Anda di halaman 1dari 4

Buah Tin

Tin atau Ara (Ficus carica L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan dan
berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama "Tin" diambil dari bahasa Arab, juga dikenal
dengan nama "Ara" (buah ara / pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig (common fig;
"pohon ara umum"), sebenarnya masih termasuk kerabat pohon beringin dari dari genus yang sama,
yaitu Ficus.
Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang dibudidayakan pula
di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat.
Habitus berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga 10m dengan batang lunak berwarna abu-abu.
Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Bunga tin tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga dikira buah.
Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis
Ficus lainnya.
Yang disebut buah sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua
anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau.
Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan pohon ini dapat
mengiritasi kulit.
Buah tin dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera
dimanfaatkan karena tidak dapat disimpan lama (mudah rusak). Di Bengali buah tin diolah sebagai
sayuran.
Pohon tin adalah salah satu dari dua pohon yang disebut manfaatnya baik dalam Islam. Di Al Qur'an,
salah satu surat disebut dengan nama ini (QS Surah At-Tin ayat 1) karena Allah bersumpah atas nama
buah/tumbuhan ini.
Ficus carica L., atau sering disebut dengan nama “Tin” ini merupakan tanamaan subtropis yang termasuk
dalam marga Ficus dan keluarga dari Moraceae (kerabat beringin). Nama “Tin” berasal dari bahasa Arab
akan tetapi sebagian masyarakat menyebutnya dengan nama ara atau buah ara dan dalam bahasa
Inggris disebut dengan fig. Tanaman ini berasal dari Timur Tengah dan sudah tersebar hingga dataran
Eropa dan Amerika bahkan sudah menyebar hingga dataran Asia, termasuk Indonesia.

Pohon Tin dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 10 m, batangnya bergetah, daunnya berwarna
hijau, agak tebal dan umumnya bergerigi pada bagian pinggirnya. Tiap daunnya mempunyai 3-7 cuping.
Buah mudanya berwarna hijau, dan seiring dengan matangnya buah, warna kulit akan berubah menjadi
ungu kehitaman, dan bagian dalamnya berwarna merah. Buah dari pohon Tin mengandung sedikit air,
berbiji banyak dan berasa manis sehingga dikenal dengan buah surga.

Buah tin adalah salah satu nama buah yang terdapat dalam Al Quran atau biasa disebut buah surga.
Selain buah zaitun, buah tin ini diyakini sudah ditemukan sejak ratusan tahun sebelum masehi dan
diyakini memiliki khasiat yang luar biasa. Selain buahnya dapat dimakan langsung, tanaman ini memiliki
berbagai manfaat yaitu buahnya mengandung unsur zat sejenis alkalin yang mampu menghilangkan
keasaman pada tubuh.

Selain itu buah tin mengandung karbohidrat, protein, minyak, yodium, kalsium, fosfor, zat besi,
magnesium, belerang (fosfat), chlorin, serta malic acid dan nicotinic acid. Buah tin juga dapat
merangsang pembentukan hemoglobin darah, cocok sebagai obat penyakit anemia. Menurut hasil
penelitian medis, buah yang besarnya seperti buah kelengkeng itu selain kaya akan kalsium dan
potasium juga mengandung zat benzaldehyde yang bermanfaat melawan sel-sel kanker. Di dalam
Website Cancer Cure Foundation disebutkan bahwa riset yang dilakukan para ahli dari Institute of
Physical and Chemical Research di Tokyo menunjukkan benzaldehyde terbukti efektif dalam
menghambat tumor. Tin juga dapat untuk menjaga tekanan darah tinggi dan serangan jantung, dapat
menurunkan berat badan atau obesitas, mencegah anemia dan menyembuhkan wasir, mengurangi
kolesterol darah, dan sebagai penangkal virus pada tubuh manusia, dan meningkatkan kepadatan tulang
akibat pengeroposan atau osteoporosis.
Menurut Prastowo Roshetko, 2006, ada lima cara perbanyakan secara vegetatif buatan untuk tanaman
buah yaitu penyambungan, okulasi, penyusuan, cangkok dan stek. Tanaman tin lebih mudah dalam
perbanyakannya terutama dengan cara stek dan cangkok karena tin termasuk tanaman yang mudah
hidup. Dalam perawatannya pun tidak terlalu susah yaitu dengan menggunakan media sekam padi
secukupnya, tidak harus sering disiram air dan pemupukan menggunakan pupuk kandang secukupnya.

Adapun tanaman tin pertama di tanam di Kebun Raya Cibodas pada tahun 2008 di Vak I.E. sebanyak 2
pohon. Hingga saat ini masih ada beberapa lagi pohon yang ada di rumah kaca pembibitan hasil dari
stek. Tanaman hasil stek tersebut masih dalam penyesuaian jadi masih belum dapat dipastikan kapan
akan ditanam kembali sebagai tanaman koleksi di lapangan. (DNP/TU)
Tin (Ficus carica L.) merupakan buah subtropika yang masuk dalam satu spesies Mediterania tradisional
dalam famili Moraceae. Berdasarkan catatan sejarah, tin termasuk tanaman buah tertua di dunia dan
dianggap sebagai simbol kehormatan serta kesuburan.
Tanaman ini dapat beradaptasi di berbagai kondisi (kekeringan dan suhu dingin -9 derajat celcius),
bahkan di padang pasir sekalipun, sehingga terkadang disebut sebagai pohon kehidupan. Tanaman tin
telah masuk ke Indonesia pada abad ke-19 dan beradaptasi. Salah satu keuntungan budidaya tin di
wilayah tropis adalah kemampuannya berbuah sepanjang tahun.
Tanaman tin sangat banyak dibudidayakan diberbagai belahan dunia, karena mudah beradaptasi pada
tanah dan iklim setempat. Kondisi ideal yang diinginkan adalah total hujan 500–550 mm, kelembapan
udara rendah 40–45% selama musim kering dan ratarata suhu 18°–20°C daerah Mediterania yang
musim dinginnya moderat (sejuk) dan musim panas yang kering dengan suhu 32–37°C, pencahayaan
matahari yang kuat. Tanaman ini tumbuh di berbagai lingkungan dan tipe tanah.
Di Indonesia, tanaman tin mulai dibudidayakan karena permintaan yang cenderung mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari tren impor dari tahun 2009-2018, dari 1,7 ton menjadi 21 ton sehingga
menyerap devisa sebesar 109 ribu US$ atau setara 297 juta rupiah. Sebaran pengusaha tin di Indonesia
yaitu Jawa Timur enam orang, Jawa Tengah empat orang, Jawa Barat tiga orang, DKI Jakarta dan Daerah
Istimewa Yogyakarta masing-masing dua orang.
Buah Zaitun

Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah mudanya dapat dimakan
mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya
diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Zaitun
adalah anggota suku Oleaceae.

Ciri-ciri
Tanaman zaitun memiliki ciri-ciri di antaranya:

 tumbuh sebagai pohon atau perdu hijau abadi mempunyai bunga berbentuk lonceng
 pendek dan gemuk, tingginya jarang melebihi 8–15 m (26–49 ft), kecuali varietas Pisciottana
yang lebih besar dan tinggi
 daun tunggal dengan kedudukan berhadapan tanpa daun penumpu, berwarna hijau keperakan,
berbentuk lonjong dengan panjang 4–10 cm (1,6–3,9 in) dan lebar 1–3 cm (0,39–1,18 in)
 batang keriput dan terpelintir
 bunga banci atau berkelamin tunggal dan buah menumpang; bunga kecil-kecil berwarna putih
berbulu, dengan calyx dan corolla berbelah sepuluh, dua stamen dan stigma bifid, biasanya
tumbuh pada kayu tahun sebelumnya
 buahnya kecil berupa buah batu (drupe), panjangnya 1–25 cm (0,39–9,84 in) dengan biji
memiliki endosperma. Buahnya berukuran lebih kurus dan kecil pada tanaman liar dibandingkan
pada pembudidayaan.

Zaitun mulai berbuah saat berumur lima tahun dan usianya dapat mencapai ribuan tahun,
sehingga yang tadinya perdu telah menjadi pohon besar. Pohon zaitun yang berumur ribuan
tahun di antaranya pernah ditemukan di Palestina yang bertahan hidup hingga 2000 tahun.

Zaitun dipanen pada waktu masih hijau sampai sudah berwarna ungu. Buah zaitun hitam dalam
kaleng mungkin mengandung bahan kimia (biasanya fero sulfat) yang menjadikannya berwarna
hitam secara buatan. Biji Olea europaea biasanya dalam bahasa Inggris di Amerika disebut pit
atau rock, sedangkan di Inggris sebagai stone, semuanya bermakna "batu".

Distribusi
Distribusinya meliputi daerah-daerah iklim panas sampai iklim sedang. Kebanyakan jenisnya dapat
ditemui di Asia, Afrika dan daerah Laut Tengah. Varietas Pisciottana, yang terdiri dari 40.000 pohon
hanya ditemukan di daerah sekitar Pisciotta, Campania, di wilayah selatan Italia, tingginya melebihi rata-
rata zaitun di tempat lain, serta batangnya lebih besar diameternya. Tumbuhan ini masih berkerabat
dengan melati (Jasminum sambac).

Simbol dan manfaat


Tangkai zaitun berdaun sering dipakai sebagai lambang perdamaian dan telah lama menjadi bagian
kebudayaan Barat. Di dalam masyarakat ini dahan zaitun menjadi lambang perdamaian dan telah
ditanam sejak ratusan tahun yang lalu untuk diambil buahnya yang sedap. Dari filosofi tersebut dapat
kita ambil intisari bahwa dengan tumbuhnya zaitun akan membawa perdamaian.

Menurut pandangan Islam


Dalam Alquran, buah dan pohon zaitun diumpamakan sebagai pohon yang diberkahi sekaligus
sebagai simbol penerang cahaya hidayah Allah.

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti
sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca
(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
(sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu — An
Nūr - 31[4]

Banyak manfaat dari pohon zaitun ini. Selain buahnya yang enak, kayu dari pohon zaitun juga
sangat bagus, keras dan indah. Selain untuk dimakan buah zaitun juga digunakan sebagai
penyedap makanan. Apabila diperas buahnya, kita dapat memperoleh minyaknya. Minyak ini
dapat digunakan sebagai bumbu salad dan belakangan banyak digunakan untuk bahan kosmetik
yang dapat menjaga kelembaban dan kekencangan kulit sehingga diyakini dapat menjadikan
kulit awet muda.

Secara umum, zaitun banyak digunakan untuk kuliner, kesehatan, juga kosmetik.

Anda mungkin juga menyukai