Anda di halaman 1dari 5

Soal 1

a. Perubahan metode persediaan terhadap laoran laba rugi

Laporan Laba rugi


2018 2019 2020
Penjualan 850,000,000 800,000,000 1,000,000,000
COGS (Rata-rata
190,000,000 205,000,000 210,000,000
tertimbang)
Beban operasi 300,000,000 325,000,000 400,000,000
Laba bersih 360,000,000 270,000,000 390,000,000

2,018 2,019 2,020


Penjualan 850,000,000 800,000,000 1,000,000,000
COGS (FIFO) 200,000,000 210,000,000 220,000,000
Beban operasi 300,000,000 325,000,000 400,000,000
Laba bersih 350,000,000 265,000,000 380,000,000

b. Perubahan metode persediaan terhadap laoran laba ditahan

Neraca
2018 2019 2020
Laba Ditahan (awal) 0 360,000,000 630,000,000
Laba bersih (rata-
360,000,000 270,000,000 390,000,000
rata tertimbang)
Laba Ditahan (akhir) 360,000,000 630,000,000 1,020,000,000

2018 2019 2020


Laba Ditahan (awal) 0 350,000,000 615,000,000
Laba bersih (FIFO) 350,000,000 265,000,000 380,000,000
Laba Ditahan (akhir) 350,000,000 615,000,000 995,000,000
c. Perubahan metode persediaan terhadap laporan laba ditahan
Laporan Laba ditahan
2018 2019 2020
Persediaan (rata-rata tertimbang) 75,000,000 85,000,000 95,000,000
Kas 285,000,000 545,000,000 925,000,000
Total aset 360,000,000 630,000,000 1,020,000,000
Laba ditahan 360,000,000 630,000,000 1,020,000,000
Total ekuitas 360,000,000 630,000,000 1,020,000,000

2018 2019 2020


Persediaan (FIFO) 85,000,000 100,000,000 115,000,000
Kas 265,000,000 515,000,000 880,000,000
Total aset 350,000,000 615,000,000 995,000,000
Laba ditahan 350,000,000 615,000,000 995,000,000
Total ekuitas 350,000,000 615,000,000 995,000,000

d. Perubahan metode persediaan terhadap laporan arus kas


2018 2019 2020
Arus kas dari aktivitas operasi
Penjualan 850,000,000 800,000,000 1,000,000,000
Pembelian 450,000,000 400,000,000 475,000,000
Beban operasi 300,000,000 325,000,000 400,000,000
Arus kas bersih dari aktivitas
100,000,000 75,000,000 125,000,000
operasi
Penambahan kas bersih 100,000,000 75,000,000 125,000,000
Kas awal tahun 0 100,000,000 175,000,000
Kas akhir tahun 100,000,000 175,000,000 300,000,000
e. Jurnal untuk mencatat perubahan metode
Tahun Laba bersih Perbedaan Laba
Average Cost FIFO
2018 360,000,000 350,000,000 10,000,000
2019 270,000,000 265,000,000 5,000,000
Awal 2020 630,000,000 615,000,000 15,000,000
2020 390,000,000 380,000,000 10,000,000

Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode rata-rata tertimbang awal tahun 2020 adalah
Persediaan 15,000,000
Laba ditahan 15,000,000

f. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa perubahan metode meningkatkan laba bersih
perusahaan.
g. Perubahan metode yang diterapkan oleh PT Unsia layak dilakukan karena memberikan laba
yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Soal 2
Analisis laporan keuangan PT Bank BNI Tahun 2021

a. Rasio likuiditas
 Rasio lancar
Rasio lancar pada tahun 2021 adalah 19,74.
b. Rasio Solvabilitas
 Rasio Debt to Assets
Utang 838.317.715
Rasio Debt to Assets =   0,869
Aset 964.837.692
 Rasio Debt to Equity
Utang 838.317.715
Rasio Debt to Equity =   6, 63
Ekuitas 126.519.977
 Rasio Debt to Capital
Utang 838.317.715
Rasio Debt to Capital =   0,869
Utang + Ekuitas 838.317.715  126.519.977
Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui jika rasio utang perusahaan adalah 40% dari
jumlah kapitalisasinya. Dalam kata lain, perusahaan tersebut masih dalam kategori sehat
dalam segi solvabilitasnya.
c. Rasio profitabilitas
 Rasio Pengembalian Aset (Return On Assets Ratio)
Nilai ROA = 1,43%
 Rasio Pengembalian Ekuitas (Return On Equity Ratio)
Nilai ROE = 10,42%
d. Penjelasan dari nilai rasio
 Nilai rasio lancar = 19,74. Karena nilai rasio lancar perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka
perusahaan tersebut punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya.
 Nilai rasio Debt to Assets = 0,869 berarti bahwa solvabilitas perusahaan tersebut adalah
0,869 yang berarti kemampuannya dalam membayar kewajiban utang cukup besar dan
tidak berisiko bermasalah.
 Nilai debt to equity = 6,63. Karena nilai DER di atas 200% atau 2, maka kondisi perusahaan
sudah beresiko tinggi. Perusahaan yang memiliki rasio DER di atas 200% sangat rawan
dengan berbagai macam resiko, salah satunya disebabkan oleh sentimen nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS dan kenaikan suku bunga bank. Perusahaan jenis ini banyak ditemui
pada bursa saham Indonesia. Namun, DER tidak cocok untuk perusahaan perbankan.
Penyebab DER tidak cocok untuk perbankan adalah karena tabungan dari para nasabah
dimasukkan ke dalam pos utang atau kredit. Semakin tinggi dana tabungan masyarakat,
semakin tinggi pula DER saham perbankan tersebut. Jadi, tidak mengherankan apabila
perusahaan perbankan memiliki jumlah DER di atas 6 kali (600%) atau bahkan lebih. Itulah
alasannya, perhitungan DER tidak bisa digunakan pada perusahaan perbankan.
 Rasio Debt to Capital = 0,869. Dalam jenis rasio solvabilitas ini tidak ada batasan
maksimum, namun semakin rendah nominal akan semakin lebih baik juga.

 Nilai ROA = 1,43%. Nilai ROA ini tergolong kecil yang menggambarkan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang kurang baik dalam mengelola aktivanya.

 Nilai ROE = 10,42%. RoE yang bernilai 10,42% menunjukkan bahwa setiap 0,1042 rupiah
ekuitas pemegang saham, dapat menghasilkan 0,1042 rupiah dari laba bersih perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai