Anda di halaman 1dari 17

ANALISA ARUS MODAL DAN INTEGRASI PASAR MODAL

DALAM CONTAGION EFFECT PADA


PASAR MODAL ASEAN
Dosen Pengampuh:

Truly O.PURBA,SE,M.Si

Disusun oleh:

Rona Situmorang

200110052

Manajemen VB

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS

MEDAN T.A 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur ikami panjatkan kepadai Tuhan Yang Maha Esa yang itelah
melimpahkan ikesehatan kepada ikami, sehingga ikami dapat imenyelesaikan
makalah ini. Adapuni judul dari imakalah ini iadalah “Analisa Arus Modal Dan
Integrasi Pasar Modal Dalam Contagion Effect Pada Pasar Modal Asean”.

Makalah iini di susun giuna memenuhi itugas mata ipelajaran Ekonomi


Internasional dan juga isebagai bala iilmu pengetahuan serta iinformasi yang
semoga ibermanfaat. Kami juga iberterima kasih kepada idosen mata kuliah
ini ,bapak Truly O.Purba,SE,M.Si yang telahimemberikan tugasikepada kami.

Makalah iniikami susundengan segala ikemampuan kami idan semaksimal


mungkin. Namun, ikami menyadiri ibahwa dalam ipenyusunan makalah ini tentu
tidaklah isempurna dan masih ibanyak kesalahan serta ikekurangan. Maka idari
itu kami isebagai penyusun imakalah ini imohon kritik, saran idan pesan darii
semua yang imembaca makalah ini iterutama Guru pembimbing dari imata
pelajaran Ekonomi Internasinonal harapkanisebagai bahan koreksiiuntuk kami

Akhiri kata, kami berharapi semoga makalah inii dapat memberikan


motivasi ibagi siapa sajaiyang membacaidan memanfaatkannya.

Medan, 22 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3


2.1 Teoriiterkait Pasar Modal Internasional..............................................3
2.2 Teorii Contagion Effect.......................................................................4

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................6


3.1 SejarahiBerdirinya Pasar Modal Internasional...................................6
3.2 MekanismeiArus Modal daniIntegrasi Pasar Modal...........................7
3.3 Contagion Effect DiiPasar ModaliKawasaniAsia...............................9

BAB IV PENUTUP.....................................................................................11
4.1 Kesimpulan.......................................................................................11
4.2 Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerjasamaiantar negaraikawasan ASEAN mengalami perkembangan
yang cukupi pesat mulaii dari kerjasamai politik, ekonomi dani keamanan.
Perkembangani ekonomi terbentuki dari adanyaiPreferential TradeiArrangement
(PTA), Freei Trade Areai (FTA), kemudiani menjadi ASEAN Economic
Community (AEC). AEC inii merupakan realisasii dari aspirasiiASEAN sebagai
kawasaniyang stabil, makmur, mempunyaiidaya kompetitifiyang tinggiisehingga
berfungsii sebagai pasar itunggal dan wilayahi basis produksii pada tahuni 2020
mendatang, dengani program kebebasani aliran barang, tenagai kerja, aliran
modal, namun ijuga untuk mengurangii kemiskinan dani kesenjangan isosial
ekonomii (Soesastro, 2004). Lebih lanjut, cetakibiru AEC direncanakaniadanya
liberalisasiijasa-jasa keuanganidiantara negaraianggota ASEAN denganitujuan
untukimempercepat perkembanganidan integrasi pasarimodal, serta tidakikalah
pentingnyai adalah adanya irencana pengurangani bahkan penghilanganibatasan
laluilintas permodalaniuntuk mencapai arusimodal yang lebihibebas diikawasan
antarinegara anggotaiASEAN (Muharam, 1999; Volz, 2013).]
Semakiniterintegrasinya pasar-pasarimodal ditandai olehimakin tingginya
korelasii antara returni saham antari bursaisaham, dimanaikorelasi yangisemakin
tinggi idisebabkan oleh beberapai hal yaitu bias yangi makini menurun idalam
pilihani portofolio, makini beranekaragamnya ipenjualan dan ipendanaan
perusahaan-perusahaan, ifenomena sementarai atau konvergensii industry idan
koordinasii kebijakan antari negara yang makini tinggi iintensitasnya (Arsyad,
2015; Robiyanto, 2017a; Robiyanto dan Hartanto, 2018). Valle (1999)
menyebutkani bahwa pasar modali suatu negara dapati mengalami ipergerakan
yang isama (comovement) karenai adanya faktorifaktor iekonomi yang
mendasarinyai (underlyingi factors), yang imencerminkan ikondisi ikeuangan di
dunia isecara umum, dan secara isistematis mempengaruhi isemuai pasar,
sebagai contohnyai yaitu adanya deregulasiidan liberalisasiipasar, perkembangan
teknologii komunikasi dan isistem iperdagangan, inovasii pada produk idan ijasa
keuangani serta makini meningkatnya aktivitasi internasional darii perusahaan-

1
perusahaan imultinasional juga imempengaruhi comovement ipasar imodal di
berbagai inegara (Papavassiliou, 2014; Robiyanto dan Ernayani, 2018).
Kestabilani perekonomian isuatu negara itidak bisai terlepas idari iadanya
peristiwai yang terjadi baiki secara domestiki maupun ieksternal (Mensi, Beljid,
Boubaker, dan Managi, 2013; Robiyanto, 2018a; Robiyanto, Wahyudi, dan
Pangestuti, 2017b). Peristiwa ieksternal yang ibergejolak diinegara besar, dapat
mempengaruhi ikondisi iperekonomian negara iyang pada iakhirnya akan
berdampaki terhadap pergerakan iharga saham imaupun integrasii pasar modal
suatui negara (Suganda dan Soetrisno, 2016). Kategorii peristiwai yang
mengejutkani di dunia investasii pada itahun 2016 iadalah adanyaireferendum
keluarnya inegara Inggrisi dari Uni Eropa iyang dikategorikan idalam resiko
sistematikiyang dapat mempengaruhiiekonomi diikawasan, memang tidakidapat
dipungkiriiintegrasi finansialitidak lepas dariiadanya resiko, dimanaiperistiwa di
negarai lain dapat imemberikan efek ipenularan atau sering idisebut dengan
contagion effect ke inegara ilain dan haliini tidak menutupikemungkinan dapat
berimbasike negara-negaraidi kawasaniASEAN (Seth dan Sharma, 2015)

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan ipemaparan latar ibelakang pada ipenelitian ini ipenulis
merumuskani permasalahan yaitui bagaimanakah analisaiarus modal daniintegrasi
pasar modalidalam contagion effect padaipasar modal ASEAN?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui iapa itu analisai arus modal dani integrasi pasarimodal
dalam contagion effect padaipasar modal ASEAN.
2. Untuk imengetahui mekanisme ianalisa arus modali dan iintegrasi ipasar
modal idalam contagion effect padaipasar modal asean

1.4 Manfaat
Kiranya imateri makalah iini dapat idigunakan isebagai dasar iuntuk
pengembanganiilmu pengetahuanidan kajian dalamiproses pembelajaran.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teoriiterkait Pasar Modal Internasional


Pasarimodal adalahipertemuan antaraipihak yang memilikiikelebihan dana
denganipihak yang membutuhkanidana dengan caraimemperjualbelikanisekuritas.
Pasarimodal juga bisa diartikanisebagai pasar untukimemperjualbelikanisekuritas
yang umumnyai memiliki umur lebihi dari satu itahun, seperti saham idaniobligasi
(Tandelilin, 2010). Williamson, J.G, (2007), mengungkapkaniada dua abadiglobal
yangi terjadi di duniai sejak awal 1800-an dani telah adai tiga rezim. Abadiglobal
pertamaiberlangsung hinggaitahun 1914 daniPerang Dunia I. Abadiglobalikedua
adalahi yang kita ijalani isekarang, yang idimulai ipada tahun 1945 ketikaidunia
perlahan-lahanimembangkitkan apa yangitelah mati padaitahun 1914.

Literaturiyang terkait pasar imodal yang imempelajari pola iarus modal,


sebagiani besar telah idifokuskan pada ibagaimana berbagai idistorsi pasar imodal
mempengaruhi iarus modal. Beberapai penelitian yang imengikuti Feldstein idan
Horioka (1980) mengungkapi korelasi antarai tabungan domestiki dan itingkat
investasi, dani menafsirkan ianalisis mereka isebagai "tes" terhadapiefisiensi pasar
modali internasional (Bayoumi dan Rose 1993, Taylor 1996, Tesar 1991, dan
banyak lainnya). Menanggapii kegagalan tes iini, beberapa penelitianiberikutnya
melakukanipengembangan modeligesekan keuanganiinternasional yangimulai dari
komitmeniterbatas (Wright 2001, Kehoe dan Perri 2002, dan Restrepo-Echavarria
2018) dan risiko default (Eaton dan Gersovitz 1981, Arellano 2008, Aguiar dan
Gopinath 2006, Tomz dan Wright 2013, dan banyak lainnya) hinggaiketidak
lengkapanipasar eksogen (Bai dan Zhang 2010) dan informasiiasimetris (Atkeson
1991). Masalahidengan "test" mobilitasimodal ini adalahibahwa merekaibiasanya
mengandalkaniasumsi yang kuatitentang keberadaanidan sumber keuntunganidari
perdagangan, dani karenanya ini imemiliki kekuatan irendah terhadap ialternatif
pemikiran iyang masuk akalimengenai sifat keuntungan dari perdagangan.
Peneliti berikutnyai melengkapi literaturi tentang inefisiensii pasar
keuangaiiinternasional ini idengan mengevaluasi ifriksi ini menggunakan

3
ikerangka kerjaiberbeda yang menggunakan idata pada iserangkaian variabel
imakroekonomi iyang lebih iluas untuk isecara bersamaan imengidentifikasi
sumber ikeuntunganiperdagangan modal iinternasional dan untuki mendukung
perani potensial distorsii yang membatasiiperdagangan modalitersebut.

Banyakipenelitian telah idilakukan dalam iupaya untuk menjawab ipilihan


strukturimodal yang optimalisejak publikasiiklasik Modigliani dan Miller (1958),
dan iteori telah idikembangkan iuntuk menjelaskan ipilihan struktur imodal
perusahaan i(yaitu, trade-off, agency, dan teori ipecking order). Literaturiterkait
tentang ipemilihan struktur imodal yang optimal idalam keuangan iperusahaan
menjadi iobjek pengamtan iyang signifikan, utamanya iterlihat setelah ipublikasi
penelitian idari Modigliani dan iMiller (1958). Sejak iitu, banyakiteori yangitelah
dikembangkan iuntuk memprediksi keberadaani struktur modal iyang optimal.
Misalnya, Kraus dan Litzenberger (1973) imengandaikan bahwaistruktur modal
perusahaaniberlabuh padaitrade-off antaraikeuntungan (yaitu, penghematanipajak)
danikerugian (yaitu, peningkatanikebangkrutan yangidiharapkan)
dariipembiayaan utang. Teori itradeoff mengusulkan ibahwa struktur imodal
iyang optimal iakan tercapai, pada iposisi manfaat imarjinal dan biaya imarjinal
ipembiayaan utang, berada ipada posisi iyangiseimbang Jensen daniMeckling
(1976) memperkenalkan Agency CostiTheory dalam literaturistruktur
modaliperusahaan.

Teori Agencyimenunjukkan bahwaikonflik antara orangidalam perusahaan


(manajer) idan orang luar i (pemegang obligasii dan pemegangi saham) signifikan
dalami mempengaruhi pilihan ipembiayaan iperusahaan. Oleh ikarena itu, teoriiini
memprediksii bahwa pilihani struktur modali perusahaan harusi dibuat iuntuk
mengurangi ibiaya keagenan itersebut. Teori ipecking order, yang idiperkenalkan
olehi Myers (1984) dan Myers dani Majluf (1984), memprediksi ibahwa iasimetri
informasi iadalah elemen utamaiuntuk keputusanipendanaan perusahaan. Dalam
haliini, ada banyakipenelitian empiris, dan ibukti yang ilegitimit yang idilakukan
terkaitidengan teoriiini.

2.2 TeoriiContangion Effect

4
Menurut definisii ini, penyakit menular hanya adai jika icross-market co-
movementi meningkat secarai signifikan isetelah shock. Contagion idipandang
sebagaii peningkatan ikorelasi iselama masa – masa ikrisis danimembedakannya
dengani korelasi lintasi pasar sahami saat masa – masai yang istabil. Sedangkan
menuruti teori darii Mason (1998; dalam Naoui, Khemiri, dan Liouane 2010)
mengasumsikani bahwa mekanisme itransmisi iberikut shock itidak berbeda idari
sebelumi shock ataui krisis dani dengan idemikian, gerakan iantara ipasar yang
berlebihani merupakan kelanjutani dari hubungan isebelum-krisis. Pendekatani ini
seringi memenuhi syarati sebagai penularani fundamental. Hal inii diidentifikasi
melaluiidampak atauiyang dihasilkanidari saling ketergantungan melalui
ekonomi, perdaganganiatau hubunganikeuangan.

Perdaganganimemainkan peranipenting dalamipenyebaran krisis, terutama


untuki negaranegara yangi memiliki hubungani yang kuat dalami perdagangan
internasional. Glick dan Rose (1999; dalam Gharsellaoui, 2013) mengemukakan
bahwai hubungan dagangi bisa berperani dalam transmisii krisis keuanganiakhir-
akhiriini. Negara yang isaling berhubungan ikuat karena ihubungan idagang akan
menjadi itarget untuk ispekulasi investorikarena merekaimeramalkan akaniadanya
penurunani ekspor terhadap inegara krisis. Hubungani keuangan adalah isaluran
untukiefek penyebarannya danipenularan yang imungkin menyebabkan iinvestor
untukimenyeimbangkan portofolioimereka saat terjadinyaisebuah krisis diisatu
atau lebihinegara. Perilakuiinvestor, meskipun merekaimungkin individualiyang
rasional, dapatimenyebabkan co-movement yangiberlebihan. Kategoriikedua dari
transmisi ipenularan adalahi perilaku investor iyang tidak irasional atau yang
biasaidikenal dengan “followingithe herd”. Perilakuiinvestor yang tidakirasional
menunjukkan ibahwa tidak adanya iinformasi yang isempurna di ipasar.Herding
dapat imenyebabkan itindakan irasional iyang berkenaan ipada harga, khususnya
harga isaham yang idipengaruhi sentimen itertentu, yang isulit untukidijelaskan
(Devenow dan Welch, 1996; dalam Lubis, at al. 2013).

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. SejarahiBerdirinya Pasar Modal Internasional


Sejarahi pasar modal dii dunia diawalii pada abad ike-12 di Perancis, saat
parai courretiers dei change (perancang iperubahan) yang memilikii kepentingan
sebagaii pengelola dan pengaturi utang komunitas ipertanian terhadapiperbankan.
Karenaimereka memperjual-belikanihutang, maka dapatidikatakan bahwaimereka
merupakani broker pertamai di dunia. Namun iada pendapati berbeda iyang
mengatakanisejarah pasar modalidimulai padaiabad ke-13 di daerahiBruges, ibu
kotaidan kota terbesaridi provinsi FlandersiBarat di Wilayah Flemishidi Belgia.
Paraipedagang komoditasiberkumpul di rumahiVan der Beurze (Seorangipemilik
penginapan besar) yangikemudian perkumpulanitersebut disebutisebagai “Brugse
Beurse”, sebuahiperkumpulan yang masihi informal. Meskipun isebenarnyai Van
der Beurze imemiliki sebuah igedung di iAntwerp (sebuahikota diiBelgia) dimana
pertemuan-pertemuaniituidiadakan.

Van der Beurze memiliki Antwerpeniyang merupakan tempat perdagangan


utamaipada eraitersebut. Ide pertemuaniini kemudianisemakin menyebaridi
sekitar Flanders idan negara-negara itetangga, lalu “Beurzen” segerai dibuka di
idaerah Ghenti dan Rotterdam. “Beurzen”, merupakani bahasa Belandai yang
idipakai penduduk idari negara-negarai di pesisir barati laut Eropa iyang
ikemudian penyebutannyai banyak diplesetkani menjadi iBorsa, Bolsa, iBorse dan
iBursa, istilahi yang dipakai idalam perdagangan idi pasar imodal hingga isaat ini.
Pada pertengahaniabad ke-13, bankiridari Venesia mulaii memperdagangkan
isekuritas milik ipemerintah. Pada itahun 1351, pemerintah Venesia dilarang
imenyebarkan desas-desus iyang dilakukani untuk menurunkaniharga
danaipemerintah. Kegiatan inii juga mulai diikutii oleh bankiri di Pisa, Verona,
iGenoa, dan iFlorenceiselama abadike-14. Hal iniimemungkinkan karenai kota
(saat itui masih disebuti sebagai negara) tersebuti karena sudahi cukup mandirii

6
tanpa dipengaruhii campur itangan pemerintahi daerah isetempat. Sedangkan
isejarah pasar imodal modern idiawali antara iabad ke-17 dani ke-18. Saat itui
Belanda menjadii pelopor inovasiidasar-dasarisistem keuanganimodern.
Sementaraikota-kota di Italiaimasih memproduksi obligasii pemerintah pertamai
yang dapati dipindah-alihkan, merekai tidak mengembangkani keperluan laini
untuk diproduksi ipasar modal iyang telah matang, iyaitu bursaisaham.

Di iawal itahun 1600an, VOC yang imerupakan persekutuan idagangiasal


Belandai yang menguasai iaktivitas perdagangani di Asia menjadii yang ipertama
memperdagangkani obligasi dan ilembar saham ipada masyarakat iumum.
Perdagangani saham perusahaan iselanjutnya secaraiberkesinambunganidilakukan
dii Amsterdam Exchange. Kemudiani dilanjutkan dengani munculnya iturunan
perdagangani berupa Opsii dan Repo. Saati itu bentuk iperdagangan sahamimasih
berupai lembaran isertifikat kepemilikani saham. Namun isaat ini ibentuk
perdaganganidi pasar modalisudah beralih dalamibentuk digitaliyang disimpanidi
Rekeningi Dana iInvestor. Perusahaan-perusahaani dari Italia imenjadi perusahaan
yang ipertama kali imenerbitkan isaham di bursa iyang kemudian idiikuti ioleh
perusahaanidi Inggris daninegara-negara pesisiribarat lautiEropa

3.2 MekanismeiArus Modal daniIntegrasi Pasar Modal


Semakiniterbukanya perekonomianidunia yang ditandaiidenganibesarnya
arusimodal keluarimasuk pada suatuipasar negara, memberikanikesempatan bagi
paraiinvestor dan pelakuiusaha dalamimeningkatkan keuntunganidan mengurangi
risikoi dari investasii yang akani ditanamkan. Singh, T. (2017), dalam makalahnya
mengungkapkani bahwa globalisasii pasar keuangani dan mobilitasi modal lintas
negarai tetap menjadii area kontroversii yang belum iterselesaikan idalam idiskusi
ekonomii makro. Arsip itentang perilaku ipasar keuangan iinternasional
menunjukkani bahwa pasar ikeuangan ini ibubar selama iPerang Dunia I, muncul
kembali isecara singkat iselama 1925-31, dan kemudian ilayu iatau meredup ipada
pereiode ithe Great Depression. Pilihani kebijakan iekonomi makro icenderung
dibatasiioleh 'Policy Trilemma' di mana suatu negara paling banyak dapat memilih
duai (dua) darii tiga tujuani kebijakan: independenti monetary policy, fixed

7
exchangei rate system, dan open icapital account. 'Policyi Trilemma' atau
'Impossiblei Trinity’' selama idiberlakukan sistem iBretton iWoods telah
mengharuskani pengenaan kebijakani pembatasan arusi modal untukimendukung
nilaii tukar tetap dani memungkinkan bank isentral untuk imelakukan ikebijakan
otonomi imoneter (autonomous imonetary ipolicies). Perekonomianiutamaidunia
tetap terintegrasii hanya dengan ipengaturan perdagangani dan ikeuangan iyang
palingi mendasar, dan ibiasanya bilateral isampai itahun 1950. Pergerakanimodal
swastai mulai kembalii beergairah padaitahun 1960-an, tumbuhipesat padaitahun
1970-anidan kemudian itumbuh lebih icepat ilagi sejak 1980-an. iKeberhasilan
sistem iBretton Woods idalam memacuiperdagangan internasionalidan pergerakan
modali terkait membawai keruntuhannyai sendiri dengani membangkitkan
'InconsistentiTrinity' (Obstfeld 1998).

Model iMundell-Fleming (Mundell 1962, 1963, Fleming 1962)


mendalilkan imobilitas modal iyang sempurna idan pasar ikeuangan iinternasional
yang iterintegrasi idan tanpa igesekan (frictionless iintegration of iinternational
financial imarkets). Selisih iantara suku ibunga domestik idan asing idiimbangi
oleh iarus masuk i (outflow) modali asing kei (keluar) perekonomiani domestik,
dani tercermin idalam (i) akumulasii (penipisan) cadangani devisa di ibawah
tingkati suku bunga itetap. rezim nilaii tukar dan (ii) apresiasii (depresiasi) mata
uangi domestik di ibawah rezim inilai itukar fleksibel. Peralihani dari sistemi nilai
tukari'tetap' ke 'mengambang'isejak awal 1970-animenyebabkan ketidakpastianidi
pasar ivaluta asing dani mendorong irisiko keuangan idalam iberinvestasi diiaset
asing. Devaluasiiyang didorong olehikebijakan dan depresiasiiyang didorongioleh
pasaridari nilai eksternalimata uang asingimengurangi tingkatipengembalianiaset
keuangani asing dan imenginduksi home-biasi dalam portofolioi aset investor
domestik

Paradigmai berpengaruh yangi dipelopori olehi Feldstein dan iHorioka


(1980) mendalilkani tidak adanyaimobilitas modaliyangisempurna, adanyaihome-
bias dalami portofolio aseti investor, dan perilakui pasar keuangan iinternasional
yang hampiriautarkis. Feldstein daniHorioka (FH) memperkirakanireduksi bentuk
regresii cross-sectional dari investasii domestik pada itabungan (keduanya
diskalakani oleh PDB) untuki negara-negara iOECD (1960-74), danimenemukan

8
parameter slopei tabungan berbedai secara signifikani dari nol, tapi ibukan idari
kesatuan. Merekai menafsirkan hasili ini dalam ihal imobilitasi modal ijangka
panjangidan integrasi pasarimodal internasionaliyang tidakisempurna. Beberapa
penelitiani telah memperkuat ikesimpulan FH dani secara sistematisimenunjukkan
adanyai korelasi yangi tinggi antarai tingkat tabungani dan investasii atau isetara
denganikurangnya korelasiiantara transaksiiberjalan danitingkat investasi. Setelah
Perangi Dunia II, ekonomi iAsia Timur iberkembang ipesat sementara iekonomi
Amerika Latin imengalami istagnasi. Pada isaat yang isama, modaliinternasional
mengalir ike Amerika iLatin dalam ijumlah yang jauh ilebih besaridaripadaiyang
mengalirike AsiaiTimur (Ohanian, Lee E. et al, 2018).

Menuruti Edo, S, (2018), padai tahun 1970-an, negara-negaraiberkembang


meminjamisecara besar-besaranidan mengumpulkan iutang luar inegeri yang tidak
dapatilagi merekaibayar karenaiekonomi yangistagnan. Padaitahun 1982, Meksiko
bereaksiiterhadap masalahitersebut denganimenangguhkan pembayaraniutangiluar
negerinyai yang menyebabkani krisis utangi di seluruhi negara iberkembang idan
penguranganipinjaman yangiparah ke negara-negara berkembang. Oleh karena
itu, kekurangani dana menyebabkanikegagalan substansialidalam pelaksanaan
proyek-proyeki pembangunan. Olehi karena itu, sektori publik
tidakimampuimendorong pertumbuhani ekonomi. Ukurani sektor swastai pada
saat iyang samai tetap irelatif kecili dan terhambati karena kerangkaikerja
kebijakaniekonomi makroiyang buruk yang igagal menciptakani lingkungan iyang
memungkinkan ibagi industri iuntuk tumbuh. Thei lack of vibranti private isector
jugai dikaitkan idengan efek ithe crowding iout efect of igovernment
iparticipation dalam iperekonomian iselama bertahun-tahun. Tantangan-tantangan
besar yang idihadapi ioleh sektor-sektor ekonomii publik dan iswasta ini
imenghambat ipertumbuhan danipembangunan di negara-negarai berkembang,
khususnyai pada itahun 1980-an dan i1990- an.

2.3. Contagion Effect DiiPasar ModaliKawasaniAsia


Contagion effect tidak berdampaki terlalu besari terhadap Sanghaii composite
index. China imerupakan iekportir iterbesar di idunia dimana inegara tujuan
ekspornyai telah iterdiversifikasi. China imerupakan negara iyang ekspornya

9
dibutuhkani oleh semuai negara di duniai sehingga memburuknya iperekonomian
suatui negara tidak akani berpengaruh banyakiterhadap Chinaidalam perdagangan
internasional. Tingkati pertumbuhan ekonomii China yang tinggii menjadi
penopangimembaiknya perekonomianidi Asia. Chinaimerupakan negarai dengan
tingkati kebebasan pasarimodal yangirendah sehinggaitidak akanibanyakiinvestor
asingiyang melakukanitransaksi perdaganganisaham diiChina.

Pasar iModal Hongkong imemiliki tingkat ikebebasan yang itinggi isehingga


didominasi ioleh investor iinstitusional asing yang imenyebabkan ipotensi
contagion effect iakan semakin ibesar saat iterjadinya krisis. Kapitalisasii pasar
Hongkongi tidak sebesari Amerika Serikati namun aktifitasi perdagangannya
sahamnyai dapat melampauii Amerika Serikati dan Jepang isehingga
mengindikasikan bahwa pasar saham Hongkong iaktif dan rentaniterjadiispekulasi
apalagii dominasi darii investor asingi yang rentan imelakukan ispekulasi. India
merupakaninegara diiAsia yang tidakiterlalu tergantungipada impor. Indiaisedikit
terpengaruhi oleh guncangan idari negarai lain karenai India tidaki banyak
bergantungi dari imporinegara lain daniIndia mengandalkaniproduk produkidalam
negriiuntuk memenuhiikebutuhan pendudukiIndia. .

Singapura imerupakan inegara maju di iAsia Tenggaraiyang memilikiitingkat


kebebasani pasar modal iyang tinggi idan imemiliki strukutur iperekonomianiyang
tangguhi dan kuat sehinggai gejolak iperekonomian duniai tidak terlalui banyak
terpengaruhiterhadap Singapura. Singapuraimemiliki pertumbuhaniekonomiiyang
kuatidi kawasaniAsia dimanaimenurut Sihono (2009) Singapuraidiuntungkanidari
investasii di sektor ipengembangan, kasino, jaluri kereta api ibawah tanah, dan
proyeki tata kota. Singapurai memiliki tingkatikebebasan pasarimodal yangitinggi
diikawasan Asia.

Secarai keseluruhan contagionieffect dariinegara lain tidakiterlaluiberdampak


terhadapi indeks kompositi Singapura baiki melalui salurani keuangani maupun
melalui isaluran iperdagangan. Kuatnyaipertumbuhan ekonomiisejumlah Negara
di Asia, akani menyelamatkan Singapura darii ancaman resesii global. Selain
menjadii mitra dagang iutama Amerika iSerikat dalam hubungan iperdagangan
internasional, Thailandi merupakan mitraidagang utamainegara negara diikawasan

10
Asia. Pengaruhi India dan Indonesiai dalam hubungan iperdagangan iThailand
nilainyaitidak sebesaripengaruh dariiAmerika Serikat.

BAB IV

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pasarimodal internasionaliadalah bagianipenting dalamitransaksi yang di
lakukaniantar negara baikiberkaitan dengan sekuritasikeuangan maupunisekuritas
padaikomoditi alam, transaksiikeungan antarinegara sendiriisangat eratikaitannya
dengani nilai mata uangi yang digunakani dalam transaksii tersebut, sehingga
membuati setiapi negara memiliki nilai unik pada matai uangnya, yang
berpengaruh iterhadap, banyaknyaiinvestor-investor yangiakan menanam imodal
pada inegara tersebut. Dukungan isubstansial dari beberapa iliteratur
yangiditelaah menemukani bahwa pasar sahami sebagai salurani arus modal iyang
penting ibagi negara maju idan berkembang. Olehikarena itu, hal
iniimenggarisbawahi argumen bahwaipasar sahamidan pasar keuanganisecara
umum harusidiperkuat di negara-negaraiberkembang, agaridapat lebih
diuntungkanidari arus modaliswasta. Bukti penelitiani dengan jelas menunjukkani
bahwa pasari saham domestiki dapat memfasilitasii pertumbuhan dan
iperkembangan ekonomiidi negara-negaraikurang berkembangiyaitu
denganimenarik arusimodal. Keberlanjutaniperan iniipenting, olehikarena itu
perluidikembangkan pasarimodal negaraiberkembang danilebih
meningkatkanikapasitasnya. Untuk mencegahipenurunan arusimodal yang tidak
beralasan, pasarikeuangan harus didorongiuntuk tumbuh gunaimengakomodasi
lebihibanyak arusimasuk.

Berdasarkanihasil analisis dapatidisimpulkan bahwaiterdapat efekimenular


(contagion effect) padaiindeks kompositiNegara ASEAN karena adanya hubungan
dalam iperdagangan imaupun dalam ipasar ikeuangan. Terjadinya igejolak
ekonomi idunia tidak iakan banyak iberpengaruh iterhadap negara idi kawasan

11
Asia iseperti China, India, Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Filipina.
China merupakanieksportir terbesaridi dunia dimana hasiliekspornyaidibutuhkan
olehi semua negarai sehingga memburuknyai perekonomian dii Amerika Serikat
tidak iakan berpengaruhi banyak iterhdap China. Singapura imerupakan inegara
dengan istruktur makro iekonomi yang itangguh sehingga iSingapura idapat
membatasiiterjadinya gejolakiperekonomian di dunia.

3.2. Saran
Diharapkani pembaca dapati memahami definisii analisa arus modali dan
integrasi ipasar modal sertai dapat mengetahuii dampak yang iterjadi jika isuatau
negara imengalami contagion effecti pada pasar imodal asean. Kiranya iapa iyang
kami ipaparkan idalam makalah iini dapat imenambah pengetahuan idan wawasan
bagi ipembaca tentang ianalisa arus imodal dan iintegrasi pasar imodal yang
mengalamii contagion effect padaipasar modal ASEAN.

Penulis imenyadari makalah iniibanyak sekaliimemiliki kekuranganiyang


jauh idari kata isempurna. Oleh ikarena itu, penulis isangat mengharapkanikritik
sertai saran yang iyang dapat imembagun mengenai ipembahasan makalah idi atas
agar ipenulis terusi berusaha memperbaikii makalah dengani mengacu ikepada
sumberiyang bisaidipertanggung jawabkaninantinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afnouch, A., & Hammami, S. (2014). Contagion During the 2008 Financial Crisis
: The Case of BRICS Group Financial Markets and Five Developed Markets.
Journal of Business Studies Quarterly, 6(2), pp. 159-186
Arsyad, N. (2015). Integration Between East and Southeast Asian Equity Markets.
Journal of Financial Economic Policy, 17(2), 104-121. doi: 10.1108/JFEP-02-
2014-0012
Bekaert, G., Harvey, C.R. (1995), Time-varying world market integration. The
Journal of Finance, 50, 403-444.
Bekaert, G., Hodrick, R.J., Zhang, X. (2009), International stock return
comovements. The Journal of Finance, 64, 2591-2626.
Daly, T. P. T. K. (2012). The Impacts of the Global Financial Crisis on Southeast
Asian Equity Markets Integration. International Journal of Trade, Economics
and Finance, 3(4), 299- 304
Darrat, A.F., Elkhal, K., Hakim, S.R. (2000), On the integration of emerging stock
markets in the Middle East. Journal of Economic Development, 25, 119-130
Dimitriou, D. & Simos, T. (2013). Contagion Channels of the USA Subprime
Financial Crisis : Evidence from USA, EMU, China and Japan Equity
Markets. Journal of Financial Economic Policy, 5(1), pp. 61-71
Edo, S. 2018. Private capital infows and stock market interface in sub-Saharan
Africa. International Review of Economics (2018) 65:507–538
https://doi.org/10.1007/s12232-018-0313-z
Feldstein, M. /Horioka, C. (1980): “Domestic saving and international capital
flows,” The Economic Journal, June, 90(358), 314 –329.
Ohanian, Lee E., Paulina Restrepo-Echavarria, and Mark L. J. Wright. 2018. Bad
Investments and Missed Opportunities? Postwar Capital Flows to Asia and
Latin America. American Economic Review.
https://doi.org/10.1257/aer.20151510.

13
Rose, A.K., Wieladek, T. (2014), Financial protectionism? First evidence. The
Journal of Finance, 69, 2127-2149.
Ruhupatty, Le Roy, 2008. Internasional Pasar Modal Dunia pada Peningkatan
Stuktur Modal Melalui Hutang Modal Serta Resiko Internasional yang
Ditimbulkan. Journal of Business and Economics Juni 2008, Vol. 7 No. 1, p
80 – 85, ISSN: 1412-0070.
Singh, T. (2007). Financial Market Integration and the Mobility of Capital:
Evidence from the OECD Countries. Applied Economics Quarterly Vol. 63.
No 1 (2017) Duncker & Humblot GmbH, 12165 Berlin.
Taylor, Alan M., and Jeffrey G. Williamson. 1997. “Convergence in the Age of
Mass Migration.” European Review of Economic History, 1(1): 27–63.

14

Anda mungkin juga menyukai