Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Revitalisasi Kawasan Banten Lama Terhadap Tingkat Kunjungan

Wisatawan Kawasan Religi Keraton Kesultanan Banten di Kecamatan Kasemen Kota


Serang

Andini Ayu Lestari, Ahmad Sururi, Rethorik Berthanilla


Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Hukum
Universitas Serang Raya

Abstract

The Effect of Revitalization of the Old Banten Area on the Level of Tourist Visits in the Religious
Tourism Area of the Banten Sultanate Palace. Revitalization is an effort to revitalize an area or part of
a city that was once vital or alive, but is oriented towards solving its physical beauty, but must be
complemented by an increase in the economy of the surrounding community, as well as the introduction
of culture contained in a tourist area that is being revitalized. The purpose of this study is to determine
the effect of revitalization of the Old Banten area on the level of tourist visits in the tourist area of the
Sultanate of Banten Palace. The quantitative approach method is a method used in research and a simple
linear regression test as the analysis technique used in this study. The results of this study indicate that
the area revitalization (X) has an effect on the Tourist Visit Rate (Y), which is around 34.6% and 65.4%
is the rest which can be influenced by other variables that are not the regression model in this study.

Keywords: Area Revitalization, Tourist Visit Rate.

Abstrak

Pengaruh Revitalisasi Kawasan Banten Lama Terhadap Tingkat Kunjungan Wisatawan Kawasan
Wisata Religi Keraton Kesultanan Banten. Revitalisasi yaitu upaya untuk memvitalkan kembali suatu
kawasan atau bagian kota yang pernah vital atau hidup, tetapi berorientasi pada penyelesaian keindahan
fisiknya saja, tetapi harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, serta pengenalan
budaya yang terdapat pada suatu kawasan wisata yang sedang dilakukan revitalisasi. Tujuan dalam
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh revitalisasi Kawasan Banten Lama terhadap tingkat
kunjungan wisatawan pada Kawasan Wisata Keraton Kesultanan Banten. Metode pendekatan
kuantitatif yaitu sebagai metode yang digunakan pada penelitian dan uji regresi linier sederhana sebagai
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini yaitu menunjukan bahwa
Revitalisasi Kawasan (X) berpengaruh terhadap Tingkat Kunjungan Wisatawan (Y) yaitu sekitar 34,6%
dan 65,4% adalah sisanya yang dapat dipengaruhi dari variabel lainnya yang bukan model regresi dalam
penelitian ini.

Kata kunci: Revitalisasi Kawasan, Tingkat Kunjungan Wisatawan

1
PENDAHULUAN Keraton Surosowan yaitu pada tahun

Provinsi Banten merupakan kota 1680.

yang memiliki banyak tempat-tempat Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

wisata yang dapat dikunjungi baik wisata Serang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

alam maupun wisata religi dan juga Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

terdapat beberapa tempat-tempat Serang Tahun 2010-2030 Pasal 7 ayat 11

peninggalan bersejarah bekas reruntuhan yang berisi strategi untuk

bangunan Kerajaan Kesultanan Banten mengembangkan dan menata wisata

mempunyai nilai sejarah yang tinggi religi Banten Lama sebagaimana

yaitu salah satunya adalah bangunan dimaksud dalam Pasal huruf K yaitu : a.

yang masih tersisa sampai sekarang yaitu merehabilitasi dan menata Kawasan

Bangunan Keraton Kaibon yang terletak Banten Lama, b. mempertahankan dan

di Kampung Kroya, Kelurahan melestarikan destinsi Kawasan Banten

Kasuyutan, Kecamatan Kasemen Kota Lama, c. mengamankan situs-situs cagar

Serang dan Keraton Surosowan yang alam budaya Banten Lama, dan d.

terletak di Desa Banten, Kecamatan mengembangkan atraksi dan sarana serta

Kasemen Kawasan Banten Lama Kota prasarana pariwisata. Dan dapat

Serang. Bangunan Keraton Kaibon dan dijelaskan dalam Undang-Undang No.11

Keraton Surosowan merupakan cagar Tahun 2010 yaitu tentang cagar budaya

budaya di Provinsi Banten yang yang berupa benda, bangunan, struktur,

mempunyai cerita sejarah Kejayaan situs dan kawasan yang dikelola oleh

Kerajaan Banten Lama, bangunan pemerintah daerah dengan

Keraton Kaibon dibangun pada tahun meningkatkan peran serta masyarakat

1815 dan Keratn Kaibon tersebut untuk melindungi, mengembangkan dan

menjadi keraton kedua di Banten setelah memanfaatkan cagar budaya.

2
Dengan masalah-masalah yang ada Revitalisasi yaitu upaya untuk

pada Kawasan Keraton Kesultanan memvitalkan kembali suatu kawasan

Banten sebelum adanya revitalisasi, atau bagian kota yang pernah vital atau

Kawasan Keraton Kesultanan Banten hidup, tetapi mengalami kemunduran

yang harusnya berfungsi sebagaimana atau degradaasi. Karena revitalisasi

fungsinya yaitu tempat bersejarah yang bukan sesuatu yang hanya berorientasi

seharusnya dijaga dan dilestarikan tetapi pada penyelesaian keindahan fisiknya

kenyataannya terlihat kumuh dan tidak saja, harus dilengkapi dengan penigkatan

terawat. Maka dari itu melalui Dinas ekonomi masyarakat sekitar, serta

Pariwisata Provinsi Banten, Pemerintah pengenalan budaya yang terdapat pada

melakukan penataan Kawasan Banten suatu kawasan yang sedang dilakukan

Lama dimana program Revitalisasi revitalisasi (Stiawati & Yulianti, 2016).

Banten Lama adalah program strategi Dalam kaijan tentang Program

Pemerintah Provinsi Banten yang Revitalisasi Kawasan Banten Lama yang

bertujuan untuk meningkatkan vitalitas sudah ada pada penelitian sebelumnya

suatu Kawasan Religi guna yang diteliti oleh (Hizmiakanza &

mempertahankan nilai kesejarahan yang Rahmawati, 2019) dengan judul

terdapat pada Kawasan Keraton penelitian “Strategi Revitalisasi

Kesultanan Banten. Revitalisasi Kawasan Banten Lama” yang

Kawasan Banten Lama sudah dilakukan didalamnya penelitiannya berisi

oleh pemerintah yaitu mulai dari Masjid Kawasan Banten Lama mendapat posisi

Agung Banten, lalu Kawasan Keraton pada kuadrat 4 yaitu Defense Straregy,

Surosoan, kemudian Kawasan Keraton menandakan Kawasan Banten Lama

Kaibon. menhadapi kondisi lemah dan

mempunyai tantangan besar, Kawasan

3
Banten Lama dihadapkan dengan Revotalisasi Kawasan Banten Lama,

berbagai ancaman dan kelemahan setelah dilakukannya revitalisasi

internal. timbullah beberapa permasalahan yang

Kemudian (Sururi, 2018) dalam dirasakan oleh wisatawan atau

penelitiannya tentang collaborative pengunjung yang berkunjung ke

governance Sebagai Inovasi Kebijakan kawasan wisata keraton. Masalah yang

Strategis (Studi Revitalisasi Kawasan pertama yaitu, dengan dilakukannya

Wisata Cagar Budaya Banten Lama) Revitalisasi Kawasan Banten Lama

dalam hasil penelitiannya menunjukkan masyarakat menyayangkan pemerintah

dampak strategis inovasi kebijakan kurang melestarikan bentuk bangunan

Collaborative Governance adalah pada bangunan Keraton Surosowan yang

mendorong keterlibatan stakeholder sebelum adanya revitalisasi pengunjung

kebijakan pemerintah daerah dalam masih bisa melihat bekas reruntuhan

pengembangan kawasan wilayah dan bangunan Kerajaan Kesultanan Banten

pembangunan berkelanjutan. tetapi sekarang setelah dilakukannya

Sebelum dilakukannya Revitalisasi revitalisasi pengunjung tidak bisa

Kawasan Banten Lama pada bagian melihat secara keseluruhan bekas

bangunan Keraton Surosowan yang renruntuhan bangunan bekas Kerajaan

terletak tidak jauh dari Masjid Agung Kesultanan Banten, karena reruntuhan

Banten, Keraton tersebut msih terjaga bangunan bekas Kerajaan Kesultanan

keaslian bangunan rebruntuhan bekan tersebut sudah dijadikan taman yang

Kerajaan Kesultanan Banten pada zaman tersisa hanya beberapa bagian bagunan

dahulu karena kekumuhannya dan tidak saja (Informasi diambil oleh penulis

terawatnya lingkungan sekitar keraton pada tanggal 06-05-2020)

maka pemerintah melakukan

4
Surosowan terdapat 3 (tiga) toilet umum,

yang pertama terletak didekat gerbang

masuk utama dekat kantor informasi ,

yang kedua didekat Masjid Agung

Banten. 2 (dua) toilet umum yang


Gambar 1.1. Bangunan Keraton
Surosowan Sebelum Revitalisasi disediakan didekat Masjid Agung
Sumber : www.indonesia.com
Banten adalah toilet yang diberikan oleh

warga sekitar yang tinggal disekitar

Kawasan Banten Lama bukan

merupakan fasilitas yang dikelola oleh

Pemerintah, fasilitas yang diberikan oleh

pemerintah hanya 1 (satu) toilet umum


Gambar 1.2 Bangunan Keraton
Surosowan Setelah Revitalisasi yang terdapat didekat kantor informasi
Sumber : Data diolah Pemeliti, 2020
dan pada Kawasan Keraton yang lain

pun hanya terdapat satu toilet umum.

Masalah yang ketiga, Kurangnya

fasilitas toilet umum yang diberikan oleh

Pemerintah pada Kawasan Keraton


Gambar 1.3. Bangunan Keraton
Kesultanan Banten (sumber :
Surosowan Setelah Revitalisasi
Sumber : Data diolah Pemeliti, 2020 Wawancara dengan penjaga Kawasan

Dalam revitalisasi kawasan yang Keraton Kesultanan Banten, informasi

dilakukan oleh Pemerintah pada diambil pada tanggal 06-05-2020) .

Kawasan Keraton Kesultanan Banten Pada kondisi keamanan, Keamanan

untuk fasilitas umum seperti toilet umum memang sangat penting dalam suatu

yang ada disekitaran Kawasan Keraton tempat-tempat kawasan wisata, dan

5
untuk keamanan pada Kawasan Wisata mengambil judul penelitian yaitu

Keraton Kesultanan Banten beberapa “Pengaruh Revitalisasi Kawasan

masyarakat merasakan untuk Banten Lama Terhadap Tingkat

keamannya sudah sangat baik, dan ada Kunjungan Wisatawan Kawasan

beberapa masyarakat ada yang Wisata Religi Keraton Kesultanan

meragukan dengan penjaga dan Banten Di Kecamatan Kasemen Kota

keamanan pada kawasan wisata kearton Serang”.

karena ada beberapa wisatawan atau Kawasan Wisata Keraton

pengunjung pernah merasakan Kesultanan Banten Lama seperti

kehilangan barang pribadinya saat Keraton Kaibon dan Keraton Surosowan

sedang berkunjung ke kawasan wisata yang tidak terawat dan kumuh maka

keraton, masalah yang ketiga yaitu Pemerintah Provinsi Banten melakukan

kondisi keamanan yang kurang baik program Revitalisasi Kawasan Wisata

pada kawasan wisata keraton (sumber Religi Keraton Kesultanan Banten dalam

dari pengunjung/wisatawan, informasi upaya melestarikan kebudayaan serta

diambil oleh penulis pada tanggal 06-05- kearifan lokal Kesultanan Banten, Oleh

2020). karena itu tujuan penulis melakukan

Dilihat dari masalah-masalah yang penelitian yaitu:

dipaparkan diatas, maka penulis ingin 1. Untuk dapat mengetahui revitalisasi

mengetahui lebih jauh Revitalisasi Kawasan Banten Lama pada

Kawasan Banten Lama pada Kawasan kawasan wisata Keraton Kesultanan

Wisata Keraton Kesultanan Banten dan Banten

seberapa pengaruhnya program 2. Untuk mengetahui tingkat kunjungan

revitalisasi terhadap tingkat kunjungan wisatawan kawasan wisata religi

wisata religi oleh karena itu penulis

6
Keraton Kesultanan Banten setelah Banten. Dalam pengambilan sampel

dilakukannya revitalisasi penelitian ini dilakukan dengan

3. Untuk mengetahui seberapa menggunakan teknik sampling

pengaruhnya revitalisasi Kawasan “Nonprobability sampling” yaitu seperti

Banten Lama terhadap tingkat “Sampling Aksidental” menurut

kunjungan wisatawan kawasan (Riduwan, 2014) sebagai berikut :

wisata religi Keraton Kesultanan “teknik penentuan sampel berdasarkan

Banten. faktor spontanitas, artinya siapa saja

yang secara tidak sengaja bertemu

METODE dengan peneliti dan sesuai dengan

Penelitian yang dilakukan karakteristiknya, maka orang tersebut

menggunakan pendekatan kuantitatif dapat digunakan sebagai sampel”.

Teknik pengumpulan data yang Berdasarkan teknik pengambilan sampel

dilakukan yaitu dengan menggukan menggunakan rumus dari Taro Yamane

observasi, kuisoner, wawancara dan dalam buku (Ridwan, 2014:18) sebagai

pengumpulan dokumentasi. Metode berikut :

analisis data yang digunakan yaitu Uji n= N


N.d2+1
Validitas, Uji Reability, Uji Normalitasi, Keterangan :
n = Jumlah sampel
Uji Kolmogorov-Smirnov, Uji Koefisien
N = Jumlah populasi
Determinan dan Uji Hipotesis (Uji-t). d2 = presisi (ditetapkan 5%
dengan tingkat kepercayaan
Populasi dalam penelitian ini yaitu 95%)
n= N
diambil dari jumlah pengunjung di bulan N.d2+1
= 150
agustus 2020 sebanyak 150 pengunjung
150 x 0,052 +1
atau wisawatan yang berkunjung ke = 109,0 = 109

Kawasan Wisata Keraton Kesultanan

7
Skala likert adalah skala yang c) Kelangkaan : kelangkaan dari suatu

digunakan oleh penulis dalam kawasan yang dicapai dari potesi

penelitian ini, maka variabel yang akan sumber daya alam yang mungkin

diukur dan dijabarkan menjadi terdapat didaerh atau kawasan

dimensi, kemudian dimensi dijabarkan lainnya.

menjadi sub variabel, lalu sub variabel d) Peranan sejarah: kondisi suatu

dijabarkan lagi menjadi indikator- kawasan yang menjadi ikatan

indikator yang terukur dapat dijadikan simbolis antara masa lalu dengan

sebagai tolak ukur untuk membuat item kondisi kawasan sekarang.

instrument yang berupa pertanyaan e) memperkuat citra kawasan :

yang perlu dijawab oleh responden. mengembangkan kawasan untuk

fungsi-fungsi tertentu yang memiliki


HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai ekonomi, untuk meningkatkan
Dalam melakukan revitalisasi kawasan
kualitas lingkungan dan
terdapat beberapa kriteria dalam
meningkatkan nilai ekonomi
melakukan revitalisasi yang terdapat
setempat.
dalam penelitian (Eni, 2019) diantaranya
f) keistimewaan : kawasan yang
yaitu :
direvitalisasi memiliki keunikan atau
a) Estika : kondisi fisik yang sudah ada
keistimewaan tertentu yang dapat
disekitar kawasan yang dapat
dijadikan tumpuan hidup masyarakat
dimanfaatkan potensinya dan
disekitar kawasan.
menjadikan potensi tersebut sebagai
Dalam suatu keberhasilan tempat
estetis alamiah.
atau obyek wisata dapat dilihat dari
b) Kejamakan : bentuk bangunan yang
banyaknya jumlah wisatawan atau
menjadi tolak ukur ragam atau citra
pengunjung yang berkunjung ke
suatu kawasan setempat.

8
tempat wisata, dalam penelitian (Putri wisatawan yang berkunjung ke

& Irfandi, 2019) banyaknya jumlah tempat wisata.

tingkat kunjungan wisatawan yang 1. Uji Validitas

berkunjung dapat dipengaruhi oleh Pengujian validitas yang

beberapa faktor, yaitu diantaranya : dilakukan pada penelitian dengan

1) Faktor Pelayanan : pelayanan menggunakan analisis melalui program

yang diberikan tempat wisata SPSS ver 25, Microsoft Excel dan penuls

seperti memberikan jasa juga melakukan perhitungan secara

pelayanan, pemanduan, dan manual. Berikut ini hasil pengujian

informasi yang diberikan petugas validitas maka diperoleh rhitung 0,589 >

tempat wisata kepada wisatawan rtabel 0,188 dapat disimpulkan bahwa data

yang berkunjung. dapat dikatakan valid.

2) Faktor sarana dan prasarana : 2. Uji Reability

fasilitas yang diberikan oleh Ketika data yang dapatkan sudah

tempat atau obyek wisata sebagai valid, maka dalam instrument juga harus

mendukung kelancaran aktivitas memenuhi standar reabilitas. Untuk

wisatawan atau pengunjung yang menguji reability crombach’s alpha dan

berkunjung ke tempat atau obyek dari hasil uji reability Pengaruh

wisata. Revitalisasi Kawasan (X) yaitu sekitar

3) Faktor keamanan : tingkat rhitung 0,433 > rtabel 0,188 maka

keamanan , gangguan atau instrument reability dalam penelitian ini

kerawanan disuatu tempat atau sudah memenuhi batas atau data

obyek wisata akan mempengaruhi dikatakan reabil dan dapat disimpulkan

ketenangan dan kenyamanan bagi bahwa data yang diperoleh bisa

digunakan untuk pengukuran

9
selanjutnya. Untuk hasil uji reablity wisata keraton melalui beberapa

Tingkat Kunjungan Wisatawan (Y) yaitu pengembangan-pengembangan dan

sekitar rhitung 0,487 > rtabel 0,188 maka pembaharuan fasilitas baik dari akses,

instrument reability dalam penelitian ini insfrastruktur, dan fasilitas-fasilitas

sudah memenuhi batas atau data dapat publik lainnya. Revitalisasi dilakukan

dikatakan rebail dan dapat disimpulkan oleh Pemerintah Provinsi Banten sejak

bahwa data uang diperoleh bisa tahun 2018 dimana ditahun 2018

digunakan untuk pengukuran revitalisasi yang dilakukan yaitu dari

selanjutnya. penataan kawasan wisata, revitalisasi

3. Uji Koefisien Determinan yang dilakaukan mulai dari Masjid

Dari hasil ouput Model Sumary Agung Banten, kemudian revitalisasi

yang di dapat nilai koefisien determinan berlanjut pada kawasan wisata keraton

(R square) yaitu 0,346 yang berarti sama yaitu mulai dari Keraton Surosowan

dengan 34,6% angka tersebut yang berlokasinya tidak jauh dari Masjid

mengandung arti bahwa Revitalisasi Agung Banten, setelah itu revitalisasi

Kawasan berpengaruh terhadap Tingkat dilakukan pada kawasan wisata Keraton

Kunjungan Wisatawan (Y). Dimana nilai Kaibon dan Benteng Spelwijik dan

koefisien determinan 34,6% dan 65,4% ditahun 2019 revitalisasi memasukin

adalah sisanya yaitu dari variabel lainnya tahap selanjutnya yaitu pengembangan

yang bukan model regresi dalam pariwisata pada kawasan yang telah di

penelitian. revitalisasi. Dari revitalisasi yang telah

Dalam pelaksanaan revitalisasi dilakukan masyarakat yang tinggal di

dilakukan setiap 3 tahun, dan dengan sekitar kawasan wisata keraton

dilakukannya revitalisasi yaitu dengan merasakan manfaat ekonomi. Dan

penataan-penataan didalam kawasan

10
ditahun 2020 kawasan yang akan di penurunan pengunjung atau wisatawan

lakukan revitalisasi yaitu kanal. yang berkunjung ke kawasan wisata

Maka dapat disimpulkan bahwa Keraton Kesultanan Banten dikarenakan

Variabel Revitalisasi Kawasan (X)= faktor pandemic Covid-19 yang sedaang

(2.350:7.680) x 100 = 30,59%. Dari 109 terjadi di Indonesia. Maka dapat

responden, maka Revitalisasi Kawasan disimpulkan bahwa Variabel Tingkat


dapat
terletak pada posisi cukup, dan Kunjungan Wisatawan (Y) =

disimpulkan bahwa Revitalisasi (1.859:3.750) x 100 = 49,57%. Dari 109

Kawasan (X) terhadap Tingkat responden yang didapat dan dapat

Kunjungan Wisatawan (Y) di disimpulkan bahwa Tingkat Kunjungan

Kecamatan Kasemen Kota Serang Wisatawan pada Kawasan Wisata Religi

memiliki pengaruh yang signifikan Keraton Kesultanan Banten mengalami

dengan kriteria skor cukup. kenaikan pengunjung atau wisatawan

Dalam Tingkat Kunjungan dengan kriteria tinggi.

Wisatawan Kawasan Wisata Keraton

Kesultanan Banten, Setelah

dilakukannya revitalisasi setiap SIMPULAN

bulannya terjadi peningkatan Dari hasil penelitian yang

pengunjung pada Kawasan Wisata dilakukan tentang “Pengaruh

Keraton Kesultanan Banten yang Revitalisasi Kawasan Banten Lama

awalnya sebelum dilakukkannya Terhadap Tingkat Kunjungan

revitalisasi pada kawasan wisata keraton Wisatawan Kawasan Wisata Religi

sepi tidak begitu banyak pengunjung Keraton Kesultanan Banten Di

yang datang, akan tetapi di tahun 2020 Kecamatan Kasemen Kota Serang”

