Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Biologi

Difusi dan Osmosis

Disusun oleh :
1. Bagas Ferdhiva Adam (6)
2. Bunga Sabrina Aulia (7)
3. Kirania Salwa Az-Zahra (15)
4. Mohammad Fandy Haedar (20)
5. Nathania Marva Jacinda (25)
6. Sauqi Muhammad (33)

Kelas XI MIPA 3
SMA 1 WIRADESA
Tahun Ajaran 2022/2023
C. Landasan Teori
1. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke
konsentrasi rendah (hipotonis) baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion
yang terlarut dalam air secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya
difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
1. Difusi Sederhana
Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam
suatu ruangan.
2. Difusi Terbantu
Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa. Arah
perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan
molekul ini. Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1. Konsentrasi Zat
Semakin tinggi perbedaan konsentrasi, maka perpindahan molekul/zat atau laju
perpindahan (difusi) semakin cepat.
2. Kenaikan Suhu
Semakin tinggi suhu, maka laju molekul semakin cepat, laju difusinya juga cepat.
Kenaikan suhu berbanding lurus dengan laju difusi.
3. Ukuran Molekul
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
4. Wujud Zat
Molekul zat padat lebih lambat berdifusi daripada zat cair dan gas

gambar 1. Proses difusi

2. Osmosis
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu
tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena
difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin
besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti
jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi.

Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air berpindah
dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun larutan hipotoniknya memiliki lebih banyak
jenis zar terlarut total. Air laut yang memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul
airnya akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi konsentrasinya, karena
konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua. larutan bersifat isotonik, air
berpindah melintasi membran yang memisahkan larutan tersebut pada laju yang sama untuk
kedua arah (Campbell, 1999).

Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk
sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi tinggi.
Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis adalah hancurnya sel karena
rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila konsentrasi larutan di luar sel
lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan
menyebabkan pengerutan sel yang disebut krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan
terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis.

gambar 2. Proses osmosis


D. Metode
1. Alat dan bahan
a). Alat
- 4 Gelas beaker
- Stopwatch
- cutter
- Penggaris
- Pengaduk
b). Bahan
- 2 buah teh celup
- 350 ml air dingin
- 350 ml air panas
- 2 buah kentang
- air ledeng
- larutan air garam
2. Cara kerja
a). Difusi pada teh celup

Anda mungkin juga menyukai