a) Analisis Wacana Tekstual yaitu analisis yang memandang bahwa sebuah wacana terdiri atas
bentuk dan makna, maka hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang
disebut koherensi.
b) Analisis Wacana Kontekstual yaitu analisis wacana yang mengkaji tentang aspek-aspek
internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana.
Analisis wacana yang digunakan untuk menganalisis cerpen Pengembaraan Saridin ini
adalah analisis wacana tekstual. Analisis wacana tekstual mempunyai dua lingkup penganalisisan
yakni analisis aspek gramatikal dan leksikal. Aspek gramatikal wacana menitikberatkan pada
segi bentuk dan struktur lahir sebuah wacana. Aspek gramatikal wacana meliputi pengacuan
(reference), penyulihan (subtitution), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian (conjungtion).
DAFTAR PUSTAKA
Ibadiyah, Liana Yusoli. 2010. Analisis Wacana Tekstual dan Kongtekstual. [online] tersedia:
http://frezeamenadivine.blogspot.com
Kurniawan, Okta. 2002. Terampil Berwacana Terampil Berbahasa. Warta Dephan RI No. 97 Th. XIV
edisi September – Oktober 2002.
Sudijah.S. 1994. Analisis Wacana: Suatu Pengantar. [online] tersedia: http://sudijah.wordpress.com
Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta : Pustaka Cakra
Utomo, S Prasetyo. 2006. Kumpulan Cerpen Kompas: Pengembaraan Saridin. [online] tersedia:
http://cerpenkompas.wordpress.com
Elipsis adalah peniadaan kata atau satuan satuan lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dari konteks
bahasa atau konteks luar bahasa (Kridalaksana, 2001: 50), sedangkan Ramlan (1993: 23) mengemukakan
elipsis adalah adanya unsur kalimat yang tidak dinyatakan secara tersurat tetapi kehadiran unsur kalimat
itu dapat dilaksanakan. Elipsis adalah suatu gaya yang menghilangkan suatu unsur kalimat yang mudah
dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar sehingga struktur gramatikal atau
kalimatnya memenuhi pola yang berlaku menurut Keraf (2004:132). Tarigan (1987: 101) mengatakan
elipsis dapat pula dikatakan pengganti nol (Zero): sesuatu yang ada, tetapi tidak diucapkan atau
dituliskan. Maksud penggunaan elipsis ini demi kepraktisan dalam berbahasa, yakni dengan
menggunakan kata yang sedikit karena tidak diulangnya bagian yang sama sehingga dapat
menyampaikan maksud secara lengkap dan mudah dimengerti.
Misalnya:
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik
untuk menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
http://eprints.ums.ac.id/32765/18/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/11/pemakaian-tanda-elipsis-dan-tanda-seru.html