Anda di halaman 1dari 3

Profil penulis

Halo semua. Perkenalkan


nama RAHMAT BAGUS
RAMADHANI bisa dipanggil
bagus. Usia saya 17 tahun.
dan sekarang saya duduk di
bangku kelas 11 SMKN-2
NANGA BULIK . Ini lah
bionarasi singkat saya,

selamat membaca, dan terima kasih.

Bagus dan muliono


Dua orang pintar di kelas mempergaduh suasana kembali. Mereka
adalah bagus dan muliono. Kali ini masalahnya adalah mereka
punya dua cara yang berbeda dalam mengerjakan soal
Matematika. Dan mereka memperdebutkan mana yang lebih
benar dan mana yang salah. Padahal, Bu norma sudah
memberitahukan bahwa kedua cara tersebut benar.

“Perhitungan mana yang duluan dibagi dan mana yang dikali itu
benar ya anak-anak. Kita bisa pake cara yang digunakan bagus
atau muliono.”
“Tapi dikali dulu lebih mudah kan, Bu?” bagus yang menghitung
perkalian membela diri bahwa pilihannya paling benar.

“Bisa juga dibagi dulu dong,” muliono menanggapi tak mau kalah.

Bu norma menghela napas berusaha tetap sabar menghadapi dua


muridnya yang sangat ambisius. Lalu tiba-tiba perdi yang duduk
dibangku belakang berceletuk.

“Yauda sih kan bisa dipake dua-duanya. Ribet banget kalian.


Lanjut materi berikutnya, Bu.”

Terlihat wajah bagus dan muliono meletototi perdi, sementara


perdi yang notabennya cuek, tidak peduli dengan reaksi dua
gacoan kelas itu. Pelajaran pun dilanjuti dengan lebih nyaman.
Setelah pelajaran Bu norma selesai, bagus dan muliono dipanggil
ke ruang guru.

“Ada apa ya, Bu? Ada yang bisa saya bantu?” Tanya muliono.

“Iya Bu jangan sungkan saya juga siap bantu” Jelas bagus.

“Kalian ini lucu ya” Bu norma terkekeh pelan. “Ibu apresiasi


belajar dan inisiatif kalian tinggi. Tapi ada beberapa hal yang
kalian lewati, lho. Yaitu ego dan suportivitas.”

“Ibu liat kalian sering nggak mau kalah di kelas, kalian ngga
musuhan kan?”

“Nggak, Bu..” Jawab  bagus dan muliono pelan.

“Nah bagus kalo gitu. Kalian punya potensi untuk sukses di bidang
masing-masing. Misalnya bagus di matematika sementara di
sains. Jadi, nggak perlu takut kalah satu sama lain. Justru bisa
saling sharing dan membantu.”
Setelah arahan dari Bu norma tersebut, bagus dan muliono mulai
mengubah sikapnya di kelas. Tidak ada lagi cekcok dan saling
menjatuhkan. Suasana kelas pun menjadi lebih tentram tanpa
perdebatan yang itu-itu saja.

Anda mungkin juga menyukai