PF TELINGA
1. Perkenalan diri
2. Confirm identity
3. Informed consent
4. Cuci tangan 6 langkah WHO
5. Siapin alat
6. Siapin pasien
a. Kalau anak:
i. Dipangku di korsi sm orang tua
ii. Kaki orang tua jepit kaki anak
iii. Tangan orang tua megang tangan pasien, perawat nya megang kepala
iv. Kalau ga ada asisten, minta ortu nya yg fiksasiin kepala anaknya dgn cara 1 tangan
megang dahi sambil pala nya ditempelin ke dada ortu nya
Felicya Vania – Blok SSS 2022
7. Inspeksi
a. Menggunakan lampu kepala buat nilai bentuk daun telinga & cek ada kelainan pada telinga luar
nya/ ga
b. Inspeksi liang telinga & membrana timpani pake speculum telinga / otoskop ( pilih ukuran
speculum yg paling gede dlu supaya bs dpt visual yg lebih baik )
i. Dewasa: ukurannya 5 mm
ii. Anak: 4 mm
iii. Bayi: 2,5-3 mm
c. Lakukan pemeriksaan pada kedua telinga, dimulai dari yg sehat (normal) terlebih dahulu baru yg
sakit
d. Dimulai dari Telinga bagian luar
i. Kulit/ daun telinga → Ada/tdk → Normal gk / Macrotia / Microtia (gede / kecil)
ii. Ada radang / tdk disekitar telinga → Perubahan warna kemerahan (Erythema)
iii. Ada schiatric (bekas luka)/ tdk?
iv. Ada Fistel / tdk? (Ada lubang di depan tragus
yang menyambung ke bagian pre-aulicular →
bisa menimbulkan infeksi)
v. Ada abscess retro-auricular / tidak? (bengkak di
kuping)
vi. Ada cairan yg keluar dari kuping?
vii. Muara/ lobang telinga → terlihat / ga
viii. Keberadaan telinga
1. Terbentuk/ ga
2. Besar: kecil / besar / normal / abnormal
3. Adakah kelainan seperti hematom pada
daun telinga
Pemeriksaan
telinga bagian
luar
Felicya Vania – Blok SSS 2022
8. Palpasi
a. Lakukan pada bagian depan sm blakang
b. Telinganya di Tarik ke atas sakit / tidak?
c. Ada nyeri tekan / tidak (retroauricular pain / tragus pain
i. Nyeri tekan tragus → sakit / tdk
ii. Nyeri tekan mastoidnya / retroauricular → sakit/tdk
Kalau sakit bisa mastoiditis atau otitis interna
Otitis eksterna → herpes zonster, trunkel
Otitis media stadium hiperemis → sakit di dalam tpi ditarik luar gk sakit
Felicya Vania – Blok SSS 2022
9. Auskultasi
a. Ada bising/ ga di sekitar liang telinga
10. Tes
a. Tes bisik → utk bedain gangguan pendengan dgn tuli sensorineural
i. Pasien duduk di kursi pemeriksaan
ii. Pemeriksa berdiri kurleb 50 cm d blakang pasien
iii. Pemeriksaan dimulai dari telinga yg normal dan telinga lainnya ditutup dengan kapas
iv. Pemeriksa membisikkan serangkaian angka dan huruf, cthnya ( 5-K-2 ) dan minta pasien
bwt ngulangin urutan kata & huruf
v. Jika pasien bisa mengulang bisikan brarti ga ada masalah, tp kalo ga bisa coba ulangin
pemeriksaan menggunakan kombinasi huruf & angka lain
vi. Telinga lain diperiksa dengan cara yg sama tp kombinasi angka & hurufnya beda
b. Garpu tala → utk menilai ada/ tidak gangguan pendengaran, bedain tuli konduktif dan
sensorineural
i. Siapin garpu tala dgn frekuensi 512 Hz
1. Tes rinne → utk bandingin hantaran udara / hantaran tulang
a. Garpu tala nya digetarkan trus ditempel di proc. Mastoideus
b. Tanyain pasien nya apakah masih mendengar getaran nya lalu dipindah
ke 1 inch depan meatus auditorius eksternus
c. Interpretasi
i. + → pasien masi mendengar bunyi saat dipindah ke depan
meatus auditorius ( udara > tulang )
ii. - → suara konduksi tulang lebih keras ( tuli hantaran atau tuli
sensorineural )
2. Tes weber → bedain tuli hantaran & tuli sensorineural
a. Grapu tala digetarkan trus diletakkan di vertex
b. Tanyain pasiennya suara nya terdengar sama keras atau lebih keras di satu
sisi
c. Interpretasi
i. Suara terdengar sama keras telinga kanan/ kiri → normal
ii. Lateralisasi ke telinga terganggu → tuli hantaran
iii. Lateralisasi ke telinga sehat → tuli sensorineural