Laporan Rancangan Aktualisasi
Laporan Rancangan Aktualisasi
Laporan Rancangan Aktualisasi
Disusun Oleh :
MAULIDIA PUTRI
NIP. 19980712 202203 2 012
Mentor, Coach,
II
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN
Mentor, Peserta,
Coach, Penguji,
III
KATA PENGANTAR
Penulis
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................................................... ii
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN ........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat .................................................................................................................3
C. Gambaran Umum Organisasi ...................................................................................................3
BAB II ASN BERAKHLAK DAN SMART GOVERMENT .....................................................................6
A. Nilai-Nilai Dasar ASN ...............................................................................................................6
B. Kedudukan dan Peran PNS untuk terwujudnya Smart Goverment .........................................18
C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Lingkungan .................21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ..............................................................................................28
A. Identifikasi Isu .........................................................................................................................28
B. Penetapan Core Isu ................................................................................................................30
C. Analisis Core Isue ...................................................................................................................32
D. Gagasan Kreatif Pemecahan Isue ..........................................................................................33
E. Matriks Rancangan Aktualisasi ............................................................................................... 35
F Penjadwalan ...........................................................................................................................56
Daftar Pustaka......................................................................................................................................57
V
DAFTAR GAMBAR
VI
DAFTAR TABEL
VII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
terdiri atas PNS dan PPPK yang berkedudukan sebagai aparatur
sipil negara yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
serta diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peserta yang lolos seleksi dari
penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS diangkat menjadi calon
PNS dan wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Adapun proses pendidikan dan pelatihan yang
dimaksud menurut peraturan LAN No 1 Tahun 2021 berupa
Pelatihan Dasar CPNS yang bertujuan mengembangkan
kompetensi CPNS untuk agar terbentuknya karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugasnya.
Kabupaten Bangka Tengah adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Bangka yang resmi dibentuk pada
tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Setiap kepala daerah memiliki visi dan misi untuk
mewujudkan pencapaian kinerja dari kepala daerah. Oleh karena
itu setiap kepala daerah khususnya kepala daerah Kabupaten
1
Bangka tengah yang terpilih harus mencapai visi dan misi tersebut
yang didukung oleh perangkat daerah yang ada.
Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi yang mempunyai
tugas dalam pelaksana urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan mendukung misi kepala daerah pada misi ke-
4 yaitu Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan.
Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari beberapa unit bagian salah
satunya UPTD Laboratorium Lingkungan. Dimana UPTD
Laboratorium Lingkungan tersebut masih dalam proses menuju
akreditasi. Menurut PermenLHK No.23 th 2020 tentang
Laboratorium Lingkungan persyaratan tambahan dalam penilaian
kompetensi laboratorium pada bagian manajemen laboratorium
yaitu adanya pernyataan manajemen dalam pengelolaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di dukung juga UU No.1 th
1970 tentang Keselamatan Kerja di tempat kerja dimana kewajiban
pengurus untuk menempatkan semua syarat keselamatan kerja di
tempat kerja, memasang gambar /poster K3 yang diwajibkan dan
bahan pembinaan serta menyediakan alat perlindungan diri.
Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang
berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan, tempat kerja, dan
lingkungan tempat kerja adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada
tenaga kerja sehingga meningkatkan mutu pekerjaan,
meningkatkan produksi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat
penting mengingat apabila kesehatan pegawai buruk maka akan
mengakibatkan turunnya output serta demotivitas kerja.
2
B. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan rancangan aktualisasi ini, yaitu:
1. Mengetahui standar K3 di laboratorium lingkungan sesuai
PerMenLHK No.23 th 2020 dan UU No.1 th 1970;
2. Memasang K3 sesuai peraturan undang-undang di UPTD
Laboratorium Lingkungan;
3. Memberikan pemahaman tentang K3 dalam bekerja di
UPTD Laboratorium Lingkungan melalui sosialisasi;
b. Manfaat rancangan aktualisasi ini, yaitu:
1. Peserta latsar dapat memahami, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN (BerAKHLAK) dalam melaksanakan tugas
dan fungsi ASN di tempat kerja;
2. Mengurangi resiko kecelakaan kerja di UPTD Laboratorium
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup,
3. Meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan efisiensi UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
4. Menciptakan Lingkungan kerja yang disiplin;
3
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas DLH
di bidang lingkungan hidup. Kepala UPTD Laboratorium
Lingkungan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas membantu
Kepala DLH dalam memimpin, mengatur, membina,
mengendalikan, mengoordinasikan dan menyelenggarakan seluruh
kegiatan di UPTD Laboratorium Lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPTD Laboratorium
Lingkungan, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana dan teknis operasional pengelolaan
laboratorium lingkungan;
b. Pelaksanaan operasional pengelolaan laboratorium lingkungan;
c. Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan kegiatan laboratorium lingkungan; dan
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a. kepala UPTD;
b. subbagian tata usaha; dan
c. kelompok jabatan fungsional.
