Anda di halaman 1dari 13

NAMA : MARIA SURI HANDAYANI

NIM : 22344075

CONTOH RESEP : PEDIATRI

1. Ketentuan kelengkapan resep


Berikut merupakan ketentuan dari kelengkapan penulisan resep yaitu : (Buku
Ilmu Resep EGC, 2012)
a. Inscriptio
Memuat nama, alamat, nomor telepon, dan nomor izin praktek dokter
(SIP), serta tanggal penulisan resep.
b. Invocatio
Memuat tanda buka atau awal resep “R/”
c. Praescribtio
Memuat nama obat, kekuatan obat, bentuk sediaan obat, dan jumlah setiap
obat dalam resep.
d. Signatura
Memuat aturan pakai setiap obat.
e. Subscribtio
Memuat tanda tangan atau paraf dokter penulis resep.
f. Pro
Memuat nama, usia, dan berat badan pasien.

2. Skrining Administrasi Resep (Buku Ilmu Resep EGC, 2012)


Kajian Administrasi R/ Ada Tidak Ada
Nama dokter √
Nomor SIP dokter √
Alamat praktek dokter √
No. Telepon dokter √
Paraf dokter √
Nama pasien √
Umur pasien √
Jenis kelamin pasien √
Berat badan pasien √
Alamat pasien √
No. Telepon pasien √
Tanggal penulisan R/ √

Pada kajian kelengkapan administrasi resep diatas masih terdapat kelengkapan


adminitrasi resep yang tidak ada, dimana kelengkapan administrasi resep
tersebut meliputi :
a. Paraf dokter
Paraf dokter harus ada dikarenakan menandakan keabsahan dari suatu
resep yang ditulis oleh seorang dokter terutama jika resep mengandung
obat dengan kandungan narkotika, psikotropika dan prekursor haruslah
dikonfirmasi terlebih dahulu kepada dokter yang bersangkutan apakah
benar resep tersebut yang dimaksud untuk diberikan kepada pasien.
b. Jenis kelamin, berat badan, alamat dan no.telepon pasien
Informasi diatas sangat penting bagi penulisan resep terutama untuk resep
pediatri. Jenis kelamin, alamat dan no.telepon pasien berguna untuk
meminimalisir kesalahan pemberian obat kepada pasien dengan nama dan
umur yang sama. Sedangkan berat badan pasien berguna untuk
menyesuaikan perhitungan dosis obat yang digunakan oleh pasien
pediatric tersebut. Sehingga sebagai seorang farmasis baiknya
mengkonfirmasikan informasi tersebut kepada pasien yang bersangkutan
pada saat penerimaan dan pelayanan resep.

3. Data tiap obat (Farmakope Edisi V)


a. Aclam forte sirup (Co-amoxiclav)
1) Sifat organoleptik
Pemerian : serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
2) Sifat fisikokimia
Kelarutan : sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam
benzene, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
pH larutan : antara 3,5 dan 6,0
pH stabilitas : antara 3,5 dan 6,0
3) Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakodinamik
Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam, tapi tidak tahan
terhadap penilinase. Obat ini Stabil dalam suasana asam lambung, dan
aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan beta-
laktamase, serta beberapa bakteri gram negatif karena obat tersebut
dapat menembus pori-pori di membran fosfolipid bakteri.
Amoxicillin memiliki efek bakterisidal yang bekerja terhadap bakteri
yang sensitif terhadap obat ini. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat biosintesis dinding sel mukopeptida. Pemberian oral
adalah pilihan, karena diabsorpsi lebih baik daripada obat derivat
penisilin lain yang diberikan secara parenteral. Amoxicillin terutama
diekskresikan ke urine, dalam bentuk yang tidak berubah. Ekskresinya
dapat dihambat dengan pemberian probenesid sehingga
memperpanjang efek terapi. Dikeluarkannya enzim penisilinase oleh
bakteri dalam menghadapi serangan obat ini, menyebabkan inaktivasi
oleh plasmid, sehingga obat ini tidak dapat kehilangan efek terapinya.

Farmakokinetik
Farmakokinetik amoxicillin cukup baik terutama bila diberikan
peroral. Bioavailabilitas bisa mencapai 95% peroral.
Absorpsi
Amoxicillin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran
pencernaan, dan tidak tergantung adanya makanan. Bioavailabilitas
berkisar antara 74─92%, dan bisa mencapai 95% peroral. Konsentrasi
puncak dalam serum terjadi dalam 1─2 jam. Waktu puncak dalam
plasma darah bergantung pada bentuk sediaan, yaitu dalam 2 hari
untuk obat bentuk kapsul, 3 hari untuk tablet extended release, dan 1
hari untuk suspensi. Karena amoxicillin diekskresikan terutama di
ginjal, konsentrasi dalam serum akan meningkat pada penderita
gangguan ginjal. Absorpsi peroral pada neonatus lebih lambat,
sehingga Konsentrasi puncak dalam serum pada neonatus didapat
dalam waktu 3‒4,5 jam.
Distribusi
Distribusi amoxicillin terbanyak dalam cairan tubuh dan tulang,
termasuk paru-paru, sekresi bronkial, sekresi sinus maksilaris, empedu,
cairan pleura, sputum, dan cairan telinga tengah. Konsentrasi obat di
dalam cairan serebrospinal sebesar <1%, dalam ikatan protein plasma
sebesar 17‒20%. Pada wanita hamil, amoxicillin dapat melewati sawar
plasenta.
Metabolisme
Biotransformasi amoxicillin terjadi di hepar. Waktu paruh
amoxicillin +1 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak bisa
lebih singkat. Waktu paruh pada neonatus cukup bulan berkisar 3‒4
jam, pada infant dan anak-anak berkisar 1‒2 jam, dan pada penderita
gagal ginjal lebih memanjang.
Eliminasi
Sekitar 50‒80% dosis amoxicillin diekskresikan melalui urin tanpa
berubah bentuk. Ekskresi obat ke ginjal akan lebih lama pada neonatus
dan infant <3 minggu, karena fungsi ginjal yang belum sempurna.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-35˚C
Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya
Terhadap air : 11,5-14,5%
Inkompatibilitas : -

b. Trilac (Triamcinolon)
1) Sifat organoleptik
Pemerian : serbuk hablur, putih, sampai krim, berbau sangat lemah
2) Sifat fisikokimia
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
mutlak, dalam kloroform dan methanol.
pH : 5,0-7,0
3) Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakodinamik
Triamcinolone adalah glukokortikoid sintetik dengan efek
antiinflamasi dan imunomodulasi. Triamcinolone bekerja dengan
menghambat enzim fosfolipase A2 pada lapisan fosfolipid membran
sel, sehingga menghalangi pemecahan membran lisosom leukosit dan
mencegah pembentukan asam arakidonat. Hal ini akan menghalangi
pembentukan prostaglandin dan leukotriene, menyebabkan modulasi
sistem imun dan efek antiradang.
Farmakokinetik
Metabolisme triamcinolone utamanya terjadi di hepar. Ekskresi
triamcinolone terjadi melalui urine dan feses.
Absorpsi
Triamcinolone 16 mg yang diberikan per oral mencapai konsentrasi
maksimal  yaitu 5,23±0,84 ng/ml dengan waktu puncak plasma
2,24±0,78 jam. Bioavailabilitas triamcinolone inhalasi 800 µg adalah
sebesar 25%, dengan 10,4% berasal dari absorpsi pulmonal dan
sisanya dari deposisi mukosa oral atau berbagai sumber minor lain.
Konsentrasi maksimal triamcinolone inhalasi adalah 0,92 ng/mL
dengan waktu puncak plasma 1,74 jam.
Distribusi
Obat ini didistribusikan  ke otot, hati, kulit, usus, dan ginjal. Volume
distribusi triamcinolone adalah 115,2±10 L.
Metabolisme
Triamcinolone utamanya dimetabolisme di hepar. Metabolit utama
triamcinolone adalah 6 beta hydroxyl triamcinolone.
Eliminasi
Eliminasi triamcinolone adalah melalui urin dan feses. Waktu paruh
obat ini sekitar 2,7 jam, sedangkan waktu paruh rerata eliminasi pada
sediaan inhalasi sebesar 2,4 jam dan waktu paruh triamcinolone
diasetat sebesar 2,8 jam.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Panas : pada suhu 80˚C selama 8 jam, triamcinolon terdegradasi
sebesar 4,90 +/- 0,10%
Hidrolisis : dalam larutan asam pada suhu 80˚C selama 8 jam akan
terdegradasi sebesar 6,98 +/- 0,15%
Oksidasi : harus terlindung dari paparan oksigen
Cahaya : harus terhindar dari paparan cahaya langsung
pH : stabil pada pH 3,5-4,2
Inkompatibilitas : -
c. Vostrin sirup (Erdostein)
1) Sifat organoleptik
Pemerian : serbuk kuning kemerahan, di dalam larutan memberikan
warna orange terang
2) Sifat fisikokimia
Kelarutan : mudah larut dalam gliserin dan air, agak sukar larut dalam
aseton dan propilenglikol, sukar larut dalam etanol 75%.
3) Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik :
Erdostein cepat diserap setelah penggunaan oral, penyerapannya tidak
dipengaruhi oleh makanan, konsentrasi plasma puncak dicapai setelah
satu jam. Erdostein mengalami metabolisme lintas pertama untuk
metabolit aktif, Nthiodiglycolyl-homosistein, protein plasma mengikat
adalah sekitar 64,5%.Paruh aktu eliminasi sekitar 1,46 jam untuk
erdostein, dan sekitar 12 jam untuk metabolit. Ekskresi terutama
melalui urin, sebagai metabolit eliminasi diabaikan.

Farmakodinamik :
Erdosteine mengandung kelompok sulfhidril (gugus -SH) yang
dilepaskan setelah melalui metabolisme hepatik. Metabolit aktif (gugus
-SH) dilepaskan bekerja sebagai mukolitik dan scavenging
activity yang melawan radikal bebas. Erdosteine bekerja dengan
meregulasi produksi dan viskositas mukus untuk menstimulasi
transport mukosiliar, sehingga meningkatkan proses pengeluaran
dahak. Selain memiliki struktur antioksidan dan antiinflamasi,
erdosteine juga dapat menghambat adhesi bakteri ke sel epitel paru
sehingga bermanfaat diberikan untuk pasien bronkiektasis, bronkitis
akut, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pada pasien
bronkiektasis, pemberian erdosteine merupakan terapi yang efektif
untuk kondisi obstruksi dan hipersekresi mukus. Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cazzola et al, diketahui bahwa kelompok yang
ditambahkan terapi erdosteine memberikan hasil lebih baik dalam
memperbaiki gejala  penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
dibandingkan dengan kelompok pasien yang menerima plasebo.
Erdosteine juga memiliki fungsi scavenging dengan menghambat efek
radikal bebas dari saluran mukosa. Oleh karena itu, dapat digunakan
untuk melindungi jaringan paru dari kerusakan akibat asap rokok.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-35˚C
Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya
Inkompatibilitas : -

d. Tremenza sirup (Pseudoefedrin hcl)


1) Sifat organoleptik
Pemerian : hablur putih atau serbuk putih, serbuk halus putih atau
hampir putih, bau khas lemah.
2) Sifat fisikokimia
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam kloroform.
pH : 4,6 sampai 6
Titik didih : antara 182-186˚C
Wadah penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tak tembus cahaya.
3) Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakodinamik
Pseudoephedrine terutama bekerja sebagai agonis reseptor alfa
adrenergik dan memiliki efek lebih lemah sebagai agonis reseptor beta
adrenergik. Sifat agonis tersebut menyebabkan Pseudoephedrine
memiliki efek vasokonstriksi, sehingga mampu mengurangi gejala
kongesti nasal dan sinus. Obat ini umum digunakan pada kasus infeksi
saluran pernapasan atas dan rhinitis alergi.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Stabil pada keadaan dibawah normal
Inkompatibilitas :
Inkompatibel dengan agen pengoksida, asam klorida, asam anhidrat.

4. Skrining Farmasetika Resep (Buku Ilmu Resep EGC, 2012)


Kajian Farmasetik R/ Ada Tidak Ada
Nama obat √
Bentuk sediaan obat √
Potensi dan dosis obat √
Inkompatibilitas obat √
Aturan pakai obat √
Lama pemberian obat √

Pada kajian kelengkapan farmasetik resep diatas masih terdapat kelengkapan


farmasetik resep yang tidak ada, dimana kelengkapan farmasetik resep
tersebut meliputi :
a. Inkompatibilitas obat
Inkompatibilitas obat merupakan suatu masalah obat yang tidak
tercampurkan secara fisika maupun kimia dan berakibat pada hilangnya
potensi, meningkatnya toksisitas atau efek samping yang lain. Pada resep
tidak ditemukan kejadian inkompatibilitas obat, sehingga penyiapan obat
dapat dilakukan.
b. Lama pemberian obat
Lama pemberian obat sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan
dari suatu terapi pengobatan, terutama untuk obat-obatan yang
mengandung antibiotic untuk menghindari resistensi obat. Pada resep
diatas sebaiknya seorang farmasis mengkonfirmasikan kepada dokter
untuk lama pemberian dari tiap obat terutama obat aclam forte sirup yang
mengandung antibiotik (Co-amoxiclav) atau dapat juga langsung
menyesuaikan dengan pedoman pengobatan untuk pasien pediatri
(Pediatric handbook tahun 2012).
5. Skrining Klinis Resep (Buku Ilmu Resep EGC, 2012)
Kelengkapan Ada Tidak Ada
Administrasi R/
Ketepatan indikasi dan √ (Sudah tepat)
dosis obat
Duplikasi dan atau √
polifarmasi obat
Reaksi obat yang tidak √
diinginkan (alergi, efek
samping, dan lainnya)
Kontra indikasi √
Interaksi obat √

Pada kajian kelengkapan klinis resep diatas terlihat bahwa kelengkapan klinis
resep telah sesuai, karena tidak ditemukan permasalahan terkait permasalahan
klinis dalam resep obat.

6. Perhitungan Dosis Obat dan Penyelesaian Resep


Pada resep pediatri diatas terdapat 4 jenis obat yang perlu disiapkan, meliputi :
a. Aclam forte sirup
Dosis aclam forte sirup yaitu :
Anak 7-12 tahun: 3 kali sehari 2 sendok teh
Anak 2-7 tahun: 3 kali sehari 1 sendok the
Catatan : penggunaan obat dan pemberian dosis obat harus sesuai dengan
petunjuk dokter.
Sediaan ini merupakan sediaan sirup kering jadi, sehingga dalam
penyiapan obat hanya ditambahkan air sebanyak batas yang telah
ditentukan (54 ml).
b. Trilac (Racikan puyer)
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Dosis awal tablet Triamcinolone dapat bervariasi antara 4-16
mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi. Untuk mengganti pengobatan
pasien dari kortikosteroid lain: Triamcinolone 4 mg pada awal pemberian
sebagai pengganti Cortisone 25 mg, Hydrocortisone 20 mg, Prednisone 5
mg, Prednisolone 5 mg, Metilprednisolon 4 mg, Dexamethasone 0.75 mg,
Betametason 0.6 mg dan Parametasone 2 mg. Setelah itu, dosis harus
disesuaikan menurut respon individu.

Perhitungan dosis trilac :


Trilac tablet (sediaan tablet 4mg)
2mg (dosis dalam resep) x 10( bungkus)
Trilac tablet =
4 mg(dosis sediaan)
= 5 tablet

Sediaan ini merupakan sediaan racikan puyer dimana dalam penyiapan


sebagai berikut :
Trilac yang telah dihitung dosis peracikannya (5 tablet), dihaluskan dalam
mortar lalu ditambahkan secukupnya saccharum lactis atau pemanis gerus
hingga halus dan homogen, kemudian bungkus dengan kertas puyer
sebanyak 10 bungkus.

c. Vostrin sirup
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Dewasa & Anak > 30 kg BB : 2 x sehari 2 sendok takar 5 mL;
Anak 20-30 kg BB : 3 x sehari 1 sendok takar 5 mL ; Anak 15-19 kg BB :
2 x sehari 1 sendok takar 5 mL.
Sediaan ini merupakan sediaan sirup jadi, sehingga penyiapan obat
langsung diberikan etiket.
d. Tremenza sirup
Dosis
Dewasa & Anak > 12 tahun : 3 kali sehari 2 sendok takar (@10 ml). Anak
6-12 tahun : 3 kali sehari 1 sendok takar (@5 ml.). Anak 2-5 tahun : 3 kali
sehari 0.5 sendok takar (@2.5 ml).
Sediaan ini merupakan sediaan sirup jadi, sehingga penyiapan obat
langsung diberikan etiket.

7. Informasi penting yang berkaitan dengan penggunaan obat


a. Aturan pakai obat
1) Aclam forte sirup = 3 kali sehari sebanyak 6 cc (minum obat tiap 8 jam
sekali) setelah makan.
2) Trilac (racikan) = 3 kali sehari 1 bungkus setelah makan.
3) Vostrin sirup = 3 kali sehari ¾ sendok obat (teh) untuk batuk,
diminum setelah makan.
4) Tremenza sirup = 3 kali sehari ½ - ¾ sendok obat (teh) untuk pilek,
diminum setelah makan.

b. Cara simpan obat


1) Aclam forte sirup = disimpan didalam kulkas suhu 2-8˚C (tidak di
freezer)
2) Trilac (racikan) = Suhu ruang/kamar (25˚C)
3) Vostrin sirup = Suhu ruang/kamar <kurang dari 30˚C
4) Tremenza sirup = Suhu ruang/kamar <kurang dari 30˚C

c. BUD
1) Aclam forte sirup = karena merupakan sediaan sirup kering yang
dicairkan sehingga masa BUD sediaan yaitu selama 7 hari dari
pencairan sediaan.
2) Trilac (racikan) =
Misal expired date tablet trilac < 6 bulan = BUD maksimal expired
date sediaan tablet trilac yang diracik.
Misal expired date tablet trilac > 6 bulan = (hitunglah 25% dari sisa
waktu penggunaan obat sebelum ED). Misal ED trilac tablet Agustus
2024, maka 25% dari sisa waktu ED (20 bulan) = 25% x 20 bulan = 5
bulan.
Note :
Jika hasil < 6 bulan maka BUD maksimal = hasil perhitungan tersebut
yaitu bulan Mei 2023 (karena resep tanggal 20 Desember 2022).
Jika hasil > 6 bulan maka BUD maksimal = 6 bulan.
3) Vostrin sirup = BUD mengikuti masa expired date sediaan.
4) Tremenza sirup = BUD mengikuti masa expired date sediaan.

d. Efek samping obat (ISO, 2019 : volume 52)


1) Aclam forte sirup = Diare, mual, muntah, rasa tidak enak pada perut,
sakit kepala, ruam kulit, urtikaria, vaginitis, kembung, kandidiasis,
hepatitis sementara, ikterus kolestasis.
2) Trilac (racikan) = Tukak peptic, rasa panas dan kemerahan pada wajah,
berkeringat, acne, vertigo, sakit kepala, lemah otot.
3) Vostrin sirup = Nyeri lambung, perubahan rasa, diare, mual, muntah,
sakit kepala, dan reaksi hipersensitifitas (kemerahan atau ruam pada
kulit).
4) Tremenza sirup = Mulut kering dan tenggorokan terasa kering, sedasi,
pusing, gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinnitus.

Anda mungkin juga menyukai