Laporan Rancangan Aktualisasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 80

RANCANGAN AKTUALISASI

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


DI UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BANGKA TENGAH
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
MAULIDIA PUTRI
NIP. 19980712 202203 2 012

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN I KABUPATEN BANGKA TENGAH
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : PENERAPAN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA (K3) DI UPTD
LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA
TENGAH
Nama : Maulidia Putri, A.Md.T
NIP : 19980712 202203 2 012
Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc
Jabatan : Teknisi Laboratorium
Instansi : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka
Tengah

Telah disetujui sebagai salah satu syarat mengikuti Seminar Rancangan


Aktualisasi yang akan diselenggarakan pada hari Senin tanggal 01
Agustus 2022 bertempat di BKPSDMD Kabupaten Bangka Tengah.

Koba, 27 Juli 2022

Mentor, Coach,

Wiwid Pranata Putra, S.Si.M.Sc Ir. H. Ngadimun Sumarto,MM


NIP. 19900427 201501 1 001 NIP. 19630519 198903 1 002

II
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN

Judul : PENERAPAN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA (K3) DI UPTD
LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA
TENGAH
Nama : Maulidia Putri, A.Md.T
NIP : 19980712 202203 2 012
Pangkat/Golongan : Pengatur/ IIc
Jabatan : Teknisi Laboratorium
Instansi : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka
Tengah

Telah dilaksanakan seminar Rancangan Aktualisasi pada hari Senin


tanggal 01 Agustus 2022 bertempat di Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Kabupaten Bangka Tengah.

Koba, 27 Juli 2022

Mentor, Peserta,

Wiwid Pranata Putra, S.Si.M.Sc Maulidia Putri, A.Md.T.


NIP. 19900427 201501 1 001 NIP. 19980712 202203 2 012

Coach, Penguji,

Ir. H. Ngadimun Sumarto,MM ………………….


NIP. 19630519 198903 1 002 NIP. ………………………….

III
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,


shalawat serta salam kita panjatkan pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan I yaitu “Penerapan K3 di
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup”. Rancangan
aktualisasi ini disusun sebagai pedoman dalam mengimplementasi
aktualisasi diri pasca mengikuti Latsar Golongan II Angkatan I di BKPSDM
Kabupaten Bangka Tengah.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Orang tua, dan keluarga, atas do’a dan kasih sayang serta motivasi
yang melimpah;
2. Mentor, Coach, dan Widyaiswara khususnya Bapak/Ibu yang sudah
memberi materi dengan tulus ikhlas serta selalu memberi motivasi baik
lahir maupun batin;
3. Teman-teman sejawat peserta Latsar CPNS Golongan II Angkatan I
Tahun 2022 yang selalu menyemangati, memberi bantuan dan saran serta
saling bekerja sama selama proses Latsar CPNS 2022.
Semoga Rancangan aktualisasi yang disusun dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan memberikan contoh penerapan nilai-nilai
“BerAKHLAK” di kehidupan masyarakat. Saran dan kritikan yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Koba, 27 Juli 2022

Penulis

IV
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................................................... ii
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN ........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat .................................................................................................................3
C. Gambaran Umum Organisasi ...................................................................................................3
BAB II ASN BERAKHLAK DAN SMART GOVERMENT .....................................................................6
A. Nilai-Nilai Dasar ASN ...............................................................................................................6
B. Kedudukan dan Peran PNS untuk terwujudnya Smart Goverment .........................................18
C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Lingkungan .................21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ..............................................................................................28
A. Identifikasi Isu .........................................................................................................................28
B. Penetapan Core Isu ................................................................................................................30
C. Analisis Core Isue ...................................................................................................................32
D. Gagasan Kreatif Pemecahan Isue ..........................................................................................33
E. Matriks Rancangan Aktualisasi ............................................................................................... 35
F Penjadwalan ...........................................................................................................................56
Daftar Pustaka......................................................................................................................................57

V
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan ......................................... .4


Gambar 2.1 Tanda menyatakan tempat pemasangan APAR di dinding .................................. 27
Gambar 2.2 Tinggi pemasangan APAR dari lantai................................................................... 27

VI
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Isu/ Masalah Berdasarkan Analisis APKL .............................................. 30


Tabel 3.2 Penentuan Isu Prioritas dengan Analisis USG ......................................................... 32
Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan Aktualisasi .................................................................................. 35

VII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
terdiri atas PNS dan PPPK yang berkedudukan sebagai aparatur
sipil negara yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
serta diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peserta yang lolos seleksi dari
penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS diangkat menjadi calon
PNS dan wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Adapun proses pendidikan dan pelatihan yang
dimaksud menurut peraturan LAN No 1 Tahun 2021 berupa
Pelatihan Dasar CPNS yang bertujuan mengembangkan
kompetensi CPNS untuk agar terbentuknya karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugasnya.
Kabupaten Bangka Tengah adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Bangka yang resmi dibentuk pada
tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Setiap kepala daerah memiliki visi dan misi untuk
mewujudkan pencapaian kinerja dari kepala daerah. Oleh karena
itu setiap kepala daerah khususnya kepala daerah Kabupaten

1
Bangka tengah yang terpilih harus mencapai visi dan misi tersebut
yang didukung oleh perangkat daerah yang ada.
Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi yang mempunyai
tugas dalam pelaksana urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan mendukung misi kepala daerah pada misi ke-
4 yaitu Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan.
Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari beberapa unit bagian salah
satunya UPTD Laboratorium Lingkungan. Dimana UPTD
Laboratorium Lingkungan tersebut masih dalam proses menuju
akreditasi. Menurut PermenLHK No.23 th 2020 tentang
Laboratorium Lingkungan persyaratan tambahan dalam penilaian
kompetensi laboratorium pada bagian manajemen laboratorium
yaitu adanya pernyataan manajemen dalam pengelolaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di dukung juga UU No.1 th
1970 tentang Keselamatan Kerja di tempat kerja dimana kewajiban
pengurus untuk menempatkan semua syarat keselamatan kerja di
tempat kerja, memasang gambar /poster K3 yang diwajibkan dan
bahan pembinaan serta menyediakan alat perlindungan diri.
Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang
berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan, tempat kerja, dan
lingkungan tempat kerja adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada
tenaga kerja sehingga meningkatkan mutu pekerjaan,
meningkatkan produksi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat
penting mengingat apabila kesehatan pegawai buruk maka akan
mengakibatkan turunnya output serta demotivitas kerja.

2
B. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan rancangan aktualisasi ini, yaitu:
1. Mengetahui standar K3 di laboratorium lingkungan sesuai
PerMenLHK No.23 th 2020 dan UU No.1 th 1970;
2. Memasang K3 sesuai peraturan undang-undang di UPTD
Laboratorium Lingkungan;
3. Memberikan pemahaman tentang K3 dalam bekerja di
UPTD Laboratorium Lingkungan melalui sosialisasi;
b. Manfaat rancangan aktualisasi ini, yaitu:
1. Peserta latsar dapat memahami, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN (BerAKHLAK) dalam melaksanakan tugas
dan fungsi ASN di tempat kerja;
2. Mengurangi resiko kecelakaan kerja di UPTD Laboratorium
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup,
3. Meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan efisiensi UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
4. Menciptakan Lingkungan kerja yang disiplin;

C. Gambaran Umum Organisasi


Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 84 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa Dinas Lingkungan
Hidup merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup dan kehutanan. Dinas Lingkungan Hidup
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan kepada Daerah.
a. Tugas dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 63 tahun 2017 tentang


pembentukan UPTD badan dan dinas UPTD Laboratorium

3
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas DLH
di bidang lingkungan hidup. Kepala UPTD Laboratorium
Lingkungan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas membantu
Kepala DLH dalam memimpin, mengatur, membina,
mengendalikan, mengoordinasikan dan menyelenggarakan seluruh
kegiatan di UPTD Laboratorium Lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPTD Laboratorium
Lingkungan, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana dan teknis operasional pengelolaan
laboratorium lingkungan;
b. Pelaksanaan operasional pengelolaan laboratorium lingkungan;
c. Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan kegiatan laboratorium lingkungan; dan
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.

b. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a. kepala UPTD;
b. subbagian tata usaha; dan
c. kelompok jabatan fungsional.

Gambar 1.1 Susunan organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan

4
d. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Setiap perangkat daerah dalam melaksanakan program dan
kegiatan harus merujuk pada visi dan misi dari Kabupaten Bangka
Tengah guna mewujudkan pencapaian kinerja dari kepala daerah
Kabupaten Bangka Tengah. Dimana visi tersebut adalah :
“Mewujudkan Bangka Tengah Yang Semakin Unggul”.
Sedangkan untuk misi pembangunan Kabupaten Bangka
Tengah Periode Tahun 2021 – 2026 yaitu :
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan
berkualitas berdasarkan IMTAQ
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang unggul
dan berkelanjutan melalui penguasaan dan pengembangan
IPTEK
3. Meningkatkan sarana dan prasarana publik yang unggul merata
4. Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan
5. Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan
pemerintahan yang unggul.
Untuk mendukung misi Kepala daerah maka misi untuk
lingkungan hidup adalah pada misi ke-4 yaitu Mewujudkan
lingkungan yang unggul serta berkelanjutan. Berdasarkan misi
tersebut maka dapat dijabarkan tujuan dan sasaran Kabupaten
Bangka Tengah yang harus didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup
sehingga tercapailah apa yang menjadi tujuan dan sasaran kepala
daerah, Adapun tujuan yang akan dicapai Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya lingkungan hidup yang berkelanjutan;
2. Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik.
Untuk sasaran jangka menengah yang hendak dicapai adalah;
1. Meningkatnya kualitas air
2. Meningkatnya kualitas udara
3. Meningkatnya kualitas air laut

5
4. Meningkatnya kualitas lahan
5. Terlaksananya pengelolaan persampahan di Kabupaten Bangka
Tengah
Nilai organisasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah yakni Disiplin, Jujur, Ikhlas, Tanggung Jawab,
Profesional Kerjasama (DJITOE)

6
BAB II
ASN BerAKHLAK DAN SMART GOVERNMENT

A. Nilai-Nilai Dasar ASN


Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20
Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, Presiden
Joko Widodo meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa)
bertepatan dengan hari jadi Kementerian PANRB ke-62 pada
tanggal 27 juli 2021 dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai
salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (World Class Government).
Peluncuran Core Values dan Employer Branding ASN
tersebut merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core
Values yang harus dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh
seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan
tugas dan kehidupan sehari-hari.

a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Adapun paduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yaitu :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
Aparatur menjadi pendengar yang baik atas keluhan ataupun
harapan masyarakat terhadap layanan yang ingin mereka
dapatkan, kemudian memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik individu yang bersangkutan. Standar mutu
pelayanan yang berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat

7
sebagai pelanggan, diarahkan untuk memberikan kesejahteraan
kepada setiap warga negara, misalnya: layanan kesehatan,
pendidikan, dan perlindungan konsumen.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu:
a. Penyelenggara pelayanan publik (ASN/Birokrasi),
b. Penerima layanan (masyarakat, stakeholders, atau sektor
privat)
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan
ramah yaitu melayani dengan senyuman, menyapa dan memberi
salam serta berpenampilan rapi. Cekatan yaitu melayani dengan
cepat dan tepat waktu, Solutif yaitu melayani dengan memberikan
kemudahan untuk memilih layanan yang tersedia dapat diandalkan,
tidak berbelit belit (bertele-tele), dan tidak ditunda-tunda. serta
melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad
memberikan pelayanan yang prima.
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Aparatur Sipil Negara memberikan layanan yang bermutu tidak
boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar
mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pengguna
layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini.

b. Akuntabel
Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari

8
amanah yang dipercayakan kepadanya. Adapun paduan perilaku
yang sesuai dengan paduan perilaku ASN BerAKHLAK yaitu:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun
kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan kepada
setiap pegawai atau pejabat negara. ASN memiliki tanggung jawab
untuk melakukan sesuatu, dapat menerima konsekuensi ketika
tidak melakukannya atau ternyata hasil pekerjaannya tidak sesuai.
Dalam dunia kerja, tanggung jawab membantu seseorang untuk
berkomitmen terhadap pekerjaannya dan menyelesaikannya sesuai
yang diharapkan. Cermat yaitu melakukan tugas pelayanan dengan
penuh perhatian, seksama dan teliti. Disiplin dimana patuh dan taat
terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Integritas memiliki
keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat
berpikir secara akuntabel.

2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara


secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
Semua instansi pemerintah hampir dilengkapi dengan
berbagai fasilitas seperti telepon, komputer, internet dan
sebagainya. Tidak hanya itu, bahkan semua instansi pemerintah
memiliki aset-aset lain, seperti rumah dinas, mobil dan kendaraan
dinas lainnya. Kesemuanya itu dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan organisasi dalam melayani publik. Semua fasilitas tersebut
disebut fasilitas publik.
Dilarang menggunakan fasilitas publik dan asset negara
untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh motor atau mobil dinas
yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal tersebut
biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai aturan dan

9
prosedur yang dikeluarkan pemerintah/instansi. Setiap PNS harus
memastikan bahwa:
a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. Pemakaian barang berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
c. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan
efisien
d. Pemakaian barang dan pengelola barang sesuai dengan fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, serta
sesuai dengan standar kendala yang dibutuhkan.
e. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab
f. Pengelolaan Barang Milik Negara harus transparan kepada hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dapat
dipertanggugjawabkan kepada rakyat

3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan


berintegritas tinggi
Menurut filsuf Yunani kuno Plato, Integritas adalah tiang
utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus
memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara,
pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan
Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara
Menurut Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua
unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada
masyarakat. Sistem yang memiliki integritas yang baik akan
mendorong terciptanya Akuntabilitas.

c. Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan

10
Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS,
bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah untuk
mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai
bagian dari reformasi birokrasi.
Berikut adalah paduan perilaku ASN Kompeten yaitu :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah dengan paradigma Learn (Belajar hal baru),
Unlearn (Lupakan jika hal tersebut tidak sesuai/relevan), dan
Relearn (Menerima fakta baru). Kemandirian untuk belajar sejalan
dengan perkembangan teknologi yang telah menciptakan
kebutuhan metode pengajaran baru, sumber belajar, dan media
digital yang lebih luas dan massif. Pendekatan pengembangan
mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet. Prinsip pembelajar
heutagogis lainnya adalah kapabilitas.
Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang
mungkin dimiliki unit kerja/instansi tepat bekerja atau tempat lain.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam
basis online network. Dalam konteks ini mewujudkan akses belajar
seperti kursus online terbuka massal di mana koneksi dapat
dibentuk untuk membentuk komunitas pengetahuan. Sebagai ASN
pembelajar, ASN juga diharapkan mengalokasikan dirinya dalam
waktu dan ruang yang memadai, yang dikhususkan untuk
penciptaan atau perolehan pengetahuan
2. Membantu orang lain belajar
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka, Mengambil

11
pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo,
laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya
ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan
diambil. Serta aktif mengakses dan mentransfer pengetahuan
dalam bentuk: melibatkan dalam jejaring ahli, mendokumentasikan
pengalaman/pegetahuan, dan menuliskan pengetahuan bersumber
dari refleksi pengalaman. Sosialisasi seperti morning tea / coffee
untuk mentransfer ilmu pengetahuan.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
1. Mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya
nyata (Pengetahuan menjadi karya)
2. Bekarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup seseorang
(Makna hidup dalam bekerja)
3. Semangat dalam berkarya yang dapat mendorong dan
menahan kesusesan pekerjaan anda.

d. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak
manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman.
Kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat,
lepas kendali dan mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang
akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa. Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan.
Adapun paduan perilakunya yaitu:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
PNS sebagai Aparatur Sipil Negara harus bersikap adil dan
netral. Adil, dimana dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Netral,
dimana tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan
yang ada. Dengan bersikap adil dan netral melaksanakan
tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman,

12
damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.
PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk
menunjang sikap adil dan netral karena tidak berpihak dalam
memberikan layanan .
2. Suka menolong orang lain
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus
memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga
membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan .
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif;
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang
dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Membuat tempat kerja yang berenergi (Tempat kerja harus
dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja)
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
kontribusi (Mencari ide dari orang-orang yang berada dalam
tim, sehingga mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa
memiliki karyawan dalam sebuah bisnis/organisasi)
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core
values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah

13
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara


Adapun beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini
diantaranya:
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
c. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
d. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
e. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
f. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
g. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
h. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
j. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.

14
Adapun beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang
dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua
ini diantaranya:
1. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
2. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
3. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
4. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN; dan
5. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.

3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.


Sedangkan beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN
yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang
ketiga ini diantaranya:
1. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
2. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
3. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain; dan
4. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi.
Adapun Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan
Panduan Perilaku Loyal yang ketiga, yaitu: Menyimpan rahasia
jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15
f. Adaptif
Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan serta menghadapi perubahan. Adaptif dibutuhkan
baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual untuk
menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan
lingkungan yang konstan.
Adapun paduan perilaku adaptif ASN sebagai berikut :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah
menyesuaikan (diri) Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
selalu adaptif atau mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
keadaan. Keadaan Pelayanan publik berbasis digital menjadi salah
satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga kebutuhan
kemudahan bagi warga. Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan
bagi pemerintah untuk menyesuaikan dengan peningkatan literasi
digital masyarakat.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Inovasi kebijakan berarti baru dan ide-ide segar dicoba dan
dimasukkan ke dalam kebijakan sehingga hasil yang lebih baik dan
berbeda dapat dicapai. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan
adanya kreativitas dan inovasi yang ditumbuhkembangkan dalam
diri individu maupun organisasi. Istilah kreativitas dan inovasi kerap
diidentikkan satu sama lain. Sebuah inovasi yang baik biasanya
dihasilkan dari sebuah kreativitas. Contohnya dalam menginovasi
sebuah barang atau proses memerlukan kemampuan kreatif untuk
menciptakan inovasi. Tanpa kreativitas, maka kemampuan
beradaptasi dari pegawai akan sangat terbatas.
3. Bertindak proaktif;
Berdasarkan Artikel Diskominfo Jawa Timur, sikap proaktif
yaitu berani memulai untuk menciptakan inovasi dan terobosan
baru, akan menjadi modal dan kekuatan guna mencapai

16
pemerintahan yang mampu memaksimalkan pelaksanaan
otonomi daerahnya.
g. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis.
Adapun paduan perilaku ASN kolaboratif yaitu :

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi;
Individu (staf) merupakan aset berharga dan
membutuhkan upaya mereka, Organisasi menghormati
pekerjaan mereka. Membangun kepercayaan stakeholder
dengan mitra kolaborasi. Organisasi memberikan perhatian
yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko
yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka dan pendapat
para staff yang berbeda didorong dan didukung dalam
organisasi, setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai.

2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai


tambah
Masalah yang terjadi dalam organisasi dibahas bersama
secara transparan untuk menghindari terjadinya konflik.
Mendorong kolaborasi dan kerja tim antar divisi untuk
menghasilkan pelayanan yang berkualitas.

3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk


tujuan bersama.
Menggunakan sumber daya dan berbagi tanggung jawab
untuk melakukan pendekatan pengambilan keputusan, tata
kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra
saling menghasilkan tujuan bersama.

17
B. Kedudukan dan Peran PNS untuk terwujudnya Smart Government

a. Kedudukan PNS
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada
dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan


2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

c. Peran PNS
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
maka Pegawai PNS berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

18
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana,


pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

d. Smart ASN mewujudkan Smart Government

Sudah saatnya berbagai terobosan pemerintah berbasis


elektronik diterapkan di semua level pemerintahan hingga
pemerintah daerah. Dikarenakan Era Digital, tuntutan pelayanan
publik yang berkualitas dan responsif semakin tinggi. Kultur
birokrasi juga harus menerapkan prinsip New Public Service dan
pelayanan yang diaplikasikan oleh swasta agar setiap warga
negara benar-benar merasakan pelayanan prima yang responsif.
Kita tentunya dapat membandingkan antara birokrasi masa lalu
yang tidak menggunakan ICT/E-GOV, yaitu minimnya inovasi,
kaku, mengabaikan profesionalisme, cenderung otoriter, dan
peluang pungli lebih besar. Sedangkan dengan sistem elektronik,
memungkinkan adanya kreativitas, inovasi, profesionalisme,
transparansi, dan kecilnya peluang KKN dikarenakan dikelola
sistem.

Dengan masuknya generasi milenial sebagai ASN, maka


konsep “Smart ASN” dan e-government bisa diterapkan mulai
dari pemerintah pusat di Kementerian/Lembaga, hingga
pemerintah daerah.Untuk mendukung efektivitas pemerintah

19
melalui penerapan e-government, kompetensi aparatur dalam
transformasi digital menjadi sangat penting. Kita bisa melihat
misalnya beberapa Top Skill dalam Revolusi Industri 4.0.
Berbagai Top skill ini sudah dimiliki oleh generasi milenial, yang
notabene banyak menciptakan lapangan kerja di dunia swasta
dan industri kreatif.

Salah satu kuncinya adalah kemampuan untuk terus


berinovasi dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi
komunikasi. Dengan hal tersebut, perusahaan global tidak
kehilangan momentum untuk berinteraksi dengan konsumennya.
Begitu pula dengan pemerintah agar bisa berinovasi dan
berkolaborasi dengan semua stakeholders untuk memenuhi
kebutuhan warganya (publik).

Dengan masuknya generasi milenial sebagai ASN, maka


konsep “Smart ASN” dan e-government bisa diterapkan menuju
pelayanan publik yang tak hanya berkualitas, tapi juga berkelas
dunia. Kemampuan inovasi juga menjadi penting dalam revolusi
industri 4.0. Inovasi menggantikan yang lama agar menjadi lebih
efisien dan efektif. Perubahan tersebut dimulai dari kultur
birokrasi yang mengakomodir ide-ide kreatif; pembelajaran
dalam pengembangan kompetensi ASN; hingga penataan ruang
kantor yang khas milenial.

Untuk mengatasi kemandegan atau tidak produktifnya


ASN, pengembangan kompetensi melalui e-Learning misalnya,
menjadi hal penting dalam mempersiapkan Aparatur Sipil Negara
di Era Revolusi Industri 4.0. Model pembelajaran e-learning yang
disertai dengan kelas tutorial atau sering juga disebut dengan
blended learning dapat menjadi solusi peningkatan kompetensi
PNS menuju “Smart ASN” 2024.

20
C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah
a. Laboratorium Lingungan
Laboratorium adalah lembaga yang melakukan satu atau
lebih kegiatan yang meliputi pengujian, kalibrasi, dan pengambilan
contoh, terkait dengan pengujian atau kalibrasi berikutnya.
Laboratorium Lingkungan adalah laboratorium yang mempunyai
sertifikat akreditasi laboratorium pengujian parameter kualitas
lingkungan dan pengambilan contoh uji sesuai peraturan serta
mempunyai identitas registrasi yang memiliki fungsi mendukung
pengelolaan lingkungan hidup.

b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat
kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi
gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.

21
Menurut UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
syarat-syarat keselamatan kerja yaitu :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.

22
Menurut PermenLHK 23 tahun 2020 tentang Laboratorium
Lingkungan pada persyaratan tambahan akreditasi Laboratorium
Lingkungan , dimana pada bagian manajemen laboratorium
terdapat pernyataan manajemen untuk melakukan pengambilan
contoh uji, pengelolaan limbah laboratorium serta kesehatan dan
keselamatan kerja.
Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium Bagi Laboratorium Lingkungan yang telah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3), maka persyaratan Laboratorium Lingkungan disesuaikan
dengan persyaratan SMK3.
a. Laboratorium harus melakukan safety induction;
b. Laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur yang
terdokumentasi untuk keselamatan dan kesehatan kerja
personel;
c. Laboratorium harus memiliki prosedur tanggap darurat;
d. Laboratorium harus memiliki penyerap bahan kimia
(diatomaceousearth, vermiculite) dan penyerap untuk cairan-
cairan yang menimbulkan rasa terbakar /pan\]as (Sawdust);
e. Bahan penetral tumpahan asam (soda ash/sodium carbonate)
dan atau basa;
f. Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium
sekurang-kurangnya harus meliputi :
1. safety shower dan/atau eyewash unit;
2. pemadam kebakaran sesuai jenisnya;
3. alarm dan/atau petunjuk arah ke luar Laboratorium;
4. obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
Laboratorium (P3K);
5. Laboratorium Lingkungan dilengkapi informasi-informasi,
seperti antara lain: label; bahaya dan petunjuk pengamanan;
kompilasi Material Safety Data Sheet (MSDS);

23
6. peralatan pelindung diri (Personnel Protection Equipment),
seperti antara lain:
- jas Laboratorium untuk melindungi pakaian sehari-hari dari
kontaminasi bahan-bahan beracun dan penyebab infeksi;
- masker;
- sarung tangan untuk bekerja kontak dengan bahan kimia dan
pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera;
- kacamata Laboratorium yaitu kacamata pengaman dan
pelindung wajah untuk bekerja dengan bahan-bahan korosive,
beracun, pelarut, peralatan penghancur, bahan-bahan yang
menimbulkan infeksi, dan proses yang dapat gagal dan
berbahaya.
7. Laboratorium harus membuat tanda-tanda pengamanan
berdasarkan peruntukan dan kebutuhan, seperti antara lain:
- Dilarang Merokok;
- Hati-hati, Tegangan Tinggi;
- Harus Memakai Sarung Tangan;
- Tempat Mandi untuk Pengaman; dan
- Lokasi P3K

c. Pentingnya K3 di Laboratorium Lingkungan


1. Pentingnya Poster K3
Poster kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah sebuah
poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang
dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat
kerja seperti kantor, pabrik, sekolah, gedung pemerintah atau
akomodasi sewaan. Hal tersebut dirancang untuk
memperingatkan orang-orang dari potensi bahaya dan
bagaimana melindungi diri dari cedera. Bukan hanya karyawan
saja yang memainkan peran tersebut tetapi juga sangat penting
di tujukan bagi pemilik perusahaan dalam artian pemilik harus

24
mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku dan di terapkan dalam suatu perusahaan tersebut.

2. Pentingnya MSDS bahan


Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 dan Peraturan
Menteri Perindustrian No. 87 tahun 2009 mengharuskan
pengadaan MSDS di perusahaan. Oleh karenanya, setiap
perusahaan wajib memberikan pelatihan tentang MSDS untuk
karyawannya. Dengan adanya pelatihan tersebut, perusahaan
dapat memaksimalkan setiap individu yang terlibat dalam suatu
produksi untuk memiliki pengetahuan tentang sifat dan karakter
bahan kimia yang berisiko. Sehingga, kesehatan mereka terjaga
dan keselamatan dari kecelakaan kerja tetap terjamin .

3. Pentingnya P3K pada Laboratorium


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat
kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat
kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
• Ketentuan P3K di tempat kerja UU No. 3 tahun 1969
• UU No. 1 tahun 1970
• Permnenakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Peraturan Khusus AA.
• Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di
tempat kerja.
P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh
yang berwenang, akan tetapi hanya secara sementara ( darurat )
membantu penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan,
didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan
sebagian besar kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan
pertolongan pertama saja.

25
Persyaratan Kotak P3K :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna
dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau;
b. tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak
d. isi kotak P3K
Penempatan Kotak P3K di Tempat Kerja
a. Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya, mudah diangkat
b. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter
atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh

4. Standar Peletakan APAR


Berdasarkan Permen No.4 tahun 1980, Alat pemadam api
ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan :
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
b. Pemberian tanda pemasangan tersebut sesuai dengan gambar
berikut.

26
Gambar 2.1 Tanda menyatakan tempat pemasangan APAR di dinding
c. Tinggi pemberian tanda pemasangannya adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api
ringan bersangkutan.

Gambar 2.2 Tinggi pemasangan APAR dari lantai


d. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus
sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran .
e. Penempatan APAR antara alat pemada m api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15
meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan Kerja.
f. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna
merah.
Selain menempatkan APAR sesuai standar, inspeksi APAR
berkala juga tidak boleh sampai ditinggalkan. Inspeksi APAR berkala
akan menjaga APAR milik Anda tetap dalam kondisi prima.
Karena di laboratorium lingkungan masih belum optimal
penerapan K3 di laboratorium lingkungan maka perlu dilakukan
upgrade untuk kebaikan pekerja, rekan kerja maupun masyarakat
luas.

27
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
1. Belum optimalnya K3 di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Penerapan K3 di Laboratorium Lingkungan masih
belum optimal seperti belum adanya poster K3, belum
adanya MSDS bahan-bahan kimia, belum terpasang
seluruhnya petunjuk kerja penggunaan alat, kotak P3K dan
poster pertolongan pertama serta peletekan APAR belum
sesuai standar. Hal tersebut bisa memicu terjadinya
kecelakaan kerja yang menyangkut keselamatan dan
kesehatan pegawai Laboratorium Lingkungan serta belum
menerapkan undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja di tempat kerja.
2. Belum adanya tata letak pembagian peralatan yang layak
dan tidak layak di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Di bagian ruang bahan kimia di laboatorium
lingkungan terdapat peralatan rusak yang sudah tidak layak
pakai. Untuk itu perlu dipisahkan terutama untuk peralatan
gelas kimia yang layak maupun tidak layak digunakan agar
tidak membahayakan analis jika masih menggunakan
peralatan yang tidak layak digunakan.

3. Belum adanya tata letak peralatan sampling yang terletak di


meja kerja analis di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup

28
Peralatan pengambilan sampel masih tidak beraturan
terletak di meja kerja untuk analis. hal ini dikarenakan belum
adanya tempat khusus untuk peralatan sampel tersebut.
maka perlu di pisahkan tersendiri di ruangan lain agar tidak
mengganggu proses analis dalam menganalisa.

4. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti


pendingin ruangan (AC) di laboratorium lingkungan
AC (Pendingin ruangan) dibutuhkan untuk mengatur
suhu saat proses analisis BOD. Pada penyimpanan mikroba
dibutuhkan suhu 20°C sedangkan karena AC pada ruang BOD
rusak maka suhu ruangan 25°C. Hal ini mengganggu proses
analisa sehingga perlu diperbaiki untuk menunjang
keberhasilan pengujian.

5. Banyaknya penggunaan form kertas di laboratorium


lingkungan
Mulai dari form sampel masuk, form analisa, laporan,
hasil pengujian dalam aktivitas laboratorium masih sering
menggunakan kertas. Sedangkan diperlukan 1 batang pohon
usia 5 tahun untuk memproduksi 1 rim kertas. Limbah yang
dihasilkan dari proses produksi kertas juga sangat besar, baik
secara kuantitatif dalam bentuk cair, gas, dan padat, maupun
secara kualitatif.

6. Kurangnya penerapan logbook peminjaman dan


pengembalian alat di laboratorium lingkungan
Fungsi dari logbook peminjaman dan pengembalian
alat tersebut agar alat-alat yang akan digunakan analis
dikembalikan sesuai yang dipinjam dan dalam keadaan baik.
Agar prosedur perawatan alat juga lebih terkontrol

29
B. Penetapan Core Isu
Berdasarkan pengalaman bekerja selama 1 bulan
bertugas di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Bangka Tengah, didapatkan beberapa
masalah /isu yang terjadi. Adapun isu-isu tersebut diidentifikasi
pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Isu/ Masalah Berdasarkan Analisis APKL

No Identifikasi Isu A K P K Jml Rank


Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium
1 5 5 5 5 20 1
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Belum adanya tata letak pembagian peralatan
2 yang layak dan tidak layak di UPTD Laboratorium 4 5 4 4 17 4
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Belum adanya tata letak peralatan sampling yang
3 terletak di meja kerja analis di UPTD Laboratorium 4 5 4 5 18 3
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung
seperti pendingin ruangan (AC) di UPTD
4 4 5 5 5 19 2
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup
Banyaknya penggunaan form kertas di UPTD
5 Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan 4 3 4 4 15 6
Hidup
Kurangnya penerapan logbook peminjaman dan
6 pengembalian alat di UPTD Laboratorium 4 4 4 4 16 5
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Dari tabel tersebut, dapat dilihat dari ke-6 isu yang


diidentifikasi, dilakukanlah penapisan berdasarkan analisis teknik
tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria;
Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual adalah

30
isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Kekhalayakan adalah Isu tersebut menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik adalah Isu tersebut memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan adalah Isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya. Dari isu yang ada, dilakukanlah
penapisan terhadap isu-isu tersebut sehingga didapatkan tiga
identifikasi isu. Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan tiga identifikasi
isu yakni :
1. Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
2. Belum adanya tata letak peralatan sampling yang terletak di meja
kerja analis di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti pendingin
ruangan (AC) di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Dari ketiga isu problematika di atas, dibuatlah analisis
berdasarkan hasil analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan dan perkembangan setiap variabel dengan rentang 1-
5. Urgency (mendesak) yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness
(keseriusan) yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja dan bahkan pengaruh terhadap proses
selanjutnya (sifat kumulatif dampak) yang mana apakah dampak
tersebut akan membahayakan sistem atau tidak dan sebagainya.
Growth (berkembangnya masalah) yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk

31
dicegah. Berikut merupakan pemilihan isu prioritas menggunakan
teknik analisis USG pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Penentuan Isu Prioritas dengan Analisis USG

Penilaian Kriteria
No Jml Rank
Masalah U S G

Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium


1 5 5 5 15 1
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Belum adanya tata letak peralatan sampling yang


2 terletak di meja kerja analis di UPTD Laboratorium 5 4 4 13 3
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung


3 seperti pendingin ruangan (AC) di UPTD 5 5 4 14 2
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Berdasarkan analisis isu USG, dapat dilihat bahwa


ditetapkan isu “Belum optimalnya K3 di laboratorium lingkungan”
sebagai isu prioritas utama. Jika isu tidak segera dipecahkan
maka akan menyebabkan hal-hal berikut:
1. Meningkatnya resiko kecelakaan kerja di laboratorium
lingkungan
2. Menurunnya produktifitas, efektifitas dan efisiensi laboratorium
jika terjadi kecelakaan kerja
3. Menciptakan lingkungan kerja yang kurang disiplin

C. Analisis Core Isue

Setelah mendapatkan isu prioritas yaitu “Belum Optimalnya


K3 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan

32
Hidup”, Isu tersebut dianalisis menggunakan metode fishbone
diagram. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai
factor penyebab masalah dan menganalisis masalah yang
kemudian akan dipecahkan menjadi beberapa kategori yang
berkaitan. Berikut adalah fishbone diagram yang digunakan
untuk menganalisa isu “Belum Optimalnya K3 di Laboratorium
Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup”
Penyebab Akibat

Individu Metode
Belum
Masih kurang terdapatnya
MSDS dan
pemahanan K3
prosedur kerja Belum
per alat
Kurang Belum adanya Optimalnya
Ingin cepat
disiplin
/praktis petunjuk dan K3
/instan rambu K3 di UPTD
Laboratorium
Belum terlaksananya Peletakkan APAR
belum sesuai standar Lingkungan
PerMenLHK No.23 th 2020
dan pemasangan Dinas
dan UU No.1 th 1970 petunjuk penggunaan
Lingkungan
APAR
Hidup
Belum
adanya
Aturan Fasilitas kotak P3K

D. Gagasan Kreatif Pemecahan Isue


Berdasarkan penentuan isu prioritas menggunakan
analisis USG, isu yang diangkat yakni “Belum optimalnya K3 di
UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup”.
Berikut gagasan kreatif untuk menyelesaikan issue tersebut :
1. Memasang poster dan rambu K3 di Laboratorium Lingkungan

33
2. Memasang kumpulan MSDS bahan dan prosedur kerja
penggunaan alat di laboratorium lingkungan
3. Memasang kotak P3K dan poster pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan kerja di Laboratorium Lingkungan
4. Meletakkan APAR sesuai standar dan membuat petunjuk
kerja penggunaan APAR
5. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 di
Laboratorium Lingkungan
Berikut Diagram Alir Penyelesaian Isu / masalah :

Melakukan Konsultasi dengan atasan dan


meminta persetujuan

Menyiapkan bahan berupa poster K3, petunjuk kerja dan


prosedur kerja menggunakan alat, MSDS, rambu K3,
kotak P3K, dan prosedur kerja penggunaan APAR

Melakukan pemasangan bahan K3 di


Laboratorium Lingkungan

Membuat Rancangan
Sosialisasi kepada Staff
Laboratorium Lingkungan

Melakukan Sosialisasi kepada Staff


Laboratorium Lingkungan

Membuat Laporan
Penerapan K3 di
Laboratorium
Lingkungan

34
E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Output Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
/Hasil Pelatihan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Konsultasi 1. Menyiapkan bahan Bahan Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan Dengan melakukan konsultasi Dengan melakukan
dengan atasan dan untuk konsultasi kepada Konsultasi bahan dimana bahan tersebut harus dengan atasan dan meminta konsultasi dengan atasan dan
meminta persetujuan atasan memenuhi kebutuhan stakeholder. persetujuan kepada atasan meminta persetujuan dengan
sehingga didapatkan hasil yang atasan untuk mendapatkan
Akuntabel: Tepat waktu menyiapkan diinginkan dengan musyawarah hasil yang diinginkan
bahan sebelum dikonsultasikan serta sehingga didapatkan mufakat sehingga tercapainya
jujur dalam penyajian bahan dimana hasil konsultasi penguatan nilai organisasi
tersebut dapat meningkatkan yaitu Disiplin, Jujur, Ikhlas, ,
Kompeten: Bahan yang dibuat pelayanan publik sehingga Tanggung Jawab,
sistematis memudahkan atasan dalam tercapainya Visi Kabupaten Profesional, dan Kerjasama
memahami bahan tersebut Bangka Tengah Semakin
Unggul dan Misinya yaitu
Harmonis: Meminta saran dan Mewujudkan Lingkungan Yang
masukan staff senior tentang kendala Unggul dan Berkelanjutan.
yang akan diangkat sebelum konsutasi
1
dengan atasan.

Loyal: Dalam menyiapkan bahan tidak


memasukkan bahan yang
mengandung rahasia organisasi.

Adaptif: Menyiapkan bahan yang


update terhadap peraturan
perundangan terbaru.

Kolaboratif: Berkonsultasi dengan


stakeholder mengenai kendala yang
ada di laboratorium.

35
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Berkonsultasi
kegiatan yang akan dokumentasi kepada atasan dengan ramah, cekatan
dilaksanakan dan solutif ketika ditanya oleh atasan.

Akuntabel: Dapat bertanggung jawab


terhadap bahan yang akan
dikonsultaskan.

Kompeten: Menguasai bahan yang


akan dikonsultasikan.

Harmonis: Menghargai masukan dan


saran yang diberikan saat
berkonsultasi dengan atasan.

Loyal: Dalam berkonsultasi dengan


atasan bersikap sopan dan menjaga
nama baik sebagai ASN.

Adaptif: Cepat menyesuaikan dengan


hasil konsultasi.

Kolaboratif: Berkonsultasi dengan


atasan mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan serta meminta saran dan
masukannya.
3. Membuat rencana Rencana Berorientasi Pelayanan: Melakukan
kegiatan yang akan Kegiatan perbaikan setelah dilakukan
dilaksanakan konsultasi, sehingga rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan sesuai hasil
musyawarah.

Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.

36
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Memahami dan menguasai
rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Harmonis: Rencana yang dibuat


bermanfaat membantu pekerjaan
stakeholder.

Loyal: Rencana yang akan


dilaksanakan sesuai dengan hasil
musyawarah dengan atasan.

Adaptif: Membuat rencana kegiatan


dengan inovatif dan mengembangkan
kreativitas.

Kolaboratif: Rencana yang dibuat


menciptakan kerjasama setiap staff
untuk kemajuan organisasi.

4. Meminta persetujuan Lembar Berorientasi Pelayanan: Meminta


atasan persetujuan lembar persetujuan dengan ramah dan
sopan kepada atasan.

Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan kegiatan
yang disetujui dengan baik.

Kompeten : Lembar yang akan


disetujui digunakan sebaik-baiknya
untuk memberikan hasil yang terbaik.

Harmonis: Menghargai dan


menghormati keputusan atasan
dengan bijak.

37
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Menjaga nama baik atasan,
organisasi dan institusi yang akan
menyetujui rencana yang akan
dilaksanakan.

Adaptif: Mampu menyesuaikan dengan


perubahan setelah disetujuinya
rencana yang akan dilaksanakan.

Kolaboratif: Lembar persetujuan


tersebut sebagai wujud kerja sama
atasan dan peserta untuk memberikan
hasil terbaik untuk organisasi maupun
instansi.
Menyiapkan bahan 1. Mencari referensi Bahan Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan Dengan Menyiapkan bahan K3 Dengan Menyiapkan bahan
berupa poster K3, bahan K3 (poster K3, Aktualisasi bahan dimana bahan tersebut harus diharapkan agar dapat K3 diharapkan agar dapat
prosedur kerja prosedur kerja memenuhi kebutuhan stakeholder. tercapainya penerapan K3 di tercapainya penerapan K3 di
menggunakan alat, penggunaan alat, laboratorium lingkungan melalui laboratorium lingkungan
MSDS, kotak P3K, bahan, prosedur P3K Akuntabel: Tepat waktu menyiapkan peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
dan penggunaan dan penggunaan bahan sebelum didiskusikan dengan Daya Manusia sehingga Sumber Daya Manusia
APAR APAR) atasan. tercapainya Visi Kabupaten sehingga tercapainya nilai-
Bangka Tengah Semakin nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Mencari referensi terupdate Unggul dan Misinya yaitu Ikhlas, , Tanggung Jawab,
sebelum didiskusikan dengan atasan. Mewujudkan Lingkungan Yang Profesional, dan Kerjasama
2 Unggul dan Berkelanjutan.
Harmonis: Meminta saran dan
masukan staff senior tentang bahan
yang akan dipasang di laboratorium.

Loyal: Dalam menyiapkan bahan tidak


memasukkan bahan yang
mengandung rahasia organisasi.

Adaptif: Menyiapkan bahan yang


update terhadap peraturan
perundangan terbaru.

38
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Berkoordinasi dengan
stakeholder mengenai bahan yang
akan dipasang di laboratorium.

2. Melakukan diskusi Foto Berorientasi Pelayanan: Melakukan


dengan atasan dokumentasi diskusi kepada atasan dengan cekatan
langsung mengenai dan Hasil dan solutif, sopan tanpa
bahan K3 yang akan Diskusi menghilangkan rasa hormat
dipasang /Notulen
dilaboratorium Akuntabel: Datang tepat waktu sesuai
janji diskusi, menyiapkan bahan yang
akan didiskusikan.

Kompeten: Mendiskusikan bahan


secara sistematis sehingga
memudahkan atasan memahami
bahan tersebut.

Harmonis: Menghargai hasil diskusi


bersama atasan dan mencatat hasil
diskusi untuk dilakukan perbaikan
yang menciptakan hubungan timbal
balik dalam diskusi.

Loyal: Mengedepankan musyawarah


membahas bahan-bahan yang akan
dipasangkan dilaboratorium

Adaptif: Bersikap proaktif saat


berdiskusi dengan atasan (tidak pasif).

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


atasan dengan meminta masukan dari
atasan mengenai bahan yang akan
dipasangkan di laboratorium.

39
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Observasi Hasil Berorientasi Pelayanan: Melakukan
sebelum pemasangan Observasi observasi di laboratorium untuk
bahan K3 memenuhi kebutuhan stakeholder.

Akuntabel: Melakukan observasi


secara cermat agar tidak salah/
mengulang dalam pemasangan bahan.

Kompeten: Melakukan observasi


terlebih dahulu agar bahan yang akan
dipasang tersebut tepat sasaran.

Harmonis: Selama melakukan


observasi diusahakan membangun
suasana yang kondusif tanpa
mengganggu rekan kerja lain.

Loyal: Dalam melakukan observasi


tetap menjaga kerahasiaan tempat
yang menjadi objek observasi

Adaptif: Dapat menyesuaikan bahan


K3 yang dipasangkan dengan tempat
yang menjadi objek observasi.

Kolaboratif: Melakukan observasi


terhadap stakeholder dan meminta
pendapat.

40
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat dan Lampiran Berorientasi Pelayanan: Mencetak
mencetak bahan K3 bahan K3 yang akan dipasang sesuai
(poster K3, prosedur dengan kebutuhan.
kerja penggunaan
alat, bahan, rambu K3, Akuntabel: Mencetak bahan K3 yang
prosedur P3K dan akan dipasangkan dengan cermat dan
penggunaan APAR) bertanggung jawab sesuai dengan
sesuai hasil diskusi hasil diskusi dan observasi.
dengan atasan sesuai Kompeten: Mecetak bahan K3 sesuai
dan hasil observasi. dengan ukuran dan hasil observasi
untuk mendapatkan hasil terbaik.
Harmonis: Menggabungkan ide hasil
diskusi bersama atasan dalam
membuat bahan K3 yang akan
dipasang.
Loyal: Membuat bahan K3 tetap
memperhatikan standard undang
undang yang berlaku.

Adaptif: Membuat bahan K3 sekreatif


mungkin agar mudah dipahami
khalayak.

Kolaboratif: Memanfaatkan aplikasi


design digital untuk membuat bahan
K3 yang menarik.
5. Menyiapkan alat yang Foto Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan
dibutuhkan untuk dokumentasi alat yang dibutuhkan untuk memenuhi
pemasangan bahan kebutuhan.
K3
Akuntabel: Menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan dengan
efektif dan efisien untuk kepentingan
laboratorium.

41
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
\No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Menyiapkan alat dengan
teliti, jangan ada yang terlupa agar
proses pemasangan berjalan lancar.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
administrasi untuk pengajuan alat yang
dibutuhkan untuk keperluan kantor.
Loyal: Musyawarah bersama
administrasi untuk mengajukan alat
yang akan dibeli untuk pemasangan.
Adaptif: Menyiapkan alat yang telah
disesuaikan dengan hasil observasi
dan hasil diskusi.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan staff
lab untuk menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan.
Melakukan 1. Mengumpulkan bahan Foto Berorientasi Pelayanan: Dengan Melakukan Dengan Melakukan
pemasangan bahan jadi dan alat yang dokumentasi Mengumpulkan bahan dan alat yang pemasangan bahan K3 di pemasangan bahan K3 di
K3 di Laboratorium akan dipasang dipasangkan dengan cekatan. Laboratorium Lingkungan Laboratorium Lingkungan
Lingkungan dilaboratorium (poster diharapkan agar dapat diharapkan agar dapat
K3, prosedur kerja Akuntabel: Mengumpulkan bahan dan tercapainya penerapan K3 di tercapainya penerapan K3 di
penggunaan alat, alat yang dipasangkan dengan disiplin laboratorium lingkungan melalui laboratorium lingkungan
bahan, rambu K3, dan cermat. peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
prosedur P3K dan Daya sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
3 penggunaan APAR). Kompeten: Pengumpulan bahan Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
dilakukan dengan teliti dan Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
terkelompok untuk memudahkan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
pemasangannya. Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
Harmonis: Meminta saran kepada Berkelanjutan.
stakeholder mengenai bahan dan alat
yang telah siap akan dipasangkan di
laboratorium

42
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Musyawarah dengan
stakeholder mengenai bahan dan alat
yang siap dipasangkan.

Adaptif: Mengumpulkan bahan


dikelompokkan disesuaikan dengan
tempat pemasangannya.

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


stakeholder dengan meminta masukan
dengan bahan dan alat yang telah siap
dipasangkan.
2. Melakukan Foto dan Berorientasi Pelayanan: Melakukan
pemasangan bahan video pemasangan dengan cekatan.
(poster K3, prosedur dokumentasi
kerja penggunaan Akuntabel: Memasang bahan K3
alat, bahan, rambu K3, dengan cermat dan disiplin.
prosedur P3K dan
penggunaan APAR) Kompeten: Pemasangan bahan K3
di Laboratorium tersebut dilakukan sistematis, teliti dan
Lingkungan hasil yang diinginkan tepat sasaran.

Harmonis: Dalam melakukan


pemasangan bahan K3 dilakukan
kesepakatan waktu dengan staff yang
lain agar tidak mengganggu pekerjaan
staff lain.

Loyal: Dalam pemasangan bahan K3


tersebut sesuai hasil musyawarah
dengan atasan dan hasil observasi.

Adaptif: Pemasangan bahan K3


dilakukan dengan rapi, menarik untuk
dibaca, dipahami dan diterapkan.

43
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
stakeholder dalam meminta bantuan
pada saat pemasangan kotak p3k dan
APAR.
3. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
pemasangan bahan dokumentasi Menyampaikan hasil pemasangan
K3 kepada atasan . bahan K3 sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil dengan
sejujurnya, transparan tanpa ada yang
ditutupi, bertanggung jawab terhadap
hasil sebagai bentuk integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil
dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan
masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilakukan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah
untuk mencapai mufakat saat
menyampaikan hasil kegiatan kepada
atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan dengan memperbaiki hal yang
salah untuk mendapatkan hasil terbaik.

44
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat Rancangan 1.Menyiapkan dan Bahan Berorientasi Pelayanan: Dalam Dengan Membuat Rancangan Dengan Membuat
Sosialisasi kepada membuat bahan Sosialisasi mengumpulkan dan membuat bahan Sosialisasi kepada Staff Rancangan Sosialisasi
Staff Laboratorium sosialisasi sosialisasi dimana bahan tersebut Laboratorium Lingkungan kepada Staff Laboratorium
Lingkungan harus memenuhi kebutuhan diharapkan agar dapat Lingkungan diharapkan agar
stakeholder. tercapainya penerapan K3 di dapat tercapainya penerapan
laboratorium lingkungan melalui K3 di laboratorium lingkungan
Akuntabel: Disiplin dalam menyiapkan peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
bahan dan dapat Daya Manusia sehingga Sumber Daya Manusia
mempertanggungjawabkan bahan tercapainya Visi Kabupaten sehingga tercapainya nilai-
yang akan disosialisasikan. Bangka Tengah Semakin nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Unggul dan Misinya yaitu Ikhlas, , Tanggung Jawab,
Kompeten: Bahan sosialisasi dibuat Mewujudkan Lingkungan Yang Profesional, dan Kerjasama
sistematis, menarik dan tepat sasaran Unggul dan Berkelanjutan.
serta memudahkan semua staff untuk
memahaminya.

Harmonis: Membuat bahan sosialisasi


4
yang melibatkan interaksi agar terjalin
komunikasi dengan partisipan.

Loyal: Bahan sosialisasi bersifat adil


bagi setiap staff laboratorium
lingkungan tanpa membeda-bedakan
suku, agama,dan RAS.

Adaptif: Memanfaatkan perkembangan


teknologi dalam menyajikan media
sosialisasi yang membuat partisipan
aktif dalam sosialisasi yang diadakan.

Kolaboratif: Memanfaatkan sumber


daya yang ada dengan kreatifitas yang
ada menghasilkan hasil yang terbaik.

45
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2.Membuat komitmen K3 Komitmen Berorientasi Pelayanan: Dalam
di laboratorium. K3 di membuat komitmen tetap
laboratorium memperhatikan sifat ramah, komitmen
tersebut solutif dan membawa
perubahan yang lebih baik

Akuntabel: Mengutamakan kejujuran,


disiplin, bertanggung jawab serta
berintegritas dalam membuat
komitmen.

Kompeten: Komitmen yang dibangun


dapat meningkatkan produktifitas
kinerja, kompetensi staff di
laboratorium.

Harmonis: Diharapkan komitmen yang


dibuat menolong pekerjaan staff dan
bersama-sama menciptakan
lingkungan kerja yang disiplin dan
kondusif.
Loyal: Komitmen yang dibuat
dilaksanakan dengan adil dan untuk
kesejahteraan staff serta laboratorium
lingkungan itu sendiri.

Adaptif: Komitmen yang dibuat


menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dan merupakan inovasi bagi
laboratorium lingkungan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
seluruh staff dilaboratorium untuk
menjalankan komitmen dan standar
yang dibuat.

46
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3.Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Melakukan
dengan atasan dan dokumentasi konsultasi dengan atasan dengan
melakukan cross check isi cekatan dan solutif dalam
bahan sosialisasi dan menyampaikan bahan yang akan
komitmen yang dibuat. disosialisasikan.

Akuntabel: Datang tepat waktu sesuai


janji diskusi, menyiapkan bahan yang
akan disosialisasikan dan komitmen
yang dibuat.
Kompeten: Meningkatkan kompetensi
terlebih dahulu sebelum konsultasi
dengan atasan mengenai bahan dan
standar yang dibuat.

Harmonis: Menghargai hasil konsultasi


dengan atasan dan mencatat
perbaikan yang harus dilakukan
sebagai bentuk hubungan timbal balik
dalam diskusi.

Loyal: Mengedepankan musyawarah


untuk mencapai mufakat bersama
atasan mengenai bahan dan standar
yang dibuat.

Adaptif: Bertindak proaktif dalam


menjelaskan bahan yang akan
disosialisasikan serta standar yang
dibuat.
Kolaboratif : Bekerja sama dengan
atasan dengan memperbaiki hal yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil
terbaik.

47
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Sosialisasi 1. Melakukan Konsultasi Catatan Berorientasi Pelayanan: Melakukan Dengan melakukan sosialisasi Dengan melakukan
kepada Staff dengan atasan sebelum konsultasi konsultasi dengan atasan dengan kepada seluruh staff sosialisasi kepada seluruh
Laboratorium mulai sosialisasi cekatan dan solutif serta meminta izin laboratorium diharapkan agar staff laboratorium diharapkan
Lingkungan untuk dilakukannya sosialisasi di dapat tercapainya penerapan agar dapat tercapainya
laboratorim. K3 di laboratorium lingkungan penerapan K3 di laboratorium
melalui peningkatan kualitas lingkungan melalui
Akuntabel: Meminta izin menggunakan Sumber Daya Manusia peningkatan kualitas Sumber
fasilitas kantor berupa proyektor sehingga tercapainya Visi Daya Manusia sehingga
sebagai media sosialisasi Kabupaten Bangka Tengah tercapainya nilai-nilai
Semakin Unggul dan Misinya organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Meningkatkan kompetensi yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
terlebih dahulu sebelum koordinasi Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dengan atasan agar lebih terarah dan Berkelanjutan.
siap untuk lanjut ke proses
selanjutnya.

Harmonis: Menghargai saran dan


5 masukan yang diberikan oleh atasan
untuk penyampaian materi yang akan
disosialisasikan

Loyal: Mengedepankan musyawarah


untuk mencapai mufakat saat
berkoordinasi dengan atasan.

Adaptif: Bersikap proaktif dalam


menjelaskan dan memberikan ide
mengenai pelaksanaan sosialisasi

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


atasan dengan memperbaiki hal yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil
terbaik.

48
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sebelum dilakukan kuesioner kepada staff sebelum
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah.
Akuntabel: Disiplin dalam membagikan
kuesioner, mengutamakan kejujuran
dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner
yang dibuat.
Kompeten: Membagikan kuesioner
kepada staff sebelum dilakukannya
sosialisasi diharapkan sesudah
dilakukan sosialisasi akan menambah
kompetensi para staff mengenai materi
K3 yang disajikan.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
para staff untuk mengisi kuesioner
merupakan adanya hubungan timbal
balik yang baik dengan partisipan.
Loyal: Bersikap sopan dan
menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
Kolaboratif: Melibatkan seluruh staff
untuk ikut berpartisipasi mengisi
kuesioner sebagai bentuk kerja sama
sehingga output yang diinginkan
berupa pengetahuan staff sebelum
sosialisasi dapat diketahui dengan
cepat dan tepat dalam waktu singkat.

49
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Sosialisasi Foto Berorientasi Pelayanan:
kepada staff dokumentasi Menyampaikan materi sosialisasi
Laboratorium Lingkungan dengan ramah, tepat sasaran, dimana
output sosialisasi ini dapat memenuhi
kebutuhan staff laboratorium
lingkungan.
Akuntabel: Datang tepat waktu,
bertanggung jawab untuk mengecek
materi, media, alat agar sosialisasi
berjalan dengan lancer dan khidmat.
Kompeten: Pelaksanaan sosialisasi ini
dapat menambah kompetensi staff
laboratorium mengenai betapa
pentingnya K3 untuk keselamatan diri
dan organisasi maupun instansi.

Harmonis: Membangun suasana yang


kondusif selama berlangsungnya
sosialisasi.
Loyal: Mengedepankan musyawarah
jika dari partisipan ada yang ingin
dibahas atau ditanyakan dan bersikap
adil kepada seluruh partisipan yang
berpendapat.

Adaptif: Bersikap proaktif dalam


menjelaskan dan menjawab
pertanyaan dari partisipan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
seluruh staff untuk sama sama
menyukseskan rancangan aktualisasi
untuk kesejahteraan bersama.

50
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sesudah dilakukan kuesioner kepada staff sesudah
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah

Akuntabel: Disiplin dalam membagikan


kuesioner, mengutamakan kejujuran
dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner
yang dibuat serta tetap menjaga
integritas.

Kompeten: Membagikan kuesioner


kepada staff sesudah dilakukannya
sosialisasi untuk membandingkan
dengan data sebelum diharapkan ada
peningkatan kompetensi setelah
dilakukannya sosialisasi.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
para staff untuk mengisi kuesioner
kembali sebagai bentuk interaksi
kepada partisipan.

Loyal : Bersikap sopan dan


menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Kolaboratif : Melibatkan seluruh staff
untuk ikut berpartisipasi mengisi
kuesioner sebagai bentuk kerja sama
sehingga output yang diinginkan
berupa pengetahuan staff sesudah
sosialisasi dapat diketahui dengan
cepat dan tepat dalam waktu singkat.

51
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Adaptif : Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
5. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
kegiatan kepada dokumentasi Menyampaikan hasil kegiatan dengan
atasan dan resume. ramah dan sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil kegiatan
dengan sejujurnya, transparan tanpa
ada yang ditutupi, bertanggung jawab
terhadap hasil sebagai bentuk
integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil
dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan
masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah
untuk mencapai mufakat saat
menyampaikan hasil kegiatan kepada
atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan memperbaiki yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil terbaik.

52
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat dan 1. Membuat Laporan Laporan Berorientasi Pelayanan: Membuat Dengan membuat dan Dengan membuat dan
menyampaikan Hasil Kegiatan kegiatan laporan kegiatan dengan tujuan menyampaikan Laporan menyampaikan Laporan
Laporan kegiatan. (Softfile) memenuhi pelayanan dan melakukan Penerapan K3 di Laboratorium Penerapan K3 di
perbaikan sesuai tupoksi. Lingkungan diharapkan agar Laboratorium Lingkungan
dapat tercapainya penerapan diharapkan agar dapat
Akuntabel: Membuat laporan kegiatan K3 di laboratorium lingkungan tercapainya penerapan K3 di
tepat waktu, dengan mengutamakan melalui peningkatan kualitas laboratorium lingkungan di
kejujuran, dan dapat Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas
mempertanggungjawabkan hasil sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
tersebut. Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Membuat laporan kegiatan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
secara sistematis, bahasa yang mudah Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dipahami pembacanya dan berisi Berkelanjutan.
pengetahuan untuk menambah
kompetensi.

6 Harmonis: Membuat laporan dengan


tujuan membangun lingkungan kerja
yang kondusif.
Loyal: Membuat laporan dengan tetap
menjaga kerahasiaan organisasi dan
instansi.

Adaptif : Laporan yang dibuat


dirancang dengan kreatif, rapi, dan
memberikan inovasi untuk
kedepannya.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan dan seluruh staff dengan
meminta saran dan masukan agar
laporan dilaporkan dengan hasil
terbaik.

53
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mencetak Laporan Laporan jadi Berorientasi Pelayanan: Mencetak
Kegiatan laporan kegiatan dengan cekatan dan
rapi.

Akuntabel: Mencetak laporan kegiatan


dengan cermat dan teliti, diperiksa lagi
semua file sudah tercetak sebelum
dilaporkan.

Kompeten: Mecetak laporan dengan


sistematis, rapi, terstruktur dipastikan
formatnya sudah sesuai dengan
softfilenya.

Harmonis: Menghargai hasil karya


yang telah dibuat dan dapat
memahami semua isi laporan yang
telah dicetak.

Loyal: Mencetak laporan sesuai format


yang telah ditentukan oleh panitia.

Adaptif: Diharapkan hasil laporan yang


dicetak memberikan inovasi bagi
publik dan menciptakan inovasi terbaru
lagi yang berkelanjutan.

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


percetakan dengan meminta bantuan
untuk membukukan laporan.
3. Menyampaikan Foto Berorientasi Pelayanan:
laporan kegiatan dokumentasi Menyampaikan hasil laporan dengan
ramah dan tepat sasaran.

54
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabel : Menyampaikan laporan
kegiatan dengan tetap mengutamakan
kejujuran, dan dapat
mempertanggungjawabkan hasil
tersebut.

Kompeten : Menguasai laporan yang


disampaikan serta menyampaikan
dengan kalimat yang lugas, jelas dan
yang mudah dipahami oleh khalayak
umum.

Harmonis : Menghargai saran dan


masukan yang diberikan yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil
terbaik.

Loyal : Menyampaikan laporan dengan


penuh rasa hormat, mau menerima
pendapat dari orang lain sebagai
bentuk berpegang teguh pada
Pancasila.

Adaptif : Bersikap proaktif dalam


menyampaikan laporan hasil kegiatan.

Kolaboratif : Menjalin partisipasi


khlayak yang mau bertanya atau
memberikan saran agar laporan
tersebut bermanfaat bagi orang
banyak.

55
1. Penjabaran Matrik Rancangan Aktualisasi

Ada 6 kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut diantaranya:

a. Melakukan Konsultasi dengan atasan dan meminta persetujuan


Tahap 1: Menyiapkan bahan untuk konsultasi kepada atasan
Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan bahan dimana bahan
tersebut harus memenuhi kebutuhan stakeholder.
Akuntabel: Menyiapkan bahan dengan tepat waktu sebelum
dikonsultasikan serta cermat dalam penyajian bahan
Kompeten: Memudahkan atasan dalam memahami bahan
tersebut, bahan yang dibuat sistematis dan rapi.
Harmonis: Meminta saran dan masukan staff senior tentang
kendala yang akan diangkat sebelum konsultasi dengan atasan.
Loyal: Dalam menyiapkan bahan tidak memasukkan bahan yang
mengandung rahasia organisasi.
Adaptif: Menyiapkan bahan yang terkini terhadap peraturan
perundangan terbaru.
Kolaboratif: Berkonsultasi dengan stakeholder mengenai kendala
yang ada di laboratorium.
Output :Bahan Konsultasi

Tahap 2: Melakukan konsultasi kegiatan yang akan dilaksanakan

Berorientasi Pelayanan: Melakukan konsultasi kepada atasan


dengan ramah, cekatan dan solutif.
Akuntabel:Mempertanggungjawabkan bahan yang dikonsultasikan
kepada atasan.
Kompeten: Menguasai bahan yang akan dikonsultasikan.
Harmonis: Menghargai masukan dan saran yang diberikan saat
berkonsultasi dengan atasan.

56
Loyal: Melakukan konsultasi kepada atasan dengan sikap sopan
dan hormat untuk menjaga nama baik sebagai ASN.
Adaptif: Dalam melakukan konsultasi dapat dengan cepat
menyesuaikan dengan penjelasan atasan.
Kolaboratif: Meminta saran dan masukandari atasan ketika
berkonsultasi untuk memberikan nilai tambah.
Output:Foto Dokumentasi

Tahap 3: Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan


Berorientasi Pelayanan: Melakukan perbaikan setelah dilakukan
konsultasi, sehingga rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
sesuai hasil musyawarah.
Akuntabel: Mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Kompeten: Memahami dan menguasai rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Harmonis: Membuat rencana bermanfaat dan membantu
pekerjaan stakeholder.
Loyal: Melakukan rencana kegiatan sesuai dengan hasil
musyawarah dengan atasan.
Adaptif: Membuat rencana kegiatan dengan inovatif dan
mengembangkan kreativitas.
Kolaboratif: Menciptakan kerjasama dengan setiap staff untuk
kemajuan organisasi.
Output: Rencana Kegiatan

Tahap 4: Meminta persetujuan atasan rencana kegiatan


Berorientasi Pelayanan: Meminta lembar persetujuan dengan
ramah dan sopan kepada atasan.
Akuntabel: Mempertanggungjawabkan kegiatan yang disetujui
dengan baik.

57
Kompeten : Menggunakan lembar persetujuan yang akan disetujui
dan digunakan sebaik-baiknya untuk memberikan hasil yang
terbaik.
Harmonis: Menghargai dan menghormati keputusan atasan
dengan bijak.
Loyal: Menjaga nama baik atasan, organisasi dan institusi yang
akan menyetujui rencana yang akan dilaksanakan.
Adaptif: Mampu menyesuaikan dengan perubahan setelah
disetujuinya rencana yang akan dilaksanakan.
Kolaboratif: Lembar persetujuan tersebut sebagai wujud kerja
sama atasan dan peserta untuk memberikan hasil terbaik untuk
organisasi maupun instansi.
Output: Lembar persetujuan

b. Menyiapkan bahan berupa poster K3, petunjuk kerja dan prosedur


kerja menggunakan alat, MSDS, rambu K3, kotak P3K, dan
prosedur kerja penggunaan APAR

Tahap 1: Mencari referensi bahan K3 (poster K3, prosedur kerja


penggunaan alat, bahan, prosedur P3K dan penggunaan APAR)
Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan bahan dimana bahan
tersebut harus memenuhi kebutuhan stakeholder.
Akuntabel: Tepat waktu menyiapkan bahan sebelum didiskusikan
dengan atasan.
Kompeten: Mencari referensi terupdate sebelum didiskusikan
dengan atasan.
Harmonis: Meminta saran dan masukan staff senior tentang
bahan yang akan dipasang di laboratorium.
Loyal: Dalam menyiapkan bahan tidak memasukkan bahan yang
mengandung rahasia organisasi.

58
Adaptif: Menyiapkan bahan yang update terhadap peraturan
perundangan terbaru.
Kolaboratif: Berkoordinasi dengan stakeholder mengenai bahan
yang akan dipasang di laboratorium
Output: Bahan untuk aktualisasi

Tahap 2: Melakukan diskusi dengan atasan langsung mengenai


bahan K3 yang akan dipasang dilaboratorium
Berorientasi Pelayanan: Melakukan diskusi kepada atasan dengan
cekatan dan solutif.
Akuntabel: Menyiapkan bahan yang akan didiskusikan tepat waktu
dan datang tepat waktu sesuai janji diskusi,.
Kompeten: Mendiskusikan bahan secara sistematis sehingga
memudahkan atasan memahami bahan tersebut.
Harmonis: Menghargai hasil diskusi bersama atasan dan
mencatat hasil diskusi untuk dilakukan perbaikan yang
menciptakan hubungan timbal balik dalam diskusi.
Loyal: Mengedepankan musyawarah membahas bahan-bahan
yang akan dipasangkan dilaboratorium
Adaptif: Bersikap proaktif saat berdiskusi dengan atasan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan dengan meminta
masukan dari atasan mengenai bahan yang akan dipasangkan di
laboratorium.
Output: Foto Dokumentasi dan Hasil Diskusi

Tahap 3: Melakukan Observasi sebelum pemasangan bahan K3

Berorientasi Pelayanan: Melakukan observasi di laboratorium


untuk memenuhi kebutuhan stakeholder.
Akuntabel: Melakukan observasi secara cermat agar tidak salah/
mengulang dalam pemasangan bahan.

59
Kompeten: Melakukan observasi terlebih dahulu agar bahan yang
akan dipasang tersebut tepat sasaran.
Harmonis: Selama melakukan observasi diusahakan membangun
suasana yang kondusif tanpa mengganggu rekan kerja lain.
Loyal: Dalam melakukan observasi tetap menjaga kerahasiaan
tempat yang menjadi objek observasi
Adaptif: Dapat menyesuaikan bahan K3 yang dipasangkan
dengan tempat yang menjadi objek observasi.
Kolaboratif: Melakukan observasi terhadap stakeholder dan
meminta pendapat.
Output:Hasil Observasi

Tahap 4: Membuat dan mencetak bahan K3 (poster K3, prosedur


kerja penggunaan alat, bahan, rambu K3, prosedur P3K dan
penggunaan APAR) sesuai hasil diskusi dengan atasan sesuai
dan hasil observasi.

Berorientasi Pelayanan: Mencetak bahan K3 yang akan dipasang


sesuai dengan kebutuhan.
Akuntabel: Mencetak bahan K3 yang akan dipasangkan dengan
cermat dan bertanggung jawab sesuai dengan hasil diskusi dan
observasi.
Kompeten: Mecetak bahan K3 sesuai dengan ukuran dan hasil
observasi untuk mendapatkan hasil terbaik.
Harmonis: Menggabungkan ide hasil diskusi bersama atasan
dalam membuat bahan K3 yang akan dipasang.
Loyal: Membuat bahan K3 tetap memperhatikan standard undang
undang yang berlaku.
Adaptif: Membuat bahan K3 sekreatif mungkin agar mudah
dipahami khalayak.
Kolaboratif: Memanfaatkan aplikasi design digital untuk membuat
bahan K3 yang menarik.

60
Output: Lampiran bahan

Tahap 5: Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemasangan


bahan K3

Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk


memenuhi kebutuhan.
Akuntabel: Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk
pemasangan dengan efektif dan efisien untuk kepentingan
laboratorium.
Kompeten: Menyiapkan alat dengan teliti, jangan ada yang
terlupa agar proses pemasangan berjalan lancar.
Harmonis: Meminta bantuan kepada administrasi untuk pengajuan
alat yang dibutuhkan untuk keperluan kantor.
Loyal: Musyawarah bersama administrasi untuk mengajukan alat
yang akan dibeli untuk pemasangan.
Adaptif: Menyiapkan alat yang telah disesuaikan dengan hasil
observasi dan hasil diskusi.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan staff lab untuk menyiapkan alat-
alat yang dibutuhkan untuk pemasangan.
Output: Foto Dokumentasi

c. Melakukan pemasangan bahan K3 di Laboratorium Lingkungan

Tahap 1: Mengumpulkan bahan jadi dan alat yang akan dipasang


dilaboratorium (poster K3, prosedur kerja penggunaan alat, bahan,
rambu K3, prosedur P3K dan penggunaan APAR).
Berorientasi Pelayanan: Mengumpulkan bahan dan alat yang
dipasangkan dengan cekatan.
Akuntabel: Mengumpulkan bahan dan alat yang dipasangkan
dengan disiplin dan cermat.

61
Kompeten: Pengumpulan bahan dilakukan dengan teliti dan
terkelompok untuk memudahkan pemasangannya.
Harmonis: Meminta saran kepada stakeholder mengenai bahan
dan alat yang telah siap akan dipasangkan di laboratorium
Loyal: Musyawarah dengan stakeholder mengenai bahan dan alat
yang siap dipasangkan.
Adaptif: Mengumpulkan bahan dikelompokkan disesuaikan
dengan tempat pemasangannya.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan stakeholder dengan meminta
masukan dengan bahan dan alat yang telah siap dipasangkan.
Output : Foto Dokumentasi

Tahap 2 : Melakukan pemasangan bahan (poster K3, prosedur


kerja penggunaan alat, bahan, rambu K3, prosedur P3K dan
penggunaan APAR) di Laboratorium Lingkungan

Berorientasi Pelayanan: Melakukan pemasangan dengan cekatan.


Akuntabel: Memasang bahan K3 dengan cermat dan disiplin.
Kompeten: Pemasangan bahan K3 tersebut dilakukan sistematis,
teliti dan hasil yang diinginkan tepat sasaran.
Harmonis: Dalam melakukan pemasangan bahan K3 dilakukan
kesepakatan waktu dengan staff yang lain agar tidak mengganggu
pekerjaan staff lain.
Loyal: Dalam pemasangan bahan K3 tersebut sesuai hasil
musyawarah dengan atasan dan hasil observasi.
Adaptif: Pemasangan bahan K3 dilakukan dengan rapi, menarik
untuk dibaca, dipahami dan diterapkan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan stakeholder dalam meminta
bantuan pada saat pemasangan kotak p3k dan APAR.
Output:Foto dan Video Dokumentasi

62
Tahap 3: Menyampaikan hasil pemasangan bahan K3

Berorientasi Pelayanan: Menyampaikan hasil pemasangan bahan


K3 sesuai dengan kebutuhan stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil dengan sejujurnya, transparan tanpa
ada yang ditutupi, bertanggung jawab terhadap hasil sebagai
bentuk integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan masukan yang diberikan oleh
atasan mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
saat menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan dan menguasai hasil
dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan dengan memperbaiki
hal yang salah untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output: Foto Dokumentasi

d. Membuat Rancangan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium


Lingkungan

Tahap 1: Menyiapkan bahan sosialisasi

Berorientasi Pelayanan: Dalam mengumpulkan dan membuat


bahan sosialisasi dimana bahan tersebut harus memenuhi
kebutuhan stakeholder.
Akuntabel: Disiplin dalam menyiapkan bahan dan dapat
mempertanggungjawabkan bahan yang akan disosialisasikan.
Kompeten: Bahan sosialisasi dibuat sistematis, menarik dan tepat
sasaran serta memudahkan semua staff untuk memahaminya.
Harmonis: Membuat bahan sosialisasi yang melibatkan interaksi
agar terjalin komunikasi dengan partisipan.

63
Loyal: Bahan sosialisasi bersifat adil bagi setiap staff laboratorium
lingkungan tanpa membeda-bedakan suku, agama,dan RAS.
Adaptif: Memanfaatkan perkembangan teknologi dalam
menyajikan media sosialisasi yang membuat partisipan aktif dalam
sosialisasi yang diadakan.
Kolaboratif: Memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
kreatifitas yang ada menghasilkan hasil yang terbaik.
Output: Bahan Sosialisasi

Tahap 2: Membuat komitmen K3 di Laboratorium Lingkungan

Berorientasi Pelayanan: Dalam membuat komitmen tetap


memperhatikan sifat ramah, komitmen tersebut solutif dan
membawa perubahan yang lebih baik
Akuntabel: Mengutamakan kejujuran, disiplin, bertanggung jawab
serta berintegritas dalam membuat komitmen.
Kompeten: Komitmen yang dibangun dapat meningkatkan
produktifitas kinerja, kompetensi staff di laboratorium.
Harmonis: Diharapkan komitmen yang dibuat menolong pekerjaan
staff dan bersama-sama menciptakan lingkungan kerja yang
disiplin dan kondusif.
Loyal: Komitmen yang dibuat dilaksanakan dengan adil dan untuk
kesejahteraan staff serta laboratorium lingkungan itu sendiri.
Adaptif: Komitmen yang dibuat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dan merupakan inovasi bagi laboratorium
lingkungan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan seluruh staff dilaboratorium
untuk menjalankan komitmen dan standar yang dibuat.
Output: Komitmen K3 di laboratorium lingkungan

64
Tahap 3: Melakukan konsultasi dengan atasan dan melakukan
cross check isi bahan sosialisasi dan komitmen yang dibuat.
Berorientasi Pelayanan: Melakukan konsultasi dengan atasan
dengan cekatan dan solutif dalam menyampaikan bahan yang
akan disosialisasikan.
Akuntabel: Datang tepat waktu sesuai janji diskusi, menyiapkan
bahan yang akan disosialisasikan dan komitmen yang dibuat.
Kompeten: Meningkatkan kompetensi terlebih dahulu sebelum
konsultasi dengan atasan mengenai bahan dan standar yang
dibuat.
Harmonis: Menghargai hasil konsultasi dengan atasan dan
mencatat perbaikan yang harus dilakukan sebagai bentuk
hubungan timbal balik dalam diskusi.
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
bersama atasan mengenai bahan dan standar yang dibuat.
Adaptif: Bertindak proaktif dalam menjelaskan bahan yang akan
disosialisasikan serta standar yang dibuat.
Kolaboratif : Bekerja sama dengan atasan dengan memperbaiki
hal yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output: Foto Dokumentasi

e. Melakukan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium Lingkungan

Tahap 1: Melakukan Konsultasi dengan atasan sebelum mulai


sosialisasi

Berorientasi Pelayanan: Melakukan konsultasi dengan atasan


dengan cekatan dan solutif serta meminta izin untuk dilakukannya
sosialisasi di laboratorim.
Akuntabel: Meminta izin menggunakan fasilitas kantor berupa
proyektor sebagai media sosialisasi

65
Kompeten: Meningkatkan kompetensi terlebih dahulu sebelum
koordinasi dengan atasan agar lebih terarah dan siap untuk lanjut
ke proses selanjutnya.
Harmonis: Menghargai saran dan masukan yang diberikan oleh
atasan untuk penyampaian materi yang akan disosialisasikan
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
saat berkoordinasi dengan atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan dan memberikan ide
mengenai pelaksanaan sosialisasi
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan dengan memperbaiki
hal yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output : Catatan Konsultasi

Tahap 2: Memberikan kuesioner sebelum dilakukan sosialisasi

Berorientasi Pelayanan: Membagikan kuesioner kepada staff


sebelum dilakukannya sosialisasi dengan ramah.
Akuntabel: Disiplin dalam membagikan kuesioner, mengutamakan
kejujuran dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner yang dibuat.
Kompeten: Membagikan kuesioner kepada staff sebelum
dilakukannya sosialisasi diharapkan sesudah dilakukan sosialisasi
akan menambah kompetensi para staff mengenai materi K3 yang
disajikan.
Harmonis: Meminta bantuan kepada para staff untuk mengisi
kuesioner merupakan adanya hubungan timbal balik yang baik
dengan partisipan.
Loyal: Bersikap sopan dan menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.

66
Kolaboratif: Melibatkan seluruh staff untuk ikut berpartisipasi
mengisi kuesioner sebagai bentuk kerja sama sehingga output
yang diinginkan berupa pengetahuan staff sebelum sosialisasi
dapat diketahui dengan cepat dan tepat dalam waktu singkat.
Output: Kuisioner

Tahap 3: Melakukan sosialisasi kepada seluruh staff laboratorium


lingkungan
Berorientasi Pelayanan: Menyampaikan materi sosialisasi dengan
ramah, tepat sasaran, dimana output sosialisasi ini dapat
memenuhi kebutuhan staff laboratorium lingkungan.
Akuntabel: Datang tepat waktu, bertanggung jawab untuk
mengecek materi, media, alat agar sosialisasi berjalan dengan
lancer dan khidmat.
Kompeten: Pelaksanaan sosialisasi ini dapat menambah
kompetensi staff laboratorium mengenai betapa pentingnya K3
untuk keselamatan diri dan organisasi maupun instansi.
Harmonis: Membangun suasana yang kondusif selama
berlangsungnya sosialisasi.
Loyal: Mengedepankan musyawarah jika dari partisipan ada yang
ingin dibahas atau ditanyakan dan bersikap adil kepada seluruh
partisipan yang berpendapat.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan dan menjawab
pertanyaan dari partisipan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan seluruh staff untuk sama sama
menyukseskan rancangan aktualisasi untuk kesejahteraan
bersama.
Output: Foto Dokumentasi

67
Tahap 4: Memberikan kuesioner sesudah dilakukan sosialisasi

Berorientasi Pelayanan: Membagikan kuesioner kepada staff


sesudah dilakukannya sosialisasi dengan ramah
Akuntabel: Disiplin dalam membagikan kuesioner, mengutamakan
kejujuran dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner yang dibuat serta tetap
menjaga integritas.
Kompeten: Membagikan kuesioner kepada staff sesudah
dilakukannya sosialisasi untuk membandingkan dengan data
sebelum diharapkan ada peningkatan kompetensi setelah
dilakukannya sosialisasi.
Harmonis: Meminta bantuan kepada para staff untuk mengisi
kuesioner kembali sebagai bentuk interaksi kepada partisipan.
Loyal : Bersikap sopan dan menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Adaptif : Bersikap proaktif dalam menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
Kolaboratif : Melibatkan seluruh staff untuk ikut berpartisipasi
mengisi kuesioner sebagai bentuk kerja sama sehingga output
yang diinginkan berupa pengetahuan staff sesudah sosialisasi
dapat diketahui dengan cepat dan tepat dalam waktu singkat
Output: Hasil Kuisioner sesudah sosialisasi

Tahap 5 : Menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan

Berorientasi Pelayanan: Menyampaikan hasil kegiatan dengan


ramah dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil kegiatan dengan sejujurnya,
transparan tanpa ada yang ditutupi, bertanggung jawab terhadap
hasil sebagai bentuk integritas.

68
Kompeten: Menyampaikan hasil dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan masukan yang diberikan oleh
atasan mengenai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Loyal: Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
saat menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam menjelaskan dan menguasai hasil
dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan memperbaiki yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Output : Foto Dokumentasi dan Resume

f. Membuat dan menyampaikan Hasil Laporan kegiatan.

Tahap 1: Membuat Laporan Kegiatan

Berorientasi Pelayanan: Membuat laporan kegiatan dengan tujuan


memenuhi pelayanan dan melakukan perbaikan sesuai tupoksi.
Akuntabel: Membuat laporan kegiatan tepat waktu, dengan
mengutamakan kejujuran, dan dapat mempertanggungjawabkan
hasil tersebut.
Kompeten: Membuat laporan kegiatan secara sistematis, bahasa
yang mudah dipahami pembacanya dan berisi pengetahuan untuk
menambah kompetensi.
Harmonis: Membuat laporan dengan tujuan membangun
lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal: Membuat laporan dengan tetap menjaga kerahasiaan
organisasi dan instansi.
Adaptif : Laporan yang dibuat dirancang dengan kreatif, rapi, dan
memberikan inovasi untuk kedepannya.

69
Kolaboratif: Bekerja sama dengan atasan dan seluruh staff
dengan meminta saran dan masukan agar laporan dilaporkan
dengan hasil terbaik.
Output: Laporan dalam bentuk softfile

Tahap 2: Mencetak Laporan Jadi

Berorientasi Pelayanan: Mencetak laporan kegiatan dengan


cekatan dan rapi.
Akuntabel: Mencetak laporan kegiatan dengan cermat dan teliti,
diperiksa lagi semua file sudah tercetak sebelum dilaporkan.
Kompeten: Mecetak laporan dengan sistematis, rapi, terstruktur
dipastikan formatnya sudah sesuai dengan softfilenya.
Harmonis: Menghargai hasil karya yang telah dibuat dan dapat
memahami semua isi laporan yang telah dicetak.
Loyal: Mencetak laporan sesuai format yang telah ditentukan oleh
panitia.
Adaptif: Diharapkan hasil laporan yang dicetak memberikan
inovasi bagi publik dan menciptakan inovasi terbaru lagi yang
berkelanjutan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan percetakan dengan meminta
bantuan untuk membukukan laporan.
Output : Laporan jadi dalam bentuk hardcopy

Tahap 3: Menyampaikan Laporan Aktualisasi

Berorientasi Pelayanan: Menyampaikan laporan kegiatan dengan


ramah dan tepat sasaran
Akuntabel : Menyampaikan laporan kegiatan dengan tetap
mengutamakan kejujuran, dan dapat mempertanggungjawabkan
hasil tersebut

70
Kompeten : Menguasai laporan yang disampaikan serta
menyampaikan dengan kalimat yang lugas, jelas dan yang mudah
dipahami oleh khalayak umum.
Harmonis : Menghargai saran dan masukan yang diberikan yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Loyal : Menyampaikan laporan dengan penuh rasa hormat, mau
menerima pendapat dari orang lain sebagai bentuk berpegang
teguh pada Pancasila.
Adaptif : Bersikap proaktif dalam menyampaikan laporan hasil
kegiatan.
Kolaboratif : Menjalin partisipasi khlayak yang mau bertanya atau
memberikan saran agar laporan tersebut bermanfaat bagi orang
banyak.

Output: Foto Dokumentasi

F. Jadwal Rencana Kegiatan

Untuk melakukan kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah


direncanakan pada rancangan aktualisasi maka perlu dilakukan
penjadwalan agar berjalan dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan.

Tabel 3.4 Rancangan dan Realisasi Jadwal Kegiatan

71
Daftar Pustaka

UU No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan LAN RI No 01 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil

Tengah, B. K. (2021). Kabupaten Bangka Tengah Dalam Angka 2021.


Koba: BPS Kabupaten Bangka Tengah.

PermenLHK No.23 th 2020 tentang Laboratorium Lingkungan

UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

Mirdin, Andi Adiyat. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN
RI

Ramah, Handoko. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Dr.Ahmad Jalis. (2021). Modul Kompeten Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Sembodo, Jarot. (2021). Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Rahmanendra, Dwi. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Suwarno, Yogi. (2021). Modul Adaptif Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Sejati, Tri Atmojo. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

Nurhikmah. (2019). “Smart ASN”Menuju Pelayanan Publik Berkelas


Dunia. Nusa Tenggara Barat: Tim Kreatif Widyaiswara.

72
Permen No.4 tahun 1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan

Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di tempat kerja.

Dirgantara, Alvino. 2020. Pentingnya MSDS bagi pekerja. Environment


Artikel.

Peraturan Bupati Nomor 84 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan
Hidup

Peraturan Bupati Nomor 63 tahun 2017 tentang pembentukan UPTD


badan dan dinas UPTD Laboratorium Lingkungan

Erawati, Erna dan Dra.Elly Fatimah. 2021. “Manajemen ASN” Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN RI

73

Anda mungkin juga menyukai