Anda di halaman 1dari 8

REFERAT

Penatalaksanaan Anemia Hemolitik

Pembimbing:

dr. AGUS, SpPD

Penguji:

dr. Suryantini, Sp.PD

Disusun oleh:

Parisca Maia

112021233

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA

PERIODE 04 JULI – 10 SEPTEMBER 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 Umum...............................................................................................................................3
1.2 Etiologi dan Epidemiologi...............................................................................................3
1.3 Klasifikasi........................................................................................................................4
1.4 Patofisiologi......................................................................................................................7
BAB II DIAGNOSIS............................................................................................................13
BAB III PENATALAKSANAAN.......................................................................................14
BAB IV PROGNOSIS.........................................................................................................18
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

2
PENDAHULUA
N

Anemia hemolitik merupakan suatu keadaan anemia yang terjadi oleh karena
meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit yang diikuti dengan ketidakmampuan sumsum
tulang dalam memproduksi sel eritrosit untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap
berkurangnya sel eritrosit, penghancuran sel eritrosit yang berlebihan akan menyebabkan
terjadinya hiperplasi sumsum tulang sehingga produksi sel eritrosit akan meningkat dari normal,
hal ini terjadi bila umur eritrosit kurang dari 120 hari menjadi 15 -20 hari tanpa diikuti dengan
anemia. Namun bila sumsum tulang tidak mampu mengatasi keadaan tersebut maka akan terjadi
anemia.1,2
Memendeknya umur eritrosit tidak saja terjadi pada anemia hemolitik tetapi juga terjadi
pada keadaan eritropoesis inefektif seperti pada anemia megaloblastic dan thalassemia. Hormone
eritropoetin akan merangsang terjadinya hyperplasia eritroid dan ini akan diikuti dengan
pembentukan sel eritrosit sampai 10x lipat dari normal. Anemia terjadi bila serangan
hemolisisyang akut tidak diikuti dengan kemampuanyang cukup dari sumsum tulang untuk
memproduksi sel eritrosit sebagai kompensasi, bila sumsum tulang tidak mampu mengatasi
keadaan tersebut diatas sehingga tidak terjadi anemia, keadaan ini disebut dengan istilah anemia
hemolitik kompensata.1,2

Etiologi
Anemia hemolitik berdasarkan etiologinya ada dua penyebab utama antara lain
1. Penyebab intrakorpuskuler
 Kelainan membrane dari sel darah merah (sferositosis herediter, eliptositosis
herediter, paroksismalnokturnal hemoglobinuria).
 Kekurangan enzim ( heksokinase,G6PD, piruvatkinase dan porfiria eritropoetik
congenital )
 Kelainan haemoglobin (Thalasemia dan anemia sel sabit)
2. Penyebab ekstrakorpuskuler
 Anemia hemolitik autoimun (AIHA) dengan warm antibody ( idiopatik, SLE,
leukemia kronik, limfositik dan limfoma). Anemia hemolitik autoimun dengan
cold antibody (idiopatik,mikoplasma pneumonia dan limfoma,paroksismal cold
hemoglobinuria,virus sifilis).

3
 Penyakit sistemik
 Obat – oabtan,bahan kimia, racumn tumbuh -tumbuhan
 Anemia hemolitikpada bayi dan inkompatibilitas ABO.2

Epidemiologi

Anemia hemolitik meliputi sebesar 5% dari keseluruhn kasus anemia. Data epidemiologi
menunjukkan bahwa anemia hemolitik tidak memiliki kecenderungan jenis kelamin dan ras.
Hanya saja, pada Autoimmune Hemolytic Anemia angka kejadianya dilaporkan sedikit lebih
tinggi pada wanita dibandingkan pria. Selain itu, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase
(G6PD) lebih banyak ditemukan pada laki-laki karena diturunkan secara X resesif. Pada
defisiensi G6PD, perempuan menjadi karier. Autoimmune Hemolytic Anemia termasuk penyakit
yang jarang. Insidensinya sebanyak 1-3 kasus per 100.000 populasi per tahun

Klasifikasi

Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel
darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui pendarahan destruksi yang mengakibatkan defek sel merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah sehingga menyebabkan kerusakan sel eritrosit .
Kerusakan sel-sel eritrosit yang diperantarai antibodi ini terjadi melalui aktivasi sistem
komplemen, aktivasi mekanisme selular, atau kombinasi keduanya Secara keseluruhan aktivasi
sistem komplemen akan menyebabkan hancurnya membran sel eritrosit dan terjadilah hemolisis
intravaskular yang ditandai dengan hemoglobinemia dan hemoglobinuria. Sistem komplemen
akan diaktifkan melalui jalur klasik ataupun jalur alternatif. Antibodi-antibodi yang memiliki
kemampuan mengaktifkan jalur klasik adalah IgM, IgG1, IgG2, IgG3 disebut sebagai agglutinin
tipe dingin, sebab antibodi ini berikatan dengan antigen polisakarida pada permukaan sel darah
merah pada suhu di bawah suhu tubuh. Antibodi IgG disebut agglutinin hangat karena bereaksi
dengan antigen permukaan sel eritrosit pada suhu tubuh.

4
Diagnosis

5
Tatalaksana
Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila karena toksik
imunologik,yang dapat diberikan adalah kortikosteroid (prednisone, prednisolone),kalau perlu
dilakukan splenektomi.apabilakeduamya tidakberhasil, dapat diberikan obat – obat sitostatik,
seperti klorambusil dan siklofosfamid

Prognosis

Hanya sebagian kecil pasien mengalami penyembuhan komplit dan sebagian besar
memiliki perjalanan penyakit yang berlangsung kronik, namun terkendali.

Kesimpulan
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis dimana terjadi
pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya. Pada anemia hemolitik umur
eritrosit menjadi lebih pendek ( normal umur eritrosit 100 – 120 hari). Umur eritrosit yang
pendek ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni factor intrinsik dan fakaktor ekstrinsik
dimana pada factor intrinsik terjadi kelainan metabolisme dalam eritrosit dengan sel eritrosit
yang menyebabkan gangguan pada struktur dinding eritrosit, gangguan pembentukan nukleotida
dan haemoglobinopatia. Sedangkan pada faktor ekstrinsik,kelainan yangterjadi karenahal – hal
luar eritrositseperti akibat reaksi non imunitas seoerti bahan kimia dan obat- obatan, akibat
reaksi imunitas seperti eritrosit dibunuh oleh antibody yang dibentuk oleh tubuh sendiri maupun
infeksi lainnya.

6
Daftar Pustaka

7
8

Anda mungkin juga menyukai