Anda di halaman 1dari 4

PENERJEMAHAN ELIPSIS NOMINA

A.    PENGERTIAN WACANA, ANALISIS WACANA DAN ELIPSIS


1.      Pengertian Wacana
Menurut Liliana Muliastuti dan Krisanjaya dalam bukunya Linguistik Umum (2007),
wacana adalah rangkaian ujaran lisan maupun tulisan yang mengungkapkan suatu hal, disajikan
secara teratur (memiliki kohesi dan koherensi), dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental
bahasa. Lalu Kridalaksana (2001) menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap,
dalam hirearki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (cerpen, novel, buku, seri ensiklopedia, dsb),
paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Henry Guntur Tarigan (dalam Setiawan, 2006:2) mengatakan bahwa wacana adalah
satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan
koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang
nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.

2.      Pengertian Analisis Wacana


Di sisi lain, analisis wacana menurut Stubbs (dalam Setiawan, 2006:3) ialah suatu usaha
untuk mengkaji organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dan oleh karena itu, analisis
wacana merupakan studi yang lebih luas daripada unit-unit linguistik, yakni kajian pertukaran
percakapan dan kajian teks-teks yang tertulis.
Jadi bisa disimpulkan bahwa analisis wacana adalah suatu kegiatan untuk mengkaji suatu
satuan bahasa yang terlengkap untuk menghasilkan pengertian yang mendalam.
Menurut Sumarlam dkk dalam bukunya yang berjudul Analisis Wacana, jenis-jenis
analisis wacana ada dua yaitu :

a)    Analisis Wacana Tekstual yaitu analisis yang memandang bahwa sebuah wacana terdiri atas
bentuk dan makna, maka hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang
disebut koherensi.
b)   Analisis Wacana Kontekstual yaitu analisis wacana yang mengkaji tentang aspek-aspek
internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana.

Analisis wacana yang digunakan untuk menganalisis cerpen Pengembaraan Saridin ini
adalah analisis wacana tekstual. Analisis wacana tekstual mempunyai dua lingkup penganalisisan
yakni analisis aspek gramatikal dan leksikal. Aspek gramatikal wacana menitikberatkan pada
segi bentuk dan struktur lahir sebuah wacana. Aspek gramatikal wacana meliputi pengacuan
(reference), penyulihan (subtitution), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian (conjungtion).

3.      Pengertian Elipsis


Aspek gramatikal wacana  yang dianalis pada cerpen Pengembaraan Saridin ialah
pelesapan atau ellipsis. Elipsis adalah suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur
kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar,
sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yangberlaku (Gorys Keraf,
2004:132).
Elipsis adalah peniadaan kata atau satuan lain yang ujud asalnya dapat diramalkan dari
konteks bahasa atau konteks luar bahasa (Kridalaksana, 1984:45). Elipsis dapat pula dikatakan
penggantian nol (zero) ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapkan atau tidak dituliskan. Hal ini
dilakukan demi kepraktisan. Elipsis dapat pula dibedakan atas elipsis nominal, elipsis verbal, dan
elipsis klausal.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Setiawan. 2006. Analisis Wacana. Surakarta : UNS.

Ibadiyah, Liana Yusoli. 2010. Analisis Wacana Tekstual dan Kongtekstual. [online] tersedia:
http://frezeamenadivine.blogspot.com

Kridalaksana, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Kurniawan, Okta. 2002. Terampil Berwacana Terampil Berbahasa. Warta Dephan RI No. 97 Th. XIV
edisi September – Oktober 2002.
Sudijah.S. 1994. Analisis Wacana: Suatu Pengantar. [online] tersedia: http://sudijah.wordpress.com
Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta : Pustaka Cakra

________. 2004. Analisis Wacana. Bandung : Pakar Raya.

Utomo, S Prasetyo. 2006. Kumpulan Cerpen Kompas: Pengembaraan Saridin. [online] tersedia:
http://cerpenkompas.wordpress.com

Elipsis adalah peniadaan kata atau satuan satuan lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dari konteks
bahasa atau konteks luar bahasa (Kridalaksana, 2001: 50), sedangkan Ramlan (1993: 23) mengemukakan
elipsis adalah adanya unsur kalimat yang tidak dinyatakan secara tersurat tetapi kehadiran unsur kalimat
itu dapat dilaksanakan. Elipsis adalah suatu gaya yang menghilangkan suatu unsur kalimat yang mudah
dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar sehingga struktur gramatikal atau
kalimatnya memenuhi pola yang berlaku menurut Keraf (2004:132). Tarigan (1987: 101) mengatakan
elipsis dapat pula dikatakan pengganti nol (Zero): sesuatu yang ada, tetapi tidak diucapkan atau
dituliskan. Maksud penggunaan elipsis ini demi kepraktisan dalam berbahasa, yakni dengan
menggunakan kata yang sedikit karena tidak diulangnya bagian yang sama sehingga dapat
menyampaikan maksud secara lengkap dan mudah dimengerti.

Contoh Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.

Misalnya:

Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.

2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya:

... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.

Ibu baru pulang ... pasar.

Catatan:

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik
untuk menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.

Misalnya:

Ibu baru pulang dari....


Sumber :

http://eprints.ums.ac.id/32765/18/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/11/pemakaian-tanda-elipsis-dan-tanda-seru.html

Anda mungkin juga menyukai