Anda di halaman 1dari 45

TRAUMA

MEKANIK MATA
Pembimbing:
dr. Mohammad Tauhid Rafi’I, Sp.M
dr. Pinky Endriana Heliasanty,Sp.M
dr. Miftakhur Rochmah,Sp.M
dr. Shinta Arta Wiguna, Sp.M

Vivi Sintia Dewi / 20710161


TRAUMA PADA MATA

TRAUMAT
TRAUMA UMPUL
MEKANIK A
B TRAUMA FISIK
TRAUMA KIMIA C
D TRAUMA RADIASI

2
01.
TRAUMA TUMPUL

3
TRAUMA OKULI
Trauma atau cedera yang terjadi pada
bola mata, kelopak mata, saraf mata
dan rongga orbita, kerusakan ini akan
mengganggu fungsi mata sebagai
indra penglihat.

4
ETIOLOGI

Sering terjadi pada pada anak dan dewasa muda


● Rumah, tempat kerja, sekolah, jalan, olahraga
- berkelahi, terjatuh
- kayu, besi, pensil
- badminton, football, tennis, golf
● Kerusakan jaringan dapat ringan sampai berat
dan dapat menyebabkan kebutaan unilateral

5
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Detailed…!  senter, lup, slit lamp,


- visus pre & post trauma oftalmoskop
-mekanisme : apa,
bagaimana, kapan,
dimana, pertolongan
sebelumnya.

6
ANATOMI MATA

Pelindung :
• rongga orbita
• palpebra
• jaringan lemak retrobulber

7
TRAUMA TUMPUL PADA ORBITA

Trauma tumpul orbita Prinsip penanganan trauma


tumpul bola mata  apabila
tampak jelas adanya ruptur bola
Bola mata terdorong
mata, maka manipulasi lebih
lanjut harus dihindari sampai
pasien mendapat anestesi umum
Fraktur orbita

8
Patofisiologi Trauma Tumpul

9
Efek Trauma Tumpul

PALPEBRA HEMATOMA PALPEBRA

TRAUMA TUMPUL
1. EDEMA KONJUNGTIVA
MENEMBUS BAGIAN 2.HEMATOMA
KONJUNGTIVA SUBKONJUNGTIVA

1. EDEMA KORNEA
KORNEA 2. EROSI KORNEA

10
1. IRIDOPLEGIA
UVEA
2. IRIDODIALISIS
3. HIFEMA

1. DISLOKASI LENSA
TRAUMA TUMPUL LENSA 2. SUBLUKSASI LENSA
3. LUKSASI LENSA ANTERIOR
4. LUKSASI LENSA POSTERIOR

1. EDEMA RETINA DAN


RETINA
KOROID
2. ABLASI RETINA

1. AVULSI NERVUS OPTICUS


SARAF 2. OPTI NEUROPATI
TRAUMATIK 11
1. PALPEBRA
Hematom Palpebra
 Pembengkakan atau penimbunan
darah di bawah kulit kelopak akibat
pecahnya pembuluh darah palpebra
 Tidak memerlukan terapi khusus :
Kompres dingin untuk mengurangi edema
dan menghilangkan nyeri, dilanjutkan
dengan kompres hangat pada periode
selanjutnya untuk mempercepat
penyerapan darah.

12
2. KONJUNGTIVA

Perdarahan Subkonjungtiva
 Tidak memerlukan terapi khusus 
perdarahan akan hilang 1-2 minggu
tanpa diobati
 Jika TIO rendah  funduskopi  cari
kemungkinan adanya ruptur bulbus
okuli

13
KONJUNGTIVA
Edema Konjungtiva
• Jaringan konjungtiva yang bersifat
selaput lendir dapat menjadi kemotik
pada setiap kelainannya
• Kemotik konjungtiva yang berat dapat
mengakibatkan palpebra tidak
menutup sehingga bertambah
rangsangan terhadap konjungtiva.
• Tx : dekongestan untuk mencegah
pembendungan cairan didalam selaput
lendir konjungtiva

14
3. KORNEA

• Penglihatan kabur
Edem • Terlihat pelangi di sekitar
kornea sumber cahaya yang dilihat
• Kornea tampak keruh

15
KORNEA

• Sakit sekali

Erosi •
Mata berair
Fotofobia
• Penglihatan terganggu
kornea • Pada pewarnaan fluoresein akan
berwarna hijau
• Mencegah infeksi  antibiotik

16
4. UVEA
A. Iridodialisis
• Disinsersi akar iris dan badan siliar
• melihat ganda dengan satu matanya
• pupil terlihat menonjol
• Terapi : reposisi pangkal iris dengan pembedahan

17
UVEA
B. Iredoplegi
• Kelumpuhan otot sfingter pupil sehingga
pupil menjadi lebar
• gangguan akomodasi
• Silau
• Pupil terlihat tidak sama besar, ireguler
• Refleks cahaya lambat atau tidak ada
• Terapi : Istirahat dan pemberian roboransia

18
UVEA
C. Hifema
• Terkumpulnya darah dalam bilik depan bola mata
• Disebabkan trauma tumpul pada mata yang merobek pembuluh darah
iris atau badan siliar
• Gx  perdarahan bilik mata depan, gangguan tajam penglihatan, nyeri
pada mata, fotofobia, blefarospasme
• Ada 4 grade
Grade I : darah mengisi < 1/3 BMD
Grade II : darah mengisi 1/3 – ½ BMD
Grade III : darah mengisi hampir total BMD
Grade VI : darah memenuhi seluruh BMD

19
Penanganan Hifema

Tirah baring
Rawat di Rumah Sakit
Istirahat total
Kepala ditinggikan 30-450
Mata ditutup
Observasi sering

Obat-obatan: koagulansia, midriatika miotika, ocular hypotensif drug,


• Bebat mata

kortikosteroid dan antibiotik


Operasi : parasentese  mengeluarkan darah/nanah dari BMD
20
5. LENSA

Luksasi lensa
anterior
Dislokasi
lensa
Luksasi lensa
Lensa
posterior
Subluksasi
lensa

21
A. Luksasi Lensa Anterior
B. Luksasi Lensa Posterior
• Bila seluruh zonula zinn
di sekitar ekuator putus Pada trauma tumpul yang
akibat trauma maka keras pada mata dapat terjadi
lensa dapat masuk ke luksasi lensa posterior akibat
dalam bilik mata depan. putusnya zonula zinn di
• Gejala : Penglihatan seluruh lingkaran ekuator
menurun mendadak, lensa sehingga lensa jatuh ke
disertai rasa sakit yang dalam badan kaca dan
sangat, muntah, mata tenggelam di dataran bawah
merah dengan polus posterior fundus okuli.
blefarospasme
22
C. Subluksasi

● Terjadi akibat putusnya sebagian zonula zinn


sehingga lensa berpindah tempat. Subluksasi
lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien
menderita kelainan pada zonula zinn yang rapuh
(sindrom marphan).
● Subluksasi lensa akan memberikan gambaran
pada iris berupa iridodonesis. Akibat pegangan
lensa pada zonula tidak ada maka lensa yang
elastic akan menjadi cembung, dan mata akan
menjadi lebih miopik.
23
6. RETINA

Nekrosis dan
Edema retina perdarahan Ablasio
retina retina

Prognosis pelepasan retina akibat trauma adalah


buruk, karena adanya cedera makula, robekan besar
di retina, dan pembentukan membran fibrovaskular
intravitreus. Vitrektomi merupakan tindakan yang
efektif untuk mencegah kondisi tersebut

24
Blow Out Fracture

• Merupakan trauma pada dinding orbita yang diakibatkan


benturan oleh benda tumpul yang berukuran lebih besar
dari arpetura orbita.
• BOF paling sering mengenai dasar orbita, diikuti dengan
dinding medial, dan inferomedial.
• Mekanisme terjadinya BOF dapat dijelaskan melalui 3
prinsip yaitu mekanisme kontak bola mata dengan dinding
orbita, hidrolik, dan buckling

25
Gejala Klinis BOF
• ekimosis dan edema periorbita
• diplopia disertai adanya restriksi gerak bola mata
• enophthalmus
• hypoglobus
• emfisema palpebra dan orbita
• hipoestesia di daerah distribusi saraf infraorbita yaitu
sekitar kelopak mata bawah, pipi, palatum, dan bibir
atas.

26
Optik Neuropati Traumatik
● Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf
optik, demikian pula perdarahan dan edema sekitar saraf
optik.
● Penglihatan akan berkurang setelah cidera mata. Terdapat
reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada
retina.
● Tanda lain yang dapat ditemukan adalah gangguan
penglihatan warna dan lapangan pandang. Papil saraf optik
dapat normal dalam beberapa minggu sebelum menjadi
pucat

27
02.
TRAUMA TAJAM
TRAUMA TAJAM
Semua struktur bola mata dapat
terjadi ruptur atau robek. Terapi
semua ruptur : dijahit untuk
mencegah infeksi intra okuler

Gejala ruptur bola mata :


• Visus menurun
• TIO rendah
• BMD dangkal
• Bentuk / letak pupil berubah
• Robekan kornea/ sklera
• Prolaps cairan mata, iris, lensa, badan kaca,
koroid, retina
• konjungtiva khemosis

29
Laserasi Kelopak Mata

30
Laserasi Kelopak Mata

31
Penatalaksanaan

● Luka dibersihkan dengan larutan salin


● Jaringan yang terlepas dibersihkan, debridement seminimal
mungkin
● Laserasi partial-thickness tanpa mengenai margo palpebra
● Laserasi full-thickness dengan keterlibatan margo palpebra
● Silk 6.0 atau 8.0 secara mattress atau interrupted
● Laserasi pada kanalikulus

32
TRAUMA TEMBUS BOLA MATA
Penatalaksanaan :
• Mata tidak boleh dibebat dan diberikan
perlindungan tanpa kontak
• Hindari manipulasi berlebihan dan penekanan
bola mata
• Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa
pemeriksaan lanjutan.
Gejala Klinis : • Sebaiknya pasien di puasakan untuk
• Tajam penglihatan menurun mengantisipasi tindakan operasi
• Tekanan bola mata rendah • Medikamentosa : antibiotik, sedasi, antiemetic
• Bilik mata dangkal
dan analgesic sesuai indikasi
• Bentuk dan pupil berubah
• Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi
• Ruptur kornea, sklera, konjungtiva
• Tindakan pembedahan/penjahitan sesuai
• Prolaps: iris,lensa, vitreous
dengan kausa dan jenis cedera
• Konjungtiva kemotis 33
BENDA ASING PADA MATA

Anamnesa: when, what, how,material??,


energy??
oKeluhan : Rasa tidak enak pada mata
oPenglihatan kabur
oRiwayat pekerjaan

Penatalaksanaan :
• Anestesi topikal
• Gunakan cotton-tipped applicator atau
jarum 30 gauge
• Berikan antibiotik topikal
34
BENDA ASING PADA KORNEA

35
BENDA ASING PADA KORNEA

• Benda asing pada kornea bisa Penatalaksanaan :


akibat trauma minor (partikel • Anestesi topikal pada kasus ringan
kecil pada epitel kornea) atau • Benda asing superfisial: cotton-tipped
trauma mayor (kail ) applicator atau jarum 30 gauge  gentle
• Benda asing yang dalam:
• Merupakan kasus ke-2  Jika materi kecil, non toksik, tidak
terbanyak trauma pada mata nyeri, tidak mengganggu visualisasi
dibiarkan
• Aktivitas beresiko tinggi:  Materi yg beresiko antigenik dan
pemahat, pekerja bor, gerinda, cendrung menimbulkan infeksi 
tukang las diangkat
 Berikan antibiotik
36
IOFB (IntraOcular Foreign Body)

• Benda asing intraokuler


• Insiden: 18-41 % pada trauma mata
• Usia: rata-rata 29-38 th, range: 3-79
th dengan 66% pada usia diantara
21 dan 40 th
• Laki-laki ( 92-100% )
• Kejadian Penyebab: memahat 60-
80%, perkakas/peralatan 18-25%
• Jarang ditemukan pada orang yang
memakai proteksi

37
IOFB (IntraOcular Foreign Body)
Siderosis Chalcosis

Disebabkan interaksi antara ion Tembaga cendrung mempunyai deposit


trivalen zat besi dan protein pada pada membran, ex: descemet’s, kapsul
mata lensa,
Gejala klinis : Gejala klinis:
• deposit zat besi pada endotel • Partikel tembaga di aqueous
kornea • Iris kehijauan
• Iris kecoklatan • Katarak sunflower dengan deposit
• Katarak dengan deposit tembaga
kecoklatan pada kapsul anterior • Partikel tembaga pada vitreous
• Pigmen pada retina • Deposit tembaga pada permukaan
38
retina
Evaluasi

● Adakah benda asing??


● Benda asing intraokuler?? Atau Intraorbita???
● Satu atau banyak??
● Lokasi IOFB
● Bagaimana keadaan sekitar luka
● Kondisi klinis lain yang menyertai misalnya: endoftalmitis,
perdarahan vitreous, atau ablasio retina

39
Pemeriksaan

● Pemeriksaan Slit lamp


● Oftalmoskop: dapat melihat kerusakan jar. Intraokuler
● Ultrsonografi: efektif mendeteksi benda asing intraokuler,
perdarahan vitreous atau ablasio retina
● Radiologi: X-Ray, CT-Scan, MRI

40
Penatalaksanaan

● Antibiotik: topikal, sistemik: IV atau oral, intra vitreal


● Jika benda asing terletak di segmen anterior, dikeluarkan
melalui insisi limbus dari kamera anterior
● Jika benda asing di belakang lensa dan di sebelah anterior
ekuator, pengeluaran dilakukan melalui pars plana secara
vitrektomi

41
Komplikasi
● Toksik IOFB
● Endoftalmitis
● Kerusakan jaringan
● Ablasio retina

42
Perforasi Dengan Iris Prolaps

Pemeriksaan dan persiapan Bedah :


1. Foto orbita
2. Scanning orbita
3. USG
4. Laboratorium dll
Terapi :
1. Tutup luka
2. Antibiotika topikal
3. Antibiotika sistemik
4. Analgetik / penenang
5. Anti tetanus
43
Pembedahan

• Kornea saja : bersihkan dgn NaCl, kemudian jahit


• Kornea luas + bag dalam : eviserasi
• Iris : iridektomi, kemudian jahit iris
• Korpus siliaris : jahit sampai sklera, kemudian flap konjungtiva
• Sklera saja : jahit kemudian flap konjungtiva
• Sklera + lap dibawahnya rusak berat : enukleasi

44
TERIM
A
KASI

Anda mungkin juga menyukai