Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU : Muflihah, S.Kom.I M.M

DISUSUN OLEH
Kelompok 12:
Wanda Resta Damarani (11022200151)
Ajeng Trihartini (11022200099)
Lulu Annazmi (11022200169)
Raissa Adelio (11022200071)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
MATA KULIAH: PENGANTAR MANAJEMEN

UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2022

JL Raya Serang - Jakarta, KM. 03 No. 1B, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang,
Banten 42124
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan Makalah Sistem Informasi Manajemen Mata Kuliah
Pengantar Manajemen Universitas Bina Bangsa Banten.
Makalah ini dibuat dengan mempertimbangkan perkembangan konsep dan teori tentang
Pengertian Sistem Informasi Manajemen. Selain itu, Makalah ini kami konsep untuk
kemandirian mahasiswa dan dosen sebagai pembimbing.
Kesuksesan belajar berawal dari kemauan dan ditunjang oleh berbagai sarana, salah satu
diantaranya adalah buku. Harapan kami, Makalah ini dapat membantu mahasiswa memahami
sistematika Sistem Informasi Manajemen, Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi,
Manajemen dan Sistem informasi manusia.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam membuat Makalah ini. Kritik dan Saran sangat kami harapkan untuk perbaikan Makalah
ini di masa yang akan datang.

Serang, 9 November 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………II
DAFTAR ISI……………………………………….…………………………………………..III

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..……….1

BAB II – PEMBAHASAN………………………………………………………………1
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen…………………………………………1
B. Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Informasi……………………..6
C. Sistem Informasi Manajemen, Komputer, dan Manajemen………………..…….13
D. Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Manusia………………...……...16
E. Manajemen dan Sistem Informasi Manusia………………………………………16

PENUTUPAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….18
B. Saran……………………………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi Manajemen adalah pedekatan – pendekatan yang direncanakan dan
disusun untuk memberikan bantuan yang piawai/ ahli memudahkan proses manajerial kepada
pejabat atau pemimpin. Sistem Informasi Manajemen memiliki beberapa pengertian dari para
ahli dan tidak ada persetujuan mengenai istilah ‘Sistem Informasi Manajemen’. Beberapa
ahli lebih suka menggunakan istilah seperti “Sistem Pengelola Manajemen” untuk
menunjukan pengolahan informasi yang menggunakan komputer guna menunjang operasi,
manajemen dan fungsi keputusan suatu organisasi.
Sebagai sarana mengelola informasi, segala aktivitas yang dilakukan manusia dapat
dipermudah dengan munculnya berbagai penemuan baru yang diciptakan para ahli komputer
dan ahli teknologi. Keduanya sangat berpengaruh dalam menunjang sistem informasi
manajemen yang dapat mempermudah pengelolaan informasi.
Berbagai penjelasan menurut para ahli, manajemen sangat dibutuhkan agar proses
pengelolaan informasi dapat tersusun dengan baik. Pentingnya, kualitas pengelolaan yang
baik semua berkaitan dengan 3 hal seperti manusia, informasi, dan manajemen.
Sebelum menjelaskan pengertian istilah sistem informasi manajemen, akan dijelaskan
terlebih dahulu arti sistem, subsistem, data, informasi, dan manajemen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Sistem Informasi Manajemen ?


2. Bagaimana tindakan pertama mengumpulkan, mengelola data, dan menjadikannya
informasi ?
3. Apa yang dimaksud kegunaan komputer dalam Sistem Informasi Manajemen ?
4. Bagaimana kaitan antara Manajemen dan Sistem Informasi Manusia ?
I

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Sistem Informasi Manajemen hingga sekarang belum ada persetujuan mengenai istilah
Management Information System. Gordon B. Davis menulis dalam bukunya berjudul
Management Information System Conceptual Foudation, Structure, and Development.
Mengemukakan sebagai berikut:
“there’s no agreement on term. Some writers prefer term such as Processing Information
System. Information Decision System, or simply Information System to prefer to computer
based information processing system which are designed to support the operations,
management, and decision function of an organization”.
Artinya, tidak ada persetujuan mengenai istilah “Sistem Informasi Manajemen”.
Beberapa pengarang lebih suka menggunakan istilah seperti “Sistem Pengelola Informasi”
atau “Sistem Informasi/Keputusan” atau secara lebih mudah “Sistem Informasi” untuk
menunjukan pengelolaan informasi yang menggunakan komputer guna menunjang operasi,
manajemen, dan fungsi keputusan suatu organisasi. Secara istilah, Management Information
System belum ada persetujuan yang sama dalam bahasa indonesia. Tetapi, beberapa
terjemahan yang mendekati dengan kata tersebut. Contohnya sistem informasi bagi
pimpinan, sistem keterangan untuk pimpinan, sistem informasi manajemen.
Sebelum menjelaskan pengertian istilah sistem informasi manajemen, akan dijelaskan
terlebih dahulu arti sistem, subsistem, data, informasi, dan manajemen.
1. Sistem
Gordon B. Davies menyatakan dalam bukunya sebagai berikut:
“System can be abstract or physical. An abstract system is an orderly arrangement of
independent ideas or constructs. For example, a asystem of theology is an orderly
arrangement of ideas about god, man, etc. A physical system is a set of elements which
operate together to accomplish an objective”.
Artinya:
Sistem dapat abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari
gagasan atau konsepsi – konsepsi yang saling bergantungan. Misalnya, sistem teologi adalah
sistem yang teratur dari gagasan – gagasan tentang tuhan, manusia, dan sebagiannya. Sistem
yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

1
Berikut contoh sistem yang bersifat fisis yaitu, sistem angkutan dengan pegawai –
pegawai, mesin – mesin dari organisasi yang menyangkut barang – barang. Sistem sekolah
dengan Gedung, guru – guru, administrator, buku pelajaran dan sebagiannya memberikan
pelajaran kepada para siswa.
2. Subsistem
Kita harus mengetahui bahwa sub berati bagian atau cabang sehingga Subsistem adalah
bagian dari sistem. Demikian subsistem yang dikutip menurut Gordon B. Davies yaitu:
“The system is devided or factored into subsystems”
Artinya, sistem dibagi atau dijadikan faktor – faktor atau unsur – unsur ke dalam
subsistem. Jadi dapat disimpulkan bahwa subsistem adalah bagian atau factor atau unsur dari
sistem.
3. Data
Memiliki kaitan informasi dengan data. Kita harus mengetahui bahwa informasi berasal
dari data. Sebelum mengetahui apa itu informasi akan dijelaskan terlebih dahulu apa itu data.
Data merupakan bentuk jamak dari datum, yang berarti “kenyataan atau catatan”. Menurut
Gordon B. Davies :
“Data is a raw material for information, is defined as groups of nonrandom system
which represent quantities, actions, things, etc. Data is formed from characters. These may
be alphabetic, numeric, or special sysmbols such as *, $, and @. Data is organized for
processing purposes into data structure, file structure, and data bases”.
Artinya:
Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang tidak
acak yang menunjukan jumlah. tindakan, hal, dan sebagiannya. Data – data dibentuk dari
lambang grafis. Lambang grafis ini dapat alfabetis, numerik atau berupa lambang – lambang
khusus seperti *, $, dan @. Data – data disusun untuk mengolah tujuan – tujuan menjadi
susunan data, susunan kearsipan, dan pusat data atau landasan data.
Kata data, lebih lazim atau umum atau sudah menjadi kebiasaan daripada datum. Sebab
konteks pada umumnya jamak. tidak salah apabila disebut “data – data”. Jadi, jelas bahwa
data merupakan sumber informasi, merupakan sumber informasi, bahan informasi dan
sendirinya erat hubungannya dengan informasi.
2

4. Informasi
Menurut Gordon B. Davis, bahwa informasi tersebut adalah:
“Information is data that has been processed into a form that is meaningful to the
recipient and is of real or perceived value in current or prospective decisions”
Artinya:
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si
penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan –
keputusan yang sekarang atau keputusan – keputusan yang akan datang.
Selanjutnya, apakah informasi itu berguna atau tidak, tergantung pada rincian berikut ini
yaitu:
a. Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memberi bantuan maka informasi itu harus
membantu si penerima dalam apa yang diusahakannya untuk memperolehnya.
b. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi harus
dipertahankan.
c. Waktu
Apakah informasi itu masih up to date?
d. Ruang dan Tempat
Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat?
e. Bentuk
Dapatkah informasi itu dipergunakan secara efektif? Apakah informasi itu
menunjukan hubungan – hubungan yang diperlukan, kecenderungan –
kecenderungan, dan bidang – bidang yang memerlukan perhatian manajemen? Dan
apakah informasi itu menekankan situasi – situasi yang ada hubungannya?
f. Semantik
Apakah hubungan antara kata – kata dan arti yang diinginkan cukup jelas?
Apakah ada kemungkinan salah tafsir?
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang
yang tepat, pada waktu tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula? Tidak semua data
merupakan informasi. Ada kantor – kantor yang menyimpan data – data atau catatan –
catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya. Sebaliknya ada informasi yang perlu
dilengkapi dengan data.
3

5. Manajemen
Menurut Drs. H. Malayu. S.P. Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia sebagai berikut: Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management, memandang manajemen
sebagai suatu proses, sebagai berikut:
Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling, performed to determined and accomplish state objective by the use of human
beings and other resources.
Artinya:
Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri ata perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
Dale Yoder, Ph.D. memandang manajemen juga sebagai suatu proses. Dalam bukunya
yang berjudul Personnel Management Relations, ia menulis:
Management refers to the processes of planning, direction, and control.
Artinya:
Manajemen menunjukan proses perencanaan, pengarahan, dan pengawasan.
6. Sistem Informasi Manajemen
Setelah kita mengetahui apa arti dari sistem, informasi, dan manajemen. Maka secara
keseluruhan, maksud sistem informasi manajemen menurut The Encyclopedia of
management adalah:
“Management Information System are planned and organized approaches to supplying
executives with intelligence aids that facilitates the managerial process”
Artinya:
Sistem Informasi Manajemen adalah pendekatan – pendekatan yang direncanakan dan
disusun untuk memberikan bantuan yang piawai yang memudahkan proses manajerial
kepada pejabat pimpinan.
4

7. Hakikat Sistem Informasi Manajemen


Pengertian sistem informasi manajemen menurut para ahli, yakni:
1. Menurut O'Brien (2002), sistem informasi manajemen adalah sistem terpadu yang
menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen, dan
fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem informasi manajemen
merupakan sistem informasi yang mendapatkan hasil keluaran (output) dengan
menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan tertentu dalam kegiatan manajemen (Wikipedia, 2010).
2. Abdul Kadir (2002) mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai sistem
informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk
mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
3. Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang menyediakan informasi bagi beberapapemakai yang mempunyai kebutuhan
serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai
apa yang telah terjadi pada masa lalu, yang sedang terjadi sekarang, dan yang
mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan
periodik, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan
oleh pengelola ataupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk
memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).
4. Sistem informasi manajemen merupakan metode formal yang me- nyediakan
informasi yang akurat dan tepat waktu pada manajemen untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi
perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996).
Dari penjelasan di atas, bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang
dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada
kegiatan manajemen dalam suatu organisasi. Tujuan sistem informasi manajemen, di
antaranya menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok
jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan informasi yang
dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan
berkelanjutan; menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi melakukan pemrosesan data, kemudian
mengubahnya menjadi informasi. Menurut O'Brien (2010), sistem informasi manajemen
merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication
network, dan data resources yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam organisasi.
5

B. KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM INFORMASI


Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting
karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau dengan organisasi yang ia pimpin. Penting karena
menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan dapat
merugikan organisasi. Pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan secara sembarang.
Pengambilan keputusan adalah proses pemikiran dalam rangka pemecahan masalah untuk
memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan. Cara pengambilan keputusan akan memengaruhi
perancangan sistem informasi berdasarkan komputer yang dimaksudkan untuk mendukung
proses pengambilan keputusan.
1. Pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli, yakni:
a. Secara umum, pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan
masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada. Menurut Terry (2001),
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif
atau lebih (tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam organisasi yang di pimpinnya dengan melalui pemilihan satu di antara
alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
b. Menurut Siagian (1999), pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
terhadap hakikat masalah, pengumpulan fakta dan data, Tabel 8.1 Teknik
Pembuatan Keputusan Tradisional dan Modern penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
c. Menurut Terry (Ibnu Syamsi, 1995: 5), pengambilan keputusan adalah
tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu di antara
alternatif-alternatif yang dimungkinkan. Hakikatnya pembuatan keputusan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang
dihadapi dan mengambil tindakan yang tepat.
d. Menurut Redford (1981: 11), pengambilan keputusan merupakan proses yang
mencakup beberapa tahap yang saling terjalin, bukan merupakan suatu
perbuatan yang terpisah. Intinya, pengambilan keputusan berkaitan dengan
proses yang merupakan langkah dari pengambilan keputusan
Pada hakikatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihasilkan dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dengan
perkataan lain, pengambilan keputusan adalah suatu teknik untuk memecahkan
masalah dengan menggunakan teknik- teknik ilmiah.
6

