Case Objectives:
1. Define the term of diarrhea, its classification, and pathophysiology
Diare merupakan kondisi dimana konsentrasi tinja menjadi cair + frekuensi BAB meningkat dibandingkan dengan
bowel movement normal. Klasifikasi diare berdasarkan durasi terjadinya,
▪ Diare akut -> frekuensi defekasi >3x sehari dalam 24 jam selama ≤14 hari + umumnya karena infeksi
▪ Diare persisten -> diare terjadi >2 minggu
▪ Diare kronik -> diare terjadi >30 hari + biasanya non-infeksi
Diare dapat terjadi melalui beberapa patofisiologi berikut,
o Peningkatan osmolaritas intraluminal (diare osmotic) -> peningkatan tekanan osmotic intralumen usus halus
dapat terjadi akibat penggunaan obat/zat kimia hiperosmotik (MgSO4; Mg[OH]2), malabsorbsi umum, defek
absorbsi mukosa usus (defisiensi disakaridase -> laktosa; malabsorbsi glukosa/galaktosa) | anak dengan
intoleransi laktosa biasanya memiliki gambaran eritema natum (pantat lecet padahal diare baru timbal
sebentar) + sering kentut
o Peningkatan sekresi cairan & elektrolit oleh usus (diare sekretorik) -> peningkatan sekresi cairan & elektrolit
dengan disertai penurunan absorbs akan menyebabkan timbulnya diare dengan volume yang sangat banyak
bahkan saat pasien berpuasa, kondisi ini dapat terjadi akibat efek enterotoxin (V. cholerae; E. coli), penyakit
yang menghasilkan hormon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorbs garam empedu), dan efek obat
(laksatif dioctyl sodium sulfosuksinat) | beberapa agen penyebab diare sekretorik adalah bakteri: E.coli,
Shigella, Salmonella, Vibrio; virus: Rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus; parasite: Entamoeba hystolitica,
Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, cacing; jamur
o Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik) -> inflamasi dapat menyebabkan kerusakan mukosa usus sehinggga
dapat terjadi produksi mukus berlebih + eksudasi air & elektrolit kedalam lumen serta gangguan absorbs
air-elektrolit
o Infeksi dinding usus (diare infeksi)
▪ Kerusakan non-invasif (enterotoksigenik + tidak merusak mukosa) -> ketika ada toksin dari bakteri
(cholera) akan terjadi penempelan pada epithel usus yang selanjutnya membentuk adenosin monofosfat
siklik (AMF siklik) dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, dan
kation natrium + kalium. Absorbsi ion natrium yang melalui pompa natrium tidak terganggu sehingga
dengan keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat; air; natrium; ion kalium) dapat dikompensasi
dengan meningkatnya penyerapan ion natrium (diikuti oleh air; ion kalium; ion bikarbonat), kompensasi
ini dapat tercapai dengan pemberian larutan glukosa yang serap aktif oleh dinding usus
▪ Kerusakan invasive (enterovasif + merusak mukosa) -> diare ini terjadi karena kerusakan dinding usus
(nekrosis/ulcerasi) akibat infeksi oleh bakteri, diarenya terjadi secara sekretorik eksudatif + bisa
bercampur dengan darah/lendir
o Malabsorbsi asam empedu & lemak -> dapat terjadi pada gangguan pembentukan micelle empedu & penyakit
saluran bilier + hati
o Defect sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit -> terjadi hambatan mekanisme Na + K +
ATPase di enterosit & absorbs Na+ dan air yang abnormal
o Abnormalitas waktu dan mobilitas transit usus -> dapat terjadi akibat adanya hipermotilitas & iregularitas
motilitas usus sehingga terjadi absorbs abnormal di usus halus, beberapa penyebab gangguan motilitas adalah
DM; pasca vagotomy; hyperthyroid
o Gangguan permeabilitas usus -> bisa terjadi akibat kelainan morfologi membrane epithel spesifik pada usus
Mekanisme terjadinya muntah dan diare pada saat ada infeksi oleh bakteri,
Klasifikasi dari diare,
Diagnosis pada diare biasanya cukup dengan anamnesis & PF tetapi untuk diare >4 hari + demam tinggi + ada darah
pada feses + kecurigaan IBD + imunosipresi bisa dilakukan pemeriksaan lab dengan CBC; pemeriksaan feses; kultur
feses; C. difficile toxin assay; stool osmotic gap (identifikasi watery diarrhea tipe osmotic/secretory). Selain itu bisa
dilakukan imaging dengan colonoscopy atau CT.
Derajat dehidrasi,
5. Describe the management of a child with diarrhea and dehydration
Manajemen diare pada anak menurut 5 pilar WHO,
● Rehidrasi sesuai derajat dehidrasinya
6. Oralit
Oralit merupakan elektrolit yang digunakan untuk meredakan dehidrasi yang umumnya disebabkan oleh diare. Oralit
biasanya dikemas dalam bentuk bubuk atau serbuk dengan kandungan normal 4.1 gram dalam setiap sachetnya.
Penggunaan obat ini biasanya dilakukan dengan melarutkan oralit dalam 200mL air. Dalam 1 kemasan oralit biasanya
mengandung :
● Glukosa anhidrat 2.7gram
● Kalium klorida 0.3 gram
● Natrium klorida 0.52 gram
● Trisodium sitrat dihidrat 0.58 gram
Dosis penggunaan oralit adalah :
● Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali diare.
● Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali diare.
● Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali diare.
● Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali diare.
Ada 2 jenis oralit yang beredar yakni: oralit dengan basa sitrat (LGOS) dan oralit dengan basa bikarbonat (LGOB). JIka
tidak dapat menemukan oralit, maka dapat dibuat sendiri dengan menggunakan 2 sendok teh gula dan 12 sendok
teh garam lalu dilarutkan dalam air matang. Cara membuat oralit juga dapat dilakukan dengan memberikan 1
sendok teh gula pasir lalu tambahkan ¼ sendok teh garam lalu larutkan dalam 200cc air matang hangat. Oralit yang
sudah dicampur hanya boleh di keep selama 24 jam, jika sudah lebih maka harus dibuang.
Emergency -> dehidrasinya