Anda di halaman 1dari 9

WEEK 3

Case Objectives:
1. Define the term of diarrhea, its classification, and pathophysiology
Diare merupakan kondisi dimana konsentrasi tinja menjadi cair + frekuensi BAB meningkat dibandingkan dengan
bowel movement normal. Klasifikasi diare berdasarkan durasi terjadinya,
▪ Diare akut -> frekuensi defekasi >3x sehari dalam 24 jam selama ≤14 hari + umumnya karena infeksi
▪ Diare persisten -> diare terjadi >2 minggu
▪ Diare kronik -> diare terjadi >30 hari + biasanya non-infeksi
Diare dapat terjadi melalui beberapa patofisiologi berikut,
o Peningkatan osmolaritas intraluminal (diare osmotic) -> peningkatan tekanan osmotic intralumen usus halus
dapat terjadi akibat penggunaan obat/zat kimia hiperosmotik (MgSO4; Mg[OH]2), malabsorbsi umum, defek
absorbsi mukosa usus (defisiensi disakaridase -> laktosa; malabsorbsi glukosa/galaktosa) | anak dengan
intoleransi laktosa biasanya memiliki gambaran eritema natum (pantat lecet padahal diare baru timbal
sebentar) + sering kentut
o Peningkatan sekresi cairan & elektrolit oleh usus (diare sekretorik) -> peningkatan sekresi cairan & elektrolit
dengan disertai penurunan absorbs akan menyebabkan timbulnya diare dengan volume yang sangat banyak
bahkan saat pasien berpuasa, kondisi ini dapat terjadi akibat efek enterotoxin (V. cholerae; E. coli), penyakit
yang menghasilkan hormon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorbs garam empedu), dan efek obat
(laksatif dioctyl sodium sulfosuksinat) | beberapa agen penyebab diare sekretorik adalah bakteri: E.coli,
Shigella, Salmonella, Vibrio; virus: Rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus; parasite: Entamoeba hystolitica,
Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, cacing; jamur
o Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik) -> inflamasi dapat menyebabkan kerusakan mukosa usus sehinggga
dapat terjadi produksi mukus berlebih + eksudasi air & elektrolit kedalam lumen serta gangguan absorbs
air-elektrolit
o Infeksi dinding usus (diare infeksi)
▪ Kerusakan non-invasif (enterotoksigenik + tidak merusak mukosa) -> ketika ada toksin dari bakteri
(cholera) akan terjadi penempelan pada epithel usus yang selanjutnya membentuk adenosin monofosfat
siklik (AMF siklik) dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, dan
kation natrium + kalium. Absorbsi ion natrium yang melalui pompa natrium tidak terganggu sehingga
dengan keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat; air; natrium; ion kalium) dapat dikompensasi
dengan meningkatnya penyerapan ion natrium (diikuti oleh air; ion kalium; ion bikarbonat), kompensasi
ini dapat tercapai dengan pemberian larutan glukosa yang serap aktif oleh dinding usus
▪ Kerusakan invasive (enterovasif + merusak mukosa) -> diare ini terjadi karena kerusakan dinding usus
(nekrosis/ulcerasi) akibat infeksi oleh bakteri, diarenya terjadi secara sekretorik eksudatif + bisa
bercampur dengan darah/lendir
o Malabsorbsi asam empedu & lemak -> dapat terjadi pada gangguan pembentukan micelle empedu & penyakit
saluran bilier + hati
o Defect sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit -> terjadi hambatan mekanisme Na + K +
ATPase di enterosit & absorbs Na+ dan air yang abnormal
o Abnormalitas waktu dan mobilitas transit usus -> dapat terjadi akibat adanya hipermotilitas & iregularitas
motilitas usus sehingga terjadi absorbs abnormal di usus halus, beberapa penyebab gangguan motilitas adalah
DM; pasca vagotomy; hyperthyroid
o Gangguan permeabilitas usus -> bisa terjadi akibat kelainan morfologi membrane epithel spesifik pada usus
Mekanisme terjadinya muntah dan diare pada saat ada infeksi oleh bakteri,
Klasifikasi dari diare,

Diagnosis pada diare biasanya cukup dengan anamnesis & PF tetapi untuk diare >4 hari + demam tinggi + ada darah
pada feses + kecurigaan IBD + imunosipresi bisa dilakukan pemeriksaan lab dengan CBC; pemeriksaan feses; kultur
feses; C. difficile toxin assay; stool osmotic gap (identifikasi watery diarrhea tipe osmotic/secretory). Selain itu bisa
dilakukan imaging dengan colonoscopy atau CT.

2. Describe the common etiology of acute diarrhea in children


Pada anak, (kalau infeksi biasanya ada nyeri di umbilicus kebawah + abs BAB daerah perianal juga lebih sakit)

Klasifikasi klinisi dari diare,


Etiologi pada dewasa,
3. Describe the clinical manifestation and laboratory test in rotavirus diarrhea
Rotavirus merupakan penyebab utama terjadinya gastroenteritis akut di dunia khususnya pada anak <5 tahun.
Rotavirus merupakan virus RNA dengan 10 spesies (A-J -> A paling sering bikin infeksi pada anak) berbentuk
wheel-shaped yang transmisinya melalui rute fecal-oral (bisa rute lain tapi paling umum yang ini), tetapi dengan
adanya vaksinasi maka infeksi rotavirus bisa ditekan. Ketika berhasil masuk dalam tubuh maka virus ini akan
bereplikasi pada enterocytes mature (di middle/ujung tip) & enteroendocrine pada lumen usus halus, akibatnya
terjadi perubahan pada sel epithel usus halus yang menimbulkan gangguan penyerapan sodium + air + potassium
pada usus besar, pada akhirnya terjadi watery diarrhea (malabsorbtion diarrhea) tetapi diare yang ditimbulkan juga
bisa berupa secretory karena aanya efek NSP4 + aktivtasi enteric nervous system. Periode inkubasi virus ini berkisar
1-3 hari dengan gejala dominannya adalah diare + muntah + demam (mild – high grade fever). Gejala yang
ditimbulkan berupa diare (tanpa darah + cuma sebentar), muntah, demam, lemas, dan terkadang bisa disertai gejala
neurologis (convulsion; encephalitis; encephalopathy) sehingga kebanyakan anak akan berujung dehidrasi. Apabila
rotavirus infection terjadi pada anak <1 bulan maka gejala yang timbul bisa ringan bahkan asymptomatic karena
adanya antibody maternal melalui ASI. Diagnosis diare karena rotavirus sulit dibedakan dengan gastroenteritis
lainnya sehingga bisa dilakukan konfirmasi dengan tes lab menggunakan feses (ELISA/immunochromatography).
Terapi pada infeksi ini dilakukan secara simptomatis + mencegah dehidrasi. Prognosis dari infeksi ini cenderung baik
tetapi jika terjadi penyebaran extra-intestinal maka manifestasinya bisa berupa meningitis; encephalitis; ataupun
kejang. Prevensi untuk infeksi dilakukan dengan vaksinasi rotavirus dengan menggunakan live attenuated vaccine
kecuali anak memiliki imunodefisiensi, riwayat instususepsi, ada reaksi alergi.

4. Define the status of dehydration in children


Dehidrasi merupakan kondisi yang terjadi akibat tubuh kekurangan cairan lebih banyak dibandingkan yang masuk
sehingga terjadi gangguan keseimbangan elektrolit yang membuat tubuh tidak dapat bekerja dengna baik, beberapa
tanda awal dehidrasi adalah: haus & pusing + mulut & kulit kering + kelelahan + jarang buang air kecil + urin gelap &
berbau tajam + ubun – ubun cekung (bayi) + tidak ada airmata saat menangis (bayi) + popok tetap kering (bayi) +
kurang aktif & rewel (bayi). Klasifikasi dehidrasi pada anak,

Derajat dehidrasi,
5. Describe the management of a child with diarrhea and dehydration
Manajemen diare pada anak menurut 5 pilar WHO,
● Rehidrasi sesuai derajat dehidrasinya

● Asupan nutrisi harus memadai (feeding counselling)


● Pemberian antibiotic sesuai indikasi (cefixime, ceftriaxone, cefotaxime, erythromycin, furazolidone, idoquinol,
paromomycin, quinacrine, vancomycin, tetracyclin, nitazoxanide, rifaximin) 
o Metronidazole 50mg/kg 3x sehari selama 5 hari untuk amoebiasis atau giardiasis
o Metronidazole 30mg/kgBB 3x sehari untuk Cl. difficile
● Pemberian zink untuk regenerasi mukosa usus -> menurunkan frekuensi BAB; memperbaiki volume tinja;
mengurangi durasi diare | zinc bisa bantu menghambat replikasi kebanyakan virus
● Edukasi orang tua
o Tetap memberikan ASI -> kalau dia minum susu formula maka berikan yang non-lactose
o Lebih menjaga kebersihan dan selalu cuci tangan sebelum makan
o Menjaga kebersihan lingkungan dengan BAB di toilet
o Imunisasi campak
o Jika sudah mau menyapih maka makanannya harus sehat dan benar
o Memberikan air minum yang bersih
o Makanan harus dimasak secara benar
Algoritma,

6. Oralit
Oralit merupakan elektrolit yang digunakan untuk meredakan dehidrasi yang umumnya disebabkan oleh diare. Oralit
biasanya dikemas dalam bentuk bubuk atau serbuk dengan kandungan normal 4.1 gram dalam setiap sachetnya.
Penggunaan obat ini biasanya dilakukan dengan melarutkan oralit dalam 200mL air. Dalam 1 kemasan oralit biasanya
mengandung :
● Glukosa anhidrat 2.7gram
● Kalium klorida 0.3 gram
● Natrium klorida 0.52 gram
● Trisodium sitrat dihidrat 0.58 gram
Dosis penggunaan oralit adalah :
● Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali diare.
● Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali diare.
● Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali diare.
● Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali diare.
Ada 2 jenis oralit yang beredar yakni: oralit dengan basa sitrat (LGOS) dan oralit dengan basa bikarbonat (LGOB). JIka
tidak dapat menemukan oralit, maka dapat dibuat sendiri dengan menggunakan 2 sendok teh gula dan 12 sendok
teh garam lalu dilarutkan dalam air matang. Cara membuat oralit juga dapat dilakukan dengan memberikan 1
sendok teh gula pasir lalu tambahkan ¼ sendok teh garam lalu larutkan dalam 200cc air matang hangat. Oralit yang
sudah dicampur hanya boleh di keep selama 24 jam, jika sudah lebih maka harus dibuang.
Emergency -> dehidrasinya

Kurva anak ini,

Anda mungkin juga menyukai