Anda di halaman 1dari 14

ALIRAN PSIKOLOGI

Mata Kuliah: Psikologi Umum


Dosen Pengampu: Fatma Indriani, M.Psi.Psikolog

Disusun Oleh
Kelompok 9

1. Suaib Hasibuan ( 0104222220 )


2. Muhammad Yakub ( 0104222226 )
3. Aulia Rahman Destika ( 0104222213 )

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI


MANAJEMEN DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
Kata Pengantar
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wababarakatuh,

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah dengan judul "Aliran
Psikologi " tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Olehkarena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Wabillahit Taufiq Walhidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

MEDAN, November 2022


Penyusun,
Kelompok 9
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 2


BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
Latar Belakang .................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah Definisi Psikologi ................................................................................................. 4
Tujuan 1. Untuk menjelaskan Pengertian Psikologi 2. Ingin membahas tentang timbulnya Aliran-
Aliran Dalam Psikologi a. Aliran Assosiasi b. Aliran Gestalt, dan c. Aliran Behaviorisme .............. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
Aliran Psikologi .................................................................................................................................. 5
1. Aliran Strukturalisme ............................................................................................................. 5
2. Aliran Fungsionalisme ........................................................................................................... 6
3. Aliran Behaviourisme ............................................................................................................ 7
4. Aliran Psikoanalisis................................................................................................................. 8
5. Aliran Humanistik .................................................................................................................. 9
6. Aliran Gestalt ....................................................................................................................... 11
Metode-Metode Dalam Psikologi ..................................................................................................... 11
1. Metode Longitudinal ............................................................................................................ 12
2. Metode Cross-sectional ....................................................................................................... 12
3. Metode Introspeksi............................................................................................................... 12
4. Metode Introspeksi eksperimental ....................................................................................... 12
5. Metode Ekstropeksi.............................................................................................................. 12
6. Metode Kuesioner ................................................................................................................ 12
7. Metode Interview ................................................................................................................. 12
8. Metode Biografi ................................................................................................................... 13
9. Metode Analisis Karya......................................................................................................... 13
10. Metode Klinis..................................................................................................................... 13
11. Metode Testing .................................................................................................................. 13
BAB III ................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 14
Kritik saran........................................................................................................................................ 14
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan hubungannya
dengan lingkungannya. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi
tentu memiliki kepribadian dan tingkah laku yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Manusia memiliki kecerdasan, akal pikiran, tingkah laku yang berbeda dari makhluk
lainnya, sehingga manusia merupakan makhluk yang sempurna baik fisik maupun mental.
Keunggulan manusia yang unik tersebut, menjadi objek pembelajaran ilmu pengetahuan
terutama ilmu psikologi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam
memahami manusia, mulailah bermunculan tokoh-tokoh beserta teori-teori dan aliran
psikologi yang mendukung penjelasan mengenai karakter, tingkah laku serta kejiwaan
manusia. Serta metode dalam mempelajarinya, utuk mengetahui lebih lanjut dapat kita
ketahui dari paparan makalah berikut.

Rumusan Masalah
Definisi Psikologi
Timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi

Aliran Strukturalisme
Aliran Fungsionalisme
Aliran Behaviourisme
Aliran Psikoanalisis
Aliran Humanistik
Aliran Gestalt

Tujuan
1. Untuk menjelaskan Pengertian Psikologi
2. Ingin membahas tentang timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
a. Aliran Assosiasi
b. Aliran Gestalt, dan
c. Aliran Behaviorisme

BAB II
PEMBAHASAN

Aliran Psikologi
1. Aliran Strukturalisme
Struktur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem (sebagai lawan
dari sifat unsur-unsur) dan yang melindungi diri atau memperkaya diri melalui peran
transformasi-transformasinya, tanpa keluar dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya
unsur-unsur luar.
Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin ilmu
yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen
dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian dengan menggunakan
metode introspeksi. Pada masa itu, tercatat satu aliran psikologi yang disebut
psikologi strukturalisme.
Strukturalisme menekankan pada pengalaman mental yang kompleks, yang terdiri atas
keadaan-keadaan mental yang sederhana, kesadaran dan proses pembentukannya.
Tujuan psikologi, menurut kaum strukturalis adalah menyelidiki apa, bagaimana, dan
mengapa terjadi pengalaman dan kesadaran. Kaum strukturalis memecahkan masalah relasi
kesadaran dengan otak atau tubuh, dengan jalan menggunakan prinsip pararelisme
psikofisikal, yaitu satu bentuk dualisme di mana jiwa dan tubuh dianggap sebagai dua
substansi yang terpisah satu dari lain tanpa interaksi di antara keduanya; tetapi pararel antara
satu dengan lainnya sedemikian rupa, sehingga untuk setiap kejadian di dalam kesadaran
selalu akan terdapat peristiwa yang cocok dan sesuai di dalam tubuh. Tokoh psikologi
strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt.
Wilhelm Wundt (1832-1920) pada awalnya dikenal sebagai seorang sosiolog, filsuf, dan ahli
hukum, yang merupakan sarjana hukum dan sarjana kedokteran di Heidelberg, Tubingen dan
Berlin. Wilhelm Wundt merupakan orang pertama yang mendirikan laboratorium psikologi di
Leipzig, yang merupakan awal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri.
Wundt sangat dipengaruhi oleh 2 orang tokoh lain yang dianggap sebagai gurunya, yaitu
Helmholtz dan J. P. Muller, yang membantunya mengombinasikan filsafat dengan ilmu pasti,
seperti pada bukunya System of Philosophy (1884).
Penelitian utama yang dilakukan oleh Wundt dan mahasiswanya memusatkan pada upaya
untuk menemukan unsur-unsur dasar, atau “struktur” proses-proses mental. Strukturalisme
sendiri menyelidiki struktur kejiwaan. Kemudian, sistematika psikologi dari Wundt
mengalami perkembangan dari masa ke masa:
a) 1860-an à Prasistematik
Persepsi dan perbedaan antara perasaan (feeling) dan penginderaan (sensation) yang
didasarkan pada doktrin (unconscious inference).
b) 1874-1887 à Elementisme, Sensasionisme, Assosiasionisme (Physiologische
Psychologie).Mulai meninggalkan konsep-konsepunconscious inference.
Jiwa merupakan elemen-elemen penginderaan, perasaan dan sebagainya yang dihubungkan
dengan asosiasi (konsep yang dipinjam dari tokoh-tokoh Inggris).
c) 1896 à Fase Empirisme (Brundiss der Psychologie)
Teori 3 dimensi dari perasaan (feeling), terdapat 3 pasang kutub perasaan, yaitu:
a. Lust - Unlust = senang – tak senang (pleasantness – unpleasantness)
b. Spannus – Losuns = tegang – tak tegang (strain – relaxation)
c. Erreguns – Beruhigung = semangat – tenang (excitement – calm)
d) 1902-1903 à (Vilker Psychologie)
Konsep apersepsi bertambah penting. Setiap rangsangan yang sampai ke indera manusia
selalu dipersepsikan, tetapi hanya yang secara aktif.Eksperimenter hanya dapat memberikan
rangsang-rangsang untuk dipersepsikan oleh orang percobaan. Dalam bukunya Volker
Psychologie The Higher Mental Processes, yaitu proses-proses mental lebih tinggi dari
penginderaan, perasaan, persepsi dan apersepsi.

2. Aliran Fungsionalisme
Fungsionalisme (Functional Psychology) adalah aliran psikologi yang tumbuh di Amerika
serikat yang dipelopori oleh William James (sering disebut bapak psikologi Amerika Serikat).
Tokoh-tokoh lain juga terkenal yang dibagi dua kelompok yaitu Chicago (Chicago School of
Functionalism) didirikan John Dewey dan kelompok Columbia (Columbia School of
Functionalism) dengan tokohnya James McKeen Cattell).
Fungsionalisme merupakan reaksi terhadap pandangan/ aliran strukturalisme tentang
keadaan-keadaan mental. Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang
menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi
organisme biologis sebagai suatu jenis psikologi yang menggaris bawahi fungsi-fungsi dan
bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental
dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan organisme itu, dan bukan
menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan yang mendekati
masalah pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang statis.
Apa pun rumusan tentang fungsionalisme, aliran psikologi ini pada intinya merupakan
doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi,
memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas atau operasi dari sebuah organisme dalam
kesalinghubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik. Aktivitas ini memudahkan kontrol
organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri, pengenalan,
pengarahan, dan lain-lain. Seluruh organisme dapat dianalisis sebagai sebuah sistem umpan
balik dan stimulus respons. Fungsionalisme merupakan paham yang tumbuh di Amerika
Serikat dengan sifat-sifat bangsa Amerika yang serba praktis dan pragmatis. Strukturalisme,
di lain pihak, tumbuh di Jerman, di tengah-tengah bangsa yang terkenal dengan keahliannya
dalam berfilsafat dan berteori. Dengan sendirinya, perbedaan latar belakang ini menimbulkan
berbagai perbedaan dalam pandangan antara kedua aliran ini (Dirgagunarsa, 1996:56).
Aliran fungsionalisme ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan
hanya mempelajari struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal
sebagai metode observasi tingkah laku dan intropeksi .
pandanganya terhadap fungsionalisme yaitu:
1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation’’ (aktivitas bekerjanya
jiwa), sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen-elemen mental.
2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari kesadaran,
dimana jiwa (mind) merupakan perantara antara lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan
organisme. Untuk keadaan biasa yang tidak emergensi (darurat), berfungsi kebiasaan (habit).
3. Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluran organisme yang
terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari juga hal-hal diluar kesadaran, misalnya kebiasaan
(habit) dan setengah sadar(half consciousness)

3. Aliran Behaviourisme
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun
didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran
yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke
dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah
melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih
memfokuskan diri pada proses-proses mental.

Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov (1849-1936) dan William Mc Dougall (1871-
1938). Teorinya yang terkenal adalah mengenai insting. Menurutnya insting adalah
kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir
dan tidak dipelajari sebelumnya. Setelah eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, maka
muncullah pendapat-pendapat yang kemudian muncul sebagai aliran behaviourisme. Inti dari
aliran ini adalah asumsi bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara
langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku
merupakan wujud dari kejiwaan manusia maupun hewan lainnya.
Aliran behaviourisme memiliki 6 pandangan utama mengenai fundamentalnya perilaku.
Pandangan-pandangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang abstrak yang
bermakna dan data diukur secara ilmiah dengan pendekatan alamiah.
2. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif, empiris, dan realistis. Oleh
karena itu segala hal yang keluar dari karakteristik ilmiah, tingkah laku yang metafisik tanpa
bentuk dan wujud tidak dapat diteliti, seperti tentang kesadaran yang artinya abstrak.
Kesadaran dalam bentuk fisikal saja yang dapat dianalisis dan ditemukan unsure-unsur
strukturnya.
3. Penelitian terhadap tingkah laku merupakan subject matter yang dikaji psikologi
sebagaimana dianjurkan oleh John B. Watson, yang pada awal tahun 1900 berpedapat
bahwa tingkah laku merupakan satu-satunya hal yang dapat diteliti dalam psikologi.
4. Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviourisme merupakan rangsangan yang
dapat diikutsertakan, tetapi bukan merupakan tingkah laku yang sejatinya.
5. Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting. Kesadaran substansial yang menjadi
rumukan utama adanya tingkah laku yang sebenarnya. Sebab, semua bentuk tingkah laku
yang meskipun sudah dirangsang oleh pengaruh eksternal tetap harus dikembalikan pada sifat
bawaannya hang semua.
6. Melalui penelitian B.F. Skinner, berbagai stimulasi yang memuncuclkan adanya
respons dalam bentuk tingkah laku dipelajari oleh psikologi, sedangkan bentuk upaya dan
modifikasi untuk mempertahankan tingkah laku bukan merupakan kajian psikologi karena
semuanya merupakan pengaruh eksternal terhadap tingkah laku yang sesungguhnya.
Beberapa tokoh behaviourismeyang terkenal adalah:
1. John B. Watson (1878-1958). Watson merupakan ahli matematika dan filsafat dari
Univesrsitas Chicago. Ia merupakan direktur laboratorium di John Hopkins University.
Teorinya yang terkenal adalah teori tentang Stimulus-Respon. Stimulus adalah semua objek
di lingkusan termasuk perubahan jarring-jaring tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan
sebagai jawaban terhadap stimulus mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi.
2. B.F. Skinner (1904-1990). Pandangan-pandangan Skinner diterbitkan dalam karyanya
The Behaviour of Organism dan kemudian di detailkan dalam Science and Human Behaviour
. salah satu pandangan pentingnya mengenai aliran behaviourisme adalah asumsinya
mengenai perilaku. Perilaku yang muncul diperkuat oleh adanya positibe reinforcers
(penguatan positif) dan ketiadaan negative reinforcerrs (penguatan negative) penguatan
positif adalah meningkatnya respons karena adanya stimulus yang dibutuhkan dan sangat
menyenangkan, sedangkan penguatan negative adalah peningkatan tingkah laku dalam
menghindarkan kemudaratan.

4. Aliran Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-
pandangan psikologis dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang
kedokteran.Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah Sigmun Freud.Freud lahir
tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Freud berusaha meredksi psikologi menjadi
kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf.
Teori dasar dari sigmun adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah
sadar (unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada saat-saat
tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, perasaan yang anda miliki. Hal
yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-sadar, yaitu apa yang disebut saat ini
dengan “kenangan yang sudah tersedia” (available memory), yaitu segala sesuatu yang
dengan mudah data dipanggil kea lam sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda
ingat waktu berpikir, tapi dapat dengan mudah diapanggil lagi. Menurut Freud keduanya
adalah bagian terkecil dari fikiran.
Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah sadar (unsconscious mind).Bagian ini
mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa kealam sadar, termasuk segala sesuatu
yang memang asalnya dari alam bawah sadar seperti nafsu dan insting. Freud berpendapat
bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita,
apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, atau motif-motif yang
mendorong seniman atau ilmuwan berkarya.
Konsep lain dari freud adalah struktur kepribadian. Struktur kepribadian dibagi menjadi tiga
yaitu :Id, Ego, Superego, masing-masing merupakan tahapan-tahapan kepribadian dan
masing-masing juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Id merupakan Struktur
kepribadian yang paling mendasar, hanya berdasarkan dorongan nafsu atau kenikmatan
belaka.Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle) yang
memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang dapat diterima masyarakat atau sebagai
kepribadian yang mengontrol kesadaran. Superego merupakan Kesdaran tertinggi manusia,
terbentuk melalui proses identifikasi dalam nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip
moral.
Tokoh lain dari psikoanalisis adalah Alfred Adler (1870-1937). Ia merupakan seorang dokter
mata lulusan Universitas Wina (1895), kemudian ia menekuni bidang psikiatri dan menjadi
psikiater. Teori-teorinya adalah sebagai berikut :
1. Teori tentang inferioritas universa. Setiap manusia akan melakukan upaya
menyesuaikan diri dengan kelemahan yang dimilikinya melalui berbagai bentuk perilaku
konvensional sebagai cara mengatasi kelemahannya.
2. Teori tentang striving for superiority, yaitu motivasi bawaan yang menggerakkan
manusia untuk bertahan hiduo dan mengembangkan diri.
Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961).Ia adalah seorang psikiater yang keluar
dari sekolah psikoanalisis Freud. Ia mengklasifikasi karakteristik kepribadian menjadi 2 yaitu
introvert dan ekstravert. Kepribadian introvert merujuk pada sebuah kecenderungan untuk
mengutamakan dunia dalam pada diri seseorang. Aspek-aspekyang lebih jelas dari introversi
adalah malu, tidak suka pada fungsi-fungsi sosial, dan menyukai privasi. Sedangkan
kepribadian ekstravert merujuk pada kecenderungan untuk melihat dunia luar, khususnya
orang lain demi kesenangan diri. Orang dengan karakteristik ekstravert biasanya mudah
bersahabat dan menikmati aktivitas sosial, dan merasa tidak nyaman ketika sendirian.
5. Aliran Humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third
force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Prinsip utama:
1. Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan
usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku
(behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus
berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu
mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
2. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah
hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
3. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan
keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang,
berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan
eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
4. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan
kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement.
Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui kreativitasnya,
manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
5. Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling.
Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh- tokoh aliran humanistic, yaitu:
1. Carl Rogers (1902 – 1988)
Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan
nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari
teologi, ia masuk Teacher’s College di Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi
mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.
Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori
humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang
dikenal sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu,
teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan
pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan terapis-klien diwarnai kehangatan,
saling percaya, dan klien diberikan diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat
mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab atas keputusannya. Tugas terapis adalah
membantu klien mengenali masalahnya, dirisnya sendiri sehingga akhrinya dapat
menemukan solusi bagi dirinya sendiri.
Sebagaimana ahli humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian
pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan
diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia.
Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan
menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
2. Abraham Maslow (1908-1970)
Maslow dikenal dengan teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan bahwa perkembangan
psikologis manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu physiological needs, safety
needs, love & belonging needs, esteen needs, dan selfactualization.

6. Aliran Gestalt
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman. dalam bahasa inggris berarti form, shape,
configuration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan,
esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini dikembangkan di sekolah Berlin oleh
tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K. Koffka, dan W. Kohler. Aliran ini memandang
yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode kerjanya adalah mengannalisis
unsur-unsur kejiwaan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak munfkin dianalisis kedalam
elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keselurujan atau totalitas.
Keseluruhan adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya.keseluruhan itu
lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh
makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan sebaliknya
arti unsure-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer menjelaskan
bahwa apa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan efek dari keseluruhan peristiwa,
yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian itu. Seseorang yang sedang melihat untaian
lampu yang mengalir, sekalipun hanya melihat satu lampu yang bersinar pada satu waktu,
sebab keseluruhan peristiwa mengandung hubungan-hubungan diantara masing-masing
lampu yang kita alami juga.
Dalam hal persepsi, salah satu prinsip gesltalt adalah hokum pragnanz. Pragnanz dalam
bahasa jerman juga memiliki arti yang sama dalam bahasa inggris pregnant yang berarti
hamil. Hokum ini berkata bahwa kita pada dasarnya digiring untuk mengalami segala hal
yang sebagus mungkin dalam pengertian gestalt. “bagus” bisa berarti banyak disini, seperti
keteraturan, ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan seterusnya, yang kemudian merujuk pada
prinsip-prinsip gestalt yang spesifik.
Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang mengorganisasi yang
memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen kejiwaan
merupakan sesuatu yang sekunder.. lebih lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut
gestalt merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga
batiniah dalam psikis manusia.
Metode-Metode Dalam Psikologi
Metode tertua yang digunakan dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat
perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya
metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-
pengalaman (Empiris). Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian besar
yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional.
1. Metode Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk
mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan
demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan
penelitisn ini adalah secara vertikal.
2. Metode Cross-sectional
merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama
didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat
disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan
penelitian Horisontal.
Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan
psikologi sebagai berikut:
3. Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi <spectare> =melihat).
Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam
dirinya sendiri.

4. Metode Introspeksi eksperimental


Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan
jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada
metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi
eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.

5. Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan
dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif
dalam penelitian itu.
6. Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan
saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang
menjadi subjek dari penelitian tersebut

7. Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
sevara lisan.
8. Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup.
Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain
mengenai orang yang bersangkutan.

9. Metode Analisis Karya


Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.

10. Metode Klinis


Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang
yang jiwanya terganggu (abnormal)

11. Metode Testing


Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau
tugas lain yang telah distandarisasikan.

. Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau
data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian
Menurutnya, fenomena adalah subyek dan kondisi adalah proses fisiologis di otak; psikologi
adalah natural science. Menurutnya, ada tiga metode utama dalam psikologi, yaitu:
a) Introspection. Merupakan metode penting dan utama dalam psikologi. Introspeksi yang
dimaksud sangat berbeda dengan introspeksi dalam aliran strukturalisme. Bagi James,
introspeksi adalah kecenderungan alamiah manusia, kemampuan untuk menyadari apa yang
telah terjadi.
b) Experimentation. James mengakui metode ini sebagai metode penting namun tidak
pernah melakukannya sendiri. Ia menganggap metode ini perlu dieksplorasi lebih lanjut.
c) Comparative method. Metode tambahan yang dapat digunakan untuk psikologi anak-
anak, binatang, orang primitif, dan penderita gangguan mental.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa, psikologi sebagai suatu disiplin ilmu
dari tahun ketahun semakin menampakkan kapasitasnya, terutama konstribusinya dalam
perkembangan ilmu psikologi.
Aliran-aliran psikologi dalam menyikapi kejiwaan seseorang cenderung berbeda, seperti
aliran strukturalisme yang beranggapan bahwa psikologi merupakan pengalaman manusia
yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya. Sedangkan aliran
fungsionalisme menekankan kegiatan (proses) mental sebagai pokok persoalan yang
sebenarnya bagi psikologi, sebagai lawan dari psikologi struktural yang menekankan masalah
kesadaran. Lain lagi dengan aliran Gestalt yang menyatakan bahwa, persepsi manusia terjadi
secara menyeluruh bukan sepotong-sepotong atau parsial.

Kritik saran
Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah karena manusia tidak sempurna. Karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini banyak
terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna kami selaku penulis meminta kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah lain ke depannya. Atas saran perbaikan
makalah ini yang di berikan pembaca, maka penulis mengucapkan terima kasih

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.


King, L.A. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika,
2010.
Sarwono, S.W. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang, 2002.
Sobur, A., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2009

Anda mungkin juga menyukai