Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH

KELOMPOK 3

Cut Aja Putri Alwi (2202193)


Innayyah Nursafitri (2202199)
Niken Dwi Wahyuni (2202202)
Ravy Mohammad Iqbal (2202205)
Risa Solihati (2202215)
Retna Sari (2202216)

Dosen Pembimbing: Andika Herlina MP

S1 KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit
layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu
atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO,
2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian keperawatan keluarga
2. Diagnosa keperawatan keluarga
3. Intervensi keperawatan keluarga
4. Implementasi keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses
keperawatan. Setelah perawat merumuskan diagnosis keperawatan, langkah
berikutnya adalah menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah klien dan keluarga. Setelah menyusun perencanaan, tahap
selanjutnya adalah melaksanakan tindakan keperawatan keluarga. Tindakan
keperawatan dapat dilakukan oleh perawat dengan tim kesehatan lain atau secara
mandiri. Keterlibatan klien dan keluarga merupakan hal penting pada tahap
pelaksanaan tindakan. Tindakan keperawatan dinyatakan berhasil atau tidak,
ditentukan pada tahap evaluasi atau penilaian tindakan keperawatan.

B. Tujuan
Tujuan umum yang ingin dicapai pada bab ini adalah mahasiswa mampu menyusun
perencanaan keperawatan keluarga.
Tujuan khusus:
1. Mampu menjelaskan pengertian dari intervensi keperawatan komunitas
2. Mengetahui langkah penyusunan intervensi keperawatan keluarga
3. Mengetahui strategi intervensi keperawatan keluarga
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan adalah tahapan yang penting dalam proses keperawatan, karena
menentukan tindakan apa, yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan oleh perawat.
Penyusunan perencanaan keperawatan keluarga hendaknya dilaksanakan bersama
klien dan keluarga. Perawat dan keluarga secara bersama-sama akan mampu
mengidentifikasi sumber yang dimiliki oleh keluarga yang dapat dimanfaatkan dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah
keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.
Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses
penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,
menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan
langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap
perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan, di
antaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan
klien, batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan
dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan, serta memilih
dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis
instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan
tingkat kesehatan lain.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan
keperawatan keluarga adalah berikut ini:
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara menyeluruh
tentang masalah atau situasi keluarga.
2. Rencana keperawatan harus realistik.
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan.
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
B. Tujuan Perencanaan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Alat komunikasi antarperawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga.
2. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga.
3. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi perawat
dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan evaluasi.
4. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
5. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
6. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
7. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
8. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam melakukan
evaluasi keperawatan keluarga.

C. Langkah Penyusunan Intervensi


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan
keperawatan keluarga adalah berikut ini:
1)Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara menyeluruh
tentang masalah atau situasi keluarga.
2)Rencana keperawatan harus realistik.
3)Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan.
4)Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
Selanjutnya perawat melakukan perumusan tujuan. Tujuan merupakan hasil
yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada klien.
Dalam suatu tujuan
Terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut. S (subjek),
P (predikat), K (kriteria), K (kondisi), W (waktu) dengan penjabaran sebagai berikut:

S :Perilaku pasien yang diamati.

P :Kondisi yang melengkapi pasien.

K :Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan.

K :Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.


W :Waktu yang ingin dicapai.

Macam-macam Intervensi
1. Suplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara langsung
pada keluarga sebagai sasaran, seperti pemberian pendidikan kesehatan pada
keluarga cara penyusunan menu seimbang pada anak sulit makan.
2. Fasilitatif
Intervensi fasilitatif terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi hambatan
dari keluarga dalam memperoleh pelajaran seperti pembuatan leaflet dan booklet
tentang sulit makan pada agregat balita, kesejahteraan sosial, dan transportasi.
3. Developmental
Intervensi developmental terkait dengan rencana perawat membantu keluarga
dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat keluarga belajar
mandiri) dengan kekuatan dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga
seperti upaya pemanfaatan lahan perkarangan yang dimiliki oleh warga untuk
menciptakan ketahanan pangan pada tingkat mikro di keluarga.

Tujuan:
Menetapkan tujuan umum dan khusus merupakan bagian dalam tahap intervensi.
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada pencapaian akhir
sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari yang merugikan kesehatan kearah
perilaku yang menguntungkan kesehatan. Tujuan umum ini lebih mengarah pada
kemandirian klien dan keluarga sebagi sasaran asuhan keperawatan keluarga.
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada pencapaian hasil
dari masing-masing kegiatan.
Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
tindakan. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu.
Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, dan kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Ada 3 domain yang bisa digunakan dalam menyusun sebuah intervensi:
1. Domain kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditujukan untuk memberikan informasi,
gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga tentang pengelolaan masalah pada
target asuhan keperawatan keluarga.
2. Domain afektif
Intervensi pada domain afektif ditujukan membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah
yang dihadapi, seperti meningkatnya kasih sayang orangtua terhadap anak, tidak
adanya penekanan secara psikologis pada anak berupa bentakan dan paksaan saat
makan.

3. Domain psikomotor
Intervensi pada domain psikomotor ditujukan untuk membantu keluarga dalam
perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan terkait
masalah kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah
keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Maka diperlukan layanan
keperawatan dalam keluarga.

B. Saran
Meskipun pelayanan kesehatan dalam keluarga masih kurang yang disebabkan
karena kurangnya fasilitas kesehatan yang digunakan untuk menunjang pelayanan
kesehatan yang lebih baik. Maka diperlukan dukungan pemerintah dan masyarakat
dalam mewujudkan pelayanan kesehatan dalam keluarga.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu H. 2012. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Denpasar :
Agung Seto
Widagdo,Wahyu. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai