081392150609
Rajin Belajar_ Lebih Pasti Berprestasi
NAMA : ……………………………………….
YOGYAKARTA
2013
ASAL SEKOLAH : ……………………………………….
INDIKATOR:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
tam bah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan ( bulat
atau pecahan)
2. Operasi menggunakan lambang
3. Menyelesaikan soal cerita yang dikaitkan dengan bilangan
(bulat atau pecahan)
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan.
OPERASI BILANGAN
Contoh:
Tentukan hasil dari 8 + (– 12 ): 4×3,
Jawab: 8 + {( – 12 ): 4} × 3 = 8 + (– 3×3) = 8 – 9 = – 1
1. – a – b = (– a) + (– b) contoh – 5 – 2 = (– 5) + (– 2) = – 7
2. – (– a) = a contoh – (– 3) = 3
Contoh:
Operasi “ * ” artinya kalikan bilangan pertama dengan - 3 dan hasilnya dikurangi
dengan bilangan kedua. Tentukan (1) 5*4 (2) (6*10)*(- 1)
Jawab : 1) 5*4 = (5×(-3)) – 4 = - 15 – 4 = - 19
2) (6*10)*(-1) = (6×(-3) – 10) * ( -1)
= -28 * (-1)
= (-28× (-3)) – (- 1)
= 84+1
= 85
Contoh:
Suhu di puncak Jaya Wijaya 23oC. Pada saat turun salju, suhunya turun 3oC setiap 5
menit. Suhu di tempat itu setelah turun salju selama 1 jam adalah ….
60
Jawab: Suhu turun × 3oC = 36oC. Jadi suhu sekarang 23oC -36oC = -13oC
5
P ersergi ajaib:
Persegi ajaib adalah persegi yang memuat suatu bilangan sedemikian sehingga jumlah
bilangan pada kotak pada arah vertikal, horisotal dan diagonal adalah sama. Jumlah
bilangan itu adalah jumlah semua bilangan dibagi �𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
Contoh:
Jumlah bilangan pada kotak pada arah vertikal, horisontal dan diagonal adalah 15.
Jumlah bilangan ditentukan dengan cara jumlah semua bilangan dibagi banyak kotak.
Dari contoh tersebut bilangan 15 didapat dari (1+2+3+4+…+9) : 3 = 45:3 = 15
Bilangan pecahan:
Bilangan pecahan terdiri dari:
2
1. Bilangan pecahan biasa, contohnya:
3
2
2. Bilangan pecahan campuran, contohnya: 2
3
3. Bilangan pecahan desimal, contohnya: 0,25
4. Bilangan pecahan bentuk persen, contohnya 25%
Untuk mengurutkan pecahan maka ubahlah pecahan-pecahan tersebut ke bentuk
pecahan desimal
3
Contoh : Urutkan dari kecil ke besar bilangan pecahan 0,37; ; 45%
5
INDIKATOR:
5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
bilangan berpangkat atau bentuk akar.
6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbankan
atau k operasi dalam aritm etika sosial sederhana .
7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan
bilangan dan deret.
𝑎𝑎 𝑎𝑎
Rum us P rak tis : = √𝑏𝑏
𝑏𝑏
√𝑏𝑏
2 2
Contoh : = √3
√3 3
Contoh:
2 1 2 1
1. 83 × 92 = (23 )3 × (32 )2 = 22 × 31 = 4×3 = 12
2 1 1 2 1
2. 83 + 92 - ( 2 )−2 = (23 )3 + (32 )2 - (2−2 )−2
2
= 22 + 31 -24 = 4+3 -16= - 9
1 1 2 2 2
3. 8-2 + 8-2 = + = 2 == 3 2 = 6 = 21-6 = 2-5
82 82 8 (2 ) 2
Contoh:
(1) √50 = √25 × 2 = 5√2 (3) √27 = √9 × 3 = 3√3
(2) √8 = √4 × 2 = 2√2 (4) √96 = √49 × 2 = 7√2
Contoh:
Nilai dari 6√3 + √12 - 2√27 = 6√3 + √4 × 3 - 2√9 × 3=6√3 + 2√3 – 2.3√3
=6√3 + 2√3 – 6√3 = 2√3
Contoh:
Hasil dari 4√2 × √27 = 4√2 ×3√3 = 12√6
8 6
Hasil dari 8√6 : 2√3 =( )� = 4√2
2 3
Merasionalkan penyebut:
𝑎𝑎 𝑎𝑎 1 1 10 10
1. = √𝑏𝑏 Contoh: 3 = √3 Contoh = √5 = 2√5
√𝑏𝑏 𝑏𝑏 3 √ √5 5
𝑎𝑎
2. caranya dikalikan sekawan penyebut
𝑏𝑏−√𝑐𝑐
𝑎𝑎 𝑏𝑏+√𝑐𝑐 𝑎𝑎(𝑏𝑏+√𝑐𝑐) 𝑎𝑎 (𝑏𝑏+√𝑐𝑐)
× = 2 =
𝑏𝑏−√𝑐𝑐 𝑏𝑏+√𝑐𝑐 𝑏𝑏 2 − √𝑐𝑐 𝑏𝑏 2 − 𝑐𝑐
𝑎𝑎
3. caranya dikalikan sekawan penyebut
√𝑏𝑏+√𝑐𝑐
𝑎𝑎 √𝑏𝑏−√𝑐𝑐 𝑎𝑎(√𝑏𝑏−√𝑐𝑐)
× =
√𝑏𝑏+√𝑐𝑐 √𝑏𝑏−√𝑐𝑐 𝑏𝑏 − 𝑐𝑐
Catatan : √𝑎𝑎 + √𝑏𝑏 bentuk sekawannya adalah √𝑎𝑎 - √𝑏𝑏 dan sebaliknya
8
Contoh: Rasionalkan bentuk
√5−√3
8 √5+√3 8(√5+�3) 8(√5+�3)
jawab × = =
√5−√3 √5+√3 5−3 2
= 4(√5 + √3)
Tabungan:
𝑛𝑛
Bunga = × p% × Tabungan awal
12
n = lama menabung dalam satuan bulan; p%=persentase bunga per tahun
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 ℎ
Persentase bunga =
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
Jumlah tabungan = Bunga + tabungan awal
Pinjaman:
𝑛𝑛
Bunga = × p% × pinjaman awal
12
100
Simpanan awal = 𝑛𝑛 × 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
(100+ ×𝑝𝑝)
12
Contoh:
Budi meminjam uang Rp600.000, disebuah bank dengan bunga pinjaman 12% pertahun
dan akan dilunasi selama 10 bulan. Berapa besar angsuran pinjaman perbulan yang
dibayarkan Budi pada bank tersebut?
Jawab:
𝑛𝑛 10
Besarnya Bunga = × p% × pinjaman awal = × 12% × 600.000,00 = Rp60.000,00
12 12
600 .000 +60.000 660 .000
Jadi angsuran perbulan adalah = = = 66.000
10 10
Contoh:
HARGA PENJUALAN
• Jika pedagang untung p%
Harga penjualan = harga pembelian + untung
100 +𝑝𝑝
= × harga pembelian
100
• Jika pedagang rugi p%
Harga penjualan = harga pembelian - rugi
100 −𝑝𝑝
= × harga pembelian
100
HARGA PEMBELIAN
• Jika pedagang untung p%
100
Harga pembelian = × harga penjualan
100 +𝑝𝑝
• Jika pedagang rugi p%
100
Harga pembelian = × harga penjualan
100 −𝑝𝑝
Jawab:
100 100
Harga Pembelian dalam keadaan rugi = × Rp10.800.000 = × Rp10.800.000
100 −10 90
=Rp12.000.000,00
+1 +2 +3 +4 +5 +6
2 6 12 20 dst
1×2 2×3 3×4 4×5
Barisan bilangan persegi panjang adalah: 2, 6, 12, 20, ....
Berpola 1 × 2, 2 × 3, 3 × 4, 4 × 5,....Rumus suku ke n adalah Un= n×(n+1)
11 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
2. Pola bilangan persegi
1 4 9 16
12 22 32 42 dst
Barisan bilangan persegi adalah: 1, 4, 9, 16,...
Berpola 12, 22, 32, 42, ....Rumus suku ke n pola bilangan persegi adalah Un= n2
1 3 6 10 dst
1 (1× 2) 1 (2 × 3) 1 (3 × 4 ) 1 ( 4 × 5)
2 2 2 2
Barisan bilangan segitiga adalah: 1, 3, 6, 10, ....
Rumus suku ke n pola bilangan segitiga adalah Un= 1 n × (n + 1)
2
Contoh:
Un = a + (n – 1)b
b. Diketahui suatu barisan aritmatika U5=18, dan U10=38. Nilai U20 adalah …
Jawab:
U5= 18 maka a+4b= 18 *)
U10=38 maka a+9b= 38 -
-5b = -20 maka b= 4
*) a + 4(4) = 18 maka a = 18 – 16 = 2
U20 = a + 19b = 2 + 19(4) = 2 + 76=78
Contoh:
Diketahui suatu barisan aritmatika dengan U5=28 dan U2=10.
Tentukan:
(i) beda
(ii) U1 atau suku pertama
(iii) Suku ke -8
Jawab:
28−10
(i) Beda = b= =6
5−2
(ii) U2 = 10 maka Un= a+ (n-1)b ⇔ a+ (2-1)6=10 ⇔ a+1(6)=10 ⇔
a=10 – 6 ⇔ a= 4
(iii) Un= a+ (n-1)b
U8= 4+ (8 -1)6
U8= 4+ 42
U8= 46
RUMUS PRAKTIS untuk menemukan Suku ke n barisan aritmatika jika dua suku
lainnya diketahui, perhatikan contoh berikut:
5-2= 3 8-5= 3
Suku 2 5 8
x6 x6
Nilai 10 28 ? = 28+18 = 46
28-10 =18 18
1 1
Sn = n {2a +(n-1)b} atau Sn= n {a +Un }
2 2
𝑈𝑈𝑛𝑛 −𝑎𝑎
n= +1
𝑏𝑏
n= banyak suku; a=U1= suku awal; b= beda
Contoh:
Tentukan jumlah bilangan kelipatan 3 dan 4 antara 100 dan 300.
Barisan U1, U2, U3, U4,… Un merupakan barisan geometri jika memiliki rasio tetap, yaitu
𝑈𝑈2 𝑈𝑈 𝑈𝑈 𝑈𝑈
= 3 = 4 = 5 =….= r= rasio
𝑈𝑈1 𝑈𝑈2 𝑈𝑈3 𝑈𝑈4
𝑈𝑈𝑛𝑛
Rumus rasio = r=
𝑈𝑈𝑛𝑛 −1
Barisan Geometri
Suku ke-n = Un= arn-1 dimana a= suku awal atau suku pertama
𝑈𝑈
r= rasio = r= 𝑛𝑛
𝑈𝑈𝑛𝑛 −1
Jumlah deret Geometri:
𝑎𝑎(1−𝑟𝑟 𝑛𝑛 )
Sn = “Gunakan rumus ini jika harga -1<r<1”
1−𝑟𝑟
𝑎𝑎(𝑟𝑟 𝑛𝑛 −1)
Sn =
𝑟𝑟 −1
Rumus Praktis untuk menentukan rasio jika dua suku barisan geometri
𝑎𝑎 −𝑐𝑐 𝐵𝐵
diketahui. Misalnya Ua= B dan Uc=D maka r = �
𝐷𝐷
“Gunakan untuk harga a>c”
+4 +6 +8 +10
3a +b=
+2 +2 +2
2a=
INDIKATOR:
8. Menyelesaikan Bentuk Aljabar
9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan
linier atau pertidaksamaan linier satu variabel.
10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan himpunan
11. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi
BENTUK ALJABAR
= 8x2+10x – 12x - 15
= 8x2 – 2x – 15
3. (3x +5)(3x – 5) = 9x2 – 25
4. (4x + 3y)2 = (4x)2 – 2(4x)(3y) +(3y)2
= 16x2 - 24xy + 9y2
1 1 1
5. (2x -
2𝑥𝑥
)2 = (2x)2 – 2(2x)(
2𝑥𝑥
)+ (2𝑥𝑥 )2
1
= 4x2 - 2 +
4𝑥𝑥 2
PEMFAKTORAN
Pemfaktoran adalah operasi kebalikan dari perkalian
1. ab+ac= a(b+c)
2. a2 – b2= (a+b)(a-b)
3. ax2+bx+c = (px+q)(rx+s) dengan a=pr; b=ps+qr, c=qs
Contoh :
Faktorkanlah 6x2 – x – 15
Jawab:
(𝑎𝑎𝑎𝑎 +𝑝𝑝)(𝑎𝑎𝑎𝑎 +𝑞𝑞)
Rumus ax2+bx+c = dengan p+q = b dan pq = ac
𝑎𝑎
2
6x – x – 15 dicari dua bilangan bila dijumlah = -1
dan bila dikali = 6×(-15)= - 90
Bilangan tersebut adalah – 10 dan 9 sehingga
2𝑥𝑥 2 −13𝑥𝑥+15
Contoh: Bentuk sederhana dari adalah ….
𝑥𝑥 2 −25
2𝑥𝑥−3 2𝑥𝑥+3 2𝑥𝑥−3 2𝑥𝑥+3
A. B. C. D.
𝑥𝑥−5 𝑥𝑥−5 𝑥𝑥 +5 𝑥𝑥 +5
Cara Praktis untuk menentukan jawaban adalah mengganti nilai x dengan 0 atau 1.
Jawaban yang benar adalah antara soal dan pilihan harus sama hasilnya
2𝑥𝑥 2 −13𝑥𝑥+15 15 3
Jika dengan x= 0 maka hasilnya adalah = −
𝑥𝑥 2 −25 −25 5
2𝑥𝑥−3 −3 3
Jawaban A. jika x diganti 0 adalah = TIDAK COCOK berarti A SALAH
𝑥𝑥−5 −5 5
2𝑥𝑥+3 3 3
Jawaban B. jika x diganti 0 adalah = − COCOK berarti B MUNGKIN BENAR
𝑥𝑥−5 −5 5
2𝑥𝑥−3 −3 3
Jawaban C. jika x diganti 0 adalah = − COCOK berarti C MUNGKIN BENAR
𝑥𝑥+5 5 5
2𝑥𝑥+3 3
Jawaban D. jika x diganti 0 adalah TIDAK COCOK berarti D SALAH
𝑥𝑥+5 5
CATATAN
UNTUK MENGEFISIENKAN WAKTU GANTILAH X=1 lebih dahulu
CATATAN:
Jika persamaan atau pertidaksamaan memuat pecahan maka kalikan semua suku
dengan KPK penyebut
Contoh 1:
1 4 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari (x-5) – 1 < x +
2 3 2
Jawab:
1 4 3
(x-5) – 1 < x +
2 3 2
1 5 4 3
⇔ 𝑥𝑥 - -1< x+ (Kedua ruas dikalikan denga KPK 2 dan 3 yaitu 6)
2 2 3 2
⇔ 3x – 15 – 6 < 8x + 9
⇔ 3x – 21 < 8x + 9
⇔ 3x – 8x < 21 + 9
⇔ – 5 x < 30 ( Kedua dibagi – 5 sehingga tanda HARUS DIBALIK)
⇔ x>–6
Contoh 2:
Diketahui x adalah penyelesaian dari 3(x+3) + 5 = 2(x+1) – 3. Tentukan nilai dari
2x+1
Jawab:
3(x+3) + 5 = 2(x+1) – 3 ⇔ 3x+9+5 = 2x+2 – 3 ⇔ 3x+14 = 2x – 1
⇔ 3x- 2x = – 1 – 14 maka x= -15 jadi nilai 2x+ 1 = 2(-15) +1 = - 29
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang didefinisikan dengan jelas
Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,….}
Himpunan bilangan cacah = {0,1,2,3,4….}
Himpunan bilangan bulat = { … – 3, – 2, – 1,0,1,2,3,…}
Himpunan bilangan prima = {2,3,5,7,11,13,….}
Himpunan bilangan genap = {0,2,4,6,8, ….}
Himpunan bilangan ganjil = {1,3,5,7,9,….}
Himpunan bilangan faktor 12 = { 1,2,3,4,6,12}
Contoh soal:
Dari sekelompok siswa, 15 anak diantaranya gemar bermain voli, 24 anak gemar
bermain basket, 8 anak gemar bermain kedua-duanya, dan 4 anak tidak gemar voli
maupun basket. Banyak anak dalam kelompok itu adalah ….
Jaw ab:
Himpunan pemaian voli = V maka n(V) = 15
Himpunan pemaian basket = B maka n(B) = 24, dan n(V∩B) = 8
n(V∪B) = n(V)+n(B) – n(V∩B) = 15+24 – 8 = 31
Karena ada 4 orang tidak menjadi anggota V dan B maka banyak dalam kelompok
tersebut ada 31+4 = 35 orang
RELASI
Dom ain : Himpunan daerah asal, K odom ian : Himpunan daerah kawan dan Range adalah
himpunan daerah hasil ( himpunan bagian dari Kodomain yang memiliki pasangan)
Contoh Relasi:
A B Domain A={2,3,4,5}
Kodomain B= {1,2,3,4}
2 1 Range = {2,3,4}
3 2
K eterangan:
4 3 “diagram disamping adalah relasi tetapi
4 bukan fungsi
5
Contoh:
1. Jika f(x) = 5x – 1 maka f(-2) = 5(-2) – 1 = - 11
2. Jika f(x) = ax + b dan f(2) = 1, f(–1) = – 5 tentukan f(1)
Jawab:
F(2) = 1 artinya 2a + b = 1*)
F(–1)= – 5 artinya –1a + b = –5 –
3a = 6 maka a= 6/3=2
*) 2a +b =1 maka 2(2) +b = 1 sehingga b=1 – 4 = –3
Jadi rumus fungsi f(x) = ax+b = 2x – 3 sehingga f(1) = 2(1) – 3 = –1
Contoh:
Jika f(x) = 5x – 3 tentukan
1. f(2x+4)
2. f(2x+4) – f(x)
Jawab:
1. f(2x+4) = 5(2x+4) – 3 = 10x +20 – 3 = 10x + 17
2. f(2x+4) – f(x) = (10x + 17) – (5x – 3) = 10x +17 – 5x+ 3 = 5x +20
Contoh: Diketahui f(x) = 3x -1; f(a)= 5 dan f(-1) = b. Tentukan nilai a+b.
Jawab:
f(a) = 5 artinya 3a-1= 5 ⇔ 3a =6 maka a=2
f(-1) = b artinya 3(-1) – 1 = b ⇔ - 3 -1 = b maka b= - 4
Jadi nilai a+ b = 2+(-4) = - 2
INDIKATOR:
12. Menentukan gradien, persam aan garis, atau grafiknya .
13. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persam aan linier dua variabel.
14. Menyelesaikan masalah m enggunakan teorem a
P ythagoras .
15. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun
datar.
A. GRADI EN:
1. Gradien adalah nilai kemiringan suatu garis
Garis dikatakan bergradien positif apabila garis tersebut miring ke kanan (dari kiri
ke kanan naik) perhatikan gambar 1
Garis dikatakan bergradien negatif apabila garis tersebut miring ke kiri(dari kiri ke
kanan turun) perhatikan gambar 2
Garis horisontal memiliki gradien 0 (nol). Perhatikan gambar 3
Garis tidak memiliki nilai gradien ( tidak didefinisikan ) jika garis vertikal. Perhatikan
gambar 4
2. Nilai gradien B D
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 ∆𝑦𝑦
Gradien = m =
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
= ∆𝑥𝑥
(nilai positif atau negatif tergantung kemiringan
garis tersebut)
Contoh: A
Tentukankan gradien ruas garis AB, CD, H
EF, GH pada gambar di samping! C
E F
Jawab:
D G
∆y=5
∆y=3
A
C
∆x=2
∆y 3
∆x=2
Gradien AB = + =+ (positif karena AB miring ke kanan)
∆x 2
∆y 5
Gradien CD = – =– (negatif karena CD miring ke kiri)
∆x 2
Gradien EF = 0 (karena EF horisontal)
Gradien GH tidak didefinisikan karena EF vertikal y
3. Nilai gradien grafik persam aan garis K
Perhatikan gambar di samping!
Tentukan gradien garis K dan gradien garis L 3
L
Jawab:
3 2
Gradien garis K = – (negatif karena garis K
4
miring ke kiri) 1 x
O
1 2 3 4 5
–1
4. Nilai gradien garis melalui dua titik A(x1, y1) dan B (x2,y2)
𝑦𝑦2 −𝑦𝑦1
Gradien AB = mAB =
𝑥𝑥 2 −𝑥𝑥 1
Contoh:
Tentukan gradien garis yang melalui titik (2, –3) dan (4,1)!
Jawab:
(2, –3) maka x1= 2 dan y1= –3
(4,1) maka x2= 4 dan y2= 1
𝑦𝑦 2 −𝑦𝑦 1 1−(−3) 4
m= = = =2
𝑥𝑥 2 −𝑥𝑥 1 4−2 2
5. Nilai gradien persam aan garis
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑥𝑥
Nilai gradien persamaan garis adalah m =
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑦𝑦
Dengan syarat letak variabel x dan y dipisahkan tanda ”=” dalam persamaan
Contoh:
Tentukan gradien garis
2
1) 2x = 5y –5 Jawab m=
5
−7
2) 3y–4=–7x Jawab m=
3
3) y=2x+3 Jawab m = 2
2
4) 2x + 3y–8 =0 maka 3y= -2x+8 sehingga m=–
3
3
5) 3x –5y+1 =0 maka 3x = 5y – 1 sehingga m =
5
y– y1= m (x –x1)
2
Contoh:Tentukan persamaan garis bergradien melalui titik (4,-5)!
3
Jawab:
2 2 8
y – y1= m (x–x1) maka y – (–5) = (x –4) sehingga y +5= x–
3 3 3
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (3,–2) dan (1,4)
Jawab:
(3, –2) maka x1= 3 dan y1= –2
(1, 4) maka x2= 1 dan y2= 4
𝑦𝑦 −(−2) 𝑥𝑥−3 𝑦𝑦 +2 𝑥𝑥−3
= maka = sehingga
4−(−2) 1−3 6 −2
–2y –4 = 6x –18
–2y–6x =–18+4
–2y–6x =–14 (kedua ruas dibagi –2)
y +3x = 7 atau y+3x–7=0
y Rumus Praktis
b
A(a,b) y= x
a
O x
2) Persamaan garis melalui O(0,a) dan titik A(b,0) seperti grafik berikut!
y
a Rumus Praktis
x
ax + by= ab
O b
Contoh: y
2
26 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609 x
O 3
Tentukan persamaan garis G pada
gambar di samping!
Jawab:
2x + 3y = 2×3
2x + 3y = 6 atau
2x + 3y – 6=0
1. Dua garis G dan L SALING SEJAJAR apabila gradien garis G = gradien garis L
Misal garis G memiliki persamaan y=m1x + c dan garis L memiliki persamaan
y=m2x+ k maka m1 = m2
Contoh:
Garis G memiliki persamaan y=2x + 5 dan
garis L memiliki persamaan 2y–4x+1=0
Kedua garis tersebut bergradien sama yaitu m = 2
2. Dua garis G dan L SALING TEGAK LURUS apabila gradien garis G dikalikan
gradien garis L samadengan –1
Contoh:
Garis G memiliki persamaan y=m1x + c dan garis L memiliki persamaan y=m2x+ k
maka m1 × m2 = –1
2 5
Misal garis G memiliki gradien dan garis L memiliki gradien – maka kedua garis G
5 2
dan L saling tegak lurus.
3. Menentukan persamaan garis melalui (a,b) dan sejajar dengan sebuah garis
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (2,–3) yang sejajar dengan garis 4x–
5y+3=0!
Jawab:
4 4
Gradien 4x –5y +3 =0 adalah m1 = agar sejajar maka m2 =
5 5
Titik (2,–3) berarti a=2 dan b=–3
y–b = m2(x–a)
27 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
4
y–(–3)= (x –2)
5
5y+15 =4x –8
5y–4x +15+8=0
5y–4x+23=0 atau kedua ruas dikalikan –1 sehingga persamaannya 4x–5y–23=0
atau konstanta dipindah ke ruas kanan sehingga persamaannya 4x–5y=23
RUMUS PRAKTIS
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (2,–3) yang sejajar dengan garis
4x–5y+3=0!
Jawab:
4x – 5y = 4(2) –5(–3)
4x – 5y = 8 +15
4x – 5y = 23
4. Menentukan persamaan garis melaui (a,b) dan tegak lurus dengan sebuah garis lain
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (–2,3) tegak lurus dengan garis
4x–5y+7=0!
Jawab:
4 5
4x–5y+7=0 memiliki gradien m1 = . Agar tegak lurus m2 = –
5 4
“Ingat agar kedua garis saling tegak lurus maka m1 dan m2 nilainya saling
berkebalikan dan berbeda tanda”
y–b =m2(x–a)
5
y–3 = – (x–(–2))
4
5
y–3 = – (x+2)
4
4y–12=–5x–10
5x+4y–12+10=0
5x+4y–2=0
RUM US P RAK TI S
PERSAMAAN GARIS MELALUI (a,b) TEGAK LURUS
DENGAN Ax+By+C = 0 adalah Bx- Ay= Ba-Ab
28 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
Contoh:
Tentukan persamaan garis melalui titik (–2,3) tegak lurus dengan garis 4x–5y+7=0!
Jawab:
–5x –4y= –5(–2) – 4(3)
–5x–4y =10–12
–5x–4y=–2 jika kedua ruas dikalikan dengan –1 maka persamaannya
5x+4y=2 atau 5x+4y– 2=0
RUMUS PRAKTIS
2
Jika diketahui persamaan garis Ax+By=C maka
𝐶𝐶
Titik potong dengan sumbu X adalah ( , 0) –3 O
𝐴𝐴
𝐶𝐶 x
Titik potong dengan sumbu Y adalah ( 0, )
𝐵𝐵
TEOREMA PYTHAGORAS
Berlaku:
(1) c2 = a2 + b2 atau
(2) a2 =c2 – b2 atau a c
(3) b2 = c2 – a2
6 Jajar
D
genjang C = AB × DE AB = panjang
alas
DE= tinggi
A B
E
7 Trapesium
D C
1
(AB+CD)×DE AB dan CD
2
adalah sisi
sejajar
DE= tinggi
A E B
8 Lingkaran
= π×r2 π=
22
7
r r = panjang jari-
O A jari
B. Kesebangunan s
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian sama dan
sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
Contoh:
Segitiga ABC dengan AB= 3 cm, BC= 4 cm dan AC = 6 cm maka akan sebangun
dengan segitiga PQR dengan PQ= 9 cm, QR= 12 cm dan PR= 18 cm. Perbandingan
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐴𝐴𝐴𝐴 1
sisi-sisi yang bersesuaian adalah = = =
𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑄𝑄𝑄𝑄 𝑃𝑃𝑃𝑃 3
Model Berskala
Perbandingan ukuran –ukuran pada model dan sesungguhnya yang sesuai memiliki
perbandingan sama.
Contoh :
Tinggi rumah pada foto Tinggi jendela pada foto
=
Tinggi rumah sebenarnya Tinggi jendela sebenarnya
C Q
R
A B
P
Segitiga ABC Segitiga PQR Keterangan PERBANDINGAN
∠A ∠Q Sama besar
∠B ∠R Sama besar 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝐴𝐴
= =
∠C ∠P Sama besar 𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑄𝑄𝑄𝑄 𝑄𝑄𝑄𝑄
Jika dua buah persegi panjang ABCD dan KLMN sebangun maka berlaku:
N M
D C
K L
A B
Panjang CD Lebar BC Panjang CD Panjang MN
= ATAU =
Panjang MN Lebar LM Lebar BC Lebar LM
Kesebangunan pada trapesium
b q
a c r
p
d
s
Jika kedua trapesium itu sebangun maka berlaku rumus:
𝑎𝑎 𝑏𝑏 𝑐𝑐 𝑑𝑑
= = =
𝑝𝑝 𝑞𝑞 𝑟𝑟 𝑠𝑠
z p
r
Kesebangunan pada segitiga yang memuat sisi sejajar dan memiliki sudut bertolak
belakang C D
Pasangan sisi mempunyai
E
DE CE CD
perbandingan sama yaitu: = =
AE BE AB
A B
RUMUS PRAKTIS
A B
t 𝑡𝑡×𝑗𝑗
j Panjang p =
p 𝑡𝑡+𝑗𝑗
Dua buah bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Sudut yang sama terletak di depan sisi yang sama atau sisi yang
sama terletak di depan sudut yang sama.
D. SEGITIGA-SEGITIGA KONGRUEN
1. KONGRUEN PADA SEGITIGA
Dua buah bangun dikatakan sebangun apabila bentuk dan ukurannya sama
Catatan:
Dalam dua segitiga yang kongruen sisi-sisi yang sama panjang terletak di depan
sudut yang sama besar, dan sudut-sudut yang sama besar terletak di depan sisi-sisi
yang sama panjang.
yo
xo yo xo
F. SUDUT YANG DI BENTUK OLEH SEBUAH GAR I S YANG M EM OTONG DUA GARI S
SEJAJAR
1. Perhatikan gambar di
samping!
Sudut –sudut yang bertanda
sama memiliki ukuran sudut
yang sama
2. Nama-nama sudut
Pasangan sudut sehadap antara lain
sudut A1=B1; sudut A2=B2
Pasangan sudut dalam berseberangan
antara lain sudut A3=B1
3. Perhatikan gambar di
samping!
bo = a o + c o
4. Perhatikan gambar di
samping!
xo + yo + zo = 360o
INDIKATOR:
B
Contoh:
Perhatikan gambar Diketahui sudut AOB 100o.
Tentukan sudut BCD
Jawab: C
sudut pusat BOC = 180o – 100o=80o A O
o
Jadi sudut keliling BCD = ½ x80 =40o C
B
D
Sudut-sudut keliling yang m enghadap busur O
sam a m em iliki ukuran sudut yang sam a D
A
40 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
E
Besar sudut E = Besar sudut A = Besar sudut B
Karena sudut-sudut tersebut menghadap busur CD C
B
1. Kerucut T
OT = tinggi
AB = diameter
OB = jari-jari
TB = garis pelukis
Memiliki 1 rusuk berbentuk lingkaran AB
Alas berbentuk lingkaran O
Selimut kerucut berbentuk juring lingkaran A B
Memiliki dua sisi yaitu alas dan selimut
2. Tabung
Memiliki dua rusuk berbentuk lingkaran
Memiliki tiga sisi: alas, selimut dan tutup
tinggi
3. Bola
Memiliki 1 sisi
Tidak memiliki sudut
Tidak memiliki rusuk diameter
4. Bangun ruang sisi datar
Bangun ruang Unsur-unsur
1. Dibatasi 6 persegi yang kongruen
2. Ada 8 titik sudut
3. Ada 12 rusuk sama panjang ( panjang kerangka)
4. Ada 12 diagonal sisi/ diagonal bidang
5. Ada 4 diagonal ruang
6. Ada 6 bidang diagonal
7. Bidang diagonal berbentuk persegipajang
Kubus
41 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
Bangun ruang Unsur-unsur
1. Diabatasi oleh tiga pasang kongruen
2. Ada 8 titik sudut
3. Ada 12 rusuk. Panjang kerangka balok
T =4P+4L+4T
L 4. Ada 12 diagonal sisi/ diagonal bidang
P 5. Ada 4 diagonal ruang
6. Ada 6 bidang diagonal
Balok 7. Bidang diagonal berbentuk persegipanjang
Pada prisma segi-n
G 1. Banyak sisi = n+2
E 2. Titik sudut = 2n
F 3. Banyak rusuk = 3n
4. Diagonal sisi = n(n-1)
C 5. Bidang diagonal = n(n-3)
6. Panjang kerangka = jumlah rusuk
A B
PRISMA
T Pada limas segi_n
1. Banyak sisi = n+1
2. Banyak titik sudut = n+1
3. Banyak rusuk = 2n
4. Sisi tegak segitiga TAB, TBC, TCD, TAD
5. Rusuk tegak TA, TB, TC, TD
D C 6. Tinggi sisi tegak TE
O E 7. OT = tinggi limas
A B
T
5. Kerangka bangun datar
Kerangka bangun datar adalah jumlah panjang rusuk
Contoh:
Kerangka kubus = 4× s
Kerangka balok = 4(p+l+t) D C
O E
A B
Kerangka limas = Jumlah rusuk alas + Jumlah rusuk tegak
= AB+BC+CD+DA+TA+TB+TC+TD
42 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
6. Jaring-jaring k ubus ada 11 buah
INDIKATOR:
23. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volum e
bangun ruang.
24. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
perm ukaan bangun ruang.
2) BALOK
H G
Luas permukaan balok = 2× (pl +pt + lt)
E F
Volum balok = p×l×t
t
Panjang kerangka balok = 4×( p+ l+ t )
Panjang diagonal balok HB = �𝑝𝑝2 + 𝑙𝑙 2 + 𝑡𝑡 2 D C
A l
p B
3) P RI SM A:
Nam a prism a disesuaikan dengan bentuk alasnya
F
H G
D E
E F
D
C C
A B A B
P rism a trapesium P rim sa segitiga P rism a segienam
Volume prisma = Luas alas × tinggi
Catatan:
1
Luas segitiga sama sisi dengan panjang sisi ”s” = s 2 √3
4
3 2
Luas segienam beraturan dengan panjang sisi ”s” = s √3
2
Luas selimut prisma = keliling alas × tinggi
Luas prisma = Luas selimut prisma + 2 × luas alas
4) LI M AS
Nam a prism a disesuaikan dengan bentuk alasnya.
5) TABUNG
πr2
t
Luas selimut= 2πrt t
tinggi
r
2πr
d
2
Tabung memiliki 3 sisi (alas, tutup dan selimut) πr
Tabung memiliki 2 rusuk berbentuk lingkaran
Selimut tabung berbentuk persegi panjang
Luas selimut tabung = 2πrt = πdt
Luas alas = luas tutup= luas lingkaran = πr2
Luas tabung tanpa tutup = luas alas +luas selimut = πr2 + 2πrt
Luas permukaan tabung = luas alas + luas tutup+ luas selimut
= 2πr2 + 2πrt = 2πr (r+t)
Volum tabung = Luas alas × tinggi = πr2 t
6) BOLA
Unsur–unsur bola
Memiliki satu sisi
Tidak memiliki titik sudut maupun rusuk r
Luas bola = 4πr2
4
Volume bola= πr3
3
Luas setengah bola kosong = 2πr2
7) K ERUCUT
T
Kerucut memiliki 2 sisi ( alas dan selimut)
Kerucut memiliki 1 rusuk berbentuk lingkaran
Selimut kerucut berbentuk juring α s
AB = diameter
s
OA= OB = jari-jari
TA=TB = garis pelukis
OT = tinggi O
Luas alas = πr2 2πr A B
Luas selimut = πrs
Luas kerucut = πrs + πr2= πr (s+r)
Volume kerucut
1
= × luas alas × tinggi πr2
3
1
= πr2t
3
Hubungan antara sudut α juring dengan s(apotema atau garis pelukis), dan
α 𝑟𝑟
jari–jari alas kerucut r adalah 𝑜𝑜 =
360 𝑠𝑠
Hubungan antara garis pelukis (s), tinggi kerucut (t) dan jari–jari alas (r) adalah
s2 = r2 + t2
8) CATATAN
Perbandingan volume tabung, bola dan kerucut yang berjari–jari sama dan
tingginya 2 kali jari–jari
r
Luas bola : Luas selimut tabung = 1 : 1
Luas bola : Luas tabung = 2: 3
t = 2r Luas bola : Luas tabung tanpa
tutup=4:5
46 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
Kenaikan tinggi zat air apa bila sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair
tersebut.
t naik
INDIKATOR:
25. Menentukan ukuran pemusatan atau menggunakannya dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari.
26. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian
atau penafsiran data.
A) P ENGER TI AN
B) P ENYAJI AN DATA
DATA TUNGGAL
Nilai Ulangan Harian Operasi Aljabar Matematika di SMP Suka Maju kelas IX A sebagai
berikut:
50, 60, 70, 70, 80, 80, 100, 90, 80, 70,
70, 80, 60, 50, 60, 70, 60, 90, 80, 70
50, 60, 70, 70, 90, 80, 100, 50, 60, 90,
90, 50, 60
Jika data tersebut disajikan dalam tabel data tunggal sebagai berikut:
Nilai 50 60 70 80 90 100
Frekuensi 5 7 8 6 5 2
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100
Banyak siswa yang mendapat nilai 50 ada 5 siswa, banyak
siswa yang mendapat nilai 60 ada 7 siswa dst.
Frekuensi tertinggi terdapat pada nilai 70 ada 8 siswa.
DIAGRAM BATANG
35 Bayu 150o
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 70o 70o
Andi dipilih oleh 75 orang. Digambar
–
75
50o Ayu
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 150o Soni
Ayu dipilih oleh 45 orang. Digambar
–
45
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 90o
–
Soni dipilih oleh 25 orang. Digambar
25
dengan juring bersudut pusat ×
180
360o = 50o
lintas.
15
Digambar dengan juring × 100% =
80
18,75%
5 kali karena lain–lain.
–
DIAGRAM GARIS
Diagram hasil panen kopi di
suatu daerah tahun 2004 – 2009
2006
2008
Tahun
2009
2004
2005
2007
10
100% = 40%
UKURAN PEMUSATAN
160+155+158+165+162+160+150+170+162+158
Rata–rata =
10
1.600
=
10
= 160
= 72,29
∑ 𝑓𝑓.𝑥𝑥 154
Rata–rata = = = 7,7
∑ 𝑓𝑓 20
2. Median (Med)
Median adalah nilai tengah suatu data yang telah diurutkan
Untuk menentukan median dibedakan menjadi dua
1) Jika banyak data ganjil
Contoh: 3, 4, 5, 5, 6, 3, 7
Banyak data ada 7
Jika diurutkan menjadi 3, 3, 4, 5, 5, 6, 7
Banyak data ada n= 7 (Ganjil),
1 1
Median adalah data ke (n +1) = data ke (7 +1) = data ke – 4,
2 2
yaitu 5
5+6
Mediannya adalah = 5,5
2
Contoh soal
Diketahui tabel frekuensi
Nilai 3 4 5 6 7 8 9 10
frekuensi 2 3 5 4 6 3 3 2
Tentukan mediannya!
Jawab:
Jumlah frekuensi adalah 28
Data ke–14 adalah 6 dan data ke–15 adalah 7
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑘𝑘𝑘𝑘 14+𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑘𝑘𝑘𝑘 15 6+7
mediannya adalah = = 6,5
2 2
3. Modus
Modus adalah Nilai data yang sering muncul atau data yang memiliki frekuensi tertinggi
Contoh
3, 4, 3, 5, 3 ____maka modus data tersebut adalah 3
3, 3, 3, 3, 3 ____maka data tersebut tidak memiliki modus
3, 3, 4, 4, 5 ____frekuensi 3 adalah 2, frekuensi 4 adalah 2 dan frekuensi 5 adalah 1.
Jadi frekuensi tertinggi adalah 2 maka
modus data tersebut ada dua yaitu 3 dan 4
3, 3, 3, 4, 4, 4__maka data tersebut tidak memiliki modus karena
tidak ada data yang memiliki frekuensi tertinggi
p q
x1 X x2
Selisih Selisih
Contoh:
Nilai rata–rata ulangan matematika dari siswa putra adalah 7, sedangkan nilai rata–
rata siswa putri 6,2. Jika nilai rata–rata keseluruhan siswa adalah 6,5 dan jumlah siswa
dalam kelas tersebut adalah 40 orang, tentukan:
P em bahasan:
a.
PELUANG
A. RUANG SAMPEL
Ruang sampel : Himpunan semua hasil percobaan yang mungkinterjadi .
Titik sampel : Anggota ruang sampel
Kejadian : Himpunan bagian dari ruang
Contoh 1.
Ruang sampel percobaan melambungkan sebuah uang logam adalah:
Contoh 2.
Ruang sampel percobaan melambungkan dua buah uang logam adalah:
Kejadian {AA} artinya ketika melambungkan dua uang logam bersama muncul
keduanya Angka
Kejadian {AG}artinya ketika melambungkan dua uang logam bersama muncul Angka
dan Gambar
Contoh 3.
Ruang sampel percobaan melambungkan sebuah dadu adalah:
2. Cara diagram pohon (biasanya digunakan untuk percobaan menggunakan tiga atau
lebih benda )
Tiga uang logam
Ruang sampel:
= {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}
Menyusun bilangan
Contoh:
Diberikan angka 3,4,5,6 akan disusun sebuah bilangan terdiri dari dua digit puluhan
dan satuan. Tentukan a) banyak bilangan yang terjadi b) banyak bilangan yang
jumah puluhan dan satuannya lebih dari 9
Jawab a
Ada 16 bilangan dan yang jumlah puluhan dan satuan lebih dari 9 ada 6 yaitu
64,55,46,65,56 dan 66
Contoh: B C
A D
Gambar di atas adalah jalur sebuah jalan dari kota A menuju D, dan melalui kota B
dan C. Ada berapa jalur jalan berbeda dari kota A menuju kota D?
Jawab:
Kota A ke B ada 2 jalur berbeda, Kota B ke C ada 3 jalur berbeda dan jalur C ke D
ada 4 jalur yang berbeda. Jadi dari Kota A ke kota D ada 2× 3×4 = 24 jalur berbeda
Contoh:
Ali memiliki 4 baju, 3 celana dan 2 sepatu. Tentukan banyak kombinasi pemakaian
baju, celana dan sepatu secara berbeda!
Jawab: 4×3×2 = 24 macam
Contoh_1
Sebuah dadu dilambungkan sekali, tentukan peluang kejadian muncul mata dadu prima
ganjil!
Jawab :
S = { 1,2,3,4,5,6 } maka n (S) = 6
Kejadian A muncul mata dadu prima ganjil adalah { 3,5 } maka n (A) = 2
57 |PRIMA PRESTASI MATEMATIKA_TJ_081392150609
𝑛𝑛(𝐴𝐴) 2 1
P(A) = = =
𝑛𝑛 (𝑆𝑆) 6 3
Contoh_2
Dua buah dadu dilambungkan bersama.
Tentukan peluang muncul jumlah kedua mata dadu 7
Jawab:
n(S) = 36
Jumlah kedua mata dadu 7 adalah A= {(1,6), (2,5), (3,4),(4,3),(5,2),(6,1)}
𝑛𝑛(𝐴𝐴) 6
n(A) = 6 maka P(A) =
𝑛𝑛 (𝑆𝑆)
=36
Contoh_3
Tiga keping uang logam dilambungkan bersama. Tentukan peluang muncul paling
sedikit dua Angka
Jawab:
n(S) = 8 (lihat pada penyusunan ruang sampel tiga uang logam)
Kejadian A= { AAA, AAG, AGA, GAA } maka n(A) = 4
𝑛𝑛 (𝐴𝐴) 4 1
maka P(A) =
𝑛𝑛 (𝑆𝑆)
=8 =2
E. KISARAN PELUANG
Nilai peluang berkisar dari 0 sampai dengan 1. Peluang suatu kejadian A adalah 0
berarti kejadian A adalah peristiwa mustahil terjadi. Peluang suatu kejadian B adalah 1
berarti kejadian B adalah peristiwa pasti terjadi.
Jawab:
CATATAN PENTING