Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN


TAHUN 2019 / 2020

PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN


SCIENTIFIC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING BERORIENTASI
HOTS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS X TKJ SMK TERPADU AL ANWAR
DURENAN TRENGGALEK

NAMA : WAKHIDATUNISYAK, S.Pd.I


NUPTK : 3756768669130142
SEKOLAH : SMK TERPADU AL ANWAR
KABUPATEN/KOTA : TRENGGALEK
PROVINSI : JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAHAN


KABUPATEN TRENGGALEK
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul “ PEMBELAJARAN MELALUI


PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING BERORIENTASI HOTS PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS X TKJ SMK TERPADU AL ANWAR DURENAN ”.

Nama : WAKHIDATUNISYAK, S.Pd.I


Asal Sekolah : SMK TERPADU AL ANWAR DURENAN

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Kepala SMK Terpadu Al anwar

SUPRIADI, S.Pi
BIODATA PENULIS

1. Nama : WAKHIDATUNISYAK, S.Pd.I


2. NIP : -
3. NUPTK : 3756768669130142
4. Jabatan : Guru Mata Pelajaran
5. Pangkat / Gol.Ruang : -
6. Tempat / Tanggal Lahir : Tulungagung, 24 April 1990
7. Jenis Kelamin : Perempuan
8. Agama : Islam
9. Pendidikan Terakhir : S-1 Tadris Matematika
10. Unit Kerja : SMK Terpadu Al Anwar Durenan
11. Alamat Unit Kerja : Jl. Raya Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Durenan,15 Desember 2020


Penulis

WAKHIDATUNISYAK, S.Pd.I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya laporan Best Pratice yang berjudul “ PEMBELAJARAN MELALUI
PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING BERORIENTASI HOTS PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS X TKJ SMK TERPADU AL ANWAR DURENAN ” ini dapat
diselesaikan sesuai rencana.

Laporan ini ditulis untuk memenuhi rangkaian Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP)
bebasis Zonasi. Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari usaha dan bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati diucapkan terima kasih kepada
yang terhormat.
1. Bapak Supriadi, S.Pi sebagai Kepala Sekolah yang telah memberikan saran dan
dukungan terkait pembuatan laporan.
2. Panitia Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) bebasis Zonasi tahun 2019 yang telah
banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan ini.
3. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan peserta Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis
Zonasi Kabupaten Trenggalek
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Durenan, 15 Desember 2019


Penulis

Wakhidatunisyak, S.Pd.I
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
BIODATA PENULIS ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah......................................................................................6
B. Jenis kegiatan .................................................................................................... 7
C. Manfaat kegiatan............................................................................................... 9

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Tujuan dan sasaran .......................................................................................... 10
B. Bahan/materi kegiatan .....................................................................................10
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan .............................................................. 10
D. Alat/instrument ................................................................................................ 12
E. Waktu dan tempat kegiatan

BAB III HASIL KEGIATAN


A. Hasil ................................................................................................................ 14
B. Masalah yang dihadapi ...................................................................................15
C. Cara menghadapi masalah. ............................................................................. 15

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Simpulan ......................................................................................................... 17
B. Rekomendasi ................................................................................................... 17
C. DAFTAR PUSTAKA

D. LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A) Latar Belakang Masalah


Pembelajaran mata pelajaran matematika di SMK jurusan TKJ sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berorientasi HOTS. Pemecahan masalah merupakan bagian dari
kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran
maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama
ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku
tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis
mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar
belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan
kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir
siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru
hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis
juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran
di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria. Bloom menyampaikan gagasannya
berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyediakan dalam bentuk hierarki.
Melalui gagasannya, Bloom menyediakan rujukan yang dapat digunakan oleh guru
matematika untuk memformulasikan tujuan – tujuan pembelajaran, memilih metode
mengajar dan pendesaianan tes serta aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dengan beberapa siswa
diperoleh informasi bahwa peserta didik bosan mengikuti pembelajaran yang banyak
dilakukan guru dengan menggunakan metode ceramah selain ceramah, metode yang
selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian peserta didik mengaku jenuh
dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model Problem Based Learning yang menuntun peserta didik untuk
mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, model pembelajaran yang
mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia
nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam Problem Based Learning
siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari- hari (kontekstual). Dengan kata lain, Problem Based Learning membelajarkan
siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan
sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran menerapkan konsep bilangan
berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam menyelesaikan masalah dengan model
Problem BASED Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa
meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model
Problem BASED Learningini diterapkan pada kelas X TKJ yang lain ternyata proses
dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran yang berhasil baik ini
penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran
berorientasi HOTS dengan model Problem BASED Learning.

B) Jenis Kegiatan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan
Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan
berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi,
membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling dasar yang sebaiknya
dimiliki oleh seorang guru professional.
Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk
Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SMK dan MGMP TKJ.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan
berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan
penyelesaian Unit Pembelajaran ini. Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik
baik ini adalah kegiatan pembelajaran mata pelajaran matematika dikelas X TKJ
pada kompetensi dasar menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan
logaritma dalam menyelesaikan masalah.

C) Manfaat Kegiatan
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau
dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru
(PKG) SMK, kelompok kerja guru (KKG) SMK dan musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) TKJ yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam
zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.
Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di
lingkungan terdekat seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian
nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk
mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berikut beberapa manfaat PKP bagi siswa, guru
dan sekolah.
1. Bagi siswa
 Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
 Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
 Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
 Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
 Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
 Memperluas wawasan.
 Meningkatkan professional kerja.
 Meningkatkan peran guru sebagai fasilisator.
 Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
 Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran mata pelajaran
matematika khususnya pada KD menerapkan konsep bilangan
berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam menyelesaikan masalah

3. Bagi Sekolah
 Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.
 Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
 Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan
pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher
order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas X TKJ semester
ganjil di SMK Terpadu Al Anwar Durenan sebanyak 30 siswa.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas X TKJ untuk mata pelajaran matematika pada Kompetensi Dasar sebagai berikut:

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)
3.1 Menerapkan konsep 3.1.1 Menentukan hasil operasi
bilangan berpangkat, bentuk bilangan berpangkat dengan
akar dan logaritma dalam menggunakan sifat-sifat bilangan
menyelesaikan masalah berpangkat
4.1 Menyajikan penyelesaian 3.1.2 Menerapkan konsep dan sifat-sifat
masalah bilangan bilangan berpangkat dalam
berpangkat, bentuk akar dan menyelesaikan masalah
logaritma 4.1.1 Memecahkan permasalahan nyata
dengan menggunakan konsep
bilangan berpangkat
C. Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem BASED Learning. Berikut ini
adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD)
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan
logaritma dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada
di kelas X TKJ, penulis memilih model Pembelajaran Problem Based Learning

2. Analisis Target Kompetensi


Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut. Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetesi Dasar sebagai berikut
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.1 Menerapkan konsep 3.1.1 Menentukan hasil operasi
bilangan berpangkat, bentuk bilangan berpangkat dengan
akar dan logaritma dalam menggunakan sifat-sifat bilangan
menyelesaikan masalah berpangkat
4.1 Menyajikan penyelesaian 3.1.2 Menerapkan konsep dan sifat-sifat
masalah bilangan bilangan berpangkat dalam
berpangkat, bentuk akar dan menyelesaikan masalah
logaritma 4.1.1 Memecahkan permasalahan nyata
dengan menggunakan konsep
bilangan berpangkat
3. Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah Pembelajaran Problem BASED
Learning.
D. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran Pengembangan
desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai
dengan sintak Problem BASED Learning.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
dikembangkanberdasarkan model Problem BASED Learning.
SINTAK MODEL
PROBLEM
KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
BASED
LEARNING

Pendahuluan 1. Pengantar – Salam, berdoa, mengkondisikan kelas dan


sekaligus mengecek kehadiran siswa
2. Apersepsi – Guru memberikan apersepsi tentang konsep
bilangan berpangkat
3. Motivasi – Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh peserta didik
– Guru menjelaskan tentang pentingnya materi yang
akan dipelajari

Kegiatan inti 1. Mengorganisasi – Guru memberikan penjelasan tentang bilangan


peserta didik berpangkat berikut dengan sifat-
1. sifat dan contoh-contohnya
– Guru mengajak peserta didik untuk membaca buku
teks mengenai bilangan
berpangkat, baik definisi, sifat-sifat maupun
contoh-contohnya

– Peserta didik dikelompokkan 3-4 siwa unuk


berdiskusi tentang konsep bilangan berpangkat baik
definisi, sifat- sifat maupun contoh-contohnya
dalam menyelesaikan masalah

2. Mengorganisasi – Guru menanyakan tentang penggunaan sifat-sifat


peserta ddik bilangan berpangkat dalam menyelesaikan masalah
2 menghitung ataupun menyederhanakan bentuk
pangkat
– Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang
berkaitan dengan penyelesaian masalah
menghitung dan menyederhanakan bentuk pangkat
3. Membimbing – Guru meminta peserta didik untuk mencari tahu
memecahkan tentang aturan-aturan atau sifat
masalah
3. sifat yang terdapat pada konsep bilangan
berpangkat
– Peserta didik mengumpulkan informasi tentang
konsep bilangan berpangkat baik definisi, sifat,
cara menghitung maupun cara
menyederhanakannya

4.Mengembangkan – Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal


dan menyajikan latihan yang berkaitan dengan konsep bilangan
hasil karya berpangkat
– Peserta didik mengerjakan soal yang berkaitan
dengan materi yang dibahas dan membandingkan
hasilnya dengan pekerjaan temannya
Mempresentasikan hasil diskusi

5. Menganalisis – Peserta didik memperlihatkan atau menyajikan


dan mengevaluasi hasil pekerjaannya dan saling
proses pemecahan menanya atau menanggapi
masalah
– Bersama-sama peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dipelajari

Penutup Umpan balik – Guru memberikan tugas tentang konsep bilangan


berpangkat
– Guru mengingatkan materi yang akan dipelajari
berikutnya dan berdoa

E. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi,
penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
F. Media dan Instrumen
Media pembelajaran yang digunakan adalah Laptop, LCD proyektor, power point.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen
untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen
untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis uraian singkat.

G. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 Desember tahun 2019 bertempat
di kelas X TKJ SMK Terpadu Al Anwar Durenan.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran menerapkan konsep bilangan berpangkat dalam
menyelesaikan masalah yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih
aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada
guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak
Problem Based Learning megharuskan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan
logoritma dalam menyelesaikan masalah yang dilakukan dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.Setelah membaca,
meringkas, dan memaparkan pengolahan ruang waktu dan tenaga sesuai
hitungan atau ketukan peserta didik tidak hanya memahami permasalahan
kontekstual (pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat menyelesaikan
permasalahan kontekstual (pengetahuan prosedural), tetapi juga keterampilan
dalam menyelesaikan permasalahan bilangan berpangkat, benuk akar dan
logaritma dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.Hal ini dapat dilihat dari tingkat
partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas
dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung membosankan. Peserta didik cenderung
bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan
guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang
disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi
pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali
dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan
pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan pembelajaran nererapkan konsep bilangan
berpangkat dalam menyelesaikan masalah kontekstual berorientasi HOTS
dengan menerapkan Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran ini
pemahaman peserta didik tentang penerapan konsep bilangan berpangkat
dalam menyelesaikan masalah kontekstual menjadi meningkat hal ini dapat
dilihat dari partisipasi peserta didik ketika pembelajaran berlangsung.
membuat peserta didik lebih mampu menerapkan konsep bilangan berpangkat
dalam menyelesaikan masalah. Melalui pengamatan dan diskusi ini juga
menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini juga
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem
solving). Model Problem Based Learning yang diterapkan dengan menyajikan
teks soal cerita dan gambar berisi permasalahan kontekstual mampu
mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.Sebelum
menerapkan Problem BASED Learning, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang
disajikan dalam buku siswa kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari peserta didik, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan
juga hanya pada teks tulis dari buku siswa. Dengan menerapkan Problem
BASED Learning, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari
gambar serta diberi kesempatan terbukauntuk mencari data, materi dari sumber
belajar lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar
dengan model Problem BASED Learning sehingga ketika mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas peserta didik masih terlihat malu -malu. Dengan tujuan untuk
mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ekspositori,
tanya jawab dan diskusi peserta didik pun merasa lebih percaya diri menghadapi
ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ekspositori.
Berbeda kondisinya dengan pembelajaran nererapkan konsep bilangan berpangkat
dalam menyelesaikan masalah kontekstual berorientasi HOTS dengan menerapkan
Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman peserta didik
tentang penerapan konsep bilangan berpangkat dalam menyelesaikan masalah
kontekstual menjadi meningkat hal ini dapat dilihat dari partisipasi peserta didik ketika
pembelajaran berlangsung. membuat peserta didik lebih mampu menerapkan konsep
bilangan berpangkat dalam menyelesaikan masalah. Melalui pengamatan dan diskusi
ini juga menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.

C. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar
dengan model Problem BASED Learning sehingga ketika mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas peserta didik masih terlihat malu -malu. Dengan tujuan untuk
mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ekspositori,
tanya jawab dan diskusi peserta didik pun merasa lebih percaya diri menghadapi
ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ekspositori.

D. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran menerapkan konsep bilangan berpangkat
dalam menyelesaikan masalah dengan Problem Based Learning dapat membantu
mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).
Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat peserta didik mau belajar
akan tetapi harus sering berlatih dengan soal -soal yang berbasis masalah kontekstual
sehingga mampu menyelesaikan soal soal yang berbasis HOTS.
Kekurang mampuan guru membuat media pembelajaran dapat diatasi dengan mecari
sumber belajar yang relevan baik dari internet atau buku penunjang lain yang sesuai
dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari google atau sumber belajar yang lainya.
Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca dan tulis, peserta didik
juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan
logaritma dalam menyelesaikan masalah dengan model pembelajaran Problem
Based Learning layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS
karena dapat meingkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran menerapkan konsep bilangan berpangkat,
bentuk akar dan logaritma dalam menyelesaikan masalah dengan model
pembelajaran Problem Based Learning yang dilaksanakan tidak sekadar
berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan
abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran materi bilangan berpangkat
dengan model pembelajaran Problem BASED Learning, berikut disampaikan
rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi dan
kreatifitas pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa
dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Peserta Didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar
dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih
mendalam dan lebih tahan lama / tidak mudah lupa.
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis untuk menaplikasikan pembelajaran ini akan menambah wawasan guru
lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA

Suherman,Erman.2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporan, Bandung:


JICA
https://www.silabus.web.id/problem-based-learning/ diakses tgl 10 Desember 2019
https://pahamify.com/blog/pengertian-dan-karakteristik-soal-hots-utbk/ di akses tgl
10 Desember 2019
LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto
kegiatan

Gambar 1: kegiatan awal pembelajaran

Gambar 2: Kegiatan tanya jawab dengan peserta didik


Gambar 3: Kegiatan siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya

Gambar 4 : Membimbing siswa dalam diskusi


Gambar 5: Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

Gambar 6 : Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi


yang dipresentasikan
Lampiran 2: RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Terpadu Al Anwar Durenan


Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer Jaringan
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kajian/kerja kimia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian/kerja
Kimia.Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam
menyelesaikan masalah.
4.1 Menyajikan penyelesaian masalah bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1. Menghitung bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam
menyelesaikan masalah
3.1.2. Menentukan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam
menyelesaikan masalah
4.1.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan berpangkat, bentuk
akar dan logaritma
4.1.2. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan bilangan
berpangkat, bentuk akar dan logaritma
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan penggalian informasi, peserta didik dapat :
3.1.1.1 Menghitung bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam
menyelesaikan masalah dengan cermat

3.1.2.1 Menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma dalam
menyelesaikan masalah dengan tepat

4.1.1.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan berpangkat,


bentuk akar dan logaritma dengan cermat
4.1.2.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan bilangan
berpangkat, bentuk akar dan logaritma dengan tepat

E. Materi Pembelajaran
1. 1. 1. Fakta
Bentuk umum bilangan berpangkat

Bentuk akar/ pangkat pecahan


𝑚
𝑛
𝑎 𝑛 = √𝑎𝑚 ; 𝑛 ≠ 0 dan 𝑎 ≠ 0
Bentuk baku/notasi Ilmiah
𝑎 𝑥 10𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛0 < 𝑎 <
10, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡

2. Konsep
Bilangan berpangkat bulat dibedakan menjadi tiga yaitu
bilangan berpangkat positif, negatif dan nol
3. Prinsip
Sifat - sifat bilangan berpangkat yaitu :
a. 𝑎𝑛 𝑥 𝑎𝑚 = 𝑎𝑛+𝑚
𝑎𝑛
b. = 𝑎𝑛−𝑚
𝑎𝑚

c. (𝑎𝑛 )𝑚 = 𝑎𝑛.𝑚
d. 𝑎𝑛 . 𝑏 𝑛 = (𝑎. 𝑏)𝑛
𝑎𝑛 𝑎 𝑛
e. = (𝑏 )
𝑏𝑛
1
f. 𝑎−𝑛 = 𝑎𝑛 ; 𝑎 ≠ 0
1
𝑛
g. √𝑎 = 𝑎𝑛
Sifat-sifat diatas berlaku dengan syarat 𝑎 ≠
0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ≠ 0

4. Prosedur
 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan operasi hitung bilangan
berpangkat
 Menyelesaikan hasil operasi hitung bilangan
bulat berpangkat dan bentuk akar dengan
memanfaatkan

F. Pendekatan, Model Dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran : Saintific
2. Model pembelajaran : Problem Based Learning
3. Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

SINTAK MODEL
PROBLEM
KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
BASED
LEARNING

Pendahuluan 1. Pengantar – Salam, berdoa, mengkondisikan kelas


dan sekaligus mengecek kehadiran siswa
2. Apersepsi – Guru memberikan apersepsi tentang
konsep bilangan berpangkat
3. Motivasi – Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh
peserta didik
– Guru menjelaskan tentang pentingnya
materi yang akan dipelajari

Kegiatan inti 1. Mengorganisasi – Guru memberikan penjelasan tentang


peserta didik bilangan berpangkat berikut dengan
sifat-
1. sifat dan contoh-contohnya
– Guru mengajak peserta didik untuk
membaca buku teks mengenai bilangan
berpangkat, baik definisi, sifat-sifat
maupun contoh-contohnya

– Peserta didik dikelompokkan 3-4 siwa


unuk berdiskusi tentang konsep bilangan
berpangkat baik definisi, sifat- sifat
maupun contoh-contohnya dalam
menyelesaikan masalah

2. Mengorganisasi – Guru menanyakan tentang penggunaan


peserta ddik sifat-sifat bilangan berpangkat dalam
2 menyelesaikan masalah menghitung
ataupun menyederhanakan bentuk
pangkat
– Peserta didik mengidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan penyelesaian
masalah menghitung dan
menyederhanakan bentuk pangkat

3. Membimbing – Guru meminta peserta didik untuk


memecahkan mencari tahu tentang aturan-aturan atau
masalah sifat
3. sifat yang terdapat pada konsep bilangan
berpangkat
– Peserta didik mengumpulkan informasi
tentang konsep bilangan berpangkat baik
definisi, sifat, cara menghitung maupun
cara menyederhanakannya

4.Mengembangkan – Guru menugaskan siswa untuk


dan menyajikan mengerjakan soal latihan yang berkaitan
hasil karya dengan konsep bilangan berpangkat
– Peserta didik mengerjakan soal yang
berkaitan dengan materi yang dibahas
dan membandingkan hasilnya dengan
pekerjaan temannya
Mempresentasikan hasil diskusi

5. Menganalisis – Peserta didik memperlihatkan atau


dan mengevaluasi menyajikan hasil pekerjaannya dan
proses pemecahan saling
masalah menanya atau menanggapi
– Bersama-sama peserta didik
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Penutup Umpan balik – Guru memberikan tugas tentang konsep
bilangan berpangkat
– Guru mengingatkan materi yang akan
dipelajari berikutnya dan berdoa

H. Penilaian, Remedial Dan Pengayaan


1 Teknik dan : Teknik penilaian tes tertulis, dengan bentuk tes uraian
Bentuk
2 Instrumen dan : Instrumen tes dan pedoman peskorannya terlampir
penskoran

I. Media, Alat Dan Sumber Pembelajaran


1 Laptop dan infocus serta Lembar Aktivitas Siswa
Media Pembelajaran :
(LAS)
2 Alat dan bahan
: Spidol, Papan tulis, LCD, Laptop
Pembelajaran
3 Sumber Pembelajaran : Buku Panduan Guru Matematika Kelas X
Kemendikbud RI,
Buku Matematika Siswa Kelas X Kemendikbud RI dan
internet

Durenan, 4 Desember 2019

Kepala SMK Terpadu Al anwar Guru Mata Pelajaran

SUPRIADI, WAKHIDATUNISYAK, S.Pd.I


Lampiran 3: lembar kerja siswa

LEMBAR KERJA SISWA

Petunjuk!!
1. Bacalah Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan cermat dan teliti
2. Kerjakan dan diskusikan LKS ini bersama kelompok
3. Waktu = 30 menit

1. Dalam sebuah penelitian, diketahui seekor


amoeba S berkembang biak dengan membelah
diri menjadi2 tiap 15 menit Jumlah amoeba S
selama satu hari jika dalam suatu pengamatan
terdapat 8 amoeba S?
2. Jika ( 9X x b2 x 7Y)4 = 920 x bZ x 78 maka nilai
x+y+z=…
3. Intensitas bunyi percakapan manusia 105 kali
intensitas suara manusia berbisik. Sedangkan
intesitas bunyi pesawat lepas landas 1020 kali
intensitas suara bisikan manusia. Berapa kali
intensitas bunyi pesawat lepas landas
dibandingkan dengan bunyi percakapan
manusia?
4. Masa planet Jupiter adalah 1,9 x 1022 kg,
sedangkan massa planet Bumi adalah 30% dari
Jupiter. Masa planet Bumi adalah ....

Anda mungkin juga menyukai