Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM SUPERVISI

SMK YPM 2 TAMAN SIDOARJO


TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

Penyusun:

Tim Pengembang Sekolah (TPS)

SMK YPM 2 TAMAN SIDOARJO

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL MA’ARIF


TAMAN SIDOARJO
SMK YPM 2 TAMAN
JLN. RAYA NGELOM 86 TAMAN SIDOARJO

1|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan
Program Supervisi Kelas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YPM 2 Taman Sidoarjo . Program
ini disusun sebagai amanat yang diemban Kepala Sekolah untuk mengontrol pembelajaran dalam
kelas sebagai bukti penyelenggaraan pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021 telah dijalankan
sesaui aturan –aturan yang telah ditetapkan.

Penyusunan program Supervisi ini didasarkan pada visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai
SMK YPM 2 Taman Sidoarjo, serta mengacu kepada 8 Standart Nasional Pendidikan (SNP), yang
meliputi standart Isi, Kelulusan, Proses, pengelolaan, Tenaga Pendidik dan Kependidikan,Sarana
dan Prasarana,Pembiayaan, dan Penilaian . Program Kerja ini akan dilaksanakan kegiatannya
dalam jangka pendek (tahunan). Disamping itu, sebagai bentuk keberlanjutan (sustainability)
program yang telah dilaksanakan pada tahun Pelajaran sebelumnya..

Dapat dipahami bahwa keberhasilan pelaksanaan Program Supervisi inii sepenuhnya


tergantung dari kepala sekolah,guru, dan pendidik.

Penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam buku Program
Supervisi ini masih banyak kekurangan-kekurangannya seperti kata pepatah ”Tiada gading yang
tak retak” Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca selalu diharapkan demi kesempurnaan
buku ini.

Akhir kata, penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu mewujudkan Program Supervisi ini, Semoga Allah SWT membalas budi baik kita
semua, Amin.

Sidoarjo, 08 Agustus 2020

Kepal Sekolah,

Drs. Nurmusolin, M.Si


NIP.

2|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


LEMBAR PENGESAHAN

Program Kerja Sekolah ini disahkan Sebagai Acuan untuk melaksanakan Proses
Pendidikan di SMK YPM 2 Taman Kabupaten Sidoarjo. .dalam Rapat Pleno Sekolah
yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru, Pengurus Komite.

Pada tanggal : 08 Agustus 2020

Bertempat di Ruang : Ruang Rapat SMK YPM 2 Taman


Kabupaten Sidoarjo

Menyetujui Mengesahkan
Ketua Komite SMK YPM 2 Taman Kepala SMK YPM 2 Taman

Dr. H. Moch. Isa Madjid, M.M. Drs. Nurmusolin, M.Si.

MENGETAHUI
KETUA YPM

Ir. H. AHMAD MAKKY, M.T.

3|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................ ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

1. Latar Belakang ........................................................................ 1

2. Dasar Hukum ......................................................................... 3

3. Tujuan ...................................................................................... 4

4. Manfaat ................................................................................... 5

5. Kondisi Obyektif ..................................................................... 5

BAB II RUANG LINGKUP SUPERVISI ................................................ 6

1. Pemantauan………………………………………….. ............ 6

2. Supervisi…………………………………………………….. . 6

3. Evaluasi……………………………………………………… 6

4. Pelaporan…………………………………………………….. 7

5. Tindak Lanjut………………………………………………… 7

BAB III PROGRAM PENGAWASAN…………………………………… 13

1. Konsep Dasar Program……………………………………… 13

2. Langkah – Langkah Menyusun Program Kepengawasan……. 14

BAB IV TAHAPAN KEGIATAN SUPERVISI KELAS………………… .. 19

1. Pelaksanaan Pengawasan……………………………………. 19

2. Pelaporan……………………………………………………. 21

3. Tindak Lanjut……………………………………………….. . 23

BAB V SIMPULAN ...................................................................................... 25

LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………………. 26

4|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Supervisi merupakan bagian keempat dari empat kegiatan proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh tim supervisor baik oleh kepala sekolah dan/atau pengawas

pengawas. Keempat proses pembelajaran itu antara lain; diawali dengan perencanaan,

kemudian pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian, dan yang keempat pengawasan. Hal

itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien”

Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan

bersama dengan pendidik. Perencanaan itu berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005 ditegaskan, “Perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber

belajar, dan penilaian hasil belajar”.

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik berdasarkan

perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di ruangan belajar

dan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada peserta didik. Peristiwa di

kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penilaian proses dan hasil

belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan.

Wujud nyata penilaian itu adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

semester, dan ulangan kenaikan kelas. Pengawasan dilakukan oleh kepala satuan

pendidikan dan pengawas sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.

5|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


Keempat kegiatan proses pembelajaran itu merupakan satu kesatuan dengan

penanggung jawab yang jelas. Perencanaan merupakan dasar utama dari semua kegiatan.

Perencanaan yang benar diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar.

Perencanaan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus mata

pelajaran dan silabus muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh

kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum memenuhi standar yang diharuskan,

penanggung jawabnya adalah kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus merupakan

perangkat kurikulum yang kategori tanggung jawabnya berada di tangan kepala satuan

pendidikan. Lagi pula, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Versi

Tahun 2013, silabus merupakan dokumen dua kurikulum, sedangkan penanggung jawab

penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan adalah kepala satuan pendidikan.

Recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh pendidik berdasarkan

karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya. Penyusunan RPP pada dasarnya

dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara berkelompok. Jika RPP yang

bermasalah berarti yang beratanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam perencanaan

proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus (pemisah) tanggung jawab antara kepala

satuan pendidikan dengan pendidik. Silabus tanggung jawab kepala satuan pendidikan dan

RPP tanggung jawab pendidik.

Pelaksanaan proses pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada perencanaan

yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik. Kegiatan ini berangkat dari

keberadaan silabus dan RPP. Pelaksanaannya akan terlihat nyata di ruang kelas, dalam

bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana yang menyenangkan. Seperti

yang ditegaskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19, ayat (1)

tentang Standar Nasional Pendidikan seperti berikut ini. “Proses pembelajaran pada

satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

6|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan pendidikan dilakukan oleh

pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu

dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penegasan itu termaktub pada PP 19/2005

tentang Standar Nasional Pendidikan,pasal 63, ayat (1) sepeti berikut ini. “ Penilaian

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil

belajar oleh pendidik; (b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan (c)

penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.” Lebih lanjut rincian dari pasal 63 ayat (1) ini

diuraikan secara rinci di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2007 tentang Standar Penilaian.

Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam proses pembelajaran perlu

diawasi. Hal itulah yang keempat, yakni pengawasan proses pembelajaran. Bahan sajian

sederhana ini berbicara tentang pengawasan proses pembelajaran. Pembahasan akan

dilakukan dengan sistematika berpikir seperti berikut ini. (1) ruang lingkup kerja

kepengawasan; (2) program atau perencanaan pengawasan; (3) pelaksanaan, pelaporan,

dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan. Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan

bahan ini dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan kegiatan

kepengawasan pada satuan pendidikan baik oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala

satuan pendidikan.

2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

6. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi;

7. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

7|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


8. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru

9. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan

10. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan

11. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian

12. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

13. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru

14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;

15. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional

Guru dan Angka Kreditnya.

16. Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009

17. Perbup Kab. Sidoarjo No. 16/2012 (Bab VII) tentang Evaluasi Kurikulum dan Hasil

Belajar

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam membuat persiapan atau perencanaan

pembelajaran di dalam kelas.

b. Untuk mengetahui kemahiran dan ketepatan dalam memilih pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada

peserta didik.

c. Untuk mengetahui kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan

proses pembelajaran di dalam kelas, misalnya dalam membuka proses

pembelajaran, apersepsi,penguasaan kelas, kegiatan inti yang meliputi

eksplorasi,elaborasi, dan konpirmasi, teknik bertanya dan sebagainya sampai pada

kegiatan akhir atau evaluasi.

8|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


d. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam mengembangkan intrumen penilaian

dalam melaksanakan evaluasi, baik evaluasi selama proses pembelajaran atau

evaluasi hasil belajar.

e. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut pembelajaran

kepada peserta didik.

f. Untuk mengetahui kelengkapan administrasi pembelajaran yang diperlukan dalam

rangka melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga profesional di bidang

pendidikan.

4. Manfaat

a. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam rangka

membuat perencanaan pembelajaran.

b. Guru yang bersangkutan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ia miliki

dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

c. Guru yang bersangkutan akan mengetahui kelemahan dan kekurangannya dalam

merencanakan dan mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran.

d. Sebagai bahan introspeksi pada diri pribadi seorang guru, bahwa tugas profesional

sebagai pendidik itu sangat pelik dan kompleks sehingga akan menjadi motivasi

untuk selalu menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan.

9|Program Supervisi SMK YPM 2 TAMAN


BAB II

RUANG LINGKUP SUPERVISI KELAS

Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran. Kelima lingkup itu

adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang di

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses

seperti berikut ini.

1. Pemantauan

a. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,

pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

c. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

2. Supervisi

a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,

pelatihan, dan konsultasi.

c. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.

3. Evaluasi

a. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran

secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

10 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


1) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar

proses,

2) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan

kompetensi guru.

c. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam

proses pembelajaran.

4. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasiproses pembelajaran

dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

5. Tindak Lanjut

a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.

b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi

standar.

c. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

Kelima lingkup (pematauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut)

kepengawasan merupakan kegiatan yang berentetan. Ada hubungan hierarkis dari lima

kegiatan itu. Kegiatan diawali dengan pematauan. Hal yang dipantau adalah perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Hasil pemantauan itu tampil dalam

wujud data berupa kondisi ril, kenyataan yang sebenarnya, dan fakta autentik. Hasil

pematauan itu bisa berupa catatan, rekaman, dan dokumentasi. Untuk mendapatkannya

dilakukan dengan berbagai cara atau teknik. Tentu saja cara dan teknik itu memerlukan

instrument pemantauan. Instrumen itu pada hakikatnya adalah instrument pengumpulan

data, informasi, dan fakta tentang kondisi ril dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

proses pembelajaran.

11 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


Data atau informasi yang diperoleh melalui pemanantauan diolah dan ditafsirkan

agar bermakna. Hasil penafsiran terhadap data atau informasi tersebutlah memerlukan

tindakan selanjutnya. Jika data mengatakan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar, tentu pengawas (kepala satuan

pendidikan dan pengawas sekolah) berupaya untuk mengembangkan ke tingkat yang lebih

tinggi di atas standar. Kalau data menyatakan belum memenuhi standar, upaya yang

dilakukan adalah meningkatkannya menjadi standar. Kegiatan-kegiatan itulah yang

dilakukan di dalam supervisi. Jadi, supervisi hanya dapat dilkukan jika ada data dan

informasi bermakna dari hasil pemantauan.

Supervisi pendidikan (akademik dan menejerial) menurut Depdiknas (2009)

adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil

belajar serta pengelolaan sekolah (satuan pendidikan). Inti dari kegiatan supervisi adalah

perbaikan dan peningkatan. Data yang diperoleh dari kegiatan pemantauan dijadikan

landasan untuk melakukan supervisi (memperbaiki dan meningkatkan). Jika data

menginformasikan hal yang kurang baik, kegiatan supervisinya adalah memperbaiki.

Kalau data menginformasikan hal yang telah baik, kegiatan supervisinya adalah

meningkatkan.

Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,

pelatihan, dan konsultasi (Permendiknas No. 41/2007). Kegiatan supervisi yang

dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah adalah kegiatan untuk

memperbaiki dan atau meningkkatkan. Hal yang diperbaiki atau ditingkatkan adalah

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Cara yang digunakan

adalah dengan pemberian contoh, disksusi, pelatihan, dan konsultasi. Pemilihan cara ini

tentu sangat ditentukan oleh keadaan dan kebutuhan pendidik. Bisa jadi seorang pendidik

hanya memerlukan contoh untuk meningkatkan kemampuan merencanakan, sedangkan

pendidik yang memerlukan diskusi, konsultasi, dan pelatihan. Selain itu, kiat kepala

satuan pendidikan dan pengawas sekolah dalam mengemban tugasnya juga sangat

berpengaruh terhadap pemilihan cara yang tepat.

12 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


Hal yang esensial dalam pemantauan adalah instrumen, pengumpulan data,

pengolahan data, dan penafsiran data. Sedangkan di dalam supervisi hal esensialnya

adalah penguasaan pengawas sekolah terhadap substansi perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian proses pembelajaran serta teknik (kiat) melakukan supervisi. Secara standar,

perencanaan proses pembelajaran hanya dua, yakni silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

Akan tetapi, sesuai dengan paradigma kurikulum, setiap satuan pendidikan berhak

menyusun dan melaksanakan kurikulum sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Jika

seorang pengawas sekolah mengawasi sepuluh sekolah misalnya, bisa jadi akan terdapat

variasi dari perencanaan proses pembelajaran dari sepuluh sekolah itu. Oleh karena itu,

seorang pengawas perlu mengenali jenis dan macam perencanaan proses pembelajaran

pada setiap satuan pendidikan yang diawasinya. Artinya, pengeawas sekolah tidak bisa

menggeneralisasi dan menguniforomisasi (menyeragmkan) hal yang berhubungan dengan

perencanaan proses pembelajaran ini.

Pada saat pengawas sekolah menyeragamkan jenis dan bentuk perencanaan proses

pembelajaran di sekolah binaannya, akan terjadi benturan dengan pendidik dan kepala

13 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


satuan pendidikan. Satuan pendidikan memiliki otoritas atau kewenangan untuk

menyusun kurikulum diversifikasi. Hal itu dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan

yang berlaku. Oleh karena itu, pengawas sekolah seyogianya memiliki informasi yang

lengkap tentang bentuk dan jenis perencanaan proses pembelajaran pada sekolah yang

diawasi atau dibinanya. Hal ini tentu tidak sulit dilakukan, jika terjadi kolaborasi antara

pengawas sekolah dengan kepala satuan pendidikan. Pengawas dan kepala satuan

pendidikan memiliki tugas yang sama dalam kepengawasan karena itu kolaborasi

sangatlah membantu dalam aplikasi tugas.

Hal yang sama tentu berlaku untuk esensi supervisi yang kedua yakni teknik atau

cara melakukan. Cara melakukan supervisi terhadap pendidik di sekolah A bisa berbeda

dengan yang pendidik di sekolah B, C, dan D. Hal itu sangat dipengaruhi oleh keadaan

dan kebutuhan masing-masing pendidik pada satuan pendidikan. Hal yang tidak boleh

diabaikan adalah kultur atau budaya satuan pendidikan. Jadi, seorang pengawas sekolah

selain mengenali bentuk dan jenis perencanaan proses pembelajaran juga sangat perlu

memahami kultur satuan pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Hal yang sama juga berlaku untuk pelaksanaan proses pembelajaran dan penilian

porses serta hasil belajar. Setiap satuan pendidikan memiliki kekhasannya masaing-

masing. Pengenalan dan pemahaman terhadap kondisi-kondisi ini akan dapat

memperlancar tugas pengawas sekolah dalam melakukan supervisi tehadap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran.

Menurut PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, “Evaluasi pendidikan

adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap

berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai

bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan”. Permendiknas 41/2007

tentang Standar Proses menyatakan, “Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk me-

nentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran”

14 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


Evaluasi dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses

pembelajaran. Kegiatan evaluasi berlangsung setelah pelaksanaan supervisi. Jika

pemantauan merupakan gambaran kondisi awal, supervisi adalah memperbaiki atau

meningkatkan, dan evaluasi adalah menentukan kualitas. Artinya untuk melihat apakah

perencanaan, pelaksnaan, dan penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar

kualitas atau belum. Dengan demikian evaluasi berada pada tataran untuk melihat hasil

supervisi.

Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: (a) membandingkan

proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses; (b) mengidentifikasi

kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru (Permendiknas

No.41/2007). Proses pembelajaran diatur dengan standar proses. Ketika evaluasi

dilakukan, kegiatannya adalah membandingkan hal yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran dengan yang diamanatkan oleh standar proses. Jika memenuhi harapan

standar proses berarti kinerja guru telah memenuhi standar. Selain itu juga dibandingkan

dengan kompetensi guru seperti yang diamanatkan oleh Permendiknas No. 16/2007

tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Intinya adalah apakah guru telah memenhuhi

empat komeptensi (keribadian, pedagogis, profesional, dan sosial) dalam melaksanakan

proses pembelajaran. Jika sudah memenuhi itu berarti kompetensi sudah memadai, jika

belum berarti perlu tindak lanjut.

Produk akhir dari evaluasi adalah gambaran keseluruhan kinerja pendidik dalam

proses pembelajaran (merencanakan, melaksanakan, dan menilai). Dari produk itu akan

terlihat pendidik yang telah memenuhi standar proses dan kompetensi dan pendidik yang

belum memenuhi standar proses dan kompetensi. Pada satuan pendidikan yang

administrasi ketengaannya tertata baik, biasnya setiap pendidik memiliki laporan kinerja

tahunan atau sejenis rapor pendidik. Dengan demikian kepala satuan pendidikan,

pengawas sekolah, dan pemangku pendidikan memiliki peta yang jelas tentang

kompetensi pendidik di sekolah itu.

15 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


Pelaporan hasil pengawasan merupakan bagian yang amat penting dari kegiatan

pengawasan. Terlaksana tidaknya pengawasan satuan pendidikan teraktulisasi dalam

laporan. Kegiatan kepengawasan dilaksanakan tetapi tidak ada laporan, dari kaca

administrasi sama dengan tidak ada kegiatan. Selain itu, laporan adalah bentuk

pertanggungjawaban pengelola pendidikan tehadap pemangku kepentingan. Hal yang

tidak dapat diabaikan adalah, menyusun dan menyampaikan laporan adalah kewajiban

bagi setiap orang yang diberi kepercayaan untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu,

pelaporan adalah bagian yang amat penting dari kegiatan kepengawasan.

Substansi laporan kepengawasan adalah hasil pemantauan, hasil supervisi, dan

hasil evaluasi. Seperi dijelaskan sebelumnya, antara pemantauan, supervisi, dan evaluasi

proses pembelajaran memiliki hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu, di

dalamnya ada data atau informasi yang bermakna. Hal yang dilaporkan adalah data atau

informasi yang telah diberi makna oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan. Data dan

informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengambil keputuan bagi

pengampu pendidikan atau yang berkepentingan dengan pendidikan. Tentu saja, laporan

ditata dalam bentuk sistematika yang sesuai dengan kaidah-kaidah laporan formal.

Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasan adalah tindak lanjut. Tindak lanjut

yang dilakukan meliputi tiga hal yakni: (a) penguatan dan penghargaan diberikan kepada

pendidik yang telah memenuhi standar; (b) teguran yang bersifat mendidik diberikan

kepada pendidik yang belum memenuhi standar; dan (c) pendidik diberi kesempatan

untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut. Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah

kesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasi menginformasikan pendidik yang

memenuhi standard an pendidikan yang belum memenuhi standar. Jadi, batas kewenangan

pengawas dan pengawasan proses pembelajaran tergambar pada kegiatan akhir ini yakni

tindak lanjut.

16 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


BAB III

PROGRAM PENGAWASAN

1. Konsep Dasar Program

Ada dua macam program pengawasan sekolah yaitu program tahunan dan

program semesteran. Pogram tahunan disusun untuk tingkat kabupaten atau kota oleh

beberapa orang pengawas yang ditugaskan khusus oleh koordinator pengawas sesuai

dengan kewenangannya. Program tahunan ini menjadi acuan bagi pengawas di daerah

tersebut untuk menyusun program semesteran. Program semesteran pengawasan sekolah

disusun oleh masing-masing pengawas sekolah sebelum yang bersangkutan melakukan

pengawasan. Program ini berisi pengawasan seluruh sekolah binaan yang menjadi

tanggung jawabnya.

Program pengawasan sekolah bukanlah pogram yang berdiri sendiri. Baik

program tahunan maupun program semesteran merupakan kelanjutan dari program

sebelumnya. Program tahun ini kelanjutan atau kesinambungan dari program tahun lalu.

Begitu pula halnya dengan program semesteran. Oleh karena itu, untuk menyusun

program tahunan diperlukan analisis hasil pengawasan tahun lalu dan analisis kebijakan

yang berlaku pada saat program itu dibuat.

Berdasarkan hal di atas, konsep dasar program kepengawasan sekolah tersebut

adalah: (1) program pengawasan ada dua macam yakni program tahunan dan perogram

semesteran. Program tahunan untuk kolektif kabupaten atau kota, program semesteran

untuk individu pengawas bagi sekolah-sekolah di bawah tanggung jawabnya; (2) program

kepengawasan sekolah menjadi pedoman atau acuan bagi pengawas dalam melaksanakan

tugasnya; (3) program pengawas sekolah disusun berdasarkan analisis hasil

kepengawasan tahun lalu dan analisis kebijakan yang berlaku saat ini.

17 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


2. Langkah-langkah Menyusun Program Kepengawasan

a. Langkah-langkah Menyusun Program Tahunan

Penyusunan program tahunan pengawasan sekolah tingkat kabupaten atau kota

adalah bersifat penugasan yang diberikan kepada pengawas sekolah yang

bersangkutan sesuai dengan kewenangannya oleh koordinator pengawas sekolah.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan program tahunan

adalah seperti berikut ini.

1) Mengidentifikasi Hasil Pengawasan Sebelumnya dan Kebijakan Bidang

Pendidikan.

Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya adalah mendata atau

menandai keberhasilan dan ketidakberhasilan program pengawas sebelumnya.

Keberhasilan akan dintandai dengan pencapaian tujuan atau terpenuhinya kriteria

keberhasilan yang ditetapkan di dalam program. Keberhasilan dalam pelaksanaan

program tahun lalu tentu didukung oleh berbagai faktor. Faktor-faktor pendukung itu

18 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


juga dicatat atau diidentifikasi. Keberhasilan pelaksaan program dengan faktor

pendukungnya itu menjadi modal untuk mengembangkan program tahun ini.

Ketidakberhasilan dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu didukung

oleh berbagai faktor penyebab. Sisi-sisi ketidakberhasilan tersebut dicatat atau

diidentifikasi beserta faktor-faktor penyebabnya. Ketidakberhasilan bersama faktor

penyebabnya itu menjadi tantangan dalam melaksanakan program tahun yang akan

datang. Jadi, keberhasilan dan ketidakberhasilan beserta faktor yang

mempengaruhinya menjadi landasan untuk menyusun program tahun yang akan

datang. Sedangkan kriteria identifikasi ini meliputi ketepatan metodologi dan

kelengkapan serta ketepatan data hasil identifikasi

Faktor-faktor yang berpengaruh (yang mendukung keberhasilan dan

ketidakberhasilan) terhadap pelaksanan program kepengawasan tersebut biasanya

meliputi: (a) sumberdaya pendidikan seperti sarana/ prasarana, manusia, dana, dan

lingkungan; (b) program sekolah seperti program kepala sekolah, program tatausaha,

program kurikuler, dan program ekstrakurikuler; (c) proses pembelajaran yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; dan (d) hasil belajar seperti hasil

ulangan harian, hasil ulangan umum, hasil ujian akhir sekolah dan hasil ujian akhir

nasional, dan hasil kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler.

Selain menganalisis hasil pengawasan tahun lalu dengan segala aspeknya,

juga dilakukan analisis terhadap kebijakan yang berlaku. Kebijakan itu dapat

bersumber dari undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan

menteri, keputusan-keputusan lain di tingkat kabupaten dan kota yang terkait dengan

pendidikan. Hal itu perlu dianalisis karena akan berpengaruh terhadap pelaksanaan

tugas pengawasan.

2) Mengolah dan Menganalisis Hasil Pengawasan Sebelumnya

Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu meliputi beberapa

kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain: (a) mengelompokkan masalah

berdasarkan ruang lingkupnya; (b) menganalisis (menguraikan) masalah menjadi

19 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


lebih rinci; (c) menempatkan atau mencari faktor penyebab setiap masalah yang

dianalisis; (d) mencari alternatif saran atau pemecahan masalah. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan format tertentu. Kriteria untuk pengolahan dan

analisis ini adalah ketepatan metodologi dan kelengkapan seluruh komponen yang

diolah dan dianalisis.

3) Merumuskan Rancangan Program Tahunan

Rancangan program tahunan pengawasan sekolah disusun dengan isi

(komponen atau unsur-unsur) yang lengkap. Unsur-unsur itu antara lain meliputi:

latar belakang, tujuan, sasaran, hasil yang diharapkan, metodologi, jadwal

pelaksanaan, pelaksana, biaya, sarana, dan kriteria keberhasilan (dapat bervariasi tiap

kabupaten/kota). Rancangan ini disusun dengan sistematika yang logis dan dapat

diukur keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Dengan demikian, untuk

penganalisisan dalam rangka penyususnan program tahun berikut akan dapat

dilaksanakan dengan mudah. Kriteria yang digunakan untuk penyusunan rancangan

ini adalah kelengkapan komponen atau isi dan ketepatan perumsuannya.

4) Mengkoordinasikan Rancangan Program

Rancangan program tahunan ini perlu dikoordinasikan dengan atasan

pengawas seperti Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Pengkoordinasian ini

diperlukan untuk mendapat masukan dan dukungan dari atasan. Dengan dukungan

dan masukan itu, program akan mendapat legalisasi secara administratif.

5) Memantapkan dan Menyempurnakan Rancangan Program

Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program tahunan adalah

pekerjaan yang terakhir dalam menyusun program tehunan kepengawasan. Kegiatan

pada tahap ini adalah merevisi program. Hal-hal yang perlu diperbaiki, ditambah,

dkurangi, dan disempurnakan akan berlangsung pada fase ini. Semua masukan,

terutama yang datang dari atasan dijadikan bahan untuk merevisi program. Masukan

atau informasi dari satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran pengawasan,

ditampung dan diakomodasi pada fase ini. Selain itu, berbagai kemungkinan seperti

20 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


perkembangan baru, informasi baru, teknologi, dan sejenisnya yang juga pantas

dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki program. Artinya, fase ini adalah fase

final dalam penyusunan program tahunan sehingga program itu benar-benar bedaya

guna dan berhasil guna.

Prosedur penyusunan program tahunan akan terlihat seperti diagram berikut ini.

b. Langkah-langkah Menyusun Program Semesteran

Program semester pengawasan sekolah disusun oleh masing-masing pengawas

sekolah. Program ini berisi pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung

jawabnya. Langkah-langkah penyusunannya adalah seperti berikut ini.

1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi masalah dari sekolah

binaan. Semua masalah dari sekolah binaan dikelompokkan atau diklasifikasi ke

dalam kelompok: sumberdaya sarana/prasarana; sumberdaya manusia; sumberdaya

lingkungan; program sekolah; proses belajar mengajar; dan hasil belajar.

2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan dengan hasil penjabaran

program tahunan. Pengolahannya meliputi pengelompokan masalah ke dalam

kelompok yang sama di setiap sekolah. Kemudian juga dikelompokkan sesuai dengan

21 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


skala prioritas. Dengan demikian akan diperoleh masalah sejenis dan masalah yang

mendesak untuk dimasukkan ke dalam program semesteran.

3) Mempelajari visi dan misi sekolah binaan yang menjadi tanggung jawab pengawas.

Setiap sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu

pemahaman yang mendalam terhadap visi, misi, dan tujuan setiap sekolah sangatlah

diperlukan. Dengan adanya variasi visi, misi, dan tujuan sekolah yang menjadi binaan

pengawas, maka program semester disusun secara spesifik setiap sekolah.

4) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria antara lain: (a) disusun

berdasarkan ketentuan yang ada; (b) sekurang-kurangnya berisi identitas sekolah

yang akan dikunjungi; nama pengawas, waktu atau jadwal kunjungan; visi dan misi

sekolah; identifikasi masalah; deskripsi kegiatan yang terdiri dari tujuan, sasaran,

indikator keberhasilan, deskripsi kegiatan, dan waktu kegiatan

5) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kepada koordinator pengawas sehingga

mendapat masukan dan dukungan. Bedasarkan masukan itu dilakukan revisi program

semester sehingga menjadi program semester yang mantap dan siap untuk

dilaksanakan.

22 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


BAB IV

TAHAPAN KEGIATAN SUPERVISI KELAS

1. Pelaksanaan Pengawasan

Ada tiga hal penting yang direncanakan dalam pengawasan proses pembelajaran.

Ketiga hal penting itu adalah pemantauan, supervisi, dan evaluasi. Pada bagian

sebelumnya telah dijelaskan hal-hal yang direncanakan dan dilakukan dalam ketiga

kegiatan itu. Perencanaan pemantauan direalisasikan dalam bentuk tindakan pemantauan.

Tindakan pemantauan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Cara, teknik,

prosedur, dan instrumen yang digunkanakan mengacu kepada program atau rencana yang

dibuat.

Dengan acuan itu setiap aktifitas pemanataun akan dapat dikendalikan dan

diukur. Produknya atau hasilnya adalah data atau informasi dalam bentuk dokumen,

rekaman, atau catatan. Jadi, pada dasarnya memantau adalah melaksanakan program

23 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


pemantauan untuk mengumpulkan informasi atau data yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran kondisi ril proses pembelajaran pada satuan pendidikan.

Pelaksanaan pengawasan yang kedua adalah supervisi. Supervisi adalah upaya

untuk membantu pendidik memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasl

pembelajaran. Pelaksanaan supervisi terkait dengan hasil pemantauan. Jika hasil

pemantauan menggambarkan kondisi yang kurang atau belum baik, maka supervisi

ditetapkan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Kalau hasil pemantauan

mendeskripsikan kondisi yang telah baik, supervisi ditetapkan untuk meningkatkan

kualitas proses pembelajaran. Pelaksnaan supervisi tentu saja mengacu kepada program

supervisi yang telah disusun. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam supervisi akan

terlihat sebagai tindakan yang terkendali dan terukur secara standar.

Hasil keigiatan supervisi adalah terjadinya perbaikan dan atau peningkatan.

Perbaikan dan peningkatan akan terlihat pada komepetensi pendidik yang bermuara

kepada proses dan hasil. Hasil supervisi akan terlihat pada kemampuan atau kompetensi

pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/ hasil pembelajaran.

Tolok ukur keberhasilan supervisi berada pada ketiga tataran kegiatan itu yakni

peningkatan kemampuan pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai

proses/hasil pembelajaran. Jadi, pada dasarnya hasil supervisi akan terlihat pada proses

dan hasil. Proses dapat diamati pada aktifitas pendidik dan hasil pada produk kerjanya.

Pelaksanaan pengawasan ketiga adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap

kompetensi pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil

belajar. Evaluasi dikaitkan dengan standar nasional pendidikan yakni standar proses dan

komepetnsi pendidik. Standar proses diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 41 Tahun 2007. Apakah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

proses/hasil pembelajaran telah memenuhi tuntutan standar proses? Jika sudah berarti

kompetensi pendidik telah memenuhi salah satu ukuran keberhasilan dan

evaluasi. Kompetensi pendidik (guru) diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Apakah capaian kompetensi pendidik sudah berada pada

24 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


taraf seperti yang diharapkan oleh peraturan ini? Jika sudah berari kompetensi pendidik

telah terevaluasi dengan benar dan tepat.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pelaksanaan pengawasan proses

pembelajaran merupakan rangkaian tali-temali dalam bentuk siklus atau putaran.

Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data. Informasi atau data

memperlihatkan gambaran nyata proses pembelajaran. Dari gambaran nyata itu dilakukan

supervisi dalam bentuk perbaikan dan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran.

Hasil supervisi, kemudian dievaluasi, dilihat dengan patron standar yakni stadar proses

dan standar kompetensi pendidik. Begitulah seterusnya. Secara menyeluruh

(konfrehensif) kegiatan kepengawasan yang berlangsung pada satu periode, ditandai

dengan penyusunsn program sampai kepada tindak lanjut. Di dalamnya akan ada penilaia,

pembinaan, pemantauan, analisis hasil, evaluas, dan pelaporan. Gambaran siklusnya pada

suatu periode akan terlihat seperti diagram berikut ini.

2. Pelaporan

Ada tiga substansi isi laporan pengawasan proses pembelajaran. Ketiga substansi

itu adalah hasil pemantauan, hasil supservisi, dan hasil evaluasi. Di dalam hasil

pemnatauan terdapat hasil kerja penilaian terhadap proses pembelajaran. Jika pemantauan

diberi makna mengumpulkan informasi atau data, maka penilaian dimaknai sebagai proses

pengolahan dan penafsiran data yang dapat dijadikan landasan untuk perlakuan

selanjutnya. Isi laporan tentang pemantauan merupakan deskripsi dari data dan informasi,

prosedur dan hasil pengolahan data, prosedur penafsiran data, hasil penafsiran data

sebagai data yang bermakna, dan rekomendasi untuk pelaksanaan supervisi.

Isi laporan supervisi sekurang-kurangnya menyangkut empat hal. Keempat hal

itu adalah tujuan, sasaran, , prosedur pelaksanaan, dan hasil. Tujuan supervisi pada

dasarnya hanya menyalin dari yang telah ada pada program supervisi. Tujuan tersebut

tentunya harus tegas, tajam, jelas, terukur, dan tidak mengandung makna ganda atau

mendua makna. Sasaran harus terukur baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

25 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


Sasaran yang terukur akan dapat menjadi pedoman untuk menentukan keberhasilan dan

ketidakberhasilan dalam supervisi. Prosedur pelaksanaan diuraian secara jelas sehingga

menggambarkan langkah-langkah nyata dalam supervisi. Fase-fase pekerjaan dalam

supervisi tergambar pada bagian ini sehingga setiap fase akan terlihat sebagai bagian dari

fase yang lain. Hasil supervisi dideskripsikan dengan bahasa yanga jelas, mudah

dipahami, dan dapat ditangkap maknanya.

Isi laporan evaluasi sekurang-kurangnya memuat tiga hal pokok. Ketiga hal

pokok itu adalah prosedur atau teknik evaluasi, instrumen yang digunakan dalam evaluasi,

dan hasil evaluasi. Prosedur evaluasi diuraikan secara ringkas dan komunikatif. Tahapan-

tahapan dalam evaluasi digaambarkan secara jelas sehingga terlihat hubungan kausal

antara satu tahap dengan tahap yang lain. Instrumen (alat) evaluasi diampilkan dan

dijelaskan secara komunikatif sehingga fungsi isntrumen (alat) tersebut terlihat dengan

jelas. Artinya, bahwa alat evaluasi yang digunakan benar-benar berfungsi, berdayaguna,

dan berhasil guna untuk keprluan evaluasi. Hasil evaluasi merupakan jasmen dari

evaluator terhadap kebrhasilan peroses pembelajaran. Oleh karena itu, hasil evaluasi

benar-benar diungkapkan dengan jelas dan mudah dipahami. Hal itu penting karena hasil

evaluasi ini akan bermuara kepada tindak lanjut.

Sistematika laporan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Kelaziman

suatu laporan selalu ditata dengan urutan sistematik yang terdiri dari bagian awal bagian

isi dan lampiran. Bagian awal meliputi halaman judul, daftar kata pengantar, daftar isi,

daftar lampiran. Bagian isi meliputi pendahuluan, uraian dan pembahasan, serta penutup.

Lampiran disesuaikan dengan kebutuhan seperti isntrumen yang digunakan, data yang

tidak bisa dimasukkan ke batang tubuh laporan, gambar-gambar, diagram, dan

sebagainya.

Bahasa laporan hendaklah menggunanakn bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indoensia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks, situasi,

dan kondisi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia baku. Hal yang paling penting dari itu, bahasa yang digunakan

26 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


dalam laporan adalah bahasa yang komunikatif, dapat dipahami, dan dapat dicerna dengan

mudah oleh pembaca. Tujuan dari sebuah laporan adalah agar orang lain

(pembaca) memahami isi atau substansi laporan dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai

landasan untuk perlakukan berikutnya.

3. Tindak Lanjut

Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan proses

pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang

disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang menjadi

sasaran kepengawasannya. Seperti diuraikan sebelumnya, ada tiga alternatif tindak lanjut

yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan

penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang

bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) Guru

diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya. Penguatan adalah

bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk pengakuan atas kompetensi yang

dicapainya. Pengakuan seperti ini diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi

atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan profesional atas

kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan hampir tidak diterima oleh pendidik.

Penghargaan bagi pendidik yang telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan

membedakan antara pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar.

Bnetuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan

bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah yang

menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir tidak diperoleh guru selama ini.

Oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses, hal

ini sangat ditekankan.

Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi

standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau tertulis. Idealnya, untuk

27 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


memenuhi persyaratan administratif, teguran syogiyanya disampaikan secara tertulis. Hal

itu akan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi. Jika teguran itu

behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik bagi yang menegur

maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil memotivasi agar pendidik berupaya

mencapai standar dalam kerjanya, tentu dapat dilanjutkan dengan teguran berikutnya.

Intinya, teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat

menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa dilecehkan atau tidak merasa

tersinggung.

Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik diberi

kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi itu bukan hanya

bermakna bagi pendidik, tetapi juga bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas

untuk meningkatkan kinerjanya.

28 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN


BAB V

SIMPULAN

Bahan sederahana ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada empat kegiatan dalam proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Keempat kegiatan itu adalah perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan proses pembelajaran.

2. Perencanaan proses pembelajaran dirancang bersama-sama oleh pendidik, kepala

satuan pendidikan, dan pemangku kepentingan lannya pada satuan pendidikan.

Pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh

pendidik sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan

pengawas sekolah. Hal itu sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

4. Kegiatan kepengawasan yang dilakukan meliputi pemanataun, supervisi, evaluasi,

pelaporan, dan tindak lanjut. Pemantauan, supervisi, dan evaluasi dilakukan terhadap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pelaporan disusun

dengan substansai hasil pemantauan, hasil supervisi, dan hasil evaluasi. Tindak lanjut

diberikan dalam bentuk penguatan, penghargaan, teguran, dan saran mengikuti

pelatihan.

5. Pengawasan proses pembelajaran perlu program. Khusus untuk pengawas sekolah ada

dua bentuk program yakni program tahunan dan program semesteran. Program

tahunan disusun untuk tingkat kabupaten/ kota. Program semesteran disusun untuk

sekolah binaan masing-masing pengawas sekolah.

6. Penyusunan program tahunan didasarkan kepada hasil pengawasan tahun sebelumnya

dan kebijakan pendidikan yang berlaku. Program semesteran disusun berdasarkan

program tahunan, visi dan misis sekolah, dan hasil analisis kepengawasan sekolah

binaan tahun sebelumnya.

29 | P r o g r a m S u p e r v i s i SMK YPM 2 TAMAN

Anda mungkin juga menyukai