Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI KREATIF

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG DI ASIA


PADA TAHUN 2000-2021

PRAPROPOSAL SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI UJIAN AKHIR SEMESTER PADA MATA


KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Oleh:
MUCHAMMAD CHOIRUR ROZIQIN
NIM.041911133190

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI
KREATIF TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA
BERKEMBANG DI ASIA
Oleh: Muchammad Choirur Roziqin (041911133190)

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi dari suatu negara dapat dipengaruhi oleh faktor yang
beragam, keadaan perekonomian tidak selalu dipengaruhi oleh faktor kapital
dan tenaga kerja. Inovasi juga berperan penting dalam meningkatnya
produktivitas, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial. Perkembangan
inovasi dapat dilihat salah satunya dengan melihat perkembangan research and
development di suatu negara. Namun, perkembangan inovasi juga tergantung
kondisi masing masing negara dan area sekitarnya. Salah satunya ASEAN dan 4
Negara besar di ASIA yang dimana memiliki kebijakan masing masing terhadap
pengeluaran research and development. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek inovasi dan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia
pada tahun 2000 -2021, serta untuk mengetahui adakah perbedaan efek inovasi
dan teknologi pada pertumbuhan ekonomi negara dengan pendapatan
menengah ke atas dan negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Data
yang digunakan adalah data yang berasal dari publikasi World Bank dan WIPO
(World Intellectual Property Organization) dan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi data panel
Kata kunci : pertumbuhan ekonomi, aplikasi paten, pengeluaran untuk R&D,
Upper-middle-income, Lower-middle-income
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dari suatu negara dapat dipengaruhi oleh faktor


yang beragam, keadaan perekonomian tidak selamanya dipengaruhi oleh
perkembangan dari berbagai faktor produksi tradisional seperti kapital dan tenaga
kerja. Salah satu faktor lainnya adalah perubahan teknologi yang berlangsung
dari masa ke masa (Pasay, 1991). Todaro dan Smith (2011) juga menyatakan hal
yang serupa bahwa kemajuan teknologi merupakan faktor ketiga penentu
pertumbuhan ekonomi setelah kapital dan tenaga kerja. Perubahan teknologi
dapat meningkatkan kemampuan suatu negara untuk menyediakan berbagai jenis
barang dan jasa untuk penduduknya serta meningkatkan daya saing dari negara
tersebut. Selain itu, kontribusi teknologi terhadap perekonomian memiliki
beberapa dimensi antara lain, jumlah output yang lebih besar (produktivitas lebih
tinggi), produk yang lebih baik, produk-produk baru, dan variasi produk yang
lebih banyak.
Seperti pertumbuhan ekonomi, perkembangan inovasi dan teknologi juga
dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut Yang (2006) Investasi dalam
penelitian dan pengembangan (R&D) dan jumlah patent application menjadi dua
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan teknologi. Dua faktor ini juga
seringkali digunakan dalam penelitian untuk menggambarkan inovasi dan
teknologi dari suatu negara. R&D Expenditure dan jumlah patent application
dapat menggambarkan prioritas dari suatu negara dalam mengembangkan
kualitas inovasi dan teknologinya, tingginya anggaran untuk riset dan paten yang
dihasilkan akan membantu negara tersebut untuk mengembangkan kualitas
inovasi dan teknologi negaranya. Saat ini perkembangan inovasi dan teknologi
telah menjadi perhatian setiap negara di dunia, beberapa hasil studi empiris juga
menunjukkan bahwa peran inovasi dan teknologi penting dalam perekonomian
sebuah negara, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hasan dan Tucci (2010)
yang menemukan bahwa negara-negara dengan paten yang berkualitas lebih
tinggi memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, peningkatan
jumlah paten pada suatu negara juga menyebabkan peningkatan pada
pertumbuhan ekonomi negara tersebut secara bersamaan. Umumnya negara-
negara yang memiliki perusahaan dengan kualitas paten yang baik adalah negara-
negara yang tergolong sebagai negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris,
Jerman, Jepang dan lainnya, kualitas paten yang baik tersebut juga didukung oleh
banyaknya jumlah publikasi internasional yang ada. Keberadaan perusahaan
tersebut tentu saja akan membantu mereka dalam mengembangkan kualitas
teknologi dan inovasi di negaranya dan juga dapat menghasilkan ide-ide dan
penemuan baru yang bisa membantu mengatasi masalah-masalah dalam
perekonomian
Keunggulan dalam bidang teknologi yang dimiliki negara-negara maju di
atas tidak diperoleh dengan cara yang cepat, diperlukan adanya investasi dan
perhatian lebih dalam bidang inovasi dan teknologi, salah satu caranya adalah
dengan meningkatkan anggaran untuk riset dan pendidikan. Investasi dalam riset
dan pendidikan tersebut akan menghasilkan publikasi atau paten baru yang akan
meningkatkan kualitas inovasi dan teknologi negara tersebut. Negara-negara
maju seperti Amerika Serikat, China, Inggris, Jerman, dan Jepang telah lebih dulu
memberikan perhatian lebih pada perubahan teknologi, dengan melakukan
investasi dalam riset sehingga mereka memiliki kualitas teknologi dan inovasi
yang lebih baik. Seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1.1 jumlah publikasi
internasional negara-negara tersebut sejak tahun 1996 - 2018 unggul cukup jauh
jika dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara. Keunggulan ini
menunjukkan kualitas dan perhatian mereka terhadap perubahan inovasi dan
teknologi pada negaranya, seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara tersebut
merupakan negara yang menguasai pasar teknologi dunia dan tentu saja berperan
sangat penting dalam perkembangan pasar teknologi dunia
Tabel 1.1
Perbandingan Jumlah Publikasi Internasional dan PDB tahun 1996-2018

Internasional
Amerika Serikat 12070144 $14,406,501,245,723
China 5901404 $5,164,353,535,801
Inggris 3449243 $2,388,680,946,669
Jerman 3019959 $3,367,710,118,558
Jepang 2750108 $5,648,283,936,902
Singapura 292560 $207,022,074,471
Malaysia 286411 $235,914,279,822
Thailand 178133 $307,470,577,170
Indonesia 110610 $696,076,186,915
Filipina 32326 $186,968,630,594
Su
mber: Scimago dan World Bank

Pertumbuhan jumlah publikasi dan paten dari suatu negara dapat


meningkatkan kualitas inovasi dan teknologi pada negara tersebut, berbagai
negara berlomba-lomba untuk menghasilkan lebih banyak paten yang berkualitas,
iklim persaingan inilah yang tentu saja meningkatkan perkembangan paten secara
keseluruhan. Untuk menghasilkan paten yang berkualitas negara tersebut harus
mengembangkan kualitas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh negara
tersebut, perusahaan dengan kualitas yang baik tentu saja dapat menghasilkan
paten dan inovasi baru, sehingga keberadaan perusahaan-perusahaan ini menjadi
cukup penting, karena negara yang memiliki perusahaan dengan paten yang lebih
berkualitas akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik (Hasan &
Tucci,2010). Sebagai contoh adalah negara Amerika Serikat yang memiliki
perusahaan- perusahaan teknologi yang sangat mumpuni seperti Google,
Microsoft, IBM, Qualcomm yang dapat menghasilkan teknologi seperti software,
sistem operasi, prosesor, search engine yang sangat membantu kehidupan sehari-
hari masyarakat di seluruh dunia
Pada wilayah Asia sendiri terdapat beberapa negara antara lain Jepang,
China dan Korea Selatan yang dapat bersaing dengan negara-negara Eropa dan
Amerika dalam menghasilkan paten dan teknologi yang mumpuni. Contohnya
adalah China yang memiliki perusahaan teknologi seperti Huawei, Xiaomi yang
berhasil dalam industri smartphone dunia, bahkan saat ini Huawei merupakan
smartphone terlaris kedua di dunia mengungguli smartphone andalan Amerika
Serikat yaitu Apple. Korea Selatan juga merupakan negara yang kuat dalam
persaingan di industri Smartphone karena produsen smartphone asal Korea
Selatan yaitu Samsung saat ini masih memegang predikat sebagai produsen
smartphone terlaris di dunia. Berbeda dengan China dan Korea Selatan, Jepang
memiliki kekuatan pada industri otomotif, khususnya pada wilayah Asia
Tenggara, Produk otomotif Jepang seperti motor Yamaha dan Honda sangat
diminati masyarakat Asia Tenggara karena harganya yang relatif lebih murah
ketimbang produk dari negara lain seperti Vespa yang berasal dari Italia.
Keberhasilan ketiga negara tersebut dalam persaingan di industri teknologi
menunjukkan bahwa negara Asia lain seperti Indonesia, India, Thailand dan
lainnya juga memiliki potensi yang sama.
Benua Asia merupakan benua terbesar dan memiliki populasi terpadat di
dunia, sekitar 60% penduduk bumi berada di benua Asia. Dari sisi ekonomi,
terkenal istilah The Asian Miracle yang memperlihatkan bagaimana
perekonomian Asia yang tumbuh begitu cepat. Sebelumnya, pada pertengahan
abad ke 20, negara- negara di Asia mengalami situasi yang benar-benar buruk
yang disebabkan oleh peperangan dan kemiskinan yang melanda negara-negara
Asia. China adalah salah satu negara yang mengalaminya pada waktu itu karena
di negara China terjadi peperangan, revolusi, dan kelaparan sekaligus. Pada tahun
1960an perekonomian Asia masih mengalami masa-masa sulit, saat itu
penghasilan satu orang Jepang sebanding dengan 1/8 pendapatan satu orang
Amerika Serikat, Korea Selatan yang tidak lebih kaya daripada Sudan, dan
negara Taiwan yang kondisi perekonomiannya sama miskinnya seperti Zaire
(Rohwer, 1995). Namun pada empat dekade terakhir, perekonomian Asia telah
berubah. Asia saat ini adalah kawasan dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat
dibandingkan seluruh kawasan di dunia. Bahkan krisis finansial pada akhir 90an
tidak menyebabkan Asia terpuruk lama, perekonomian di Asia dengan cepat
bangkit dari krisis dan saat ini merupakan motor penggerak pertumbuhan
ekonomi dunia. Fenomena The Asian Miracle ini tidak terlepas dari peran China
sebagai negara dengan prekonomian terbesar di Asia dan kedua di dunia setelah
Amerika. Hal ini yang membuat Asia menjadi objek yang menarik untuk diteliti
karena Asia juga memiliki kondisi perekonomian yang bervariasi, ada negara
yang memiliki pendapatan tinggi, pendapatan menengah, dan pendapatan rendah.
Dalam bidang inovasi dan teknologi, asia memilki negara dengan kualitas
teknologi yang baik seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, tetapi
di sisi lain terdapat juga negara yang masih tertinggal dalam bidang teknologi
seperti Kirgistan dan Tajikistan yang juga termasuk dalam negara dengan
pendapatan menengah ke bawah. Oleh sebab itu, akan sangat menarik untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh inovasi dan teknologi terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya negara Asia

Pertumbuhan Ekonomi

14

-1
-6

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008


2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 1.1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: World Bank, WIPO (diolah)

Gambar 1.1 menunjukkan perbandingan pertumbuhan ekonomi di negara-


negara Asia tahun 2000 - 2017. Dapat dilihat pada gambar bahwa laju
pertumbuhan ekonomi di Asia berfluktuasi dari tahun ke tahun, pertumbuhan
tertinggi dialami oleh Singapura pada tahun 2010 yang mencapai 14,5% dan
China pada tahun 2007 yang mencapai 14,2%. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah Foreign Direct
Investment (FDI) yaitu kegiatan menanam modal dalam bentuk usaha di negara
tertentu yang dilakukan oleh pemodal asing. Investasi inilah yang akan
membantu meningkatkan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Pegkas (2015) di negara-negara Eropa
menunjukkan bahwa FDI memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara,

Gambar 1.2 Perbandingan Rata-rata FDI 18 Negara Asia

Sumber: World Bank, WIPO (diolah)

Gambar 1.2 menunjukkan perkembangan FDI pada negara-negara Asia.


China dan Singapura memiliki rata-rata FDI tertinggi daripada negara Asia
lainnya, yang berarti China dan Singapura merupakan negara yang menarik bagi
investor asing karena lingkungan bisnis di China dan Singapura sangat baik dan
teknologi pada kedua negara tersebut juga sangat mumpuni. Selain FDI, Research
& Development (R&D) Expenditure juga memiliki peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Tabel 1.2 menunjukkan perbandingan
R&D Expenditure pada 18 negara Asia, negara dengan rata-rata R&D
Expenditure yang paling tinggi dimiliki oleh Jepang, diikuti oleh China serta
Korea Selatan di urutan kedua dan ketiga. Tingginya pengeluaran untuk R&D
menunjukkan prioritas mereka dalam mengembangkan inovasi dan teknologi di
negaranya, seperti yang telah disebutkan di atas bahwa inovasi dan teknologi
yang dihasilkan ketiga negara tersebut sangat baik hingga mampu bersaing
dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Saat ini produk yang mereka
hasilkan tidak hanya digunakan oleh masyarakat di Asia namun juga oleh
masyarakat di seluruh dunia.
Tabel 1.2

Perbandingan Rata-rata R&D expenditure 18 Negara Asia tahun 2000-2017

Rata-rata pengeluaran untuk R&D

Pendapatan menengah ke atas Pendapatan Menengah ke bawah


Jepang $ 182,912,025,180 India $ 12,519,936,062
China $ 97,123,807,876 Indonesia $ 680,732,149
Korea Selatan $ 35,144,152,794 Pakistan $ 419,532,592
Turkey $ 5,956,948,893 Filipina $ 179,101,379
Singapura $ 4,602,002,655 Sri Lanka $ 153,879,057
Malaysia $ 2,009,465,231 Azerbaijan $ 84,964,568
Iran $ 1,913,948,527 Uzbekistan $ 83,299,131
Saudi Arabia $ 1,644,688,091 Kirgistan $ 6,977,604
Thailand $ 1,176,895,177 Tajikistan $ 5,247,331
Azerbaijan $ 84,964,568

Sumber: World Bank, WIPO (diolah)

Sebagai contoh Jepang yang menguasai industri otomotif di Asia khususnya


negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Filipina dan lainnya.
China yang berhasil menciptakan teknologi yang murah dengan kualitas tinggi
seperti smartphone dan barang-barang elektronik lainnya, serta Korea Selatan
yang memiliki produk smartphone yang sangat sukses dengan penjualan tertinggi
di dunia yaitu Samsung. Bahkan saat ini telah diperkenalkan teknologi artificial
intelligence yang nantinya dapat melakukan pekerjaan seperti dan bisa jadi lebih
baik serta lebih efektif daripada yang dilakukan oleh manusia. Disaat negara lain
hanya menjadi konsumen, negara-negara tersebut terus mengembangkan kualitas
penemuan mereka. Hasil penemuan mereka yang digunakan oleh masyarakat luas
tentu saja akan menghasilkan pendapatan bagi negara mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan teknologi dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian suatu negara.
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, maka alasan yang mendasari adanya
penelitian ini yaitu, (1) akumulasi perubahan teknologi (pengeluaran untuk
penelitian dan pengembangan, jumlah aplikasi paten) suatu negara dapat
mempengaruhi kualitas inovasi dan teknologi dari suatu negara, (2) kualitas
inovasi dan teknologi merupakan hal yang penting bagi perekonomian suatu
negara, dan (3) dampak yang ditimbulkan dari berkembangnya inovasi dan
teknologi suatu negara patut diperhitungkan, karena akan menentukan kemana
arah pertumbuhan ekonomi negara tersebut dan tentu saja dapat menjadi acuan
bagi pemerintah negara tersebut dalam menetapkan kebijakan yang tepat untuk
mengatasi masalah-masalah perekonomian di negaranya. Oleh karena itu,
penelitian ini akan berfokus pada bagaimana pengaruh kualitas inovasi dan
teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi di 18 negara Asia

1.2 Kesenjangan Penelitian

Penelitian tentang efek inovasi dan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi


telah dilakukan oleh berbagai peneliti di berbagai belahan dunia. Penelitian yang
dilakukan oleh Yang (2006) menunjukkan bahwa peningkatan paten domestik dan
R&D Expenditure mengarah kepada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain
itu, penelitian lain juga telah dilakukan oleh Hasan dan Tucci (2010) yang
menunjukkan bahwa R&D Expenditure dan paten dengan kualitas tinggi memiliki
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Namun, Wang (2011) dan Inekwe
(2014) menemukan bahwa pengeluaran untuk R&D tidak signifikan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya pada negara dengan pendapatan
menengah ke bawah. Perbedaan tersebut yang mendasari adanya penelitian ini,
yaitu untuk melihat perbedaan pengaruh antara negara dengan berpendapatan
menengah ke atas dan negara dengan pendapatan menengah ke bawah, yang
belum banyak dilakukan sebelumnya di Asia

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk


menganalisis efek inovasi dan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi negara-
negara Asia serta untuk menganalisis perbedaan efek inovasi dan teknologi pada
negara dengan pendapatan menengah ke atas dan negara dengan pendapatan
menengah ke bawah

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar beberapa
pihak terkait dapat mendapatkan manfaatnya yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan rujukan pada
penelitian-penelitian berikutnya.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini mampu memberikan kontribusi literatur dan wawasan bagi
perpustakaan Universitas Airlangga.
3. Bagi Instansi Lain
1.5 Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan bahan sebagai tindak
lanjut dalam mengambil kebijakan yang tepat dan terukur untuk meningkatkan
kualitas pembangunan ekonomi melalui pengembangan human capital dan
infrastruktur digital di Indonesia
1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bagian yaitu: (1)
pendahuluan; (2) tinjauan pustaka; (3) metode penelitian; (4) hasil dan
pembahasan; (5) kesimpulan dan saran.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pertumbuhan Endogen

Teori Pertumbuhan Endogen atau bisa disebut juga sebagai New Growth
Theory merupakan teori yang dikembangkan oleh Paul Romer. Romer
bertujuan untuk memberikan kerangka teoritis untuk menganalisa
pertumbuhan yang bersifat endogen (yang berasal dari dalam sistem ekonomi
itu sendiri). Berbeda dengan teori pertumbuhan Solow yang menganggap
bahwa teknologi berasal dari luar sistem (eksogen), teori ini menganggap
bahwa kemajuan teknologi bersifat endogen di mana teknologi yang
dihasilkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan hasil para
pelaku ekonomi yang berinvestasi dalam ilmu pengetahuan (Mankiw, 2010).
Paul Romer menyatakan bahwa terdapat tiga elemen dasar dalam
pertumbuhan endogen yaitu:
1. Perubahan teknologi yang bersifat endogen melalui sebuah proses
akumulasi ilmu pengetahuan.
2. Munculnya ide-ide baru dari berbagai perusahaan akibat terjadinya
mekanisme luberan pengetahuan (knowledge spillover).
3. Produksi barang-barang konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi
ilmu pengetahuan akan selalu tumbuh tanpa ada batas.
Model dalam teori ini menggunakan empat variabel yaitu output (Y),
knowledge (A), capital (K), dan labor (L). Dalam teori ini perekonomian
dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor produksi dan sektor R&D. Sektor
produksi merupakan sektor yang memproduksi output, sementara sektor R&D
merupakan sektor yang menghasilkan knowledge baru. Masing-masing sektor
membutuhkan sumber daya untuk dapat melakukan produksi, karena itu
sumber daya yang ada di perekonomian yaitu tenaga kerja, capital, dan
knowledge akan dialokasikan untuk kedua sektor secara eksogen dan konstan.
Untuk labor, sebanyak 𝑎L dialokasikan pada sektor R&D sedangkan sisanya
(1 - 𝑎L) dialokasikan pada sektor produksi
Untuk knowledge, karena tidak ada restriksi untuk menggunakan
knowledge

dimana saja maka knowledge dialokasikan untuk masing-masing sektor,


sebesar A.
(𝑡) = [(1 − 𝑎)(𝑡) ][(𝑡)(1 − 𝑎)(𝑡)]1 - α 0 < < 1 (2.1)
Persamaan di atas merupakan persamaan sektor produksi dengan asumsi
constant

return to scale.
(𝑡) = [𝑎 (𝑡)][𝑎 (𝑡)] (𝑡)𝜃 > 0, ≥ 0, ≥ 0 (2.2)
Sedangkan persamaan 2.2 merupakan persamaan sektor R&D. Variabel B
merupakan sebuah shift parameter. Parameter 𝜃 menggambarkan efek dari
existing knowledge terhadap keberhasilan R&D dalam menemukan knowledge
baru. Tidak seperti teori pertumbuhan neoklasik yang menjelaskan bahwa
penemuan knowledge baru merupakan proses yang eksogen, persamaan sektor
R&D (2.2) menjelaskan proses penemuan knowledge baru yang endogen.
Knowledge baru yang dihasilkan sektor ini kemudian menjadi tambahan yang
dibutuhkan untuk memproduksi output di sektor produksi (Romer, 2012)

2.1.2 Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan antara output maksimum yang dapat


diproduksi dan input yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan jumlah output
tersebut, dengan pengetahuan dan teknik tertentu (Samuelson dan Nordhes,
2009). Fungsi produksi menjelaskan tingkat pengetahuan teknik atau teknologi
yang digunakan oleh berbagai perusahaan, industri atau suatu perekonomian
secara keseluruhan, salah satu fungsi produksi yang sering di gunakan adalah
fungsi produksi Cobb Douglas. Cobb dan Douglas merumuskan fungsi produksi
yang memiliki dua faktor produksi, yaitu modal dan tenaga kerja. Fungsi Cobb
Douglas ini juga sering digunakan dalam analisis ekonomi. Secara matematis
fungsi ini dapat ditulis sebagai berikut (Nicholson, 2008):
Q = f(K,L) = AKαLβ. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
(2.3)

Dimana:

Q = Output

L = Faktor produksi tenaga kerja

K = Faktor produksi modal

A = Produktivitas (Teknologi)

α = Elastisitas input modal

β = Elastisitas input tenaga kerja

Model Cobb Douglas dapat ditransformasikan ke dalam model double log

(logaritma natural) menjadi:

Ln Q = ln A + α ln K + β ln L. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .
(2.4) Parameter A merupakan indeks efisiensi yang menggambarkan hubungan
antara kuantitas Q pada satu pihak dihadapkan pada faktor produksi
modal dan tenaga kerja bersamaan pada lain pihak. Nilai A mencerminkan
seberapa besar faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan Q (barang
dan jasa).
2.1.3 Hubungan patent application dengan Pertumbuhan Ekonomi

Investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) dan jumlah patent


application seringkali digunakan dalam penelitian untuk menggambarkan inovasi
dan teknologi dari suatu negara (Yang, 2006). Dalam jangka panjang, kualitas
inovasi dan teknologi suatu negara merupakan salah satu faktor penentu dalam
pertumbuhan ekonomi selain jumlah modal dan tingkat tenaga kerja.
Perkembangan inovasi dan teknologi dapat meningkatkan kemampuan negara
tersebut untuk memproduksi beragam jenis barang dan jasa yang tentu saja akan
meningkatkan output dari negara tersebut (Todaro & Smith 2011). Kemampuan
yang dimaksud adalah perubahan dalam proses produksi, yang sebelumnya hanya
mengandalkan kemampuan tenaga kerja dalam produksinya, saat ini dengan
adanya kemajuan teknologi proses produksi dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin atau robot (artificial intelligence) yang lebih efisien dan
biaya perawatannya yang bisa jadi lebih murah daripada biaya yang perlu
dikeluarkan untuk upah tenaga kerja. Proses produksi yang lebih efisien tersebut
tentu saja akan menghasilkan jumlah output yang lebih besar, produk yang lebih
baik, dan akan mendorong terciptanya inovasi seperti produk-produk baru, dan
variasi produk yang lebih banyak. inovasi dan teknologi baru yang dihasilkan ini
tentu saja tidak datang dengan sendirinya, diperlukan riset dan banyak aplikasi
paten yang dihasilkan oleh peneliti dari masing-masing negara, dan selanjutnya
dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan negaranya.

2.1.4 Hubungan R&D Expenditure dengan Pertumbuhan Ekonomi

Investasi merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk meningkatkan


kapasitas dan kualitas produksi dalam perekonomian. Umumnya yang termasuk
sebagai investasi adalah pertambahan barang dan jasa dalam masyarakat, sebagai
contoh yaitu pertambahan mesin-mesin baru, lahan baru dan lain lain. Dalam hal
ini investasi yang dimaksud adalah investasi dalam modal manusia (human
capital) serta investasi dalam pengembangan riset yang membutuhkan dukungan
dana dari pemerintah dengan meningkatkan pengeluaran untuk penelitian dan
pengembangan. Investasi ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang ada dan menghasilkan penemuan-penemuan baru. Investasi
dalam sumber daya manusia bagi suatu negara merupakan hal yang cukup
penting yaitu melalui pendidikan atau ilmu pengetahuan.
Suatu negara yang memberikan perhatian lebih pada ilmu pengetahuan akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan negara
yang tidak melakukannya, karena ilmu pengetahuan yang baik dapat
menghasilkan inovasi dan teknologi yang akan menghasilkan pendapatan
nasional dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik (Mankiw, 2010). Dengan
kata lain, negara yang meningkatkan investasi mereka dalam pendidikan akan
memiliki modal manusia (human capital) yang lebih unggul daripada negara yang
tidak melakukannya, memalui riset sumber daya manusia yang lebih baik tersebut
dapat menciptakan inovasi dan teknologi baru yang lebih efisien dan dapat
diterapkan dalam proses produksi barang dan jasa untuk negaranya, sehingga
dapat menghasilkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari
negara lain yang tidak memiliki sumber daya manusia yang sepadan

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah


penelitan yang berhubungan dengan pengaruh kualitas inovasi dan teknologi
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai metode analisis. Penelitian
mengenai pengaruh kualitas inovasi dan teknologi sudah pernah dilakukan di
berbagai negara di dunia, seperti penelitian yang dilakukan oleh Yang (2006)
yang dilakukan di Taiwan. Chih-Hai Yang meneliti peran yang dimiliki oleh
inovasi, baik inovasi domestik maupun dunia, terhadap pertumbuhan ekonomi di
Taiwan. Hasil empiris mendukung bahwa peningkatan paten domestik mengarah
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi di Taiwan. Selain itu, dalam jangka
panjang pertumbuhan juga didorong oleh penemuan ide-ide di seluruh dunia.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Pece, Simona, dan Salisteanu
(2015), penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis apakah
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dipengaruhi oleh potensi inovasi
suatu perekonomian. Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan
menggunakan beberapa model regresi yang telah diperkirakan untuk negara-
negara CEE (Central and Eastern Europe) berikut ini, yaitu Polandia, Republik
Ceko, dan Hungaria. Dalam mengukur inovasi, Pece dkk. menggunakan berbagai
variabel, seperti jumlah paten, jumlah merek dagang, dan pengeluaran R&D.
Hasil penelitian memberikan bukti bahwa terdapat hubungan positif antara
pertumbuhan ekonomi dan inovasi.
Penelitian lain dilakukan oleh Hasan dan Tucci (2010) yang
menggunakan sampel dari 58 negara dalam penelitiannya, dan menggunakan
metode OLS (Ordinary Least Square) dan Generalized Method of Moments
(GMM) technique. Menggunakan data paten global, penelitian ini secara empiris
menyelidiki tentang pentingnya kuantitas dan kualitas inovasi pada pertumbuhan
ekonomi, Berdasarkan sampel dari 58 negara untuk periode 1980-2003,
Penelitian ini menunjukkan bahwa negara-negara yang memiliki perusahaan
dengan paten berkualitas lebih tinggi juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang
meningkatkan jumlah paten juga mengalami peningkatan dalam pertumbuhan
ekonomi secara bersamaan. Penelitian serupa juga dilakukan di Turki oleh Adak
(2015). Dalam penelitiannya, Mehmet Adak berfokus pada pengaruh kemajuan
teknologi dan inovasi pada pertumbuhan ekonomi Turki. Struktur ekonomi Turki
telah berubah secara dramatis selama tiga setengah dekade terakhir, di mana
teknologi telah menjadi variabel endogen penting dalam fungsi produksi agregat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Investasi teknologi baru menumbuhkan
tingkat produktivitas yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hasil
Ekonometrik juga menunjukkan efek yang signifikan dari kemajuan teknologi
dan inovasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian lain juga dilakukan oleh
Mao dan Koo (1997). Dalam penelitiannya, mereka menganalisis perubahan total
faktor produktivitas, perubahan teknologi, dan efisiensi dalam produksi pertanian
Tiongkok dari tahun 1984 hingga 1993. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
China memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas melalui
peningkatan efisiensi teknis (technological change). Meningkatkan investasi pada
pendidikan pedesaan dan penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang
pertanian juga dapat membantu petani untuk meningkatkan efisiensi teknis dan
juga akan mendorong produktivitas dalam produksi pertanian dan akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Hasil Penelitian


Yang, (2006) PDB, Number of Hasil temuan dalam
patents application penelitian ini
mendukung bahwa
peningkatan paten
domestik mengarah pada
peningkatan
pertumbuhan ekonomi di
Taiwan. Selain itu,
pertumbuhan jangka
panjang didorong oleh
penemuan ide di seluruh
dunia.
Pece, Simona, dan PDB, Number of Tujuan penelitian ini
Salisteanu (2015) patents, Number of adalah untuk
trademarks, Reasearch menganalisis apakah
and Development pertumbuhan ekonomi
Expenditure, FDI, jangka panjang
Unemployment rate, dipengaruhi oleh potensi
Exports, Total active inovasi suatu
population perekonomian pada 3
negara CEE yaitu
Polandia, Republik
Ceko, dan Hungaria,
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan
positif antara
pertumbuhan ekonomi
dan inovasi.

Hasan dan Tucci, (2010) Growth Rate of Menggunakan data paten


Real Annual per capita global, penelitian ini
GDP, FDI, Research and secara empiris
Development menyelidiki pentingnya
Expenditure to GDP, kuantitas dan kualitas
Total Number of Patents, inovasi pada
Literacy rate for labor pertumbuhan ekonomi,
force. Berdasarkan sampel dari
58 negara untuk periode
1980-2003, hasil empiris
menunjukkan bahwa
negara-negara yang
memiliki perusahaan
dengan paten berkualitas
lebih tinggi juga
memiliki pertumbuhan
ekonomi yang lebih
tinggi. Selain itu,
penelitian menunjukkan
bahwa negara-negara
yang meningkatkan
tingkat paten juga
mengalami peningkatan
pertumbuhan ekonomi
secara bersamaan.
Mao dan Koo, (1997) PDB per kapita, Net Hasil penelitian
value of agricultural menunjukkan bahwa
output, Total power of China memiliki potensi
farm machinery. besar untuk
meningkatkan
produktivitas melalui
peningkatan efisiensi
teknis (technological
change). Meningkatkan
investasi pada
pendidikan pedesaan
dan penelitian dan
pengembangan (R&D)
di bidang pertanian juga
dapat membantu petani
untuk meningkatkan
efisiensi teknis dan juga
akan mendorong
produktivitas dalam
produksi pertanian dan
akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Adak,(2015) PDB, Total Patent Penelitian ini berfokus
Application, Electronic pada pengaruh
Devices Imports, kemajuan teknologi dan
Machinery Imports inovasi pada ekonomi
Turki. Struktur ekonomi
Turki telah berubah
secara dramatis selama
tiga setengah dekade
terakhir di mana
teknologi telah menjadi
variabel endogen
penting dalam fungsi
produksi agregat. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa Investasi
teknologi baru
membawa tingkat
produktivitas tinggi dan
pertumbuhan ekonomi
yang cepat. Hasil
Ekonometrik
menunjukkan efek
signifikan dari
kemajuan teknologi dan
inovasi pada
pertumbuhan ekonomi

2.3 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan uraian pada latar belakang, teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis dari
penelitian ini adalah inovasi dan teknologi memiliki pengaruh yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi serta terdapat perbedaan efek inovasi dan tekonologi terhadap
pertumbuhan PDB pada negara dengan penghasilan menengah ke atas dan negara dengan
penghasilan menengah ke bawah di Asia
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif
dimana perhitungan variabel dilakukan sehingga memberi paparan serta
analisa atas hasil perhitungan yang didapatkan. Penelitian ini
menggunakan metode regresi data panel. Metode regresi data panel
digunakan untuk menganalisis pengaruh inovasi dan teknologi terhadap
pertumbuhan ekonomi pada negara-negara Asia. Hasil estimasi yang
diperoleh dengan menggunakan metode regresi data panel
diinterpretasikan dan disertai dengan penelitian-penelitian terdahulu
dengan keadaan yang terjadi sesungguhnya, sehingga dapat diperoleh
kesimpulan pada penelitian ini.
3.2 Model Empiris
ln Qi ,t =β 0 + β 1 ln RD i ,t + β 2 ln PT i , t + β 3 ln FDI i , t + β 1 ln EX i ,t + β1 ln TK i ,t + ε i ,t