2. Teknik Pengambilan Keputusan


Herbert A. Simon (Tata Sutabri, 2005: 135) mengemukakan teknik tradisional dan
modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram. Dengan
berkembangnya teknik pembuatan keputusan, efisiensi pemecahan masalah yang
diprogram dan kualitas pe- mecahannya meningkat. Model yang bermanfaat dan terkenal
sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan sistem
informasi manajemen dikemukakan oleh Herbert A. Simon (1973), terdiri atas tiga tahap,
yaitu sebagai berikut.
a. Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data, baik dengan cara yang
telah ditentukan maupun dengan cara khusus. Sistem informasi harus meneliti
semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas
menurut perhatian. Baik sistem informasi manajemen maupun organisasi harus
menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar
masalah tersebut dapat ditangani.
b. Perancangan
Sistem informasi manajemen harus mengandung model keputusan untuk
mengolah data dan memprakasai pemecahan alternatif.
c. Pemilihan
Sistem informasi manajemen menjadi lebih efektif apabila hasil perancangan
dapat disajikan dalam bentuk keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan,
peranan sistem informasi manajemen berubah menjadi pengumpulan data untuk
umpan balik dan penilaian kemudian. Berdasarkan sifatnya, sistem pengambilan
keputusan dibagi menjadi dua, yaitu terbuka atau tertutup. Sistem pengambilan
keputusan tertutup dianggap mengetahui semua alternatif dan akibat setiap
alternatif; mempunyai metode (aturan atau hubungan) yang dapat membuat urutan
alternatif yang disukai; memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, seperti
keuntungan, volume penjualan atau kegunaan. Terdapat beberapa bentuk teknik
pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut.
1) Teknik kreatif
a. Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreativitas
maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para
anggota untuk melontarkan ide-idenya.
7

b. Sinetik
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan
dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output)
kreatif individual dan kelompok.
c. Teknik Partisipatif
Individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan
2) Teknik Delhi
Teknik atau proses Delphi pertama kali dikembangkan oleh N. C.
Dalkey, Helmer, dan rekan pada tahun 1950-an dan 1960-an dalam Rand
Corporation, yang kini terkenal sebagai teknik untuk membantu
pengambilan keputusan yang mengandung risiko dan ketidakpastian,
misalnya forecasting jangka panjang. Teknik Delphi termasuk ke
dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas
dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk
mencapai konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini
juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan
keputusan strategik. Teknik Delphi yang didasarkan pada sebuah proses
terstruktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan dari
sekelompok ahli dengan cara serangkaian kuesioner ataupun yang
dikontrol dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut
Helmer (1977), Delphi merupakan perangkat komunikasi yang berguna di
antara sekelompok ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok
itu. Teknik Delphi merupakan latihan dalam kelompok komunikasi antara
panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang memungkinkan
para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah kompleks dengan
suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri atas serangkaian
kuesioner dikirim melalui mail atau melalui sistem komputerisasi, untuk
praahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk mendapatkan
tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan
masalah yang akan diperbaiki oleh praahli. Partisipan untuk teknik Delphi
tidak saling mengenal satu sama lain. Biasanya secara fisik mereka
berjauhan dan tidak saling bertemu. Semua komunikasi antarpartisipan
dengan cara kuesioner dan umpan balik dari pemantau seorang staf.
8

3) Teknik Kelompok Nominal


Teknik kelompok nominal (selanjutnya dipakai singkatan TKN)
adalah salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang
lebih jarang digunakan dibandingkan dengan teknik sumbang saran.
Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968.
Teknik ini dimaksudkan sebagai cara untuk mengumpulkan pandangan
dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan
ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari
jalan penyelesaian yang terbaik. Teknik kelompok nominal adalah proses
terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan secara
perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok (Departemen
Dalam Negeri). Teknik mengurangi adanya penyesuaian sementara
memaksimalkan partisipasi. Bentuk pembuatan keputusan ini adalah
proses mengulangi pernyataan yang meminimalisasi penyesuaian
(conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan yang
dapat mereka dukung.
3. Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen
a. Dasar dan Faktor Pengambilan Keputusan
George R. Terry (2001) mengelompokkan lima dasar dalam pengambilan
keputusan, yaitu sebagai berikut.
1. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi artinya berdasarkan perasaan
yang bersifat subjektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi,
meskipun waktu yang digunakan relatif pendek, keputusan yang dihasilkan
relatif kurang baik karena mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, suatu
keadaan dapat diperkirakan serta dapat memperhitungkan untung- ruginya dan
baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
3. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau oleh orang yang lebih tinggi kepada orang yang
lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan memiliki autentisitas (autentik), tetapi dapat
menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktik diktatorial dan
sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
9

4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang
dapat menerima keputusan dengan rela dan lapang dada.
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, dan konsisten untuk
memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
praktiknya, pengambilan keputusan sangat bergantung pada permasalahan
yang dihadapinya, namun sangat bergantung pada individu yang membuat
keputusan. Terry (Ibnu Syamsi, 1995: 16-23) me- ngemukakan lima dasar
pengambilan keputusan, yaitu: (1) pengambilan keputusan berdasarkan intuisi;
(2) pengambilan keputusan berdasarkan rasional; (3) pengambilan keputusan
berdasarkan fakta; (4) pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman; (5)
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang. Adapun faktor-faktor
pengambilan keputusan menurut Ibnu Syamsi (1995: 23), yaitu keadaan intern
organisasi; tersedianya informasi yang dibutuhkan; keadaan ekstern
organisasi; kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan.
4. Tipe Keputusan Manajemen
Keputusan dibagi dalam tiga tipe, yaitu:
a. a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur, artinya keputusan yang
berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur
terjadi dan dilakukan pada manjemen tingkat bawah.
b. Keputusan setengah terprogram/setengah terstruktur, artinya keputusan yang
sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin, serta sebagian
tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan
serta analisis yang terperinci.
c. Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur, artinya keputusan yang tidak
terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan ini tidak
mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia. Selain itu, berasal dari
lingkungan luar.
10

5. Mekanisme, Tahap, dan Model Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

1. Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Mekanisme pengambilan keputusan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan dalam menyelesaikan suatu masalah. Pengambilan keputusan merupakan
bagian terpenting yang dihubungkan dalam melaksanakan suatu perencanaan. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan, yaitu sebagai
berikut.
a) Pemahaman dan perumusan masalah
Dalam mengambil keputusan, harus ditemukan masalah yang sebenarnya
terjadi dan cara untuk memecahkan masalah tersebut.
b) Pengumpulan analisis data yang relevan
Setelah menemukan masalah, kemudian menentukan rumusan yang tepat
untuk menyelesaikannya berdasarkan data yang relevan.
c) Pemilihan alternatif terbaik
Berdasarkan data yang telah didapat kemudian diputuskan dan dipilih
alternatif yang paling baik.
d) Implementasi keputusan
Melaksanakan keputusan yang telah diambil dan bertanggung jawab
melaksanakan, dengan memperhatikan risiko dan ketidakpastian terhadap
keputusan yang diambil.
e) Evaluasi
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor secara terus- menerus.
6. Tahap Pengambilan Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu
sebagai berikut.
a. Tahap 1
Pemahaman dan perumusan masalah. Para manajer dapat meng- identifikasi
masalah dengan dua cara. Pertama, manajer secara sistematis menguji hubungan
sebab akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan atau perubahan yang
"normal".
11

b. Tahap 2
Pengumpulan dan analisis data yang relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, manajer harus menentukan data-data yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan yang tepat, kemudian mendapatkan informasi tersebut.
c. Tahap 3
Pengembangan alternatif-alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif
keputusan pertama yang feasible sering menghindarkan manajer dari pencarian
penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah
alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat
keputusan terlalu cepat dan efektif. Manajer harus memilih alternatif yang cukup
baik walaupun tidak sempurna atau ideal.
d. Tahap 4
Evaluasi alternatif-alternatif. Setelah manajer mengembangkan sejumlah
alternatif, manajer harus mengevaluasi sekumpulan alternatif, kemudian
mengevaluasi untuk menilai efektivitas setiap alternatif.
e. Tahap 5
Pemilihan alternatif yang terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil
evaluasi berbagai alternatif. Alternatif dipilih akan didasarkan pada jumlah
informasi bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
f. Tahap 6
Implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus
membuat rencana untuk mengatasi permasalahan yang dijumpai dalam penerapan
keputusan. Di samping itu, pada tahap implementasi, keputusan manajer juga
perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan
tindakan korektif apabila masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan, serta
merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
g. Tahap 7
Evaluasi hasil-hasil. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer
harus mengevaluasi implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil yang diinginkan. Evaluasi hasil-hasil. Implementasi keputusan
harus selalu dimonitor. Manajer harus mengevaluasi implementasi dilakukan
dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan. Fisher (1996)
mengemukakan bahwa pada hakikatnya ada dua model dalam pengambilan
keputusan, yaitu sebagai berikut. Pertama, model preskriptif, yaitu model yang
menerangkan cara kelompok mengambil keputusan. Kedua, model deskriptif,
yaitu model yang menerangkan cara kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model
12

preskriptif berdasarkan proses yang ideal, sedangkan model deskriptif


berdasarkan realitas observasi.
7. Jenis – Jenis Pengambilan Keputusan dalam Sistem Informasi Manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
a. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time,
internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas.
Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan
pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur,
mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
b. Keputusan Semi Terstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian
keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real
time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan
pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran
departemen.
c. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak
terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan
berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal.
Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan
lain, perekrutan eksekutif.

C. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, KOMPUTER, DAN MANAJEMEN


Informasi adalah data yang telah diolah dan yang penting artinya untuk pengambilan
keputusan. Jadi, untuk memperoleh informasi, tindakan pertama adalah mengumpulkan data,
kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi.
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penting terbagi menjadi empat, yaitu:
a. Melalui pengamatan sendiri secara langsung
b. Melalu wawancara
c. Melalui perkiraan koresponden (pembawa berita)
d. Melalui daftar pertanyaan

13

2. Operasi dan Pengolahan Data


Pada dasarnya data adalah bahan mentah yang harus ditangani dan ditempatkan
dalam hubungannya yang berarti sebelum data tersebut menjadi berguna bagi penerima.
Terdapat beberapa operasi data yang menghasilkan keluaran penting dapat dilihat dalam
sistem informasi, menurut Burch dan Strater, yaitu:
a. Capturing
Operasi ini menunjukan pencatatan data dari suatu peristiwa atau kejadian dalam
suatu bentuk contohnya yaitu formulir – formulir kepegawaian, pesanan –
pesanan pembelian dan sebagiannya.
b. Pemeriksaan (Verifying)
Operasi ini menunjukan pengecekan atau pengesahan data untuk menjamin agar
data tersebut dapat diperoleh dan dicatat dengan cermat.
c. Penggolongan (Classifying)
Operasi ini menempatkan unsur – unsur data dalam kategori khusus yang
memberikan arti bagi si pemakai.
d. Penyusunan atau Penyortiran
Operasi ini menempatkan unsur – unsur data dalam suatu rangkaian urutan khusus
atau rangkaian yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Peringkasan (Summarizing)
Operasi ini mengumpulkan unsur – unsur data dalam salah satu dari dua cara.
Pertama, operasi ini mengumpulkan data secara matematika. Kedua, operasi ini
mengurangi data secara logika.
f. Penghitungan (Calculating)
Operasi ini memerlukan penanganan data secara ilmu hitung dan logika.
g. Penyimpanan (Storing)
Operasi ini menempatkan data ke dalam suatu media penyimpanan. Contonya
seperti kertas film, microfilm, dan sebagiannya, dimana data dapat dipelihara
untuk pemasukan dan pengambilan kembali apabila diperlukan.
h. Pengambilan Kembali (Retriveing)
Operasi ini mengandung pencarian sampai ketemu dan mendapatkan tambahan
bagi unsur – unsur data tersebut disimpan.
i. Reproduksi
Operasi ini memperbanyak data dari satu media ke media yang lain atau dalam
kedudukan yang lain dalam media yang sama.
j. Penyebaran – Pengkomunikasian (Disseminating – Comunnicating)
Operasi ini memindahkan data dari satu tempat ke tempat lain.
Didalam organisasi biasanya terdiri berbagai metode teknologis dan manual.
Menurut Bunch dan Strater, terdapat empat macam metode pengolahan data yang
penting, yakni:

14

a. Metode manual
Dalam metode ini, semua operasi data dilakukan dengan tandan dan bantuan alat
– alat penting seperti pensil, kertas, dan mistar hitung.
b. Metode electromechanical
Metode ini merupakan gabungan dari orang dan mesin. Misalnya, seorang
pegawai yang bekerja dengan menggunakan mesin catat kolom (posting
machine).
c. Metode punched card equipment
Penggunaan semua alat yang dipergunakan dalam apa yang kadang – kadang
disebut sebagai suatu Unit Record System. Prinsip unit ini adalah data diri
seseorang, suatu objek atau suatu peristiwa biasanya dicatat (punched) dalam
suatu kartu. Sejumlah kartu yang mengandung data tentang suatu objek yang
sama digabungkan bersama bentuk suatu file.
d. Metode electronic computer
Komputer disini berarti suatu susunan dari alat masukan, suatu unit pengolah
pusat (Central Processing Unit = CPU), dan alat – alat, CPU terdiri atas
komponen pokok, yaitu:
a. The aritmethiclogic unit
Bagian hardware suatu komputer dimana operasi – operasi arimetik
diselenggarakan (menambah, mengurangi, kali, dan membagi).
b. The control unit
Unit dalam CPU yang mengarahkan operasi – operasi, menafsirkan instruksi
yang dikodekan dan mengawali perintah – perintah yang tepat pada sirkuit
komputer untuk pelaksanaanya.
c. The primary storage unit
Suatu alat yang terdiri atas unsur elektronik, elektrostatik atau ekelektrostatik
di mana data dapat direkam dan kemudian diambil.
d. The console
Suatu panel yang berisi cahaya – cahaya indicator, tombol – tombol dan layar
– layer video yang diperlukan operator untuk mengontrol komputer dan
mengamati operasinya.
Indikator adalah peralatan yang mencatat kondisi – kondisi seperti kondisi
tinggi atau setaraf (equal) sebagai hasil perbadingan plus atau minus yang
berasal dari suatu perhitungan. Operator adalah orang yang sesungguhnya
melakukan pekerjaan dengan tombol – tombol, menempatkan informasi dalam
alat input, me-removes output, dan sebagiannya.
Pengertian Input yaitu
a. Informasi atau data yang telah atau akan dialihkan dari suatu media
penyimpanan ekstern ke dalam penyimpanan intern komputer.
b. Penguraian rutin – rutin yang mengarahkan input.
c. Peralatan atau kumpulan yang diperlukan untuk input.

15

D. PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM SISTEM INFORMASI MANUSIA


Komputer adalah:
“As an electronic device the processes data, is capable of receiving input and output,
and processes such characteristic as high speed, accuparacy and the ability to store a set of
instruction for solving a problem”
Artinya:
Komputer sebagai suatu perlengkpan elektronik mengolah data, mampu menerima
masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi, ketelitian dan
kemampuan menyimpan instruksi – instruksi untuk memecahkan masalah.
Jenis komputer yang digunakan dalam sim adalah komputer digital yang mengolah data
dalam bentuk huruf dan angka yang berlainan, lalu menggunakan line printer, mesin tik, alat
pons pita kertas untuk membuat laporan – laporan dan formulir – formulir standar. Komputer
analog juga dipergunakan untuk mengola data yang sifatnya terus – menerus seperti suhu,
tekanan, udara, dan informasi permesinan dan produksi lainnya.
Bagian komputer terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
dibagian komputer ini terdapat seorang operator yang akan melubangi kartu – kartu untuk
menjadi masukan bagi sistem komputer atau juga mengelola komputer. Kemudia CPU yang
mengontrol urutan dan langkah – langkah semua operasi, suatu alat baca bantu yang
membaca secara elektrik, unit penyimpanan dan alat cetak yang berkecepatan tinggi.
E. MANAJEMEN DAN SISTEM INFORMASI MANUSIA
Manajemen bisa disebut sebagai suatu kegiatan yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Jadi, hubungan di
antaranya manajemen dan sistem informasi manusia adalah untuk mengambil keputusan, di
mana suatu kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat (in the right time)
dibutuhkan untuk memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas tertentu. Artinya
pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan dari beberapa alternatif yang tepat
bersifat kuantitatif dan kualitatif, alternatif yang terbaik untuk memecahkan suatu masalah
atau menyelesaikan suatu pertentangan.
1. Unsur Pengambilan Keputusan
Terdapat empat unsur dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Model
Model menunjukan suatu gambaran masalah secara kuantitatif atau kualitatif.
b. Kriteria
Kriteria yang dirumuskan menunjukan tujuan dari masalah keputusan. Apabila
ada beberapa kriteria yang bertentangan, pengambilan keputusan harus
mengadakan kompromi.

16

c. Pembatas
Ada faktor – faktor tambahan yang harus dipertimbakan dalam pemecahan
masalah keputusan. Contohnya, kurangnya dana dan sebagiannya.
d. Optimalisasi
Apabila masalah keputusan telah diuraikan dengan sejelas – jelasnya (model),
manajer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan
(pembatas).

2. Jenis – jenis Pengambil Keputusan


Pengambilan keputusan dapat bersifat rutin dan tersusun, atau dapat bersifat
kompleks dan kurang tersusun. Oleh karena itu, dalam arti luas ada dua jenis
pengambilan keputusan, yaitu:
a. Pengambilan keputusan yang terprogram.
b. Pengambilan keputusan yang tidak terprogram.
Tantangan yang besar bagi penganalisis adalah mengetahui jenis – jenis keputusan ini
dan memberikan metode – metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogramkan di mana saja. Untuk melaksanakan pengambila keputusan yang
terprogramkan ini patokan keputusan harus dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas.
Pengambilan keputusan tidak terprogramkan menunjukan proses yang berhubungan
dengan masalah – masalah yang tidak jelas. Hal ini memerlukan semua bakat
pengambilan keputusan yang cakap ditambah dengan bantuan sistem informasi untuk
mendapatkan keputusan yang tidak terprogramkan dengan baik.
3. Tingkat – Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas yang sangat
rutin (keputusan program) sampai keputusan kompleks yang mempunyai pnegaruh besar
terhadap sistem (keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya, pengambilan
keputusan dibagi ke dalam tiga tingkat:
a. Pengambilan keputusan tingkat strategis.
b. Pengambilan keputusan tingkat taktis.
c. Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Tujuan organisasi ditentukan dan beberapa strategi dibuat mengandung, misalnya
perluasan pabrik, penentuan susunan produksi, penggabungan, penggolongan,
pengeluaran modal, atau penjualan organisasi. Oleh karena itu, strategi berhubungan
dengan perencanaan jangka panjang meliputi penentuan tujuan, kebijaksanaan,
pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan
penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan
berhubungan dengan bidang – bidang seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana,
penentuan tata
17

ruang pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produk, serta penelitian dan


pengembangan.
Sementara, pengambilan keputusan strategis sebagian besar mengandung kegiatan
perencanaan, pengambilan keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan
perencanaan dan kegiatan pengawasan yang hamper sama. Sebagian besar aturan – aturan
keputusan dalam pengambilan keputusan taktik tidak tersusun dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan terhadap kebiasaan sehari – hari dan peraturan yang mengatur
sendiri.
Pengambilan keputusan tingkat teknis ditentukan dengan standar – standar dan
hasil keputusan sifatnya menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses
untuk menjamin agar tugas – tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara yang efektif
dan efesien. Fungsi utama manajemen yang termasuk dalam golongan pengambilan
keputusan ini adalah fungsi pengawasan dengan perencanaan yang dilaksanakan agak
terbatas. Contoh jenis pengambilan keputusan teknis adalah penerimaan atau penolakan
kredit, pengendalian proses, penentuan waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan
inventaris, dan penempatan karyawan.

PENUTUPAN
KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan
Secara keseluruhan, Sistem Informasi Manajemen adalah pedekatan – pendekatan yang
direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan yang piawai/ ahli memudahkan proses
manajerial kepada pejabat atau pemimpin. Terkait sim dan komputer semua berjalan dengan
sigma nya, dengan aturan – aturan dan dikelolanya dengan tepat. Hal ini dapat
mengguntungkan bagi organisasi ataupun instansi yang menggunakan dan memanfaatkannya
dengan tepat secara efektif dan efisien.

 Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai
sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan
untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat
membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap

18

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, D. H. (2007). Manajemen: dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kriswandi Suwitno (2012). Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta.

O'Brien (2002)
19

Anda mungkin juga menyukai