Anda di halaman 1dari 60

PRIMA PRESTASI MATEMATIKA

081392150609
Rajin Belajar_ Lebih Pasti Berprestasi

NAMA : ……………………………………….
YOGYAKARTA
2013
ASAL SEKOLAH : ……………………………………….

@ KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI


1 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
RUMUS-RUMUS MATEMATIKA TIAP INDIKATOR

INDIKATOR:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
tam bah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan ( bulat
atau pecahan)
2. Operasi menggunakan lambang
3. Menyelesaikan soal cerita yang dikaitkan dengan bilangan
(bulat atau pecahan)
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan.

OPERASI BILANGAN

Perpangkatan, Perkalian (×), Pembagian (:), Penjumlahan (+), Pengurangan ( - ),


Penarikan akar (√…),

Hirarki pengoprasian bilangan


Langkah pertama : kerjakan terlebih dahulu operasi bilangan yang ada dalam
tanda kurung
Langkah kedua : kerjakan perpangkatan atau penarikan akar
Langkah ketiga : kerjakan perkalian atau pembagian
(jika ada bersama maka lakukan sesuai dengan urutan
penulisan)
Langkah keempat : kerjakan penjumlahan atau pengurangan
(jika ada bersama maka lakukan sesuai dengan urutan
penulisan)

Contoh:
Tentukan hasil dari 8 + (– 12 ): 4×3,
Jawab: 8 + {( – 12 ): 4} × 3 = 8 + (– 3×3) = 8 – 9 = – 1

P erubahan tanda pada operasi bilangan bulat atau pecahan


Operasi perkalian dan pembagian mengenal perubahan tanda
 Bilangan bertanda sama jika dioperasikan dengan perkalian atau pembagian
menghasilkan bilangan bernilai positif (+)
 Bilangan berbeda tanda jika dioperasikan dengan perkalian atau pembagian
menghasilkan bilangan bertanda negatif ( - )
Operasi penjumlahan atau pengurangan tidak mengenal perubahan tanda

2 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Hal-hal yang perlu diingat

1. – a – b = (– a) + (– b) contoh – 5 – 2 = (– 5) + (– 2) = – 7
2. – (– a) = a contoh – (– 3) = 3

Operasi m enggunakan lam bang

Contoh:
Operasi “ * ” artinya kalikan bilangan pertama dengan - 3 dan hasilnya dikurangi
dengan bilangan kedua. Tentukan (1) 5*4 (2) (6*10)*(- 1)
Jawab : 1) 5*4 = (5×(-3)) – 4 = - 15 – 4 = - 19
2) (6*10)*(-1) = (6×(-3) – 10) * ( -1)
= -28 * (-1)
= (-28× (-3)) – (- 1)
= 84+1
= 85
Contoh:
Suhu di puncak Jaya Wijaya 23oC. Pada saat turun salju, suhunya turun 3oC setiap 5
menit. Suhu di tempat itu setelah turun salju selama 1 jam adalah ….
60
Jawab: Suhu turun × 3oC = 36oC. Jadi suhu sekarang 23oC -36oC = -13oC
5

P ersergi ajaib:
Persegi ajaib adalah persegi yang memuat suatu bilangan sedemikian sehingga jumlah
bilangan pada kotak pada arah vertikal, horisotal dan diagonal adalah sama. Jumlah
bilangan itu adalah jumlah semua bilangan dibagi �𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
Contoh:
Jumlah bilangan pada kotak pada arah vertikal, horisontal dan diagonal adalah 15.
Jumlah bilangan ditentukan dengan cara jumlah semua bilangan dibagi banyak kotak.
Dari contoh tersebut bilangan 15 didapat dari (1+2+3+4+…+9) : 3 = 45:3 = 15

Bilangan pecahan:
Bilangan pecahan terdiri dari:
2
1. Bilangan pecahan biasa, contohnya:
3
2
2. Bilangan pecahan campuran, contohnya: 2
3
3. Bilangan pecahan desimal, contohnya: 0,25
4. Bilangan pecahan bentuk persen, contohnya 25%
Untuk mengurutkan pecahan maka ubahlah pecahan-pecahan tersebut ke bentuk
pecahan desimal
3
Contoh : Urutkan dari kecil ke besar bilangan pecahan 0,37; ; 45%
5

3 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


3
Jawab = =0,60 dan 45% = 0,45
5
3
Jadi urutan dari kecil ke besar adalah 0,37; 45%;
5
Contoh:
1 2
Pak Ujang memiliki sebidang tanah, bagian dibuat kolam, dipasang keramik dan
4 5
2
sisanya ditanami rumput. Jika yang ditanam rumput 140 m . Tentukan luas
kolamnya!
Jawab:
1 2 20−5−8 7 7
Sisanya = (1 - - ) bagian = = sehinnga ×seluruh = 140
4 5 20 20 20
20
maka seluruhnya adalah 140 × = 400 m2
7

M enentukan bilangan pecahan antara dua bilangan yang ditentukan:


3 3
Contohnya : Tentukan lima bilangan pecahan antara dengan
5 4
Jawab:
12 15
samakan penyebut dari pecahan-pecahan tersebut menjadi dengan jadi ada
20 20
13 14
dua bilangan pecahan yaitu dan
20 20
Untuk menemukan bilangan pecahan yang lebih banyak maka penyebutnya kita
lipatkan dua, tiga, empat dan seterusnya. Pecahan-pecahan tersebut penyebutnya
24 30
kita lipatkan dua menjadi dan .
40 40
25 26 27 28 29
Jadi bilangan pecahan di atara keduanya adalah ; ; ; ;
40 40 40 40 40

OPER AS BILANGAN PECAHAN


𝑎𝑎 𝑐𝑐 𝑎𝑎𝑎𝑎
1. Operasi perkalian × = 𝑏𝑏 𝑑𝑑 𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑎𝑎 𝑐𝑐 𝑎𝑎 𝑑𝑑 𝑎𝑎𝑎𝑎
2. Operasi pembagian
𝑏𝑏
: 𝑑𝑑
= 𝑏𝑏
× 𝑐𝑐
= 𝑏𝑏𝑏𝑏
3. Operasi penjumlahan dan pengurangan diharuskan untuk m enyam akan
penyebut dengan m enentukan K P K penyebut tersebut
𝑎𝑎 𝑐𝑐 𝑎𝑎+𝑐𝑐 𝑎𝑎 𝑐𝑐 𝑎𝑎−𝑐𝑐
+ = dan - =
𝑏𝑏 𝑏𝑏 𝑏𝑏 𝑏𝑏 𝑏𝑏 𝑏𝑏
4. Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa dilakukan sebagai berikut
𝑐𝑐 𝑎𝑎𝑎𝑎 +𝑐𝑐
a𝑑𝑑 = 𝑑𝑑
5. Cara menyederhanakan pecahan dalam perbandingan
𝑎𝑎 𝑐𝑐
𝑏𝑏
= 𝑑𝑑 yang bisa disederhanakan
(1) a dan b (2) c dan d (3) a dan c (4) b dan d

4 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


PERBANDINGAN
𝑎𝑎 𝑐𝑐
1. Perbandingan = maka dapat dilakukan perkalian silang a×d = b×c
𝑏𝑏 𝑑𝑑
2. Jika suatu keadaan A+B = N dan perbandingan A dan B = a:b maka
𝑎𝑎 𝑏𝑏
Nilai A = × N dan nilai B= ×N
𝑎𝑎+𝑏𝑏 𝑎𝑎+𝑏𝑏
3. Jika suatu keadaan A – B= P dan perbandingan A dan B = a:b maka
𝑎𝑎 𝑏𝑏
Nilai A = × P dan nilai B= ×P
𝑎𝑎−𝑏𝑏 𝑎𝑎−𝑏𝑏
4. Perbandingan senilai adalah dua keadaan yang saling berpengaruh. Jika keadaan
pertama bertambah banyak maka keadaan kedua bertambah dan sebaliknya
Contoh:
Semakin banyak buku yang dibeli maka semakin banyak uang yang harus
dibayarkan.
Dalam perbandingan SENI LAI berlaku P ERK ALI AN SI LANG
Keadaan I Keadaan II
A C A×D=B×C
B D
5. Perbandingan berbalik nilai adalah dua keadaan yang saling berpengaruh. Jika
keadaan pertama bertambah banyak maka keadaan kedua berkurang
Contoh:
Semakin banyak tenaga kerja maka waktu penyelesaian suatu pekerjaan semakin
sedikit
Dalam perbandingan B ERB ALI K NI LAI berlaku P ER K ALI AN SEJAJAR
Keadaan I Keadaan II
A C A × C= B × D
B D
Contoh soal:
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 50 hari oleh 14 orang pekerja.
Karena suatu hal, setelah 10 hari pekerjaan terhenti selama 12 hari. Agar pekerjaan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya, maka diperlukan tambahan pekerja
sebanyak ....
a. 6 orang c. 20 orang
b. 10 orang d. 34 orang
Jawab:
Jumlah Pekerja Waktu keterangan
14 orang 50 hari -
14 orang 40 hari telah berjalan 10 hari sisa waktu 40 hari
n orang 28 hari karena terhenti 12 hari
Jadi 28 n = 14×40 maka n = 560: 28 = 20 orang
Tambahan pekerja = 20 – 14 = 6 orang. Jawaban (a)

5 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


SKALA PADA PETA

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya


Jika skala suatu peta adalah 1 : n maka
(1) Jarak sesungguh = Jarak pada peta × n
(2) Jarak pada peta = Jarak sesungguhnya : n
Catatan 1 Km = 100.000 m
Contoh:
Jarak kota A dan B pada peta 8 cm, sedangkan jarak kota A dan C 10 cm. Tentukan jarak
sebenarnya jarak AB dab AC, jika skala peta 1: 5.000.000.
Jawab: Selisih dua kota tersebut 2 cm, maka selisih sebenarnya 2 × 5.000.000 =
10.000.000 cm
= 100 km

INDIKATOR:
5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
bilangan berpangkat atau bentuk akar.
6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbankan
atau k operasi dalam aritm etika sosial sederhana .
7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan
bilangan dan deret.

BI LANGAN B ERP ANGK AT

Rumus operasi bilangan berpangkat


1. an = a1 ×a2 ×…xan
2. am×an = am+n
3. am : bn = am-n
4. (am)n = amn

B ilangan berpangkat pecahan dan bentuk akar


No Rumus Contoh
1. a0= 1 dengan a≠ 0 20 = 1; (0,5)0= 1
1 1
2. a-1 = 3-1 =
𝑎𝑎 3
1 1 1 1
3. a -n
= dan = an 5 -2
= dan = 72
𝑎𝑎 𝑛𝑛 𝑎𝑎 −𝑛𝑛 52 7 −2
1/2
4. √𝑎𝑎= a 91/2 = √9 = 3
𝑚𝑚 2
5. 𝑛𝑛
√𝑎𝑎𝑚𝑚 = 𝑎𝑎 𝑛𝑛
3
√52 = 53

6 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Contoh: Ubahlah kebentuk pangkat
3 5
1) √16 2) √82
4
3 3
jawab 1) √16 = √24 = 23
2 2 6
5
2) √82 = 85 = (23 )5 = 25

Contoh: Ubahlah kebentuk akar


2 3
1) 163 2) 25−2
2
3
Jawab: 1) 163 = √162
3 1 1
2) 25−2 = 3 =2
25 2 √25 3

𝑎𝑎 𝑎𝑎
Rum us P rak tis : = √𝑏𝑏
𝑏𝑏
√𝑏𝑏
2 2
Contoh : = √3
√3 3

Contoh:
2 1 2 1
1. 83 × 92 = (23 )3 × (32 )2 = 22 × 31 = 4×3 = 12
2 1 1 2 1
2. 83 + 92 - ( 2 )−2 = (23 )3 + (32 )2 - (2−2 )−2
2
= 22 + 31 -24 = 4+3 -16= - 9
1 1 2 2 2
3. 8-2 + 8-2 = + = 2 == 3 2 = 6 = 21-6 = 2-5
82 82 8 (2 ) 2

Mengubah bentuk akar ke bentuk akar campuran


Faktorkan menjadi bentuk perkalian kuadrat sempurna dan bilangan irasional

Contoh:
(1) √50 = √25 × 2 = 5√2 (3) √27 = √9 × 3 = 3√3
(2) √8 = √4 × 2 = 2√2 (4) √96 = √49 × 2 = 7√2

Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar hanya dapat dioperasikan jika


bentuk akarnya sama:
Contoh:
2√3 + 4 √3 = 6√3
8√2 - 3 √2 = 5√2
2√5 + 4 √3 tidak dapat dikerjakan karena bentuk akar berbeda

7 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


8√3 - 3 √2 tidak dapat dikerjakan karena bentuk akar berbeda

Contoh:
Nilai dari 6√3 + √12 - 2√27 = 6√3 + √4 × 3 - 2√9 × 3=6√3 + 2√3 – 2.3√3
=6√3 + 2√3 – 6√3 = 2√3

Perkalian dan bentuk akar


1) √a × √b = √a × b
2) a√𝑏𝑏 × c√𝑑𝑑 = ac √𝑏𝑏𝑏𝑏
3) √a : √b = √a: b
𝑎𝑎 𝑏𝑏
4) a√𝑏𝑏 : c√𝑑𝑑 = �
𝑐𝑐 𝑑𝑑

Contoh:
Hasil dari 4√2 × √27 = 4√2 ×3√3 = 12√6
8 6
Hasil dari 8√6 : 2√3 =( )� = 4√2
2 3

Merasionalkan penyebut:
𝑎𝑎 𝑎𝑎 1 1 10 10
1. = √𝑏𝑏 Contoh: 3 = √3 Contoh = √5 = 2√5
√𝑏𝑏 𝑏𝑏 3 √ √5 5
𝑎𝑎
2. caranya dikalikan sekawan penyebut
𝑏𝑏−√𝑐𝑐
𝑎𝑎 𝑏𝑏+√𝑐𝑐 𝑎𝑎(𝑏𝑏+√𝑐𝑐) 𝑎𝑎 (𝑏𝑏+√𝑐𝑐)
× = 2 =
𝑏𝑏−√𝑐𝑐 𝑏𝑏+√𝑐𝑐 𝑏𝑏 2 − √𝑐𝑐 𝑏𝑏 2 − 𝑐𝑐
𝑎𝑎
3. caranya dikalikan sekawan penyebut
√𝑏𝑏+√𝑐𝑐
𝑎𝑎 √𝑏𝑏−√𝑐𝑐 𝑎𝑎(√𝑏𝑏−√𝑐𝑐)
× =
√𝑏𝑏+√𝑐𝑐 √𝑏𝑏−√𝑐𝑐 𝑏𝑏 − 𝑐𝑐

Catatan : √𝑎𝑎 + √𝑏𝑏 bentuk sekawannya adalah √𝑎𝑎 - √𝑏𝑏 dan sebaliknya
8
Contoh: Rasionalkan bentuk
√5−√3
8 √5+√3 8(√5+�3) 8(√5+�3)
jawab × = =
√5−√3 √5+√3 5−3 2
= 4(√5 + √3)

8 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


ARITMATIKA SOSIAL (PERBANKAN)

Rum us Bunga tunggal

Tabungan:
𝑛𝑛
 Bunga = × p% × Tabungan awal
12
n = lama menabung dalam satuan bulan; p%=persentase bunga per tahun
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 ℎ
 Persentase bunga =
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
 Jumlah tabungan = Bunga + tabungan awal
Pinjaman:
𝑛𝑛
 Bunga = × p% × pinjaman awal
12

n = lama pinjaman dalam satuan bulan ; p%=persentase bunga pinjaman per


tahun
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
 Persentase bunga =
𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎

 Jumlah pinjaman = Bunga + pinjaman awal


𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
 Besar angsuran =
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
100
 Pinjaman awal = 𝑛𝑛 × 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖
(100+ ×𝑝𝑝)
12

100
 Simpanan awal = 𝑛𝑛 × 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
(100+ ×𝑝𝑝)
12

n = lama pinjaman atau lama menabung


p = persentase bunga

Contoh:
Budi meminjam uang Rp600.000, disebuah bank dengan bunga pinjaman 12% pertahun
dan akan dilunasi selama 10 bulan. Berapa besar angsuran pinjaman perbulan yang
dibayarkan Budi pada bank tersebut?
Jawab:
𝑛𝑛 10
Besarnya Bunga = × p% × pinjaman awal = × 12% × 600.000,00 = Rp60.000,00
12 12
600 .000 +60.000 660 .000
Jadi angsuran perbulan adalah = = = 66.000
10 10

Contoh:

9 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Bima menyimpan uang di Bank sebesar Rp400.000,00. Setelah 1,5 tahun uang Bima
menjadi Rp520.000,00. Berapa persentase bunga bank tersebut per tahun?
Jawab:
𝑛𝑛
Bunga = × p% × Tabungan awal
12
18p
120.000 = ×
× Rp400.000
12
100
18 3
120 = × p× 4 ⇔ 120 = × p× 4 ⇔ 120 = 6p maka p = 20
12 2
Jadi persentase bunga 20%

ARITMATIKA SOSIAL (JUAL BELI)

SATUAN DALAM JUAL BELI


• 1 lusin = 12 buah; 1 kodi = 20 buah; 1 gross = 144 buah; 1 rem = 500 lembar
• 1 kg = 10 ons; 1 kwintal = 100 kg; 1 ton = 1000 kg

UNTUNG DAN RUGI


• Jual beli dikatakan untung jika harga penjualan > harga pembelian
• Jual beli dikatakan rugi jika harga penjualan < harga pembelian
• Untung = harga penjualan –harga pembelian
• Rugi = harga pembelian – harga penjualan

PERSENTASE UNTUNG DAN RUGI


𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈
• Persentase untung = × 100%
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅
• Persentase rugi = × 100%
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

HARGA PENJUALAN
• Jika pedagang untung p%
Harga penjualan = harga pembelian + untung
100 +𝑝𝑝
= × harga pembelian
100
• Jika pedagang rugi p%
Harga penjualan = harga pembelian - rugi
100 −𝑝𝑝
= × harga pembelian
100
HARGA PEMBELIAN
• Jika pedagang untung p%
100
Harga pembelian = × harga penjualan
100 +𝑝𝑝
• Jika pedagang rugi p%
100
Harga pembelian = × harga penjualan
100 −𝑝𝑝

10 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Contoh:
Pak Hamid menjual sepeda motor seharga Rp10.800.000,00 dengan kerugian 10%.
Berapakah Harga pembelian motor Pak Hamid?

Jawab:
100 100
Harga Pembelian dalam keadaan rugi = × Rp10.800.000 = × Rp10.800.000
100 −10 90
=Rp12.000.000,00

POLA BILANGAN, BARISAN DAN DERET

A. P ola bilangan adalah aturan suatu barisan bilangan


Contoh:
1. 1, 4, 7, 10, 13, …. aturannya bilangan berikutnya selalu bertambah 3 dari bilangan
sebelumnya
2. 1, 2, 4, 8, 16, …. Aturannya bilangan berikutnya selalu dikalikan 2 dari bilangan
sebelumnya.
TI P AND TRI K S
Untuk menemuka Pola bilangan (kemungkinannya ditambah, dikurangi, dikali, dibagi,
ditambah dengan barisan bilangan tertentu, dll)
Contoh:
Tentukan dua suku berikutnya dari barisan 1, 2, 4, 7, 11, …., …..
Jawab:
1, 2, 4, 7, 11, 16, 22 (Barisan ini bertambah dengan barisan bilangan asli)

+1 +2 +3 +4 +5 +6

Jadi dua suku berikutnya adalah 16, 22

B. P engertian suku pada barisan bilangan


Perhatikan barisan bilangan berikut : 2, 6, 10, 14, 18, ….
2 adalah suku ke- 1 = U1 = a; 6 adalah suku ke- 2 = U2; dan seterusnya.

C. Beberapa contoh gam bar pola bilangan.


1. Pola bilangan persegi panjang

2 6 12 20 dst
1×2 2×3 3×4 4×5
Barisan bilangan persegi panjang adalah: 2, 6, 12, 20, ....
Berpola 1 × 2, 2 × 3, 3 × 4, 4 × 5,....Rumus suku ke n adalah Un= n×(n+1)
11 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
2. Pola bilangan persegi

1 4 9 16
12 22 32 42 dst
Barisan bilangan persegi adalah: 1, 4, 9, 16,...
Berpola 12, 22, 32, 42, ....Rumus suku ke n pola bilangan persegi adalah Un= n2

3. Pola bilangan segitiga

1 3 6 10 dst
1 (1× 2) 1 (2 × 3) 1 (3 × 4 ) 1 ( 4 × 5)
2 2 2 2
Barisan bilangan segitiga adalah: 1, 3, 6, 10, ....
Rumus suku ke n pola bilangan segitiga adalah Un= 1 n × (n + 1)
2
Contoh:

Tentukan banyak batang korek api pada pola ke 20!


Jawab:
Gambar 1 banyak batang korek api 3 = 2(1) + 1
Gambar 2 banyak batang korek api 5 = 2(2) + 1
Gambar 3 banyak batang korek api 7 = 2(3) + 1
Gambar 4 banyak batang korek api 9 = 2(4) + 1
……………………………………………………………………
Gambar n banyak batang korek api = 2n+1 jadi banyak batang korek api pada pola ke 20
adalah = 2(20) + 1 = 41

D. BARI SAN BI LANGAN


Barisan bilangan ialah mengurutkan bilangan dengan aturan tertentu sehingga diperoleh
barisan dari suku pertama (U1) , ke dua (U2) , hingga suku ke-n (Un).

Bentuk umum barisan bilangan: U1, U2, U3, U4, …,Un.


Contoh:
1. Barisan bilangan ganjil
1, 3, 5, 7,......

12 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Aturannya : suku pertama adalah 1 dan suku berikutnya diperoleh dari bilangan
sebelumnya ditambah dengan dua

2. Berapakah dua suku berikutnya dari barisan berikut:


2, 5, 10, 17, 26, …..
Jawab: 2, 5, 10, 17, 26, 37, 40
+3 +5 +7 +9 +11 + 13

E. BARI SAN ARI TM ATI K A ATAU BARI SAN HI TUNG


Ciri-cirinya : Setiap penambahan suku bilangan memiliki beda (b) yang sama.
Beda = b = U2 - U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = Un – Un-1.

Barisan bilangan aritmatika :


U1, U2, U3, U4, …, Un atau a, (a+b), (a+2b), …, [a + (n-1)b]

Un = a + (n – 1)b

Contoh barisan Aritmatika


a. 3, 8, 13, 18, …. memiliki beda= 5, a=3
sehingga rumus suku ke-n nya adalah Un= 3+ (n-1)5
Un=5n -2

b. Diketahui suatu barisan aritmatika U5=18, dan U10=38. Nilai U20 adalah …
Jawab:
U5= 18 maka a+4b= 18 *)
U10=38 maka a+9b= 38 -
-5b = -20 maka b= 4
*) a + 4(4) = 18 maka a = 18 – 16 = 2
U20 = a + 19b = 2 + 19(4) = 2 + 76=78

 RUMUS PRAKTIS untuk menentukan rumus Un = nb +(a – b)

Contoh: 3, 7, 11, 15, …. Tentukan rumus suku ke n dan tentukan U10


Jawab:
3, 7, 11, 15, ….maka a= 3 dan b= 4 maka Un= 4n + (3-4) = 4n-1
Jadi U10 = 4(10) -1= 39

13 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


 RUMUS PRAKTIS untuk menentukan beda jika dua suku barisan aritmatika
𝐵𝐵−𝐷𝐷
diketahui. Misalnya Ua= B dan Uc=D maka beda =
𝑎𝑎−𝑐𝑐

Contoh:
Diketahui suatu barisan aritmatika dengan U5=28 dan U2=10.
Tentukan:
(i) beda
(ii) U1 atau suku pertama
(iii) Suku ke -8
Jawab:
28−10
(i) Beda = b= =6
5−2
(ii) U2 = 10 maka Un= a+ (n-1)b ⇔ a+ (2-1)6=10 ⇔ a+1(6)=10 ⇔
a=10 – 6 ⇔ a= 4
(iii) Un= a+ (n-1)b
U8= 4+ (8 -1)6
U8= 4+ 42
U8= 46

 RUMUS PRAKTIS untuk menemukan Suku ke n barisan aritmatika jika dua suku
lainnya diketahui, perhatikan contoh berikut:

Dengan rumus Praktis sebagai berikut:


Diketahui U5 = 28, U2 = 10 tentukan U8

5-2= 3 8-5= 3
Suku 2 5 8
x6 x6
Nilai 10 28 ? = 28+18 = 46

28-10 =18 18

F. Deret Aritm atika


Deret aritmatika adalah jumlah suku-suku suatu barisan aritmatika= Sn

1 1
Sn = n {2a +(n-1)b} atau Sn= n {a +Un }
2 2
𝑈𝑈𝑛𝑛 −𝑎𝑎
n= +1
𝑏𝑏
n= banyak suku; a=U1= suku awal; b= beda
Contoh:
Tentukan jumlah bilangan kelipatan 3 dan 4 antara 100 dan 300.

14 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Jawab: Bilangan habis dibagi 3 dan 4 berarti kelipatan 12
a= 108 (bilangan setelah 100 habis dibagi 12) dan Un= 288 (bilangan sebelum 300
288 −108 1
habis dibagi 12) dan n = + 1 =15+1 =16 sehingga Sn= x16 {108 +288 }=
12 2
8x396=3.168

G. Barisan Geom etri atau B arisan Ukur

Barisan U1, U2, U3, U4,… Un merupakan barisan geometri jika memiliki rasio tetap, yaitu
𝑈𝑈2 𝑈𝑈 𝑈𝑈 𝑈𝑈
= 3 = 4 = 5 =….= r= rasio
𝑈𝑈1 𝑈𝑈2 𝑈𝑈3 𝑈𝑈4

𝑈𝑈𝑛𝑛
Rumus rasio = r=
𝑈𝑈𝑛𝑛 −1

Rumus suku ke-n (Un)


U1, U2, U3, U4 ,… Un
a , ar, ar2, ar3, …. arn-1
Jadi rumus suku ke-n barisan geometri adalah Un= arn-1

H. Deret Geom etri


Deret geometri adalah jumlah suku-suku suatu barisan geometri = Sn

𝑎𝑎(1−𝑟𝑟 𝑛𝑛 ) 𝑎𝑎(𝑟𝑟 𝑛𝑛 −1)


Maka rumus jumlah suku sampai suku ke n adalah Sn = atau Sn =
1−𝑟𝑟 𝑟𝑟−1

Barisan Geometri
Suku ke-n = Un= arn-1 dimana a= suku awal atau suku pertama
𝑈𝑈
r= rasio = r= 𝑛𝑛
𝑈𝑈𝑛𝑛 −1
Jumlah deret Geometri:
𝑎𝑎(1−𝑟𝑟 𝑛𝑛 )
Sn = “Gunakan rumus ini jika harga -1<r<1”
1−𝑟𝑟
𝑎𝑎(𝑟𝑟 𝑛𝑛 −1)
Sn =
𝑟𝑟 −1

 Rumus Praktis untuk menentukan rasio jika dua suku barisan geometri
𝑎𝑎 −𝑐𝑐 𝐵𝐵
diketahui. Misalnya Ua= B dan Uc=D maka r = �
𝐷𝐷
“Gunakan untuk harga a>c”

I. Barisan tingkat dua


Rumus umum Un= an2 + bn+ c

15 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Contoh:

a+b+c = 2, 6, 12, 20, 30,

+4 +6 +8 +10
3a +b=

+2 +2 +2
2a=

Sehingga 2a = 2 maka a=1


3a+b= 4 maka 3(1)+b=4 ⇒b=1
a+b+c=2 maka 1+1+c=2 ⇒c=0
Rumus suku ke-n dari barisan 2,6,12,20,30, … adalah Un = 1n2+1n+0 = n2+n

INDIKATOR:
8. Menyelesaikan Bentuk Aljabar
9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan
linier atau pertidaksamaan linier satu variabel.
10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan himpunan
11. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi

BENTUK ALJABAR

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SUKU-SUKU SEJENIS


Suku-suku sejenis adalah suku aljabar yang memiliki variabel dengan pangkat yang sama
Suku aljabar dapat dijumlah atau dikurangi jika suku-sukunya sejenis
Contoh:
1. Jumlahkanlah 2a + 3 dan 3(4 – 3a)
2. Kuringilah 2p + 3q dengan 4p – 5q
3. Kurangkanlah 3x – 5 dari 7x – 1
Jawab
1. 2a + 3 + 3(4 – 3a) = 2a +3 + 12 – 9a = 2a – 9a +3+12 = - 7a + 15
2. 2p+3q – (4p – 5q) = 2p + 3q - 4p + 5q = 2p – 4p +3q + 5q = - 2p +8q
3. 7x – 1 – (3x – 5) = 7x – 1 – 3x + 5 = 7x – 3x – 1+ 5 = 4x +4
16 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
PERKALIAN
1. a ( b + c) = ab + ac
2. (a + b) (c+d) = ac + ad + bc + bd
3. (a + b) (a – b) = a2 – b2
4. (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
5. (a – b)2 = a2 – 2ab + b2
Contoh:
1. 2(x -3)= 2x – 6

2. (2x – 3)(4x+5) = (2x)(4x) +(2x)(5) – (3)(4x) – (3)(5)

= 8x2+10x – 12x - 15
= 8x2 – 2x – 15
3. (3x +5)(3x – 5) = 9x2 – 25
4. (4x + 3y)2 = (4x)2 – 2(4x)(3y) +(3y)2
= 16x2 - 24xy + 9y2
1 1 1
5. (2x -
2𝑥𝑥
)2 = (2x)2 – 2(2x)(
2𝑥𝑥
)+ (2𝑥𝑥 )2
1
= 4x2 - 2 +
4𝑥𝑥 2

PEMFAKTORAN
Pemfaktoran adalah operasi kebalikan dari perkalian
1. ab+ac= a(b+c)
2. a2 – b2= (a+b)(a-b)
3. ax2+bx+c = (px+q)(rx+s) dengan a=pr; b=ps+qr, c=qs
Contoh :
Faktorkanlah 6x2 – x – 15
Jawab:
(𝑎𝑎𝑎𝑎 +𝑝𝑝)(𝑎𝑎𝑎𝑎 +𝑞𝑞)
Rumus ax2+bx+c = dengan p+q = b dan pq = ac
𝑎𝑎
2
6x – x – 15 dicari dua bilangan bila dijumlah = -1
dan bila dikali = 6×(-15)= - 90
Bilangan tersebut adalah – 10 dan 9 sehingga

(6𝑥𝑥 −10)(6𝑥𝑥+9) 2(3𝑥𝑥−5)3(2𝑥𝑥+3) 6(3𝑥𝑥−5)(2𝑥𝑥+3)


6x2 – x – 15 =
6
= 6
= 6
=(3x- 5)(2x+3)
Contoh:
Tentukan faktor persekutuan antara 6x2 – x – 15 dan 9x2 – 25
Jawab: Faktor persekutuan adalah faktor yang sama dari kedua bentuk aljabar tersebut
6x2 – x – 15=(3x-5)(2x+3) dan 9x2 – 25 = (3x+5)(3x-5)
jadi faktor persekutuannya adalah (3x-5)

17 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


PECAHAN ALJABAR

Untuk operasi penjumlahan atau pengurangan harus disamakan penyebutnya


Contoh:
2 3 2(2𝑥𝑥−1)−3(3𝑥𝑥−2) 4𝑥𝑥−2−9𝑥𝑥+6 −5𝑥𝑥+4
1. − = (3𝑥𝑥−2)(2𝑥𝑥−1)
= (3𝑥𝑥−2)(2𝑥𝑥−1)
= (3𝑥𝑥−2)(2𝑥𝑥−1)
3𝑥𝑥−2 2𝑥𝑥−1

Menyederhanakan pecahan aljabar dengan memfaktorkan

2𝑥𝑥 2 −13𝑥𝑥+15
Contoh: Bentuk sederhana dari adalah ….
𝑥𝑥 2 −25
2𝑥𝑥−3 2𝑥𝑥+3 2𝑥𝑥−3 2𝑥𝑥+3
A. B. C. D.
𝑥𝑥−5 𝑥𝑥−5 𝑥𝑥 +5 𝑥𝑥 +5

Cara Praktis untuk menentukan jawaban adalah mengganti nilai x dengan 0 atau 1.
Jawaban yang benar adalah antara soal dan pilihan harus sama hasilnya
2𝑥𝑥 2 −13𝑥𝑥+15 15 3
Jika dengan x= 0 maka hasilnya adalah = −
𝑥𝑥 2 −25 −25 5
2𝑥𝑥−3 −3 3
Jawaban A. jika x diganti 0 adalah = TIDAK COCOK berarti A SALAH
𝑥𝑥−5 −5 5
2𝑥𝑥+3 3 3
Jawaban B. jika x diganti 0 adalah = − COCOK berarti B MUNGKIN BENAR
𝑥𝑥−5 −5 5
2𝑥𝑥−3 −3 3
Jawaban C. jika x diganti 0 adalah = − COCOK berarti C MUNGKIN BENAR
𝑥𝑥+5 5 5
2𝑥𝑥+3 3
Jawaban D. jika x diganti 0 adalah TIDAK COCOK berarti D SALAH
𝑥𝑥+5 5

KITA KOREKSI B DAN C dengan mengganti nilai x dengan 1


2𝑥𝑥 2 −13𝑥𝑥+15 2−13+15 4 1
Jika dengan x= 1 maka hasilnya adalah = = −
𝑥𝑥 2 −25 1−25 −24 6
2𝑥𝑥+3 2+3 5
Jawaban B. jika x diganti 1 adalah = − TIDAK COCOK berarti B SALAH
𝑥𝑥−5 −4 4
2𝑥𝑥−3 2−3 1
Jawaban C. jika x diganti 1 adalah = − COCOK berarti C BENAR
𝑥𝑥+5 1+5 6

CATATAN
UNTUK MENGEFISIENKAN WAKTU GANTILAH X=1 lebih dahulu

18 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR
𝑐𝑐−𝑏𝑏
1. ax +b = c ⇔ ax = c – b ⇔x=
𝑎𝑎
𝑏𝑏
2. ax<b ⇔ x < kedua ruas dibagi a bilangan positif maka tanda tidak dibalik
𝑎𝑎
𝑏𝑏
3. ax<b ⇔ x > kedua ruas dibagi a bilangan negatif maka tanda dibalik
𝑎𝑎

CATATAN:
Jika persamaan atau pertidaksamaan memuat pecahan maka kalikan semua suku
dengan KPK penyebut
Contoh 1:
1 4 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari (x-5) – 1 < x +
2 3 2

Jawab:
1 4 3
(x-5) – 1 < x +
2 3 2
1 5 4 3
⇔ 𝑥𝑥 - -1< x+ (Kedua ruas dikalikan denga KPK 2 dan 3 yaitu 6)
2 2 3 2

⇔ 3x – 15 – 6 < 8x + 9
⇔ 3x – 21 < 8x + 9
⇔ 3x – 8x < 21 + 9
⇔ – 5 x < 30 ( Kedua dibagi – 5 sehingga tanda HARUS DIBALIK)
⇔ x>–6
Contoh 2:
Diketahui x adalah penyelesaian dari 3(x+3) + 5 = 2(x+1) – 3. Tentukan nilai dari
2x+1
Jawab:
3(x+3) + 5 = 2(x+1) – 3 ⇔ 3x+9+5 = 2x+2 – 3 ⇔ 3x+14 = 2x – 1
⇔ 3x- 2x = – 1 – 14 maka x= -15 jadi nilai 2x+ 1 = 2(-15) +1 = - 29

19 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


HI M P UNAN

Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang didefinisikan dengan jelas
Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,….}
Himpunan bilangan cacah = {0,1,2,3,4….}
Himpunan bilangan bulat = { … – 3, – 2, – 1,0,1,2,3,…}
Himpunan bilangan prima = {2,3,5,7,11,13,….}
Himpunan bilangan genap = {0,2,4,6,8, ….}
Himpunan bilangan ganjil = {1,3,5,7,9,….}
Himpunan bilangan faktor 12 = { 1,2,3,4,6,12}

IRISAN DUA HIMPUNAN


A∩B adalah suatu himpunan yang beranggotakan himpunan A dan B
Contoh: A= { 1,2,3,4,5} dan B={ 3 ,5, 7, 9} maka A∩B= {3,5}

GABUNGAN DUA HIMPUNAN


A∪B adalah himpunan yang beranggotakan himpunan A atau B
Contoh: A= { 1,2,3,4,5} dan B={ 3 ,5, 7, 9} maka A∪B= {1,2,3,4,5,7,9}

SELISIH DUA HIMPUNAN


A – B adalah himpunan yang beranggotakan hipunan A tetapi bukan anggota B
Contoh: A= { 1,2,3,4,5} dan B={ 3 ,5, 7, 9} maka A–B= {1,2,4}
DIAGRAM VENN
Perhatikan diagram Venn di samping
Tentukan:
1) Himpunan S
2) Himpunan A
3) Himpunan B
4) A ∩ B
5) A ∪ B
6) A – B
7) B – A
Jawaban :
1) S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
2) A = {2, 4, 5}
3) B = {1, 3, 4, 6, 7}
4) A ∩B = {4,6}
5) A ∪B = {1, 2, 3, 4, 6, 7}
6) A – B = {2}
7) B – A = {1,3,7}

20 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


HIMPUNAN BAGIAN SUATU HIMPUNAN
Jika A memiliki banyak anggota n maka himpunan bagian dari A adalah 2n
Contoh:
Himpunan A adalah himpunan huruf penyusun kata “matematika”, tentukan banyak
himpunan bagian dari A!
Jawab: A = {m,a,t,e,i,k} maka banyak anggota A adalah 6. Jadi banyak himpunan
bagian dari A adalah 26 = 64
RUMUS BANYAK ANGGOTA DUA HIMPUNAN
n(A∪B) = n(A)+n(B) – n(A∩B)
n(A∪B∪C) = n(A) + n(B)+ n(C) – n(A∩B) – n(A∩C) – n(B∩C) +n(A∩B∩C)
n(S) = n (A∪B) + n (A∪B)c

Contoh soal:
Dari sekelompok siswa, 15 anak diantaranya gemar bermain voli, 24 anak gemar
bermain basket, 8 anak gemar bermain kedua-duanya, dan 4 anak tidak gemar voli
maupun basket. Banyak anak dalam kelompok itu adalah ….
Jaw ab:
Himpunan pemaian voli = V maka n(V) = 15
Himpunan pemaian basket = B maka n(B) = 24, dan n(V∩B) = 8
n(V∪B) = n(V)+n(B) – n(V∩B) = 15+24 – 8 = 31
Karena ada 4 orang tidak menjadi anggota V dan B maka banyak dalam kelompok
tersebut ada 31+4 = 35 orang

RELASI DAN FUNGSI

RELASI
Dom ain : Himpunan daerah asal, K odom ian : Himpunan daerah kawan dan Range adalah
himpunan daerah hasil ( himpunan bagian dari Kodomain yang memiliki pasangan)
Contoh Relasi:
A B Domain A={2,3,4,5}
Kodomain B= {1,2,3,4}
2 1 Range = {2,3,4}
3 2
K eterangan:
4 3 “diagram disamping adalah relasi tetapi
4 bukan fungsi
5

21 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


FUNGSI adalah suatu relasi dengan setiap anggota domain dipasangkan tepat satu
dengan anggota kodomaim.

Notasi fungsi f : x → y=f(x), x anggota domain dan y adalah anggota kodomain


Rum us fungsi adalah aturan untuk menentukan pasangan dari anggota kodomain ke
anggota domain.
f: x → ax +b maka rumus fungsi f(x) = ax+b

Contoh:
1. Jika f(x) = 5x – 1 maka f(-2) = 5(-2) – 1 = - 11
2. Jika f(x) = ax + b dan f(2) = 1, f(–1) = – 5 tentukan f(1)
Jawab:
F(2) = 1 artinya 2a + b = 1*)
F(–1)= – 5 artinya –1a + b = –5 –
3a = 6 maka a= 6/3=2
*) 2a +b =1 maka 2(2) +b = 1 sehingga b=1 – 4 = –3
Jadi rumus fungsi f(x) = ax+b = 2x – 3 sehingga f(1) = 2(1) – 3 = –1
Contoh:
Jika f(x) = 5x – 3 tentukan
1. f(2x+4)
2. f(2x+4) – f(x)
Jawab:
1. f(2x+4) = 5(2x+4) – 3 = 10x +20 – 3 = 10x + 17
2. f(2x+4) – f(x) = (10x + 17) – (5x – 3) = 10x +17 – 5x+ 3 = 5x +20

Contoh: Diketahui f(x) = 3x -1; f(a)= 5 dan f(-1) = b. Tentukan nilai a+b.
Jawab:
f(a) = 5 artinya 3a-1= 5 ⇔ 3a =6 maka a=2
f(-1) = b artinya 3(-1) – 1 = b ⇔ - 3 -1 = b maka b= - 4
Jadi nilai a+ b = 2+(-4) = - 2

BANYAK P EM ETAAN YANG M UNGK I N DAP AT DI BUAT


Jika A memiliki anggota sebanyak x dan himpunan B memiliki banyak anggota sebanyak y
maka:
1. Banyak pemetaan dari A ke B yang mungkin dapat dibuat adalah yx
2. Banyak pemetaan dari B ke A yang mungkin dapat dibuat adalah xy
Contoh:
A = { 2,3} dan B = {4,5,6} maka banyak anggota A adalah 2 dan banyak anggota B adalah
3
Banyak pemetaan yang mungkin dapat dibuat dari A ke B adalah 32 =9. Dan banyak
pemetaan yang mungkin dapat dibuat dari B ke A adalah 23 = 8
22 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
FUNGSI DALAM DI AGRAM

Untuk menentukan fungsi sebagai berikut:


• Jika diagram Cartesius maka setiap garis vertikal hanya memuat satu titik.
• Jika diagram panah maka setiap anggota himpunan domain/ depan habis
terpasangkan dan tidak boleh anggota domain bercabang ke kanan
• Jika himpunan pasangan berurutan (x,y) maka nilai x tidak boleh diulang untuk
pasangan yang lain

INDIKATOR:
12. Menentukan gradien, persam aan garis, atau grafiknya .
13. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persam aan linier dua variabel.
14. Menyelesaikan masalah m enggunakan teorem a
P ythagoras .
15. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar.

M enentukan Gradien, persam aan garis atau grafiknya

A. GRADI EN:
1. Gradien adalah nilai kemiringan suatu garis
 Garis dikatakan bergradien positif apabila garis tersebut miring ke kanan (dari kiri
ke kanan naik) perhatikan gambar 1
 Garis dikatakan bergradien negatif apabila garis tersebut miring ke kiri(dari kiri ke
kanan turun) perhatikan gambar 2
 Garis horisontal memiliki gradien 0 (nol). Perhatikan gambar 3
 Garis tidak memiliki nilai gradien ( tidak didefinisikan ) jika garis vertikal. Perhatikan
gambar 4

23 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Gb_1 Gb_2 Gb_3 Gb_4
Gradien (+) Gradien (- ) Gradien 0 Gradien tidak terdefinisi

2. Nilai gradien B D
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 ∆𝑦𝑦
Gradien = m =
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
= ∆𝑥𝑥
(nilai positif atau negatif tergantung kemiringan
garis tersebut)
Contoh: A
Tentukankan gradien ruas garis AB, CD, H
EF, GH pada gambar di samping! C
E F
Jawab:
D G

∆y=5
∆y=3

A
C
∆x=2
∆y 3
∆x=2
Gradien AB = + =+ (positif karena AB miring ke kanan)
∆x 2
∆y 5
Gradien CD = – =– (negatif karena CD miring ke kiri)
∆x 2
Gradien EF = 0 (karena EF horisontal)
Gradien GH tidak didefinisikan karena EF vertikal y
3. Nilai gradien grafik persam aan garis K
Perhatikan gambar di samping!
Tentukan gradien garis K dan gradien garis L 3
L
Jawab:
3 2
Gradien garis K = – (negatif karena garis K
4
miring ke kiri) 1 x
O
1 2 3 4 5
–1

24 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609–2


2
Gradien garis L = (positif karena garis L
3
miring kekanan)

4. Nilai gradien garis melalui dua titik A(x1, y1) dan B (x2,y2)
𝑦𝑦2 −𝑦𝑦1
Gradien AB = mAB =
𝑥𝑥 2 −𝑥𝑥 1

Contoh:
Tentukan gradien garis yang melalui titik (2, –3) dan (4,1)!
Jawab:
(2, –3) maka x1= 2 dan y1= –3
(4,1) maka x2= 4 dan y2= 1
𝑦𝑦 2 −𝑦𝑦 1 1−(−3) 4
m= = = =2
𝑥𝑥 2 −𝑥𝑥 1 4−2 2
5. Nilai gradien persam aan garis

𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑥𝑥
Nilai gradien persamaan garis adalah m =
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑦𝑦

Dengan syarat letak variabel x dan y dipisahkan tanda ”=” dalam persamaan

Contoh:
Tentukan gradien garis
2
1) 2x = 5y –5 Jawab m=
5
−7
2) 3y–4=–7x Jawab m=
3
3) y=2x+3 Jawab m = 2
2
4) 2x + 3y–8 =0 maka 3y= -2x+8 sehingga m=–
3
3
5) 3x –5y+1 =0 maka 3x = 5y – 1 sehingga m =
5

B. P ERSAM AAN GARI S


1. Persamaan garis bergradien m dan melalui sebuah titik (x1,y1)

y– y1= m (x –x1)
2
Contoh:Tentukan persamaan garis bergradien melalui titik (4,-5)!
3
Jawab:
2 2 8
y – y1= m (x–x1) maka y – (–5) = (x –4) sehingga y +5= x–
3 3 3

Kedua ruas dikalikan 3

25 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


3y +15 = 2x – 8
3y–2x +15+8=0
3y – 2x +23 =0

2. Persamaan garis melalui dua titik (x1,y1) dan (x2, y2)


𝑦𝑦 −𝑦𝑦 1 𝑥𝑥−𝑥𝑥 1
𝑦𝑦 2 −𝑦𝑦1
= 𝑥𝑥
2 −𝑥𝑥 1

Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (3,–2) dan (1,4)
Jawab:
(3, –2) maka x1= 3 dan y1= –2
(1, 4) maka x2= 1 dan y2= 4
𝑦𝑦 −(−2) 𝑥𝑥−3 𝑦𝑦 +2 𝑥𝑥−3
= maka = sehingga
4−(−2) 1−3 6 −2

–2y –4 = 6x –18
–2y–6x =–18+4
–2y–6x =–14 (kedua ruas dibagi –2)
y +3x = 7 atau y+3x–7=0

3. Persamaan garis yang diketahui grafiknya


1) Persamaan garis melalui O(0,0) dan titik A(a,b) seperti grafik berikut!

y Rumus Praktis
b
A(a,b) y= x
a

O x

2) Persamaan garis melalui O(0,a) dan titik A(b,0) seperti grafik berikut!
y
a Rumus Praktis
x
ax + by= ab
O b

Contoh: y
2
26 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609 x
O 3
Tentukan persamaan garis G pada
gambar di samping!

Jawab:
2x + 3y = 2×3
2x + 3y = 6 atau
2x + 3y – 6=0

C. K EDUDUK AN DUA GARI S

1. Dua garis G dan L SALING SEJAJAR apabila gradien garis G = gradien garis L
Misal garis G memiliki persamaan y=m1x + c dan garis L memiliki persamaan
y=m2x+ k maka m1 = m2

Contoh:
Garis G memiliki persamaan y=2x + 5 dan
garis L memiliki persamaan 2y–4x+1=0
Kedua garis tersebut bergradien sama yaitu m = 2

2. Dua garis G dan L SALING TEGAK LURUS apabila gradien garis G dikalikan
gradien garis L samadengan –1

Contoh:
Garis G memiliki persamaan y=m1x + c dan garis L memiliki persamaan y=m2x+ k
maka m1 × m2 = –1

“DENGAN KATA LAIN NILAI M1 DAN M2 SALING BERKEBALIKAN DAN BERBEDA


TANDA”

2 5
Misal garis G memiliki gradien dan garis L memiliki gradien – maka kedua garis G
5 2
dan L saling tegak lurus.

3. Menentukan persamaan garis melalui (a,b) dan sejajar dengan sebuah garis
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (2,–3) yang sejajar dengan garis 4x–
5y+3=0!
Jawab:
4 4
Gradien 4x –5y +3 =0 adalah m1 = agar sejajar maka m2 =
5 5
Titik (2,–3) berarti a=2 dan b=–3
y–b = m2(x–a)
27 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
4
y–(–3)= (x –2)
5

5y+15 =4x –8
5y–4x +15+8=0
5y–4x+23=0 atau kedua ruas dikalikan –1 sehingga persamaannya 4x–5y–23=0
atau konstanta dipindah ke ruas kanan sehingga persamaannya 4x–5y=23

RUMUS PRAKTIS

PERSAMAAN GARIS MELALUI (a,b) SEJAJAR DENGAN Ax+ By +C = 0 ADALAH


Ax+ By= Aa+Bb

Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (2,–3) yang sejajar dengan garis
4x–5y+3=0!
Jawab:
4x – 5y = 4(2) –5(–3)
4x – 5y = 8 +15
4x – 5y = 23

4. Menentukan persamaan garis melaui (a,b) dan tegak lurus dengan sebuah garis lain
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (–2,3) tegak lurus dengan garis
4x–5y+7=0!
Jawab:
4 5
4x–5y+7=0 memiliki gradien m1 = . Agar tegak lurus m2 = –
5 4
“Ingat agar kedua garis saling tegak lurus maka m1 dan m2 nilainya saling
berkebalikan dan berbeda tanda”
y–b =m2(x–a)
5
y–3 = – (x–(–2))
4
5
y–3 = – (x+2)
4

4y–12=–5x–10
5x+4y–12+10=0
5x+4y–2=0
RUM US P RAK TI S
PERSAMAAN GARIS MELALUI (a,b) TEGAK LURUS
DENGAN Ax+By+C = 0 adalah Bx- Ay= Ba-Ab
28 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (–2,3) tegak lurus dengan garis 4x–5y+7=0!
Jawab:
–5x –4y= –5(–2) – 4(3)
–5x–4y =10–12
–5x–4y=–2 jika kedua ruas dikalikan dengan –1 maka persamaannya
5x+4y=2 atau 5x+4y– 2=0

D. MENGGAMBAR GRAFIK PERSAMAAN GARIS


Contoh:
Gambarlah grafik dengan persamaan 2x–3y +6=0
Jawab:
1) Tentukan titik potong dengan sumbu x syaratnya y=0
⇒ 2x –3(0)+6=0 maka 2x= –6 sehingga x=–3
Jadi titik potong dengan sumbu x di (–3,0)
2) Tentukan titik potong dengan sumbu y syaratnya x=0
⇒ 2(0) –3y+6=0 maka –3y=–6 sehingga y=2
Jadi titik potong dengan sumbu y di (0,2) y

RUMUS PRAKTIS
2
Jika diketahui persamaan garis Ax+By=C maka
𝐶𝐶
Titik potong dengan sumbu X adalah ( , 0) –3 O
𝐴𝐴
𝐶𝐶 x
Titik potong dengan sumbu Y adalah ( 0, )
𝐵𝐵

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)


ax + by =c
px + qy = r
Diselesaikan dengan cara eliminasi kemudian subtitusi
Contoh:
Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
4𝑥𝑥 − 5𝑦𝑦 = 9

2𝑥𝑥 + 𝑦𝑦 = 1
adalah {(a,b)}. Tentukan nilai dari 2a +b.
Jawab:
4𝑥𝑥 − 5𝑦𝑦 = 9 × 1 4𝑥𝑥 − 5𝑦𝑦 = 9
� �
2𝑥𝑥 + 𝑦𝑦 = 1 × 2 4𝑥𝑥 + 2𝑦𝑦 = 2
29 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609

7
−7𝑦𝑦 = 7 maka y = = –1
−7
dari persamaan 2x + y = 1 maka 2x + (–1) = 1
2x = 2 maka x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(1,–1)} ini berarti a=1 dan b= –1
Jadi 2a + b = 2 (1) +(–1) = 1

TEOREMA PYTHAGORAS

Berlaku:
(1) c2 = a2 + b2 atau
(2) a2 =c2 – b2 atau a c
(3) b2 = c2 – a2

TRIPEL PYTHAGORAS YANG PENTING


(1) 3, 4, 5 (4) 8, 15, 17 b
(2) 5, 12, 13 (5) 9, 40, 41
(3) 7, 24, 25 (6) 20, 21, 29
Masing-masing tripel boleh dilipatkan misal: 3,4,5 menjadi 6,8,10 atau 9,12, 15

PERBANDINGAN PANJANG SISI PADA SEGITIGA SIKU-SIKU DENGAN SUDUT ISTIMEWA

JENIS –JENIS SEGITGA

Diketahui suatu segitiga memiliki panjang sisi a, b, c dan c sisi terpanjang.


Jika (1) c2 = a2 + b2 maka jenisnya segitiga siku-siku
(2) c2 < a2 + b2 maka jenisnya segitiga lancip
(3) c2 > a2 + b2 maka jenisnya segitiga tumpul

30 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Tripel pythagoras adalah tiga bilangan yang merupakan ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku.
Contoh 3,4,5 atau 5, 12, 13

Jenis-Jenis segitiga menurut sudutnya:


1. Segitiga lancip apabila ketiga sudut dalam segitiga tersebut masing-masing
sudutnya kurang dari 90o
2. Segitiga siku-siku apabila salah satu sudutnya dalam segitiga tersebut besarnya
90o
3. Segitiga tumpul apabila salah satu sudut dalam segitiga tersebut besarnya lebih
dari 90o
Syarat melukis segitiga
Jika a, b, c dan c sisi terpanjang maka agar dapat dilukis c< a+b
Contoh
6,7,9 maka 9 < 6+7 sehingga 6,7,9 dapat dilukis
3,5,9 maka 9 tidak kurang dari (3+5) sehingga 3,5,9 TIDAK dapat dilukis

LUAS BANGUN DATAR

NO NAMA BENTUK BANGUN LUAS KETERANGAN


BANGUN
1 Persegi S= panjang sisi
s =s×s
s
2 Persegi = P×L P= panjang
panjang L L= Lebar
P
3 Segitiga
1
= × a× t a= panjang alas
2
t t= tinggi
t t
a a a
4 Belah AC= diagonal_1
ketupat D =
1
× AC× BD BD= diagonal_2
2
AO=OC
A O C DO=OB
AB=BC=CD=DA
B
31 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
NO NAMA BENTUK BANGUN LUAS KETERANGAN
BANGUN
5 Layang- AC= diagonal_1
layang D =
1
× AC× BD BD= diagonal_2
2
DO=OB
O C
A

6 Jajar
D
genjang C = AB × DE AB = panjang
alas
DE= tinggi

A B
E

7 Trapesium
D C
1
(AB+CD)×DE AB dan CD
2
adalah sisi
sejajar
DE= tinggi

A E B
8 Lingkaran
= π×r2 π=
22
7
r r = panjang jari-
O A jari

32 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


INDIKATOR:

16. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling


bangun datar
17. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kesebangunan atau k ongruensi
18. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan dua
garis: besar sudut (penyiku atau pelurus)
19. Menyelesaikan masalah yang dikaitkan dengan sudut yang
dibentuk oleh perpotongan sebuah garis pada dua garis yang
sejajar (SEHADAP, DALAM BERSEBERANGAN, DALAM
SEPIHAK, LUAR BERSEBERANGAN, LUAR SEPIHAK)

A. KELILING BANGUN DATAR


Keliling bangun datar adalah jumlah panjang sisi bangun datar
p
Contoh:
Keliling persegi panjang= 2(p+l)
l

Keliling persegi= 4×s s

B. Kesebangunan s
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian sama dan
sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
Contoh:
Segitiga ABC dengan AB= 3 cm, BC= 4 cm dan AC = 6 cm maka akan sebangun
dengan segitiga PQR dengan PQ= 9 cm, QR= 12 cm dan PR= 18 cm. Perbandingan
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐴𝐴𝐴𝐴 1
sisi-sisi yang bersesuaian adalah = = =
𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑄𝑄𝑄𝑄 𝑃𝑃𝑃𝑃 3
 Model Berskala
Perbandingan ukuran –ukuran pada model dan sesungguhnya yang sesuai memiliki
perbandingan sama.
Contoh :
Tinggi rumah pada foto Tinggi jendela pada foto
=
Tinggi rumah sebenarnya Tinggi jendela sebenarnya

33 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


 Dua buah bangun dikatakan sebangun bila dipenuhi syarat:
(1) Semua sudut yang bersesuaian sama besar
(2) Sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama

C Q

R
A B
P
Segitiga ABC Segitiga PQR Keterangan PERBANDINGAN
∠A ∠Q Sama besar
∠B ∠R Sama besar 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝐴𝐴
= =
∠C ∠P Sama besar 𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑄𝑄𝑄𝑄 𝑄𝑄𝑄𝑄

 Jika dua buah persegi panjang ABCD dan KLMN sebangun maka berlaku:
N M
D C

K L
A B
Panjang CD Lebar BC Panjang CD Panjang MN
= ATAU =
Panjang MN Lebar LM Lebar BC Lebar LM
Kesebangunan pada trapesium
b q

a c r
p

d
s
Jika kedua trapesium itu sebangun maka berlaku rumus:
𝑎𝑎 𝑏𝑏 𝑐𝑐 𝑑𝑑
= = =
𝑝𝑝 𝑞𝑞 𝑟𝑟 𝑠𝑠

34 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


 Kesebangunan pada segitiga yang memiliki garis-garis sejajar
Berlaku perbandingan sebagai berikut:
a c c
(1) = a
b d
a c e e
(2) = =
a+b c +d f
b d
 Perbandingan dua segitiga yang memiliki sudut berimpit f
Berlaku rumus :
q
p rt
= =
r +s p +q u
p u
t
 Rumus praktis
r
s
az + bx x
y= a
a+b
b y

z p
r

 Kesebangunan pada segitiga siku-siku::


t q
2
(1) t = p × q
(2) r2 = p(p+q)
(3) s2 = q(p+q) s

 Kesebangunan pada segitiga yang memuat sisi sejajar dan memiliki sudut bertolak
belakang C D
Pasangan sisi mempunyai
E
DE CE CD
perbandingan sama yaitu: = =
AE BE AB
A B

35 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


 RUMUS PRAKTIS
Diketahui trapesium dan titik P dan Q adalah titik tengah AC dan BD
D C
𝐴𝐴𝐴𝐴−𝐶𝐶𝐶𝐶
PQ =
2 P Q

 RUMUS PRAKTIS
A B

t 𝑡𝑡×𝑗𝑗
j Panjang p =
p 𝑡𝑡+𝑗𝑗

 Sisi- sisi yang bersesuaian pada kesebangunan segitiga siku-siku

Ada 3 pasang segitiga yang sebangun


D
1. Segitiga ABC dan segitiga ACD
Pasangan sisi yang sesuai adalah:
AB dan AD karena terletak di depan sudut siku-siku
BC dan AC karena terletak di depan sudut
AC dan CD karena terletak di depan sudut
C
2. Segitiga ABC dan segitiga ABD
Pasangan sisi yang sesuai adalah:
AB dan BD karena terletak di depan sudut siku-siku
BC dan AB karena terletak di depan sudut B
A
AC dan AD karena terletak di depan sudut

3. SegitigaACD dan segitiga ABC


Pasangan sisi yang sesuai adalah
AD dan BD karena terletak di depan sudut siku-siku
AC dan AB karena terletak di depan sudut
CD dan AD karena terletak di depan sudut

36 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


C. KONGGRUEN

Dua buah bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Sudut yang sama terletak di depan sisi yang sama atau sisi yang
sama terletak di depan sudut yang sama.

D. SEGITIGA-SEGITIGA KONGRUEN
1. KONGRUEN PADA SEGITIGA
Dua buah bangun dikatakan sebangun apabila bentuk dan ukurannya sama

 Dua segitiga dikatakan kongruen jika


memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Panjang sisi-sisi kedua segitiga
tersebut memiliki ukuran yang
sama (sisi, sisi, sisi)

b. Dua sisi pada segitiga pertama


sama dengan dua sisi pada
segitiga kedua, dan kedua sudut
apitnya sama (sisi, sudut, sisi)

c. Jika dua segitiga satu sudutnya


yang bersesuaian sama besar dan
dua sisi yang bersesuaian,yaitu
satu sisi tempat terletaknya sudut
tersebut dan sisi yang lain terletak
di depan sudut tersebut adalah
sama panjang (sudut, sisi, sisi)

d. Dua sudut dalam segitiga pertama


sama dengan dua sudut dalam
segitiga kedua. Sisi yang menjadi
salah satu kaki sudut-sudut itu
sama ( sudut, sisi, sudut)

e. Jika dua segitiga satu sisinya yang


bersesuaian sama panjang dan dua
sudut yang bersesuaian, yaitu satu
sudut terletak di sisi tersebut dan
sudut yang lain terletak di depan

37 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


sisi tersebut adalah sama besar
(sisi, sudut, sudut).

Catatan:
Dalam dua segitiga yang kongruen sisi-sisi yang sama panjang terletak di depan
sudut yang sama besar, dan sudut-sudut yang sama besar terletak di depan sisi-sisi
yang sama panjang.

E. SUDUT BERPENYIKU DAN BERPELURUS


Dua sudut x dan y dikatakan saling berpenyiku jika xo + yo= 90o
Dua sudut x dan y dikatakan saling berpelurus jika xo + yo= 180o

yo
xo yo xo

x dan y saling berpenyiku x dan y saling berpelurus


x+y =90o x +y = 180o
atau y = 90o - xo y= 180o - xo

F. SUDUT YANG DI BENTUK OLEH SEBUAH GAR I S YANG M EM OTONG DUA GARI S
SEJAJAR

1. Perhatikan gambar di
samping!
Sudut –sudut yang bertanda
sama memiliki ukuran sudut
yang sama

2. Nama-nama sudut
Pasangan sudut sehadap antara lain
sudut A1=B1; sudut A2=B2
Pasangan sudut dalam berseberangan
antara lain sudut A3=B1

38 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Pasangan sudut luar berseberangan
antara lain sudut A4 = B2
Pasangan sudut dalam sepihak antara lain sudut A3 dan B1
Pasangan sudut luar sepihak antara lain sudut A4 dan B3

3. Perhatikan gambar di
samping!
bo = a o + c o

4. Perhatikan gambar di
samping!

xo + yo + zo = 360o

G. SUDUT-SUDUT PADA SEGITIGA


Perhatikan gambar di samping!
ao + bo + co = 180o
xo + yo + zo = 360o
xo = ao + co
yo = ao + bo
zo = bo + co

INDIKATOR:

20. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan unsur-


unsur/ bagian-bagian lingkaran atau hubungan dua
lingkaran
21. Menentukan unsur-unsur pada bangun ruang
22. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan k erangka
atau jaring-jaring bangun ruang.

39 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


A. Unsur-unsur/ bagian-bagian lingkaran atau hubungan dua lingkaran
Unsur-unsur lingkaran:
C
1. Jari-jari = OA D
B
2. Diameter AE
O
3. Juring BOC
E A
4. FG = panjang tali busur
5. Busur FGH
6. Daerah diarsir FGH adalah tembereng F I
D G H
 Rumus-rumus
Luas lingkaran = πr2 O
Keliling lingkaran = 2πr
E
∠EOD
Panjang busur ED = o × keliling lingkaran
360
∠EOD F
Luas juring EOD = × Luas lingkaran H
360 o G
Luas tembereng FGH = Luas juring FOH – Luas ∆OFH A

 Hubungan sudut pusat, panjang busur dan Luas juring B


O
∠𝑨𝑨𝑨𝑨𝑨𝑨 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃 𝑨𝑨𝑨𝑨 𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳 𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝑨𝑨𝑨𝑨𝑨𝑨
∠𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪
= 𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑𝒑 𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃𝒃 𝑪𝑪𝑪𝑪
= 𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳𝑳 𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋𝒋 𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪𝑪
D
C
B. HUB UNGAN SUDUT P USAT DAN SUDUT K ELI LI N G B

Sudut BOC adalah sudut pusat lingkaran


Sudut BAC adalah sudut keliling lingkaran
O
Besar sudut pusat = 2× sudut keliling
Sudut BOC = 2 × sudut BAC A C

B
Contoh:
Perhatikan gambar Diketahui sudut AOB 100o.
Tentukan sudut BCD
Jawab: C
sudut pusat BOC = 180o – 100o=80o A O
o
Jadi sudut keliling BCD = ½ x80 =40o C
B
D
Sudut-sudut keliling yang m enghadap busur O
sam a m em iliki ukuran sudut yang sam a D
A
40 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
E
Besar sudut E = Besar sudut A = Besar sudut B
Karena sudut-sudut tersebut menghadap busur CD C
B

Besar sudut k eliling yang m enghadap


O D
diam eter adalah sudut siku-siku A
o
Besar sudut B dan C adalah 90 atau siku-siku

C. Unsur – unsur pada bangun ruang

 Unsur-unsur pada bangun ruang sisi lengkung

1. Kerucut T
OT = tinggi
AB = diameter
OB = jari-jari
TB = garis pelukis
Memiliki 1 rusuk berbentuk lingkaran AB
Alas berbentuk lingkaran O
Selimut kerucut berbentuk juring lingkaran A B
Memiliki dua sisi yaitu alas dan selimut

2. Tabung
Memiliki dua rusuk berbentuk lingkaran
Memiliki tiga sisi: alas, selimut dan tutup

tinggi
3. Bola
Memiliki 1 sisi
Tidak memiliki sudut
Tidak memiliki rusuk diameter
4. Bangun ruang sisi datar
Bangun ruang Unsur-unsur
1. Dibatasi 6 persegi yang kongruen
2. Ada 8 titik sudut
3. Ada 12 rusuk sama panjang ( panjang kerangka)
4. Ada 12 diagonal sisi/ diagonal bidang
5. Ada 4 diagonal ruang
6. Ada 6 bidang diagonal
7. Bidang diagonal berbentuk persegipajang
Kubus
41 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
Bangun ruang Unsur-unsur
1. Diabatasi oleh tiga pasang kongruen
2. Ada 8 titik sudut
3. Ada 12 rusuk. Panjang kerangka balok
T =4P+4L+4T
L 4. Ada 12 diagonal sisi/ diagonal bidang
P 5. Ada 4 diagonal ruang
6. Ada 6 bidang diagonal
Balok 7. Bidang diagonal berbentuk persegipanjang
Pada prisma segi-n
G 1. Banyak sisi = n+2
E 2. Titik sudut = 2n
F 3. Banyak rusuk = 3n
4. Diagonal sisi = n(n-1)
C 5. Bidang diagonal = n(n-3)
6. Panjang kerangka = jumlah rusuk

A B
PRISMA
T Pada limas segi_n
1. Banyak sisi = n+1
2. Banyak titik sudut = n+1
3. Banyak rusuk = 2n
4. Sisi tegak segitiga TAB, TBC, TCD, TAD
5. Rusuk tegak TA, TB, TC, TD
D C 6. Tinggi sisi tegak TE
O E 7. OT = tinggi limas
A B

T
5. Kerangka bangun datar
Kerangka bangun datar adalah jumlah panjang rusuk

Contoh:
Kerangka kubus = 4× s
Kerangka balok = 4(p+l+t) D C
O E
A B
Kerangka limas = Jumlah rusuk alas + Jumlah rusuk tegak
= AB+BC+CD+DA+TA+TB+TC+TD
42 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
6. Jaring-jaring k ubus ada 11 buah

7. Jaring-jaring balok ada banyak


Contoh:

INDIKATOR:
23. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volum e
bangun ruang.
24. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
perm ukaan bangun ruang.