Qi ,t : Jumlah produk domestik bruto pada negara i tahun t

β0 : Konstanta

β 1 β 2 β3 β 4 : Koefisien Regresi Masing-Masing Variabel

RD i ,t : Jumlah Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D


Ependiture) pada negara i tahun t

PT i , t : Jumlah Patent Application pada negara i tahun t

FDI i ,t : Jumlah foreign direct investment pada negara i tahun t

EX i ,t : Jumlah ekspor pada negara i tahun t

TK : Jumlah tenaga kerja pada negara i tahun t


ε i ,t : Error Term

Model persamaan di atas digunakan untuk mengetahui kualitas inovasi dan


teknologi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan menggunakan analisis
kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode regresi data panel, untuk
mengetahui hubungan antar variabel.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian secara operasional tentang variabel-


variabel yang digunakan dalam model analisis, hal ini bertujuan untuk
memberikan gambaran yang jelas terhadap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
berikut:

1. Produk Domestik Bruto (PDB) riil

PDB riil pada dasarnya adalah besaran nilai tambah yang dapat dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB riil adalah
jumlah dari nilai bruto yang ditambahkan oleh semua produsen dalam
perekonomian ditambah pajak produk apa pun dan dikurangi subsidi apa pun yang
tidak termasuk dalam nilai produk. PDB riil yang digunakan pada penelitian ini
adalah PDB atas dasar harga konstan 2010 pada 18 negara Asia pada tahun 2000-
2017 yang dinyatakan dalam US$.

2. Jumlah Pengeluaran untuk R&D Jumlah pengeluaran untuk penelitian


dan pengembangan (R&D) merupakan besarnya jumlah pengeluaran yang
dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan dalam empat sektor utama yaitu
perusahaan bisnis, pemerintah, pendidikan tinggi dan swasta nirlaba dalam
periode tertentu. Penelitian dan pengembangan ini mencakup penelitian dasar,
penelitian terapan, dan pengembangan eksperimental. Variabel yang digunakan
pada penelitian ini adalah jumlah pengeluaran untuk penelitian dan
pengembangan pada 18 negara Asia pada tahun 2000-2017 yang dinyatakan
dalam US$.

3. Patent application adalah adalah jumlah aplikasi paten pada suatu


negara yang diajukan melalui prosedur Patent Cooperation Treaty atau dengan
kantor paten nasional untuk hak eksklusif atas suatu penemuan produk atau proses
yang menyediakan cara baru dalam melakukan sesuatu atau menawarkan solusi
teknis baru untuk mengatasi suatu masalah. Paten memberikan perlindungan
bagi penemuan kepada pemilik paten untuk jangka waktu terbatas, umumnya 20
tahun. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah jumlah patent application
pada 18 negara Asia pada tahun 2000-2017.

4. Foreign Direct Investment (FDI) adalah kegiatan menanam modal dalam


bentuk usaha di negara tertentu yang dilakukan oleh pemodal asing. Dalam hal ini adalah
jumlah PMA di 18 negara Asia pada tahun 2000-2017 yang dinyatakan dalam persen (%)
dari GDP masing-masing negara.

5. Ekspor adalah proses pemindahan barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain dengan menggunakan system pembayaran, kualitas, kuantitas, dan syarat
penjualan lainnya yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini adalah
jumlah ekspor di 18 negara Asia pada tahun 2000-2017 yang dinyatakan dalam US$.

6. Tenaga Kerja (Labor) terdiri dari orang-orang berusia 15 tahun lebih yang
dapat menghasilkan barang dan jasa selama periode tertentu. Orang-orang yang saat ini
dipekerjakan, orang-orang yang menganggur tetapi mencari pekerjaan serta pencari kerja
pertama kali termasuk kedalam tenaga kerja. Variabel tenaga kerja dalam penelitian ini
adalah jumlah tenaga kerja di 18 negara Asia pada tahun 2000-2017.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data panel yang
merupakan gabungan dari data time series dan data cross section. Dalam penelitian ini
variabel uang digunakan adalah PDB atas dasar harga konstan 2010, jumlah pengeluaran
untuk penelitian dan pengembangan (R&D), jumlah patent application, jumlah foreign
direct invesment, jumlah ekspor dan jumlah tenaga kerja. Data yang digunakan
bersumber dari publikasi yang diterbitkan oleh World Bank dan WIPO (World
Intellectual Property Organization). Data yang diperoleh kemudian di kelompokkan
menjadi 2 kelompok (Pembagiannya dapat dilihat pada tabel 3.1) sesuai dengan ketentuan
World Bank, yaitu negara dengan pendapatan menengah ke atas (negara dengan
pendapatan per kapita di atas $3.896) serta negara dengan pendapatan menengah ke
bawah (negara dengan pendapatan per kapita di bawah $3.895) selanjutnya akan diolah
dan dianalisis lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai