Anda di halaman 1dari 251

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA


PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
TEMA II SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK
MENGUATKAN KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA
KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Valentina Seran
NIM : 171134226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA


PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
TEMA II SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK
MENGUATKAN KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA
KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Valentina Seran
NIM : 171134226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA


PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
TEMA II SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK
MENGUATKAN KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA
KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh:

Valentina Seran
NIM: 171134226

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Tanggal 21 Maret 2022

Pembimbing II

Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Tanggal 21 Maret 2022

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA


PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
TEMA II SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK
MENGUATKAN KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA
KELAS V SEKOLAH DASAR

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Valentina Seran
NIM: 171134226

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


Pada tanggal 1 April 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………………


Sekretaris Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ………………
Anggota Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. ………………
Anggota Drs. Paulus Wahana, M. Hum. ………………
Anggota Drs. Puji Purnomo, M. Si. ………………

Yogyakarta, 1 April 2022


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma

Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skrispi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa Yang Utama Dari Segalanya

Segala puji dan syukur kupanjatkan kepada Tuhan, sebab karena-NYA skripsi ini
dapat terselesaikan dengan kemudahan yang diberikan-Nya.

Kedua Orangtua Tercinta

Bapak Robertus Seran Bria dan Ibu Vionelda Alan Kiik (Almh)

Selaku orangtua yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, harapan,


bimbingan, dan segala bentuk dukungan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada saya. Pengorbanan dan kasih sayang kalian sungguh luar biasa
terhadap diriku, Saya mencintai kalian.

Kakak-kakak dan adik-adik

Terima kasih kepada Hendrik Seran, Diana Seran, Lilis Seran, Ago Seran dan
Dede Seran yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Drs. Paulus Wahana, M. Hum. selaku dosen pembimbing II tugas akhir
saya. Terima kasih banyak sudah mau membimbing, mengingatkan, membantu
dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir studi ini. Tanpa Ibu dan
Bapak, saya tidak akan sampai pada titik ini.

Teman-teman terdekat

Terima kasih karena selalu mengingatkan saya agar tidak selalu santai dan malas
dalam mengerjakan tugas akhir ini.

Saya persembahkan skripsi ini untuk almamater

Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak”

(Amsal 6:6)

“Aku tak akan menarik kembali kata-kataku, karena itulah jalan ninjaku”

(Naruto Uzumaki)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 1 April 2022

Peneliti

Valentina Seran

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Valentina Seran

Nomor Mahasiswa : 171134226

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA PADA


MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TEMA II
SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK MENGUATKAN
KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 1 April 2022
Yang menyatakan

Valentina Seran

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA PADA


MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TEMA II
SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK MENGUATKAN
KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Valentina Seran
Universitas Sanata Dharma
2022

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk membentuk karakter siswa.


Salah satu upaya untuk membentuk karakter yang baik pada siswa adalah dengan
menerapkan nilai-nilai penguatan Pendidikan karakter dalam kegiatan
pembelajaran. Guru memerlukan perangkat pembelajaran yang berhubungan
dengan kegiatan pembelajaran abad 21 yang mampu membentuk karakter pada
siswa agar dapat menjadi pribadi yang berakal, berpikir kritis dan mampu bersaing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pengembangan perangkat
pembelajaran IPA (RPP, bahan ajar, media, LKPD dan penilaian) yang
berhubungan dengan pendidikan karakter kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran IPA pada materi pokok sistem pernapasan manusia tema II subtema
I kelas V SD.
Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan
menggunakan model ADDIE sebagai pedoman dalam pembuatan produk. Subjek
pada penelitian ini adalah satu guru kelas V dan lima siswa SD kelas V. Objek
penelitian adalah produk perangkat pembelajaran (RPP, bahan ajar, media, LKPD
dan penilaian) pada materi sistem pernapasan pada manusia tema 2 subtema 1 kelas
V Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara.
Analisis data penilaian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan kualiatas perangkat
pembelajaran dari hitungan 1-4 dengan nilai dan kategori: produk 1 dan 2 berupa
RPP mendapat nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”, bahan ajar
mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”, media
pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,34 dengan kategori “Sangat
Baik”, LKPD mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,1 dengan kategori “Baik”, dan
penilaian mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,52 dengan kategori “Sangat Baik”.

Kata Kunci: Perangkat pembelajaran, IPA, karakter berpikir kritis.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

.
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING DEVICES ON THE SUBJECT
MATTER OF THE HUMAN RESPIRATORY SYSTEM THEME II
PROBLEM-BASED SUBTHEMA I TO STRENGTHEN THE CHARACTER
OF CRITICAL THINKING IN GRADE V ELEMENTARY SCHOOL

Valentina Seran
Sanata Dharma University
2022

School is one of the places to form the character of students. One of the
efforts to form good character in students is to apply the values of strengthening
character education in learning activities. Teachers need learning tools related to
21st century learning activities that are able to form character in students in order
to become intelligent, critical thinking and able to compete. This research aims to
determine the quality of the development of IPA learning devices (RPP, teaching
materials, media, LKPD and assessment) related to character education of
students' critical thinking skills in IPA learning on the subject matter of human
respiratory system theme II subthema I class V elementary school.
This type of research is Research and Development (R&D) by using the
ADDIE model as a guideline in product manufacturing. The subjects in this study
are one class V teacher and five elementary students of class V. The object of the
study is the product of learning devices (RPP, teaching materials, media, LKPD
and assessment) on the material of the respiratory system in human theme II
subtheme I class V Elementary School. The data collection technique used is an
interview. The analysis of the assessment data used is quantitative and qualitative
analysis.
The results of the study obtained showed that the cauldron of learning
devices from a count of 1-4 with grades and categories: products 1 and 2 in the
form of RPP got a final average score of 3.4 with the category "Excellent", teaching
materials got a final average score of 3.4 with the category "Excellent", learning
media got a final average score of 3.34 with the category "Excellent", LKPD got a
final average score of 3.1 with the category "Good", and the assessment gets a final
average score of 3.52 with the category "Excellent".

Keyword: Learning devices, IPA, critical thinking character.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kemurahan dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
sehingga skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA TEMA II SUBTEMA I BERBASIS MASALAH UNTUK
MENGUATKAN KARAKTER BERPIKIR KRITIS PADA KELAS V
SEKOLAH DASAR dapat terselesaikan dengan lancar.
Peneliti menyadari skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan doa dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa karena kemurahan dan rahmat-Nya dalam
memberikan kemudahan saat proses pengerjaan skripsi.
2. Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi.
4. Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen pembimbing
I yang telah membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan
skripsi.
6. Drs. Paulus Wahana, M. Hum., selaku Dosen pembimbing II yang
telah membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan
skripsi.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Segenap Dosen Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta yang telah memberikan ilmu serta membantu selama
masa studi peneliti.
8. Sekretariat Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah membantu dalam pengurusan semua surat dalam
penyusunan skripsi.
9. Bagian Kerjasama mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Ibu
Yudixtira, Bapak Sudradjat, dan kakak-kakak yang bekerja di
bagian BKHI, yang selalu membantu peneliti dari awal studi hingga
tahap penyelesaian skripsi.
10. Segenap pihak SD Kanisisus Babadan (kepada sekolah dan
bapak/ibu guru) yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam
melakukan penelitian disekolah tersebut.
11. Ikatan YUPP (Yayasan Umat Peduli Pendidikan) Keuskupan
ASMAT, PPKA dan Yang Mulia Bapak Uskup Keuskupan Asmat
Mgr. Aloysius Murwito OFM, yang telah membantu memberikan
beasiswa dan membiayai peneliti semasa studi serta memberikan
doa, dukungan, uang saku dan motivasi selama masa studi hingga
penyusunan skripsi.
12. Penanggung jawab Kerja sama YUPP di Yogyakarta, Bapak Jhon
dan sekeluarga yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan dan
motivasi kepada peneliti.
13. Kedua orang tua tercinta peneliti, Bapak Robertus Seran Bria dan
Ibu Vionelda Alan Kiik, yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan serta motivasi kepada peneliti dalam proses studi hingga
tahap penyusunan skripsi baik secara langsung maupun tidak secara
langsung.
14. Kakak-kakak tercinta, Hendrik Seran, Diana Seran dan Lilis Seran
yang selalu memberikan motivasi, doa dan uang jajan kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Adik-adik tercinta, Ago Seran dan Dede Seran yang selalu
memberikan semangat kepada peneliti.
16. Teman-teman terdekat, Ajumah, Martha, Lena, Lyan, Vika, Della,
Lia, Binat, Itin, Tuti dan Dina yang selalu memberikan doa,
dukungan dalam suka maupun duka semasa kuliah, berbagi tawa-
tangis semasa kuliah dan motivasi kepada peneliti. Semoga kita
semua menjadi orang-orang yang berguna bagi daerah tempat kita
tinggal.
17. Anime tercinta, Uzumaki Naruto, Tanjiro dan Gon yang
memberikan pesan moral dan mengatasi kebosanan peneliti dalam
menyelesaikan studi.
18. Teman-teman sepayungan skripsi yang selalu membantu peneliti
saat mengalami kebingungan (dalam bentuk penjelasan) dan
memberikan semangat kepada peneliti.
19. Segenap pihak yang tidak bisa disebut satu per satu, peneliti
mengucapkan banyak terima kasih untuk segala bantuan, dukungan
dan doa selama ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
skripsi. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua.

Yogyakarta, 1 April 2022

Peneliti

Valentina Seran

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ........................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA


ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xviii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

E. Definisi Operasional .............................................................................. 8

F. Spesifikasi Produk ................................................................................. 8

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12

A. Kajian Pustaka..................................................................................... 12

1. Kurikulum Sekolah Dasar 2013 (K13) ............................................. 12

2. 2Perangkat Pembelajaran .................................................................. 14

3. Pendidikan Karakter .......................................................................... 21

4. Kemampuan Berpikir Kritis .............................................................. 24

5. Pembelajaran IPA.............................................................................. 26

6. Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia ......................................... 28

7. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..................... 32

8. Peserta Didik Sekolah Dasar (SD) .................................................... 37

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 39

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 42

D. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 45

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 45

B. Setting Penelitian ................................................................................. 46

C. Prosedur Pengembangan .................................................................... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49

E. Validasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran .......................... 50

F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 50

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 62

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 62

1. Tahap Analisis (Analyze) .................................................................. 62

2. Tahap Perencanaan (Design)............................................................. 65

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Tahap Pengembangan (Development)............................................... 69

4. Tahap Implementasi (Implementation) ............................................. 90

5. Tahap Evaluasi (Evaluate) ................................................................ 91

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 93

1. Prosedur Pengembangan Produk Perangkat Pembelajaran ............... 93

2. Hasil Pengembangan Kualitas Perangkat Pembelajaran ................... 97

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 100

A. Kesimpulan ........................................................................................ 100

B. Keterbatasan Pengembangan ........................................................... 101

C. Saran ................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 102

LAMPIRAN ....................................................................................................... 109

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 232

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1 Hidung Manusia ................................................................................ 28


Gambar 2 2 Tenggorokan Manusia ....................................................................... 29
Gambar 2 3 Paru-paru Manusia ............................................................................ 30
Gambar 2 4 Mekanisme Pernapasan Manusia ...................................................... 30

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 2 1 Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator ............. 31


Bagan 2 2 Literatur Map Penelitian yang Relevan ............................................... 41
Bagan 3 1 Prosedur Pengembangan Model ADDIE ............................................. 46
Bagan 3 2 Prosedur Pengembangan Model ADDIE ............................................. 47

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Sintaks Problem Based Learning (PBL) ............................................... 35


Tabel 3 1 Kisi-kisi Wawancara ............................................................................. 50
Tabel 3 2 Lembar Instrumen Validasi ................................................................... 55
Tabel 3 3 Klasifikasi Skala Empat ........................................................................ 59
Tabel 3 4 Klasifikasi Penilaian Skala Empat ........................................................ 60
Tabel 4 1 Hasil Validasi Komponen RPP ............................................................. 69
Tabel 4 2 Hasil Validasi Komponen Bahan Ajar .................................................. 70
Tabel 4 3 Hasil Validasi Komponen Media Pembelajaran ................................... 71
Tabel 4 4 Hasil Validasi Komponen LKPD .......................................................... 72
Tabel 4 5 Hasil Validasi Komponen Penilaian ..................................................... 73
Tabel 4 6 Revisi Bahan Ajar ................................................................................. 76
Tabel 4 7 Revisi KD .............................................................................................. 77
Tabel 4 8 Revisi RPP ............................................................................................ 79
Tabel 4 9 Revisi Tampilan LKPD ......................................................................... 80
Tabel 4 10 Revisi Soal .......................................................................................... 84
Tabel 4 11 Revisi Soal Evaluasi............................................................................ 86
Tabel 4 12 Revisi Template PPT........................................................................... 87
Tabel 4 13 Revisi Rubrik Penilaian ...................................................................... 88
Tabel 4 14 Revisi Gambar pada PPT .................................................................... 89
Tabel 4 15 Revisi Gambar Organ Pernapasan pada Manusia ............................... 90

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian......................................................................... 110


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Wawancara ................................................ 111
Lampiran 3 Surat Validasi Ahli 1 ....................................................................... 112
Lampiran 4 Surat Validasi Ahli 2 ....................................................................... 113
Lampiran 5 Surat Validasi Guru Kelas V SD ..................................................... 114
Lampiran 6 Surat Validasi Praktisi IPA .............................................................. 115
Lampiran 7 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Ahli Materi 1 .......................... 116
Lampiran 8 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Ahli Materi 2 .......................... 144
Lampiran 9 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Guru Kelas V SD .................... 172
Lampiran 10 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Praktisi IPA........................... 200
Lampiran 11 Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara ................................ 228
Lampiran 12 Hasil Cek Plagiatrisme .................................................................. 231

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu faktor terpenting dalam peningkatan kualitas hidup anak
bangsa adalah Pendidikan. Pendidikan anak dapat berlangsung dimana saja,
selama kebutuhan anak terpenuhi. Menurut Pernyataan Kebijakan Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, “Pendidikan adalah prakarsa
mendasar dan terobosan untuk mendukung siswa dalam mengejar
pembelajaran dan proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan
potensi penuh dalam dirinya”, ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat
penting.
Menurut Triyanto (2014:23-24) Pendidikan adalah usaha untuk
menarik potensi yang berada dalam diri setiap invidu sebagai usaha
memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berbentuk formal, non
formal dan informal. Setiap proses atau kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
dialami langsung oleh peserta didik, memilik tujuan agar peserta didik
mengalami langsung sebuah kegiatan atau memberikan pengalaman langsung.
Pengalaman itu akan selalu mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik, baik
dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Hal ini tentunya
berhubungan dengan peserta didik yang mengalami sendiri pendidikan agar
nantinya dapat membantu dalam mendapatkan pengetahuan, membentuk
sikap, kritis dalam berpikir, berahklak, dan dapat bertanggung jawab.
Menurut Horne (dalam Listyarti, 2012:2), pendidikan adalah salah satu
dari sekian banyak kegiatan yang terjadi secara langsung sebagai akibat dari
pertumbuhan fisik, mental, emosional, dan spiritual yang terus menerus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang dapat merangsang kesejahteraan


intelektual, emosional, dan spiritual seseorang. Proses yang terjadi secara
terus-menerus dalam kehidupan peserta didik di sekolah, diharapkan dapat
memberikan perkembangan yang baik secara fisik maupun mental terhadap
peserta didik. Hal ini, tentunya dapat mempengaruhi sikap dan pikiran peserta
didik. Peserta didik diharapkan menjadi pemikir yang lebih kritis dan memiliki
pemahaman yang lebih besar tentang dunia di sekitar mereka, baik di sekolah,
rumah, maupun di masyarakat luas.
Indonesia memiliki sistem pendidikan yang selalu berubah mengikuti
perubahan sistem pendidikan. Perubahan ini telah dilakukan dengan harapan
dapat membantu seseorang dalam memahami bagaimana pengetahuan dan
teknologi dunia selalu berubah dan berkembang. Transisi dari KTSP atau
kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 diharapkan dapat melahirkan generasi
pertumbuhan baru bagi sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum 2013
dikembangkan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan, yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman siswa, berpikir kritis, komunikasi jenaka, dan berbagai
keterampilan, termasuk kemampuan multitasking dan memelihara sikap
positif. Manfaat lainnya adalah membantu siswa menjadi lebih percaya diri.
Hal ini tentunya berkaitan juga dengan pendidikan karakter yang harus
ditanamkan dalam diri peserta didik. Di Indonesia sendiri, karakter peserta
didik secara umum masih jauh dari 18 nilai karakter yang terdapat dalam
pendidikan karakter. Koentjaraningrat dan Lubis (dalam Listyarti, 2012:4)
mengatakan, karakter peserta didik bangsa Indonesia cenderung meremehkan
mutu pendidikan, suka memeras yang lemas, tidak percaya diri, tidak disiplin,
mengabaikan tanggung jawab, lemah dalam berpikir kritis , tidak mau kreatif,
bertengkar dan mencontek. Tidak begitu jauh dengan pendapat Surakhmad dan
Toer (dalam Listyarti, 2012: 4) mengatakan, karakter asli bangsa Indonesia
adalah penakut, feodal, penindas, koruptif dan tidak logis. Karakter-karakter
lemah inilah yang membuat peserta didik di Indonesia mengalami
ketertinggalan dalam pengetahuan, pola berpikir kritis, keterampilan serta

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bersikap sehingga diperlukannya pendidikan karakter dalam proses


pembelajaran.
Dalam kamus bahasa indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat
mengenai jiwa, perilaku atau budi pekerti yang tidak sama dengan satu individu
maupun individu yang lain. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia, terus memperhatikan dan melakukan pembinaan terhadap
penguatan pendidikan karakter, dengan menerapkan penguatan pendidikan
karakter (PPK) yang dibuat sejak tahun 2016 di setiap sekolah. Pada
pendidikan sekolah dasar (SD), lebih ditekankan untuk memperdalam dan
memperkuat pendidikan karakter oleh guru-gurunya. Tindakan ini dilakukan
sejak masa perkembangan anak pada sekolah dasar agar memiliki landasan
yang kuat dalam membentuk karakternya. Kementerian pendidikan dan
kebudayaan, memperkuat pendidikan karakter dengan membentuk
transformasi (perubahan sifat), transmisi (menginformasikan pesan dari satu
orang ke orang lain) dan peningkatan potensi peserta didik dengan cara
mengolah pikiran (literasi), olah hati (etika dan spiritual), olah rasa (estetika)
dan olahraga (kinestetik).
Secara umum, pendidikan karakter harus dimulai dari sejak dini hingga
seseorang lulus. Pada sekolah dasar, pendidikan karakter diajarkan secara
terpisah atau terintegrasi ke dalam setiap unit pengajaran untuk membantu
siswa mengembangkan penilaian, pemahaman, dan keterampilan yang baik
yang terlepas dari nilai-nilai tujuan penguatan Pendidikan karakter. Guru
adalah satu-satunya orang di sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter
bagi siswa. Guru memiliki banyak tanggung jawab dalam membantu siswa
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang berkualitas
tinggi akibatnya, guru juga harus membantu siswa dalam mengartikulasikan
gaya belajar mereka yang unik. Oleh karena itu, guru harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang semua konsep dan masalah yang muncul
di bidang pendidikan, serta solusi untuk masalah tersebut. Secara khusus, di
dalam kelas, guru harus mengembangkan rencana pembelajaran yang
memasukkan unsur-unsur khusus penguatan pendidikan karakter, seperti

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menetapkan tujuan sebelum dan sesudah penilaian, menetapkan aturan dan


peraturan, dan memastikan bahwa siswa mematuhi kode etik sekolah dan
kebijakan lainnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dimulai sejak
tingkat sekolah dasar, dengan tujuan untuk mengimplementasikan beberapa
poin di atas. Segala upaya dilakukan untuk memenuhi harapan guru atau
sekolah tentang kemajuan siswa untuk memastikan bahwa RPP telah memiliki
keterkaitan dengan kurikulum 2013 dan abad 2021.
RPP atau rancangan pelaksanan pembelajaran perunit adalah pedoman
yang digunakan oleh guru di seluruh kelasnya dalam pembelajaran di kelas
(Muslich, 2008:45), dengan menggunakan RPP seorang guru dapat
menjelaskan topik tertentu di kelas dengan lebih baik. RPP biasanya terdiri dari
komponen-komponen seperti identitas sekolah, tujuan pendidikan, KD dan KI,
indikator, materi pendidikan, metode dan model pendidikan, deskripsi kegiatan
pembelajaran, media, alat, dan sumber belajar. Tujuan Pendidik adalah
membuat atau memodifikasi RPP sehingga mampu mengembangkan seluruh
aspek RPP yang dapat menjadikan peserta didik memiliki kemampuan kritis,
inovatif, dan kreatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Kanisius
Babadan yang berada di jalan raya Babadan, Wedomartani, Ngemplak,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, masalah yang dihadapi guru adalah
keterbatasan memahami materi system pernapasan manusia yang
mengakibatkan siswa cenderung kurang bisa mengembangkan karakter
berpikir kritisnya. Guru menjelaskan “peserta didik cenderung sering
melupakan materi yang telah disampaikan khususnya materi sistem pernapasan
pada manusia, sehingga ketika di pertemuan berikutnya saat guru bertanya
peserta didik cenderung diam dan tidak menjawab, sehingga guru harus
mengulang materi dan hal tersebut memakan waktu kegiatan pembelajaran”.
Selain itu, karena kondisi covid-19 saat ini membuat guru terbatas dalam
mengajar siswa dan kegiatan belajar siswa yang berlangsung dari rumah tidak
dapat dipantau oleh guru secara langsung. Hal ini membuat guru memerlukan
RPP yang inovatif, kreatif dan mampu mengasah kemampuan berpikir kritis.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini karena, sekolah ini


merupakan tempat peneliti magang. Penelitian ini dilakukan secara berbasis
kelas, sehingga peneliti harus memilih salah 1 kelas untuk dijadikan tempat
penelitian. Peneliti mengambil peserta didik kelas V di SD Kanisius Babadan
sebagai sampel yang akan diteliti. Muatan pelajaran yang akan diamati oleh
peneliti mengenai penguatan pendidikan karakter adalah pelajaran IPA.
Alasannya karena, muatan pelajaran IPA pada pembelajarannya memerlukan
banyak perhatian, kefokusan, daya berpikir kritis, memahami materi,
kerjasama dan saling membantu.
Pembelajaran IPA, menurut Triyanto (2015:136 – 137) adalah
kumpulan teori yang sifatnya sistematis dan dikembangkan serta
disempurnakan melalui penggunaan metode empiris dan bukti empiris. Atau,
menurut Susanto (2013:167), pembelajaran IPA adalah usaha manusia yang
mempelajari lingkungan hidup melalui pengamatan dan analisis sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.dan itu menghasilkan hasil yang positif atau negatif.
Berdasarkan teori pertama dan kedua, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
ilmu yang mengajarkan siswa tentang alam serta teori dan hipotesis yang dapat
diuji dengan observasi dan eksperimen. Selama presentasi, guru harus
memberikan contoh konkrit dari teori-teori yang telah disajikan agar siswa
memahami teori, berpikir kritis, dan mampu mengartikulasikan teori mereka
sendiri. Model pembelajaran, media, dan metode pengajaran dalam RPP harus
divariasikan dan diuji secara ketat agar siswa tidak bosan atau tidak tertarik
pada jalannya pelaksanaan program. Sebagai penutup dari pembelajaran ini,
peserta akan mempelajari kompetensi berikut: 3.2 yang menjelaskan tentang
organ pernapasan dan fungsinya pada manusia dan hewan, 3.2 yang
menjelaskan cara menilai kesehatan organ pernapasan, 4.2 yang mengajarkan
cara membuat model organ pernapasan yang lebih kompleks dan 4.2 yang
mengajarkan cara membuat model organ pernapasan yang lebih kompleks. Di
sisi lain, Penelitihanya berfokus pada sistem materi pernapasan manusia, fungsi
organ pernapasan manusia, dan mekanisme pernapasan manusia, sehingga
menghasilkan perangkat pembelajaran yang tidak mencakup pembahasan

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sistem pernapasan manusia pada hewan. Hasilnya, peneliti tersebut sejalan


dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan bantuan guru tersebut.
Berdasarkan bukti yang ada dan hasil wawancara, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa guru membutuhkan RPP yang inovatif dan kreatif,
mampu membantu siswa dalam berpikir kritis, mudah diakses, dan memiliki
fokus yang kuat pada penguatan pendidikan karakter. Model pembelajaran
berbasis masalah (PBL) telah dikembangkan oleh peneliti, dan diharapkan
dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
memecahkan masalah secara terorganisir dan kreatif, dan memasukkan
pendidikan karakter ke dalam kegiatan pembelajaran mereka. Akibatnya, siswa
didik dapat menjadi peserta aktif dalam setiap program dan kegiatan sekolah.
Menurut Gunantara (2014:2), pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah
semacam strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan
masalah dunia nyata dengan menerapkan pengetahuan mereka. Pembelajaran
peer-to-peer semacam ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, baik mereka bekerja sebagai individu atau sebagai
kelompok. Akibatnya, siswa didik mungkin memiliki keinginan yang kuat
untuk belajar dan keinginan yang kuat untuk berlatih di tingkat yang tinggi.
Berdasarkan analisis tersebut, peneliti megambil judul penelitian
pengembangan (R&D) “Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA pada
Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia Tema II Subtema I Berbasis
Masalah untuk Menguatkan Karakter Berpikir Kritis pada Kelas V Sekolah
Dasar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan
di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah pengembangan produk berupa perangkat pembelajaran
(RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD dan Penilaian) berbasis
karakter berpikir kritis dalam muatan pelajaran IPA pada materi pokok
sistem pernapasan manusia tema II subtema I kelas V?