4
d. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Setiap perangkat daerah dalam melaksanakan program dan
kegiatan harus merujuk pada visi dan misi dari Kabupaten Bangka
Tengah guna mewujudkan pencapaian kinerja dari kepala daerah
Kabupaten Bangka Tengah. Dimana visi tersebut adalah :
“Mewujudkan Bangka Tengah Yang Semakin Unggul”.
Sedangkan untuk misi pembangunan Kabupaten Bangka
Tengah Periode Tahun 2021 – 2026 yaitu :
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan
berkualitas berdasarkan IMTAQ
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang unggul
dan berkelanjutan melalui penguasaan dan pengembangan
IPTEK
3. Meningkatkan sarana dan prasarana publik yang unggul merata
4. Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan
5. Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan
pemerintahan yang unggul.
Untuk mendukung misi Kepala daerah maka misi untuk
lingkungan hidup adalah pada misi ke-4 yaitu Mewujudkan
lingkungan yang unggul serta berkelanjutan. Berdasarkan misi
tersebut maka dapat dijabarkan tujuan dan sasaran Kabupaten
Bangka Tengah yang harus didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup
sehingga tercapailah apa yang menjadi tujuan dan sasaran kepala
daerah, Adapun tujuan yang akan dicapai Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya lingkungan hidup yang berkelanjutan;
2. Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik.
Untuk sasaran jangka menengah yang hendak dicapai adalah;
1. Meningkatnya kualitas air
2. Meningkatnya kualitas udara
3. Meningkatnya kualitas air laut
5
4. Meningkatnya kualitas lahan
5. Terlaksananya pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangka
Tengah
Nilai organisasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah yakni Disiplin, Jujur, Ikhlas, Tanggung Jawab,
Profesional Kerjasama (DJITOE)
6
BAB II
ASN BerAKHLAK DAN SMART GOVERNMENT
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Adapun paduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yaitu :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
Aparatur menjadi pendengar yang baik atas keluhan ataupun
harapan masyarakat terhadap layanan yang ingin mereka
dapatkan, kemudian memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik individu yang bersangkutan. Standar mutu
pelayanan yang berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat
7
sebagai pelanggan, diarahkan untuk memberikan kesejahteraan
kepada setiap warga negara, misalnya: layanan kesehatan,
pendidikan, dan perlindungan konsumen.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu:
a. Penyelenggara pelayanan publik (ASN/Birokrasi),
b. Penerima layanan (masyarakat, stakeholders, atau sektor
privat)
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan
ramah yaitu melayani dengan senyuman, menyapa dan memberi
salam serta berpenampilan rapi. Cekatan yaitu melayani dengan
cepat dan tepat waktu, Solutif yaitu melayani dengan memberikan
kemudahan untuk memilih layanan yang tersedia dapat diandalkan,
tidak berbelit belit (bertele-tele), dan tidak ditunda-tunda. serta
melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad
memberikan pelayanan yang prima.
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Aparatur Sipil Negara memberikan layanan yang bermutu tidak
boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar
mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pengguna
layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini.
b. Akuntabel
Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari
8
amanah yang dipercayakan kepadanya. Adapun paduan perilaku
yang sesuai dengan paduan perilaku ASN BerAKHLAK yaitu:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun
kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan kepada
setiap pegawai atau pejabat negara. ASN memiliki tanggung jawab
untuk melakukan sesuatu, dapat menerima konsekuensi ketika
tidak melakukannya atau ternyata hasil pekerjaannya tidak sesuai.
Dalam dunia kerja, tanggung jawab membantu seseorang untuk
berkomitmen terhadap pekerjaannya dan menyelesaikannya sesuai
yang diharapkan. Cermat yaitu melakukan tugas pelayanan dengan
penuh perhatian, seksama dan teliti. Disiplin dimana patuh dan taat
terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Integritas memiliki
keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat
berpikir secara akuntabel.
9
prosedur yang dikeluarkan pemerintah/instansi. Setiap PNS harus
memastikan bahwa:
a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. Pemakaian barang berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
c. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan
efisien
d. Pemakaian barang dan pengelola barang sesuai dengan fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, serta
sesuai dengan standar kendala yang dibutuhkan.
e. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab
f. Pengelolaan Barang Milik Negara harus transparan kepada hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dapat
dipertanggugjawabkan kepada rakyat
c. Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan
10
Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS,
bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah untuk
mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai
bagian dari reformasi birokrasi.
Berikut adalah paduan perilaku ASN Kompeten yaitu :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah dengan paradigma Learn (Belajar hal baru),
Unlearn (Lupakan jika hal tersebut tidak sesuai/relevan), dan
Relearn (Menerima fakta baru). Kemandirian untuk belajar sejalan
dengan perkembangan teknologi yang telah menciptakan
kebutuhan metode pengajaran baru, sumber belajar, dan media
digital yang lebih luas dan massif. Pendekatan pengembangan
mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet. Prinsip pembelajar
heutagogis lainnya adalah kapabilitas.
Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang
mungkin dimiliki unit kerja/instansi tepat bekerja atau tempat lain.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam
basis online network. Dalam konteks ini mewujudkan akses belajar
seperti kursus online terbuka massal di mana koneksi dapat
dibentuk untuk membentuk komunitas pengetahuan. Sebagai ASN
pembelajar, ASN juga diharapkan mengalokasikan dirinya dalam
waktu dan ruang yang memadai, yang dikhususkan untuk
penciptaan atau perolehan pengetahuan
2. Membantu orang lain belajar
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka, Mengambil
11
pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo,
laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya
ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan
diambil. Serta aktif mengakses dan mentransfer pengetahuan
dalam bentuk: melibatkan dalam jejaring ahli, mendokumentasikan
pengalaman/pegetahuan, dan menuliskan pengetahuan bersumber
dari refleksi pengalaman. Sosialisasi seperti morning tea / coffee
untuk mentransfer ilmu pengetahuan.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
1. Mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya
nyata (Pengetahuan menjadi karya)
2. Bekarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup seseorang
(Makna hidup dalam bekerja)
3. Semangat dalam berkarya yang dapat mendorong dan
menahan kesusesan pekerjaan anda.
d. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak
manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman.
Kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat,
lepas kendali dan mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang
akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa. Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan.
Adapun paduan perilakunya yaitu:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
PNS sebagai Aparatur Sipil Negara harus bersikap adil dan
netral. Adil, dimana dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Netral,
dimana tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan
yang ada. Dengan bersikap adil dan netral melaksanakan
tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman,
12
damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.
PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk
menunjang sikap adil dan netral karena tidak berpihak dalam
memberikan layanan .
2. Suka menolong orang lain
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus
memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga
membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan .
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif;
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang
dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Membuat tempat kerja yang berenergi (Tempat kerja harus
dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja)
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
kontribusi (Mencari ide dari orang-orang yang berada dalam
tim, sehingga mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa
memiliki karyawan dalam sebuah bisnis/organisasi)
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core
values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah
13
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
14
Adapun beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang
dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua
ini diantaranya:
1. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
2. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
3. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
4. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN; dan
5. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
15
f. Adaptif
Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan serta menghadapi perubahan. Adaptif dibutuhkan
baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual untuk
menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan
lingkungan yang konstan.
Adapun paduan perilaku adaptif ASN sebagai berikut :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah
menyesuaikan (diri) Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
selalu adaptif atau mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
keadaan. Keadaan Pelayanan publik berbasis digital menjadi salah
satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga kebutuhan
kemudahan bagi warga. Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan
bagi pemerintah untuk menyesuaikan dengan peningkatan literasi
digital masyarakat.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Inovasi kebijakan berarti baru dan ide-ide segar dicoba dan
dimasukkan ke dalam kebijakan sehingga hasil yang lebih baik dan
berbeda dapat dicapai. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan
adanya kreativitas dan inovasi yang ditumbuhkembangkan dalam
diri individu maupun organisasi. Istilah kreativitas dan inovasi kerap
diidentikkan satu sama lain. Sebuah inovasi yang baik biasanya
dihasilkan dari sebuah kreativitas. Contohnya dalam menginovasi
sebuah barang atau proses memerlukan kemampuan kreatif untuk
menciptakan inovasi. Tanpa kreativitas, maka kemampuan
beradaptasi dari pegawai akan sangat terbatas.
3. Bertindak proaktif;
Berdasarkan Artikel Diskominfo Jawa Timur, sikap proaktif
yaitu berani memulai untuk menciptakan inovasi dan terobosan
baru, akan menjadi modal dan kekuatan guna mencapai
16
pemerintahan yang mampu memaksimalkan pelaksanaan
otonomi daerahnya.
g. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis.
Adapun paduan perilaku ASN kolaboratif yaitu :
17
B. Kedudukan dan Peran PNS untuk terwujudnya Smart Government
a. Kedudukan PNS
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada
dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
c. Peran PNS
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
maka Pegawai PNS berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
18
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
19
melalui penerapan e-government, kompetensi aparatur dalam
transformasi digital menjadi sangat penting. Kita bisa melihat
misalnya beberapa Top Skill dalam Revolusi Industri 4.0.
Berbagai Top skill ini sudah dimiliki oleh generasi milenial, yang
notabene banyak menciptakan lapangan kerja di dunia swasta
dan industri kreatif.
20
C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah
a. Laboratorium Lingungan
Laboratorium adalah lembaga yang melakukan satu atau
lebih kegiatan yang meliputi pengujian, kalibrasi, dan pengambilan
contoh, terkait dengan pengujian atau kalibrasi berikutnya.
Laboratorium Lingkungan adalah laboratorium yang mempunyai
sertifikat akreditasi laboratorium pengujian parameter kualitas
lingkungan dan pengambilan contoh uji sesuai peraturan serta
mempunyai identitas registrasi yang memiliki fungsi mendukung
pengelolaan lingkungan hidup.
21
Menurut UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
syarat-syarat keselamatan kerja yaitu :
22
Menurut PermenLHK 23 tahun 2020 tentang Laboratorium
Lingkungan pada persyaratan tambahan akreditasi Laboratorium
Lingkungan , dimana pada bagian manajemen laboratorium
terdapat pernyataan manajemen untuk melakukan pengambilan
contoh uji, pengelolaan limbah laboratorium serta kesehatan dan
keselamatan kerja.
Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium Bagi Laboratorium Lingkungan yang telah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3), maka persyaratan Laboratorium Lingkungan disesuaikan
dengan persyaratan SMK3.
a. Laboratorium harus melakukan safety induction;
b. Laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur yang
terdokumentasi untuk keselamatan dan kesehatan kerja
personel;
c. Laboratorium harus memiliki prosedur tanggap darurat;
d. Laboratorium harus memiliki penyerap bahan kimia
(diatomaceousearth, vermiculite) dan penyerap untuk cairan-
cairan yang menimbulkan rasa terbakar /pan\]as (Sawdust);
e. Bahan penetral tumpahan asam (soda ash/sodium carbonate)
dan atau basa;
f. Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium
sekurang-kurangnya harus meliputi :
1. safety shower dan/atau eyewash unit;
2. pemadam kebakaran sesuai jenisnya;
3. alarm dan/atau petunjuk arah ke luar Laboratorium;
4. obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
Laboratorium (P3K);
5. Laboratorium Lingkungan dilengkapi informasi-informasi,
seperti antara lain: label; bahaya dan petunjuk pengamanan;
kompilasi Material Safety Data Sheet (MSDS);
23
6. peralatan pelindung diri (Personnel Protection Equipment),
seperti antara lain:
- jas Laboratorium untuk melindungi pakaian sehari-hari dari
kontaminasi bahan-bahan beracun dan penyebab infeksi;
- masker;
- sarung tangan untuk bekerja kontak dengan bahan kimia dan
pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera;
- kacamata Laboratorium yaitu kacamata pengaman dan
pelindung wajah untuk bekerja dengan bahan-bahan korosive,
beracun, pelarut, peralatan penghancur, bahan-bahan yang
menimbulkan infeksi, dan proses yang dapat gagal dan
berbahaya.
7. Laboratorium harus membuat tanda-tanda pengamanan
berdasarkan peruntukan dan kebutuhan, seperti antara lain:
- Dilarang Merokok;
- Hati-hati, Tegangan Tinggi;
- Harus Memakai Sarung Tangan;
- Tempat Mandi untuk Pengaman; dan
- Lokasi P3K
24
mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku dan di terapkan dalam suatu perusahaan tersebut.
25
Persyaratan Kotak P3K :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna
dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau;
b. tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak
d. isi kotak P3K
Penempatan Kotak P3K di Tempat Kerja
a. Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya, mudah diangkat
b. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter
atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh
26
Gambar 2.1 Tanda menyatakan tempat pemasangan APAR di dinding
c. Tinggi pemberian tanda pemasangannya adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api
ringan bersangkutan.
27
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
1. Belum optimalnya K3 di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Penerapan K3 di Laboratorium Lingkungan masih
belum optimal seperti belum adanya poster K3, belum
adanya MSDS bahan-bahan kimia, belum terpasang
seluruhnya petunjuk kerja penggunaan alat, kotak P3K dan
poster pertolongan pertama serta peletekan APAR belum
sesuai standar. Hal tersebut bisa memicu terjadinya
kecelakaan kerja yang menyangkut keselamatan dan
kesehatan pegawai Laboratorium Lingkungan serta belum
menerapkan undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja di tempat kerja.
2. Belum adanya tata letak pembagian peralatan yang layak
dan tidak layak di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Di bagian ruang bahan kimia di laboatorium
lingkungan terdapat peralatan rusak yang sudah tidak layak
pakai. Untuk itu perlu dipisahkan terutama untuk peralatan
gelas kimia yang layak maupun tidak layak digunakan agar
tidak membahayakan analis jika masih menggunakan
peralatan yang tidak layak digunakan.
28
Peralatan pengambilan sampel masih tidak beraturan
terletak di meja kerja untuk analis. hal ini dikarenakan belum
adanya tempat khusus untuk peralatan sampel tersebut.
maka perlu di pisahkan tersendiri di ruangan lain agar tidak
mengganggu proses analis dalam menganalisa.
29
B. Penetapan Core Isu
Berdasarkan pengalaman bekerja selama 1 bulan
bertugas di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Bangka Tengah, didapatkan beberapa
masalah /isu yang terjadi. Adapun isu-isu tersebut diidentifikasi
pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Isu/ Masalah Berdasarkan Analisis APKL
30
isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Kekhalayakan adalah Isu tersebut menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik adalah Isu tersebut memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan adalah Isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya. Dari isu yang ada, dilakukanlah
penapisan terhadap isu-isu tersebut sehingga didapatkan tiga
identifikasi isu. Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan tiga identifikasi
isu yakni :
1. Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
2. Belum adanya tata letak peralatan sampling yang terletak di meja
kerja analis di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti pendingin
ruangan (AC) di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Dari ketiga isu problematika di atas, dibuatlah analisis
berdasarkan hasil analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan dan perkembangan setiap variabel dengan rentang 1-
5. Urgency (mendesak) yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness
(keseriusan) yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja dan bahkan pengaruh terhadap proses
selanjutnya (sifat kumulatif dampak) yang mana apakah dampak
tersebut akan membahayakan sistem atau tidak dan sebagainya.
Growth (berkembangnya masalah) yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk
31
dicegah. Berikut merupakan pemilihan isu prioritas menggunakan
teknik analisis USG pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Penentuan Isu Prioritas dengan Analisis USG
Penilaian Kriteria
No Jml Rank
Masalah U S G
32
Hidup”, Isu tersebut dianalisis menggunakan metode fishbone
diagram. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai
factor penyebab masalah dan menganalisis masalah yang
kemudian akan dipecahkan menjadi beberapa kategori yang
berkaitan. Berikut adalah fishbone diagram yang digunakan
untuk menganalisa isu “Belum Optimalnya K3 di Laboratorium
Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup”
Penyebab Akibat
Individu Metode
Belum
Masih kurang terdapatnya
MSDS dan
pemahanan K3
prosedur kerja Belum
per alat
Kurang Belum adanya Optimalnya
Ingin cepat
disiplin
/praktis petunjuk dan K3
/instan rambu K3 di UPTD
Laboratorium
Belum terlaksananya Peletakkan APAR
belum sesuai standar Lingkungan
PerMenLHK No.23 th 2020
dan pemasangan Dinas
dan UU No.1 th 1970 petunjuk penggunaan
Lingkungan
APAR
Hidup
Belum
adanya
Aturan Fasilitas kotak P3K
33
2. Memasang kumpulan MSDS bahan dan prosedur kerja
penggunaan alat di laboratorium lingkungan
3. Memasang kotak P3K dan poster pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan kerja di Laboratorium Lingkungan
4. Meletakkan APAR sesuai standar dan membuat petunjuk
kerja penggunaan APAR
5. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 di
Laboratorium Lingkungan
Berikut Diagram Alir Penyelesaian Isu / masalah :
Membuat Rancangan
Sosialisasi kepada Staff
Laboratorium Lingkungan
Membuat Laporan
Penerapan K3 di
Laboratorium
Lingkungan
34
E. Matriks Rancangan Aktualisasi
35
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Berkonsultasi
kegiatan yang akan dokumentasi kepada atasan dengan ramah, cekatan
dilaksanakan dan solutif ketika ditanya oleh atasan.
Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.
36
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Memahami dan menguasai
rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan kegiatan
yang disetujui dengan baik.
37
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Menjaga nama baik atasan,
organisasi dan institusi yang akan
menyetujui rencana yang akan
dilaksanakan.
38
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Berkoordinasi dengan
stakeholder mengenai bahan yang
akan dipasang di laboratorium.
39
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Observasi Hasil Berorientasi Pelayanan: Melakukan
sebelum pemasangan Observasi observasi di laboratorium untuk
bahan K3 memenuhi kebutuhan stakeholder.
40
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat dan Lampiran Berorientasi Pelayanan: Mencetak
mencetak bahan K3 bahan K3 yang akan dipasang sesuai
(poster K3, prosedur dengan kebutuhan.
kerja penggunaan
alat, bahan, rambu K3, Akuntabel: Mencetak bahan K3 yang
prosedur P3K dan akan dipasangkan dengan cermat dan
penggunaan APAR) bertanggung jawab sesuai dengan
sesuai hasil diskusi hasil diskusi dan observasi.
dengan atasan sesuai Kompeten: Mecetak bahan K3 sesuai
dan hasil observasi. dengan ukuran dan hasil observasi
untuk mendapatkan hasil terbaik.
Harmonis: Menggabungkan ide hasil
diskusi bersama atasan dalam
membuat bahan K3 yang akan
dipasang.
Loyal: Membuat bahan K3 tetap
memperhatikan standard undang
undang yang berlaku.
41
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
\No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Menyiapkan alat dengan
teliti, jangan ada yang terlupa agar
proses pemasangan berjalan lancar.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
administrasi untuk pengajuan alat yang
dibutuhkan untuk keperluan kantor.
Loyal: Musyawarah bersama
administrasi untuk mengajukan alat
yang akan dibeli untuk pemasangan.
Adaptif: Menyiapkan alat yang telah
disesuaikan dengan hasil observasi
dan hasil diskusi.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan staff
lab untuk menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan.
Melakukan 1. Mengumpulkan bahan Foto Berorientasi Pelayanan: Dengan Melakukan Dengan Melakukan
pemasangan bahan jadi dan alat yang dokumentasi Mengumpulkan bahan dan alat yang pemasangan bahan K3 di pemasangan bahan K3 di
K3 di Laboratorium akan dipasang dipasangkan dengan cekatan. Laboratorium Lingkungan Laboratorium Lingkungan
Lingkungan dilaboratorium (poster diharapkan agar dapat diharapkan agar dapat
K3, prosedur kerja Akuntabel: Mengumpulkan bahan dan tercapainya penerapan K3 di tercapainya penerapan K3 di
penggunaan alat, alat yang dipasangkan dengan disiplin laboratorium lingkungan melalui laboratorium lingkungan
bahan, rambu K3, dan cermat. peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
prosedur P3K dan Daya sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
3 penggunaan APAR). Kompeten: Pengumpulan bahan Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
dilakukan dengan teliti dan Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
terkelompok untuk memudahkan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
pemasangannya. Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
Harmonis: Meminta saran kepada Berkelanjutan.
stakeholder mengenai bahan dan alat
yang telah siap akan dipasangkan di
laboratorium
42
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Musyawarah dengan
stakeholder mengenai bahan dan alat
yang siap dipasangkan.
43
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
stakeholder dalam meminta bantuan
pada saat pemasangan kotak p3k dan
APAR.
3. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
pemasangan bahan dokumentasi Menyampaikan hasil pemasangan
K3 kepada atasan . bahan K3 sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil dengan
sejujurnya, transparan tanpa ada yang
ditutupi, bertanggung jawab terhadap
hasil sebagai bentuk integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil
dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan
masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilakukan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah
untuk mencapai mufakat saat
menyampaikan hasil kegiatan kepada
atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan dengan memperbaiki hal yang
salah untuk mendapatkan hasil terbaik.
44
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat Rancangan 1.Menyiapkan dan Bahan Berorientasi Pelayanan: Dalam Dengan Membuat Rancangan Dengan Membuat
Sosialisasi kepada membuat bahan Sosialisasi mengumpulkan dan membuat bahan Sosialisasi kepada Staff Rancangan Sosialisasi
Staff Laboratorium sosialisasi sosialisasi dimana bahan tersebut Laboratorium Lingkungan kepada Staff Laboratorium
Lingkungan harus memenuhi kebutuhan diharapkan agar dapat Lingkungan diharapkan agar
stakeholder. tercapainya penerapan K3 di dapat tercapainya penerapan
laboratorium lingkungan melalui K3 di laboratorium lingkungan
Akuntabel: Disiplin dalam menyiapkan peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
bahan dan dapat Daya Manusia sehingga Sumber Daya Manusia
mempertanggungjawabkan bahan tercapainya Visi Kabupaten sehingga tercapainya nilai-
yang akan disosialisasikan. Bangka Tengah Semakin nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Unggul dan Misinya yaitu Ikhlas, , Tanggung Jawab,
Kompeten: Bahan sosialisasi dibuat Mewujudkan Lingkungan Yang Profesional, dan Kerjasama
sistematis, menarik dan tepat sasaran Unggul dan Berkelanjutan.
serta memudahkan semua staff untuk
memahaminya.
45
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2.Membuat komitmen K3 Komitmen Berorientasi Pelayanan: Dalam
di laboratorium. K3 di membuat komitmen tetap
laboratorium memperhatikan sifat ramah, komitmen
tersebut solutif dan membawa
perubahan yang lebih baik
46
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3.Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Melakukan
dengan atasan dan dokumentasi konsultasi dengan atasan dengan
melakukan cross check isi cekatan dan solutif dalam
bahan sosialisasi dan menyampaikan bahan yang akan
komitmen yang dibuat. disosialisasikan.
47
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Sosialisasi 1. Melakukan Konsultasi Catatan Berorientasi Pelayanan: Melakukan Dengan melakukan sosialisasi Dengan melakukan
kepada Staff dengan atasan sebelum konsultasi konsultasi dengan atasan dengan kepada seluruh staff sosialisasi kepada seluruh
Laboratorium mulai sosialisasi cekatan dan solutif serta meminta izin laboratorium diharapkan agar staff laboratorium diharapkan
Lingkungan untuk dilakukannya sosialisasi di dapat tercapainya penerapan agar dapat tercapainya
laboratorim. K3 di laboratorium lingkungan penerapan K3 di laboratorium
melalui peningkatan kualitas lingkungan melalui
Akuntabel: Meminta izin menggunakan Sumber Daya Manusia peningkatan kualitas Sumber
fasilitas kantor berupa proyektor sehingga tercapainya Visi Daya Manusia sehingga
sebagai media sosialisasi Kabupaten Bangka Tengah tercapainya nilai-nilai
Semakin Unggul dan Misinya organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Meningkatkan kompetensi yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
terlebih dahulu sebelum koordinasi Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dengan atasan agar lebih terarah dan Berkelanjutan.
siap untuk lanjut ke proses
selanjutnya.
48
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sebelum dilakukan kuesioner kepada staff sebelum
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah.
Akuntabel: Disiplin dalam membagikan
kuesioner, mengutamakan kejujuran
dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner
yang dibuat.
Kompeten: Membagikan kuesioner
kepada staff sebelum dilakukannya
sosialisasi diharapkan sesudah
dilakukan sosialisasi akan menambah
kompetensi para staff mengenai materi
K3 yang disajikan.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
para staff untuk mengisi kuesioner
merupakan adanya hubungan timbal
balik yang baik dengan partisipan.
Loyal: Bersikap sopan dan
menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
Kolaboratif: Melibatkan seluruh staff
untuk ikut berpartisipasi mengisi
kuesioner sebagai bentuk kerja sama
sehingga output yang diinginkan
berupa pengetahuan staff sebelum
sosialisasi dapat diketahui dengan
cepat dan tepat dalam waktu singkat.
49
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Sosialisasi Foto Berorientasi Pelayanan:
kepada staff dokumentasi Menyampaikan materi sosialisasi
Laboratorium Lingkungan dengan ramah, tepat sasaran, dimana
output sosialisasi ini dapat memenuhi
kebutuhan staff laboratorium
lingkungan.
Akuntabel: Datang tepat waktu,
bertanggung jawab untuk mengecek
materi, media, alat agar sosialisasi
berjalan dengan lancer dan khidmat.
Kompeten: Pelaksanaan sosialisasi ini
dapat menambah kompetensi staff
laboratorium mengenai betapa
pentingnya K3 untuk keselamatan diri
dan organisasi maupun instansi.
50
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sesudah dilakukan kuesioner kepada staff sesudah
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah
51
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Adaptif : Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
5. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
kegiatan kepada dokumentasi Menyampaikan hasil kegiatan dengan
atasan dan resume. ramah dan sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil kegiatan
dengan sejujurnya, transparan tanpa
ada yang ditutupi, bertanggung jawab
terhadap hasil sebagai bentuk
integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil
dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan
masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah
untuk mencapai mufakat saat
menyampaikan hasil kegiatan kepada
atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan memperbaiki yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil terbaik.
52
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat dan 1. Membuat Laporan Laporan Berorientasi Pelayanan: Membuat Dengan membuat dan Dengan membuat dan
menyampaikan Hasil Kegiatan kegiatan laporan kegiatan dengan tujuan menyampaikan Laporan menyampaikan Laporan
Laporan kegiatan. (Softfile) memenuhi pelayanan dan melakukan Penerapan K3 di Laboratorium Penerapan K3 di
perbaikan sesuai tupoksi. Lingkungan diharapkan agar Laboratorium Lingkungan
dapat tercapainya penerapan diharapkan agar dapat
Akuntabel: Membuat laporan kegiatan K3 di laboratorium lingkungan tercapainya penerapan K3 di
tepat waktu, dengan mengutamakan melalui peningkatan kualitas laboratorium lingkungan di
kejujuran, dan dapat Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas
mempertanggungjawabkan hasil sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
tersebut. Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Membuat laporan kegiatan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
secara sistematis, bahasa yang mudah Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dipahami pembacanya dan berisi Berkelanjutan.
pengetahuan untuk menambah
kompetensi.
53
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mencetak Laporan Laporan jadi Berorientasi Pelayanan: Mencetak
Kegiatan laporan kegiatan dengan cekatan dan
rapi.
54
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabel : Menyampaikan laporan
kegiatan dengan tetap mengutamakan
kejujuran, dan dapat
mempertanggungjawabkan hasil
tersebut.
55
1. Penjabaran Matrik Rancangan Aktualisasi
56
Loyal: Melakukan konsultasi kepada atasan dengan sikap sopan
dan hormat untuk menjaga nama baik sebagai ASN.
Adaptif: Dalam melakukan konsultasi dapat dengan cepat
menyesuaikan dengan penjelasan atasan.
Kolaboratif: Meminta saran dan masukandari atasan ketika
berkonsultasi untuk memberikan nilai tambah.
Output:Foto Dokumentasi
57
Kompeten : Menggunakan lembar persetujuan yang akan disetujui
dan digunakan sebaik-baiknya untuk memberikan hasil yang
terbaik.
Harmonis: Menghargai dan menghormati keputusan atasan
dengan bijak.
Loyal: Menjaga nama baik atasan, organisasi dan institusi yang
akan menyetujui rencana yang akan dilaksanakan.
Adaptif: Mampu menyesuaikan dengan perubahan setelah
disetujuinya rencana yang akan dilaksanakan.
Kolaboratif: Lembar persetujuan tersebut sebagai wujud kerja
sama atasan dan peserta untuk memberikan hasil terbaik untuk
organisasi maupun instansi.
Output: Lembar persetujuan
58
Adaptif: Menyiapkan bahan yang update terhadap peraturan
perundangan terbaru.
Kolaboratif: Berkoordinasi dengan stakeholder mengenai bahan
yang akan dipasang di laboratorium
Output: Bahan untuk aktualisasi
59
Kompeten: Melakukan observasi terlebih dahulu agar bahan yang
akan dipasang tersebut tepat sasaran.
Harmonis: Selama melakukan observasi diusahakan membangun
suasana yang kondusif tanpa mengganggu rekan kerja lain.
Loyal: Dalam melakukan observasi tetap menjaga kerahasiaan
tempat yang menjadi objek observasi
Adaptif: Dapat menyesuaikan bahan K3 yang dipasangkan
dengan tempat yang menjadi objek observasi.
Kolaboratif: Melakukan observasi terhadap stakeholder dan
meminta pendapat.
Output:Hasil Observasi
60
Output: Lampiran bahan
61
Kompeten: Pengumpulan bahan dilakukan dengan teliti dan
terkelompok untuk memudahkan pemasangannya.
Harmonis: Meminta saran kepada stakeholder mengenai bahan
dan alat yang telah siap akan dipasangkan di laboratorium
Loyal: Musyawarah dengan stakeholder mengenai bahan dan alat
yang siap dipasangkan.
Adaptif: Mengumpulkan bahan dikelompokkan disesuaikan
dengan tempat pemasangannya.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan stakeholder dengan meminta
masukan dengan bahan dan alat yang telah siap dipasangkan.
Output : Foto Dokumentasi
62
Tahap 3: Menyampaikan hasil pemasangan bahan K3
63
Loyal: Bahan sosialisasi bersifat adil bagi setiap staff laboratorium
lingkungan tanpa membeda-bedakan suku, agama,dan RAS.
Adaptif: Memanfaatkan perkembangan teknologi dalam
menyajikan media sosialisasi yang membuat partisipan aktif dalam
sosialisasi yang diadakan.
Kolaboratif: Memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
kreatifitas yang ada menghasilkan hasil yang terbaik.
Output: Bahan Sosialisasi
64
Tahap 3: Melakukan konsultasi dengan atasan dan melakukan
cross check isi bahan sosialisasi dan komitmen yang dibuat.
Berorientasi Pelayanan: Melakukan konsultasi dengan atasan
dengan cekatan dan solutif dalam menyampaikan bahan yang
akan disosialisasikan.
Akuntabel: Datang tepat waktu sesuai janji diskusi, menyiapkan
bahan yang akan disosialisasikan dan komitmen yang dibuat.
Kompeten: Meningkatkan kompetensi terlebih dahulu sebelum
konsultasi dengan atasan mengenai bahan dan standar yang
dibuat.
Harmonis: Menghargai hasil konsultasi dengan atasan dan
mencatat perbaikan yang harus dilakukan sebagai bentuk
hubungan timbal balik dalam diskusi.
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
bersama atasan mengenai bahan dan standar yang dibuat.
Adaptif: Bertindak proaktif dalam menjelaskan bahan yang akan
disosialisasikan serta standar yang dibuat.
Kolaboratif : Bekerja sama dengan atasan dengan memperbaiki
hal yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output: Foto Dokumentasi
65
Kompeten: Meningkatkan kompetensi terlebih dahulu sebelum
koordinasi dengan atasan agar lebih terarah dan siap untuk lanjut
ke proses selanjutnya.
Harmonis: Menghargai saran dan masukan yang diberikan oleh
atasan untuk penyampaian materi yang akan disosialisasikan
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
saat berkoordinasi dengan atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan dan memberikan ide
mengenai pelaksanaan sosialisasi
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan dengan memperbaiki
hal yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output : Catatan Konsultasi
66
Kolaboratif: Melibatkan seluruh staff untuk ikut berpartisipasi
mengisi kuesioner sebagai bentuk kerja sama sehingga output
yang diinginkan berupa pengetahuan staff sebelum sosialisasi
dapat diketahui dengan cepat dan tepat dalam waktu singkat.
Output: Kuisioner
67
Tahap 4: Memberikan kuesioner sesudah dilakukan sosialisasi
68
Kompeten: Menyampaikan hasil dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan masukan yang diberikan oleh
atasan mengenai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
saat menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan dan menguasai hasil
dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan memperbaiki yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output : Foto Dokumentasi dan Resume
69
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan dan seluruh staff
dengan meminta saran dan masukan agar laporan dilaporkan
dengan hasil terbaik.
Output: Laporan dalam bentuk softfile
70
Kompeten : Menguasai laporan yang disampaikan serta
menyampaikan dengan kalimat yang lugas, jelas dan yang mudah
dipahami oleh khalayak umum.
Harmonis : Menghargai saran dan masukan yang diberikan yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Loyal : Menyampaikan laporan dengan penuh rasa hormat, mau
menerima pendapat dari orang lain sebagai bentuk berpegang
teguh pada Pancasila.
Adaptif : Bersikap proaktif dalam menyampaikan laporan hasil
kegiatan.
Kolaboratif : Menjalin partisipasi khlayak yang mau bertanya atau
memberikan saran agar laporan tersebut bermanfaat bagi orang
banyak.
71
Daftar Pustaka
72
Permen No.4 tahun 1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan
73