Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI

Abses peritonsil atau Quinsy merupakan suatu infeksi akut yang diikuti dengan
terkumpulnya pus pada jaringan ikat longgar antara m.konstriktor faring dengan tonsil pada
fosa tonsil. Infeksi ini menembus kapsul tonsil (biasanya pada kutub atas). Abses peritonsil
merupakan infeksi pada tenggorok yang seringkali merupakan komplikasi dari tonsilitis akut.
Biasanya kuman penyebab sama dengan kuman penyebab tonsillitis, dapat ditemukan kuman
aerob dan anaerob.

EPIDEMIOLOGI
Abses peritonsil sering mengenai orang dewasa pada usia 20 sampai 40 tahun. Pada
anak jarang terjadi, kecuali yang mengalami gangguan penyakit kekebalan tubuh. Insidensi
abses peritonsilar lebih tinggi 9,5% pada laki-laki daripada perempuan. Pasien yang merokok
memiliki risiko abses peritonsilar yang lebih tinggi.
Pada umumnya infeksi di bagian kepala leher terjadi pada orang dewasa. Insiden abses
peritonsil di A.S terjadi 30 per 100.000 orang/ tahun. Abses peritonsilar merupakan
merupakan 30% kasus abses pada area kepala-leher. Di Amerika Serikat, terdapat 62.787 kasus
abses peritonsilar yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD) dengan jumlah pasien yang
dirawat inap mencapai 15.095 orang. Insidensi abses peritonsilar adalah 1 per 10.000 pasien
yang datang ke IGD.
Belum ada data epidemiologi nasional mengenai abses peritonsilar di Indonesia.
Penelitian di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada periode 2012-2015 melaporkan 8
(30,8%) dari 26 sampel kasus abses leher dalam berlokasi di peritonsillar Dari penelitian di
RSUP Sanglah periode tahun 2010-2014 didapatkan 64,29% pasien abses peritonsilar berjenis
kelamin laki-laki, dengan keluhan utama nyeri tenggorokan (71,43%), dan etiologi terbanyak
dari hasil kultur adalah Streptococcus viridans (57,13%).

PROGNOSIS
Prognosis pasien abses peritonsilar dipengaruhi oleh riwayat tonsilitis rekuren
sebelumnya dan penatalaksanaan yang didapat oleh pasien. Angka resolusi abses peritonsilar
mencapai 94% bila pasien mendapatkan terapi secara adekuat.
Prognosis pasien abses peritonsilar yang menjalani drainase dan terapi antibiotik
umumnya mengalami penyembuhan dalam waktu 4-7 hari. Sekitar 1-5% pasien mengalami
rekurensi dan membutuhkan tonsilektomi.  Pasien yang ditata laksana dengan tindakan aspirasi
jarum memiliki rekurensi yang lebih tinggi dibandingkan insisi drainase. Rekurensi juga lebih
tinggi pada pasien anak-anak atau dewasa muda (<30 tahun) dengan riwayat tonsilitis.
Komplikasi perdarahan sehabis pembedahan hanya ditemukan pada <0,1% kasus.

DAFTAR PUSTAKA
Arliando MA, Adelien, Utama DS. Prevalensi abses leher dalam di RSUP dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode 1 Januari 2012-31 Desember 2015. Majalah Kedokteran
Sriwijaya. 2017;3:124-133.
Gupta G, McDowell RH. Peritonsillar abscess. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519520/
Klug TE, Rusan M, Fuursted K, Ovesen T. Peritonsillar abscess. Otolaryngology-Head and
Neck Surgery. 2016;155(2):199-207. doi:10.1177/0194599816639551.
Sari NLS, Putra IDGAE, Budayanti NS. Karakteristik penderita abses peritonsil di RSUP
Sanglah Denpasar periode tahun 2010-2014. Medicina. 2018;49(2):161-165.
Wang YP, Wang MC, Lin HC, Chou P. The impact of prior tonsillitis of peritonsillar abscess:
a nationwide cohort study. PLoS One. 2014;9(10):e109887

Anda mungkin juga menyukai