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagaimana kualitas produk berupa perangkat pembelajaran (RPP, Bahan


Ajar, Media Pembelajaran, LKPD dan Penilaian) berbasis karakter berpikir
kritis dalam muatan pelajaran IPA pada materi pokok sistem pernapasan
manusia tema II subtema I kelas V?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan produk berupa perangkat pelajaran pembelajaran
(RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD dan Penilaian) berbasis
karakter berpikir kritis dalam muatan pelajaran IPA pada materi pokok
sistem pernapasan manusia tema II subtema I kelas V.
2. Untuk mengetahui kualitas dari produk perangkat pelajaran pembelajaran
(RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD dan Penilaian) berbasis
karakter berpikir kritis dalam muatan pelajaran IPA pada materi pokok
sistem pernapasan manusia tema II subtema I kelas V.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yakni:
1. Peneliti
Peneliti dapat mengetahu proses membuat produk rencana perangkat
pembelajaran dengan menggunakan pengembangan Research and
Development (R&D), yang akan digunakan oleh peneliti maupun guru.
2. Guru
Guru dapat menjadikan produk ini sebagai pedoman dalam mengajar dan
dapat dikembangkan oleh guru sebagai alternatif pembelajaran untuk
mengasah atau menguatkan kemampuan memahami materi dan berpikir
kritis pada siswa.

3. Siswa
Siswa memahami materi dengan mudah, mampu berpikir secara kritis,
mampu belajar mandiri dan menambah pengetahuan dengan ikut aktif
secara langsung dalam penerapan RPP.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Sekolah
Sekolah dapat menggunakan produk yang dikembangkan sebagai pedoman
dalam mengajar.
E. Definisi Operasional
Bagian ini bertujuan untuk mencegah adanya kesalahan makna dari
sebuah kata, yakni
1. Perangkat pembelajaran adalah pedoman guru dalam mengajar yang
sistematis berupa program semester, silabus dan kriteria tertentu dari sebuah
sekolah.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan segala sesuatu mengenai hal-hal
yang bersifat konseptual (nyata) dan dapat diamati serta bereksperimen
untuk menemukan
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan pedoman kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan secara sistematis dalam sebuah kelas agar mecapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
4. Pendidikan Karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter yang meliputi pengetahuan, kesadaran dan tindakan kepada sesama
baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat melalui metode pembiasaan,
keteladanan dan pengajaran.
5. Berpikir kritis merupakan pola berpikir seseorang dalam mengidentifikasi
suatu masalah atau konsep hingga mendapatkan fakta yang dapat
diperdebatkan dan ditarik kesimpulannya.
6. Model problem based learning merupakan proses pembelajaran yang
tersusun yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengelola data dan
menyimpulkan hasil dari data yang diperoleh.
F. Spesifikasi Produk
Pada pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh
peneliti, tidak terdapat silabus dan prota karena pihak sekolah menggunakan
paduan yang telah dibuatkan oleh Kemendikbud. Spesifikasi perangkat
pembelajaran yang dikembangkan meliputi:

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


a. Identitas muatan pelajaran yang terdiri dari satuan pendidikan atau
sekolah, kelas, semester, muatan pelajaran, tema, subtema, kegiatan
pembelajaran ke berapa, alokasi waktu dan hari/tanggal.
b. Indikator dibuat dengan memperhatikan KD siswa yang terdaftar saat
ini dan keterampilan operasional siswa yang berada di level HOTS atau
C4-C6, tergantung mana yang lebih tinggi. Konstruksi indikator
memenuhi standar ketajaman, presisi, ketelitian, dan kejelasan.
c. Tujuan pembelajaran harus dibagi menjadi empat kategori: penonton,
perilaku, kondisi, dan derajat. Setiap kategori harus mencantumkan
deskripsi kegiatan yang akan dilakukan..
d. Model dan metode pendidikan dikembangkan sesuai dengan tujuan
pendidikan, model kesucian, dan materi pendidikan. Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Langkah-Langkah dilaksanakan
dengan memberikan konteks, mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok, membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah, kemudian
melakukan analisis dan evaluasi terhadap pekerjaannya.
e. Ada tiga bagian dalam proses pembelajaran: awal, tengah, dan akhir.
Sangat penting untuk membangun fondasi pendidikan di sekitar empat
C pembelajaran abad ke-21: komunikasi, kolaborasi, pemikiran kritis,
dan kreativitas. Hal ini dilakukan dengan menerapkan berbagai strategi
model pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran juga menekankan perlunya mengalokasikan
waktu untuk setiap beberapa bagian dalam kegiatan pembelajaran
(awal, inti, dan akhir).
f. Membuat aspek bentuk, teknik, dan penilaian yang sesuai untuk KD
(indikator dan tujuan pembelajaran), serta KD yang sesuai dalam hal
ini. Asumsi dibuat berdasarkan standar keselamatan, pengetahuan, dan
moralitas.
g. Sumber belajar yang digunakan berupa buku siswa, buku guru, internet
dan youtube yang mudah diakses oleh peserta didik dan bersifat fakta.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

h. Bahasa yang digunakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP) sesuai dengan PUEBI.
2. Bahan Ajar
Materi yang digunakan di RPP adalah materi sistem pernapasan
pada manusia yang menyesuaikan dengan KD, indikator dan tujuan
pembelajaran. Materi dibuat secara tersusun dan menyesuaikan alokasi
waktu kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dilengkapi dengan gambar dan
video. Kemudian, bahan ajar tidak mengandung salah konsep, agar peserta
didik tidak salah atau mengalami kebingungan dalam memahami materi
pembelajaran serta bahas kalimat yang digunakan harus baku, sederhana
dan mudah dipahami.
3. Media Pembelajaran
a. Isi
Isi pada media adalah tujuan pembelajaran, indikator, dan materi yang
diharapkan dapat memperdalam pengetahuan peserta didik dan dapat
mengasah kemampuan berpikir kritis.
b. Tampilan
Tampilan pada media pembelajaran dibuat dengan semenarik mungkin
serta menyesuaikan dengan usia siswa dan materi.
c. Bahasa
Bahasa pada media pembelajaran harus baku, kalimat yang digunakan
mudah dipahami dan sederhana dan tidak melenceng atau memuat arti
yang salah
d. Penggunaan dan Penyajian
Terdapat instruksi lengkap, serta akses ke berbagai jenis media (HP,
laptop, PC, dan lainnya) yang dapat diakses oleh siswa, baik di sekolah
maupun di rumah. Media pembelajaran berbasis TIK telah
dikembangkan secara sistematis dan jelas, serta terhubung dengan
berbagai sumber belajar. Ada media yang nyata dan fiktif, dan yang
memiliki kemampuan untuk digunakan oleh orang-orang dari segala

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

usia, selama mereka memenuhi persyaratan khalayak yang dituju


(dilihat, diraba, diamati dengan berbagai indera).
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD dibuat dengan sampul yang menarik, bergambar dan
berwarna serta dilengkapi dengan kolom identitas. Setiap kegiatan peserta
didik dilengkapi dengan petunjuk yang mudah dipahami, kalimatnya
sederhana dan jelas. Kegiatan di dalam LKPD berisikan materi yang mampu
menguatkan daya berpikir kritis (HOTS) serta kegiatan yang dapat
mengasah kreatifitas, pemahaman dan kemandirian peserta didik. LKPD
yang disusun memuat keterampilan abad 21. Setiap kegiatan dalam LKPD
didesain dengan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk
menguatkan karakter berpikir kritis.
5. Penilaian
Hal ini didasarkan pada indikator dan strategi pengajaran.
Tercantum dalam buku petunjuk dengan pedoman penkoran dan rubrik
sikap, penguasaan pengetahuan, dan penguasaan keterampilan. Ada juga
contoh dan petunjuk tentang cara menjawab pertanyaan dalam ujian, yang
diharapkan dapat diberikan oleh penguji.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum Sekolah Dasar 2013 (K13)
a. Pengertian Kurikulum Sekolah Dasar 2013 (K13)
Kurikulum 2013 akan terus mengalami perubahan di sekolah
dasar (SD) secara keseluruhan selama beberapa tahun setelah kurikulum
tersebut digunakan. Di Indonesia, kurikulum 2013 baru digunakan di
beberapa sekolah dasar pada tahun 2013 untuk pertama kalinya (SD).
Fadillah (2014:16) mengatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan
kurikulum baru yang dibuat untuk membantu siswa meningkatkan soft
skill dan hard skill (perilaku, pengetahuan, dan pemahaman) saat
belajar. Oleh karena itu, Harosid (2019:2) mengatakan bahwa
kurikulum 2013 adalah seperangkat hal yang membentuk tujuan, isi, dan
metode serta materi pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
ketika siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya.
Pada saat itu, kurikulum 2013 memastikan bahwa siswa belajar
tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka sehingga mereka
dapat saling membantu untuk tumbuh dan memiliki lebih banyak
pengetahuan. Dalam kurikulum 2013, siswa diberi kebebasan untuk
berbicara dalam setiap kegiatan pembelajaran, dengan cara ini, siswa
dapat memiliki pengalaman berbicara secara bebas dan aktif dalam
belajar. Fadillah (2014: 25) melihat alasan kurikulum 2013 secara
spesifik (1). Meningkatkan nilai pendidikan dengan memastikan siswa
memiliki soft skill dan hard skill (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
ketika menghadapi tantangan global, (2). Sebagai cara untuk
memajukan negara dan masyarakat Indonesia, kita perlu mendapatkan
dan memanfaatkan orang-orang yang produktif, kreatif, dan inovatif,
(3). Memudahkan orang untuk belajar dengan memberikan materi dan
bantuan administrasi pembelajaran, (4). Untuk memastikan dan
menetapkan aturan bagaimana orang menggunakan kurikulum pada

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tingkat pembelajaran yang berbeda, kita perlu memastikan dan


menetapkan aturan bagaimana orang menggunakan kurikulum pada
tingkat pembelajaran yang berbeda, (5). Persaingan yang aman harus
tersebar di antara tempat-tempat di mana orang belajar tentang hal-hal
yang mereka butuhkan untuk belajar.
Berdasarkan pengertian kurikulum di atas, peneliti menarik
kesimpulan bahwa kurikulum 2013 merupakan perangkat yang
menghubungkan kemampuan belajar soft skill dan hard skill sehingga
dapat digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan proses pembelajaran.
b. Karakteristik Kurikulum 2013
Kemendikbud (2013:3) mengemukakan karakteristik kurikulum 2013
meliputi:
1) Mengembangkan keseimbangan antara spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, dan bekerja sama dengan kemampuan
intelektual dan kejiwaan.
2) Mengembangkan komunikasi, pengetahuan, dan keterampilan siswa
di lingkungan sekolah dan masyarakat.
3) Mengembangkan pembelajaran abad-21.
4) Mengembangkan dan menerapkan berbagai jenis karakter, sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5) Kompetensi dikatakan berupa KI yang digunakan dalam KD untuk
pembelajaran.
6) Menggunakan pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran.
7) Penilaian dilakukan secara autentik atau fleksibel.
Berdasarkan perumusan karakteristik kurikulum 2013 oleh
Kemendikbud, dapat disimpulkan bahwa karakteristik kurikulum 2013
lebih merujuk kepada pengembangan sikap, karakter, pengetahuan dan
keterampilan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diharapkan mampu
menjadi manusia yang dapat mengembangkan SDM yang baik dan
dapat bersaing.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Perangkat Pembelajaran
a. Pengertian Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan alat yang sangat penting
untuk digunakan seorang guru ketika hendak memulai kegiatan
pembelajaran di sekolah. Zuhdan, dkk (dalam Masitah, 2018: 41)
mengatakan bahwa perangkat pembelajaran adalah suatu alat atau
perlengkapan yang dapat membantu guru dan siswa saling belajar dan
mengajar. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyebutkan bahwa
perangkat pembelajaran merupakan bagian dari komponen
pembelajaran. Silabus dan RPP yang sesuai standar merupakan
komponen pembelajaran yang dibicarakan. Ada juga bahan ajar yang
dapat membantu seorang guru mengajarsiswa apa yang perlu mereka
ketahui. Ada juga alat untuk pembelajaran dan sistem untuk meninjau
langkah-langkah pembelajaran. Selain itu, menurut Majid (dalam
Masitah, 2018:41), alat pembelajaran harus memiliki tugas-tugas yang
relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan, KD yang harus diberikan
kepada siswa, serta teori dan praktik bagi siswa.
Menurut definisi perangkat pembelajaran di atas, penulis
menarik kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran adalah pedoman
mengajar bagi guru agar kegiatan pembelajaran sistematis dan materi
dapat dipahami oleh siswa.
Siswa tidak hanya harus belajar tentang sesuatu, mereka juga
harus belajar bagaimana melakukan hal-hal yang penting dalam
pembelajaran abad ke-21. Wijaya (dalam Mardhiyah & Hanifa
2021:33), belajar di abad 21 bukan hanya sekedar belajar, tetapi lebih
merupakan proses peningkatan kemampuan kognitif seseorang agar
belajar dapat tumbuh lebih cepat. Pembelajaran adalah beberapa topik
lagi yang berkaitan dengan kreativitas, berpikir kritis, bekerja sama,
memecahkan masalah, keterampilan komunikasi, dan menjadi pribadi,
serta memiliki kepribadian. Pembelajaran di abad 21 lebih difokuskan
pada orang-orang yang berusia 20-an. "Keterampilan 4C" adalah istilah

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang digunakan oleh Framework Partnership for 21st Century Skills,


yang mengacu pada kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah:
(1) komunikasi, (2) Kerjasama, (3) berpikir kritis dan pemecahan
masalah, (4) berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pendidik atau
seorang guru hendaknya melihat perangkat pembelajaran yang telah
dibuat agar dapat membuat poin-poin yang dapat membantu siswa
tumbuh dan mampu berbicara di abad 21.
b. Komponen-Komponen Perangkat Pembelajaran
Komponen–komponen perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dalam produk penelitian, meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Guru membutuhkan RPP sebagai buku teks atau sebagai
sarana ketika mengajar. RPP adalah satuan pembelajaran atau
pedoman pembelajaran yang akan digunakan oleh guru ketika
proses belajar-mengajar sedang berlangsung (Bararah, 2017:132).
Permendikbud No.22 berbicara tentang proses belajar mengajar,
dikatakan bahwa RPP adalah suatu rencana cara belajar dan
mengajar yang dekat dengan kulit untuk satu pelajaran atau lebih,
dan RPP yang dibangun harus mampu mengajak masyarakat untuk
melakukannya. Menurut Majid (2014:226), rencana pembelajaran
adalah daftar hal-hal yang perlu diingat dan hal-hal yang akan
membantu siswa mencapai KD yang telah ditetapkan dalam standar
isi dan telah diumumkan dalam silabus.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP
merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang berjangka pendek
maupun panjang mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa.
2) Bahan Ajar
Menurut Rahmat (dalam Magdalena, dkk, 2020:312) bahan
ajar atau materi merupakan isi dari kurikulum yang berupa muatan
pelajaran atau bidang studi dengan tema/subtema yang diuraikan

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara rinci. Pannen (dalam Prastowo ,2012:17) mengemukakan


bahwa bahan ajar merupakan materi muatan pelajaran yang disusun
secara sistematis agar dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran bersama peserta didik. Lestari (2013:2) menyatakan
bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi muatan pelajaran
yang mengacu kepada kurikulum yang digunakan untuk memenuhi
standar kompetensi dasar yang telah ditentukan. Umumnya, bahan
ajar memuat materi atau isi pembelajaran yang memiliki tujuan agar
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh pendidik
sehingga, dalam menyusun bahan ajar, pendidik perlu
memperhatikan ide, fakta, konsep materi, kaidah pembuatan bahan
ajar, dan teori yang berkaitan dengan suatu muatan pelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar adalah bagian dari sistem materi yang harus bersifat fakta
serta dibuat untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh KD yang
telah ditetapkan.
Menurut Prastowo (dalam Magdalena, dkk, 2020:315)
menyatakan bahwa bahan ajar terbagi dalam beberapa bentuk,
yakni:
a. Cetak (printed) adalah jenis alat peraga yang berbentuk kertas,
seperti handout, buku, atau modul. Jenis lain dari alat peraga
cetak termasuk brosur, gambar dan market.
b. Audio adalah jenis audio yang diberikan dalam bentuk suara
atau radio, seperti kaset, radio, piringan hitam, dan audio
compact disk.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) adalah jenis materi
yang diberikan dalam bentuk suara dan gambar yang bergerak
bersama, seperti video, CD, dan film.
d. Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang digabungkan
dengan dua media atau lebih, seperti audio, teks, grafik, gambar,

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

animasi, dan video, yang dapat digunakan oleh orang yang


menggunakannya, seperti compact disk interaktif.
3) Media Pembelajaran
Media Pembelajaran (dalam Zaki & Yusri, 2020: 813)
menjelaskan bahwa segala bentuk media, baik fisik maupun digital,
dapat membantu guru menyampaikan materi kepada siswa, sehingga
memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah mereka tetapkan. untuk mereka sendiri. Nunu (dalam Zaki &
Yusri, 2020: 813) mendefinisikan media pembelajaran merupakan
perantara atau pengantar yang berasal dari bahasa latin “medium”.
Media pembelajaran dimaksud sebagai penyalur materi atau
informasi belajar dari sumbernya kepada peserta didik agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
National Education Association (dalam Umar, 2014: 134)
mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun non cetak (pandang-
dengar) yang termasuk teknologi. Sependapat dengan National
Education Association, Briggs (dalam Umar, 2014: 134)
mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana yang
berbentuk fisik atau non- fisik untuk menyampaikan materi dari
sebuah muatan pelajaran, seperti dalam bentuk: buku, modul, film,
video dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran merupakan sarana yang mempermudah
penyampaian materi kepada peserta didik dalam bentuk fisik
maupun non-fisik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.
Media Pembelajaran merupakan sarana yang membantu
siswa mendapatkan materi yang mereka butuhkan untuk belajar,
baik berupa media fisik maupun non fisik. Dengan cara ini, mereka
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan siswa selama

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proses pembelajaran. PPT adalah salah satu cara terbaik untuk


memudahkan seorang guru menyampaikan informasi kepada siswa
(powerpoint). Menurut Azhar (dalam Purwanti, dkk, 2020:159),
salah satu cara yang paling efektif, profesional, dan sederhana untuk
menyampaikan informasi dalam sebuah presentasi adalah melalui
penggunaan powerpoint. Akibatnya, menggunakan media untuk
mengajar dalam bentuk presentasi PowerPoint memungkinkan guru
menggunakannya untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Daryanto (dalam Agustina, 2020: 19) menjelaskan bahwa Power
Point adalah program perangkat lunak yang dikembangkan oleh
Microsoft untuk memungkinkan pengguna menampilkan informasi
dalam berbagai cara, sehingga dapat menjadi bentuk media
komunikasi. Maryantun (dalam Purwanti, dkk, 2020: 164)
mengatakan media power point tergolong salah satu media
pembelajaran yang relevan untuk dikembangkan baik dalam
keadaan normal maupun saat pandemi covid-19. Rusman, dkk
(dalam Wulandari, 2016: 31) mengatakan bahwa pada dasarnya
pemanfaatan media pembelajaran dalam bentuk power point
digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. selain
itu, pemanfaatan media power point terbagi menjadi 3, yakni:
a. Personal Presentation digunakan untuk melakukan presentasi
dalam pembelajaran klasik (seminar, kuliah, dll).
b. Stand Alone dirancang secara khusus untuk pembelajaran
individual secara interaktif.
c. Web Based dapat mengubah power point menjadi web (html)
sehingga programnya dapat terhubung dengan browser pada
internet.
Menurut Daryanto dan Indriyanti (dalam Agustina, 2020:26)
menjelaskan bahwa PPT memiliki beberapa kelebihan, yakni:
a. Penyajian yang menarik karena terdapat warna, huruf dan
animasi

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Teks dan gambar dapat dibuat jadi animasi


c. Lebih merangsang peserta didik
d. Tenaga pendidik tidak banyak keluar untuk menjelaskan bahan
ajar
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan
f. Dapat disimpan dalam bentuk softfile dan hardfile
Media pembelajaran dalam bentuk presentasi PowerPoint
dapat membantu pengajar dalam menyampaikan informasi kepada
siswa dengan cara yang menarik dan menarik, dengan
menggunakan sedikit sumber daya dalam hal waktu dan ruang.
4) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Menurut Rahayu (Eka dan Maria, 2020: 903-904) LKPD
merupakan salah satu sumber pembelajaran dalam bentuk lembaran
kertas yang memuat tugas-tugas, penggunaan tugas, dan evaluasi
pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa. LKPD yang dibuat
oleh seorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran dengan mempermudah mereka dalam berkomunikasi
dengan materi secara komunikatif. Dalam penuturan Prastowo
(dalam Eka & Maria, 2020: 904), LKPD merupakan salah satu
bahan yang digunakan dalam bentuk cetak, yang meliputi bahan,
petunjuk, dan tugas di bidang pendidikan yang harus diselesaikan
oleh peserta didik baik sendiri maupun kelompok untuk mencapai
kompetensi dasar (KD). Rahayu dan Andi (dalam Lia, 2020: 507)
menyatakan bahwa LKPD merupakan bahan baku yang dapat
digunakan oleh mereka yang ingin meningkatkan kemampuannya
sendiri. Di masa depan, LKPD dalam kurikulum diperkirakan akan
membantu siswa meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
dan bagian penting lainnya dari pembelajaran.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah suatu sarana
berupa cetak yang memuat materi, petunjuk cara mengerjakan suatu
tugas, soal, dan evaluasi yang harus diselesaikan oleh peserta didik

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam rangka meningkatkan kemampuannya selama proses


pembelajaran.
5) Penilaian
Penilaian merupakan kegiatan yang tersusun dengan rapi dan
memiliki hubungan dalam mengumpulkan hasil belajar peserta
didik, agar pendidik dapat membuat keputusan berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan (Arifin, 2009: 2) sedangkan, Alimuddin
(2014:23) menegaskan bahwa proses penilaian siswa adalah proses
sistematis untuk memperoleh informasi dari siswa untuk membantu
siswa mencapai tingkat kompetensi tertentu dibidangnya dengan
menggunakan berbagai teknik dan/atau metode dalam pembelajaran
(bidang kelompok atau individu, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan). Alfian, dkk (2015: 40 –41) berpendapat bahwa
penilaian adalah bagian intrinsik dari proses pembelajaran, dan
merupakan salah satu dari tiga langkah terpenting dalam proses
pembelajaran: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Poin ketiga
dan terakhir adalah menilai kualitas pengajaran. Oleh karena itu,
pembuat RPP harus sangat memperhatikan pentingnya keterkaitan
ketiga bagian utama dalam proses pendidikan, sehingga pembuat
RPP dapat melihat kualitas pendidikan yang telah diselesaikan.
Dalam Wijaya (2019: 123), menyatakan bahwa penilaian adalah
proses mengumpulkan dan menganalisis hasil belajar siswa guna
menentukan keberhasilan belajar siswa dalam melakukannya.
Selama kurikulum 2013, penilaian digunakan untuk mengetahui
seberapa baik siswa mampu melakukan banyak hal yang berbeda
dengan inti, seperti KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap berpikir
kritis), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4 (sikap kritis) (keterampilan).
Menurut beberapa bukti yang dikemukakan di atas, penilaian
adalah suatu tata cara untuk menentukan siswa memiliki
keterampilan KD (Pengetahuan, Pemahaman, dan Kecakapan) yang

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diperlukan sebagai bagian dari proses pembelajaran di kelas yang


juga mencakup sikap penilaian, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Prasetyo dan Rivansintha (dalam Prihatmojo, dkk, 2019:
183) pendidikan karakter merupakan suatu perilaku yang menanamkan
nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi pengetahuan,
kemauan dan tindakan melaksanakan nilai-nilai karakter baik terhadap
Tuhan, diri sendiri, lingkungan dan masyarakat. Sedangkan menurut
Prihatmojo, dkk (2019: 183) pendidikan karakter merupakan
pembentukan watak, perilaku, perangai dan tabiat dari perilaku
seseorang yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan atau dibuat.
Menurut Rachmadyanti (2017: 204) pendidikan karakter merupakan
penanaman nilai-nilai karakter oleh pihak sekolah kepada peserta didik
yang meliputi pengetahuan, kesadaran dan tindakan dalam melakukan
sesuatu. Pihak sekolah memiliki kewajiban untuk menerapkan
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan,
sehingga peserta didik mampu melaksanakan dan menanamkan nilai-
nilai karakter yang diharapkan oleh sekolah.
Pada abad 21, pendidikan karakter merupakan salah satu fondasi
dasar yang digunakan untuk membentuk karakter seseorang agar
mampu bersaing di era yang lebih maju. Perkembangan abad 21
tentunya memiliki dampak bagi sistem pendidikan yang telah ada.
Dimana, segenap warga sekolah harus beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi serta mampu menghadapi atau mengatasinya. Kriteria
sistem pembelajaran pada abad 21 meliputi: kreativitas, literasi
teknologi atau media, komunikasi yang efektif, pemecahan masalah,
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan kerja sama yang baik.
Menurut Prihatmojo, dkk (2019: 182) pembelajaran pada abad 21 lebih
berpusat kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Siswa memiliki kebebasan untuk berpendapat, memecahkan masalah

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sendiri, melakukan eksperimen dan mampu mempertanggungjawabkan


hasil yang didapatkan secara mandiri maupun berkelompok dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Rachmadyanti (2017: 204) tujuan
pendidikan karakter pada abad 21 adalah meningkatkan mutu
penyelenggaraan serta hasil pendidikan di sekolah yang mengarah
kepada ketercapaian kriteria pembentukan karakter yang disesuaikan
dengan kompetensi dasar (KD). Selain itu, tujuan utama pendidikan
karakter adalah memfasilitasi peserta didik dalam penguatan dan
pengembangan nilai-nilai karakter dalam kehidupan secara baik selama
proses sekolah (Kusuma, dkk, 2011: 9).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter merupakan tindakan penanaman nilai-nilai
karakter kepada seseorang yang berkaitan dengan watak, perilaku dan
tindakannya dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat membentuk watak
yang lebih baik dan mampu bersaing dalam pengetahuan.
b. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam pembentukan
karakter peserta didik dari usia sekolah hingga dewasa. Jenjang
pendidikan sekolah dasar merupakan jenjang dimana paling tepat untuk
penanaman nilai-nilai karakter atau pembentukan karakter peserta
didik. Menurut Nurlaida (2019: 28) karakter anak atau peserta didik
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat peserta didik
tinggal, sehingga diperlukan penanaman karakter sejak dini agar dapat
menghasilkan karakter-karakter yang berkualitas dan mampu bersaing
di era yang akan datang. Di sekolah, guru atau pendidikan ikut berperan
aktif dalam penanaman atau pembentukan karakter peserta didik. Hal
ini tentunya mendapat dukungan dari pemerintah, karena selain
keluarga sebagai pendidik utama karakter anak di rumah, sekolah juga
merupakan tempat selanjutnya untuk penanaman dan pembentukan
karakter anak atau peserta didik.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemendikbud (2017: 2) mengatakan bahwa PPK merupakan


salah satu gerakan yang ada di sekolah untuk membentuk karakter
peserta didik melalui kegiatan olah hati, olah rasa, olah pikiran dan olah
raga yang tentunya mendapatkan dukungan dari pemerintah dan
kerjasama antara pihak sekolah, guru, orang tua dan masyarakat.
Menurut Hendarman (dalam Pratiwi, 2019: 22) mengatakan bahwa
PPK merupakan gerakan pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk
memperkuat karakter melalui tahapan pembentukan, transformasi,
transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan kegiatan
olah hati, rasa, pikiran dan olah raga sesuai nilai-nilai Pancasila, dimana
pada kategori penerapanya terbagi menjadi 3 bagian yakni: berbasis
kelas, berbasis budaya dan berbasi masyarakat. Peneliti pada penelitian
ini, memilih penguatan pendidikan karakter yang berbasis kelas. Hal ini
dikarenakan kondisi pandemik akibat covid-19, sehingga sampel
penelitian hanya 1 kelas yakni kelas V SD. Selain itu, alasan peneliti
memilih PPK berbasis kelas dikarenakan akan lebih berfokus kepada
peserta didik serta perangkat pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik. Menurut Koesoema (dalam Purnami, 2019: 24) PPK berbasis
kelas memiliki interaksi secara menyeluruh antara guru dan peserta
didik, melalui dinamika bersama, pemilihan metode dan model
pembelajaran, pendalaman isi materi yang sedang berlangsung,
evaluasi bersama serta penilaian yang terjadi saat proses pembelajaran
berlangsung.
Menurut Putri (2021), penguatan Pendidikan karakter memiliki
hubungan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-
nilai pada Pancasila diharapkan dapat membantu pembentukan karakter
yang baik dan kuat agar sumber daya manusia menjadi unggul serta
dapat berkompetensi secara global. Terdapat enam (6) nilai-nilai utama
Pancasila yakni: (1) beriman, bertakwa kepada TYE dan berakhlak
mulia, (2) berkebinekaan, (3) bergotong royo, (4) mandiri, (5) bernalar
kritis dan (6) kreatif. Pada penelitian ini, peneliti mengkaitkan salah

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

satu nilai pada Pancasila yang memiliki hubungan dengan PPK yakni
bernalar kritis. Bernalar kritis atau berpikir kritis memilik tujuan agar
siswa mampu memperoleh, mengelolah informasi, menyampaikan
gagasan, menganalisis, mengevaluasi, merefleksikan dan mampu
mengambil keputusan atau kesimpulan.
4. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Fisher (dalam Normadhita, 2018: 7)
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara aktif dalam
berpikir, mengajukan pertanyaan, menemukan informasi yang relevan
dan tidak bersifat pasif atau mengharapkan informasi dari orang lain.
Menurut Costa (dalam Ardiyanti, 2016:194) berpikir kritis merupakan
salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang harus
ditanamkan oleh pendidik kepada peserta didik, agar peserta didik
mampu memahami, membayangkan, mengelompokkan, menganalisis,
membandingkan, mengevaluasi, mengedukasi dan menyimpulkan
sesuatu secara mandiri maupun berkelompok. Kemampuan berpikir
kritis harus dikembangkan oleh peserta didik agar mampu memecahkan
masalah dengan analisa yang baik dan dapat menghasilkan jawaban
sendiri. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang
dalam menganalisis, memahami, mencari informasi, mengemukakan
dan membuat hasil akhir terhadap permasalahan yang harus dipecahkan
dan dapat dipertanggungjawabkan hasil yang didapatkan.
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Karim dan Normaya (dalam Purwati dkk, 2016: 86-87)
mengemukakan bahwa indikator kemampuan berpikir kritis meliputi 4
aspek yakni: interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Interpretasi
merupakan pemahaman masalah yang diberikan oleh pendidik agar
dapat ditemukan jawabannya secara tertulis maupun lisan. Kemudian,
analisis merupakan pengidentifikasian pertanyaan dari pendidik dengan

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

konsep yang diberikan dalam soal. Evaluasi merupakan penggunaan


strategi yang akan membantu peserta didik dalam memecahkan
masalah atau soal dari pendidik secara tepat atau sesuai. Sedangkan
inferensi merupakan tahapan penarikan kesimpulan dari hasil yang
didapatkan secara lisan maupun tertulis.
Menurut Wayudi, dkk (2020: 70) indikator kemampuan berpikir
kritis terdapat 5 aspek yakni: 1). mampu memberikan penjelasan secara
sederhana yang meliputi menganalisis, bertanya-jawab dan
mengklarifikasi pertanyaan, 2). Mampu membangun keterampilan
dasar yang meliputi mempertimbangakan apakah data yang didapatkan
relevan atau tidak, mengobservasi secara teliti dan mempertimbangkan
hasil observasi, 3). Mampu membuat kesimpulan yang berkaitan
dengan hasil yang didapatkan, 4). Mampu menjelaskan secara rinci
hasil yang diperoleh, 5). Mampu mengatur strategi serta taktik dalam
kegiatan memutuskan suatu tindakan dan kemampuan berinteraksi
dengan orang lain.
Johnson (dalam Normadhita, 2018: 8) mengatakan bahwa
indikator kemampuan berpikir kritis terdapat 6 aspek yakni: 1).
Meneliti pendapat, 2). Menyelidiki masalah, 3). Mengakui sudut
pandang yang berbeda, 4). Mempertimbangkan, 5). Mencatat
keterlibatan dari kesimpulan dan 6). Menilai bukti. Sedangkan menurut
Kuswana (dalam Normadhita, 2018: 8) indikator kemampuan berpikir
kritis meliputi mengidentifikasi masalah, menganalisis argument,
melakukan tanya-jawab, mengidentifikasi keputusan dan menangani
sesuai alasan, mengamati, melakukan observasi, menyimpulkan dan
menilai keputusan, mempertimbangkan alasan tanpa ragu, dan dapat
mengabungkan kemampuan lain untuk mempertahankan keputusan
atau hasil yang didapatkan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas mengenai
indikator kemampuan berpikir kritis, maka peneliti menggunakan
beberapa indikator berpikir kritis yang sesuai dengan permasalahan dari

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampel yang didapatkan. Oleh sebab itu, peneliti mengambil 6 indikator


yang meliputi: 1). Bertanya, 2). Menjawab pertanyaan, 3).
Mengumpulkan informasi, 4) Mampu menganalisis, 5.) Mampu
menarik kesimpulan, dan 6). Mempresentasikan hasil yang didapatkan.
5. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Rustaman (dalam Masrukhin dan Ratnasari, 2019:
102) pembelajaran merupakan proses kegiatan interaksi antara guru dan
siswa serta komunikasi yang bersifat timbal balik, yang berlangsung
secara edukatif selama kegiatan pembelajaran. Susanto (2013: 185-186)
mengatakan bahwa pembelajaran merupakan komunikasi dua arah
yang yang dilakukan oleh guru dan siswa, dimana mengajar dilakukan
oleh guru dan belajar dilakukan oleh siswa baik secara langsung
maupun tidak langsung. Selain itu, menurut Chauhan (dalam Sunhaji,
2014: 32-33) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha
untuk membuat siswa belajar. Dimana guru memberikan stimulus,
bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa dalam proses
belajar.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi antara
guru dan siswa yang terjadi secara edukatif agar siswa mendapatkan
stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Darmodjo dan Kaligis (dalam Muakhirin, 2014: 52)
mengatakan bahwa IPA berarti ilmu tentang pengetahuan alam. Ilmu
artinya, pengetahuan yang benar. Dimana maksud dari pengetahuan
yang benar adalah pengetahuan yang telah dibenarkan dengan adanya
tolak ukur kebenaran ilmu, yakni rasional dan objektif. Pengetahuan
merupakan pengetahuan mengenai alam semesta beserta isinya.
Darmodjo dan Kaligis menyimpulkan bahwa IPA merupakan

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengetahuan yang rasional dan objektif mengenai alam semesta dan


segala isinya. Di sekolah, IPA merupakan muatan pembelajaran yang
berkaitan dengan alam semesta, manusia, hewan, tumbuhan dan
lingkungan kehidupan manusia. selain itu, pada kegiatan pembelajaran
IPA terdapat pengamatan, analisis, eksperimen atau menguji coba
sesuatu dan tahapan menyimpulkan hasil yang telah didapatkan.
Menurut Samatowa (dalam Mainam, 2018: 1273-1274) IPA
merupakan terjemahan bahasa inggris yakni natural science yang
berarti ilmu pengetahuan alam. Jadi, ilmu pengetahuan alam atau
science adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi
di alam. Selain itu, Nash (dalam Muakhirin, 2014: 53) menjelaskan
bahwa IPA merupakan suatu metode untuk mengamati alam dengan
cara mengamati secara menganalisis lengkap dan cermat serta dapat
menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang lainnya
sehingga menghasilkan pemikiran yang baru terhadap objek yang
diamati. Tidak jauh berbeda dengan pendapat dari Nash, Rahayu dkk
(2012: 64) mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan
alam yang mempelajari gejala-gejala alam, baik makhluk hidup
maupun makhluk tak hidup atau sudah mati yang berhubungan dengan
sains kehidupan dan sains fiksi. Berdasarkan beberapa pendapat para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari semua komponen kehidupan yang
berkaitan dengan sains, baik itu makhluk hidup maupun makhluk yang
sudah tidak hidup (mati) secara teliti dengan kegiatan pengamatan/
observasi, analisis, uji coba serta eksperimen.
c. Tujuan Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Menurut Darmodjo dan Kaligis (dalam Muakhirin, 2014: 53)
mengatakan bahwa para pakar pendidikan IPA dari UNESCO telah
menyimpulkan tujuan dari pembelajaran IPA dengan mengadakan
konferensi bersama, tujuannya sebagai berikut:

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Pembelajaran IPA menolong peserta didik untuk dapat berpikir


terhadap peristiwa-peristiwa di dalam keseharian mereka dan dapat
membantu peserta didik untuk memecahkan masalah sederhana
yang dihadapinya secara individual maupun berkelompok.
2) Pembelajaran IPA dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
3) Pembelajaran IPA membekali peserta didik untuk menjadi seseorang
yang akan berada pada masa depan yang akan datang agar dapat
beradaptasi.
4) Pembelajaran IPA, menghasilkan perkembangan pola pikir yang
baik dan kritis.
5) Pembelajaran IPA membantu peserta didik memiliki sudut pandang
secara positif dalam memahami mata pelajaran terutama bahasa dan
matematika.
6. Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sistem pernapasan pada manusia merupakan salah satu materi yang
dipelajari oleh peserta didik kelas V SD. Materi ini, dipelajari oleh peserta
didik pada semester I. Materi in terdapat pada tema 2 udara bersih bagi
kesehatan dan sub tema 1 cara tubuh mengolah udara bersih.
a. Organ Pernapasan Manusia
Organ pernapasan pada manusia yang pertama adalah hidung.

Gambar 2 1 Hidung Manusia

Hidung pada manusia terdiri atas batang hidung dan rongga


hidung. Pada bagian dalam rongga hidung memiliki selaput lendir atau

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mukosa. Fungsi dari lendir tersebut adalah melembabkan dan


menghangatkan udara dari luar yang akan menuju paru-paru. Selain itu,
di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi
untuk menyaring udara yang masuk dari kuman dan kotoran.
Tenggorokan merupakan salah satu organ pada pernapasan
manusia yang menghubungkan rongga hidung dan paru-paru.
Tenggorokan pada manusia berbentuk pipa dan terletak di dalam leher
manusia. Di bagian tenggorokan terdapat laring, pita suara dan katup atau
epiglotis yang berfungsi sebagai pengatur saat menelan makanan dan
bernapas. Pada tenggorokan manusia terdapat dua percabangan yang
membentuk dua saluran pernapasan (bronkus) yang berada pada bagian
kiri dan kanan serta terhubung dengan paru-paru.

Gambar 2 2Tenggorokan Manusia

Pada pernapasan manusia terdapat paru-paru yakni paru-paru


bagian kiri dan kanan. Paru-paru pada manusia terdapat pada rongga
dada dan dilindungi oleh tulang rusuk manusia. Pada bagian luar paru-
paru dilindungi oleh selaput paru. Saat udara memasuki paru-paru pada
manusia melalui trakea atau percabangan menuju menuju bronkiolus
yang terdapat alveolus. Pada alveolus terjadilah pertukaran udara.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2 3Paru-paru Manusia

b. Mekanisme Pernapasan Manusia

Gambar 2 4Mekanisme Pernapasan Manusia

Proses pernapasan pada manusia terdiri atas dua proses yakni,


inspirasi dan ekspirasi pada pernpasan dada dan perut. Saat manusia
menghirup udara atau inspirasi, oksigen yang dihirup akan melalui
hidung, tenggorokan dan paru-paru. Oksigen tersebut akan diserap oleh
darah melalui pembuluh kapiler yang akan di bawah menuju ke jantung.
Pada pernapasan dada, inspirasi ditandai dengan kontraksi antara tulang
rusuk yang terangkat sehingga volume dada membesar serta paru-paru
mengembang dan tekanan udara mengencil sehingga udara di luar yang
memiliki tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru. Ekspirasi pada
pernapasan dada ditandai dengan otot-otot tulang rusuk relaksasi yang
membuat tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada mengecil. Pada
pernapasan perut, inspirasi ditandai dengan adanya kontraksi diafragma
yang menyebabkan diafragma mendatar serta rongga dada membesar.
Ekspirasi pada pernapasan perut ditandai dengan adanya otot diafragma

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

relaksasi yang menyebabkan diafragma melengkung serta rongga dada


mengecil.
Bagan 2 1 Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Inti:
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar:
3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan
manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan
manusia.
4.2 Membuat model sederhana organ pernapasan manusia.

Indikator: Indikator:
3.2.1 Menganalisis organ 4.2.1 Membuat mind mapping
pernapasan pada manusia organ-organ pernapasan
(Faktual-C4) dan fungsinya pada

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.2 Memerinci fungsi organ manusia (Naturalisasi-


pernapasan pada manusia P5)
(Faktual-C5) 4.2.1 Membuat model
3.2.1 Menganalisis mekanisme pernapasan pada manusia
proses pernapasan pada (Naturalisasi-P5)
manusia (Faktual-C4)
3.2.2 Menguraikan proses
pernapasan pada manusia
(Faktual-C2)

Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan penelitian dengan


menggunakan materi tema 2 udara bersih bagi kesehatan dan sub tema 1
cara tubuh mengolah udara bersih. Kemudian, pada kompetensi dasar
3.2, peneliti menjabarkannya menjadi 4 indikator dan 4.2, peneliti
menjabarkannya menjadi 2 indikator yang kemudian dikembangkan
dalam RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan penilaian.
7. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Saleh (2013:203) menjelaskan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang memiliki prinsip
menggunakan masalah sebagai titik fokus dan integrasi pengetahuan
baru. PBL sering digunakan oleh pendidik dalam membantu peserta
didik untuk dapat berpikir kritis. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model ini, cenderung lebih memfokuskan kegiatan
pembelajaran peserta didik terhadap masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari atau bersifat nyata. Selain itu, menurut Amir
(dalam Yulianti & Gunawan, 2019: 401) PBL merupakan proses
pembelajaran yang memiliki sifat pembelajaran diawali dengan
pemberian masalah yang memiliki hubungan dengan dunia nyata atau
bersifat fakta, kemudian pada pembelajaran berkelompok aktif, adanya
perumusan masalah, pengidentifikasian masalah, mempelajari dan

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mencari sendiri materi yang berkaitan dengan masalah tersebut, agar


dapat menemukan hasil atau solusinya. Kegiatan pencarian materi
diharapkan dapat membuat peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran agar tidak pasif. Hal ini tentunya sejalan dengan
pemikiran Dutch (dalam Yulianti & Gunawan, :2019:401) yang
menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model PBL
merupakan metode instruksi yang menantang peserta didik untuk
belajar dan belajar lagi, bekerjasama dengan kelompok untuk mencari
solusi atas permasalahan yang diterima, mampu berpikir kritis secara
individual dan dapat saling berbagi pengetahuan. PBL mempersiapkan
peserta didik untuk mampu berpikir kritis, dapat menganalisis dan dapat
mencari serta menggunakan sumber belajar yang sesuai.
Menurut Shoimin (dalam Suardana, 2019: 271) model problem-
based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dapat
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah di dalam kehidupan sehari-hari
siwa atau masalah yang bersifat aktual. Selain itu, PBL dapat
meningkatkan aktivitas ilmiah siswa melalui kerja kelompok, individu
dan saling bertukar pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa problem-based learning (PBL) merupakan model pembelajaran
berbasis masalah yang dapat membantu peserta didik meningkatkan
daya berpikir kritis, menganalisis, mampu memecahkan masalah, dan
dapat belajar sendiri terhadap masalah-masalah di kehidupan sehari-
harinya.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Baron (dalam Saleh, 2013: 205-206) mengemukakan bahwa
model pembelajaran problem-based learning (PBL) memiliki beberapa
karakteristik, yakni:
1) Pembelajaran berpusat kepada siswa

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada kegiatan pembelajaran, model PBL lebih menitikberatkan


masalah kepada siswa. Oleh karena itu, model PBL didukung oleh
teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk mampu
mengembangkan pengetahuan sendiri.
2) Masalah berfokus kepada pengorganisasi belajar siswa
Masalah yang diberikan kepada siswa merupakan masalah yang
bersifat otentik, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami
masalah tersebut.
3) Pengetahuan baru diperoleh dari belajar mandiri
Model PBL dapat memberikan pengetahuan baru kepada siswa
secara langsung saat siswa mencari informasi atau solusi untuk
pemecahan masalah dengan menggunakan sumber belajar yang
nyata atau fakta.
4) Pembelajaran berkelompok maupun individu
Dalam penerapannya, model PBL dapat dilaksanakan dengan secara
berkelompok agar siswa dapat saling bertukar pengetahuan yang
diperoleh, dapat bekerjasama dan saling membagi tugas. Selain itu,
pembelajaran dengan model PBL dapat dilakukan secara individual,
menyesuaikan dengan kondisi saat proses pembelajaran.
5) Guru adalah fasilitator
Guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Namun, guru tetap
memantau aktivitas belajar siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung dan guru bertugas mendorong siswa agar mampu
mencapai target yang diinginkan.
c. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Sintaks model pembelajaran Problem based learning (PBL)
menurut Arends (dalam Nur dkk, 2016: 134) terdapat 5 tahap, yakni:
1) Melakukan orientasi masalah kepada peserta didik
Pada tahapan ini, pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran,
bahan dan alat, dan memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar


Pada tahap ini, peserta didik dibantu oleh pendidik untuk
mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan tugas.
3) Membimbing kelompok investigasi
Pada tahap ini, peserta didik didorong oleh pendidik untuk
bereksperimen, menemukan serta mengumpulkan informasi-
informasi yang mendukung untuk memecahkan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Pada tahap ini, peserta didik dibantu oleh guru untuk
merencanakan dan membuat hasil karya dari hasil atau solusi
terhadap masalah yang telah ditemukan, dalam berbagai bentuk
tugas yang sesuai.
6) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, peserta didik dibantu oleh guru untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap hasil penemuannya dan proses-
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Yulianti & Gunawan (2019:402) menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran problem-based learning (PBL) dalam kegiatan
pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 2 1 Sintaks Problem Based Learning (PBL)

No Indikator Kegiatan Guru


1. Orientasi peserta didik Menjelaskan tujuan
kepada masalah pembelajaran, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran,
menjelaskan logistic yang
diperlukan dan memotivasi
peserta didik terlibat aktif dalam
pemecahan masalah.
2. Mengorganisasikan Membantu peserta didik untuk
peserta didik untuk mengidentifikasi masalah serta
belajar mengorganisasikan tugas
belajar yang berkaitan dengan
masalah tersebut.
3. Membimbing Mendorong peserta didik untuk
pengalaman individu atau mengumpulkan informasi yang
kelompok sesuai serta melaksanakan

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

eksperimen untuk mendapatkan


informasi dan menemukan
solusi dari masalah.
4. Mengembangkan dan Membantu peserta didik dalam
menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai (laporan) dan
membantu peserta didik untuk
berbagi pengetahuan kepada
yang lainnya.
5. Menganalisis dan Membantu peserta didik untuk
mengevaluasi proses melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan
dan proses yang telah mereka
alami.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


sintaks dari model pembelajaran problem-based learning (PBL)
terdapat 5 tahapan, yang meliputi: orientasi masalah kepada peserta
didik, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing
peserta didik ke dalam kelompok kecil atau individual,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menganalisis serta
mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangannya tersendiri. Begitu juga dengan model pembelajaran
problem-based learning (PBL) menurut Saleh (2013: 402) adapun
kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran PBL, sebagai
berikut:
1) Kelebihan
a. Model pengajaran PBL sangat baik dalam mengajarkan
tentang cara belajar.
b. Pemecahan masalah berlangsung selama proses
pembelajaran, sehingga menantang kemampuan peserta
didik serta memberikan kepuasan bagi peserta didik.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. PBL dapat membantu belajar lebih banyak dan lebih kritis


ketika mereka memecahkan masalah.
d. Membuat proses untuk membantu siswa mengingat
pemikiran mereka sehingga mereka dapat memahami
masalah dan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka.
e. Membantu siswa mengembangkan pengetahuan mereka dan
bantu siswa untuk dapat melacak apa yang mereka pelajari
dan apa yang mereka lakukan.
f. Membantu siswa memahami cara belajar sebagai cara
berpikir, bukan hanya sebagai cara mengingat apa yang
diajarkan guru berdasarkan teks buku.
g. PBL menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
bagi siswa untuk belajar.
h. Merangsang siswa untuk belajar terus menerus.
2) Kekurangan
a. Apabila siswa mengalami kegagalan atau kurang percaya
diri dengan minat yang rendah maka siswa cenderung untuk
tidak mau mencoba memecahkan masalah.
b. PBL memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses
penerapannya.
c. Pemahaman yang kurang tentang masalah-masalah yang
akan dipecahkan oleh siswa akan membuat siswa kurang
termotivasi untuk belajar serta memilih menjadi pasif
dalam kegiatan pembelajaran.
8. Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)
a. Pengertian Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)
Pada umumnya usia anak 7-11 tahun merupakan usia dimana
anak mengalami pertumbuhan paling pesat setelah masa balitanya.
Menurut undang-undang Republik Indonesia, peserta didik merupakan
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Desmita (2012:39)


menjelaskan bahwa peserta didik merupakan individu yang sedang
berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik
maupun psikis. Sebagai individu yang sedang bertumbuh dan
berkembang, tentunya peserta didik memerlukan bimbingan dan arahan
dari orang yang lebih dewasa agar dapat menuju titik optimal
kemampuannya. Menurut Piaget (dalam Ridho,2019:30) mengatakan
bahwa usia anak dari 7-11 tahun merupakan masa tahap operasional
konkrit, dimana anak sudah dapat berpikir logis, dapat menggunakan
pemikirannya untuk mengetahui hal-hal baru dan dapat berpikir.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
peserta didik sekolah dasar (SD) merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan berkembang secara fisik serta psikis melalui pendidik
sesuai dengan jenjang atau jalur pendidikannya.
b. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)
Menurut Djamarah (dalam Anesa dkk, 2018:32) menjelaskan
karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik sekolah dasar kelas tinggi
(4-5) sebagai berikut:
1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari secara konkrit,
serta adanya kecenderungan membanding-bandingkan pekerjaan
yang praktis dan yang tidak.
2) Sangat realistik, ingin selalu tahu dan ingin belajar.
3) Tumbuhnya minat terhadap mata pelajaran khusus serta ahli-ahli
yang berkaitan dengan teori tertentu.
4) Pada usia 11 tahun, anak akan membutuhkan guru atau orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya.
5) Pada usia ini, anak-anak cenderung ingin membentuk kelompok
teman sebaya yang cocok, biasanya untuk bermain, mengerjakan
tugas dan belajar.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak


usia 7-11 tahun sangat terlihat aktif, ingin tahu, ingin bisa dalam hal
apapun, sudah memiliki ketertarikan akan hal-hal tertentu, sudah mulai
berpikir kritis dengan mulai menunjukan sikap membanding-
bandingkan sesuatu, dan ingin selalu belajar. Oleh karena itu, pendidik
di sekolah wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik untuk berkembang serta bertumbuh agar
menjadi pribadi yang berkualitas. Pendidik perlu melibatkan kegiatan
yang melibatkan kognitif, perkembangan emosi dan sosial peserta didik
agar dapat terarah dan berkembang. Melalui karakteristik di atas,
peneliti merancang perangkat pembelajaran yang melibatkan langsung
peserta didik dalam proses pembelajarannya, bereksperimen,
menganalisis, berpikir kritis, dan tidak membosankan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti sebagai berikut:
1. Widiarta (2019), melakukan penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS
AKTIVITAS HIGHER ORDER THINKING PADA KELAS V SEKOLAH
DASAR”. Pada hasil penelitian ini, perangkat pembelajaran inkuiri
terbimbing berbasis aktivitas HOTS pada tema 9 subtema 1 kelas V SD
yang terdiri atas beberapa komponen yakni: silabus, RPP, dan LKPD yang
dinyatakan memiliki kualitas sangat baik. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa, rata-rata skor validasi silabus yaitu 4,73, berada pada kualitas sangat
baik. Hasil validasi RPP yaitu 4,75, berada pada kualitas sangat baik. Hasil
validasi LKPD yaitu 4,86, berada pada kualitas sangat baik, dan perolehan
hasil validitas perangkat pembelajaran yang telah dilakukan (silabus, RPP,
dan LKPD) menunjukkan bahwa perangkat yang telah dikembangkan
memiliki kualitas sangat baik.
2. Nababan (2017), meakukan penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN RME

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


SISWA SEKOLAH DASAR”. Pada hasil penelitian ini, perangkat
pembelajaran berbasis pendekatan RME untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa sekolah dasar memiliki keefektifan yang baik. Uji coba
1 perangkat pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik
menghasilkan presentase 76,31% dari 100% ketuntasan, dimana 23,69%
siswa masih berada pada kategori tidak tuntas. Kemudian, pada uji coba ke
II, menghasilkan 90,00% dari 100% ketuntasan, dimana hanya terdapat
10,00% peserta didik yang masih berada dikategori tidak tuntas.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kedua uji coba tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis RME untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar mengalami
peningkatkan, sehingga perangkat pembelajaran tersebut dapat
dikategorikan sangat baik.
3. Yusuf (2018), melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis
Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SD”. Pada hasil penelitian ini, perangkat pembelajaran
IPA berbasis keterampilan proses untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa SD adalah layak dengan kriteria kelayakan yakni: valid,
praktis dan efektif. Komponen-komponen perangkat pembelajaran yang
dikembangan oleh peneliti meliputi: silabus, RPP, LKS, BAS dan LP. Hasil
validasi perangkat pembelajaran yang dikembangkan memperoleh rata-rata
3,62 pada silabus dengan kategori sangat valid, 3,64 pada RPP dengan
kategori sangat valid, 3,72 pada LKS dengan kategori sangat valid, 3,63
pada BAS dengan kategori sangat valid dan 3,59 pada LP dengan kategori
sangat valid. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti terdahulu berada pada
kategori sangat layak atau sangat valid untuk digunakan oleh guru dan
peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kebaruan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah


pengembangan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter dengan
menggunakan model problem based learning (PBL) untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD. Tujuan dari pengembangan
perangkat ini adalah menciptakan sebuah produk yang berupa perangkat
pembelajaran yang berisikan RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD
dan penilaian, sehingga nantinya dapat digunakan oleh guru dan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran baik secara daring maupun luring.
Bagan 2 2 Literatur Map Penelitian yang Relevan

Widiarta (2019)

“PENGEMBANGAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING BERBASIS
AKTIVITAS HIGHER ORDER
THINKING PADA KELAS V
SEKOLAH DASAR”.

Nababan (2017) Penelitian yang dilakukan

“PENGEMBANGAN PERANGKAT “PENGEMBANGAN


PEMBELAJARAN BERBASIS PERANGKAT
PENDEKATAN RME UNTUK PEMBELAJARAN IPA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERBASIS MASALAH
BERPIKIR KRITIS SISWA
SEKOLAH DASAR”. UNTUK MENGUATKAN
KARAKTER BERPIKIR
Yusuf (2018)
KRITIS PADA KELAS V
“PENGEMBANGAN PERANGKAT SEKOLAH DASAR
PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
KETERAMPILAN PROSES UNTUK
MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA SD”.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyusun kerangka berpikir
pengembangan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter berpikir kritis
untuk kelas V Sekolah Dasar. Peserta didik merupakan individu yang sedang
berkembang dan bertumbuh sesuai dengan jalur pendidikannya. Umumnya
usia peserta didik sekolah dasar mulai dari 7-11 tahun. Pada usia 7-11 tahun,
peserta didik sedang memasuki masa-masa dimana mereka memiliki rasa ingin
tahu yang kuat dan sudah mulai tertarik oleh sesuatu secara pribadi (kegiatan,
ekskul, dan lain-lain). Pada usia ini, peserta didik memerlukan bimbingan,
arahan dan dukungan dari orang-orang disekitarnya agar Dia tidak salah dalam
melakukan sesuatu. Di sekolah, guru merupakan salah satu orang yang
berperan penting dalam masa perkembangan peserta didik. pembelajaran di
sekolah, harus bersifat konkrit, mudah dipahami, menantang, mengasah pikiran
dan menyenangkan. Salah satu cara agar membantu guru dalam memberikan
pembelajaran yang konkrit bagi peserta didik adalah perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang dibuat atau dirancang oleh guru, sangat
membantu guru dalam menjelaskan suatu materi pada muatan pelajaran kepada
siswa. Salah satunya adalah muatan pembelajaran IPA yang memiliki konsep-
konsep materi yang terbilang cukup rumit dan harus dijelaskan dengan baik
agar siswa dapat memahaminya. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh
guru, dapat membantu siswa dalam memiliki pemikiran yang kritis saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Karakter berpikir kritis ini diharapkan
dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah, menemukan jawabannya
atau solusi dari masalah serta mempersiapkan siswa akan dunia sain yang akan
datang pada abad 21.
Dari hasil wawancara yang didapatkan bahwa guru memerlukan
perangkat pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dan
memahami materi pembelajaran yang diberikan. Selain itu, guru masih
memiliki keterbatasan sarana dalam menjelaskan materi kepada siswa, apalagi
saat kegiatan pembelajaran secara daring. Guru menjelaskan saat pandemic
begini, kegiatan pembelajaran dilakukan secara online dan tidak terlalu intens,

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga guru tidak tahu apakah dirumah siswa belajar atau mengerjakan soal
serta tugas secara sendiri. Guru juga merasa siswa masih sulit dalam
memahami materi IPA sistem pernapasan pada manusia, hal ini jelas terlihat
saat pembelajaran berikutnya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai sistem organ pernapasan manusia dan fungsinya kepada siswa,
namun jawaban mereka masih kurang tepat karena siswa cenderung melupakan
materi. Hal ini dirasakan oleh guru, karena dampak guru sering memberikan
langsung materi atau menjelaskan langsung kepada siswa, sehingga
kemungkinan siswa memahami dalam jangka panjang tidak terlihat. Oleh
karena itu, guru dan siswa memerlukan perangkat pembelajaran yang dapat
mempermudah dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam perangkat
pembelajaran terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah karakter
berpikir kritis siswa dengan kegiatan pemberian masalah, mencoba
menemukan sendiri jawabannya dan menyimpulkan hasil atau jawabannya.
Dengan lebih melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan
siswa dapat berpikir kritis dan memahami materi dengan jangkauan waktu
yang lama. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, peneliti bermaksud
mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta
didik (LKPD) dan penilaian.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana prosedur pengembangan produk berupa perangkat pembelajaran
(RPP, bahan ajar, media, LKPD dan penilaian) untuk muatan pelajaran IPA
pada materi pokok sistem pernapasan pada manusia tema II subtema I kelas
V SD?
2. Bagaimana kualitas dari pengembangan produk berupa perangkat
pembelajaran (RPP, bahan ajar, media, LKPD dan penilaian) untuk muatan
pelajaran IPA pada materi pokok sistem pernapasan pada manusia tema II
subtema I kelas V SD menurut ahli materi IPA?
3. Bagaimana kualitas dari pengembangan produk berupa perangkat
pembelajaran (RPP, bahan ajar, media, LKPD dan penilaian) untuk muatan

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pelajaran IPA pada materi pokok sistem pernapasan pada manusia tema II
subtema I V SD menurut ahli pembelajaran?
4. Bagaimana kualitas dari produk berupa perangkat pembelajaran (RPP,
bahan ajar, media, LKPD dan penilaian) untuk muatan pelajaran IPA pada
materi pokok sistem pernapasan pada manusia tema II subtema I kelas V
SD menurut hasil uji coba terbatas?

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Kategori penelitian atau riset yang digunakan dalam riset ini merupakan
R & D (Research and Development). R&D merupakan salah satu metode riset
yang digunakan agar peneliti dapat menghasilkan suatu produk dan
mengvalidasi kelayakan produk (Sugiyono, 2012:297). Pendapat mengenai
jenis riset R & D yang dikemukakan oleh Sugiyono tidak jauh berbeda dengan
pendapat Sanjaya, dimana menurut Sanjaya (2013:129) R & D (Research and
Development) merupakan jenis riset yang memiliki proses pengembangan
produk dan validasi produk. Pada proses validasi produk, peneliti menguji
keefektivitas produk yang dibuat kepada orang-orang yang ahli atau
berhubungan dengan produk yang dibuat atau dikembangkan.
Bersumber pendapat para ahli di atas, peneliti merumuskan bahwa riset
R & D adalah tipe riset yang memiliki prosedur pengembangan produk dan
terdapat mengvalidasikan produk kepada para ahli atau orang yang mempunyai
keterkaitan dengan produk yang dibuat dengan tujuan produk memiliki validasi
yang sah. Produknya meliputi: RPP dengan model Problem Based Learning
(PBL), bahan ajar, mediapembelajaran berbasis powerpoint (PPT), LKPD dan
penilaian.
Peneliti menggunakan langkah-langkah riset ADDIE untuk membuat
produk. Model ADDIE memiliki langkah-langkah sebagai berikut (Tegeh,
Dkk. 2015:209): (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3)
pengembangan (development), (4) implementasi (implementation), (5) evaluasi
(evaluation). Berikut bagan prosedur pengembangan model ADDIE.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bagan 3 1 Prosedur Pengembangan Model ADDIE

B. Setting Penelitian
Setting penelitian meliputi tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian:
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Babadan, yang beralamat
di jalan Babadan, Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55584.
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah praktisi IPA atau guru kelas V Sekolah
Dasar.
3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat
pembelajaran IPA berbasis masalah untuk menguatkan karakter berpikir
kritis pada kelas V sekolah dasar yang berbentuk RPP menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mengoptimalkan
kemampuan karakter berpikir kritis pada materi pokok sistem pernapasan
manusia subtema kelas V SD Kanisius Babadan.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama bulan September 2020 hingga
bulan Agustus 2021.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Prosedur Pengembangan
Peneliti menggunakan langkah-langkah ADDIE karena langkah-
langkah ini bersifat sederhana, muda dan sistematis bagi peneliti.
Terdapat lima langkah pengembangan model ADDIE, yaitu: (1)
analisis (analyze), (2) perancangan (design), dan (3) pengembangan
(development), (4) implementasi (implement) dan (5) evaluasi (evaluation),
pada tahapan implenetasi, peneliti melakukannya secara terbatas atau uji coba
terbatas. Hal ini disebabkan oleh pandemik Covid-19, sehingga peneliti tidak
bisa melakukannya di sekolah.
Berikut deskripsi prosedur pengembangan model ADDIE yang
digunakan oleh peneliti:

Bagan 3 2 Prosedur Pengembangan Model ADDIE

Berikut merupakan penjelasan pengembangan ADDIE, meliputi:


1. Analyze (analisis)
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru di SD Kanisius
Babadan untuk menggali informasi atau mendapatkan informasi mengenai
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Design (perancangan)
Peneliti mulai merancang produk yang akan dibuat dengan
menggunakan hasil wawancara yang telah digali dari guru kelas V SD.
Peneliti mulai mendesain produk dengan memperhatikan kelengkapan

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan instrumen, materi,


spesifikasi produk, merancang instrumen validasi, membuat media
pembelajaran dan evaluasi.
3. Development (pengembangan)
Peneliti membuat produk yang dikembangkan dengan menggunakan
rancangan yang dibuat dalam bentuk cetak, kemudian akan divalidasi oleh
beberapa tokoh yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan produk
tersebut yakni, dosen Pendidikan biologi USD, praktisi IPA dan guru kelas
V SD. Instrumen validasi yang telah dibuat, digunakan sebagai alat ukur
kelayakan produk RPP dan powerpoint berdasarkan penilaian para
validator.
4. Implementation (Implementasi)
Peneliti mengimplementasikan RPP yang telah divalidasi oleh para
ahli dan guru serta telah direvisi. Produk tersebut dapat langsung diterapkan
kepada siswa kelas V SD baik secara daring maupun secara langsung
dengan kategori uji terbatas. Peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 5
siswa kelas V SD yang berada pada lingkungan tempat peneliti tinggal
yakni: Daerah Sorosutan, Kecamatan umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewah Yogyakarta, yang berada pada jalan gurami pada tanggal 23
September 2021 hingga selesai masa uji coba terbatas. Uji coba terbatas
dilakukan dengan dua cara yakni secara online dan tatap muka. Uji coba
terbatas yang dilakukan secara tatap muka, dilakukan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan telah mendapatkan izin dari orang
tua siswa. Peneliti melakukan uji coba terbatas dengan mengikuti tahapan
pada RPP, namun ada juga beberapa bagian yang dipersingkat karena
mengingat masa uji coba terbatas karena berada pada saat pandemic covid-
19.
5. Evaluation (Evaluasi)
Pada pengembangan model ADDIE terdapat 2 tahapan evaluasi
yakni evaluasi secara formatif dan evaluasi secara sumatif. Pada tahapan
evaluasi secara formatif, peneliti melakukan evaluasi produk pada setiap

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tahapannya agar dapat mengetahui sejauh mana kualitas produk, sedangkan


evaluasi secara sumatif dilakukan oleh peneliti dengan cara
mengujicobakan keseluruhan produk untuk semua komponen perangkat
pembelajaran yang dikembangkan kepada siswa dan sudah dilakukan
evaluasi kembali oleh peneliti sehingga produk yang dikembangkan
mencapai tahap final dan siap untuk dicetak secara terbatas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan oleh peneliti meliputi:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan sejumlah permasalahan yang harus diteliti dari responden
secara rinci dan mendalam (Sugiyono, 2015:210), sedangkan menurut
Sanjaya (2013: 263) wawancara adalah penelitian yang melibatkan dua
orang dalam sebuah dialog atau percakapan, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui media tertentu. Berdasarkan dua pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan salah satu teknik yang
dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara berdialog pada
narasumber.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V SD Kanisius
Babadan. Dalam proses wawancara, peneliti menggunakan jenis wawancara
yang berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat serta
peneliti kembangkan saat sesi wawancara berlangsung.
2. Angket (Kuisioner)
Angket atau kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 199).
Menurut Husaini (2014: 191) angket merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan tertulis dan terdapat
pilihan jawaban bagi responden, serta dapat dijawab dengan memberikan
bentuk simbol/tanda atau berupa isian.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Angket digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data atau


penilaian produk dari para validator (dosen dan guru). Produk yang akan
dinilai berupa: RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan penilaian.
Hasil dari angket akan digunakan untuk mengetahui kelayakan dari produk
yang telah dibuat oleh peneliti.
E. Validasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Setelah produk yang telah dibuat oleh peneliti selesai, produk tersebut
akan diberikan kepada para validator untuk dilakukan validasi. Validasi
dilakukan oleh orang-orang yang tergolong ahli atau memiliki hubungan
dengan isi perangkat pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersebut. Validator yang
dimaksud adalah para dosen, praktisi IPA dan guru sekolah dasar (SD),
dimana, kedua dosen yang melakukan validasi terhadap perangkat
pembelajaran peneliti merupakan dosen yang berkompeten dalam bidang
biologi serta merupakan dosen pendidikan biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, ahli praktisi IPA yang merupakan guru dalam mengajar muatan
IPA dan guru kelas V SD yang tergolong ahli dalam bidang tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:156) instrumen penelitian merupakan sebuah
alat ukur yang digunaka untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan beberapa instrumen, yakni:
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan dijadikan bahan acuan oleh
peneliti untuk mendapatkan pokok permasalahan atau landasan uatam
permasalah yang nantikan akan berkaitan dengan produk atau perangkat
pembelajaran yang dikembangkan.

Tabel 3 1 Kisi-kisi Wawancara

NO PERTANYAAN
1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
a. Bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran saat ini menurut Bapak?
b. Apakah kurikulum 2013 menurut Bapak
memerdekakan siswa?

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Menurut Bapak apa kelebihan dan kekurangan dari


kurikulum 2013?
d. Apakah kendala guru dan siswa dalam menerapkan
kurikulum 2013?
e. Menurut Bapak bagaimana cara yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif?
2. Implementasi pembelajaran IPA yang mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi/Higher Order
Thinking Skills (HOTS) di kelas
a. Apakah Bapak sudah menerapkan pembelajaran
HOTS dalam proses pembelajaran IPA?
b. Apakah Bapak dalam membuat indikator dan
tujuan pembelajaran sudah mengacu pada
pembelajaran HOTS?
c. Bagaimana Bapak menerapkan kegiatan
pembelajaran HOTS dalam proses pembelajaran
IPA?
d. Apakah selama ini Bapak sudah menerapkan
HOTS dalam penilaian pengetahuan dan
keterampilan siswa saat mengajar IPA?
3. Implementasi pembelajaran IPA yang mengacu pada
keterampilan abad 21 (4C) di kelas

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Apa yang Bapak ketahui tentang pembelajaran


yang mengacu pada keterampilan abad 21?
b. Apakah Bapak sudah menerapkan pembelajaran
IPA yang mengacu pada keterampilan abad 21?
c. Bagaimana cara Bapak untuk
mengimplementasikan pembelajaran IPA yang
mengacu pada keterampilan abad 21?
d. Apakah Bapak pernah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berdiskusi dalam proses
pembelajaran IPA di kelas?
e. Apakah Bapak selalu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkolaborasi?
f. Apakah Bapak selalu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas?
g. Apakah Bapak selalu memberikan kesempatan
kepada siswa dalam memecahkan masalah dan
mengkreasi pembelajaran agar siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi?
h. Apakah Bapak pernah menyelipkan materi kepada
siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan
memecahkan masalah?

4. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran


IPA
a. Apakah Bapak sudah menerapkan pendidikan
karakter dalam menyusun perangkat pembelajaran
IPA?
b. Nilai-nilai apa saja yang selama ini Bapak sudah
kembangkan dalam pembelajaran IPA?
c. Bagaimana Bapak mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di
kelas?
d. Apakah kelas Bapak memiliki kebiasaan sebelum,
selama, dan setelah pembelajaran berakhir?
e. Bagaimana Bapak menilai ketercapaian karakter
yang dikuasai oleh siswa?
f. Siswa yang Bapak masih lemah/minim dalam
karakter apa, dan ingin Bapak kuatkan dalam
pembelajaran di kelas?
5. Implementasi pembelajaran IPA yang mengembangkan
kemampuan literasi

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Apakah Bapak mengetahui 6 jenis kemampuan


literasi?
b. Apakah perangkat pembelajaran IPA yang Bapak
susun sudah mengembangkan kemampuan
literasi?
c. Literasi jenis manakah yang menjadi kendala bagi
Bapak?
d. Bagaimana cara Bapak menciptakan
pengembangan pembelajaran IPA yang berbasis
literasi tersebut?
6. Penggunaan Model, metode, media, dan sumber belajar
yang inovatif dalam pembelajaran IPA di SD
a. Model pembelajaran apa yang sering Bapak
gunakan pada saat pembelajaran IPA di kelas?
Mengapa Bapak memilih model tersebut?
b. Menurut Bapak adakah kekurangan dan
keunggulan dari model yang Bapak gunakan?
c. Metode pembelajaran apa yang Bapak sering
gunakan dalam pembelajaran IPA? Mengapa
Bapak memilih metode tersebut?
d. Apakah Bapak sudah menggunakan media dalam
pembelajaran khususnya IPA? Media seperti apa
yang Bapak gunakan? Contohnya seperti apa?
Alasan Bapak memilih menggunakan media
tersebut?
e. Apakah Bapak menemui kendala atau kesulitan
dalam menerapkan model, metode, dan media
pembelajaran yang digunakan?
f. Bagaimana cara Bapak mengatasi kendala atau
kesulitan tersebut?
g. Model dan metode apa yang ingin dikembangkan
dalam perangkat pembelajaran nantinya?
7. Penguasaan TIK oleh guru dan implementasinya dalam
pembelajaran IPA di SD
a. Sejauh mana perkembangan teknologi membantu
Bapak guru dalam proses pengajaran di kelas?
b. Media ICT seperti apa yang sudah Bapak gunakan
dalam pembelajaran IPA?
c. Apakah Bapak pernah mengembangkan atau
menggunakan media pembelajaran interaktif
berbasis ICT untuk mengajarkan materi IPA?
d. Apakah Bapak juga sudah menggunakan sumber
belajar dari internet dalam pembelajaran IPA?
e. Apa tantangan Bapak sebagai guru di tengah
perkembangan teknologi yang begitu pesat

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terutama dalam meningkatkan proses


pembelajaran peserta didik?
f. Teknologi pembelajaran apa saja yang pernah
Bapak gunakan dari pertama mengajar hingga saat
ini?
g. Di masa depan, kira-kira bentuk teknologi
pendidikan seperti apa yang akan berkembang dan
bisa diaplikasikan sesuai kebutuhan Bapak/guru?
h. Apa harapan Anda sebagai Bapak/guru
sehubungan dengan penerapan teknologi
pendidikan terhadap peningkatan kualitas
pendidikan di abad 21?
8. Evaluasi proses pembelajaran di kelas
a. Jenis evaluasi seperti apa yang sering Bapak pilih
dalam pembelajaran IPA?
b. Kendala seperti apa yang Bapak temui dalam
menyusun evaluasi pembelajaran?
c. Apakah Bapak pernah memberikan soal evaluasi
secara online dalam pembelajaran IPA?
d. Apakah Bapak pernah melakukan evaluasi
berbasis pada kinerja baik proses ataupun produk?
9. Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPA di SD dan
kebutuhan guru pada media TIK (Ms. power point)
a. Materi apa yang menjadi kendala siswa dalam
pembelajaran IPA di kelas?
b. Apa yang Bapak lakukan dalam merancang
pembelajaran pada materi tersebut?
c. Apakah Bapak setuju jika akan dikembangkan
media berbasis TIK (Ms. power point) untuk
digunakan dalam proses pembelajaran di masa
pandemi corona seperti ini khususnya untuk materi
tersebut?
d. Jika kami ingin membantu Bapak dalam
merancang perangkat pembelajaran dan media
berbasis TIK, kriteria seperti apa yang Bapak
butuhkan?
e. Tampilan/isi powerpoint seperti apa yang Bapak
butuhkan? Apakah ada lagunya, materi, soal
evaluasi, atau lengkap seperti RPP pada umumnya
yang menarik untuk siswa?

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pedoman Angket
Pedoman angket yang telah dibuat akan diserahkan kepada para
validator agar digunakan sebagai pedoman validasi oleh ahli yang memiliki
keahlian dengan produk yang telah dikembangkan. Validator yang dianggap
ahli yakni guru kelas V SD Kanisius Babadan, hli praktisi IPA dan dosen
Pendidikan biologi USD. Berikut lembar instrumen validasi rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL):

Tabel 3 2 Lembar Instrumen Validasi

No Aspek yang dinilai


Komponen RPP
A. Identitas Mata Pelajaran
1. Kelengkapan identitas yang terdiri dari komponen: satuan
pendidikan (sekolah), kelas, semester, mata pelajaran atau
tema pelajaran/subtema, alokasi waktu, dan waktu
pelaksanaan
B. Perumusan Indikator
2. Sesuai dengan Kompetensi Dasar
3. Penggunaan kata kerja operasional berada pada level C4-
C6/HOTS
4. Kesesuaian rumusan untuk aspek sikap
5. Kesesuaian rumusan untuk aspek pengetahuan
6. Kesesuaian rumusan untuk aspek keterampilan
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
7. Dirumuskan sesuai dengan indikator
8. Kesesuaian perumusan dengan aspek ABCD (Audience,
Behaviour, Condition, dan Degree.)
9. Tujuan pembelajaran menggambarkan aktivitas yang akan
dilaksanakan
D. Model dan Metode Pembelajaran
10. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
11. Sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran
12. Sesuai dengan pendekatan saintifik
13. Sesuai dengan karakteristik peserta didik
14. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran yang ditetapkan
15. Keruntutan langkah-langkah model pembelajaran
16. Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan menyajikan
masalah yang kontekstual

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17. Kegiatan pembelajaran mengorganisasi peserta didik untuk


belajar
18. Kegiatan pembelajaran memandu peserta didik untuk
melakukan penyelidikan secara mandiri atau berkelompok
19. Kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan dan menyajikan hasil karya
20. Kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik
menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
E. Skenario Pembelajaran
21. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas
22. Setiap kegiatan dalam skenario pembelajaran sudah
mendeskripsikan setiap tahap dalam pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan)
23. Setiap kegiatan dalam skenario pembelajaran sudah
mengembangkan penguatan pendidikan karakter (Religius,
Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, dan Integritas)
24. Setiap kegiatan dalam skenario pembelajaran sudah
mengembangkan keterampilan abad 21 (Communication,
Collaboration, Critical thinking, Creative/4C)
25. Kesesuaian alokasi waktu pada kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan langkah-
langkah pembelajaran
F. Penilaian
26. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi.
27. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian
aspek sikap
28. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian
aspek pengetahuan.
29. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian
aspek keterampilan.
30. Jenis penilaian mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi/HOTS
G. Sumber Belajar
31. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
32. Sesuai dengan materi pembelajaran
33. Sesuai dengan pendekatan saintifik
34. Sesuai dengan model pembelajaran
35. Sesuai dengan karakteristik peserta didik
H. Bahasa
36. Kesesuaian penggunaan bahasa sesuai Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Komponen Bahan Ajar

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar


2. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
3. Kesesuaian materi dengan indikator
4. Materi disajikan secara sistematis (dari yang mudah ke
sukar)
5. Kesesuaian materi dengan dengan alokasi waktu
6. Bahan ajar dikembangkan sesuai dengan tingkat kognitif
peserta didik
7. Bahan ajar tidak mengandung salah konsep
(misconseption)
8. Bahan ajar dikembangkan dengan kalimat yang sederhana
9. Bahan ajar dilengkapi dengan gambar untuk memperjelas
konsep
10. Kesesuaian penggunaan bahasa sesuai Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Komponen Media Pembelajaran
A. Konten atau Isi
1. Media berisi materi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan indikator yang akan dicapai
2. Media berisi materi pelajaran yang mampu memperdalam
dan mengembangkan pengetahuan peserta didik
3. Media mendorong siswa untuk berpikir kritis dan melatih
kedisiplinan
4. Media menumbuhkan minat dan antusias peserta didik
dalam pembelajaran
B. Tampilan
5. Kesesuaian warna background dengan warna tulisan
6. Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf
7. Ketepatan penempatan teks/tulisan
8. Ketepatan pemilihan gambar
9. Ketepatan penempatan dan ukuran gambar
10. Kejelasan gambar
11. Kesesuaian gambar dengan materi ajar
12. Kesesuaian video yang dipilih dengan usia peserta didik
C. Bahasa
13. Kesesuaian penggunaan bahasa sesuai Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
14. Penggunaan bahasa dan kata yang mudah dimengerti oleh
peserta didik
15. Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal
16. Penggunaan kalimat efektif
D. Penggunaan dan Penyajiaan
17. Petunjuk penggunaan disajikan dengan jelas dan mudah
dipahami
18. Media disajikan dengan tampilan yang menarik

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19. Media TIK yang dikembangkan dapat diakses melalui


berbagai perangkat (HP, laptop, PC, dst)
20. Media TIK yang dikembangkan tidak memakan banyak
storage (penyimpanan)
21. Media TIK yang dikembangkan disajikan dengan urutan
sistematis dan jelas.
22. Media TIK yang dikembangkan diintegrasikan dengan
berbagai sumber dan jenis teknologi informasi
23. Media yang dikembangkan dapat membantu minat belajar
peserta didik
24. Media konkrit/konvensional yang dikembangkan memiliki
masa pakai (durability) yang panjang (awet)
25. Media konkrit/konvensional yang dikembangkan memiliki
ukuran yang sesuai dengan proporsi tubuh anak dan ruang
yang digunakan
26. Media konkrit/konvensional yang dikembangkan dapat
diakses oleh anak (diraba, dilihat, diamati dengan berbagai
indera)
Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
1. Sampul LKPD didesain dengan menarik
2. Tampilan isi LKPD menarik peserta didik
3. Setiap kegiatan belajar pada LKPD dilengkapi dengan
petunjuk kegiatan dengan jelas dan mudah dipahami
4. Kegiatan dalam LKPD berisi konten/materi yang
mendorong peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi
(HOTS)
5. LKPD yang disusun mengembangkan keterampilan abad
21 (4C) khususnya kreativitas (creativity)
6. LKPD yang disusun mengembangkan keterampilan abad
21 (4C) khususnya keterampilan berkomunikasi
(communication)
7. LKPD yang disusun mengembangkan keterampilan abad
21 (4C) khususnya kemampuan berkolaborasi
(collaboration)
8. LKPD yang disusun mengembangkan keterampilan abad
21 (4C) khususnya keterampilan berpikir kritis (critical
thinking)
9. Setiap kegiatan dalam LKPD didesain dengan model
pembelajaran berbasis masalah

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Teknik Analisis Data


Setelah mendapatkan hasil validasi dari para validator, peneliti
melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan dua acara yakni:
1. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2015:7) data kualitatif merupakan data yang
berbentuk deskripsi, gambar, bagan, bahasa tubuh dan foto. Data ini
didapatkan dari hasil wawancara serta komentar dari validator yang telah
menilai produk peneliti. Data yang didapatkan kemudian dianalisis untuk
memperbaiki produk yang dikembangkan oleh peneliti.
2. Data Kuantitatif
Menurut Trianto (2010:281) data kuantitatif merupakan data yang
berhubungan dengan angka atau bilangan. Pada penelitian ini, data
kuantitatif yang digunakan merupakan hasil yang dilakukan oleh satu guru
sekolah dasar, satu ahli praktisi IPA dan dua dosen pendidikan guru biologi.
Setiap ahli akan menilai produk yang memuat: RPP, bahan ajar, media,
LKPD dan penilaian dengan lembar instrument yang berbedah. Data atau
skor yang diperoleh akan digunakan untuk mengetahui kualitas dari produk
yang dikembangkan. Pada instrument validasi, skala yang digunakan adalah
skala likert dengan 4 kriteria. Adapun kriteria penilaian yang digunakan
untuk setiap komponen yang diterapkan adalah:

Tabel 3 3 Klasifikasi Skala Empat

Skor Kriteria
4 Sangat baik
3 Baik
2 Kurang
1 Sangat kurang

Apabila skor pada instrumen sudah diperoleh, maka Langkah


selanjutnya adalah melakukan perhitungan rata-rata skor atau rerata dari
instrument validasi produk. Perhitungan rerata atau rata-rata dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti memperoleh skor rerata atau rata-rata penilaian dari setiap


komponen dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh kemudian,
membagikan skor tersebut dengan banyaknya jumlah item yang dinilai.
Kemudian, untuk memperoleh skor rerata atau rata-rata dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Perolehan keputusan hasil validasi mengenai kuaitas setiap


komponen dari produk, ditentukan dengan menggunakan acuan hasil
konversi dari kuantatif ke kualitatif yang didasarkan pada tabel konversi
oleh Widoyoko (2014:114). Berikut merupakan tabel konversi kuantitatif ke
kualitatif yang digunakan untuk mengetahui kualitas setiap komponen pada
produk:
Tabel 3 4 Klasifikasi Penilaian Skala Empat

Interval Skor Kriteria


3,26 <×≤ 4,00 Sangat baik
2,51 <×≤ 3,25 Baik
1,76 <×≤ 2,50 Kurang
1,00 <×≤ 1,75 Sangat kurang

Tabel di atas dapat dijadikan pedoman bagi peneliti untuk


mengetahui kualitas dari setiap komponen pada produk yang
dikembangkan. Kualitas produk dikatakan sangat baik apabila termasuk
dalam rentang skor 3,26 <×≤ 4,00, baik apabila termasuk dalam rentang skor
2,51 <×≤ 3,25, kurang apabila termasuk dalam rentang skor 1,76 <×≤ 2,50,
dan sangat kurang apabila termasuk dalam rentang skor 1,00 <×≤ 1,75.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai pengembaangan produk pembelajaran
yang dikembangkan oleh peneliti meliputi: RPP, bahan ajar atau materi,
media pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan penilaian.
Produk yang dikembangkan oleh peneliti dibuat untuk kegiatan
pembelajaran IPA kelas V SD agar dapat menjadi bahan acuan, referensi
atau bahan mengajar guru yang masih mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran daring maupun luring. Terdapat 5 tahapan dalam penelitian
yang dilakukan, yakni:
1. Tahap Analisis (Analyze)
Tahapan awal yang dilakukan peneliti dalam pengembangan produk
ini yakni menganalisis kebutuhan yang dilakukan dengan wawancara
bersama guru SD kelas V, analisis kebutuhan ini dilakukan untuk
mengetahui permasalahan dan kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
kegiatan belajar-mengajar.
a) Analisis Kebutuhan
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam
pengembangan produk perangkat pembelajaran mata pelajaran IPA
kelas V tema 2 sub tema 1 dengan melakukan analisis kebutuhan.
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data informasi terhadap
guru melalui kegiatan wawancara.
Peneliti melakukan kegiatan wawancara di salah satu
sekolah dasar (SD) yaitu, SD Kanisius Babadan pada tanggal 25
September 2020. Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti menggali
permasalahan dan kesulitan yang dialami oleh guru muatan
pembelajaran IPA kelas V maupun peserta didik didalam kegiatan
belajar-mengajar. Hal ini dilakukan sebagai tahap awal
pengembangan perangkat pembelajaran oleh peneliti.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan


Langkah kedua, peneliti mulai mengembangan produk
perangkat pembelajaran berdasarkan hasil wawancara kebutuhan
yang telah dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kegiatan
wawancara terhadap guru didasarkan oleh kisis-kisi wawancara
yang telah dibuat oleh peneliti. Indikator dan kisi-kisi wawancara
dibuat secara sistematis dengan tujuan agar proses menganalisis
permasalahan oleh peneliti lebih muda dan sistematis.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa penerapan kurikulum 2013 di
Sekolah tersebut sudah berjalan dengan baik, namun masih
mengalami beberapa kendala dalam proses penerapannya baik
secara luring maupun daring. Guru menjelaskan bahwa terkadang
mereka memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengejar materi
pada saat kegiatan pembelajaran dan terkadang pada penerapannya
bisa kembali pada kurikulum 2006. Selain itu, terdapat kesulitan
dalam muatan pelajaran IPA khususnya materi sistem pernapasan
pada manusia. Pada materi ini, siswa atau peserta didik cenderung
masih susah memahami sepenuhnya materi dan mengingat bagian-
bagian organ pernapasan manusia serta fungsinya secara rinci. Hal
ini membuat guru harus mengulang materi pada pertemuan
selanjutnya, sehingga terdapat keterlambatan dalam penyampaian
materi. Guru kelas V mengatakan bahwa media yang digunakan
hanya alat peraga dan lingkungan sekitar yang bisa diamati untuk
membantu siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Tidak terdapat media lain yang digunakan dalam penyampaian
materi, sehingga adanya keterbatasan media yang digunakan oleh
guru dalam penyampaian materi. Selain itu, pada soal-soal evaluasi
atau latihan yang dibuat oleh guru, disesuaikan dengan indikator dan
kemampuan siswa. Dimana, guru membuat beberapa soal yang
HOTS dan beberapa soal yang tidak HOTS. Hal ini dilakukan agar

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa mudah dalam menyelesaikan soal yang diberikan karena


kemampuan berpikir serta menyelesaikan soal setiap siswa berbeda-
beda.
Pada kegiatan pembelajaran IPA, penerapan pembelajaran
HOTS sudah dilakukan oleh guru dengan mengadakan sesi
mengamati atau observasi, pemberian pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah kepada kemampuan berpikir kritis, literasi sebelum
memasuki materi selama 15 menit, membuat laporan dan mengajak
siswa untuk melakukan presentasi. Dalam sebagian kegiatan
pembelajaran yang berlangsung, guru sudah menekankan pada
pembelajaran abad 21, walaupun belum sepenuhnya. Sedangkan
untuk PPK, guru telah menerapkan beberapa nilai-nilai karakter
yang terus dibangun dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa nilai-
nilai karakter yng dilakukan oleh guru secara tidak langsung
diterapkan untuk memenuhi KKM. Guru juga mengatakan bahwa Ia
sering memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencoba sendiri,
berpendapat, membuat laporan, mengembangkan kreativitasnya
dalam kegiatan pembelajaran, hal ini bertujuan agar siswa mampu
mengembangkan karakter berpikir kritisnya secara baik.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru masih menggunakan
model pembelajaran gabungan (penjelasan/ ceramah, diskusi,
pemberian tugas dan presentasi). Guru mengatakan bahwa, di
Sekolah kami masih cenderung menggunakan kurikulum lama
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga menggunakan
metode PPR (paradigma pedagogi refleksi) dalam kegiatan
pembelajaran, yang bertujuan agar siswa lebih aktif. Guru tidak
secara rinci mengetahui model-model pembelajaran dan sintaks-
sintaksnya sehingga guru masih menggunakan model pembelajaran
gabungan. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih
tergolong terbatas, yakni alat peraga manusia dan lingkungan sekitar
sekolah (saat luring) dan lingkungan rumah (saat online).

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penggunaan media PPT sudah diterapkan namun masih bersifat


biasa atau isinya hanya memuat materi, soal, video dan gambar saat
pembelajaran tatap muka (luring). Sedangkan pada kegiatan
pembelajaran secara online, guru hanya menggunakan media
teknologi google classroom, WA, dokumen word dan google form.
Guru berharap produk perangkat pembelajaran yang dibuat oleh
peneliti, dapat mempermudah siswa dalam memahami materi,
mudah untuk diakses, disimpan dan produknya dapat digunakan
baik saat online maupun tatap muka (luring).
2. Tahap Perencanaan (Design)
Tahap kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah mendesain
produk yang akan dibuat berdasarkan hasil wawancara analisis
kebutuhan terhadap guru. Dalam tahap ini, produk yang didesain dibuat
terdiri dari 5 komponen yaitu: RPP, bahan ajar, media pembelajaran,
lembar kerja peserta didik (LKPD) dan penilaian. Berikut ini, peneliti
menjabarkan setiap komponen di dalam perangkat pembelajaran yang
dikembangkan:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Komponen RPP dalam pembelajaran IPA tema 2 sub tema 1 kelas
V, dibuat berdasarkan bahan acuan RPP dari dosen. Dimana, RPP
memuat identitas muatan pelajaran yang terdiri dari satuan
pendidikan (sekolah), kelas, semester, muatan pelajaran, tema/sub
tema pembelajaran, alokasi waktu dan waktu pelaksanaan. Dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran, indikator dibuat berdasarkan
Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan serta menggunakan kata
kerja operasional yang berada pada level atau tahap C4-C6 (HOTS)
serta menyesuaikan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan.
Tujuan pembelajaran dibuat sesuai dengan aspek ABCD (Audience,
Behaviour, Condition, dan Degree) serta memuat kegiatan yang
akan dilakukan oleh peserta didik saat kegiatan belajar. Kemudian,
model dan metode pembelajaran dirumuskan berdasarkan tujuan

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran, materi, pendekatan saintifik, serta karakteristik


peserta didik. Model pembelajaran yang dikembangkan dalam
rencana kegiatan pembelajaran (RPP) ini adalah Problem Based
Learning (PBL). Langkah-langkah di dalam kegiatan pembelajaran
disusun secara sistematis sesuai dengan model yang digunakan oleh
peneliti. Kegiatan pembelajaran di dalam RPP dikembangkan
berdasarkan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengkomunikasikan), mengembangkan pendidikan
karakter berpikir kritis, dan keterampilan abad 21 (Communication,
collaboration, critical thinking, Creative). Waktu dalam kegiatan
pembelajaran pada RPP menyesuaikan pada kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutupan. Penilaian dalam RPP
disusun dalam bentuk teknik dan instrumen penilaian terhadap aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis (HOTS).
Sumber belajar yang digunakan terdapat dalam buku guru, buku
siswa dan internet. Bahasa yang digunakan dalam RPP ini,
didasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
b) Bahan Ajar
Bahan ajar dalam RPP disesuaikan dengan kompetensi dasar
(KD), tujuan pembelajaran, dan indikator. Materi disajikan secara
jelas, sistematis dan disesuaikan dengan alokasi waktu dalam
kegiatan pembelajaran. Materi yang digunakan oleh peneliti,
terlebih dahulu dipilah-pilah agar tidak mengandung salah konsep.
Kemudian, materi yang telah dipilih disajikan dalam kalimat yang
sederhana dan muda dipahami oleh peserta didik serta dilengkapi
dengan gambar yang sesuai dengan materi dan konsep bahan ajar.
Bahasa dan kalimat yang digunakan disesuaikan dengan PUEBI.
Materi yang digunakan bersumber pada buku guru dan internet.
c) Media Pembelajaran
Tampilan pada media pembelajaran disesuaikan dengan
jenis huruf, ukuran huruf, warna, penempatan teks atau tulisan,

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pemilihan gambar yang sesuai dengan materi, penempatan dan


ukuran gambar, kejelasan gambar dan kesesuaian video dengan
materi. Untuk warna background, peneliti memilih warna abu-abu
namun agak kehitaman pada setiap sisinya serta terdapat beberapa
bagian yang berwarna kuning gelap, biru muda dan pink. Sedangkan
untuk jenis font yang digunakan adalah Times new roman, Gaegu,
Questrial, Arial Black dan Arial, dengan ukuran font yang
menyesuaikan luas atau ukuran halaman setiap PPT. Warna font
dasar adalah putih dan warna pendukung lainnya adalah: hitam, abu-
abu, kuning dan pink. Gambar dan video disesuaikan dengan materi
dan usia siswa agar mudah dipahami.
Media yang dikembangkan oleh peneliti memuat materi
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar (KD),
indikator dan materi yang mampu menambah wawasan siswa serta
dapat membuat siswa mampu berpikir kritis. Pada PPT terdapat
video yang mendukung materi dengan tujuan agar siswa dapat lebih
mudah memahami materi tersebut. Video yang disajikan
menggunakan bahasa Indonesia yang jelas, baku dan kalimat-
kalimatnya mudah untuk dipahami. Kemudian, untuk materinya
peneliti mengambil dari buku guru, buku siswa, buku sekolah
elektronik (BSE), dan beberapa sumber dari internet seperti gambar,
lagu, apersepsi dan video. Untuk pertanyaan kemampuan berpikir
kritis disajikan pada PPT dengan menyesuaikan model
pembelajaran yang digunakan yaitu Problem Based Learning (PBL)
agar mampu mengembakan keterampilan abab-21 dan penanaman
pendidikan karakter berpikir kritis. Bahasa yang digunakan pada
media adalah bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Peneliti menggunakan
bahasa yang mudah untuk dipahami, dimengerti, mengandung
makna tunggal dan menggunakan kalimat yang efektif.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Media pembelajaran berbasis teknologi yang dibuat oleh


peneliti, disajikan secara jelas dengan petunjuk penggunaan yang
mudah untuk dipahami oleh siswa. Pada slide awal terdapat judul
materi, kelas, tema, subtema dan kegiatan pembelajaran ke berapa.
Kemudian pada slide berikutnya terdapat kompetensi dasar (KD),
indikator dan tujuan pembelajaran serta petunjuk penggunaan PPT
yang berada pada slide ke 4. Media pembelajaran berbasis teknologi
ini dibuat dengan sistematis atau secara berurutan, agar siswa tidak
mengalami kekeliruan pada saat menggunakan media tersebut.
Media pembelajaran berbasis teknologi ini juga dihubungkan
dengan beberapa sumber belajar lainnya yakni, zoom dan google
form. Urutan penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi ini
dimulai dari berdoa, literasi, bernyanyi, apersepsi, materi,
pertanyaan/permasalahan pada LKPD, sesi presentasi, evaluasi dan
tugas. Media pembelajaran berbasis teknologi ini memiliki masa
pakai yang cukup awet atau cukup panjang serta memiliki ukuran
yang sesuai dengan porsi tubuh siswa dan ruang yang digunakan
oleh siswa (diraba, dilihat dan diamati dengan berbagai indera).
d) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dikembangkan
oleh peneliti dibuat dengan semenarik mungkin untuk meningkatkan
minat belajar siswa. Tampilan pada LKPD dibuat dengan cover yang
memuat gambar yang berwarna dan menarik. Setiap kegiatan di
dalam LKPD dilengkapi dengan petunjuk yang muda untuk
dipahami oleh peserta didik. Kegiatan di dalam LKPD berisi materi
yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir kritis. Kegiatan
di dalam LKPD, dibuat dengan memuat model pembelajaran
berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL).
e) Penilaian
Pada penilaian, peneliti memilih jenis dan instrumen yang
sesuai dengan kegiatan pembelajaran serta indikator. Instrumen

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penilaian dilengkapi dengan tabel pedoman penilaian dan rubrik


penilaian. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penilaian. Penilaian
yang dibuat oleh peneliti, memuat keterampilan berpikir kritis
tingkat tinggi bagi peserta didik.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah
pengembangan produk atau membuat produk. Produk yang dibuat oleh
peneliti yaitu: RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan
penilaian. Produk yang telah diselesaikan oleh peneliti tentunya
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing, tujuannya
agar mengetahui kekurangan, kelengkapan serta kelayakan RPP
sebelum diajukan kepada validator, sehingga hasil yang didapatkan bisa
maksimal. Setelah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, peneliti
melakukan revisi lagi sesuai dengan masukan dosen pembimbing.
Kemudian, peneliti mulai menghubungi par validator (dosen/para ahli
dan guru). Setelah itu, produk dicetak dan diserahkan kepada 4
validator yang memiliki hubungan dengan produk yang dikembangkan
oleh peneliti agar peneliti dapat mengetahui kelayakan produk yang
dikembangkan.
a) Data Validasi Komponen RPP
Pada tahap uji validasi untuk mengetahui kualitas komponen
RPP dilakukan oleh para ahli yaitu satu guru SD, satu guru praktisi
IPA dan dua dosen biologi. Kelayakan komponen RPP pada produk
ditentukan berdasarkan skor hasil validasi para ahli.
Hasil validasi komponen RPP memperoleh skor sebagai
berikut:

Tabel 4 1 Hasil Validasi Komponen RPP

Produk Ke-1 Produk Ke-2


RPP
Skor Skor
Ahli Materi 1 3,30 3,22

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ahli Materi 2 3,41 3,47


Guru SD 3,33 3,44
Guru praktisi IPA 3,66 3,47
Rata-rata 3.41 3,47
Rata-rata akhir 3,4
Kategori Sangat Baik

Hasil yang diberikan oleh para validator dapat dilihat pada


tabel di atas, dari tabel di atas dapat diketahui berapa skor kelayakan,
kualitas dan kategori produk yang dikembangkan. Keterangan yang
didapatkan dari hasil validasi oleh para validator menunjukan bahwa
produk telah divalidasi. Komponen RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran) 1 dan 2 mendapatkan skor rata-rata akhir 3,4 dengan
kategori “Sangat Baik”. Komponen RPP mendapatkan kategori
“sangat baik” karena RPP yang dikembangkan telah memenuhi
kriteria kelengkapan dari setiap aspek yang harus dimiliki oleh
sebuah RPP yakni terdapat identitas muatan pelajaran, kesesuaian
indicator dengan KD, terdapat tujuan pembelajaran, memiliki model
dan metode pembelajaran, terdapat uraian deskripsi kegiatan
pembelajaran yang jelas, menggunakan media pemebelajaran,
terdapat penilaian, sumber belajar yang jelas dan menggunakan
bahasa Indonesia yang sesuai dengan PUEBI (Masitah, 2018: 41).
b) Data Validasi Komponen Bahan Ajar
Pada tahap uji validasi untuk mengetahui kualitas komponen
RPP dilakukan oleh para ahli yaitu satu guru SD, satu guru IPA
SMA dan dua dosen biologi. Kelayakan komponen RPP pada
produk ditentukan berdasarkan skor hasil validasi para ahli.
Hasil validasi komponen bahan ajar diuraikan sebagai
berikut:

Tabel 4 2 Hasil Validasi Komponen Bahan Ajar

Produk Ke-1 Produk Ke-2


Bahan Ajar
Skor Skor
Ahli Materi 1 3,6 3,6

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ahli Materi 2 3,1 3,4


Guru SD 3,2 3,5
Guru Praktisi IPA 3,3 3,5
Rata-rata 3,3 3,5
Rata-rata akhir 3,4
Kategori Sangat Baik

Hasil yang diberikan oleh para validator dapat dilihat pada


tabel di atas, dari tabel di atas dapat diketahui berapa skor kelayakan,
kualitas dan kategori produk yang dikembangkan. Keterangan yang
didapatkan dari hasil validasi oleh para validator menunjukan bahwa
produk telah divalidasi. Komponen bahan ajar 1 dan 2 mendapatkan
skor rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”. Komponen
bahan ajar mendapatkan kategori “sangat baik” karena bahan ajar
yang dikembangkan memiliki keterkaitan dengan tema dan subtema
pada pembelajaran IPA kelas V, materinya memiliki tujuan yang
jelas agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan isi
dari bahan ajar besifat jelas, kongkrit dan tidak bersifat misskonsepsi
(Lestari, 2013: 2).
c) Data Validasi Komponen Media Pembelajaran
Pada tahap uji validasi untuk mengetahui kualitas komponen
RPP dilakukan oleh para ahli yaitu satu guru SD, satu guru IPA
SMA dan dua dosen biologi. Kelayakan komponen RPP pada
produk ditentukan berdasarkan skor hasil validasi para ahli.
Hasil validasi komponen media pembelajaran memperoleh
skor sebagai berikut:

Tabel 4 3 Hasil Validasi Komponen Media Pembelajaran

Produk Ke-1 Produk Ke-2


Media Pembelajaran
Skor Skor
Ahli Materi 1 3,46 3,5
Ahli Materi 2 3,30 3,11
Guru SD 3,30 3,30
Guru Praktisi IPA 3,26 3,5
Rata-rata 3,33 3,35

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rata-rata akhir 3,34


Kategori Sangat Baik

Hasil yang diberikan oleh para validator dapat dilihat pada


tabel di atas, dari tabel di atas dapat diketahui berapa skor kelayakan,
kualitas dan kategori produk yang dikembangkan. Keterangan yang
didapatkan dari hasil validasi oleh para validator menunjukan bahwa
produk telah divalidasi. Komponen media pembelajaran 1 dan 2
mendapatkan skor rata-rata akhir 3,34 dengan kategori “Sangat
Baik”. Komponen bahan media pembelajaran mendapatkan
kategori “sangat baik” karena media pembelajaran yang
dikembangkan telah memenuhi penyajian yang menarik, teks dan
gambar yang jelas serta sesuai materi, dapat merangsang peserta
didik, mudah digunakan dan dapat disimpan dalam jangka waktu
yang lama dalam bentuk softfile dan hardfile (Agustina, 2020: 26).
d) Data Validasi Komponen LKPD
Pada tahap uji validasi untuk mengetahui kualitas komponen
RPP dilakukan oleh para ahli yaitu satu guru SD, satu guru IPA
SMA dan dua dosen biologi. Kelayakan komponen RPP pada
produk ditentukan berdasarkan skor hasil validasi para ahli.
Hasil validasi komponen LKPD (lembar kerja peserta didik)
memperoleh skor sebagai berikut:

Tabel 4 4 Hasil Validasi Komponen LKPD

Produk Ke-1 Produk Ke-2


LKPD
Skor Skor
Ahli Materi 1 2,88 2,88
Ahli Materi 2 3 3,22
Guru SD 3,33 3,22
Guru Praktisi IPA 3,33 3,11
Rata-rata 3,1 3,1
Rata-rata akhir 3,1
Kategori Baik

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil yang diberikan oleh para validator dapat dilihat pada


tabel di atas, dari tabel di atas dapat diketahui berapa skor kelayakan,
kualitas dan kategori produk yang dikembangkan. Keterangan yang
didapatkan dari hasil validasi oleh para validator menunjukan bahwa
produk telah divalidasi. Komponen LKPD 1 dan 2 mendapatkan
skor rata-rata akhir 3,1 dengan kategori “Baik”. Komponen LKPD
mendapatkan kategori “baik” karena LKPD yang dikembangkan
telah mempermudah siswa atau peserta didik dalam berinteraksi
langsung dengan marteri pembelajaran yang dikerjakan secara
mandiri dalam mengembangakan kemampuan berpikir kritis,
pemecahan masalah dan kreatifitas (Lia, 2020: 507).
e) Data Validasi Komponen Penilaian
Pada tahap uji validasi untuk mengetahui kualitas komponen
RPP dilakukan oleh para ahli yaitu satu guru SD, satu guru IPA
SMA dan dua dosen biologi. Kelayakan komponen RPP pada
produk ditentukan berdasarkan skor hasil validasi para ahli.
Hasil validasi komponen penilaian memperoleh skor sebagai
berikut:

Tabel 4 5 Hasil Validasi Komponen Penilaian

Produk Ke-1 Produk Ke-2


Penilaian
Skor Skor
Ahli Materi 1 3,42 3,42
Ahli Materi 2 3,57 3,71
Guru SD 3,28 3,42
Guru Praktisi IPA 4 3,42
Rata-rata 3,56 3,49
Rata-rata akhir 3,52
Kategori Sangat Baik

Hasil yang diberikan oleh para validator dapat dilihat pada


tabel di atas, dari tabel di atas dapat diketahui berapa skor kelayakan,
kualitas dan kategori produk yang dikembangkan. Keterangan yang
didapatkan dari hasil validasi oleh para validator menunjukan bahwa

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

produk telah divalidasi. Komponen penilaian 1 dan 2 mendapatkan


skor rata-rata akhir 3,52 dengan kategori “Sangat Baik”.
Komponen penilaian mendapatkan kategori “sangat baik” karena
penilaian yang dikembangkan dapat mengumpulkan hasil belajar
peserta didik yang meliputi: KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 yang disusun
secara teratur oleh guru (Wijaya, 2019: 123).
f) Hasil Revisi Produk Setelah Validasi
Hasil penilaian yang telah didapatkan dari para validator
akan dilakukan analisis terhadap setiap komentar atau masukan yang
diberikan oleh para validator pada kolam komentar. Proses analisis
dilakukan dengan cara mencocokan komentar atau masukan dari
para validator dengan komponen-komponen perangkat
pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Komponen-komponen pada
perangkat pembelajaran yang dibuat meliput: rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar (materi), media pembelajaran,
lembar kerja peserta didik dan penilaian.
Berikut ini merupakan beberapa masukan atau saran dari
para validator (ahli materi dan guru) terhadap perangkat
pembelajaran yang telah divalidasi: 1). Terdapat miskonsepsi pada
pengertian fungsi organ, 2). Tampilan LKPD bisa dibuat lebih eye-
catching, 3). Gambar sebaiknya disesuaikan dengan konteks, 4).
Sapaan harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik, 5).
Rubrik skoring penilaian produk masih kurang objektif, 6).
penulisan kata atau kalimat masih kurang mengikuti kaidah bahasa
Indonesia yang baku, 7). perhatikan kecocokan kegiatan pada
keterampilan dengan KD 4.2, 8). LKPD lebih disesuaikan dengan
keterampilan abad 21, 9). terdapat salah penulisan tema dan
semester pada cover LKPD, 10). Pada soal evaluasi sebaiknya titik-
titik cuma diberi 4 saja, 11). materi lebih disesuaikan dengan siswa
SD, 12). pemilihan gambar harus disesuaikan dengan materi, 13).

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Soal sebaiknya dibuat menjadi lebih HOTS. 14). Template PPT


sebaiknya menggunakan 1 warna saja.
Berdasarkan rangkuman komentar atau masukan dari para
validator diatas, peneliti melakukan revisi terhadap produk dengan
mengubah beberapa bagian pada komponen-komponen perangkat
pembelajaran berdasarkan masukan dari para validator. Revisi
pertama dilakukan berdasarkan masukan dari ahli materi dan guru
mengenai materi atau kesesuaian materi dengan siswa SD, materi
yang miskonsepsi pada bagian fungsi organ dan penulisan kata atau
kalimat yang harus disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Dari keempat validator, validator ahli materi kedua dan
guru praktisi IPA memberikan masukan terhadap materi yang
peneliti ambil untuk kelengkapan mengajar. Materi tersebut terlalu
luas dan agak kurang cocok dengan anak usia SD, sehingga
dianjurkan mempersempit materi-materi yang digunakan untuk
mengajar. Kemudian, pada materi fungsi organ terdapat
miskonsepsi mengenai fungsi organ-organ pernapasan. Sehingga
validator ahli materi kedua dan guru praktisi IPA memasukan
komentar untuk mencari lagi sumber bahan ajar yang tidak bersifat
miskonsepsi serta lebih faktual. Berdasarkan masukan tersebut,
peneliti mengubah materi-materi yang terdapat pada RPP dengan
menggunakan sumber-sumber yang lebih terpercaya. Peneliti tetap
memadukan sumber bahan ajar dari buku guru, buku sekolah
elektronik (BSE) dan internet. Peneliti juga memasukan gambar-
gambar yang mendukung materi bahan ajar agar lebih memiliki
keterkaitan dengan materi yang ingin digunakan saat melakukan
kegiatan pembelajaran. Berikut ini merupakan pemaparan mengenai
hasil revisi berdasarkan masukan atau komentar dari para validator
(ahli materi dan guru):

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4 6 Revisi Bahan Ajar

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Bahan ajar yang digunakan Bahan ajar yang digunakan


masih mengalami miskonsepsi, sudah tidak mengalami
masih terlalu luas dan terdapat miskonsepsi dan faktual, bahan
beberapa kalimat atau kata ajar sudah disesuaikan dengan
yang penulisannya tidak sesuai usia anak SD dan penulisan
dengan kaidah bahasa kata atau kalimat sudah
Indonesia yang baik dan baku. disesuaikan dengan kaidah
penulisan bahasa Indonesia
yang baik dan baku.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-1 RPP ke-1

RPP KE 2 RPP KE 2

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Revisi kedua yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai


kecocokan kegiatan keterampilan pada KD 4.2 di rencana perangkat
pembelajaran ke-2. Revisi pada bagian ini dilakukan peneliti
berdasarkan masukan atau komentar dari ahli materi 1 dan ahli
materi 2. Pada masukan atau komentar dari para ahli materi pertama,
diharapkan peneliti lebih memperhatikan kesesuaian kegiatan yang
digunakan pada aspek keterampilan dengan KD 4.2, indikator dan
tujuan pembelajaran. Kegiatan membuat rangkuman pada KD 4,2 di
rencana pelaksanaan pembelajaran ke-2 dirasakan kurang
menunjukan sisi keterampilan bagi peserta didik dan membuat
rangkuman dirasakan kurang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran abad 21. Sehingga, peneliti menggantikan dengan
kegiatan yang lebih sesuai dan memiliki hubungan dengan
karakteristik pembelajaran abad 21. Kegiatan yang digunakan untuk
menggantikan kegiatan sebelumnya adalah membuat model
pernapasan sederhana dengan barang bekas. Berikut ini merupakan
pemaparan mengenai hasil revisi berdasarkan komentar dan saran
dari validator:
Tabel 4 7 Revisi KD

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Ketidakcocokan kegiatan pada Kecocokan kegiatan pada


aspek keterampilan dengan KD aspek keterampilan dengan KD

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2. kegiatan yang digunakan 4.2. kegiatan yang digunakan


masih kurang sesuai dengan sudah memiliki kesesuaian
KD 4.2 dan masih kurang dengan KD 4.2 dan
menunjukan karakteristik menunjukan adanya keterkaitan
pembelajaran abad 21 pada dengan karakteristik
RPP ke-2. pembelajaran abad 21 pada
RPP ke-2.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

INDIKATOR KD 4.2 INDIKATOR KD 4.2

Revisi ketiga yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengubah sapaan


kepada siswa menjadi doa pembukaan dengan memperhatikan
penulisan kata dan kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan baku. Menurut ahli materi kedua, penulisan
sapaan kepada siwa pada PPT dirasakan masih kurang sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan baku. Walaupun sekedar
sapaan, alangkah baiknya guru menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan baku. Kekeliruan penulisan sapaan yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku terdapat pada RPP.
Sehingga, peneliti berinisiatif menggantikan sapaan kepada siswa
dengan mengajak doa bersama sebelum memulai kegiatan
pembelajaran. Perubahan ini dirasakan sesuai dengan salah satu nilai
dari PPK yakni nilai religiusitas. Pada penulisan mengajak berdoa,
peneliti sudah mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang
baik dan baku. Berikut ini pemaparan mengenai hasil revisi
berdasarkan komentar dan saran dari validator:

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4 8 Revisi RPP

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Penulisan kata pada sapaan Perubahan sapaan kepada


kurang sesuai dengan kaidah siswa menjadi kegiatan
penulisan Bahasa Indonesia berdoa bersama sebelum
yang baik dan baku. memulai pembelajaran dan
penulisan kata pada kegiatan
berdoa sudah disesuaikan
dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang baik
dan baku.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP Ke-1 RPP Ke-1

RPP ke-2 RPP ke-2

Revisi keempat yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengubah


tampilan LKPD lebih eye-catching, menyesuaikan tampilan LKPD
dengan abad 21 dan mengubah kesalahan penulisan tema dan
semester pada cover LKPD. Menurut validator ahli materi kedua

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tampilan LKPD sebaiknya lebih eye-catching dan tidak terlalu


banyak tulisan pada covernya. Hal ini dilakukan agar tampilan
LKPD lebih terkesan menarik namun simpel untuk usia anak SD.
Selain itu, sebaiknya tampilan LKPD lebih disesuaikan lagi dengan
abad 21. Kemudian, menurut guru IPA SMA YAN SMIT terdapat
kekeliruan penulisan tema dan semester pada cover LKPD dari RPP.
Seharusnya penulisan tema dan semester disesuaikan dengan tema
dan semester yang digunakan dalam pengembangan produk.
Awalnya hal ini membuat guru IPA SMA mengalami kebingungan,
namun setelah dikonfirmasikan kepada peneliti ternyata peneliti
yang salah menuliskan tema dan semester. Berdasarkan masukan
dari para validator, peneliti mengubah tampilan LKPD lebih simpel,
kemudian menyesuaikan dengan abad 21 dan mengubah kesalahan
penulisan tema dan semester pada cover LKPD. Berikut ini
pemaparan mengenai hasil revisi berdasarkan komentar dan saran
dari validator:
Tabel 4 9 Revisi Tampilan LKPD