A. Volum e dan luas bangun ruang sisi datar


1) K UBUS

 Misal panjang rusuk kubus = AB= s


 Panjang diagonal sisi/ diagonal bidang BG = d= s √2
H G
 Panjang diagonal ruang HB = k= s √3
 Luas kubus = 6×s2 ATAU F
E
d 2 d2
 Luas kubus = 6× � � = 6× = 3d2 ATAU k
√2 2 d
k 2 k2
 Luas kubus = 6× � � = 6× = 2k2 D
√3 3 C
 Volume kubus = s × s × s
A B
43 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
 Panjang seluruh rusuk kubus = 12 × s
 Luas BIDANG DIAGONAL kubus BDHF = s2√2

2) BALOK
H G
 Luas permukaan balok = 2× (pl +pt + lt)
E F
 Volum balok = p×l×t
t
 Panjang kerangka balok = 4×( p+ l+ t )
 Panjang diagonal balok HB = �𝑝𝑝2 + 𝑙𝑙 2 + 𝑡𝑡 2 D C
A l
p B
3) P RI SM A:
Nam a prism a disesuaikan dengan bentuk alasnya
F
H G
D E
E F
D
C C

A B A B
P rism a trapesium P rim sa segitiga P rism a segienam
 Volume prisma = Luas alas × tinggi
 Catatan:
1
 Luas segitiga sama sisi dengan panjang sisi ”s” = s 2 √3
4
3 2
 Luas segienam beraturan dengan panjang sisi ”s” = s √3
2
 Luas selimut prisma = keliling alas × tinggi
 Luas prisma = Luas selimut prisma + 2 × luas alas

4) LI M AS
Nam a prism a disesuaikan dengan bentuk alasnya.

Limas persegi T Limas persegi


panjang
 OT = tinggi limas
 ET = tinggi sisi tegak limas T
 TA= TB=TC=TD= rusuk tegak
 Segitiga TAB, TBC, TCD, D C D
TAD adalah sisi tegak limas
1 O E
 Volum limas = Luas alas × tinggi A
3 B
A O C
44 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609 E
B
 Luas selimut limas = jumlah luas sisi tegak
 Luas limas = Luas selimut limas + Luas alas

5) TABUNG

πr2

t
Luas selimut= 2πrt t

tinggi
r
2πr
d
2
 Tabung memiliki 3 sisi (alas, tutup dan selimut) πr
 Tabung memiliki 2 rusuk berbentuk lingkaran
 Selimut tabung berbentuk persegi panjang
 Luas selimut tabung = 2πrt = πdt
 Luas alas = luas tutup= luas lingkaran = πr2
 Luas tabung tanpa tutup = luas alas +luas selimut = πr2 + 2πrt
 Luas permukaan tabung = luas alas + luas tutup+ luas selimut
= 2πr2 + 2πrt = 2πr (r+t)
 Volum tabung = Luas alas × tinggi = πr2 t

6) BOLA

Unsur–unsur bola
 Memiliki satu sisi
 Tidak memiliki titik sudut maupun rusuk r
 Luas bola = 4πr2
4
 Volume bola= πr3
3
 Luas setengah bola kosong = 2πr2

45 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


 Luas setengah bola padat = 3πr2

7) K ERUCUT
T
Kerucut memiliki 2 sisi ( alas dan selimut)
 Kerucut memiliki 1 rusuk berbentuk lingkaran
 Selimut kerucut berbentuk juring α s
 AB = diameter
s
 OA= OB = jari-jari
 TA=TB = garis pelukis
 OT = tinggi O
 Luas alas = πr2 2πr A B
 Luas selimut = πrs
 Luas kerucut = πrs + πr2= πr (s+r)
 Volume kerucut
1
= × luas alas × tinggi πr2
3
1
= πr2t
3
 Hubungan antara sudut α juring dengan s(apotema atau garis pelukis), dan
α 𝑟𝑟
jari–jari alas kerucut r adalah 𝑜𝑜 =
360 𝑠𝑠

 Hubungan antara garis pelukis (s), tinggi kerucut (t) dan jari–jari alas (r) adalah
s2 = r2 + t2

8) CATATAN

 Perbandingan volume tabung, bola dan kerucut yang berjari–jari sama dan
tingginya 2 kali jari–jari

Volume tabung: volume bola: volume


kerucut seperti pada gambar di samping
t = 2r adalah 3 : 2 : 1

r
Luas bola : Luas selimut tabung = 1 : 1
Luas bola : Luas tabung = 2: 3
t = 2r Luas bola : Luas tabung tanpa
tutup=4:5
46 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
 Kenaikan tinggi zat air apa bila sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair
tersebut.

Kenaikan tinggi zat cair =

𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑧𝑧𝑧𝑧𝑧𝑧 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐


𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑧𝑧𝑧𝑧𝑧𝑧 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
Contoh:
Kenaikan tinggi air =
volume dua bola DIBAGI luas
alas tabung

t naik

INDIKATOR:
25. Menentukan ukuran pemusatan atau menggunakannya dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari.
26. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian
atau penafsiran data.

A) P ENGER TI AN

Statistika adalah Pengetahuan yang berhubungan dengan cara–cara


pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang
dilakukan.

P opulasi adalah himpunan semua objek yang sedang diteliti

47 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Sam pel adalah himpunan bagian dari populasi yang benar–benar diteliti dalam
sebuah penelitian. Sampel yang baik harus representatif (mewakili
populasi) dan memiliki sifat yang homogen (sejenis)

B) P ENYAJI AN DATA

DATA TUNGGAL
Nilai Ulangan Harian Operasi Aljabar Matematika di SMP Suka Maju kelas IX A sebagai
berikut:

50, 60, 70, 70, 80, 80, 100, 90, 80, 70,
70, 80, 60, 50, 60, 70, 60, 90, 80, 70
50, 60, 70, 70, 90, 80, 100, 50, 60, 90,
90, 50, 60

Jika data tersebut disajikan dalam tabel data tunggal sebagai berikut:
Nilai 50 60 70 80 90 100
Frekuensi 5 7 8 6 5 2
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100
Banyak siswa yang mendapat nilai 50 ada 5 siswa, banyak
siswa yang mendapat nilai 60 ada 7 siswa dst.
Frekuensi tertinggi terdapat pada nilai 70 ada 8 siswa.

DIAGRAM BATANG

Data penjualan beras


dari toko sembako pada
lima hari minggu
pertama bulan januari.

48 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


DIAGRAM LINGKARAN

Dalam pemilihan Ketua OSIS terdapat 4 calon yaitu Bayu,


Andi, Ayu dan Soni. Ada 180 peserta pemilih dan
diperoleh data sebagai berikut: Andi
Bayu dipilih oleh 35 orang. Digambar

35 Bayu 150o
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 70o 70o
Andi dipilih oleh 75 orang. Digambar

75
50o Ayu
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 150o Soni
Ayu dipilih oleh 45 orang. Digambar

45
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 90o

Soni dipilih oleh 25 orang. Digambar
25
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 50o

Diagram lingkaran dapat juga dinyatakan


dengan persen.
Dalam surve 80 kali kecelakaan lalu lintas
dengan kendaraan bersepeda motor dibulan
Januari diperoleh data sebagai berikut:
Melanggar
20 kali karena mengantuk.

Digambar dengan juring


20
× 100% = Menggunaka rambu lalin
80 18,75%
n HP 6,25%
25%

30 kali karena berkendaraan sambil Lain lain
30
37,5%
menggunakan HP. Digambar dengan juring Mengantuk
80
× 100% = 37,5% 25%
10 kali karena pengaruh minuman keras.

Minuman
10
Digambar dengan juring × 100% = keras
80
12,5%
15 kali karena melanggar rambu–rambu lalu

lintas.
15
Digambar dengan juring × 100% =
80
18,75%
5 kali karena lain–lain.

49 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


5
Digambar dengan juring × 100% =
80
6,25%

DIAGRAM GARIS
Diagram hasil panen kopi di
suatu daerah tahun 2004 – 2009

Hasil kopi (ratusan ton)


sebagai berikut. 10
– Kenaikan hasil kopi tertinggi 9
terjadi pada tahun 2006 8
– Kenaikan hasil kopi pada 7
6−4
tahun 2005 adalah × 6
4 5
100% = 50%
4
– Penurunan hasil kopi pada
10−6 0
tahun 2007 adalah ×

2006

2008
Tahun

2009
2004

2005

2007
10
100% = 40%

UKURAN PEMUSATAN

1. Mean atau Nilai rata–rata


𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 ℎ 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
Rata–rata =
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
Contoh:
Diberikan data tinggi 10 anak
160, 155, 158, 165, 162, 160, 150, 170, 162, 158

160+155+158+165+162+160+150+170+162+158
Rata–rata =
10
1.600
=
10
= 160

 Rata –rata gabungan


Diketahui
Kelompok 1 memiliki banyak data n1 dan rata–rata 𝑥𝑥
���1
Kelompok 2 memiliki banyak data n2 dan rata–rata 𝑥𝑥
���2
Kelompok 3 memiliki banyak data n3 dan rata–rata 𝑥𝑥
���3
Dan seterusnya

50 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


𝑛𝑛 1. �𝑥𝑥��1�+𝑛𝑛 2. �𝑥𝑥��2�+𝑛𝑛 3.����+
𝑥𝑥 3 …
Maka nilai rata –rata gabungan keseluruhan data=
𝑛𝑛 1 + 𝑛𝑛 2 + 𝑛𝑛 3 + ….
Contoh:
Kelas IX A diketahui banyak siswa 32 dan rata–rata ulangan harian matematika 72
Kelas IX B diketahui banyak siswa 33 dan rata–rata ulangan harian matematika 75
Kelas IX A diketahui banyak siswa 35 dan rata–rata ulangan harian matematika 70
Maka nilai rata–rata gabungan ulangan harian matematika adalah
(32×72)+(33×75)+(35×70)
32+33+35
2304 +2475 +2450
=
100
7229
=
100

= 72,29

 Rata–rata yang disajikan dengan tabel


Contoh:
Nilai (x) 5 6 7 8 9 10 Keterangan
Frekuensi (f) 1 3 4 6 5 1 Jumlah frekuensi ∑ 𝑓𝑓 =20
f.x 5 18 28 48 45 10 Jumlah f.x = ∑ 𝑓𝑓. 𝑥𝑥= 154

∑ 𝑓𝑓.𝑥𝑥 154
Rata–rata = = = 7,7
∑ 𝑓𝑓 20

2. Median (Med)
Median adalah nilai tengah suatu data yang telah diurutkan
Untuk menentukan median dibedakan menjadi dua
1) Jika banyak data ganjil
Contoh: 3, 4, 5, 5, 6, 3, 7
Banyak data ada 7
Jika diurutkan menjadi 3, 3, 4, 5, 5, 6, 7
Banyak data ada n= 7 (Ganjil),
1 1
Median adalah data ke (n +1) = data ke (7 +1) = data ke – 4,
2 2
yaitu 5

2) Jika banyak data genap


Contoh: 1, 3, 4, 5, 6, 6, 3, 7,9
Jika diurutkan menjadi 1, 3, 4, 5, 6, 6, 7,9 dan
51 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
Banyak data ada n= 8 (Genap),
maka median adalah
1 1
data ke ( n) + data ke {( n) +1}
2 2
data ke
2
1 1
data ke ( .8) + data ke {( .8) +1}
2 2
data ke
2
data ke 4 + da ta ke 5
data ke
2
5+6
yaitu
2
= 5,5
Ilustrasi dari keterangan di atas
Data ke 1 2 3 4 5 6 7 8
Data 1 3 4 5 6 6 7 9

5+6
Mediannya adalah = 5,5
2

Contoh soal
Diketahui tabel frekuensi
Nilai 3 4 5 6 7 8 9 10
frekuensi 2 3 5 4 6 3 3 2
Tentukan mediannya!
Jawab:
Jumlah frekuensi adalah 28
Data ke–14 adalah 6 dan data ke–15 adalah 7
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑘𝑘𝑘𝑘 14+𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑘𝑘𝑘𝑘 15 6+7
mediannya adalah = = 6,5
2 2
3. Modus
Modus adalah Nilai data yang sering muncul atau data yang memiliki frekuensi tertinggi
Contoh
3, 4, 3, 5, 3 ____maka modus data tersebut adalah 3
3, 3, 3, 3, 3 ____maka data tersebut tidak memiliki modus
3, 3, 4, 4, 5 ____frekuensi 3 adalah 2, frekuensi 4 adalah 2 dan frekuensi 5 adalah 1.
Jadi frekuensi tertinggi adalah 2 maka
modus data tersebut ada dua yaitu 3 dan 4
3, 3, 3, 4, 4, 4__maka data tersebut tidak memiliki modus karena
tidak ada data yang memiliki frekuensi tertinggi

Rum us P rak tis P erbandingan pada Rata–rata gabungan:


Jika banyak data kelompok 1 adalah n1 dengan rata–rata x1
Banyak data kelompok 2 adalah n2 dengan rata–rata x2

52 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Rata–rata gabungan adalah X
Diketahui n1 : n2 adalah p : q maka berlaku
p : q = (X– x2) : (X–x1)

p q

x1 X x2
Selisih Selisih

Contoh:
Nilai rata–rata ulangan matematika dari siswa putra adalah 7, sedangkan nilai rata–
rata siswa putri 6,2. Jika nilai rata–rata keseluruhan siswa adalah 6,5 dan jumlah siswa
dalam kelas tersebut adalah 40 orang, tentukan:

a. Perbandingan banyak siswa putra dan putri


b. Banyak siswa putra dan putri

P em bahasan:
a.

Putra =npa Putri = npi

Xpa= 7 6,5 Xpi = 6,2


Selisih 0,5 Selisih 0,3
Jadi perbandingan banyak putra : banyak putri = 0,3 : 0,5
npa: npi = 3: 5
3
b. Banyak siswa putra = × 40 = 15 orang
8
5
Banyak siswa putri = × 40 = 25 orang
8

53 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


27. Menyelesaikan masalah yang dikaitkan dengan titik
sampel dan ruang sampel
28. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang suatu kejadian.

PELUANG

A. RUANG SAMPEL
Ruang sampel : Himpunan semua hasil percobaan yang mungkinterjadi .
Titik sampel : Anggota ruang sampel
Kejadian : Himpunan bagian dari ruang

Contoh 1.
Ruang sampel percobaan melambungkan sebuah uang logam adalah:

Ruang sampel = { Angka, Gambar } = { A, G}


Titik sampel ada 2 yaitu A dan G

Muncul Angka Muncul Gambar


Kejadian { A} artinya
ketika melambungkan sebuah uang logam muncul Angka
Kejadian { G} artinya
ketika melambungkan sebuah uang logam muncul Gambar

Contoh 2.
Ruang sampel percobaan melambungkan dua buah uang logam adalah:

Angka Angka Angka Gambar

54 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


Gambar Angka Gambar Gambar
Ruang sampel percobaan di atas = { AA, AG, GA, GG}
dan anggota ruang sampelnya ada 4
Titik sampelnya adalah AA, AG, GA, GG

Kejadian {AA} artinya ketika melambungkan dua uang logam bersama muncul
keduanya Angka
Kejadian {AG}artinya ketika melambungkan dua uang logam bersama muncul Angka
dan Gambar

Contoh 3.
Ruang sampel percobaan melambungkan sebuah dadu adalah:

Ruang sampel = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } dan banyak titik sampel ada 6

Menyusun ruang sampel


1. Cara tabel ( biasanya digunakan untuk percobaan menggunakan dua benda )
 Dua uang logam dilambungkan bersama:

Uang II A G Ruang Sampel= {AA, AG, GA, GG}


Uang I
A AA AG
G GA GG

 Dua dadu dilambungkan bersama


1 2 3 4 5 6
Dadu II
Dadu I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
4 (4,1) (4,2) (4, 3) (4,4) (4, 5) (4, 6)
5 (5,1) (5,2) (5, 3) (5, 4) (5,5) (5, 6)
6 (6,1) (6,2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)

55 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


 Sebuah dadu dan sebuah uang logam
Dadu 1 2 3 4 5 6
Uang
A (A,1) (A,2) (A,3) (A,4) (A,5) (A,6)
G (G,1) (G,2) (G, 3) (G, 4) (G, 5) (G, 6)

2. Cara diagram pohon (biasanya digunakan untuk percobaan menggunakan tiga atau
lebih benda )
 Tiga uang logam

Ruang sampel:
= {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}

Banyak titik sampel ada 8

 Menyusun bilangan
Contoh:
Diberikan angka 3,4,5,6 akan disusun sebuah bilangan terdiri dari dua digit puluhan
dan satuan. Tentukan a) banyak bilangan yang terjadi b) banyak bilangan yang
jumah puluhan dan satuannya lebih dari 9
Jawab a

Ada 16 bilangan dan yang jumlah puluhan dan satuan lebih dari 9 ada 6 yaitu
64,55,46,65,56 dan 66

56 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


B. KAIDAH PENCACAHAN
Jika suatu kegiatan pertama dapat dikerjakan dalam m1 cara yang berbeda dan
kegiatan kedua dapat dikerjakan dengan m2 cara yang berbeda, serta kegiatan
ketiga dapat dikerjakan dengan m3 cara yang berbeda, dan seterusnya maka
kegiatan– kegiatan itu dapat dikerjakan secara berurutan dalam m1×m2×m3 × ….
cara yang berbeda.

Contoh: B C
A D

Gambar di atas adalah jalur sebuah jalan dari kota A menuju D, dan melalui kota B
dan C. Ada berapa jalur jalan berbeda dari kota A menuju kota D?
Jawab:
Kota A ke B ada 2 jalur berbeda, Kota B ke C ada 3 jalur berbeda dan jalur C ke D
ada 4 jalur yang berbeda. Jadi dari Kota A ke kota D ada 2× 3×4 = 24 jalur berbeda

Contoh:
Ali memiliki 4 baju, 3 celana dan 2 sepatu. Tentukan banyak kombinasi pemakaian
baju, celana dan sepatu secara berbeda!
Jawab: 4×3×2 = 24 macam

C. MENENTUKAN BANYAK ANGGOTA RUANG SAMPEL


Jika benda pertama memiliki p sisi, benda kedua memiliki q sisi , benda ketiga memiliki
r sisi, dan seterusnya maka banyak ruang sampel dari percobaan yang menggunakan
benda pertama, benda kedua, benda ketiga dan seterusnya adalah p×q×r ×….

D. PELUANG SUATU KEJADIAN


Jika kejadian A berada dalam ruang sampel S, maka peluang kejadian A ditulis P(A)
adalah:

𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐴𝐴 𝑛𝑛(𝐴𝐴)


P(A) = =
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑆𝑆 𝑛𝑛(𝑆𝑆)

Contoh_1
Sebuah dadu dilambungkan sekali, tentukan peluang kejadian muncul mata dadu prima
ganjil!
Jawab :
S = { 1,2,3,4,5,6 } maka n (S) = 6
Kejadian A muncul mata dadu prima ganjil adalah { 3,5 } maka n (A) = 2
57 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
𝑛𝑛(𝐴𝐴) 2 1
P(A) = = =
𝑛𝑛 (𝑆𝑆) 6 3

Contoh_2
Dua buah dadu dilambungkan bersama.
Tentukan peluang muncul jumlah kedua mata dadu 7

Jawab:
n(S) = 36
Jumlah kedua mata dadu 7 adalah A= {(1,6), (2,5), (3,4),(4,3),(5,2),(6,1)}
𝑛𝑛(𝐴𝐴) 6
n(A) = 6 maka P(A) =
𝑛𝑛 (𝑆𝑆)
=36

Contoh_3
Tiga keping uang logam dilambungkan bersama. Tentukan peluang muncul paling
sedikit dua Angka

Jawab:
n(S) = 8 (lihat pada penyusunan ruang sampel tiga uang logam)
Kejadian A= { AAA, AAG, AGA, GAA } maka n(A) = 4
𝑛𝑛 (𝐴𝐴) 4 1
maka P(A) =
𝑛𝑛 (𝑆𝑆)
=8 =2

E. KISARAN PELUANG
Nilai peluang berkisar dari 0 sampai dengan 1. Peluang suatu kejadian A adalah 0
berarti kejadian A adalah peristiwa mustahil terjadi. Peluang suatu kejadian B adalah 1
berarti kejadian B adalah peristiwa pasti terjadi.

F. FREKUENSI RELATIF DAN FREKUENSI HARAPAN

𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐴𝐴 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝


Frekuensi relatif suatu kejadian A =
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
Frekuensi harapan kejadian A = P(A) × banyak percobaan
Contoh:
Andi melambungkan 300 kali sebuah dadu bersisi enam dan ternyata mata dadu 3
muncul 32 kali. Tentukan:
a. Frekuensi relatif muncul mata dadu 3
b. Frekuensi harapan muncul mata dadu 3

Jawab:

58 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609


32
Frekuensi relatif suatu kejadian muncul mata dadu 3 =
300
1
Peluang muncul mata dadu 3 adalah
6
Frekuensi harapan kejadian A
1
= P(A) × banyak percobaan = × 300= 50 kali
6

Mohon maaf jika masih ada kesalahan ketik atau kurang


sempurnanya rangkuman ini. Rangkuman ini kami susun
untuk membantu siswa BIMBELSUKSES agar belajar
secara Efektif dan Efisien (Salam Pak TJ Januari 2018)

CATATAN PENTING

59 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609

Anda mungkin juga menyukai