“SEPATU DAHLAN”
Masa kecil seorang Dahlan Iskan yang kini menduduki jabatan menteri BUMN di
Indonesia. Semasa kecil, Dahlan Iskan hidup dalam kemiskinan dengan mimpi sederhananya
yaitu “sepatu”. Sebuah mimpi yang sederhana, namun sulit untuk didapatkan karena
Novel Sepatu Dahlan yang merupakan bagian pertama dari Trilogi Novel Inspirasi Dahlan
Iskan ini, mengisahkan kehidupan Dahlan Iskan saat masa kecilnya. Melalui novel ini
terungkap bahwa Dahlan Iskan dibesarkan dalam keluarga miskin di desa Kebon Dalem,
Magetan, Jawa Tengah yang harus berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun sejak
kecil kedua orang tuanya selalu menekankan bahwa hidup miskin bukan berarti harus
meminta-minta untuk dikasihani, melainkan harus dihadapi dengan bekerja dan berusaha.
Perih karena rasa lapar seringkali dialaminya, sampai-sampai ia dan adiknya harus melilitkan
sarung di perutnya untuk menahan perih lambungnya karena lapar. Meskipun hidup dalam
memiliki sepatu Dahlan rela berjalan kaki puluhan kilometer untuk bersekolah tanpa alas
kaki. Perih karena lecet pada kakinya yang tak bersepatu tak membuatnya malas bersekolah.
Alih-alih malas, ia menyimpan dua impian besar di masa kecilnya yaitu memiliki sepatu dan
sepeda.
Dahlan yang kala itu masih duduk di bangku Sekolah Rakyat (sebutan untuk Sekolah Dasar
untuk sekarang) sudah harus ikut banting tulang untuk membantu beban orang tuanya.
Sekolah dan bekerja sebagai kuli seset tebu, mengangon domba tetangga dan kuli angkut
adalah keseharian nya selama masa kecilnya. Saat pertama kalinya ia mendapati nilai nya
merah, hal tersebut tak mengurungkan impian nya dan memperbaiki cara belajarnya. Impian
itu terus membayangi kehidupan masa kecil hingga remajanya, dan ia terus berusaha
oleh ibunda tercinta, Dahlan tetap berjuang, giat bekerja dan tekun berlatih hingga ia terpilih
menjadi pelatih tim voli sekolah favorit dengan bayaran yang cukup mahal dan terpilih
menjadi siswa peraih nilai tertinggi saat usianya masih dibangku SMP.
Hari demi hari ia lewati dengan belajar giat, bekerja, berjuang berkilometer tanpa alas untuk
bersekolah serta tekun melatih tim bola voli yang ia ketuai, uang pun semakin banyak
terkumpul hingga ia dapat mewujudkan impian nya membeli sepasang sepatu. Dan hari-hari
berlalu, Dahlan pun berhasil mewujudkan impian nya terakhir, yaitu membeli sebuah sepeda
untuk bersekolah. Perjuangan Dahlan tak henti setelah semua impian nya terwujud. Ia tetap
berjuang meraih cita-citanya untuk menjadi sukses bagi keluarganya. Setelah lulus dari
Madrasah Aliyah, ia tak menduga akan menjadi siswa dengan nilai tertinggi lagi. Hal itu
membuat ayahnya merasa bangga atas pencapaian tersebut. Dahlan memutuskan untuk
melanjutkan pendidikan nya sebagai mahasiwa di luar kota. Selama menjadi mahasiswa,
mimpi baru pun bermunculan pada diri Dahlan si anak kampung yang memiliki keterbatasan
ekonomi, namun ia selalu berusaha, berusaha, dan berusaha dalam menghadapi segala
rintangan dan ganasnya kehidupan. Semua usaha Dahlan tak sia-sia sejak masa kecilnya, kini
ia memperoleh hasil yang berlimpah. Dahlan dengan masa kecilnya penuh keterbatasan
ekonomi, berhasil merubah hidupnya bahkan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain
Novel ini juga menyadarkan kita bahwa kemiskinan bukanlah akhir dari segala-galanya.
Ayahnya pernah berpetuah “Kemiskinan yang dijalani dengan tepat, akan mematangkan
jiwa”, hal ini benar diterapkan Dahlan dalam menjalani hidupnya dan berhasil merubah
editor, news. 2012. NOVEL SEPATU DAHLAN: Kisah Inspiratif DAHLAN ISKAN Melewati
Masa-Masa Sulit.
https://kabar24.bisnis.com/read/20120528/79/78643/novel-sepatu-dahlan-kisah-inspiratif-
dahlan-iskan-melewati-masa-masa-sulit (28 Mei 2012)