Penyusun:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan
Program Supervisi Kelas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YPM 2 Taman Sidoarjo . Program
ini disusun sebagai amanat yang diemban Kepala Sekolah untuk mengontrol pembelajaran dalam
kelas sebagai bukti penyelenggaraan pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021 telah dijalankan
sesaui aturan –aturan yang telah ditetapkan.
Penyusunan program Supervisi ini didasarkan pada visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai
SMK YPM 2 Taman Sidoarjo, serta mengacu kepada 8 Standart Nasional Pendidikan (SNP), yang
meliputi standart Isi, Kelulusan, Proses, pengelolaan, Tenaga Pendidik dan Kependidikan,Sarana
dan Prasarana,Pembiayaan, dan Penilaian . Program Kerja ini akan dilaksanakan kegiatannya
dalam jangka pendek (tahunan). Disamping itu, sebagai bentuk keberlanjutan (sustainability)
program yang telah dilaksanakan pada tahun Pelajaran sebelumnya..
Penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam buku Program
Supervisi ini masih banyak kekurangan-kekurangannya seperti kata pepatah ”Tiada gading yang
tak retak” Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca selalu diharapkan demi kesempurnaan
buku ini.
Akhir kata, penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu mewujudkan Program Supervisi ini, Semoga Allah SWT membalas budi baik kita
semua, Amin.
Kepal Sekolah,
Program Kerja Sekolah ini disahkan Sebagai Acuan untuk melaksanakan Proses
Pendidikan di SMK YPM 2 Taman Kabupaten Sidoarjo. .dalam Rapat Pleno Sekolah
yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru, Pengurus Komite.
Menyetujui Mengesahkan
Ketua Komite SMK YPM 2 Taman Kepala SMK YPM 2 Taman
MENGETAHUI
KETUA YPM
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................ i
3. Tujuan ...................................................................................... 4
4. Manfaat ................................................................................... 5
1. Pemantauan………………………………………….. ............ 6
2. Supervisi…………………………………………………….. . 6
3. Evaluasi……………………………………………………… 6
4. Pelaporan…………………………………………………….. 7
5. Tindak Lanjut………………………………………………… 7
1. Pelaksanaan Pengawasan……………………………………. 19
2. Pelaporan……………………………………………………. 21
3. Tindak Lanjut……………………………………………….. . 23
LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………………. 26
1. Latar Belakang
yang dilaksanakan oleh tim supervisor baik oleh kepala sekolah dan/atau pengawas
pengawas. Keempat proses pembelajaran itu antara lain; diawali dengan perencanaan,
kemudian pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian, dan yang keempat pengawasan. Hal
itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap satuan pendidikan melakukan
bersama dengan pendidik. Perencanaan itu berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan
dan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada peserta didik. Peristiwa di
kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penilaian proses dan hasil
belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan.
Wujud nyata penilaian itu adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Pengawasan dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan,
penanggung jawab yang jelas. Perencanaan merupakan dasar utama dari semua kegiatan.
Perencanaan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus mata
pelajaran dan silabus muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh
kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum memenuhi standar yang diharuskan,
penanggung jawabnya adalah kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus merupakan
perangkat kurikulum yang kategori tanggung jawabnya berada di tangan kepala satuan
pendidikan. Lagi pula, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Versi
Tahun 2013, silabus merupakan dokumen dua kurikulum, sedangkan penanggung jawab
karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya. Penyusunan RPP pada dasarnya
dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara berkelompok. Jika RPP yang
bermasalah berarti yang beratanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam perencanaan
proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus (pemisah) tanggung jawab antara kepala
satuan pendidikan dengan pendidik. Silabus tanggung jawab kepala satuan pendidikan dan
yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik. Kegiatan ini berangkat dari
keberadaan silabus dan RPP. Pelaksanaannya akan terlihat nyata di ruang kelas, dalam
bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana yang menyenangkan. Seperti
yang ditegaskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19, ayat (1)
tentang Standar Nasional Pendidikan seperti berikut ini. “Proses pembelajaran pada
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu
dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penegasan itu termaktub pada PP 19/2005
tentang Standar Nasional Pendidikan,pasal 63, ayat (1) sepeti berikut ini. “ Penilaian
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil
belajar oleh pendidik; (b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan (c)
penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.” Lebih lanjut rincian dari pasal 63 ayat (1) ini
diuraikan secara rinci di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
diawasi. Hal itulah yang keempat, yakni pengawasan proses pembelajaran. Bahan sajian
dilakukan dengan sistematika berpikir seperti berikut ini. (1) ruang lingkup kerja
dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan. Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan
bahan ini dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan kegiatan
kepengawasan pada satuan pendidikan baik oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala
satuan pendidikan.
2. Dasar Hukum
Guru
13. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;
15. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
16. Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
17. Perbup Kab. Sidoarjo No. 16/2012 (Bab VII) tentang Evaluasi Kurikulum dan Hasil
Belajar
3. Tujuan
dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
pendidikan.
4. Manfaat
a. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam rangka
b. Guru yang bersangkutan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ia miliki
d. Sebagai bahan introspeksi pada diri pribadi seorang guru, bahwa tugas profesional
sebagai pendidik itu sangat pelik dan kompleks sehingga akan menjadi motivasi
Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran. Kelima lingkup itu
adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang di
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses
1. Pemantauan
2. Supervisi
3. Evaluasi
proses,
kompetensi guru.
proses pembelajaran.
4. Pelaporan
5. Tindak Lanjut
a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar.
kepengawasan merupakan kegiatan yang berentetan. Ada hubungan hierarkis dari lima
kegiatan itu. Kegiatan diawali dengan pematauan. Hal yang dipantau adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran. Hasil pemantauan itu tampil dalam
wujud data berupa kondisi ril, kenyataan yang sebenarnya, dan fakta autentik. Hasil
pematauan itu bisa berupa catatan, rekaman, dan dokumentasi. Untuk mendapatkannya
dilakukan dengan berbagai cara atau teknik. Tentu saja cara dan teknik itu memerlukan
data, informasi, dan fakta tentang kondisi ril dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
proses pembelajaran.
agar bermakna. Hasil penafsiran terhadap data atau informasi tersebutlah memerlukan
penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar, tentu pengawas (kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah) berupaya untuk mengembangkan ke tingkat yang lebih
tinggi di atas standar. Kalau data menyatakan belum memenuhi standar, upaya yang
dilakukan di dalam supervisi. Jadi, supervisi hanya dapat dilkukan jika ada data dan
adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil
belajar serta pengelolaan sekolah (satuan pendidikan). Inti dari kegiatan supervisi adalah
perbaikan dan peningkatan. Data yang diperoleh dari kegiatan pemantauan dijadikan
Kalau data menginformasikan hal yang telah baik, kegiatan supervisinya adalah
meningkatkan.
dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah adalah kegiatan untuk
memperbaiki dan atau meningkkatkan. Hal yang diperbaiki atau ditingkatkan adalah
adalah dengan pemberian contoh, disksusi, pelatihan, dan konsultasi. Pemilihan cara ini
tentu sangat ditentukan oleh keadaan dan kebutuhan pendidik. Bisa jadi seorang pendidik
pendidik yang memerlukan diskusi, konsultasi, dan pelatihan. Selain itu, kiat kepala
satuan pendidikan dan pengawas sekolah dalam mengemban tugasnya juga sangat
pengolahan data, dan penafsiran data. Sedangkan di dalam supervisi hal esensialnya
penilaian proses pembelajaran serta teknik (kiat) melakukan supervisi. Secara standar,
perencanaan proses pembelajaran hanya dua, yakni silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Akan tetapi, sesuai dengan paradigma kurikulum, setiap satuan pendidikan berhak
menyusun dan melaksanakan kurikulum sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Jika
seorang pengawas sekolah mengawasi sepuluh sekolah misalnya, bisa jadi akan terdapat
variasi dari perencanaan proses pembelajaran dari sepuluh sekolah itu. Oleh karena itu,
seorang pengawas perlu mengenali jenis dan macam perencanaan proses pembelajaran
pada setiap satuan pendidikan yang diawasinya. Artinya, pengeawas sekolah tidak bisa
Pada saat pengawas sekolah menyeragamkan jenis dan bentuk perencanaan proses
pembelajaran di sekolah binaannya, akan terjadi benturan dengan pendidik dan kepala
menyusun kurikulum diversifikasi. Hal itu dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan
yang berlaku. Oleh karena itu, pengawas sekolah seyogianya memiliki informasi yang
lengkap tentang bentuk dan jenis perencanaan proses pembelajaran pada sekolah yang
diawasi atau dibinanya. Hal ini tentu tidak sulit dilakukan, jika terjadi kolaborasi antara
pengawas sekolah dengan kepala satuan pendidikan. Pengawas dan kepala satuan
pendidikan memiliki tugas yang sama dalam kepengawasan karena itu kolaborasi
Hal yang sama tentu berlaku untuk esensi supervisi yang kedua yakni teknik atau
cara melakukan. Cara melakukan supervisi terhadap pendidik di sekolah A bisa berbeda
dengan yang pendidik di sekolah B, C, dan D. Hal itu sangat dipengaruhi oleh keadaan
dan kebutuhan masing-masing pendidik pada satuan pendidikan. Hal yang tidak boleh
diabaikan adalah kultur atau budaya satuan pendidikan. Jadi, seorang pengawas sekolah
selain mengenali bentuk dan jenis perencanaan proses pembelajaran juga sangat perlu
Hal yang sama juga berlaku untuk pelaksanaan proses pembelajaran dan penilian
porses serta hasil belajar. Setiap satuan pendidikan memiliki kekhasannya masaing-
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai
tentang Standar Proses menyatakan, “Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk me-
pembelajaran”
meningkatkan, dan evaluasi adalah menentukan kualitas. Artinya untuk melihat apakah
kualitas atau belum. Dengan demikian evaluasi berada pada tataran untuk melihat hasil
supervisi.
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses; (b) mengidentifikasi
kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru (Permendiknas
dilakukan, kegiatannya adalah membandingkan hal yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran dengan yang diamanatkan oleh standar proses. Jika memenuhi harapan
standar proses berarti kinerja guru telah memenuhi standar. Selain itu juga dibandingkan
dengan kompetensi guru seperti yang diamanatkan oleh Permendiknas No. 16/2007
tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Intinya adalah apakah guru telah memenhuhi
proses pembelajaran. Jika sudah memenuhi itu berarti kompetensi sudah memadai, jika
Produk akhir dari evaluasi adalah gambaran keseluruhan kinerja pendidik dalam
proses pembelajaran (merencanakan, melaksanakan, dan menilai). Dari produk itu akan
terlihat pendidik yang telah memenuhi standar proses dan kompetensi dan pendidik yang
belum memenuhi standar proses dan kompetensi. Pada satuan pendidikan yang
administrasi ketengaannya tertata baik, biasnya setiap pendidik memiliki laporan kinerja
tahunan atau sejenis rapor pendidik. Dengan demikian kepala satuan pendidikan,
pengawas sekolah, dan pemangku pendidikan memiliki peta yang jelas tentang
laporan. Kegiatan kepengawasan dilaksanakan tetapi tidak ada laporan, dari kaca
administrasi sama dengan tidak ada kegiatan. Selain itu, laporan adalah bentuk
tidak dapat diabaikan adalah, menyusun dan menyampaikan laporan adalah kewajiban
bagi setiap orang yang diberi kepercayaan untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu,
hasil evaluasi. Seperi dijelaskan sebelumnya, antara pemantauan, supervisi, dan evaluasi
proses pembelajaran memiliki hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu, di
dalamnya ada data atau informasi yang bermakna. Hal yang dilaporkan adalah data atau
informasi yang telah diberi makna oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan. Data dan
informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengambil keputuan bagi
pengampu pendidikan atau yang berkepentingan dengan pendidikan. Tentu saja, laporan
ditata dalam bentuk sistematika yang sesuai dengan kaidah-kaidah laporan formal.
Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasan adalah tindak lanjut. Tindak lanjut
yang dilakukan meliputi tiga hal yakni: (a) penguatan dan penghargaan diberikan kepada
pendidik yang telah memenuhi standar; (b) teguran yang bersifat mendidik diberikan
kepada pendidik yang belum memenuhi standar; dan (c) pendidik diberi kesempatan
untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut. Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah
memenuhi standard an pendidikan yang belum memenuhi standar. Jadi, batas kewenangan
pengawas dan pengawasan proses pembelajaran tergambar pada kegiatan akhir ini yakni
tindak lanjut.
PROGRAM PENGAWASAN
Ada dua macam program pengawasan sekolah yaitu program tahunan dan
program semesteran. Pogram tahunan disusun untuk tingkat kabupaten atau kota oleh
beberapa orang pengawas yang ditugaskan khusus oleh koordinator pengawas sesuai
dengan kewenangannya. Program tahunan ini menjadi acuan bagi pengawas di daerah
pengawasan. Program ini berisi pengawasan seluruh sekolah binaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
sebelumnya. Program tahun ini kelanjutan atau kesinambungan dari program tahun lalu.
Begitu pula halnya dengan program semesteran. Oleh karena itu, untuk menyusun
program tahunan diperlukan analisis hasil pengawasan tahun lalu dan analisis kebijakan
adalah: (1) program pengawasan ada dua macam yakni program tahunan dan perogram
semesteran. Program tahunan untuk kolektif kabupaten atau kota, program semesteran
untuk individu pengawas bagi sekolah-sekolah di bawah tanggung jawabnya; (2) program
kepengawasan sekolah menjadi pedoman atau acuan bagi pengawas dalam melaksanakan
kepengawasan tahun lalu dan analisis kebijakan yang berlaku saat ini.
Pendidikan.
program tahun lalu tentu didukung oleh berbagai faktor. Faktor-faktor pendukung itu
penyebabnya itu menjadi tantangan dalam melaksanakan program tahun yang akan
meliputi: (a) sumberdaya pendidikan seperti sarana/ prasarana, manusia, dana, dan
lingkungan; (b) program sekolah seperti program kepala sekolah, program tatausaha,
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; dan (d) hasil belajar seperti hasil
ulangan harian, hasil ulangan umum, hasil ujian akhir sekolah dan hasil ujian akhir
juga dilakukan analisis terhadap kebijakan yang berlaku. Kebijakan itu dapat
menteri, keputusan-keputusan lain di tingkat kabupaten dan kota yang terkait dengan
pendidikan. Hal itu perlu dianalisis karena akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
tugas pengawasan.
dianalisis; (d) mencari alternatif saran atau pemecahan masalah. Hal ini dapat
analisis ini adalah ketepatan metodologi dan kelengkapan seluruh komponen yang
(komponen atau unsur-unsur) yang lengkap. Unsur-unsur itu antara lain meliputi:
pelaksanaan, pelaksana, biaya, sarana, dan kriteria keberhasilan (dapat bervariasi tiap
kabupaten/kota). Rancangan ini disusun dengan sistematika yang logis dan dapat
diperlukan untuk mendapat masukan dan dukungan dari atasan. Dengan dukungan
pada tahap ini adalah merevisi program. Hal-hal yang perlu diperbaiki, ditambah,
dkurangi, dan disempurnakan akan berlangsung pada fase ini. Semua masukan,
terutama yang datang dari atasan dijadikan bahan untuk merevisi program. Masukan
atau informasi dari satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran pengawasan,
ditampung dan diakomodasi pada fase ini. Selain itu, berbagai kemungkinan seperti
dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki program. Artinya, fase ini adalah fase
final dalam penyusunan program tahunan sehingga program itu benar-benar bedaya
Prosedur penyusunan program tahunan akan terlihat seperti diagram berikut ini.
sekolah. Program ini berisi pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung
1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi masalah dari sekolah
2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan dengan hasil penjabaran
kelompok yang sama di setiap sekolah. Kemudian juga dikelompokkan sesuai dengan
3) Mempelajari visi dan misi sekolah binaan yang menjadi tanggung jawab pengawas.
Setiap sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu
pemahaman yang mendalam terhadap visi, misi, dan tujuan setiap sekolah sangatlah
diperlukan. Dengan adanya variasi visi, misi, dan tujuan sekolah yang menjadi binaan
4) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria antara lain: (a) disusun
yang akan dikunjungi; nama pengawas, waktu atau jadwal kunjungan; visi dan misi
sekolah; identifikasi masalah; deskripsi kegiatan yang terdiri dari tujuan, sasaran,
mendapat masukan dan dukungan. Bedasarkan masukan itu dilakukan revisi program
semester sehingga menjadi program semester yang mantap dan siap untuk
dilaksanakan.
1. Pelaksanaan Pengawasan
Ada tiga hal penting yang direncanakan dalam pengawasan proses pembelajaran.
Ketiga hal penting itu adalah pemantauan, supervisi, dan evaluasi. Pada bagian
sebelumnya telah dijelaskan hal-hal yang direncanakan dan dilakukan dalam ketiga
prosedur, dan instrumen yang digunkanakan mengacu kepada program atau rencana yang
dibuat.
Dengan acuan itu setiap aktifitas pemanataun akan dapat dikendalikan dan
diukur. Produknya atau hasilnya adalah data atau informasi dalam bentuk dokumen,
rekaman, atau catatan. Jadi, pada dasarnya memantau adalah melaksanakan program
untuk membantu pendidik memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasl
pemantauan menggambarkan kondisi yang kurang atau belum baik, maka supervisi
kualitas proses pembelajaran. Pelaksnaan supervisi tentu saja mengacu kepada program
supervisi yang telah disusun. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam supervisi akan
Perbaikan dan peningkatan akan terlihat pada komepetensi pendidik yang bermuara
kepada proses dan hasil. Hasil supervisi akan terlihat pada kemampuan atau kompetensi
Tolok ukur keberhasilan supervisi berada pada ketiga tataran kegiatan itu yakni
proses/hasil pembelajaran. Jadi, pada dasarnya hasil supervisi akan terlihat pada proses
dan hasil. Proses dapat diamati pada aktifitas pendidik dan hasil pada produk kerjanya.
belajar. Evaluasi dikaitkan dengan standar nasional pendidikan yakni standar proses dan
proses/hasil pembelajaran telah memenuhi tuntutan standar proses? Jika sudah berarti
Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Apakah capaian kompetensi pendidik sudah berada pada
Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data. Informasi atau data
memperlihatkan gambaran nyata proses pembelajaran. Dari gambaran nyata itu dilakukan
supervisi dalam bentuk perbaikan dan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Hasil supervisi, kemudian dievaluasi, dilihat dengan patron standar yakni stadar proses
dengan penyusunsn program sampai kepada tindak lanjut. Di dalamnya akan ada penilaia,
pembinaan, pemantauan, analisis hasil, evaluas, dan pelaporan. Gambaran siklusnya pada
2. Pelaporan
Ada tiga substansi isi laporan pengawasan proses pembelajaran. Ketiga substansi
itu adalah hasil pemantauan, hasil supservisi, dan hasil evaluasi. Di dalam hasil
pemnatauan terdapat hasil kerja penilaian terhadap proses pembelajaran. Jika pemantauan
diberi makna mengumpulkan informasi atau data, maka penilaian dimaknai sebagai proses
pengolahan dan penafsiran data yang dapat dijadikan landasan untuk perlakuan
selanjutnya. Isi laporan tentang pemantauan merupakan deskripsi dari data dan informasi,
prosedur dan hasil pengolahan data, prosedur penafsiran data, hasil penafsiran data
itu adalah tujuan, sasaran, , prosedur pelaksanaan, dan hasil. Tujuan supervisi pada
dasarnya hanya menyalin dari yang telah ada pada program supervisi. Tujuan tersebut
tentunya harus tegas, tajam, jelas, terukur, dan tidak mengandung makna ganda atau
mendua makna. Sasaran harus terukur baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
supervisi tergambar pada bagian ini sehingga setiap fase akan terlihat sebagai bagian dari
fase yang lain. Hasil supervisi dideskripsikan dengan bahasa yanga jelas, mudah
Isi laporan evaluasi sekurang-kurangnya memuat tiga hal pokok. Ketiga hal
pokok itu adalah prosedur atau teknik evaluasi, instrumen yang digunakan dalam evaluasi,
dan hasil evaluasi. Prosedur evaluasi diuraikan secara ringkas dan komunikatif. Tahapan-
tahapan dalam evaluasi digaambarkan secara jelas sehingga terlihat hubungan kausal
antara satu tahap dengan tahap yang lain. Instrumen (alat) evaluasi diampilkan dan
dijelaskan secara komunikatif sehingga fungsi isntrumen (alat) tersebut terlihat dengan
jelas. Artinya, bahwa alat evaluasi yang digunakan benar-benar berfungsi, berdayaguna,
dan berhasil guna untuk keprluan evaluasi. Hasil evaluasi merupakan jasmen dari
evaluator terhadap kebrhasilan peroses pembelajaran. Oleh karena itu, hasil evaluasi
benar-benar diungkapkan dengan jelas dan mudah dipahami. Hal itu penting karena hasil
suatu laporan selalu ditata dengan urutan sistematik yang terdiri dari bagian awal bagian
isi dan lampiran. Bagian awal meliputi halaman judul, daftar kata pengantar, daftar isi,
daftar lampiran. Bagian isi meliputi pendahuluan, uraian dan pembahasan, serta penutup.
Lampiran disesuaikan dengan kebutuhan seperti isntrumen yang digunakan, data yang
sebagainya.
Bahasa laporan hendaklah menggunanakn bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indoensia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks, situasi,
dan kondisi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku. Hal yang paling penting dari itu, bahasa yang digunakan
mudah oleh pembaca. Tujuan dari sebuah laporan adalah agar orang lain
(pembaca) memahami isi atau substansi laporan dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai
3. Tindak Lanjut
disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang menjadi
sasaran kepengawasannya. Seperti diuraikan sebelumnya, ada tiga alternatif tindak lanjut
yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang
bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) Guru
bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk pengakuan atas kompetensi yang
dicapainya. Pengakuan seperti ini diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi
atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan profesional atas
kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan hampir tidak diterima oleh pendidik.
Penghargaan bagi pendidik yang telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan
membedakan antara pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar.
Bnetuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan
bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah yang
menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir tidak diperoleh guru selama ini.
Oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses, hal
Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau tertulis. Idealnya, untuk
itu akan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi. Jika teguran itu
behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik bagi yang menegur
maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil memotivasi agar pendidik berupaya
mencapai standar dalam kerjanya, tentu dapat dilanjutkan dengan teguran berikutnya.
Intinya, teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat
menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa dilecehkan atau tidak merasa
tersinggung.
kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi itu bukan hanya
bermakna bagi pendidik, tetapi juga bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas
SIMPULAN
1. Ada empat kegiatan dalam proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan.
pelaporan, dan tindak lanjut. Pemantauan, supervisi, dan evaluasi dilakukan terhadap
dengan substansai hasil pemantauan, hasil supervisi, dan hasil evaluasi. Tindak lanjut
pelatihan.
5. Pengawasan proses pembelajaran perlu program. Khusus untuk pengawas sekolah ada
dua bentuk program yakni program tahunan dan program semesteran. Program
tahunan disusun untuk tingkat kabupaten/ kota. Program semesteran disusun untuk
program tahunan, visi dan misis sekolah, dan hasil analisis kepengawasan sekolah