan di atas
simbol indikator perkalian dengan 1.000
10. Bilangan romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari romawi kuno
yang menggunakan huruf latin untuk melambangkan penomoran angkanaya.
Angka Romawi yang umum digunakan pada zaman sekarang ini, antara lain
banyak digunakan pada jam, bab buku, penomoran sekuel film, penomoran
seri event olahraga seperti Olimpiade.
12. Cara mudah untuk menuliskan bilangan angka yang besar dalam angka
Romawi ialah dengan menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan
kemudian satuan.
14. Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX,
delapan adalah VIII.
Digabung: MCMLXXXVIII
16. Serimu adalah M, sembilan ratus adalah CM, empat puluh adalah XL, lima
adalah V.
Digabung: MCMXLV
20. Untuk lebih jelasnya tentang penulisan angka atau bilangan romawi silahkan
perhatikan tabel berikut ini!
Angka Angka
No urut Biasa Romawi
1 0 tidak ada
2 1 I
3 2 II
4 3 III
5 4 IV
6 5 V
7 6 VI
8 7 VII
9 8 VIII
10 9 IX
11 10 X
12 11 XI
13 12 XII
14 13 XIII
15 14 XIV
16 15 XV
17 19 XIX
18 20 XX
19 30 XXX
20 40 XL
21 50 L
22 60 LX
23 70 LXX
24 80 LXXX
25 90 XC
26 100 C
27 200 CC
28 400 CD
29 500 D
30 666 DCLXVI
31 900 CM
32 1000 M
33 1945 MCMXLV
34 1999 MCMXCIX
35 2000 MM
36 3000 MMM
37 4000 MMMM
38 5000 I
21.
Demikian pembahasan lengkap tentang bilangan romawi yang mencakup
pengertian bilangan romawi, contoh bilangan romawi dan aturan penulisan
bilangan romawi.
Ayo Gabung
Data Blogku
Bilangan Romawi
Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat
berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari
7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melambangkan / memiliki arti angka
tertentu.
Bila angka disebelah kanan lebih kecil, maka susunannya merupakan penjumlahan
Contoh :
VI = 5 + 1 = 6
LV = 50 + 5 = 55
DL = 500 + 50 = 550
Bila angka disebelah kanan lebih besar, maka susunannya merupakan pengurangan.
Contoh :
IV = 5 - 1 = 4
IX = 10 - 1 = 9
Setiap pengurangan hanya boleh dilakukan satu kali
Contoh :
Penulisan angka 8 tidak boleh dengan IIX, tetapi yang benar adalah VII.
Penulisan angka 30 tidak boleh dengan XXL, tetapi yang benar adalah XXX.