NIM : 22344075
Farmakokinetik
Farmakokinetik amoxicillin cukup baik terutama bila diberikan
peroral. Bioavailabilitas bisa mencapai 95% peroral.
Absorpsi
Amoxicillin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran
pencernaan, dan tidak tergantung adanya makanan. Bioavailabilitas
berkisar antara 74─92%, dan bisa mencapai 95% peroral. Konsentrasi
puncak dalam serum terjadi dalam 1─2 jam. Waktu puncak dalam
plasma darah bergantung pada bentuk sediaan, yaitu dalam 2 hari
untuk obat bentuk kapsul, 3 hari untuk tablet extended release, dan 1
hari untuk suspensi. Karena amoxicillin diekskresikan terutama di
ginjal, konsentrasi dalam serum akan meningkat pada penderita
gangguan ginjal. Absorpsi peroral pada neonatus lebih lambat,
sehingga Konsentrasi puncak dalam serum pada neonatus didapat
dalam waktu 3‒4,5 jam.
Distribusi
Distribusi amoxicillin terbanyak dalam cairan tubuh dan tulang,
termasuk paru-paru, sekresi bronkial, sekresi sinus maksilaris, empedu,
cairan pleura, sputum, dan cairan telinga tengah. Konsentrasi obat di
dalam cairan serebrospinal sebesar <1%, dalam ikatan protein plasma
sebesar 17‒20%. Pada wanita hamil, amoxicillin dapat melewati sawar
plasenta.
Metabolisme
Biotransformasi amoxicillin terjadi di hepar. Waktu paruh
amoxicillin +1 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak bisa
lebih singkat. Waktu paruh pada neonatus cukup bulan berkisar 3‒4
jam, pada infant dan anak-anak berkisar 1‒2 jam, dan pada penderita
gagal ginjal lebih memanjang.
Eliminasi
Sekitar 50‒80% dosis amoxicillin diekskresikan melalui urin tanpa
berubah bentuk. Ekskresi obat ke ginjal akan lebih lama pada neonatus
dan infant <3 minggu, karena fungsi ginjal yang belum sempurna.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-35˚C
Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya
Terhadap air : 11,5-14,5%
Inkompatibilitas : -
b. Trilac (Triamcinolon)
1) Sifat organoleptik
Pemerian : serbuk hablur, putih, sampai krim, berbau sangat lemah
2) Sifat fisikokimia
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
mutlak, dalam kloroform dan methanol.
pH : 5,0-7,0
3) Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakodinamik
Triamcinolone adalah glukokortikoid sintetik dengan efek
antiinflamasi dan imunomodulasi. Triamcinolone bekerja dengan
menghambat enzim fosfolipase A2 pada lapisan fosfolipid membran
sel, sehingga menghalangi pemecahan membran lisosom leukosit dan
mencegah pembentukan asam arakidonat. Hal ini akan menghalangi
pembentukan prostaglandin dan leukotriene, menyebabkan modulasi
sistem imun dan efek antiradang.
Farmakokinetik
Metabolisme triamcinolone utamanya terjadi di hepar. Ekskresi
triamcinolone terjadi melalui urine dan feses.
Absorpsi
Triamcinolone 16 mg yang diberikan per oral mencapai konsentrasi
maksimal yaitu 5,23±0,84 ng/ml dengan waktu puncak plasma
2,24±0,78 jam. Bioavailabilitas triamcinolone inhalasi 800 µg adalah
sebesar 25%, dengan 10,4% berasal dari absorpsi pulmonal dan
sisanya dari deposisi mukosa oral atau berbagai sumber minor lain.
Konsentrasi maksimal triamcinolone inhalasi adalah 0,92 ng/mL
dengan waktu puncak plasma 1,74 jam.
Distribusi
Obat ini didistribusikan ke otot, hati, kulit, usus, dan ginjal. Volume
distribusi triamcinolone adalah 115,2±10 L.
Metabolisme
Triamcinolone utamanya dimetabolisme di hepar. Metabolit utama
triamcinolone adalah 6 beta hydroxyl triamcinolone.
Eliminasi
Eliminasi triamcinolone adalah melalui urin dan feses. Waktu paruh
obat ini sekitar 2,7 jam, sedangkan waktu paruh rerata eliminasi pada
sediaan inhalasi sebesar 2,4 jam dan waktu paruh triamcinolone
diasetat sebesar 2,8 jam.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Panas : pada suhu 80˚C selama 8 jam, triamcinolon terdegradasi
sebesar 4,90 +/- 0,10%
Hidrolisis : dalam larutan asam pada suhu 80˚C selama 8 jam akan
terdegradasi sebesar 6,98 +/- 0,15%
Oksidasi : harus terlindung dari paparan oksigen
Cahaya : harus terhindar dari paparan cahaya langsung
pH : stabil pada pH 3,5-4,2
Inkompatibilitas : -
c. Vostrin sirup (Erdostein)
1) Sifat organoleptik
Pemerian : serbuk kuning kemerahan, di dalam larutan memberikan
warna orange terang
2) Sifat fisikokimia
Kelarutan : mudah larut dalam gliserin dan air, agak sukar larut dalam
aseton dan propilenglikol, sukar larut dalam etanol 75%.
3) Sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik :
Erdostein cepat diserap setelah penggunaan oral, penyerapannya tidak
dipengaruhi oleh makanan, konsentrasi plasma puncak dicapai setelah
satu jam. Erdostein mengalami metabolisme lintas pertama untuk
metabolit aktif, Nthiodiglycolyl-homosistein, protein plasma mengikat
adalah sekitar 64,5%.Paruh aktu eliminasi sekitar 1,46 jam untuk
erdostein, dan sekitar 12 jam untuk metabolit. Ekskresi terutama
melalui urin, sebagai metabolit eliminasi diabaikan.
Farmakodinamik :
Erdosteine mengandung kelompok sulfhidril (gugus -SH) yang
dilepaskan setelah melalui metabolisme hepatik. Metabolit aktif (gugus
-SH) dilepaskan bekerja sebagai mukolitik dan scavenging
activity yang melawan radikal bebas. Erdosteine bekerja dengan
meregulasi produksi dan viskositas mukus untuk menstimulasi
transport mukosiliar, sehingga meningkatkan proses pengeluaran
dahak. Selain memiliki struktur antioksidan dan antiinflamasi,
erdosteine juga dapat menghambat adhesi bakteri ke sel epitel paru
sehingga bermanfaat diberikan untuk pasien bronkiektasis, bronkitis
akut, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pada pasien
bronkiektasis, pemberian erdosteine merupakan terapi yang efektif
untuk kondisi obstruksi dan hipersekresi mukus. Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cazzola et al, diketahui bahwa kelompok yang
ditambahkan terapi erdosteine memberikan hasil lebih baik dalam
memperbaiki gejala penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
dibandingkan dengan kelompok pasien yang menerima plasebo.
Erdosteine juga memiliki fungsi scavenging dengan menghambat efek
radikal bebas dari saluran mukosa. Oleh karena itu, dapat digunakan
untuk melindungi jaringan paru dari kerusakan akibat asap rokok.
4) Stabilitas dan inkompatibilitas
Stabilitas :
Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-35˚C
Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya
Inkompatibilitas : -
Pada kajian kelengkapan klinis resep diatas terlihat bahwa kelengkapan klinis
resep telah sesuai, karena tidak ditemukan permasalahan terkait permasalahan
klinis dalam resep obat.
c. Vostrin sirup
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Dewasa & Anak > 30 kg BB : 2 x sehari 2 sendok takar 5 mL;
Anak 20-30 kg BB : 3 x sehari 1 sendok takar 5 mL ; Anak 15-19 kg BB :
2 x sehari 1 sendok takar 5 mL.
Sediaan ini merupakan sediaan sirup jadi, sehingga penyiapan obat
langsung diberikan etiket.
d. Tremenza sirup
Dosis
Dewasa & Anak > 12 tahun : 3 kali sehari 2 sendok takar (@10 ml). Anak
6-12 tahun : 3 kali sehari 1 sendok takar (@5 ml.). Anak 2-5 tahun : 3 kali
sehari 0.5 sendok takar (@2.5 ml).
Sediaan ini merupakan sediaan sirup jadi, sehingga penyiapan obat
langsung diberikan etiket.
c. BUD
1) Aclam forte sirup = karena merupakan sediaan sirup kering yang
dicairkan sehingga masa BUD sediaan yaitu selama 7 hari dari
pencairan sediaan.
2) Trilac (racikan) =
Misal expired date tablet trilac < 6 bulan = BUD maksimal expired
date sediaan tablet trilac yang diracik.
Misal expired date tablet trilac > 6 bulan = (hitunglah 25% dari sisa
waktu penggunaan obat sebelum ED). Misal ED trilac tablet Agustus
2024, maka 25% dari sisa waktu ED (20 bulan) = 25% x 20 bulan = 5
bulan.
Note :
Jika hasil < 6 bulan maka BUD maksimal = hasil perhitungan tersebut
yaitu bulan Mei 2023 (karena resep tanggal 20 Desember 2022).
Jika hasil > 6 bulan maka BUD maksimal = 6 bulan.
3) Vostrin sirup = BUD mengikuti masa expired date sediaan.
4) Tremenza sirup = BUD mengikuti masa expired date sediaan.