ini 3 bulan terakhir mengalami

11
dapat ditarik kesimpulan sebagai sebesar sebesar 2,84 dimana

berikut : kriteriannya menunjukkan Tinggi

1) Dalam “Revitalisasi Kawasan yang dapat diartikan bahwa Tingkat

Banten Lama Pada Kawasan Keraton Kunjungan Wisatawan (Y) dikatakan

Kesultanan Banten” dapat Tinggi dan untuk Revitalisasi

disimpulkan bahwa terdapat dari Kawasan (X) memiliki pengaruh

hasil yang didaptkan, maka nilai terhadap Tingkat Kunjungan

rata-rata penafsiran rekapitulasi Wisatawan (Y) di Kecamatan

Variabel Revitalisasi Kawasan (X) Kasemen Kota Serang

yaitu sebesar 2,69 hal ini 3) Dalam pengujian apakah ada

menunjukan kriteria Cukup. Dapat pengaruh atau tidak dalam

diartikan bahwa Revitalisasi Revitalisasi Kawasan Banten Lama

Kawasan (X) memberikan dampak Terhadap Tingkat Kunjungan

yang cukup baik bagi pengunjung Wisatawan Kawasan Wisata Keraton

atau wisatawan yang berkunjung ke Kesultanan Banten Di Kecamatan

Kawasan Wisata Keraton Kesultanan Kasemen Kota Serang. Dimana

Banten. variabel Revitalisasi Kawasan (X)

2) Dalam “Tingkat Kunjungan memiliki nilai Uji Validas dengan

Wisatawan Kawasan Wisata Religi menggunakan Product Momen

Keraton Kesultanan Banten Setelah mendapatkan nilai rxy sebesar 0,589

Revitalisasasi” dapat disimpulkan dan nilai rtabel sebesar 0,188 yang

bahwa dari hasil yang didapat maka artinya data dalam penelitian ini

diperoleh nilai rata-rata penafsiran berdistribusi normal. Untuk mencari

rekapitulasi Variabel Tingkat R Square atau Koefisien Determinan

Kunjungan Wisatawan (Y) yaitu mendapatkan hasil yaitu sebesar

12
0,346 atau 34,6% artinya terdapat Referensi
Eni, S. P. (2019). Laporan Penelitian
pengaruh yang kuat antara Variabel Revitalisasi Kawasan Benteng
Somba Opu sebagai Kawasan
Revitalisasi Kawasan (X) terhadap Bersejarah Peninggalan Kerajaan
Gowa Sulawesi Selatan.
Variabel Tingkat Kunjungan
Hizmiakanza, A. S., & Rahmawati, D.
Wisatawan (Y) Pada Kawasan (2019). Strategi Revitalisasi
Kawasan Banten Lama. Jurnal
Wisata Keraton Kesultanan Banten Teknik ITS, 7(2).
https://doi.org/10.12962/j23373539
Di Kecamatan Kasemen Kota .v7i2.33833

Serang, dan 65,4% adalah sisanya Putri, L. T., & Irfandi, N. (2019).
Analisis Daya Tarik Wisata Kuliner
yang dapat dipengaruhi oleh variabel Malam (WKM) terhadap
Kunjungan Wisatawan di Kota
lainnya yang bukan model regresi Pekanbaru. Ikraith Ekonomika,
2(2).
pada penelitian penulis ini.
Riduwan. (2014). Pengantar Statistik
Berdasarkan hasil pengujian Sosial. Bandung : Alfabeta.

hipotesis (Uji-t) yang telah Stiawati, T., & Yulianti, R. (2016).


Dalam Mengelola Wisata Religi Di
didapatkan thitung (7,531) > ttabel Banten Lama. VIII(2), 63–73.

(1,659) maka dapat disimpulkan Sururi, A. (2018). Collaborative


Governance Sebagai Inovasi
bahwa terdapat pengaruh yang Kebijakan Strategis (Studi
Revitalisasi Kawasan Wisata Cagar
signifikan antara Revitalisasi Budaya Banten Lama). Humanika,
25(1).
Kawasan (X) terhadap Tingkat http://ejournal.undip.ac.id/index.ph
p/humanika24
Kunjungan Wisatawan (Y) pada
Undang-Undang No.11 Tahun 2010
Kawasan Wisata Religi Keraton
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6
Kesultanan Banten Di Kecamatan Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Serang Tahun
Kasemen Kota Serang. 2010-2030

13

Anda mungkin juga menyukai