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Tampilan LKPD belum eye- Tampilan LKPD lebih eye-


catching, cover LKPD belum catching serta simpel, cover
terlalu menyesuaikan dengan LKPD menyesuaikan dengan
abad 21 dan terdapat kesalahan abad 21 dan penulisan yang
penulisan tema dan semester benar pada tema dan semester
pada cover LKPD. di cover LKPD.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-1 RPP ke-1

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP ke-2

RPP ke-2

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Revisi kelima yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengubah


soal pertanyaan menjadi lebih HOST. Menurut validator ahli materi
dan guru memberikan masukan agar permasalahan atau soal
pertanyaan lebih dibuat menjadi HOST, agar siswa mampu
mengembangkan karakter berpikir kritisnya. Sewaktu
mengembalikan hasil penilaian perangkat pembelajaran secara
online, guru IPA SMA YANG SMIT mengatakan soal atau
permasalahan yang dibuat oleh peneliti sudah baik, namun masih
kurang menunjukkan HOST. Tidak jauh berbeda dari pendapat
tersebut, ahli materi pertama juga mengatakan soal permasalahn
tersebut belum terlalu menunjukan aspek HOST. Sehingga, peneliti
mengubah soal permasalah tersebut menjadi soal yang lebih HOTS.
Berikut ini pemaparan mengenai hasil revisi berdasarkan komentar
dan saran dari validator:

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4 10 Revisi Soal

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Soal permasalahan belum Soal permasalahan sudah


terlalu menunjukan aspek menunjukan aspek HOTS.
HOTS.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-1 RPP ke-1

RPP ke-2

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP ke-2

Revisi keenam yang dilakukan oleh peneliti yakni mengubah


pemberian titik-titik pada soal evaluasi menjadi 4 titik pada soal.
Menurut guru IPA SMA YAN SMIT, pemberian titik-titik pada
pertanyaan sebaiknya hanya 4 saja. Menurut validator, hal ini
tentunya sangat berpengaruh pada perangkat pembelajaran yang
dibuat oleh peneliti dari segi kerapian. Berdasarkan masukan atau
komentar tersebut, peneliti mengubah pemberian titik-titik pada
pertanyaan pada RPP. Berikut ini pemaparan mengenai hasil revisi
berdasarkan komentar dan saran dari validator:

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4 11 Revisi Soal Evaluasi

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Pemberian titik-titik pada Mengubah pemberian titik-


pertanyaan terlalu banyak. titik pada pertanyaan hanya
sebanyak 4 titik.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-1 RPP ke-1

RPP ke-2 RPP ke-2

Revisi ketujuh yang dilakukan oleh peneliti yakni mengubah


template PPT yang awalnya berbeda antar PPT 1 dan PPT lainnya
menjadi 1 template saja. Menurut validator guru IPA SMA YAN
SMIT, template atau latar belakang yang peneliti gunakan dalam
PPT masih terkesan kurang sesuai dengan materi dan jika dilihat
oleh mata warna dari setiap PPT terkesan kurang cocok. Sehingga,
guru IPA SMA YAN SMIT memberikan masukan agar peneliti
memilih ulang template atau latar belakang PPT dan validator
menganjurkan untuk mencari template yang menarik pada slidego.
Berdasarkan masukan tersebut, peneliti mengubah template PPT
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan warna yang lebih
cocok untuk dilihat dan berhubungan dengan materi. Peneliti

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan 1 template untuk semua media pembelajaran. Berikut


ini pemaparan mengenai hasil revisi berdasarkan komentar dan
saran dari validator:

Tabel 4 12 Revisi Template PPT

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Template PPT pada media Template PPT pada media


pembelajaran kurang sesuai pembelajaran sudah
dengan materi dan warnanya disesuaikan warnanya dengan
kurang cocok jika dilihat. materi dan menggunakan 1
template saja.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-1 RPP ke-1

RPP ke-2 RPP ke-2

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Revisi kedelapan yang dilakukan oleh peneliti yakni


mengubah rubrik penilaian untuk produk yang sebelumnya dinilai
belum objektif menjadi lebih objektif. Menurut ahli materi kedua
penilaian untuk rubrik produk pada RPP ke-2 dirasakan masih
kurang objektif. Sehingga validator memberikan masukan atau
komentar agar penilaian rubric produk pada RPP ke-2 lebih
diobjektifkan lagi oleh peneliti dan disesuaikan dengan kegiatan
keterampilan yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan masukan atau
komentar tersebut, peneliti mengubah rubric penilaian produk pada
RPP ke-2 menjadi lebih objektif dan disesuaikan dengan kegiatan
keterampilan yang diganti juga dari kegiatan awalnya yakni, pada
kegiatan awalnya siswa membuat rangkuman materi kemudian
diganti dengan siswa membuat model pernapasan sederhana dengan
menggunakan bahan bekas. Berikut ini pemaparan mengenai hasil
revisi berdasarkan komentar dan saran dari validator:
Tabel 4 13 Revisi Rubrik Penilaian

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Rubrik penilaian produk pada Rubrik penilaian produk pada


RPP ke-2 belum objektif. RPP ke-2 sudah objektif.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-2 RPP ke-2

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Revisi kesembilan yang dilakukan oleh peneliti yakni


menyesuaikan gambar pada template PPT dengan materi. Menurut
ahli materi kedua, gambar melukis pada PPT RPP ke-1 dirasakan
kurang sesuai atau tidak memiliki hubungan dengan materi
pembelajaran, sehingga diharapkan untuk menggantikannya dengan
gambar yang lebih sesuai. Berdasarkan masukan atau komentar dari
validator, peneliti mencari latar belakang ata template yang sesuai
untuk menggantikan gambar melukis tersebut pada PPT RPP ke-1.
Berikut ini pemaparan mengenai hasil revisi berdasarkan komentar
dan saran dari validator:
Tabel 4 14 Revisi Gambar pada PPT

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Kurangnya Keterkaitan gambar Kesesuaian gambar template


melukis pada template PPT PPT dengan materi.
dengan materi.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RRP ke-1 RPP ke-1

Revisi kesepuluh yang dilakukan oleh peneliti yakni


menyesuaikan gambar dengan materi pada RPP. Menurut ahli

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi dan guru, terdapat gambar yang kurang sesuai dengan materi
misalnya, gambar organ pernapasan manusia secara keseluruhan.
Pada gambar tersebut terdapat beberapa organ pernapasan yang
tidak dibahas, sehingga para validator memberikan masukan atau
komentar kepada peneliti untuk menggantikanya dengan gambar
yang sesuai. Berdasarkan komentar dan masukan dari para validator,
peneliti mengantikan gambar tersebut dengan gambar yang lebih
sesuai dengan materi yang dibahas dan tidak terlihat terlalu luas.
Berikut ini pemaparan mengenai hasil revisi berdasarkan komentar
dan saran dari validator:
Tabel 4 15 Revisi Gambar Organ Pernapasan pada Manusia

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Ketidaksesuaian gambar dengan Kesesuaian gambar dengan


materi dan masih terlihat luas materi dan arti gambar
arti gambarnya. dipersempit sebatas materi
yang dibahas saja.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

RPP ke-1 RPP ke-1

4. Tahap Implementasi (Implementation)


Setelah produk dilakukan validasi oleh para validator yakni ahli
materi, guru SD kelas V dan guru IPA SMA, peneliti melakukan revisi
pada produk berdasarkan masukan atau komentar dari para validator
sebelum ke tahap uji coba terbatas. Setelah produk selesai direvisi,
peneliti melakukan uji coba terbatas atau mengimplementasikan produk

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut kepada beberapa siswa kelas V SD yang berada dilingkungan


tempat tinggal peneliti. Uji coba terbatas dilakukan secara via online
dan tatap muka untuk beberapa kali pertemuan. Uji coba terbatas
dilakukan pada daerah sorosutan, kecamatan umbulharjo, kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, jalan gurami. Uji coba
produk dilakukan pada tanggal 23 September 2021. Rata-rata uji coba
yang dilakukan secara online menghabiskan waktu 45 menit dan secara
tatap muka menghabiskan waktu 80 menit. Pada uji coba secara online,
peneliti bersama siswa melakukan kegiatan presensi, pemberian materi,
tanya-jawab dan penjelasan penugasan. Sedangkan uji coba secara tatap
muka, peneliti dan siswa melakukan kegiatan mengerjakan LKPD,
tanya-jawab materi, membuat tugas (model sederhana pernapasan),
mengisi lembar refleksi dan siswa mengerjakan soal evaluasi. Pada uji
coba terbatas peneliti tetap mengikuti langkah-langkah model
pembelajaran yang digunakan dalam RPP. Sedangkan siswa pada saat
uji coba terbatas pertemuan pertama masih kurang antusias dengan
media saat via online, namun saat tatap muka siswa tergolong sangat
antusia ingin mencoba media interaktif tersebut karena diberikan
penjelasan secara langsung cara menggunakan media pembelajaran
tersebut. Siswa juga tergolong senang mengerjakan tugas secara
bersamaan dan diawasi langsung oleh peneliti. Kegiatan uji coba
terbatas yang dilakukan oleh peneliti tetap memperhatikan protokol
kesehatan selama masa pandemi dan telah mendapatkan izin dari orang
tua siswa.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Setelah melakukan uji coba terbatas kepada siswa kelas V SD,
peneliti melakukan evaluasi terakhir atau final terhadap produk yang
dikembangkan berdasarkan hasil uji coba terbatas yang telah dilakukan.
Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap produk yang
dikembangkannya dengan cara merangkum kesulitan-kesulitan yang
dirasakan oleh siswa pada saat uji coba terbatas berlangsung. Kesulitan-

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesulitan atau perasaan siswa mengenai setiap kegiatan pembelajaran


yang telah dilakukan didapatkan oleh peneliti melalui lembar evaluasi
yang selalu diisi oleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran atau
kegiatan uji coba terbatas. Pada uji coba terbatas pertama, siswa
memerlukan bimbingan dalam memahami susunan pernapasan atau
jalur pernapasan pada manusia. Kegiatan ini dilakukan beberapa kali
oleh siswa bersama peneliti agar siswa dapat lebih lama memahami
jalur pernapasan atau mekanisme pernapasan pada manusia serta fungsi
organ-organ tersebut. Selanjutnya, siswa mulai mudah memahami
materi seperti penyakit apa saja yang dapat menyerang organ-organ
pernapasan manusia dengan baik serta kegiatan-kegiatan apa saja yang
harus dilakukan agar organ-organ pada sistem pernapasan manusia
tetap terawat. Kesulitan yang dirasakan oleh siswa yakni terdapat pada
LKPD. Ada beberapa soal yang dibuat oleh peneliti dengan melibatkan
siswa untuk memberikan pendapatnya atau mengemukakan
pendapatnya terkait dengan materi yang dipelajari. Siswa cenderung
masih bertanya kepada peneliti mengenai soal tersebut. Namun, peneliti
tetap membimbing siswa baik dalam mengerjakan soal-soal pada
LKPD, membuat media pernapasan sederhana dan cara mengerjakan
soal evaluasi pada media pembelajaran interaktif. Peneliti juga tidak
lupa mengingatkan siswa untuk mengisi lembar evaluasi pada akhir
kegiatan pembelajaran. Dari hasil uji coba terbatas yang dilakukan oleh
peneliti terhadap beberapa siswa SD kelas V, dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas V SD senang menggunakan media pembelajaran, mudah
memahami materi, memiliki ketertarikan dalam penggunaan media
pembelajaran, senang mengerjakan soal pada LKPD dan tugas rumah
serta senang mempresentasikan hasil yang telah didapatkannya baik
pada soal LKPD maupun pada kegiatan keterampilan.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Prosedur Pengembangan Produk Perangkat Pembelajaran
Proses atau prosedur pemgembangan produk perangkat
pembelajaran oleh peneliti dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan
pada model ADDIE. Materi yang dibahas oleh peneliti pada produk
perangkat pembelajaran adalah sistem pernapasan pada manusia, tema 2
subtema 1 untuk kelas V SD. Langkah pertama yang dilakukan oleh
peneliti adalah melakukan wawancara kepada guru untuk dapat
menganalisis permasalahan yang terjadi serta mengumpulkan data. Dari
hasil wawancara yang dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa anak-
anak kelas V SD mengalami kesulitan dalam memahami materi sistem
pernapasan pada manusia. Guru mengatakan bahwa sering mengulang
kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya agar siswa dapat
memahami serta mengingat materi tersebut. Kemudian, Sebagian siswa
cenderung kurang aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain
itu, keterbatasan media pembelajaran yang digunakan juga merupakan
salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam proses
penyampaian materi. Guru menjelaskan juga bahwa masing-masing siswa
memiliki kemampuan pemahaman atau berpikir yang berbeda-beda,
sehingga guru memerlukan media pembelajaran yang dapat siswa gunakan
baik saat di sekolah maupun di rumah untuk belajar. Kemudian,
pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari
atau yang faktual dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya. Guru juga mengatakan, pembelajaran
dengan penanaman karakter sangat membantu siswa dalam pembentukan
karakter serta penerapan nilai-nilainya baik dilingkungan sekolah,
keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, tidak jarang dalam kegiatan
pembelajaran IPA guru memberikan kebebasan siswa dalam
bereksperimen, bertanya, mencoba menyelesaikan persoalan, berdiskusi
dan lain sebagainya. IPA merupakan salah satu pembelajaran yang
penting, karena berkaitan dengan kehidupan manusia dan bersifat factual

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada konsep-konsep, materi dan penerapannya. Dengan adanya


pembelajaran IPA, siswa dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
alam, tumbuhan dan manusia secara ilmiah. Berdasarkan data dan
permasalahan yang didapatkan, peneliti mengembangkan produk berupa
perangkat pembelajaran baik untuk guru dan siswa yang terdiri dari:
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media
pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan penilaian. Produk
perangkat pembelajaran yang dibuat diharapkan dapat membantu guru
dalam melakukan kegiatan pembelajaran didalam kelas serta dapat
membantu siswa untuk belajar selalu baik di sekolah maupun di rumah.
Langkah berikutnya, peneliti mulai membuat perangkat
pembelajaran dengan menggunakan KD 3.2 dan 4.2 pada tema 2 subtema
1, mengenai sistem pernapasan pada manusia muatan pelajaran IPA kelas
V SD. Pemilihan KD, tema, subtema dan semester didasari oleh hasil
wawancara bersama guru kelas V SD. Peneliti mengembangkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan
penilaian. Selain itu, peneliti membuat kerangka produk yang
dikembangkan berupa: kerangka, struktur, prosedur kerja, dan pedoman
validasi untuk produk yang dikembangkan. Produk perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dibuat berdasarkan SK,
KD, indikator, tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan,
serta materi pada muatan pembelajaran yang telah ditentukan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kuanandar (2014) bahwa perangkat pembelajaran
yang dibuat oleh guru harus lengkap, sistematis dan dapat digunakan baik
secara langsung maupun tidak langsung secara interaktif.
Tahap selanjutnya adalah, peneliti membuat produk perangkat
pembelajaran (develop) yang telah ditentukan komponen-komponennya
kedalam bentuk fisik. Adapun yang dibuat adalah: rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta
didik (LKPD) dan penilaian. Setelah produk perangkat pembelajaran

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berupa fisik jadi, peneliti melakukan tahap selanjutnya yakni validasi


produk oleh para ahli materi dan guru. Validasi produk yang akan
dilakukan oleh para ahli materi dan guru yang memiliki hubungan atau
keterkaitan dengan materi pada produk menggunakan instrumen validasi.
Instrumen validasi yang dibuat oleh peneliti untuk para validator berisikan
kualitas produk yang telah dibuat, hal ini dilakukan agar produk dapat
dinilai sesuai dengan yang telah dikembangkan dan mendapatkan masukan
atau komentar dari para validator. Para validator berjumlah 4 orang yang
terdiri dari ahli materi (dosen berjumlah 2 orang) dan guru (1 guru kelas V
SD dan 1 guru IPA SMA). Prosedur validasi oleh para validator terhadap
produk dilakukan secara online dan dalam bentuk cetak. Hal ini
dikarenakan keadaan yang sedang mengalami masa pandemic sehingga
validasi oleh para validator ada yang secara online dan dalam bentuk cetak.
Dari hasil yang validasi yang telah diperoleh, produk 1 dan 2 berupa RPP
mendapat nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”, bahan
ajar mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”,
media pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,34 dengan
kategori “Sangat Baik”, LKPD mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,1
dengan kategori “Baik”, dan penilaian mendapatkan nilai rata-rata akhir
3,52 dengan kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil perolehan nilai
rata-rata akhir pada setiap komponen perangkat pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dibuat oleh
peneliti dinilai baik dan layak digunakan oleh guru dan siswa. Selanjutnya,
peneliti melakukan revisi terhadap produk berdasarkan masukan atau
komentar dari para validator saat melakukan validasi. Revisi produk
dilakukan berdasarkan masukan atau komentar yang terdapat pada kolom
komentar pada instrumen validasi oleh para validator. Hal ini dilakukan
agar produk perangkat pembelajaran yang dikembangakan dapat tergolong
layak digunakan. Menurut Tegeh (2015:209) pada tahapan ini, sesuai
dengan langkah ketiga ADDIE yaitu pengembangan (development).

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah selanjutnya setelah peneliti melakukan revisi adalah


mengimplementasikan perangkat pembelajaran atau melakukan uji coba
terbatas kepada siswa. Peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 5 siswa
kelas V SD yang berada pada lingkungan tempat peneliti tinggal yakni:
daerah sorosutan, kecamatan umbulharjo, kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang berada pada jalan gurami pada tanggal 23
September 2021 hingga selesai masa uji coba terbatas. Uji coba terbatas
dilakukan dengan dua cara yakni secara online dan tatap muka. Uji coba
terbatas yang dilakukan secara tatap muka, dilakukan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan dan telah mendapatkan izin dari orang
tua siswa. Peneliti melakukan uji coba terbatas dengan mengikuti tahapan
pada RPP, namun ada juga beberapa bagian yang dipersingkat karena
mengingat masa uji coba terbatas karena berada pada saat pandemic covid-
19. Menurut Tegeh (2015:209) tahapan ini merupakan langkah keempat
yang sesuai dengan model ADDIE yaitu implementation atau
implementasi.
Tahap terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah evaluasi produk
setelah uji coba terbatas. Peneliti melakukan evaluasi produk final
berdasarkan hasil uji coba terbatas pada siswa. Evaluasi produk final
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan uji coba terbatas,
perasaan siswa dan kesulitan yang siswa alami selama kegiatan
pembelajaran. Tahap evaluasi final ini juga melibatkan tahapan analisis,
perancangan, pengembangan produk, implementasi produk dan evaluasi
final produk. Pada tahap evaluasi ini, peneliti juga melakukan evaluasi
secara keseluruhan terhadap produk perangkat pembelajaran yang dibuat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti telah melakukan tahapan-tahapan
ADDIE (menganalisis, merancang, mengembangkan,
mengimplementasikan dan evaluasi) pada proses pengembangan produk
yang dibuat. Menurut Tegeh (2015:209) tahapan ini merupakan langkah
kelima pada model ADDIE yaitu evaluation atau evaluasi.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Hasil Pengembangan Kualitas Perangkat Pembelajaran


Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti memuat
materi kelas V SD mengenai sistem pernapasan manusia pada tema 2,
subtema 1 dan semester 1. Komponen-komponen perangkat pembelajaran
yang dikembangkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan
penilaian. Model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti pada
pengembangan perangkat pembelajaran adalah model problem-based
learning (PBL). Model pembelajaran ini dirasakan dapat membantu siswa
dalam mengembangkan daya berpikir kritis baik secara individu maupun
berkelompok dengan cara berdiskusi. Pada model pembelajaran PBL,
sangat membantu dalam kegiatan belajar-mengajar baik saat tatap muka
maupun secara online. Walaupun ada sisi kekurangannya, namun model
ini dirasakan peneliti cocok dalam pengembangan perangkat pembelajaran
yang dikembangakan serta dirasakan sesuai dengan data wawancara
bersama guru.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis
kebutuhan. Analisis dilakukan sebagai landasan utama untuk
mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran. kemudian,
peneliti mulai mendesain produk. Komponen produk yang dikembangkan
oleh peneliti meliputi RPP, bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja
peserta didik (LKPD) dan penilaian. Setelah mendesain produk yang akan
dikembangkan, peneliti langsung melakukan pengembangan produk.
Peneliti mulai membuat produk sesuai dengan desain yang telah dibuat.
Pengembangan produk yang dilakukan harus dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing agar mendapatkan saran atau masukan untuk
memaksimalkan produk yang dikembangkan.
Setelah pembuatan produk sudah selesai, peneliti langsung
membuat instrumen validasi yang memuat komponen berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar
kerja peserta didik (LKPD) dan penilaian. Instrumen yang telah dibuat

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akan diberikan kepada para validator. Validator yang digunakan oleh


peneliti berjumlah 4 orang yakni, dua validator ahli materi (dosen) dan dua
validator guru (guru SD dan guru biologi SMA). Hasil dari validasi yang
telah diperoleh setelah melakukan validasi, produk 1 dan 2 berupa RPP
mendapat nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”, bahan
ajar mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”,
media pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,34 dengan
kategori “Sangat Baik”, LKPD mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,1
dengan kategori “Baik”, dan penilaian mendapatkan nilai rata-rata akhir
3,52 dengan kategori “Sangat Baik”.
Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
revisi dari hasil komentar atau saran yang didapatkan setelah produk
dilakukan validasi. Setelah produk telah dievaluasi, peneliti melakukan
tahapan implementasi produk dengan melakukan uji coba terbatas
terhadap 5 siswa kelas V sekolah dasar. Uji coba terbatas dilakukan secara
daring maupun luring. Uji coba yang dilakukan secara luring telah
mendapatkan persetujuan orang tua dan mengikuti protokol kesehatan.
Pada saat uji coba secara online, peneliti menggunakan WA grup untuk
memberikan tugas, penjelasan, dan materi kepada siswa, sedangkan uji
coba secara luring digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan secara
langsung, membimbing siswa jika mengalami kesulitan, dan menjawab
pertanyaan siswa. Respon siswa saat uji coba terbatas berlangsung
tergolong baik, aktif, dan dapat memahami materi.
Pada saat peneliti melakukan uji coba terbatas terhadap siswa kelas
V SD, hasil yang didapatkan yakni: kelima siswa tersebut dapat
menggunakan produk (media pembelajaran) dengan baik serta sesuai
dengan petunjuknya. Siswa juga dapat memahami materi sistem
pernapasan dan fungsi-fungsi organnya. Siswa juga dapat menunjukkan
karakter berpikir kritis yang dapat diamati oleh peneliti saat kegiatan uji
coba berlangsung, dimana siswa mampu mengajukan pertanyaan/
bertanya, menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, siswa

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu mengumpulkan informasi dari beberapa sumber yang berkaitan


dengan pertanyaan, dapat menganalisis, menarik kesimpulan dan mampu
mempresentasikan jawaban atau hasil yang didapatkan kepada peneliti dan
siswa lainnya. Namun, adapun bagian yang menjadi kendala 2 dari 3 siswa
yakni memahami pertanyaan-pertanyaan pada saat kegiatan uji coba
berlangsung. Peneliti mengatasi kendala tersebut dengan menjelaskan
maksud dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada siswa dengan bahasa
yang lebih mudah dipahami. Pada akhir kegiatan uji coba, siswa mengisi
lembar refleksi yang bertujuan agar peneliti dapat mengetahui perasaan,
hal-hal yang berarti, kesulitan dan hal-hal yang menyenangkan saat
kegiatan belajar berlangsung, agar produk yang dikembangkan dapat
dilihat keefektifannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2014:6)
bahwa satuan pendidikan wajib menyusun perangkat pembelajaran
pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, aktif,
menyenangkan, inovatif dan keratif.
Tahap selanjutnya, peneliti melakukan evaluasi terhadap produk
(perangkat pembelajaran IPA) yang telah diujicobakan agar dapat
dipermantapkan lagi. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap
produk yang dikembangkannya dengan cara merangkum kesulitan-
kesulitan yang dirasakan oleh siswa pada saat uji coba terbatas
berlangsung. Kesulitan-kesulitan atau perasaan siswa mengenai setiap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan didapatkan oleh peneliti
melalui lembar evaluasi yang selalu diisi oleh siswa pada akhir kegiatan
pembelajaran atau kegiatan uji coba terbatas.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan saat penelitian dan pembahasan
yang yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Setiap Langkah-langkah penelitian dalam pengembangan perangkat
pembelajaran pada muatan pelajaran IPA tema 2 subtema 1 untuk siswa
kelas V SD menggunakan salah satu model penelitian yakni model ADDIE.
Pada model ADDDIE terdapat beberapa langkah dalam pengembangan
yang harus dilakukan yakni: a). analyze (analisis): menganalisis pokok
masalahan yang dialami guru kelas V SD dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode wawancara, b). design (perencanaan):
melakukan design RPP yang akan digunakan untuk siswa kelas V SD dalam
pembelajaran IPA tema 2 subtema 1 materi sistem pernapasan pada
manusia, c). develop (pengembangan): membuat perangkat pembelajaran
sesuai dengan ketentuan design yang telah dibuat, kemudian membuat
instrumen validasi serta menyerahkanya kepada dua ahli materi IPA, 1 guru
kelas V SD dan 1 ahli praktisi IPA, kemudian dilakukan revisi terhadap
produk sesuai dengan saran dari para validator, d). implement
(implementasi): peneliti melakukan kegiatan uji T (uji terbatas) perangkat
pembelajaran terhadap 5 siswa kelas V SD, e). evaluate (evaluasi) evaluasi
terhadap produk yang dikembangkan dilakukan secara formatif dan sumatif
pada setiap tahapan yang dikembangkannya serta dilakukan evaluasi
terhadap produk yang telah sampai pada tahap final.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk dari pengembangan perangkat pembelajaran berupa
produk yang dibuat oleh peneliti meliputi: rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta
didik dan penilaian pada pembelajaran IPA tema 2 subtema 1 untuk kelas V
SD memiliki kualitas sebagai berikut: a). hasil kualitas produk dari para ahli

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi (ahli 1 dan 2) menunjukan produk pertama dan kedua berupa RPP
mendapat nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”, bahan
ajar mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”,
media pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,34 dengan kategori
“Sangat Baik”, LKPD mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,1 dengan
kategori “Baik”, dan penilaian mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,52
dengan kategori “Sangat Baik”, b). hasil kualitas produk dari guru SD dan
guru praktisi IPA menunjukan produk pertama dan kedua berupa berupa
RPP mendapat nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat Baik”,
bahan ajar mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,4 dengan kategori “Sangat
Baik”, media pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,34 dengan
kategori “Sangat Baik”, LKPD mendapatkan nilai rata-rata akhir 3,1
dengan kategori “Baik”, dan penilaian mendapatkan nilai rata-rata akhir
3,52 dengan kategori “Sangat Baik”.
B. Keterbatasan Pengembangan
Keterbatasan dalam produk ini, yakni:
1. Hanya terdapat 1 narasumber saat wawancara yang dilakukan sebagai
landasan dasar analisis kebutuhan dikarenakan situasi pandemi.
2. Produk mengalami kesulitan saat hendak diujicobakan (daring maupun
luring) secara terbatas. Hal ini dikarenakan, situasi pandemi dan PPKM
yang diterapkan oleh pemerintah, sehingga sulit untuk mengajak peserta
didik untuk melakukan kegiatan belajar dengan leluasa.
C. Saran
Saran dari peneliti, yakni:
1. Pada pengambilan data, hendakanya dilakukan lebih dari 1 narasumber. Hal
ini bertujuan agar permasalahan yang ingin dikembangkan oleh peneliti
lebih luas dan tidak bersifat terbatas.
2. Pada sesi wawancara sebaiknya dilakukan secara langsung jangan melalui
media WA, tujuannya agar setiap pertanyaan dapat lebih dikembangkan.
3. Uji coba produk sebaiknya dilakukan secara langsung, agar lebih
mempermudah dalam pengimplementasinya.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Abdul, M. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Andi, P. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva
Press.

Allimuddin. (2014). Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Volume 01, No.1. Diakses
di https://journal.unp.ac.id pada tanggal 10 Agustus 2021.

Alif, A. dkk. (2015). Authentic Assessment Berbasis Scientific Approach sebagai


Implementasi Kurikulum 2013 di SMP kelas VII pada materi Suhu dan
Perubahannya. Jurnal: inkuiri. ISSN: 2252-7893, VOL,4, NO.3. DI akses di
http://jurnal.fkip.uns.ac.id pada tanggal 13 Agustus 2021.

Ardiyanti, Y. (2016). Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah


Berbantuan Kunci Determinasi. Jurnal: pendidikan Indonesia. VOL.5,
NO.2, P-ISSN: 2303-288X, E-ISSN: 2541-7207. Diakses di
https://ejournal.undiksha.ac.id pada tanggal 15 September 2021.

Bararah, I. W. (2017). Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jurnal: MUDARRISUNA. VOL.7,
NO.1. Diakses di https://jurnal.ar-raniry.ac.id pada tanggal 13 Agustus
2021.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,


SD/MTS dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-RUZZ.

Gunantara. (2014). Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika siswa kelas V. Jurnal:
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2 (1): 1-10. Di akses di
https://ejournal.undiksha.ac.id pada tanggal 20 Agustus 2021.

Harosid, H. (2019). Kurikulum 2013 Revisi 2017. Di akses di ikipsiliwangi.ac.id


pada tanggal 29 Desember 2021.

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ign, M. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta:


Kanisius

Juwantara, A. R. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada tahap


anak usia operasional konkret 7-12 tahun dalam Pembelajaran Matematika.
Jurnal: ilmiah pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah. VOL.9, NO.1, E-
ISSN: 2597-937X. Di akses di https://jurnal.uin-antasari.ac.id pada tanggal
13 Agustus 2021.

Khotimah, D. N. (2019). Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter


(PPK) melalui Kegiatan 5S di Sekolah Dasar. Jurnal: ilmiah kependidikan.
VOL.2, NO.1. ISSN: 2615-5443. Diakses di http://jurnal.umk.ac.id pada
tanggal 20 Agustus 2021.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud NO.81A tentang Implementasi Kurikulum.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.


Jakarta: Puskur-Balitbang Kemendiknas.

Kemendikbud. (2012). Panduan Integrasi Pendidikan Karakter dalam


Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kemendikbud. (2016). Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter jadi pintu masuk


Pembenahan Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kunandar. (2014). Penilaian autentik (penilaian hasil belajar peserta didik


berdasarkan kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusuma, D. dkk. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Listyarti, R. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Lestari, I. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Kompetensi. Padang: Akademia


Permata.

Muslich, M. (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Masitah. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Memfasilitasi


Guru, Menumbuhkan rasa Tanggung Jawab Siswa SD terhadap Masalah
Banjir. Jurnal: Proceeding Biology Education Conference. VOL.15.
Diakses di https://eferoniwaruwu.blogspot.com pada tanggal 10 Agustus
2021.

Mardhiyah, R. H, dkk. (2021). Pentingnya Keterampilan Belajar di Abad 21 sebagai


Tuntutan dalam Pengembangan sumber daya manusia (SDM). Jurnal:
Pendidikan, VOL.12, NO.1. Diakses di https://ejournal.unilak.ac.id pada
tanggal 20 Agustus 2021.

Magdalena, I, dkk. (2020). Analisis Bahan Ajar Nusantara. Jurnal pendidikan dan
ilmu sosial. VOL.2, NO.2. Diakses di https://ejournal,stitpn.ac.id pada
tanggal 12 Oktober 2021.

Mansiah, N. A. (2020). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint dalam


Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Madrasah IBTIDAIYAH Negeri
1 Tanjung Jabung Timur. Skripsi. Jambi: Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.

Maasrukhin, A. R. dan Ratnasari, K. (2019). Proses Pembelajaran INQUIRY Siswa


MI untuk Meningkatkan kemampuan Matematika. Jurnal: Auladuna,
VOL.01, NO.12. Diakses di https://ejournal.inaifas.ac.id pada tanggal 12
Oktober 2021.

Muakhirin, B. (2014). Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan


Pembelajaran Inquiry pada Siswa SD. Jurnal: ilmiah guru “COPE”,
NO.01. Diakses di https://journal.uny.ac.id pada tanggal 13 Oktober 2021.

Mainam. (2018). Penerapan Metode STAD gna meningkatkan hasil belajar IPA
kelas II SDN 002 SEKIP HULU Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2016/2017. Jurnal: Mitra Pendidikan (JMP online). VOL.2, NO.11. Diakses
di http://ejurnalmitrapendidikan,com pada tanggal 13 Oktober 2021.

Mochamad, Y. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis


Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SD. PEDAGOGIA: JURNAL PENDIDIKAN,
Volume. 7, No.1, 32-46. Diakses di
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/index pada tanggal 16
Desember 2021.

Nababan, S. A. (2018). Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis


Pendekatan RMEUntuk meningkatkankemampuan Berpikir kritis siswa

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sekolah Dasar. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah


Dasar, 4(2). Diakses di stkipbbm.ac.id pada tanggal 16 Desember 2021.

Normadhita, R. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar


siswa kelas IV pada Pembelajaran IPA melalui metode Eksperimen di SDN
Tegalrejo 2. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Di akses di
repository.usd.ac.id pada tanggal 12 Oktober 2021.

Pernama. D. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe


THREADED untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar mengacu kurikulum
2013. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Di akses di
repository.usd.ac.id pada tanggal 12 Oktober 2021.

Priatmojo, A. dkk. (2019). Implemen tasi Pendidikan Karakter di Abad 21. Jurnal:
pendidikan guru sekolah dasar. Diakses di https://jurnal.umj.ac.id pada
tanggal 02 September 2021.

Pangestu, A. B. (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis


Masalah untuk kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma. Di akses di repository.usd.ac.id pada tanggal 12 Oktober
2021.

Purwati, R, dkk. (2016). Analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam


menyelesaikan masalah persamaan kuadrat pada pembelajaran model
creative problem solving. Jurnal: pendidikan, VOL.7, NO.1. Diakses di
https://jurnal.unej.ac.id pada tanggal 13 Oktober 2021.

Pratiwi, A. G. (2019). Implementasi program penguatan pendidikan karakter


berbasis masyarakat di sekolah dasar se-kecamatan godean kabupaten
sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Di akses di
repository.usd.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2021.

Purnami, A. K. (2019). Implementasi program penguatan pendidikan karakter


berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-kecamatan depok
kabupaten sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Di
akses di repository.usd.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2021.

Pawestri, E. & Zulfiati, H. M. (2020). Pengembangan lembar kerja peserta didik


(LKPD) untuk mengakomodasi keragaman siswa pada pembelajaran
tematik kelas II SD Muhammadiyah Danunegaran Tribayu. Jurnal:
pendidikan ke-SD-an. VOL.6, NO.3. Diakses di https://jurnal.ustjogja.ac.id
pada tanggal 15 Oktober 2021.

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Purwanti, L, R. W, dkk. (2020). Analisis penggunaan media powerpoint dalam


pembelajaran jarak jauh pada materi Animalia kelas VIII. Jurnal: of biologi
education. VOL.3, NO.2. Diakses di http://journal.iainkudus.ac.id pada
tanggal 15 Oktober 2021.

Rahmawati, L. H. (2020). Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)


berbasis scientific approach pada mata pelajaran administrasi umum
semester genap kelas X OTKP di SMK Negeri 1 Jombang. Jurnal:
pendidikan administrasi perkantoran (JPAP). VOL.8, NO.3. Diakses di
https://journal.unesa.ac.id pada tanggal 20 Agustus 2021.

Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar


melalui kearifan lokal. Jurnal: pendidikan sekolah dasar. VOL.3, NO. 2.
Diakses di https://jurnal.unitirta.ac.id pada tanggal 15 Oktober 2021.

Rahay, P. dkk. (2012). Pengembangan Pembelajaran IPA terpadu dengan


menggunakan model pembelajaran PBL melalui LESSON STUDY. Jurnal:
pendidikan IPA (JPI), 1(1) 63-70. Diakses di http://journal.unnes.ac.id pada
tanggal 12 Oktober 2021.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan, jenis, metode dan prosedur. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Sularmi, A. S, dkk. (2018). Finding hots-based mathematical learning in elementary


school students. Jurnal: national seminar on elementary education (SNPD
2018). Diakses di https://jurnal.uns.ac.id pada tanggal 20 Agustus 2021.

Saleh, M. (2013). Strategi pembelajaran FIQH dengan problem based learning.


Jurnal: ilmiah DIDAKTIKA. VOL.XIV, NO.1. Diakses di https://jurnal.ar-
raniry.ac.id pada tanggal 20 Agustus 2021.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:


kencana prenada media group.

Sunhaji. (2014). Konsep manajemen kelas dan implikasi dalam pembelajaran.


Jurnal: kependidikan. VOL.11, NO.2. Di akses di media.neliti.com pada
tanggal 16 Oktober 2021.

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kombinasi (Mix Methods). Bandung:


ALFABETA

Triyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: PT bumi aksara.

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Trianto. (2015). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: PT bumi aksara.

Tegeh & Made dkk. (2015). Model penelitian pengembangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Undang-undang Republik No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan BAB 1


Pasal 1 No.4.

Umar. (2014). Media pendidikan: peran dan fungsinya dalam pembelajaran. Jurnal:
tarbawiyah. VOL.11, NO.1 edisi Januari-Juli 20214. Diakses di
core.ac.uk/download/PDF/235260296.PDF pada tanggal 23 Agustus 2021.

Wayudi, M. S & Santoso, B. (2020). Kajian analisis keterampilan berpikir kritis


siswa sekolah menengah atas. Jurnal: pendidikan manajemen sekolah.
VOL.5, NO.1. Diakses di http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper pada
tanggal 23 Agustus 2021.

Wijayah, T. (2019). Panduan praktis menyusun silabus, RPP dan penilaian hasil
belajar. Yogyakarta: Noktah.

Widiarta, I. D. G. P., Parmiti, D. P., & Margunayasa, I. G. (2019). Pengembangan


Perangkat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Aktivitas Higher
Order Thinking Pada Kelas V Sekolah Dasar. Refleksi Edukatika: Jurnal
Ilmiah Kependidikan, 10(1), 29-39. Diakses di umk.ac.id pada tanggal 16
Desember 2021.

Winanti, A. C. (2016). Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis


Matematika kelas III A pada Materi Perkalian dan Pembagian melalui
Pembelajaran PBL di SD Negeri Denggung. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Diakses di repository.usd.ac.id pada tanggal 12
Oktober 2021.

Widoyoko, S. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Wulandari, D. (2016). Pemanfaatan hambatan media powerpoint pada guru SDN


kelas tinggi segugus pewantara kabupaten Banyumas. Skripsi. Semarang
Universitas Negeri Semarang.

Yulianti, E. & Gunawan, I. (2019). Model pembelajaran problem based learning


(PBL): efeknya terhadap pemahaman konsep dan berpikir kritis. Indonesian
journal of science and mathematics education 02 (3) 2019, 399-408 E-ISSN
:2615-8639. Diaskes di http://ejournal.radenintah.ac.id pada tanggal 20
Agustus 2021.

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Zaki, A. & Yusri, D. (2020). Penggunaan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran PKN di SMA SWASTA
Darussa’ADAH kecamatan Pangkalan Susu. Al-Ikhtibar: Jurnal: Ilmu
Pendidikan, VOL 7, NO.2 Juni-Desember 2020, P-ISSN: 2406-808X//, E-
ISSN: 2550-0686. Diakses di https://journal.ianlangsa.ac.id pada tanggal 10
Agustus 2021.

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Wawancara

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Surat Validasi Ahli 1

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Surat Validasi Ahli 2

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 Surat Validasi Guru Kelas V SD

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 Surat Validasi Praktisi IPA

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Ahli Materi 1

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Ahli Materi 2

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Guru Kelas V SD

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 Hasil Validasi Produk 1 dan 2 oleh Praktisi IPA

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11 Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara

NO Pertanyaan Wawancara Hasil Wawancara


1. Bagaimanakah penerapkan kurikulum Penerapan kurikulum 2013
13 oleh guru di sekolah? di sekolah sudah
diterapakan, namun belum
sepenuhnya berjalan dengan
baik dalam penerapannya.
2. Kendala apa saja yang dialami oleh Kendala yang sering dialami
guru dan siswa selama penerapan oleh guru adalah: kesulitan
kurikulum 2013? dalam mengejar materi,
waktu pembelajaran yang
terkesan lama dan masih
terbiasa menggunakan
kurikulum lama.
3. Bagaimana cara guru dalam mengatasi Cara mengatasinya dengan
kendala tersebut? mengabungkan beberapa
materi dalam 1
pembelajaran. Misalnya
dalam 1 minggu ada 3x
pertemuan, dijadikan 1
materi biar bisa dalam 1
pembelajaran. Kemudian,
pemberian tugas untuk
mempersingkat waktu dalam
1 minggu agar pembelajaran
atau pemberian materi bisa
selesai dan berjalan.
4. Apakah rencana kegiatan pembelajaran Secara umum sudah
guru sudah menerapkan pembelajaran diterapkan dalam kegiatan
HOTS? pembelajaran. Namun, ada
juga yang terkadang tidak
diterapkan pembelajaran
HOTS dan tergantung
dengan indikator yang
hendak dikembangkan.
5. Materi IPA (tema, subtema dan KD) siswa kelas V masih
bagian mana yang menjadi kendala mengalami kesulitan dalam
bagi siswa dalam kegiatan memahami dan mengingat
pembelajaran? materi IPA bagian sistem
pernapasan manusia,
terutama fungsi-fungsi
setiap organ pernapasan
manusia.

228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Alasan atau faktor-faktor yang Faktor utamanya karena


menyebabkan siswa mengalami siswa hanya belajar di
kendala dalam materi tersebut? sekolah dan masih
kurangnya media atau buku
pembelajaran yang bisa
dibawah pulang oleh siswa
untuk belajar dirumah.
7. Bagaimana cara guru mengatasi Guru sering mengulang
kendala tersebut? Kembali materi tersebut
pada pertemuan berikutnya.
8. Apakah guru sudah menerapkan PPK Sudah diterapkan dan
dalam RPP materi tersebut? mengikuti situasi
pembelajaran.
9. Bagagaimana cara guru menerapkan Penerapannya dilakukan
PPK dalam kegiatan pembelajaran? dengan adanya kegiatan doa
Bersama, berdiskusi,
presentasi, bertanya-jawab,
observasi dan membuat
laporan.
10 Bagaimana cara guru menilai Penilaian dilakukan dengan
ketercapaian PPK dalam kegiatan cara mengamati perilaku
pembelajaran? siswa saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
11. Karakter manakah dalam diri peserta Siswa masih lemah dalam
didik yang masih minim/lemah? memahami materi dan
cenderung masih kurang
aktif saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Hal ini dikarenakan saat
guru menjelaskan siswa
cenderung tidak
memperhatihkan, berbicara
dengan teman lain, sehingga
saat ditanya kembali
mengenai materi yang telah
dipelajari, siswa cenderung
tidak bisa menjawab atau
mengalami kebingungan.
12. Apakah saja media pembelajaran IPA Media pembelajaran yang
yang sering digunakan oleh guru? sering digunakan oleh guru
adalah: alat peraga tubuh
manusia dan lingkungan
sekitar.
13. Apa saja kendala guru dalam Kendala yang sering dialami
menerapkan atau menggunakan media oleh guru yaitu saat
yang berkaitan dengan teknologi dalam pembuatan media yang

229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proses pembelajaran luring maupun berkaitan denga teknologi.


daring? Ada beberapa guru yang
memerlukan bantuan dalam
pembuatan media.
14. Apakah dalam RPP IPA, guru sudah Sejauh ini tidak semua RPP
menerapkan pembelajaran abad 21? yang dibuat menerapkan
pembelajaran abad 21,
namun guru selalu
mengusahakan agar bisa
menerapkan kegiatan
pembelajaran abad 21.
15. Apakah guru pernah membuat media Sebagai besar guru sudah
pembelajaran berbasis ICT? pernah membuat.
16. Media ICT berbasis keterampilan abad Media yang dapat
21 seperti apakah yang diinginkan oleh mempermudah
guru agar dapat mempermudah penyampaian materi kepada
penyampaian materi baik secara luring siswa, dapat digunakan oleh
maupun daring? siswa dalam jangkau waktu
yang lama, mudah
digunakan dan membantu
siswa dalam bekajar.
17. Model pembelajaran apa yang sering Model pembelajaran yang
digunakan guru dalam pengembangan sering digunakan iyalah
RPP? model pembelajaran
berbasis masalah, aktif,
diskusi dan metode PPR.
18. Bagaimana kriteria RRP dan media Tidak ada kriteria RPP
ICT yang diharapakan oleh guru dalam khusus dalam membuat
mengatasi kendala saat penyampaian RPP, karena guru
materi kepada siswa? menggunakan kriteria umum
yang diterapkan oleh
pemerintah. Intinya dapat
mencapai tujuan
pembelajaran yang
diharapkan.
19. Apa saja harapan guru dalam Harapannya, semoga RPP
pengembangan RPP dan media yang dan media yang hendak
akan dilakukan oleh peneliti? dikembangkan dapat
berguna bagi sekolah, guru
dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran baik tatap
muka maupun online seperti
saat pandemik sekarang ini.

230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12 Hasil Cek Plagiatrisme

231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Valentina Seran. Lahir di Agats pada tanggal 30


Maret 2000, merupakan anak ke empat dari enam bersaudara
dari pasangan Robertus Seran Bria dan Ibu Vionelda Alan Kiik.
Penulis menempuh Pendidikan sekolah dasar di SD YPPK
Komor lulus pada tahun 2011 melanjutkan Pendidikan di SMP
YPPK St. Yohanes Pemandi Agats lulus pada tahun 2014,
kemudian melanjutkan Pendidikan di SMA Katolik YAN SMIT Agats dan lulus
pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan Pendidikan di Universitas
Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menempuh Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif
dalam mengikuti berbagai kegiatan di kampus seperti: peserta Inisiasi Universitas
Sanata Dharma (INSADHA) pada tahun 2017, peserta Inisiasi FKIP Sanata Dharma
(INFISA) pada tahun 2017, peserta Inisiasi PGSD Angkatan 2017 (INSIPRO),
peserta pendampingan pengembangan kepribadian dan metode belajar 1 dan 2,
peserta English Club (EC), peserta WEEK-END MORAL, peserta Kerja Kulia
Nyata regular angkatan LIX (KKN) pada tahun 2020, peserta kursus pembinaan
pramuka mahir tingkat dasar (KMD) pada tahun 2018, anggota divisi dampok
parade gamelang anak (PARGEM) pada tahun 2018, ketua acara Inisiasi PGSD
Angkatan 2019 (INSIPRO), peserta seminar nasional dengan tema “China in the
new era and economic globalization” pada tahun 2018, dan peserta Invasion
Workshop USD “Unreasonable Love” pada tahun 2018.

232

Anda mungkin juga menyukai