Anda di halaman 1dari 35

EVIDENCE BASED DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

METODE PENELITIAN YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN DESAIN, SAMPEL,
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS

DISUSUN OLEH:

1. Melsyah Suriyanti

2. Mila

3. Titania Okta Putri

4. Vedia Hevi Septriani

Kelas : DIV Ahli Jenjang Bengkulu


Dosen Mata Kuliah : Suci Solihat. M.Keb
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIV KEBIDANAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita haturkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini yang merupakan tugas kuliah mata kuliah Evidence Based dalam Praktik Kebidanan.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari isi maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi kami sendiri. Aamiin.

Bengkulu, 18 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian..............................................................................................3
B. Desain..................................................................................................................4
C. Sampel...............................................................................................................11
D. Pengumpulan Data............................................................................................20
E. Analisis..............................................................................................................25
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................30
B. Saran..................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode penelitian dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan
atau kaidah yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan
valid.  Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kemudian terdapat rancangan penelitian
berdasarkan definisi secara luas dan sempit. Secara luas, desain penelitian adalah
semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Dalam konteks ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian
yang diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil penelitian
Praktik dalam sebuah penelitian haruslah menggunakan sampel karena
merupakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika populasi
yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi.
Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili
populasi yang diteliti.
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki
dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan
hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang peneliti
membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam. Selanjutnya
terdapat analisis data dengan tujuan untuk mendeskripsikan data sehingga bisa
dipahami, lalu untuk membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan mengenai
karakteristik populasi berdasarkan data yang didapatkan dari sampel, biasanya ini
dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian?
2. Apa saja desain dalam penelitian?
3. Apa yang dimaksud dengan sampel?
4. Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data?
5. Apa yang dimaksud dengan analisis?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan metode penelitian
2. Mengetahui apa saja desain penelitian
3. Mengetahui yang dimaksud dengan sampel
4. Mengetahui yang dimaksud dengan pengumpulan data
5. Mengetahui apa itu analisis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian


Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan atau
kaidah yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid.  Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian
bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan empiris.
Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal, sehingga dapat
dijangkau dengan oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara atau langkah yang
dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara atau langkah yang digunakan. Seistematis, berarti proses yang
digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Data penelitian yang dihasilkan haruslah memiliki kriteria tertentu, yaitu valid,
reliable, obyektif. Dikatakan valid, yaitu menunjukkan derajat ketepatan/kesesuaian
antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti dengan data yang
diperoleh oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang langsung valid dalam sebuah
penelitian sering sulit dilakukan, maka dari itu data yang sudah terkumpul sebelum
diketahui validitasnya, dilakukan pengujian realibilitas dan obyektivitas. Data yang
reliabel dan obyektif, biasanya akan valid. Sebaliknya data yang valid pasti reliabel dan
obyektif.
1. Pengertian Metode Penelitian Menurut para Ahli
Menurut Sugiyono Pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan
dan ditemukan pengetahuan, teori, untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam kehidupan manusia.

3
a. Metode penelitian menurut Prof. M.E Winarno adalah sebuah kegiatan ilmiah
yang dilakukan menggunakan teknik yang cermat dan sistematis.
b. Metode Penelitian menurut Muhammad Nasir, metode penelitian merupakan
hal yang penting bagi seorang peneliti untuk mencapai sebuah tujuan, serta
dapat menemukan jawaban dari masalah yang di ajukan.
c. Metode penelitian menurut Muhiddin Sirat, merupakan sebuah cara untuk
memilih subjek masalah dan menentukan pada judul dalam sebuah investigasi.
d. sedangkan metode penelitian menurut Heri Rahyubi adalah sebuah model
yang dapat digunakan dengan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
sebuah proses dalam pembelajaran tersebut dengan baik.

B. Desain Penelitian
I. Urgensi Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, terlebih lagi untuk penelitian kuantitatif, salah
satu langkah yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian adalah
suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan
sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Desain
penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan
arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat
melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai
pedoman arah yang jelas.
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam konteks ini komponen desain dapat mencakup semua
struktur penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil
penelitian.  Rancangan penelitian adalah penggambaran secara jelas tentang
hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan

4
desain yang baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai
gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana mengukurnya,
dst.
II. Desain Penelitian yang Tepat
Kualitas penelitian dan ketepatan penelitian antara lain ditentukan oleh desian
penelitian yang dipakai. Oleh karena itu desain yang dipergunakan dalam penelitian
harus desain yang tepat. Suatu desain penelitian dapat dikatakan berkualitas atau
memiliki ketepatan jika memenuhi dua syarat. yaitu :
a. dapat dipakai untuk menguji hipotesis (khusus untuk penelitian kuantitatif analitik)
dan
b. dapat mengendalikan atau mengontrol varians.
3. Pemilihan Desain Penelitian
Ada bermacam-macam desain atau rancangan penelitian. Dalam memilih desain
mana yang paling tepat, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dan jawaban-
jawaban tersebut merupakan acuan dalam menentukan desain penelitian. telah
mengidentifikasi seperangkat pertanyaan berkenaan dengan pemilihan desain atau
rancangan penelitian.
Seperangkat pertanyaan tersebut yaitu:
Pertama:
a. Apakah tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variable dan kelompok
berdasarkan situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab akibat
pada situasi tertentu?
b. Apakah suatu perlakuan (treatment) akan digunakan?
c. Jika ya, apakah treatment akan dikontrol oleh peneliti?
d. Apakah sampel akan dikenai pretest sebelum treatment?
e. Apakah sampel akan diseleksi secara random?

5
f. Apakah sampel akan diteliti sebagai satu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok?
g. Berapa besarnya kelompok yang akan diteliti?
h. Berapa jumlah masing-masing kelompok?
i. Apakah setiap kelompok akan diberikan tanda secara random?
j. Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
k. Apakah menggunakan pengumpulan data corss-sectional atau cross time?
l. Apakah variable sudah diidentifikasi?
m. Apakah data yang sedang dikumpulkan memiliki banyak variable?
n. Strategi apa yang dipakai untuk mengontrol variable yang bervariasi?
o. Strategi apa yang digunakan untuk membandingkan suatu variable atau
kelompok?
p. Apakah suatu variabel akan dikumpulkan secara singkat atau multipel?
q. Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dijawab secara cermat agar tidak terjadi
kesalahan dalam menentukan penelitian.
4. Tipe-Tipe Desain Penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Non-ekperimental
dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah
pada desain pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang
kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain
yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat
eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan
yang diteliti, maka desain non-eksperimental menghasilkan tingkat pemahaman
persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat
menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam.
Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus.
Yang termasuk dalam kategori pertama desain atau rancangan penelitian deskriptif,

6
rancangan penelitian korelasional, sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah
percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory
experiment).
a. Desain Penelitian Non-eksperimen
1) Desain Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan atau
menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis, dan akurat.
Dalam penelitian deskriptif fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya. Hasil
penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan dilakukannya
penelitian analitik. Desain atau rancangan penelitian deskriptif dibedakan menjadi
dua: desain studi kasus dan desain penelitian survai.
2) Desain penelitian studi kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian
satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien, keluarga, kelompok,
komunitas, atau institusi. Karakteristik studi kasus adalah subjek yang diteliti
sedikit tetapi aspek-aspek yang diteliti banyak.
3) Desain penelitian survey
Survei adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk menyediakan
informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar
variable dalam suatu populasi. Karakteristik dari penelitian survai adalah bahwa
subjek yang diteliti banyak atau sangat banyak sedangkan aspek yang diteliti
sangat terbatas.
4) Desain penelitian korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendetksi sejauh mana variasi-
variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Hubungan korelatif mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain

7
dan dengan demikian dalam rancangan korelasional peneliti melibatkan paling
tidak dua variabel. Jika variabel yang diteliti ada dua, maka masing-masing
merupakan variabel bebas dan variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih
dari dua, maka dua atau lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan
satu variabel sebagai variabel terikat atau kriterium.
5) Desain Penelitian Kausal-komparatif
Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk membandingkan variable
bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh yang berbeda dari
variabel bebas. Pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat terjadi bukan
karena perlakuan dari peneliti melainkan telah berlangsung sebelum penelitian
dilakukan.
Desain  kausal-komparatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain kohort dan
desain kasus kontrol.
a. Desain penelitian kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian kohort adalah pendekatan
waktu secara longitudinal atau time period approach. Sehingga penelitian ini
disebut juga penelitian prospektif.
b. Desain penelitian kasus control
Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari desain penelitian
kohort, dimana peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat terlebih
dahulu. Sedangkan variabel bebas dteliti secara retrospektif untuk menentukan
ada tidaknya pengaruh pada variabel terikat.
6) Desain Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan atau action research merupakan penelitian yang
bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan
baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja
atau dunia actual yang lain.

8
Penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri :
a. praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja,2.
b. menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru,
c. fleksibel dan adaptatif, dan
d. memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiha.
7) Desain Penelitian Eksperimen
a. Sistem notasi
Sebelum membicarakan desain dan eksperimental, sistem notasi yang
digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai
berikut :
X : Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang
diuji terhadap suatu perlakuan ekspe-rimental pada variabel bebas yang
kemudian efek pada variable tergantungnya akan diukur.
O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variable
tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
R : menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan
secara random.
b. Jenis-jenis desain ekperimental
Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variable, desain penelitian
eksperimental dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Desain penelitian pra-eksperimental,
2. desain eksperimental semu, dan
3. desain eksperimental sungguhan.
a) Desain penelitian pra-eksperimental
Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu
(1) One-shot case study

9
Prosedur desain penelitian one-shot case study adalah sebagai berikut.
Sekolompok subjek dikenai perlakuan tertentu (sebagai variable bebas)
kemudian dilakukan pengukuran terhadap variable bebas.
(2) One group pretest-posttes design
Prosedur desain penelitian ini adalah :
i. dilakukan pengukuran variable tergantung dari satu kelompok
subjek (pretest),
ii. subjek diberi perlakuan untuk jangka waktu tertentu (exposure),
iii. dilakukan pengukuran ke-2 (posttest) terhadap variable bebas,
dan
iv. hasil pengukuran prestest dibandingan dengan hasil pengukuran
posttes.
(3) Static Group Comparison
Desain ketiga adalah static group comparison yang merupakan
modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang
dipilih sebagai objek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan
perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan.
Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding /
pengontrol.
b) Desain penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)
Desain atau rancangan penelitian eksperimen semu berupaya
mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok
kontrol dan kelompok ekperimen tetapi pemilihan kedua kelompok
tersebut tidak dilakukan secara acak. Kedua kelompok tersebut ada secara
alami.
c) Desain eksperimen sungguhan (true-experiment)

10
Desain ini memiliki karakteristik dilibatkannya kelompok control dan
kelompok eksperimen yang ditentukan secara acak. Ada tiga jenis desain
penelitian yang termasuk desain eksperimental sungguhan , yaitu :
(1) pasca-tes dengan kelompok eksperimen dan control yang diacak
Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan
kelompok control tidak. Pengukuran hanya diberikan satu kali yaitu
setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen.
(2) Pra dan pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak
Dalam rancangan ini ada dua kelompok yang dipilih secara acak.
Kelompok pertama diberi perlakuan (kel. Ekperimen) dan kelopok
kedua tidak diberi perlakuan (kel. Control). Observasi atau
pengkukuran dilakukan untuk kedua kelompok baik sebelum maupun
sesudah pemberian perlakuan.
(3) gabungan desain pertama dan kedua
Desain Solomon, desain yang merupakan penggabungan dari desain 1)
dan desain 2) disebut desain Solomon atau Randomized Solomon
Four-Group Design. Ada empat kelompok yang dilibatkan dalam
penelitian ini : dua kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen.
Pada satu pasangan kelompok eskperimen dan kontrol diawali dengan
pra-tes, sedangkan pada pasangan yang lain tidak.

C. Sampel
1. Pengertian Sampel Penelitian 
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama bersifat representatif dan menggambarkan populasi sehingga
dianggap dapat mewakili semua populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel
berguna untuk membantu para peneliti dalam melakukan generalisasi terhadap

11
populasi yang diwakili. Sampel merupakan sebagai bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya.
Sampel digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya
keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan
digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
Berikut definisi dan pengertian sampel penelitian dari beberapa sumber buku: 
a. Menurut Djarwanto , sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi. 
b. Menurut Siyoto dkk, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. 
c. Menurut Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika
kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel.
d. Menurut Sudjana dan Ibrahim, sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau
yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.

2. Alasan Pengambilan Sampel 


Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu
melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik,
populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut sampel. Meskipun
demikian hasil penelitian tidak akan berkurang bobot dan akurasinya karena sampel
memiliki karakter yang sama dengan populasi sehingga informasi yang digali dari
sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.

12
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian
akan tetap terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar, sebagaimana
diuraikan pada bagian lain bab ini. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel
merupakan nilai-nilai yang menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai
statistik sampel itu. Hal itu berarti bahwa hasil yang disimpulkan berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel akan mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi
statistik akan menjamin bobot hasil penelitian.
Menurut Winarno, beberapa alasan pertimbangan penggunaan dan pengambilan
sampel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penghematan Biaya 
Besaran jumlah anggota sampel dalam penelitian berimplikasi pada biaya.
Pelibatan jumlah anggota populasi yang besar memerlukan biaya yang lebih
besar dari pada pelibatan jumlah anggota populasi yang kecil. Dengan
mengambil sebagian anggota populasi, penghematan biaya dapat dilakukan.
Makin sedikit jumlah anggota yang diambil sebagai sampel, makin banyak
penghematan yang dapat dilakukan.
b. Penghematan Waktu 
Dengan sampling, waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dapat
dihemat. Waktu yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan sampel
lebih sedikit daripada waktu penelitian yang tidak menggunakan sampel. Hal itu
juga berarti bahwa makin sedikit sampel yang dilibatkan, makin banyak waktu
yang dapat dihemat.
c. Penghematan Tenaga 
Dengan menggunakan sampling, maka tenaga yang dibutuhkan untuk penelitian
dengan sampling lebih sedikit dibandingkan dengan yang tanpa sampling. Makin
sedikit sampel yang dilibatkan, maka tenaga yang dibutuhkan juga makin sedikit.

13
d. Jaminan Ketelitian dan Bobot Hasil 
Dalam kaitan dengan jaminan ketelitian, sampling memungkinkan hasil kerja
penelitian lebih intens dan lebih teliti dibandingkan dengan tanpa sampling.
Kegiatan penelitian dengan menjangkau subjek yang sedikit memungkinkan
diperolehnya banyak informasi yang relatif mendalam dibandingkan dengan
subjek penelitian yang besar.

3. Proses Pengambilan Sampel 


Proses pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti dalam
melakukan generalisasi terhadap populasi yang diwakili sehingga sampel
didefinisikan sebagai bagian dari populasi dari mana data diambil secara langsung.
Generalisasi ialah penarikan kesimpulan dari suatu hal yang jumlah elemennya
lebih sedikit sampel, ke suatu hal yang jumlah elemennya lebih banyak atau lebih
luas populasi.
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut: 
a. Definisikan populasi sasaran.
Populasi sasaran seharusnya sudah ditemukan oleh peneliti ketika
menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran adalah kumpulan
atau elemen yang memiliki informasi penelitian. Hasil penelitian dari populasi
akan menghasilkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kumpulan atau populasi
tersebut. 
b. Tentukan bingkai sampel.
Sample frame atau bingkai sampel merupakan wakil dari kumpulan atau
elemen populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan nama kabupaten atau
daftar pustaka dengan judul buku dan pengarangnya. 

14
c. Tentukan jumlah sampel.
Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam sampel. Besaran
jumlah sampel sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya adalah tujuan
penelitian. Jika penelitian itu bersifat deskriptif, biasanya membutuhkan jumlah
sampel yang besar. Namun jika hanya untuk menguji hipotesis, jumlah
sampelnya tidak perlu besar. Semakin besar jumlah sampel maka akan semakin
besar kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel tentunya
akan semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan mempengaruhi hasil
penelitian.

4. Teknik Pengambilan Sampel 


Menurut Handayani (2020) teknik pengambilan sampel atau biasa disebut
dengan sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang
diteliti untuk dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari
subjek yang dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari
elemen populasi.
Teknik sampling ada dua bagian, yaitu probability sampling dan non probability
sampling. Adapun penjelasan dan jenis-jenis teknik pengambilan sampel atau
sampling adalah sebagai berikut:
a. Teknik sampling secara probabilitas (Probability Sampling) 
Menurut Kuntjojo, teknik sampling probabilitas atau random sampling
merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau
kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan
demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang
representatif. Teknik sampling ini lebih mampu untuk dilakukan generalisasi
pada hasil penelitian. Namun biasanya dilakukan untuk populasi yang
anggotanya bisa dihitung.

15
Adapun jenis-jenis teknik sampling secara probabilitas adalah sebagai berikut: 
1) Sampling random sederhana (Simple random sampling).
Dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat
dalam populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel jenis ini dilakukan jika
anggota populasi yang kecil dan dianggap homogen. Cara paling populer
yang dipakai dalam proses penarikan sampel random sederhana adalah
dengan melalui undian. Hasil penelitian memiliki tingkat generalisasi yang
tinggi namun tidak seefisien stratified sampling. 
2) Sampling sistematic (Sistematic sampling).
Hampir sama dengan random sampling, hanya saja sistematis
memilih angka random dari tabel. Prosedur ini berupa penarikan sampel
dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang ke sekian dari daftar
populasi. Sampling jenis ini mudah untuk digunakan bila sampel frame
populasinya baik. Kelemahannya terjadi bias cukup tinggi. 
3) Sampling secara rambang proporsional (Proportionate stratified random
sampling).
Salah satu teknik yang digunakan jika populasi mempunyai anggota
atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional. Adapun
cara pengambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.
Populasi harus diartikan sesuai segmennya: Proporsional diambil dari
anggota populasi yang sebenarnya Populasi diambil dari anggota populasi
lainnya. 
4) Sampling secara kluster (Cluster sampling).
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang
ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang
amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah,

16
berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik
pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage
sampling. Teknik sampling ini dipakai untuk menentukan sampel jika objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk
dari suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.
b) Teknik sampling secara non-probabilitas (Non Probability Sampling) 
Menurut Kuntjojo, teknik sampling non-probabilitas adalah teknik
pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti
atau menurut pertimbangan pakar. Sampling ini adalah teknik yang tidak
memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Adapun jenis-jenis teknik sampling secara non-probabilitas adalah
sebagai berikut: 
1) Sampling Sistematis
Suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. 
2) Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti
misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel
perempuan juga sebanyak 70 orang.
3) Sampling aksidental
Suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai
sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk
dijadikan sebagai sumber data. 

17
4) Purposive Sampling
Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau
seleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di
Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu
Kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan
seorang korban kriminal yang ada di kota tersebut. 
5) Sampling Jenuh.
Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil. 
6) Sampling Snowball.
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau sedikit,
lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari
sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus
korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan
kedua lalu informan seterusnya.
Rumus dan Jumlah Pengambilan Sampel Menurut Priyono (2016),
terdapat beberapa hal yang memengaruhi berapa besar sampel harus diambil,
yaitu sebagai berikut: 
a. Heterogenitas dari populasi. Semakin heterogen sebuah populasi, jumlah
sampel yang diambil pun harus semakin besar sehingga seluruh
karakteristik populasi dapat terwakili. 
b. Jumlah variabel yang digunakan. Semakin banyak jumlah variabel yang
ada, jumlah sampel yang diambil pun harus semakin besar. Hal ini
mengingat adanya persyaratan pengujian hubungan (misalnya dengan
chi_square test of independent yang tidak memungkinkan adanya sel

18
dengan nilai yang diharapkan kurang dari 1 yang dalam perhitungannya
dipengaruhi oleh besaran sampel). 
c. Teknik penarikan sampel yang digunakan. Jika kita menggunakan teknik
penarikan sampel acak sederhana, otomatis jumlah sampel tidak terlalu
berpengaruh dibandingkan dengan penggunaan teknik penarikan sampel
acak terlapis. Semakin banyak lapisan membutuhkan sampel yang lebih
besar pula.
Rumus pengambilan sampel untuk populasi yang sudah diketahui jumlahnya
dapat menggunakan rumus Slovin (Priyono, 2016), yaitu:

Keterangan: 
 n : Jumlah sampel. 
 N : Jumlah populasi. 
 E : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).
Contoh: 
Populasi dalam suatu penelitian adalah keluarga yang memiliki kartu Sehat
di wilayah kerja puskesmas Baktijaya Depok yang berjumlah 1.087
keluarga. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar
l0%, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 91,57. Karena jumlah keluarga
merupakan variabel diskret, maka 91,57 dibulatkan menjadi 92 keluarga.
Rumus di atas digunakan jika jumlah populasi sudah diketahui. Apabila
jumlah populasi tidak diketahui maka dapat digunakan rumus di bawah ini
(Handayani, 2020):

19
Keterangan: 
Z : Z tabel dengan tingkat signifikansi tertentu. 
P : Proporsi populasi yang diharapkan memiliki karakteristik tertentu. 
Q : Proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki karakteristik tertentu. 
d : Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir.
Contoh: 
Dari studi penjajagan terhadap 100 konsumen diketahui bahwa 50%
berkeinginan membeli sampo dengan kemasan baru, perusahaan ingin
meneliti dengan jumlah yang lebih besar untuk memprediksi potensi
konsumen. Jika menggunakan tingkat signifikansi 5% dan tingkat kesalahan
5% maka ukuran sampel yang dibutuhkan adalah:
n = (2,58)² {(50x50) / 5²
n = 1.849,15 = 1.850

D. Pengumpulan Data
1. Definisi pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan
penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori
yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan
hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk
diteliti secara lebih mendalam. Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-
variabel yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel
yang telah ditentukan sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti

20
bagi penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa
memiliki berbagai wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol,
bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu
konsep.
Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Menurut cara memperolehnya:
1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian.
2) Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek atau subjek penelitian.
b. Menurut sumbernya
1) Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan
dalam sebuah organisasi
2) Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau
kegiatan di luar sebuah organisasi
c. Menurut sifatnya
1) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
2) Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka
d. Menurut waktu pengumpulannya
1) Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu
waktu tertentu
2) Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan
keadaan/ peristiwa/ kegiatan.

21
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan
data dan instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua
istilah ini memiliki arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik
atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat,
maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman
wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri,
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.
Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring
perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui
media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi
atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
b. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti
biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga
bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder,
kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.

22
c. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin
digali dari responden.
3. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan
data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini
juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode
pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam
kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant observation
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati.
4. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih
efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan

23
tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam
dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka
adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk
menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah
menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan
perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner
yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah
diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk
menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
5. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data
yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.
Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua,
yakni:
a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/
cerita orang lain, misalnya: biografi.

24
E. Analisis Data
1. Pengertian Analisis Data Menurut Para Ahli
Berikut ini merupakan definisi Analisis data menurut para ahli:
a. Bogdan dan Taylor
analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan
tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.
b. Patton
analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya kedalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
c. Lexy J. Moleong
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja, seperti yang disarankan oleh
data.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

2. Tujuan Analisis Data


Adapun tujuan dari analisis data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa
dipahami, lalu untuk membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan mengenai
karakteristik populasi berdasarkan data yang didapatkan dari sampel, biasanya
ini dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

25
3. Langkah Dan Prosedur Analisis Data
Adapun langkah-langkah dalam analisis data yang diantaranya sebagai berikut:
a. Tahap pengumpulan data.
b. Tahap editing, pada tahap ini yakni memeriksa kejelasan maupun
kelengkapan mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.
c. Tahap koding, maksudnya pada tahap ini melakukan proses didentifikasi dan
proses klasifikasi dari tiap-tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen
pengumpulan data berdasarkan variable yang sedang diteliti.
d. Tahap tabulasi, melakukan kegiatan mencatat ataupun entri data kedalam
tabel-tabel induk dalam penelitian.
e. Tahap pengujian, pada tahapan ini data akan diuji kualitasnya yakni menguji
validitas maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan data.
f. Tahap mendeskripsikan data, menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi
ataupun diagram dan dalam berbagai macam ukuran tendensi sentral
maupun ukuran dispersi, dengan tujuan untuk memahami karakteristik data
sampel dari penelitian tersebut.
g. Tahap pengujian hipotesis, tahap ini merupakan tahapan pengujian terhadap
proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna atau tidak
atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.

4. Macam Atau Jenis-Jenis Analisis Data Dalam Penelitian


Teknik analisis data dalam penelitian ada 2 “dua” jenis yang diantaranya
sebagai berikut:
a. Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis
bersifat kuantitatif, yaitu analisis yang menggunakan model-model, seperti
model matematika (misalnya fungsi multivariat), model statistik, dan

26
ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang
kemudian dijelaskan dan diintrespretasikan dalam suatu uraian. Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data
meliputi.
1) mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis responden,
2) mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
3) menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
4) melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
5) melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.


Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1) Teknik Analisis Data Secara Deskriptif


Teknik analisis data deskriptif merupakan teknik analisis yang dipakai
untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat
generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis
data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam
bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean,
modus dll.
2) Teknik Analisis Data Secara Inferensial
Teknik analisis data inferensia merupakan statistik yang dipakai untuk
melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum. Ciri dari analisis data inferensial yaitu digunakannya
rumus statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan

27
itulah yang nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi
yang berasal dari sumber bagi populasi. yang dengan begitu statistik
inferensial mempunyai fungsi untuk mengeneralisasikan hasil dari
penelitian sampel untuk populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka
statistik inferensial sangat berguna untuk penelitian sampel.
b. Analisis Data Kualitatif
Analisa data Kualitatif adalah merupakan suatu proses induktif
dalam mengorganisir data menjadi beberapa kategori dan mengindentifikasi
pola-pola (hubungan) diantara banyak kategori (Mc.Milla&Schumacher).
Analisis data kualitatif adalah proses secara sistematis mencari dan
mengolah berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan
lapangan, dan kajian dokumen (pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan
temuan penelitian.
Analisis data kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan
model matematika, model statistik dan ekonometrik atau model tertentu
lainnya. Dalam hal ini, sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau
angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus.
Analisis data pada penelitian kualitatif merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.

28
1. Tujuan Analisa Data Kualitatif
a) Menemukan makna, bagaimana seseorang memberikan makna atas
sesuatu, baik berupa aktivitas, konsep, pernyataan, atau yang lain.
b) Menguraikan dan menjelaskan konteks yang melingkupi suatu
kondisi atau peristiwa, untuk menjelaskan bahwa suatu tindakan itu
tidak bisa dipisahkan dari kondisi lingkungan yang ada.
c) Menguraikan atau menggambarkan bagaimana suatu proses terjadi
atau berlangsung, tindakan apa yang terjadi, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan.
d) Menjelaskan alasan atau rasional, mengapa seseorang melakukan
sesuatu tindakan dengan cara tertentu.
Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelahnya. Dalam hal ini
Nasution menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian.
Analisis sebelum di lapangan dilakukan terhadap hasil studi
pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian. Ada berbagai macam cara analisis data kualitatif. Salah
satunya analisis selama di lapangan yaitu model Miles dan Huberman.

Miles menyatakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara


interaktifdan berlangsung secara terus menerus hingga datanya jenuh. Aktivitas
dalam analisis data meliputi data reduction, data display, dan conclusion
drawing/ verification.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan atau
kaidah yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. 
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan
penelitian bersandar pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan empiris.
Dalam melakukan penelitian, terlebih lagi untuk penelitian kuantitatif, salah satu
langkah yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian adalah suatu
strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama bersifat representatif dan menggambarkan populasi sehingga
dianggap dapat mewakili semua populasi yang diteliti. Analisis data ialah upaya atau
cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa
dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan
dengan penelitian
B. Saran
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan referensi bagi Mahasiswa Kebidanan
poltekkes kemenkes Bengkulu dalam menerapkan ilmu dan institusi lebih dapat
meningkatkan atau menambah referensi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Muladi, Seto dkk. 2020. Metode Penelotian Kualitatif dan Mixed Method. Depok: PT.
RajaGrafindo Persada
Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia
Grafika.
Afrizal. 2019. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Rajawaji pers.
Sudaryono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan Mix Method. Depo:
Rajawali pers.
Siyoto, Sandu dan Sodik, M. Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Martono, Nanang dkk. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Winarno. 2013. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM
Press.
Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.
Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.

31

Anda mungkin juga menyukai