Anda di halaman 1dari 8

Nama : Syiva Amalia

Kelas : SI-3

NIM : 1210621021

Tugas : Menjelaskan 15 istilah dalam bidang filologi

15 Istilah ini cukup asing bagi kita, maka dari itu hal pertama yang akan kita lakukan adalah
mencarinya pada mesin pencari di internet ataupun dalam kamus besar bahasa Indonesia.
Istilah yang akan kita cari antara lain:

1. Kodikologi
Jika kita pertama kali mengetik kata kunci tersebut dalam aplikasi KBBI V, maka
akan ditemukan bahwa istilah kodikologi ini memiliki pengertian sebagai ilmu
mengenai manuskrip. Mengapa bisa demikian? Karena pengertian lain juga
mengemukakan bahwa kodikologi adalah suatu ilmu mengenai kodeks, istilah kodeks
ini pun adalah sebuah teks klasik yang dapat berupa sebuah gulungan atapun tulisan
tangan. Dalam hal ilmu pun dapat diketahui bahwa istilah kodikologi ini ialah
mempelajari segala aspek pada pernaskahan atau bisa disebut dengan manuskrip. Dan
segala hal ini pun dapat berupa bentuk naskah atau manuskrip nya, usia naskah klasik
tersebut, dimana tempat penulisan naskah itu, serta siapa pengarang yang menulis
naskah klasik tersebut. Dapat disimpulkan bahwa jika kita melakukan kodikologi
maka sama saja dengan kita sedang melakukan sebuah langkah awal dari penilitian
mengenai naskah atau manuskrip klasik. Adapun selain pengertian diatas, kodikologi
mempunyai arti lainnya yaitu kritik naskah. Jika kita melakukan kodikologi maka kita
pasti dapat tahu segala aspek mengenai sebuah naskah. Namun ada hal yang sangat
perlu diperhatikan, bahwa kodikologi tidak mempelajari naskah. Daerah jangkauan
ilmu ini pun meliputi sejarah naskah, koleksi naskah, meneliti dimana terjadinya
tempat penulisan, penyusunan katalog dan daftar katalog, serta perdagangan dan
penggunaan naskah klasik tersebut.

2. Kolofon
Istilah ini dalam KBBI V memiliki pengertian sebagai catatan pengarang atau penulis,
yang biasanya dapat ditemui di akhir sebuah naskah. Dan biasanya berisikan
mengenai tempat, waktu dan penyalinan naskah. Adapun bentuk kolofon yang
biasanya dijumpai pada naskah ialah berbentuk segitga yang mengerucut dibawah.
Yang tentunya tidak semua naskah terdapat kolofon serta berbentuk segitga dengan
mengerucut kebawah. Dengan hanya menuliskan ucapan syukur pun, pengarang atau
penulis itu menandakan bahwa naskah klasik itu sudah selesai. Pengaruh kolofon ini
tersebar dari radiasi bangsa Arab dan Persia di Nusantara. Adanya kolofon dalam
bagian akhir naskah bertujuan baik bagi para peneliti naskah yakni sebagai pemberi
informasi mengenai kepenulisan suatu naskah dan juga dapat mempermudah dalam
mengkaji sejarah dalam penyalinan naskah.

3. Pias
Istilah Pias dalam KBBI V memiliki beberapa pengertian diantaranya yaitu adalah
sebuah lajur pada tikar yang mendatar;lajur;dan dalam ilmu grafika, kata pias adalah
bagian pinggiran halaman yang tidak tercetak dan kosong serta biasanya meliputi
bagian atas, bawah serta muka dan belakang. Selain pengertian dari KBBI V adapun
definisi lainnya yaitu pias adalah margin atau istilah yang sering kita tahu ialah batas
atau tepi kanan dan kiri serta atas dan bawah sebuah naskah. Yang tentu dengan
adanya pias dalam sebuah naskah ataupun manuskrip membantu kita untuk menjilid
naskah-naskah tersebut. Ataupun bagi sang penulis (penyalin) naskah, fungsi dan
tujuan lainnya ialah agar tepi kosong itu dapat digunakan sebagai catatan kaki.

4. Ilustrasi Naskah
Definisi ilustrasi sendiri jika mencarinya di KBBI V, maka akan menemukan
beberapa arti dalam ilmu grafika yakni sebuah gambaran yang dapat berupa foto
maupun lukisan yang tujuannya membantu dalam memahami suatu isi dalam buku
atau karangan; gambaran atau desain untuk penghias halaman sampul ataupun
sebagainya; memperjelas pemahaman atau paparan. Namun jika kita mencari
pengertian dari ilustrasi naskah maka akan didapatkan bahwa istilah ini merujuk pada
hiasan atau sebuah gambaran yang berkaitan dengan isi pada sebuah naskah. Adapun
ilustrasi naskah yang dibarengi dengan tulisan yang tepat tertera di bawah gambar.
Yang tentu saja tulisan serta gambar tersebut masih berkaitan dengan isi naskah. Tak
jarang pun dapat ditemui dalam beberapa naskah adanya peristiwa bentuk gabungan
antara ilumninasi dan ilustrasi yang terdapat dalam satu halaman naskah.

5. Naskah
Adalah sebuah karangan yang biasanya di tulisan tangan; karangan atau tulisan yang
belum diterbitkan; rancangan; bahan-bahan yang sudah siap untuk di set. Pengertian
diatas diambil dari KBBI V. Definisi lain pun hadir menambah wawasan kita terhadap
naskah, yakni sebuah karangan yang ditulis tangan yang asli ataupun salinan serta
berisikan hasil budaya atau ungkapan pemikiran dan perasaan pengarang pada masa
lampau atau kuno. Dalam bidang ilmu filologi, yang menjadi objeknya ialah naskah.
Selain itu pula, naskah menjadi objek dari bidang ilmu ini yang sifatnya konkret
karena nyata dan dapat dipegang serta dilihat oleh mata telanjang. Media naskah di
Nusantara ini yang sering dijumpai ialah daun tal atau seringnya disebut lontar, batu
tulis atau papan, kulit kayu, bambu, rotan. Zaman dimana Eropa sudah mulai datang
ke nusantara maka kertas pun akhirnya hadir ke tanah ini. Peristiwa itu terjadi pada
abad ke-18 dan ke-19. Hasil karangan yang berupa tulisan tangan ini pun memiliki
sebuah kisah didalamnya maka dari itu biasanya berukuran panjang. Karena isi kisah
atau cerita didalam naskah inilah yang membuat istilah naskah sebagai “saksi mata”
dalam suatu dunia atau peradaban

6. Teks
Dalam KBBI V memiliki arti sebagai sebuah naskah yang asli dari pengarang;
pangkal dari kitab suci yang dijadikan ajaran; bahan tertulis. Selain dari definisi
tersebut dalam menambah khazanah pengetahuan maka pengertian teks pun dapat
berupa muatan naskah yang sifatnya abstrak ataupun sebuah kata-kata bagian tertentu
yang berisikan informasi mengenai suatu budaya lampau yang dalam bentuknya dapat
berupa lisan maupun tulisan. Selain dari pengertian diatas, teks ini juga merupakan
objek dari bidang ilmu filologi. Teks sendiri terdiri atas bagian isi dan bentuk.
Biasanya isi teks itu bermuatan ide, perasaan, maupun amanat dari pengarang
sedangkan untuk bentuknya biasanya berupa muatan aspek yang dapat dikaji melalui
beberapa pendekatan. Penurunan dari teks sendiri terdiri dari 3 macam, yaitu teks
lisan, tulisan, dan cetakan.

7. Katalogus
Atau dalam bentuk tidak baku dari kata katalog, jika kita cari pengertiannya dalam
KBBI V ialah sebuah daftar sebuah naskah atau buku yang muatannya berisikan suatu
informasi yang biasanya disusun secara rapi dan teratur serta alfabetis. Katalogus
sendiri adalah awalan dari kegiatan mencari segala informasi mengenai naskah.
Julukan “buku suci” pun turut menambah peran penting katalogus ini dalam ilmu
filologi. Perumpamaannya seperti, katalogus ini adalah sebuah petunjuk atau rujukan
yang dimiliki oleh para peneliti ataupun filolog dalam melakukan suatu
pendeskripsian naskah. Dalam hal ini pun katalogus biasanya berisikan ukuran
panjang dan lebar halaman naskah dan ukuran panjang dan lebar teks dalam satuan
panjang sentimeter, jumlah halaman, rata-rata jumlah baris pada suatu halaman, huruf
yang dipakai, tempat dan tanggal naskah tersebut ditulis, asal naskah, tercantun isi
teks secara singkat, hal atau siapa saja yang memberikan naskah tersebut, naskah lain
dengan judul yang sama. Para peneliti naskah melayu haruslah berterimakasih pada
Van Rankel pada tahun 1909 karena beilau lah yang pertama kali membuat katalog
untuk naskah melayu.

8. Penyalin
Istilah ini mempunyai pengertian sebagai orang yang melakukan aktivitas menyalin
atau menerjemahkan dalam ilmu arkais pada KBBI V. Ilmu arkais sendiri jika
mencarinya pada KBBI V, maka ditemukan bahwa arkais merupakan ilmu yang
berhubungan dengan masa lalu atau memiliki ciri kuno dan tua. Seperti yang kita tahu
bahwa naskah kuno ialah berupa tulisan tangan. Dan tentu juga tahu naskah kuno,
memiliki umur yang mungkin saja 100 tahun. Adanya sang penyalin ialah agar
rangkaian adat turun temurun tidak berhenti. Adapun sang penyalin memiliki tujuan
sendiri yang lebih personal, misalnya mendapat aura magis yang berasal dari teks atau
naskah kuno yang ia salin. Juga dalam proses menyalin, tidak sepenuhnya sama
dengan bentuk dan isi asli muatan naskah. Seperti penyalin yang kurang memahami
bahasa dalam teks atau naskah kuno, ataupun tulisan yang kurang dapat dibaca.

9. Pemilik Naskah
Istilah ini ada karena lanjutan dari istilah penyalin tadi. Maksudnya naskah asli yang
telah disalin oleh keluarga ataupun keturunan dari sang pembuat naskah, akan
menyimpannya secara turun temurun agar menjadi warisan keluarga. Dalam hal ini
keluarga atau keturunan tadi dinamakan sebagai pemilik naskah. Seperti yang kita
ketahui juga, kebanyakan para pemilik naskah ini merupakan keturunan bangsawan,
pemerhati budaya, bahkan keturunan ulama. Mereka menjaga warisan keluarga
mereka. Itu jika kita berbicara pada pemilik naskah sekarang ini. Yang memang masih
tersimpan sebagai warisan turun temurun keluarga. Namun jika kita menemukan
sebuah naskah dan juga ternyata tidak disebutkan berapa tahun dalam kolofon naskah
tersebut. Kita bisa mencarinya di luar teks yang kita temukan, atau kadang juga tertera
di halaman-halaman depan teks atau bahkan sesudah teks.

10. Tempat Penyimpanan Naskah


Tempat penyimpanan naskah adalah tempat dimana naskah kuno di lestarikan, tempat
penyimpanan naskah yang paling banyak ialah di museum. Namun tidak hanya di
museum di perpustakaan nasional maupun daerah pun memilikinya. Juga tempat
ibadah yang sudah ada dari dahulu kala. Serta jangan lupakan orang pribadi yang juga
terdapat tempat penyimpanan naskah di rumah pribadi mereka.

11. Nomor naskah


Istilah ini merujuk kepada bagian dari model pendeskripsian sebuah naskah. Mengapa
demikian? Karena nomor naskah dalam bidang ilmu filologi, haruskah jelas dalam
melihatnya. Kita dapat menemukan nomor naskah ini pada suatu katalog daftar
naskah serta daftar naskah. Misalnya kamu bingung mengenai masalah naskah yang
akan kamu deskripsikan, dapat bertanya pada lembaga yang dapat menyimpan
naskah. Semua hal itu harus dilakukan agar tercapainya pendeskripsian atas naskah
yang tujuannya untuk mempermudah jika ingin diteliti ulang. Adapun cara jika
menemui suatu nomor naskah yang lebih dari satu, maka hal yang harus dilakukan
ialah daftarkan keduanya kemudian menulis nomor disalah satu naskah.

12. Cap Kertas


Istilah ini memiliki definisi yaitu sebuah tanda dalam kertas atau naskah kuno yang
samar jika terkena sinar. Memiliki nama lain watermark ini sebenarnya memiliki
tujuan yaitu agar mengetahui tahun keberapa kertas itu dibuat. Yang seperti dalam
istilah naskah tadi. Kertas adalah sebuah benda yang berasal dari Eropa. Maka para
peneliti menilai bahwa usia kertas sama seperti usia naskah. Biasanya cap kertas ingin
memiliki bentuk seperti gambar simbol dari pabrik pembuatan kertas tersebut. Dan
oleh karena simbol tadi, cap kertas ini juga dapat menjadi tanda dagang suatu
perusahaan karena menunjukkan kualitas serta ukurannya. Dalam pernaskahan istilah
ini biasanya memiliki garis tebal dan tipis. Serta jarak diantara lajur berukuran antara
12 sampai 14 sentimeter, agar dapat mempermudah dalam pendeskripsian suatu
naskah.

13. Kuras
Dalam KBBI V, istilah ini memiliki pengertian tersendiri dalam ilmu grafika, yakni
bagian dari sebuah buku yang sudah dilipat dua kalikali yang biasanya memiliki huruf
dibagian bawah halaman pertama, sebagai pedoman dalam penjilidan. Istilah ini
berasal dari kata quaternis yang bisa dikatakan bahwa satu katern dalam naskah
terdiri atas 4 lembar. Kuras yang dalam bahasa Inggris ini berarti buku catatan
(quire). Dalam naskah biasanya jumlah kuras dihitung disamping serta hitung juga
jumlah halamannya. Sebagai contoh dalam kitab Tuhfa Al wardiyyah, naskah tersebut
terdiri dari satu kuras 14 lembar serta 9 baris teks pada setiap halamannya.

14. Iluminasi
Definisinya dalam KBBI V memiliki arti yaitu penerangan dengan memakai sinar dari
lampu hias buatan ataupun dengan sinar matahari. Bisa dikatakan bahwa definisi
diatas adalah definisi umum mengenai arti istilah iluminasi. Nyatanya dalam ilmu
filologi pun istilah ini memiliki makna yang berbeda karena iluminasi dalam naskah
ialah sebuah hiasan atau gambaran yang tidak berkaitan dengan kandungan isi naskah.
Dapat dibilang iluminasi ini hanyalah sebuah hiasan indah. Hiasan yang tidak hanya
memiliki fungsi estetis namun juga dapat berfungsi sebagai bingkai teks, sebagai
pembatas antar teks, dan sebagai bentuk keindahan tentu saja. Dalam bentuknya
sebagai bingkai teks, iluminasi memiliki beberapa bentuk, yakni bentuk persegi, bulat,
dan bentuk variasi. Bentuk variasi ini pun dapat berupa motif dedaunan, bunga,
sebuah mahkota, ataupun gabungan dari ketiganya. Lalu bagaimana bentuk iluminasi
jika sebagai pembatas teks? Dalam hal ini kebanyakan yang ditemukan kurang
lebihnya berbentuk sama, akan tetapi ada variasi pada yang membedakannya dari
iluminasi sebagai bingkai teks juga dalam hal motif, iluminasi pembatas teks lebih
halus dan indah. Dan seperti yang kita ketahui bahwa sebagai pembatas teks, artinya
iluminasi ini dapat dijumpai pada saat pergantian bait.

15. Golden Letters


Jika kita diberi istilah bahasa asing seperti ini, hal yang pertama kita lakukan pastinya
menuju mesin pencarian kemudian mentranslasikan dan akhirnya munculah arti dari
istilah asing ini, surat emas. Tidak salah sebenarnya namun jika kita melihat bahwa
istilah ini ada dalam bidang ilmu filologi maka istilah ini akan membuat terkaget
karena membayangkan betapa hebat serta jayanya raja-raja nusantara terdahulu.
Sebenarnya surat ini sudah muncul pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Surat berhias
ini tidak hanya membuktikan betapa hebatnya raja nusantara terdahulu namun juga
turut menjadi tambahan bukti bagaimana bahasa Melayu adalah bahasa yang
digunakan dalam berbagai sarana diplomasi politik serta perdagangan. Namun yang
lebih menakjubkan lagi, surat emas ini juga sudah menonjolkan keberagaman berpikir
dari para raja-raja. Tidak hanya menonjolkan keberagaman namun juga keindahan
motif lokal yang terdapat pada surat hias ini. Sebagai contoh surat yang berasal dari
raja Madura, memiliki motif bola api dengan stilisasinya. Beda lagi jika melihat surat
dari raja Banjarmasin, ia memilih motif bunga cengkeh pada surat emasnya. Dan
perlu diketahui bahwa motif-motif tersebut memiliki makna, bukan hanya karena
indah. Dilhat dari pemilihan motif, dapat dikatakan menggunakan strategi komunikasi
dalam diplomasi serta perdagangan bukan hanya memakai komunikasi verbal namun
juga nonverbal. Keuntungan lainnya, motif seperti itu bagikan kode yang hanya
dimengerti oleh para raja-raja nusantara untuk menyulitkan tersebarnya informasi
ketangan Hindi-Belanda.
Daftar Pustaka
Attas, Siti. 2017. Pengantar Teori Filologi. Jakarta:LPP Press.
Akbar & Liza. 2021. Modul Pembelajaran Filologi. Bandung: Penerbit Media Sains
Indonesia.
Baroroh, Siti. 1993.Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
https://jurnal.unpad.ac.id › pkmPDFpelestarian naskah-naskah kuno di museum prabu
geusan ulun sumedang (Diakes pada tanggal 10 Maret 2022)
Maali & Asif. 2020. ASPEK KODIKOLOGIS DAN FILOLOGIS MANUSKRIP
TAFSIR PONDOK PESANTREN BUSTANUL ULUM SEDAN REMBANG. AL-
ITQAN, 6(1).
Sangdidu. 2019. Tugas Filolog: Teori dan Aplikasinya dalan Naskah-Naskah Melayu.
Yogyakarta:Gajah Mada University Press
Aplikasi KBBI V mobile

Anda mungkin juga menyukai