Anda di halaman 1dari 3

Rencana Program dan Desain Silabus yang Digunakan Untuk Menjawab Perspektif Menteri

Pendidikan dan Budaya Indonesia

A. Dasar Pemikiran Suatu Program

Menurut Richard (2001), untuk membuat suatu program atau Course Planning harus menjawab
semua dasar - dasar pemikiran dari program itu sendiri dulu. Richard menekankan ada 3 (tiga)
dasar pemikiran suatu program, yaitu :

1. Untuk siapa program itu dibuat ?


Menurut pernyataan dari Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia tahun ini, sumber
daya manusia di Indonesia dapat mengambangkan sendiri pribadinya masing-masing. Mereka
harus menguasai atau menghandle inovasi – inovasi yang memang menjadi topik utama pada
revolusi. Sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dituntut untuk mampu menggunakan
teknologi digital – digital yang berkembang yang seperti kita ketahui bahwa era sekarang
adalah era yang riskan akan teknologi terutama digital. Jadi cukup jelas mengapa program
yang dirumuskan tersebut memiliki sasaran utama terhadap sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia dengan tujuan agar sumber daya manusia di Indonesia dapat menggunakan beberapa
inovasi revolusi yang perkembangan sekarang sangat pesat.
2. Tentang apa program tersebut ?
Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia menegaskan pula bahwa untuk menangai
berbagai perkembangan dari revolusi khususnya teknologi inovasi sehingga sumber daya
manusia di Indonesia diharapkan mampu untuk menguasai dan memahami lebih lanjut tentang
beberapa aspek diantaranya:
- Penggunaan bahasa khususnya Bahasa Inggris. Seharusnya hal yang menjadi dasar
pemikiran untuk membuat sumber daya kreatif dalam berbahasa adalah pengajaran bahasa
asing sejak dini. Pemerintah harusnya mengajarkan lebih dalam mengenai Bahasa Asing
khususnya bahasa Inggris yang mana diketahui bahasa Inggris adalah bahasa internasional
dan dapat menjadi bahasa pergaulan dalam pasar bebas beserta persaingan di dalamnya.
- Bahasa coding atau programing. Bahasa yang perlu dijadikan sebagai acuan lainnya adalah
bahasa programming atau yang biasa kita sebut sebagai bahasa coding. Salah satu faktor
utama dari adanya revolusi di bidang teknologi adalah cepatnya perkembangan teknologi
digital. Dalam teknologi digital tentunya banyak terdapat bahasa coding. Maka dari itu
Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia mengharapkan sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia dapat menguasai bahasa coding tersebut.
- Bahasa Statistik. Menurut Nadiem, bahasa statistik adalah bahasa yang diharapkan agar
sumber daya manusia dapat mengerti dan mengakses data secara kritis. Pengharapan dari
bahasa statistik ini adalah agar tidak mudahg untuk dibodohi oleh pesatnya penyebaran
pesan dari berbagai data di era digital. Permasalahan yang muncul di Indonesia adalah
kebanyakan sekolah mengajarkan siswanya hanya untuk bagaimana cara mendapat dan
membaca data tetapi tidak diajarkan model pemahaman data yang lebih dalam. Hal ini
menyebabkan penerima pesan kerap kali mensalah artikan maksud dari data tersebut.
Dengan kata lain, pendidikan tentang mempelajari dan menganalisis data statistik juga perlu
diperhatikan. Harapan yang disampaiakn oleh Nadiem adalah agar pendidikan di bangku
SMA maupun kuliah dapat menegaskan lebih lanjut tentang sikap dalam mengolah data.
- Psychology. Menurut Nadiem, dalam pembuatan suatu web atau aplikasi, manusia harus
belajar mengenai Psychology. Hal tersebut karena agar kita memiliki kemampuan untuk
mengikutsertakan atau menarik perhatian dari konsumer atau suplyer. Nadiem berharap
nantinya program yang dibuat harus mempu mengajarkan Sumber Daya Manusia (SDM) di
Indonesia mengenai Psychology sejak SMA.

Realisasi program yang akan dibuat hendaknya mencakup semua kebutuhan tersebut
sehingga program yang dibentuk nanti akan berguna bagi peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) di Indonesia.

3. Pembelajaran seperti apa yang akan terjadi di dalam program tersebut ?


Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia menekankan bahwa di bangku SMA dan
kuliah hendaknya diajarkan mengenai apa yang dibutukan di Indonesia sekarang. Selain bahasa
Inggris, di bangku SMA dan kuliah hendaknya diajarkan mengenai bahasa Programing
sehingga siswa dapat memprogramkan inovasi – inovasi revolusi yang ada. Selain itu, di
bangku SMA dan kuliah juga harus diajarkan mengenai statistik sehingga siswa tidak aha
berpacu kepada data namun juga di statistik.

Untuk membuat suatu program harus menjawab ketiga dari dasar pemikiran tersebut sehingga
program yang dibuat tidak melenceng dari tujuannya (Richard, 2001).

B. Menggambarkan Tingkat Keluar dan Masuk


Untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia yang unggul, tentunya program harus menyiapkan
tes untuk mengetahui kemampuan dari siswa . Tes tersebut hendaknya dilakukan di awal masuk
dan juga di akhir. Maksudnya, ketika siswa mau masuk atau daftar sekolah siswa diberikan tes
untuk mengetahui kemampuannya sehingga guru nantinya lebih mudah mengajar siswa tersebut.
Kemudian, ketika mereka tamat mereka juga harus melewati tes yang menentukan mereka layak
lulus atau tidak. Tes tersebut harus berhubungan dengan apa yang dikatakan Menteri Pendidikan
dan Budaya Indonesia yaitu mengenai Sumber Daya Manusia Menguasai Digital. Dengan adanya
tes tersebut, seharusnya Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan
mampu menguasai apa yang diharapkan oleh Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia.
C. Memilih Konten Program
Untuk membuat suatu program, tentunya harus memilih isi atau konten program yang tepat.
Konten atau isi tersebut harus mampu menjawab kebutuhan dari sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia. Kebutuhan tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) di Inonesia harus mampu
menghandle inovasi – inovasi revolusi sekarang. Program yang akan di buat oleh Menteri
Pendidikan dan Budaya Indonesia hendaknya harus memiliki konten atau isi yang mengandung
pembelajaran mengenai : Bahasa Inggris, Bahasa Programing, Psychology, statistika, dan rasa
nasionalisme. Itu karena Menteri Pendidikan dan Budaya Indonesia mengharapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) di Indonesia mampu menguasai inovasi – inovasi revolusi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai