Anda di halaman 1dari 14

PELAYANAN IBADAH HAJI DI ARAB SAUDI

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Haji dan Umroh

Dosen pengampu : Drs. H. Imam Hidayat, M.Pd.I

Disusun oleh :

Putri Nur Fauziah (2017103002)


Oktafiatun Fingki Asih (2017103005)
Lina Tusofiyah (2017103009
Yahya Khaidir (2017103042)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF KH SAIFUDDIN ZUHRI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Panjatkan kepada Allah SWT ,dengan Rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami. Tak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Imam Hidayat, M.Pd.I selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pelayanan Haji dan Umroh yang telah membimbing
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Pelayanan Ibadah Haji
Di Arab Saudi. Makalah yang kami buat tentunya memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu kami membutuhkan saran kritik dari pembaca.

Purwokerto, 8 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

1. Pelayanan di Bandara Arab Saudi ........................................................................ 3


2. Pelayanan di Madinah .......................................................................................... 4
a. Bimbingan Haji .............................................................................................. 4
b. Akomodasi ..................................................................................................... 4
c. Transportasi ................................................................................................... 6
d. Catering ......................................................................................................... 7
e. Kesehatan ....................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11

1. Kesimpulan........................................................................................................ 11
2. Daftar Pustaka ................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan atas setiap
muslim yang mampu. Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima. karena haji
merupakan kewajiban, maka setiap orang yang mampu, apabila tidak melakukannya,
ia berdosa dan apabila dilakukan dia mendapat pahala. Haji dan umrah hanya
diwajibkan sekali seumur hidup. Ini berarti bahwa seseorang telah melakukan haji yang
pertama, maka selesailah kewajibannya. Haji yang berikutnya, kedua, ketiga dan
seterusnya, merupakan ibadah sunnah ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaannya yaitu, standar pelaksanaannya saat masih
ditanah air dan di makkah.

Pada standar pelayanan di tanah air banyak aspek penting yang harus
diperhatikan pembinaannya seperti dalam pelayanan jasa (pembayaran setoran ONH ke
bank, pengurusan dokumen haji dan umrah, pemeriksaan kesehatan calon jamaah),
bimbingan manasik, (materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan), penyediyaan
perlengkapan, dan konsultasi keagamaan. Sedangkan setandar pelayanan ibadah haji
dan umrah di tanah suci adalah pelayanan akomodasi, transportasi, konsumsi,
kesehatan, serta bimbingan ibadah haji dan umrah.

Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam


meberikan kepuasan kepada jamaah dengan standar yang sudah ditetapkan.
Kemampuan tersebut ditunjukan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana
yang dimiliki.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelayanan jamaah haji di bandara Arab Saudi ?
2. Bagaimana pelayanan haji di Madinah dalam aspek bimbingan haji?
3. Bagaimana pelayanan haji di Madinah dalam aspek akomodasi ?
4. Bagaimana pelayanan haji di Madinah dalam aspek katering ?
5. Bagaimana pelayanan haji di Madinah dalam aspek transportasi?
6. Bagaimana pelayanan haji di Madinah dalam aspek kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana pelayanan jamaah haji di bandara Arab Saudi
2. Mengetahui bagaimana berbagai aspek pelayanan yang ada di Madinah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelayanan Jamaah Haji Di Bandara Arab Saudi
Sejak tahun 2001 pemerintah Saudi Arabia telah memberikan izin penerbangan
haji Indonesia langsung ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis, mengingat pada
waktu itu kondisi serta kemampuan teknis bandara terbatas, tidak semua jemaah haji dapat
diterbangkan langsung ke Madimah. Namun pada tahun 2015, seiring telah selesainya
pembangunan bandara serta diberikannya izin penerbangan oleh Pemerintah Arab Saudi,
seluruh calon jemaah haji Indbnesia yang tergabung dalam gelombang I langsung
mendarat di Madinah. Adapun mengenai rute perjalanan (pemberangkatan dan
pemulangan) haji Indeonesia sesuai gelombang diatur sebagai berikut ;
1. Pemberangkatan jemaah calon haji Indonesia yang menggunakan penerbangan
langsung" ke Madinah sedangkan pada waktu pemulangan diberangkatkan dari Jeddah
diatur dalam gelombang pertama, dengan rute (Indinesia Madinah Makkah - Jeddah
Indonesia)
2. Pemberangkatan jemaah haji yang menggunakan penerbangan langsung menuju
Jeddah sedangkan pemulangannya dilakukan dari Madinah diatur dalam gelombang
kedua (II), dengan rute (Indonesia Jeddah Makkah Madinah Indonesia)1

Pelayanan pasca penerbangan adalah pelayanan yang didapatkan oleh jemaah haji
saat setelah penerbangan, pelayanan ini didapatkan oleh jemaah saat turun dari pesawat
debarkasi tujuan hingga jemaah diserahkan kepada PPIH Arab Saudi oleh pihak maskapai
penerbangan. Pada saat jemaah pesawat jemaah akan dibantu oleh petugas yang
disediakan oleh pihak maskapai penerbangan, serta membatu jemaah dengan kebutuhan
khusus untuk turun dari pesawat setelah mengudara, serta pihak maskapai juga
menyediakan petugas yang akan mengambil bagasi dari bagasi kabin. pengambilan bagasi
tercatat yang selanjutnya akan di periksa Bea dan Cukai setempat. Serta menyediakan
counter bagage lost and found dan petugas yang dapat melayani jemaah jika barang hilang
atau tertukar di Bandara KAIA (King Abdulaziz International Airport) Jeddah atau
Bandara AMAA (Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz) Madinah.
Serta pihak penerbangan juga memberikan manifes data kepada PPIH Arab Saudi/
Embarkasi. Hal ini merupakan pengoptimalan pelayanan pemberangkatan yang dilakukan

1
Leanita, Leni dalam Implementasi Regulasi Transportasi Udara dalam Pelayanan Keberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Indonesia. 2020

3
oleh kementerian dan perusahaan kepada jemaah haji, mengingat untuk melaksanakan
ibadah haji membutuhkan waktu tunggu yang lama schingga dengan itu kementerian
berusaha memberikan pelayanan yang paling optimal kepda jemaah karena belum tentu
waktu tunggu yang lama membuat jemaah untuk hisa beberangkta haji yang ke-dua kali
lipat.2

B. Pelayanan Bimbingan Jamaah Haji Di Madinah

Seperti telah disebutkan sebelumnya, jemaah haji berasal dari beragam latar
belakang sosial, ekonomi, dan pengetahuan keagamaan. Kesadaran akan pluralitas
pengetahuan keagamaan jemaah haji itulah yang mendorong pemerintah untuk
membentuk Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). Tugas utama tim tersebut
adalah membimbing ibadah jemaah haji di Arab Saudi.3

C. Pelayanan Akomodasi Jamaah Haji

Akomodasi haji pada umumnya diantaranya:

1. Pengaturan penerimaan jamaah di asrama embarkasi berdasarkan Penjadwalan kloter


yang telah ditetapkan dan penempatannya disesuaikan dengan daya tampung di asrama
haji tertib berdasarkan Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA).
2. Persyaratan Masuk Asrama Haji
a. Memiliki Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) dilengkapi tanda setor lunas
BPIH lembar keempat warna biru.
b. Calon jamaah harus masuk asrama sesuai dengan jadwal (hari, Tanggal dan jam)
yang tercantum dalam Surat Panggilan Masuk asrama (SPMA).
c. Petugas kloter diharuskan masuk ke asrama haji bersama dengan kloternya dan
membawa SPMA serta melapor ke PPIH setempat:
d. Apabila petugas kloter berasal dari daerah yang sama dengan kloternya diharuskan
berangkat bersama dengan kloternya dari Daerah Tingkat I.

2
Taufik Illahi dalam Sistem Penyediaan Transportasi Udara dalam Pengoptimalan Pelayanan Jemaah Haji pada
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2022
3
Achmad Muchaddam Fahham “ Penyelenggaraan Ibadah Haji: Masalah Dan Penanganannya”

4
e. Apabila petugas berasal tidak sama dengan kloternya, maka petugas kloter
tersebut harus menunggu kloternya di tempat penerimaan di embarkasi masing-
masing pada hari dan jam yang sama.4

Adapun akomodasi yang diberikan di Kementerian Agama Jakarta Selatan adalah sebagai
berikut:

Akomodasi di Tanah Air : Asrama Haji (Masing-masing Embarkasi)

a. Akomodasi Arab Saudi :


b. Mekkah : Hotel setaraf bintang tiga (***)
c. Madinah : Hotel setaraf bintang tiga (***)
d. Arafah Mina : Dalam Tenda

Fasilitas yang diberikan kepada jamaah cukup baik seperti Hotel Yaitu satu kamar
dan isinya empat orang yang dilengkapi dengan kulkas, Tv dan sebagainya. Bus juga selalu
tepat waktu misalnya dari King Abdul Aziz ke Mekkah kemudian ke Madinah. Selama di
Mekkah disediakan Transportasi umum 24 jam seperti dari hotel ke Masjidil Haram
sehingga Jamaah yang ingin melaksanakan ibadah rutin dapat terlaksana.5

Standar akomodasi di Madinah

1) Standar Sarana dan Prasarana


a. Bangunan dengan kondisi baik dan layak pakai
b. Lift yang memadai sesuai dengan kapasitas gedung;
c. Lobi dengan luas minimal 50 m2 (Makkah);
d. Memiliki ruang dapur bagi apartemen;
e. Tersedia listrik dan lampu penerangan yang cukup di lobi, kamarTidur, kamar
mandi, dapur dan seluruh bagian gedung lainnya;
f. Genset untuk cadangan listrik;
g. Memiliki Tangga darurat;
h. Kartu petunjuk hotel/apartemen bagi Jemaah haji dengan mencantumkan bendera
Indonesia, nama hotel/apartemen, wilayah, jalan, peta lokasi, nomor telepon
penjaga/pengelola serta telepon kantor Urusan Haji;

4
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral penyelenggara Haji dan Umrah, Petunjuk Teknis penyelenggaran
Ibadah Haji, 2011
5
Dzul Kifli , “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji Dan Umrah Pt. Patuna Tour Dan Travel, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

5
i. Penitipan kunci, safety box dan tenaga penjaga;
j. Tempat untuk sholat berjamaah (Makkah);
k. Tempat jemuran sesuai kebutuhan;
l. Alat kebersihan seperti sapu dan tempat sampah dengan tutupnya di setiap lantai
dengan jumlah yang cukup dan dilengkapi dengan kantong plastik;
m. Kunci cadangan apabila kunci yang diberikan rusak atau hilang
2) Standar Kenyamanan
a. Air zam-zam diberikan dalam bentuk ketersediaan dispenser yang ditempatkan di
lobi dan selasar pada tiap lantai (Makkah);
b. Air mineral dalam kemasan botol sebanyak 1 liter/jemaah/hari;
c. Kamar jemaah haji dan petugas kloter diberikan secara terpisah berdasarkan jenis
kelamin;
d. Kamar tidur yang berpendingin udara (AC) dan penerangan yang memadai dan
berfungsi dengan baik;
e. Ranjang yang kuat dan aman dengan kasur busa atau spring bed;
f. Bantal, 4 lembar sprei diberikan secara bertahap selama berada di akomodasi dan
1 selimut yang baru dan bersih;
g. Kamar mandi, shower, wastafel, kran air, jamban duduk, exhaust fan yang
berfungsi dengan baik;
h. Air bersih untuk mandi dan cuci pakaian;
i. Keselamatan dan keamanan selama di dalam akomodasi sesuai dengan
persyaratan keamanan sipil seperti, tangga darurat, sprinkle, smoke detector, dan
alat pemadam kebakaran;
j. Layanan penyediaan cafetaria yang terdapat di akomodasi dengan cara membayar
sesuai dengan harga yang sudah ditentukan;
k. Pengantaran Koper jemaah sampai lantai kamar hotel.6
D. Pelayanan Transportasi di Madinah
Transportasi yang aman dan lancar memegang peran yang cukup menentukan
dalam pelaksanaan haji. Pergerakan calon jamaah haji dari daerah asal, dimana perjalanan
dimulai, menuju ke Arab Saudi sampai kembali ke daerah asal, di mana perjalanan diakhiri,

6
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah , Kementerian Agama, Layanan Akomodasi
Jemaah Haji Indonesia Di Arab Saudi Tahun 1440h/2019m

6
memerlukan sarana transportasi yang sesuai dengan jarak termpuh perjalanan dan volume
angkut (orang dan barang).7
Pelayanan Transportasi Pelaksanaan transportasi jamaah haji di bawah koordinasi
dan tanggung jawab Menteri Agama. Untuk hal ini menjadi tanggung jawab Menteri
Agama. Sebagaimana diatur pada Pasal 33 bahwa “Pelayanan Transportasi Jemaah Haji ke
Arab Saudi dan pemulangannya ke tempat embarkasi asal di Indonesia menjadi tanggung
jawab Menteri dan berkoordinasi dengan menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang perhubungan”8
a. Transportasi udara mulai dari Tanah Air sampai ke Amb Saudi (Jeddah, Mekkah dan
Madinah). Dalam pelayanan transportasi udara, telah disusun indikator mutu layanan,
yaitu: ketepatan waktu (on time performent) sesuai dengan jadwal keberangkatan dan
kepulangan, meminimalisi berbagai kelemahan dalam pemberian pelayanan di pesawat,
pemberi rasa nyaman, aman, memperhatikan tingkat keselamatan, dan keramahan
petugas penerbangan dalam melayani jamaah haji.
b. Transportasi darat yakni bus angkutan jamaah haji dari embarkasi ke Bandara Jakarta
kemudian dari Arab Saudi ke Mekkah, dari Mekkah ke Armina, dari Armina ke
Mekkah, dari Mekkah ke Madinah dan dari Madinah ke Bandara kemudian sampai di
Bandara Jakarta ke Embarkasi di Tanah Air. Adapun transportasi di Mekkah selama
24 (dua puluh empat jam )9
E. Pelayanan Catering di Madinah
Perusahaan katering yang menyediakan masakan matang bagi jamaah asal
Indonesia. Perusahaan itu adalah Al Muttahiddah, salah satu penyokong dari United
Catering yang dikontrak pemerintah Indonesia untuk memasok 37 ribu jamaahnya selama
mereka menjalankan ibadah arbain di MMadinah Dari ribuan jamaah yang menjadi
kewajiban United Catering itu, sebanyak lebih dari 10 ribu jamaah dipenuhi oleh Al
Muttahiddah. Pada siang hari, perusahaan itu memasok makanan dalam kemasan sebanyak
10.250 bungkus aluminium foil, sedangkan untuk malamnya sebanyak 10.050-an kemasan.

Katering tersebut disiapkan untuk dua kali makan seharinya, yaitu makan siang dan
malam. Penyajiannya disiapkan dalam kemasan dengan menu yang terdiri atas nasi putih,

7
Rahmawati dalam “Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta pada
Musim Haji Tahun 2014”
8
Moch Andry Wikra Wardhana Mamonto1 & Rizki Ramadani dalam PETITUM yang berjudul “Kebijakan
Perlindungan Jamaah Haji Khusus dan Umroh Di Sulawesi Selatan” 2019. Vol 7. No. 2
9
Dzul Kifli , “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji Dan Umrah Pt. Patuna Tour Dan Travel, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

7
lauk-pauk, dan sayuran. Dalam tempat terpisah, menu itu ditambahkan kerupuk, buah, dan
air minum dalam kemasan. Muktamil mengaku membutuhkan banyak pasokan bahan
makanan. Untuk sekali makan siang, dibutuhkan beras sebanyak 1,25 ton, daging ayam
sebanyak 1,5 ton atau daging sapi sebanyak 1 ton, dan sayuran untuk masing-masing jenis
sekitar 1 ton. Untuk jumlah bumbu-bumbunya, menyesuaikan saja. Dengan tenaga kerja
sekitar 50 orang yang umumnya berasal dari Indonesia, perusahaan katering ini mampu
menjalankan perputaran memasak bagi jamaah.

`Konsumsii Arab Saudi yakni di Madinah sebanyak dua kali makan (siang dan
malam) selama 8 hari dan sarapan pagi. Mekkah sebanyak dua kali makan (siang dan
malam) selama 15 hari dan tidak ada sarapan pagi. Arafah Mina sebanyak tiga kali
makan (pagi, siang dan malam) selama 5 hari.Adapun konsumsi pada saat di Mekkah
dan Madinah sedikit berbeda karena di Mekkah rata-rata orang asing yang masak
sedangkan di Madinah makanannya seperti di Indonesia sendiri, disatu sisi selera orang
Indonesia dengan orang Arab Saudi memang berbeda. Akan tetapi penyajian
makanannya selalu rutin dan tepat waktu dan jamaah haji tidak pernah kelaparan
menunggu makanan datang. 10

F. Pelayanan Kesehatan di Madinah

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia di Daerah Kerja
(Daker) Madinah merupakan salah satu upaya menurunkan angka kesakitan dan/atau
kematian jemaah haji. Pelayanan kesehatan yang diberikan tetap mencakup kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang sebaik-baiknya kepada jemaah haji.
Pelayanan Kesehatan di KKHI Madinah dilaksanakan oleh PPIH Arab Saudi Bidang
Kesehatan, Tenaga Pendukung Kesehatan, serta tenaga lainnya.Pelayanan rujukan Jemaah
haji selama berada di Arab Saudi dapat dilakukan di Rumah Sakit Arab Saudi.

1. Tempat/ Letak KKHI Madinah Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah
yang beralamat di wilayah Harrad Zarkiyah, Jalan Prince Muhammad bin Abdul Aziz,
Madinah. KKHI Madina merupakan gedung baru lima lantai, yang diresmikan pada
tanggal 1 Mei 2019 oleh Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan. KKHI
Madinah berfungsi sebagai tempat pelaksanaan pelayanan dan fasilitasi pengobatan
bagi jemaah haji Indonesia yang sakit selama berada di Madinah.Selain itu juga tetap

10
Kementerian Agama Republik Indonesia, “Pelayanan Katering Jemaah di Madinah”

8
berfungsi sebagai tempat kegiatan promotif dan preventif berupa bimbingan &
penyuluhan kesehatan serta konsultasi kesehatan.Pelayanan kesehatan di KKHI
diberikan pada jemaah haji sakit yang memerlukan pelayanan/perawatan spesialistik
serta jemaah haji sakit yang memerlukan tindakan yang tidak tersedia di kloter maupun
sektor. Jumlah tempat tidur yg ada di KKHI sebanyak 70 tempat tidur.
2. Jenis Pelayanan
Pelayanan Kesehatan Daerah Kerja Madinah meliputi wilayah Madinah termasuk area
Masjid Nabawi. Adapun pelayanan di KKHI Madinah adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Promotif dan Preventif.
b. Pelayanan Kuratif dan Rehabilitatif, terdiri dari:
1) Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam;
2) Pelayanan High Care Unit (HCU);
3) Pelayanan Psikiatri;
4) Pelayanan Kesehatan Gigi
5) Pelayanan Rujukan;
6) Pelayanan Evakuasi (Antar Daker);
7) Pelayanan Medis Lapangan Selama Mina;
8) Pelayanan Rekam Medis;
9) Pelayanan Penunjang Lainnya;
10) Pelayanan Farmasi;
11) Pelayanan Laboratorium;
12) Pelayanan Gizi;
13) Pelayanan Sanitasi.
c. Pelayanan Obat dan Perbekkes
Pelayanan pada depo farmasi meliputi:
1) Pelayanan Pengelolaan Logistik Obat dan Perbekkes pelayanan ini guna
menjamin ketersediaan, akses serta kualitas obat dan Perbekkes dalam
pelayanan kesehatan haji. Kegiatan pelayanan ini ditunjang dengan
perencanaan, pengadaan/pembelian, penerimaan, penyimpanan, serta
pendistribusian yang baik.
2) Pelayanan Kloter
Depo farmasi menggunakan sistem push distribution untuk meningkatkan
pelayanan obat dan perbekkes di kloter. Sistem ini ditunjang dengan sistem

9
Aplikasi SIOH yang mempermudah petugas farmasi dalam melakukan
monitoring sistem distribusi.
3) Pelayanan Sektor
Depo farmasi menyiapkan paket obat perbekkes untuk mendukung pola kerja
TGC dalam melakukan deteksi dini kegawatdaruratan dan emergency
Response.
4) Pelayanan KKHI
Depo farmasi dibantu oleh apotek KKHI menyelenggarakan pelayanan untuk
ketersediaan obat perbekkes di ruang HCU, UGD, ruang perawatan,
penunjang (laboratorium), gizi klinis, ambulan, serta dukungan logistik obat
dan perbekkes di tim visitasi.
5) Pelayanan TPP:
Depo farmasi menyediakan logistik obat perbekkes untuk Tim TPP. Pada
prosesi MINA, Depo Farmasi KKHI bertanggungjawab mengadakan
pelayanan farmasi di pos kesehatan Mina. Pemenuhan kebutuhan obat dan
Perbekkes diamprah dari depo KKHI Makkah. 11

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020, “Petunjuk Teknis Pelayanan
11

Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (Kkhi) Madinah

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan pasca penerbangan adalah pelayanan yang didapatkan oleh jemaah haji
saat setelah penerbangan, pelayanan ini didapatkan oleh jemaah saat turun dari pesawat
debarkasi tujuan hingga jemaah diserahkan kepada PPIH Arab Saudi oleh pihak maskapai
penerbangan.
Pelayanan Jamaah haji di Mdinah meliputi pelayanan bimbingan, pelayanan
akomodasi, pelayanan transportasi, pelayanan catering, dan pelayanan kesehatan
B. Daftar Pustaka
Achmad Muchaddam Fahham “ Penyelenggaraan Ibadah Haji: Masalah Dan
Penanganannya”
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah , Kementerian Agama, Layanan
Akomodasi Jemaah Haji Indonesia Di Arab Saudi Tahun 1440h/2019m
Dzul Kifli , “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji Dan Umrah Pt. Patuna Tour Dan
Travel” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Kementerian Agama Republik Indonesia, “Pelayanan Katering Jemaah di Madinah”
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral penyelenggara Haji dan Umrah, Petunjuk
Teknis penyelenggaran Ibadah Haji, 2011
Leanita, Leni dalam Implementasi Regulasi Transportasi Udara dalam Pelayanan
Keberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji Indonesia. 2020
Moch Andry Wikra Wardhana Mamonto1 & Rizki Ramadani dalam PETITUM yang
berjudul “Kebijakan Perlindungan Jamaah Haji Khusus dan Umroh Di Sulawesi
Selatan” 2019. Vol 7. No. 2
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020, “Petunjuk
Teknis Pelayanan Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (Kkhi) Madinah
Rahmawati dalam “Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta pada Musim Haji Tahun 2014”
Taufik Illahi dalam Sistem Penyediaan Transportasi Udara dalam Pengoptimalan
Pelayanan Jemaah Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
2022

11

Anda mungkin juga menyukai