Pendidikan Kimia
putrianggun5758@gmail.com
ABSTRAK
Sejalan dengan kemajuan zaman hingga saat ini, benda pembalut sekali pakai menjadi
pilihan utama para wanita karena dapat memberikan kenyamanan beraktivitas dan tidak perlu repot
mencuci. Namun, tidak disadari bahwa sampah pembalut dapat menjadi pengancam kelestarian
lingkungan karena mengandung bahan plastik yang bersifat unbiodegradable. Jika dibiarkan tidak
dapat terurai, jika dibakar bahan plastik yang terkandung di dalamnya dapat menghasilkan dioksin
yang bersifat karsinogenik, dan jika dibuang ke sungai dan terurai dalam air, senyawa Super
Absorbent Polymer (SAP) yang terkandung dalam pembalut dapat menyebabkan perubahan hormon
pada ikan. Terdapat cara pengelolaan limbah pembalut ini dengan mengolahnya menjadi pupuk cair
dan media tanam dengan bantuan air kelapa dan larutan EM4. Diharapkan pengolahan limbah ini
dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Penelitian menggunakan metode observasi,
studi literatur dari berbagai jurnal dan dokumen dari web. Selain mengolahnya, perlu upaya
mengganti pemakaian pembalut sekali pakai yang sulit terurai ini dengan pembalut yang dapat dicuci
dan menggunakan pembalut yang berbahan ramah lingkungan yang mudah terurai.
In line with the progress of the era until now, disposable sanitary napkins are the main
choice for women because they can provide comfort for activities and do not need to bother washing.
However, it is not realized that sanitary pads can be a threat to environmental sustainability because
they contain plastic materials that are unbiodegradable. If allowed to not decompose, if burned plastic
material contained in it can produce carcinogenic dioxins, and if thrown into the river and
decomposed in water, the Super Absorbent Polymer (SAP) compounds contained in sanitary pads can
cause hormonal changes in fish. There is a way of managing this sanitary waste by processing it into
liquid fertilizer and growing media with the help of coconut water and EM4 solution. It is hoped that
this waste treatment can reduce adverse effects on the environment. Research using the method of
observation, study of literature from various journals and documents from the web. In addition to
processing it, it is necessary to replace the use of disposable pads that are difficult to decompose with
pads that can be washed and use pads that are made from environmentally friendly materials that are
easily biodegradable.
Sampah pembalut sekali pakai menjadi masalah yang rumit. Pembalut ini
sangat sulit terurai secara alami karena tersusun atas lapisan dasar berupa plastik
sintetik nonbiodegradable yang disintesis dari minyak bumi.[ CITATION Ani14 \l 1033 ]
Menurut riset Stockholm University, penguraian plastik dalam bungkus pembalut
membutuhkan waktu 500-800 tahun yang berarti lebih lama dari penguraian sampah
plastik botol yang memerlukan 70-450 tahun.[ CITATION Put19 \l 1033 ]
Masalah yang ditimbulkan dari sampah pembalut sekali pakai ini kemudian
dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan apakah terdapat pengolahan limbah
menjadi produk lain yang bermanfaat, bagaimana cara mengolah sampah pembalut
tersebut, dan apakah terdapat upaya representative untuk mengurangi limbah
pembalut sekali pakai ini?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengolah limbah pembalut
sekali pakai menjadi pupuk cair dan media tanam, mengetahui implementasi pupuk
cair dan media tanam hasil pengolahan limbah pembalut, dan mengetahui tindakan
representative untuk mengurangi limbah pembalut sekali pakai. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat menambah pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
sampah pembalut sekali pakai sehingga dapat mengurangi limbah untuk menjaga
kelestarian lingkungan.
METODE PENELITIAN
Gel yang ada dalam pembalut wanita dapat diolah menjadi pupuk cair dan
media tanam. Dengan memanfaatkan air kelapa dan larutan EM4, sampah pembalut
dapat kita olah menjadi sesuatu yang bermanfaat sehingga dapat mengurangi
dampaknya terhadap lingkungan.
Cara mengolah sampah pembalut sekali pakai ini yakni mencampur gel
dengan air kelapa dan EM4 dalam ember. Kemudian menutup rapat ember dan
membiarkan selama 15 hari hingga campuran mengalami fermentasi secara
menyeluruh. Setelah 15 hari, mengambil campuran tersebut lalu menyaringnya
sehingga didapatkan cairan sebagai pupuk cair hasil fermentasi yang tidak berbau
busuk tetapi berbau asam. Setelah penyaringan dilakukan, padatan yang telah
dipisahkan dari cairan dapat digunakan sebagai media tanam dengan mencampurnya
dengan tanah. Gel yang ada dalam pembalut wanita dapat digunakan untuk
menampung air yang disiramkan agar tanah tidak cepat mengering karena air akan
tertampung oleh gel dan dialirkan secara perlahan.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA