Anda di halaman 1dari 9

TEORI GENERATIF-TRANSFORMATIF NOAM CHOMSKY

DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Bagus Andrian Permata*


bagusandrianpermata@gmail.com

Abstract
Language, as a tool of communication, attracted serious attention from linguists who formulate theories of
language. Noam Chomskys’s generative transformative theory, among others, is believed to have put impacts
on the development of linguistics. The theory suggested that language skills are a congenital human potential
(innate) rather than a nature product. This article examines the relevance of generative transformative theory
with Arabic learning as a foreigh language. It argued that the theory is reasonably though not fully relevant in
this context. The reason is that Arabic contains universal characteristics as any other languages in the world.
Keywords: Teori Bahasa, Generatif-Transformatif, Bahasa Arab sebagai Bahasa Asing

Pendahuluan Teori ketatabahasaan transformatif lahir


Urgensi bahasa dalam keberlangsungan seiring diterbitkannya buku Chomsky, Syntactic
peradaban hidup manusia tidak lepas dari Structure (1957), yang kemudian dikembangkan
fungsi bahasa itu sendiri, yakni sebagai alat lebih lanjut dalam bukunya yang kedua Aspect of
komunikasi dalam interaksi sosial.1 Keberadaan The Theory of Syntax (1965). Buku kedua Chomsky
bahasa yang sangat signifikan tersebut inilah yang memperkenalkan model tata bahasa
pada akhirnya mendorong para ahli untuk Generatif -Transformatif.4
memunculkan sebuah sub-ilmu yang khusus Teori generatif-transformatif yang diletakkan
membahas tentang bahasa (linguistics).2 Dari oleh Chomsky adalah teori modern paling
beberapa hasil pemikiran dan penelitian para menonjol yang mencerminkan kemampuan
ahli bahasa tersebut lahirlah teori kebahasaan akal, membicarakan masalah kebahasaan dan
Transformatif-Generatif. pemerolehannya, serta hubungannya dengan
Noam Chomsky dikenal sebagai tokoh utama akal dan pengetahuan manusia5. Menurut teori
teori kebahasaan Transformatif-Generatif.3 ini, kapasitas genetik manusia sejak lahir juga
memengaruhi kemampuannya untuk memahami
*
Dosen STAIN Kediri
1
Bahasa adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara
bahasa di sekitar sehingga hasilnya adalah
yang telah disepakati, yang ditandai dengan struktur yang saling sebuah kontruksi sistem bahasa yang tertanam
tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran dalam diri.
budaya. Lihat Jeans Aitchison, Linguistics, (London: Hodder Headline Selain itu, Chomsky dengan keras
Ltd, 2008 ), hlm. 21. Sedangkan fungsi bahasa sendiri adalah alat
utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik
menentang teori pembiasaan operan
secara individu maupun kolektif, lihat Suwarna Pringgawidagda, dalam pemerolehan bahasa sebagaimana
Strategi Penguasaan Berbahasa, (Bandung: Adicita, 2002), hlm. 4. dikemukakan oleh Skinner.6 Menurut
2
Linguistik dalam bahasa Arab disebut ‘ilm al-lughah.
Pada mulanya, kata ‘ilm al-lughah tidak digunakan dengan 4
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta,
makna linguistics atau kajian bahasa. Istilah ini pertama kali 1994), hlm. 363.
digunakan oleh Ibn Khaldun dalam karyanya, al-Muqaddimah, 5
Abdul Azis bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik
dan dimaksudkan sebagai ‘ilm al-ma’ājim atau leksikologi. Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2009), hlm.
Berikutnya, al-Suyūṭī menggunakan kata ‘ilm al-lughah dalam 71.
judul bukunya, al-Maẓhar fī ‘Ulūmi al-Lughah wa Anwā’uhā” di 6
Pembiasan Operan (Operant Conditioning) adalah istilah
mana ia pun menggunakan makna lexicology. Lihat Imam Asori, yang dipakai oleh Skinner (1938) untuk suatu prosedur di mana
Sintaksis Bahasa Arab, (Malan: Misykat, 2004), hlm. 19. seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui
3
Jos Daniel Parera, Kajian Linguistik Umum Historis pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan
Komparatif dan Hipologi Struktural, (Jakarta: Erlangga: 1991), yang relatif bebas, lihat Edward, L. Walker, Conditioning dan
hlm. 13. Proses Belajar Instrumental, (Jakarta: UI Press, 1973), hlm. 127.

Bagus Andrian Permata, Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky 179


Chomsky, tidak ada gunanya menjelaskan lahir. Ia mengemukakan teori ini sebagai hasil
proses pemerolehan bahasa tanpa mengetahui dari penelitiannya terhadap perkembangan
dengan baik apa sebenarnya bahasa sebagai berbahasa seorang anak dalam pemerolehan
benda yang sedang diperoleh itu. Untuk dapat bahasa berdasarkan teori hipotesis atau
menerangkan hakikat proses pemerolehan teori kodrati (innate).10 Melalui pendekatan
bahasa, di samping memahami apa nativis, Chomsky mengemukakan adanya
sebenarnya bahasa itu, seseorang tidak boleh ciri-ciri bawaan bahasa untuk menjelaskan
menyampingkan pengetahuan mengenai pemerolehan bahasa asli pada anak dalam
struktur dalam organisme (manusia), yakni tempo begitu singkat sekalipun ada sifat
bagaimana cara-cara orang memproses abstrak dalam kaidah-kaidah bahasa tersebut.11
masukan (input) informasi, dan bagaimana Masalah penting lain yang dibahas dalam
cara-cara perilaku berbahasa itu diatur. Semua teori generatif-transformatif adalah daya
cara ini ditentukan oleh struktur awal yang kreativitas dalam bahasa. Dilihat dari segi
dibawa sejak lahir yang sangat rumit dan semantik, tata bahasa dari suatu bahasa adalah
proses perkembangannya diatur menurut satu sistem rumus atau kaidah yang menyatakan
proses pematangan genetik dan pengalaman- persamaan atau keterkaitan antara bunyi
pengalaman yang telah lalu.7 (bahasa) dan makna (bahasa) dalam bahasa itu.
Sama halnya dengan Piaget8, Chomsky Dilihat dari segi daya kreativitas, tata bahasa
juga tidak pernah memperkenalkan teori adalah sebuah alat perancang yang khusus
pemerolehan dan pembelajaran bahasa menerangkan dengan jelas pembentukan
secara khusus. Namun, karena teori linguistik kalimat-kalimat gramatikal (yang jumlahnya
yang diperkenalkannya dan juga artikel tidak terbatas) dan menjelaskan struktur setiap
ulasannya mengenai buku Skinner “Verbal kalimat. Chomsky menyebut alat perancang ini
Behavior” (1957) dalam “Language” (1959) dengan istilah tata bahasa generatif .12
telah mengubah secara drastis perkembangan Teori generatif-transformatif, yang
psikolinguistik, maka satu teori pemerolehan sebenarnya lebih condong pada pembahasan
dan pembelajaran bahasa oleh beberapa tentang pemerolehan bahasa ibu, dewasa
kalangan dapat disimpulkan dari teori generatif ini sering digunakan dalam penelitian
transformasinya. Teori ini digolongkan ke pembelajaran bahasa asing oleh beberapa
dalam kelompok teori kognitif karena teori ini kalangan akademisi. Padahal, Chomsky sendiri
menekankan pada otak (akal, mental) sebagai dalam teorinya tidak pernah menjelaskan
landasan dalam proses pemerolehan dan secara eksplisit tentang pembelajaran bahasa
pembelajaran bahasa.9 dan ia lebih berorientasi pada pemerolehan
Bagi Chomsky, kemampuan berbahasa bahasa (language acquisition). Namun demikian,
pada manusia bukanlah produk (setting) alam, beberapa kalangan menganggap bahwa teori
melainkan potensi bawaan manusia sejak generatif-transformatif tetap relevan untuk
digunakan dalam pembelajaran bahasa asing.
7
Abdul Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoritik, (Jakarta: Pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa
Rineka Cipta, 2003), hlm. 108.
8
Jean Piaget adalah seorang psikolog yang menawarkan
asing merupakan salah satu objek kajian yang
teori perkembangan kognitif yang menjelaskan bagaimana sering direlevansikan dengan teori generatif-
anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian- transformatif. Hal ini berawal dari hipotesis
kejadian yang ada disekitarnya. Ia meneliti cara anak belajar Chomsky yang mengatakan bahwa bahasa itu
mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan
dan perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya
bersifat universal. Bahasa Arab sendiri memang
perubahan objek dan suatu peristiwa, dan untuk membentuk 10
Abdul Azis., Psikolinguistik., hlm. 91 .
perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut. Lihat Desmita, 11
H. Douglas Brown, Prinsip pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
Bahasa, (Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat, 2008), hlm.
hlm. 45.
30.
9
Abdul Chaer, Psikolinguistik., hlm. 108. 12
Abdul Chaer, Psikolinguistik., hlm. 34.

180 Vol. 24 No. 2 Juli 2015 | 179-187


memiliki karakteristik yang unik dan universal. tata bahasa yang paling baik dan sederhana
Dikatakan unik karena bahasa Arab memiliki dari bahasa yang bersangkutan16.
ciri khas yang membedakannya dengan bahasa Pemerolehan bahasa umumnya
lainnya, sedangkan universal berarti adanya berlangsung di lingkungan masyarakat,
kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan dimana bahasa merupakan target dengan
bahasa lainnya.13 Berangkat dari karakteristik sifat alami dan informal serta lebih merujuk
unik dan universal bahasa Arab, artikel ini akan pada tuntutan komunikasi. Berbeda dengan
mengkaji lebih dalam apakah teori generatif- belajar bahasa yang berlangsung secara formal
transformatif Chomsky relevan dalam konteks dan artifisial serta merujuk pada tuntutan
pembelajaran bahasa Arab sebagai bahas asing pembelajaran17.
ataukah hanya dalam batas proporsinya. Sebagai wujud dari reaksi keras atas
Behaviorisme18 pada akhir era 1950-an,
Noam Chomsky: Biografi Singkat Chomsky, yang seorang nativis, menyerang
Avram Noam Chomsky lahir di Philadelphia, teori Skinner yang menyatakan bahwa
Pennsylvania, Amerika Serikat, pada tanggal pemerolehan bahasa itu sifatnya ‘nurture’
7 Desember 1928. Ia dibesarkan di tengah atau dipengaruhi oleh lingkungan.19 Chomsky
keluarga yang berlatarbelakang pendidikan berpendapat bahwa pemerolehan bahasa itu
tinggi dari pasangan Dr. William Zev Chomsky berdasarkan pada ‘nature’, karena menurutnya
dan Elsie Simonofsky. Ia adalah seorang ketika anak dilahirkan ia telah dibekali dengan
profesor linguistik dari Institut Teknologi sebuah alat tertentu yang membuatnya mampu
Massachusetts (MIT) dan murid dari Z.S. mempelajari suatu bahasa. Alat tersebut disebut
Haris. Salah satu reputasi Chomsky di bidang dengan Piranti Pemerolehan Bahasa (Language
linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata Acquisition Device) yang bersifat universal dan
bahasa generatif. Ia terkenal dengan bukunya keberadaannya dibuktikan dengan kesamaan
yang berjudul Syntactic Structures (1957). pada anak-anak dalam proses pemerolehan
Kemudian, teori tersebut ia kembangkan bahasa mereka.20
dalam bukunya yang kedua Aspect of The Theory
of Syntax (1965).14 Kemunculan buku keduanya 16
Sigel, I. E & Cocking, R. R. Cognitive Development From
ini pada akhirnya telah memunculkan fase Childrood to Adolescence: Aconstructivist Perspective, (New York:
linguistik baru dan revolusi ilmiah dalam Holt, Rinehart & Wintson, 2000), hlm. 5.
bidang linguistik.15
17
Ricardo Schutz, “Stephen Krashni’s Theory of Second
language Acquisition” dalam Journal of Psycholinguistic Behavior,
Vol. IX. Sept. 2006, dapat diunduh di http://www.sk.com.br/
Tinjauan Sekilas Tentang Teori Generatif- sk-krash.html), diakses 20 Juni 2015.
Transformatif 18
Kelompok Behavioris menyatakan bahwa struktur dan
isi lingkungan yang menentukan keberhasilan belajar bahasa.
Pemerolehan Bahasa (language acquisition) Pandangan yang kontradiktif ini dikenal sebagai pertentangan
Menurut Sigel dan Cocking Pemerolehan antara nature dan nurture.
bahasa (language acquisition) merupakan
19
Salah satu faktor mengapa pioner teori tata bahasa
generatif ini menolak teori belajar bahasa ala behaviorisme
proses yang digunakan oleh anak-anak untuk adalah karena menurutnya perilaku manusia itu sangat
menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan kompleks. Oleh karena itu, tidak cukup bila perilaku yang
ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah kompleks itu hanya diteliti secara kasar (gross), permukaan saja
(superficial), dan penyimpulannya hanya bersifat spekulatif.
13
Moh. Matsna, “Karakteristik dan Problematika Bahasa Akhirnya, Chomsky berkesimpulan bahwa Skinner gagal
Arab” dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1, April-September memberikan penjelasan dalam bukunya the Logical Problem of
1998, hlm. 3-11. Language Acquisition; lihat Lightbown, Patsy M. dan Nina Spada,
14
Abdul Chaer. Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta: How Languages Are Learned, (Oxford: Oxford University Press
1994), hlm. 363. 2003), hlm. 8.
15
Mansur Pateda, Linguistik: Sebuah Pengantar, (Bandung: 20
Dardjowidjojo, S. (Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman
Angkasa Bandung, 1990), hlm. 41. Bahasa Manusia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia, 2005) 235-
236.

Bagus Andrian Permata, Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky 181


Chomsky mengatakan bahwa setiap suatu kalimat. Hubungan yang teratur dengan
manusia memiliki apa yang dinamakan perantara kaidah-kaidah transformatif itu
‘faculties of the mind’, semacam kapling-kapling berlangsung hingga ke struktur luar bahasa.
intelektual dalam benak atau otak dan salah Hubungan kedua struktur ini dinamakan
satunya dialokasikan untuk pemakaian dan transformasi dan karena itu, tata bahasa
pemerolehan bahasa. Seorang yang normal versi teori ini dinamakan dengan tata bahasa
akan memperoleh bahasa ibu dalam waktu transformasi (transformational grammar)”. Tata
singkat. Hal ini bukan karena si anak memeroleh bahasa transformasi ini adalah proses produksi
rangsangan lalumengadakan respons, tetapi kalimat melalui perantaraan kaidah-kaidah
karena ia saat lahir telah dilengkapi dengan transformasi (transformational rule), yakni
seperangkat peralatan yang memeroleh bahasa mengalihkan struktur dalam bahasa pada
ibu, yakni Language Acquisition Device (LAD).21 struktur luar bahasa, kemudian struktur luar
Struktur Dalam dan Struktur Luar bahasa tersebut dianalisis.23
Transformasi bahasa ini bertugas
Perbedaan antara struktur dalam (deep
mengungkapkan kemampuan untuk
structure) dan struktur luar (surface structure),
memahami sebanyak mungkin kalimat. Dari
menurut Chomsky, mendasari hubungan kuat
kalimat yang banyak ini maka terbentuk
antara bahasa dan logika. Dalam struktur,
beberapa sistem kaidah yang dapat dianalisis
sebuah bahasa harus mencirikan adanya
dalam tiga komponen tata bahasa generatif,
komponen sintaksis yang dibedakan menjadi
yaitu24: (1) Komponen Sintaksis: mencirikan
struktur dalam (deep structure) dan struktur
dan menggambarkan sejumlah tak terbatas
luar (surface structure). Struktur dalam adalah
struktur abstrak yang saling berkaitan
susunan abstrak dalam sebuah pemikiran
antara satu pembentuk kata dengan yang
atau ide yang dapat diwakilkan oleh bentuk
lainnya dalam suatu kalimat dan seterusnya;
jelas dalam susunan kalimat. Struktur dalam
(2) Komponen Fonologis: menentukan bentuk
ini menentukan interpretasi fonetik yang
fonetik dari sebuah kalimat yang dibangkitkan
dilakukan melalui komponen fonologis.
oleh kaidah sintaksis. Ia menghubungkan
Komponen sintaksis harus menggabungkan
antara struktur yang terbangun secara
antara struktur dalam dan struktur luar dari
sintaksis dalam pemikiran seseorang dengan
sebuah ungkapan bahasa. Inilah yang disebut
pengungkapan bahasa yang tercermin secara
dengan asumsi transformatif.
fonetis; (3) Komponen Semantik: menentukan
Sementara itu, struktur luar bahasa
interpretasi semantik dari sebuah kalimat.
adalah fase akhir dari proses pembentukan
Komponen ini tidak mungkin ada tanpa adanya
kaidah dalam membuat kalimat setelah
komponen sintaksis dan komponen fonologis.
mengaplikasikan kaidah-kaidah transformasi
tertentu atas struktur dalamnya. Ia adalah Kompetensi dan Performa
bentuk lahiriah bunyi yang diucapkan dan Kompetensi adalah kapasitas kreatif dari
didengar atau dibaca.22 Misalnya, Ilmu Nahwu pemakai bahasa, sedangkan performansi
(sintaksis), menurut teori ini, bukan studi adalah penggunaan bahasa secara aktual
kumpulan contoh kalimat dalam suatu bahasa, yang meliputi mendengarkan, berbicara,
tetapi hanyalah sebuah sistem yang ada dalam berpikir dan menulis.25 Kompetensi meliputi
akal si penutur bahasa, yang diperolehnya komponen fonologi, komponen sintaksis dan
sejak anak-anak. 23
Abdul Aziz, Psikolinguistik., hlm. 76.
Hubungan antara struktur dalam dan 24
Lihat Michael Zakariya, al-alsuniyah al-Taulīdīah wa al-
struktur luar bahasa menentukan makna Taḥwīlīah wa Qawāid al-lughah al-‘Arab al- Jumlah al-baṣīṭah,
(Beirut: al-Muassasah al-Jamī’ah li al-Dirāsat wa al-Nashr wa
21
Sri Utari Subiakto-Nababan, Psikolinguistik Suatu al-Tauzi’, 1986), hlm. 15-16.
Pengantar, (Jakarta: Gramedia 1992), hlm. 7. 25
Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik: Suatu Pengantar,
22
Abdul Azis, Psikolinguistik., hlm. 75. (Bandung : Refika Aditama, 2005), hlm. 18.

182 Vol. 24 No. 2 Juli 2015 | 179-187


komponen semantik.26 Kompetensi merupakan dalam suatu wilayah mungkin menunjukan
bidang studi para ahli bahasa. Interaksi kaidah, jika dilihat secara bersama-sama pada
kompetensi dengan aspek-aspek lain seperti semua bahasa di wilayah itu. Kedua, semesta
ingatan, motivasi, performansi (berbicara formal merupakan semesta yang berwujud
dan mendengarkan) merupakan bidang studi kaidah-kaidah bentuk lahir.31
psikologi.27 Kemampuan memeroleh kemampuan
Kompetensi atau kecakapan adalah suatu bahasa telah tertanam dalam diri manusia
proses generatif, bukan “gudang” yang berisi sejak lahir. Karena itu, siapa pun yang lahir
kata-kata, frasa-frasa, atau kalimat-kalimat di lingkungan manusia tertentu, ia akan
seperti konsep langue dalam teori linguistik memperoleh bahasa lingkungannya tanpa
De Saussure.28 Dalam linguistik generatif- melihat tingkat pendidikan dan sosialnya
transformatif, struktur itu sama dengan tata selama ia tidak mengalami hambatan kuat,
bahasa. Sementara tata bahasa itu sendiri tidak baik mental, maupun fisik dalam mendengar,
lain adalah ”pengetahuan” penutur suatu memahami dan menggunakannya.32 Artinya,
bahasa mengenai bahasanya, yang lazim disebut bahasa, menurut teori ini, bukan prilaku yang
dengan kompetensi. Kemudian, kompetensi ini diperoleh dengan cara belajar, berlatih fisik
akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa dan praktek, seperti keyakinan kelompok
(performansi), yaitu bertutur atau pemahaman behavioris. Bahasa adalah fitrah dan bawaan
akan tuturan, lalu dalam pelaksanaan bahasa, akal. Kaidah universal tersebut akhirnya
linguistik generatif-transformtif menyodorkan melahirkan tata bahasa (grammar) yang
konsep struktur dalam (deep structure) dan diaplikasikan dalam teori kodrati sebagaimana
struktur luar (surface structur)29, sebagaimana telah dijelaskan.
telah disinggung di atas. Dari kaidah tersebut, Chomsky
Hipotesis Natural dan Kaidah Universal menyimpulkan bahwa semua kaidah bahasa
terbagi ke dalam dua bagian: prinsip
Pengetahuan alami, menurut Chomsky,
dan parameter.33 Chomsky, di pihak lain,
adalah masalah mendasar yang kemudian ia
membaginya ke dalam core grammar (kaidah
istilahkah sebagai ‘hipotesis” atau teori alami.30
dasar atau prinsip) dan peripheral grammar
Bagaimana bahasa diperoleh berdasarkan
(parameter). Core grammar (kaidah dasar)
pendekatan fitrah alami manusia. Dilihat dari
atau apa yang diistilahkan dengan ‘kaidah tak
asal-usul perkembangan bahasa itu sendiri,
bertanda’ (unmarked rules) adalah kesamaan
bahwa kesemestaan bahasa harus bertolak
karakteristik tetap pada semua bahasa
dari satu bahasa bukanlah suatu keniscayaan.
yang dipelajari. Peripheral grammar (kaidah
Macam-macam semesta bahasa adalah:
tersendiri, bukan pokok) atau istilah lainnya
pertama, semesta subtantif adalah semestaan
‘kaidah yang bertanda’ (marked rules) adalah
yang berbentuk kategori-kategori yang
kaidah khusus bahasa yang tidak dimiliki pada
terdapat dalam tiap tataran pada semua bahasa
mayoritas bahasa.34
di dunia. Dalam hal fonologi, misalnya, semua
Masalah penting lainnya yang dibahas
bahasa memiliki vokal. Semesta subtantif
dalam teori generatif-transformatif adalah
membatasi kelas-kelas bahasa dalam dua cara:
daya kreativitas dalam bahasa. Dilihat dari
suatu semesta merupakan keharusan yang ada
segi semantik, tata bahasa suatu bahasa adalah
pada tiap bahasa, dan bahasa yang terdapat
sistem rumus atau kaidah yang menyatakan
26
D. Hidayat, Makalah Psikolinguistik, (Bandung: Pascasarjana
persamaan atau keterkaitan antara bunyi
UIN Sunan Gunung Djati, tahun?), hlm. 16. 31
Gory Keraf, Linguistik Bandingan Historis, (Jakarta:
27
Samsunuwiyati, Psikolinguistik., hlm. 18.
GramediaPustaka Utama, 1996), hlm. 175.
28
Hidayat, Makalah Psikolinguistik., hlm. 16. 32
Abdul Azis., Psikolinguistik., hlm. 80.
29
Abdul Chaer, Psikolinguistik., hlm. 34. 33
Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran., hlm. 44.
30
Abdul Azis, Psikolinguistik., hlm. 80. 34
Abdul Azis., Psikolinguistik, hlm. 89.

Bagus Andrian Permata, Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky 183


(bahasa) dan makna (bahasa) dalam bahasa itu. a. Aspek Bunyi
Dilihat dari segi daya kreativitas, tata bahasa Bahasa pada hakekatnya adalah bunyi,
adalah sebuah alat perancang yang khusus yaitu gelombang udara yang keluar dari paru-
menerangkan dengan jelas pembentukan paru melalui pipa suara dan melintasi organ-
kalimat-kalimat gramatikal (yang jumlahnya organ speech atau alat bunyi. Bahasa Arab,
tidak terbatas) dan menjelaskan struktur setiap sebagai salah satu rumpun bahasa Semit,
kalimat. Alat perancang inilah yang disebut memiliki ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi
dengan tata bahasa generatif oleh Chomsky.35 yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama
bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa daerah
Pembelajaran Bahasa Arab di seluruh pelosok tanah air. Ciri-ciri khusus
Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing itu adalah: (1) Vokal panjang dianggap sebagai
Bahasa Arab adalah bahasa asing yang telah fonem (ËC,Ð,C); (2) Bunyi tenggorokan (PAÌuC
lama dikenal oleh orang Indonesia, jauh lebih �¼Z»A), yaitu ` dan ª; (4) Bunyi tebal (PAÌuC
lama dibanding bahasa Inggris dan Perancis. Ò´Jñ¿), yaitu ~ , x , ¢ dan ¦ ; (3) Tekanan
Bahasa Arab sudah dipelajari di sekolah- bunyi dalam kata atau stressing (jJĻA); (4) Bunyi
sekolah agama dan pesantren oleh orang-orang bilabial dental (ÔÌ°q ÓÃBÄmC), yaitu ².
Indonesia yang belajar di Timur Tengah. Akan b. Aspek Kosakata
tetapi, bahasa Arab hanya umumnya dipelajari Ciri khas kedua yang dimiliki bahasa Arab
dan dipahami oleh golongan tertentu saja, adalah pola pembentukan kata yang sangat
yaitu mereka yang ingin mendalami agama fleksibel, baik melalui derivasi (±ÍjvM Ó³B´NmA)
Islam secara sempurna.36 maupun dengan cara infleksi (±ÍjvM ÓIAj§G).
Adanya kesulitan dalam mempelajari bahasa Dengan melalui dua cara pembentukan kata
asing bisa dimaklumi karena bahasa Arab ini, bahasa Arab sangat kaya sekali dengan
merupakan bahasa asing dan fenomena linguistik kosakata. Misalnya, dari akar kata Á¼§ , bila
dari kedua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan dikembangkan dengan cara Ó³B´NqA, maka akan
bahasa Arab, belum bisa ditemukan relevansinya. menjadi : (1) Á¼¨Í –Á¼§ dan seterusnya = 10 kata;
Robert Lado mengatakan bahwa fenomena (2) Á¼¨Í – Á¼§ dan seterusnya = 10 kata; (3) Á¼¨Í
linguistik yang identik dengan bahasa pertama –Á¼§C dan seterusnya = 10 kata; (4) Á¼¨NÍ – Á¼¨M
akan mempermudah proses belajar, sedangkan dan seterusnya = 10 kata; (5) Á»B¨NÍ – Á»B¨M dan
fenomena yang berbeda akan menjadikan seterusnya = 10 kata; (6) Á¼¨NnÍ – Á¼¨NmA dan
penghalang dalam memahami bahasa asing.37 seterusnya = 10 kata. Dari masing-masing kata
Kendala utama dalam proses pembelajaran ini dapat lagi kembangkan dengan cara ±ÍjvM
bahasa Arab adalah banyaknya karakteristik ÓIAj§G sehingga akan lebih memperkaya bahasa
dalam bahasa Arab disbanding bahasa lainnya. Arab. Dari kata Á¼§ saja bisa muncul ratusan
Karakteristik Bahasa Arab kata. Bahkan, unsur bunyi yang ada pada suatu
kata, meskipun urutan letaknya dalam kata
Beberapa ciri-ciri khusus bahasa Arab yang
tersebut berbeda, bisa mengandung arti dasar
dianggap unik dan tidak dimiliki bahasa-bahasa
yang sama.
lain di dunia, terutama bahasa Indonesia,
c. Aspek Kalimat
adalah sebagai berikut:38
1) I’rāb
35
Abdul Chaer, Psikolinguistik., hlm. 34, 78. Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki
36
Lukman Harun, “Bahasa di Tengah-Tengah Bahasa sistem i’rāb terlengkap yang mungkin tidak
Dunia Lainnya”, Makalah Seminar, (Yogyakarta: Fakultas Sastra
UGM, 1988), hlm. 2.
dimiliki oleh bahasa lain. I’rāb adalah perubahan
37
Robert Lado, Linguistik di Berbagai Budaya, (Bandung, bunyi akhir kata, baik berupa harakat atau
Ganeo, 1979), hlm. 111. pun berupa huruf sesuai dengan jabatan atau
38
Moh. Matsna, “Karakteristik dan Problematika Bahasa kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’rāb
Arab”, dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September
1998, hlm. 3-11.
berfungsi untuk membedakan antara jabatan

184 Vol. 24 No. 2 Juli 2015 | 179-187


suatu kata dengan kata lain yang sekaligus Pembelajaran Bahasa Arab: Perspektif Teori
dapat merubah pengertian kalimat tersebut. Generatif-Transformatif
2) Jumlah Fi’līyah dan Jumlah Ismīyah Sebagai salah satu teori psikolinguistik
Komponen kalimat dalam bahasa apapun modern yang dianggap mampu mengilhami
pada dasarnya sama, yaitu subyek, predikat munculnya beberapa strategi pembelajaran
dan obyek. Namun, perbedaan antara satu bahasa, teori generatif-transformatif sering
bahasa dengan bahasa lainnya terletak pada digunakan oleh banyak kalangan akademisi
struktur atau susunan (KηjM) kalimat. Pola untuk dijadikan bahan studi kepustakaan
kalimat sederhana dalam bahasa Arab adalah: kebahasaan, salah satunya adalah implementasi
ÁmA + ÁmA ;½¨¯ + ÁmA. Sementara dalam bahasa pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab.
Indonesia pola kalimatnya adalah: KB + KB dan Pendapat Chomsky yang menyatakan
KB + KK. Pola ½¨¯ + ÁmA dalam bahasa Arab sudah bahwa pemerolehan bahasa (language
dianggap dua kalimat. Dari perbandingan itu, acquisition) tidak perlu proses pembelajaran dan
tampak bahwa pola ½¨¯ + ÁmA hanya dimiliki juga bukan hasil dari setting lingkungan tidak
bahasa Arab. Meskipun kadang ada ungkapan bisa digeneralisir pada seluruh jenis bahasa.
bahasa dalam percakapan sehari-hari, pola Selain itu, dalam teorinya Chomsky lebih
yang sama dengan ini ditemui dalam bahasa condong pada pemerolehan bahasa ibu dan
Indonesia seperti turun hujan, tetapi ungkapan kurang terlalu memperhatikan pemerolehan
itu biasanya didahului oleh keterangan waktu bahasa kedua (second language) dan seterusnya.
umpamanya tadi malam turun hujan. Tentu saja, pembelajaran bahasa Arab
sebagai bahasa asing jauh berbeda dengan
3) Muthābaqah (Kesesuaian)
pemerolehan bahasa Arab oleh masyarakat
Ciri yang sangat menonjol dalam susunan
Arab sendiri. Meskipun Chomsky mengatakan
kalimat bahasa Arab adalah diharuskannya
bahwa bahasa itu universal, ia mengartikan
muthābaqah atau persesuaian antara beberapa
bahwa di samping satu bahasa dan bahasa lain
bentuk kalimat. Misalnya, harus ada
memiliki karakteristik yang berbeda, ada juga
muthābaqah antara mubtada’ dan khabar dalam
kesamaan dari sisi core grammar (kaidah dasar)
hal bilangan atau ‘adad (mufrad, muthannā dan
atau istilah lainnya ‘unmarked rules’. Namun
jamā’) dan jenis (mudzakkar dan muannath);
demikian, karakteristik yang dimiliki bahasa
harus ada muthābaqah antara mawṣūf dan ṣifat
Arab, terutama pada ‘peripheral grammar’
dalam hal ‘adad, jenis, i’rāb (rafa’, naṣb, jār), dan
(kaidah parameter), jauh melampaui tingkat
nakīrah dan ma’rifah-nya. Begitu juga, harus
universalnya. Sebagaimana telah dijelaskan
ada muthābaqah antara hāl dan ṣāḥib al-ḥāl
bahwa sekalipun bahasa Arab dan bahasa
dalam ‘adad dan jenisnya.
Indonesia memiliki beberapa kesamaan,
d. Aspek Huruf keduanya juga punya banyak sekali perbedaan
Ciri yang Nampak dominan pada huruf- fundamental sehingga menjadikan bahasa
huruf bahasa Arab adalah: (1) Bahasa Arab Arab sebagai sebuah bahasa rumit dan unik.
memiliki ragam huruf dalam penempatan Teori ‘nature’, yang merupakan
susunan kata, yaitu ada huruf yang terpisah, pengejawantahan teori generatif-
ada bentuk huruf di awal kata, di tengah dan transformative, lebih tepat jika diorientasikan
di akhir kata.; (2) Setiap satu huruf hanya pada pemerolehan bahas ibu (bahasa Indonesia)
melambangkan satu bunyi; (3) Cara penulisan atau bahasa lain yang serumpun dengan bahasa
berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni Indonesia. Alasannya, piranti pemerolehan
dari arah kanan ke kiri. bahasa (language acquisition device) yang dimiliki
oleh seseorang dan bersifat kodrati (innate) jika
dikaitkan dengan pemerolehan bahasa Arab
sebagai bahasa kedua, maka dipastikan hanya

Bagus Andrian Permata, Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky 185


akan relevan dalam batasan-batasan tertentu Meskipun teori generatif-transformatif
karena kuatnya perbedaan karakter antara yang digagas oleh Chomsky lebih relevan
kedua bahasa tersebut. dengan pemerolehan bahasa ibu, bukan
Perlawanan teori generatif-transformatif pemerolehan bahasa Arab sebagai bahasa asing,
atas madzhab behaviorisme yang namun teori tersebut juga telah memberikan
mengasumsikan tidak perlunya proses kontribusi besar dan determinasi tinggi
pembelajaran bagi pemerolehan bahasa juga terhadap perkembangan ilmu pendidikan
tidak berlaku dalam konteks pembelajaran bahasa. Misalnya, dalam konteks metode
bahasa Arab. Jika pandangan ini benar-benar pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa
diterapkan, maka untuk bisa berkomunikasi asing, muncul methode seperti mubāsharah
bahasa Arab tidak perlu lagi sebuah proses (direct methods), metode sam’iyyah shafahiyah
pembelajaran yang meliputi perencanaan, (audio-oral), dan lainnya. Akan tetapi, metode-
pendekatan, metode, strategi dan media. metode ini juga tidak akan bisa berjalan efektif
Kondisi ini tampaknya belum pernah terjadi jika tidak dikombinasikan dengan menejemen,
di Indonesia, meskipun terdapat beberapa strategi, dan media pembelajaran yang tepat.
lembaga pendidikan yang menyelenggarakan Artinya, pembelajaran bahasa Arab sebagai
kegiatan aktif berbahasa Arab, namun itu bahasa asing tetap tidak bisa lepas dari aspek
pun tetap tidak bisa dilepaskan dari setting pembelajaran. Terlebih lagi, tawaran teori
lingkungan dan proses pembelajaran. Pendek generatif-transformatif Chomsky berembrio
kata, teori ‘nature’, yang merupakan bagian dari dari potensi keilmuan psikologinya yang
gagasan besar teori generatif-transformatif, membahas sesuatu secara sangat abstrak dan
tidak relevan bagi pembelajaran bahasa Arab. unik. Maka dari itu, wajar bila teori ini sangat
Bagian lain dari teori generatif- menarik dan mengundang banyak kontroversi.
transformatif, yaitu struktur dalam (deep
structure) dan struktur luar (surface structure) Kesimpulan
bila diimplementasikan dalam pemerolehan Dari berbagai penjelasan di atas,
bahasa Arab sebagai bahasa kedua, maka akan dapat disimpulkan bahwa teori generatif-
muncul permasalahan secara kolektif. Hal ini transformatif Noam Chomsky sebenarnya lebih
karena kemampuan intelektual (kompetensi) relevan bila diorientasikan pada pemerolehan
yang meliputi komponen fonologi, sintaksis bahasa ibu. Namun demikian, untuk konteks
dan semantik yang dimiliki oleh seseorang pembelajaran bahasa Arab, teori ini hanya
pada bahasa ibunya tidak serta merta bisa relevan dalam batas proporsional saja dan
langsung diadopsi pada bahasa kedua secara tidak bisa digeneralisasi pada semua bagian
general, terlebih bahasa Arab memiliki banyak dari unsur teorinya. Oleh karena itu, sangat
karakteristik yang unik sebagaimana telah kurang bijak jika terlalu memaksakan sebuah
dijelaskan di atas. relevansi antara kedua unsur tersebut (teori
Kelemahan dari teori Chomsky lain dalam generatif-transformatif dan pembelajaran
konteks pembelajaran bahasa Arab adalah bahasa Arab) sebagaimana beberapa hasil
isu sentral tentang warisan bahasa. Jika ini penelitian yang kita jumpai.
benar maka dapat dipastikan akan tertutup Pemerolehan bahasa Arab sebagai bahasa
peluang bagi seseorang untuk bisa menguasai asing meskipun berpijak dari berbagai
bahasa Arab jika orang tuanya tidak bisa pandangan ilmu linguistik yang ada, tetap
berbahasa Arab. Faktanya, banyak dijumpai membutuhkan sebuah pendekatan, metode,
mereka yang mahir bahasa Arab lahir dari strategi dan media pembelajaran yang sesuai
keluarga sederhana bahkan sama sekali dan efektif. Karena selain sifat universalnya,
tidak bisa berbicara bahasa Arab atau hanya bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang
mengenalnya. memiliki karakteristik yang paling kaya

186 Vol. 24 No. 2 Juli 2015 | 179-187


dan unik dibanding bahasa lain di dunia. Matsna, Moh, “Karakteristik dan Problematika
Oleh karena itu, pemerolehan bahasa Arab Bahasa Arab”, dalam Jurnal Arabia Vol. I
meniscayakan pembelajaran secara efektif dan Nomor 1 April-September 1998.
komprehensif.[] Michael Zakariya, al-Alsuniyah al-Taulīdīah wa
al-Taḥwīlīah wa Qawāid al-lughah al-‘Arab
al- Jumlah al-baṣīṭah, Beirut: Al-Muassasah
Al-Jami’ah li Al-Dirasat wa Al-Nasyr wa AL-
DAFTAR PUSTAKA Tauzi’, 1986.
Parera, Jos Daniel, Kajian Linguistik Umum
Historis Komparatif dan Hipologi Struktural,
Aitchison, Jeans, Linguistics, London: Hodder Jakarta: Erlangga, 1991.
Headline, Ltd, 2008. Pateda, Mansur, Linguistik: Sebuah Pengantar),
Asori, Imam, Sintaksis Bahasa Arab, Malang: Bandung: Angkasa bandung, 1990.
Misykat, 2004. Patsy M. dan Nina Spada, How Languages Are
Azis, Abdul bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolinguistik Learned, Oxford: Oxford University Press,
Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: 2003.
Humaniora, 2009. Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik suatu
Brown, H. Douglas, Prinsip pembelajaran dan Pengantar, Bandung: Refika Aditama, 2005.
Pengajaran Bahasa, Jakarta: Keduataan Schutz, Ricardo, “Stephen Krashni’s Theory
Amerika Serikat, 2008. of Second language Acquisition” dalam
Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Journal of Psycholinguistic Behavior Vol. IX.
Cipta, 1994. Sept. 2006. (http://www.sk.com.br/sk-
krash.html). Diakses 20 Juni 2015.
--------, Psikolinguistik: Kajian Teoritik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2003. Sigel, I. E & Cocking, R. R., Cognitive Development
From Childrood to Adolescence: A Constructivist
Dardjowidjojo, S, Psikolinguistik; Pengantar Perspective, New York: Holt, Rinehart &
Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Wintson, 2000.
Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Sri Utari Subiakto-Nababan, Psikolinguistik
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Suatu Pengantar, Jakarta: Gramedia, 1992.
Remaja Rosdakarya, 2006.
Suwarna, Strategi Penguasaan Berbahasa,
Lado, Robert, Linguistik di Berbagai Budaya, terj. Bandung: Adicita, 2002.
Soedarjono Pardjono, Bandung: Ganeo,
1979. Walker, Edward, L, Conditioning dan Proses
Belajar Instrumental, Jakarta: UI Press, 1973.
Lukman Harun, “Bahasa di Tengah-tengah
Bahasa Dunia Lainnya”, Makalah Seminar,
Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM, 1988.

Bagus Andrian Permata, Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky 187

Anda mungkin juga menyukai