Anda di halaman 1dari 14

Tugas karya ilmiah

PEMERIKSAAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA MENDORONG

KEPATUHAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK RESTORAN

DAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

KOTA MAKASSAR

Oleh :

NAMA : ENGGY LUKMAN PRATAMA

NIM :A1A621058

KELAS :B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang tiada hanti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis
kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan Tugas Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
berjudul “Pemeriksaan Pajak Restoran Sebagai Upaya Mendorong Kepatuhan Pelaksanaan
Pembayaran Pajak Restoran dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak”.

Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Teristimewa dan terutama penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuiah bahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas tulis karya ilmiah.

Kendari, 7 juli 2022

ENGGY LUKMAN PRATAMA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

BAB I LATAR BELAKANG............................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................................

BAB IIIMETODE...............................................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG

Pajak merupakan iuran yang dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah


yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung dapat ditujukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran dalam pemerintahan. Pajak memberikan peran
yang sangat penting karena dapat meningkatkan pendapatan suatu Negara yang
digunakan untuk pembangunan dan penunjang kesejahteraan masyarakat di suatu Negara
(Mardiasmo,2016).
Menurut UU Pajak Daerah No 28 Tahun 2009, pasal 1 poin 10, Pajak daerah
merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah
yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Sumber dari pajak daerah
tersebut diharapkan menjadi sumber biaya yang akan digunakan untuk melakukan
pembangunan daerah yang akan menyejahterakan rakyat. Kemampuan pajak daerah yang
dimiliki setiap daerah merupakan salah satu indikator kesiapan pemerintah daerah dalam
berotonomi. Oleh karena itu, perolehan atas pajak daerah tersebut diharapkan dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pajak merupakan sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai
pelaksanaan pemerintahan daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
sehingga perlu pengaturan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan,
peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah. Pajak
restoran merupakan bagian dari pajak daerah yang juga memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Makassar. Pajak restoran adalah
pajak yang secara tidak langsung dibayarkan oleh masyarakat yang menikmati pelayanan
di restoran kepada pemerintah melalui restoran yang bersangkutan.Realisasi pajak
restoran hingga Desember 2017 sudah mencapai Rp.133.000.000.000 miliar dari target
Rp.140.000.000.000 miliar. Artinya, realisasi pajak restoran hingga saat ini sudah
mencapai 95,4% dari 1.449 wajib pajak. Jika dibandingkan tahun lalu dengan waktuyang
sama, realisasi pajak restoran sudah mengalami surplus sebesar Rp.27.000.000.000miliar.
Tahun lalu hingga akhir Desember yang terealisasi sebesar Rp.114.000.000.000 miliar
dari target Rp.170.000.000.000 miliar.Dibandingkan dengan tahun lalu, penerimaan pajak
ada peningkatan sekitar 20% sampai 25% di tahun 2017.
Menurut capaian realisasi pajak sebesar Rp.156.037.446.016 hingga akhir tahun
2018 ini surplus bahkan melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp.156.000.000.000 atau
surplus sebesar 0,2 persen. Diketahui Pajak Restoran di kota Makassar terdapat 2000
peserta Wajib Pajak.
Penerimaan Pajak Restoran dari tahun ke-tahun semakin meningkat, hal ini
ditunjang dengan kondisi pariwisata daerah Makassar yang merupakan daerah yang
berpotensi untuk membangun sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan sehingga
semakin banyaknya tumbuh restoran baru penyedia makanan dan minuman yang
berpengaruh positif terhadap penambahan penerimaan pajak melalui pajak restoran.
Kesadaran, kepatuhan dan pengetahuan Wajib Pajak restoran tentang peraturan
yang berlaku dalam membayar pajak sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak
daerah, sehingga dapat mempengaruhi pembangunan daerah. Peran fiskus atau aparat
pemerintah dalam melaksanakan pelayanan, pengawasan dan sosialisasi tentang peraturan
daerah pajak restoran kepada wajib pajak sangat diperlukan dalam melakukan
pemungutan pajak restoran, karena dengan adanya pengetahuan tentang peraturan daerah
diharapkan ada peningkatan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakan.
Tingkat kesadaran wajib pajak yang perlu ditingkatkan, kualitas pelayanan dari
kantor pembayaran pajak juga sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan dari wajib
pajak membayar pajaknya. Peningkatan kualitas pelayanan merupakan suatu kegiatan
atau menciptakan secara sengaja atau terarah untuk memberi kemudahan kepada
masyarakat. Keinginan wajib pajak untuk membayar pajak sebagian besar dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Semakin bagus kualitas
pelayanan yang diberikan oleh fiskus dalam melayani wajib pajak maka akan semakin
nyaman wajib pajak membayar pajaknya, dengan kualitas pelayanan yang baik akan
mendorong seseorang untuk memenuhi kewajibannya didalam membayar pajak.
PemerintahkhususnyaBadanPendapatanDaerahdiharapkandapatmelaksanakan
prosedur penerimaan Pajak Restoran sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku untuk
mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran di kota Makassar. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui Pemeriksaan Pajak Restoran Sebagai Upaya
Mendorong Kepatuhan Pelaksanaan Pembayaran Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Kota Makassar.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. LANDASANTEORI
a. DefinisiPajak
Menurut undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 tahun
2007 pasal 1 ayat (1) mendefinisikan pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Menurut Anderso dalam Muhammad Djafar Saidi (2014) mendefinisikan pajak sebagai
berikut:
“Pajak adalah pembayaran yang bersifat memaksa kepada Negara yang dibebankan pada
pendapatan kekayaan seseorang yang diutamakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.
Sedangkan menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2016) mendefinisikan pajak
sebagai beikut:
“Pajak dalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum ”.
Menurut S.I. Djajadinigrat dalam Siti Resmi (2017) mendefinisikan pajak sebagai
berikut:
“Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang
disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi
bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa timbal balik baik dari Negara secara langsung untuk memelihara
kesejahtreraan umum”. Adapun menurut Feldeman dalam Siti Resmi (2017)
mendefinisikan pajak sebgai berikut:
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa
(menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan
semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.”
b. FungsiPajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi
regulerend yaitu :
1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya
pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupunpembangunan.
2) Fungsi Regulerend (Mengatur) Pajak mempunyai fungsi regulerend artinya pajak sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidangkeuangan.

c. JenisPajak

pajak dikelompokkan menurut beberapa kategori, yaitu menurut golongannya, menurut


sifatnya, dan menurut lembaga pemungutannya.

1. MenurutGolongannya

a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul atauditanggung sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihaklain.
b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihakketiga.

2. MenurutSifatnya

a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi
Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaansubjeknya.
b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaanya memperhatikan pada objeknya baik pada
berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan subjek pajak maupun tempat
tinggal.
3. Menurut LembagaPemungutannya

a. Pajak Negara (Pajak Pusat), adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara padaumumnya.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah baik Daerah Tingkat
I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah
masing-masing.

d. Sistem Pemungutan Pajak

1. Official Assessment, SystemSuatu sistem pemungutan pajak yang diberikan wewenang


kepada aparatur Negara (Fiskus) untuk menentukan jumlah pajak terutang oleh Wajib
Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
2. Self Assessment System, Suatu sistem pemungutan pajak dengan memberi wewenang
penuh kepada Wajib Pajak untuk mengitung besar pajak yang terutang, membayar pajak
serta melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. With Holding System, Suatu sistem pemungutan pajak dengan memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Contoh:
hadiah dari penggelaran kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan yang
dikenakanpajak.

e. Pajak Daerah

Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009 pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak daerah merupakan salah
satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan
daerah dan dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran
serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensidaerah.
BAB III

METODE

1. JenisPenelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian dengan metode deskriptif
kualitatif. Dimana deskriptifkualitatif adalah teknik pengumpulan data secara mendalam dan
lengkap.

2. FokusPenelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah mengarah pada pelaksanaan pemeriksaan pajak dalam
rangka meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak pada Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.
BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan
informan. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan
tentang bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak yang ada di Badan Pendapatan Daerah Kota
Makassar dalam rangka meningkatkan penerimaan Pajak Restoran yang telah dipungut dan
dikelola oleh BAPENDA itu sendiri guna menambah penerimaan.

Latar belakang dilaksanakannya pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dan
suatu hal yang seharusnya dilaksanakan, tanpa adanya pemeriksaan dibidang perpajakan maka
fiskus akan sangat kesulitan untuk menilai kepatuhan Wajib Pajak atau bahkan sama sekali tidak
akan pernah tahu tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hasil akhir yang diperoleh dari pemeriksaan
dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya khususnya pada Pajak
Restoran dan dapat meningkatkan penerimaan pajak.

Masalah yang sering kali dihadapi ialah rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak yang
masih perlu untuk terus diperbaiki, dimana kesadaran Wajib Pajak memberikan pengaruh
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Maka langkah selanjutnya yang ditempuh dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat, sosialisasi yang dilakukan bisa berupa seminar atau sosialisasi
perpajakan. Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada Wajib Pajak yang telah membiayai
pembangunan Negara sudah sepantasnya Wajib Pajak harus diberikan pelayanan sebaik mungkin
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar melakukan pemeriksaan dengan diadakannya


pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dilakukan apabila Wajib Pajak tidak melaporkan omzetnya ,
dimana Wajib Pajak dianggap patuh apabila melaporkan jumlah omzet sesuai dengan
penghasilan yang diterima. Apabila adanya surat tugas yang diberikan oleh Kepala Badan
Pendapatan Daerah Kota Makassar dengan membentuk tim pemeriksa langsung terjun
kelapangan untuk melakukan uji petik (penungguan Wajib Pajak) untuk mengetahui omzet,
dokumen yang diperiksa pun berupa catatan-catatan, buku maupun dokumen yang terkait dengan
objek. Memperoleh hasil pemeriksaan dengan membandingkan hasil temuan timpemeriksa
dengan pajak yang dibayarkan bulan sebelumnya serta dokumen yang telah diperiksa untuk
mendapatkan hasil kurang bayar dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar (SKPDKB) sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,


pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap
Wajib Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Hasil wawancara
dengan ibu Arfiani. AM. SE.,MM selaku kasubid pengawasan, pembinaan dan
penindakan.Setelah dilakukan pemeriksaan pajak maka Wajib Pajak melaporkan pajaknya sesuai
fakta yang ada, sehingga dapat meningkatkan penerimaan Pajak Restoran hal ini diperkuat
dengan pencapaian penerimaan Pajak Restoran tahun 2018 mencapai target dan memperoleh
realisasi penerimaan surplus sebesar 10% dari target yang ditetapkan dan petengahan tahun 2019
target penerimaan Pajak Restoran dinaikkan dari Rp.114.000.000.000 miliar menjadi
Rp.170.000.000.00 miliar. Dibandingkan dengan tahun lalu penerimaan pajak ada peningkatan.
Oleh karena itu pemeriksaan Pajak Restoran dinilai memberikan pengaruh yang sangat besar
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawan 2014) melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, pada Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di
BadanPendapatan Daerah Kota Denpasar. Hasil Penelitian adalah kesadaran Wajib Pajak,
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib PajakRestoran.

Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti sama-sama menggunakan objek


penelitian yaitu Pajak Restoran, adapun perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian
terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif sedangkan pada penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pada pengaruh kesadaran Wajib Pajak
pada kepatuhan Wajib Pajak Restoran bahwa kesadaran Wajib Pajak, kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Restoran. Sedangkan pada
pemeriksaan Pajak Restoran sebagai upaya mendorong kepatuhan pelaksanaan pembayaran
Pajak Restoran dan tingkat kepatuhan Wajib Pajak bahwa kesadaran Wajib Pajak terbukti
memberikan pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak selain itu pemeriksaan pajak juga
memberikan pengaruh yan sangat besar terhadap wajib pajak untuk membayar pajaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Arviana, N. (2014). Pengaruh Pemahaman Peraturan, Omset, Pemeriksaan, Sanksi, Relasi Sosial,
dan Persaingan Usaha Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Mojikerto Tahun 2014.
Tax & Accounting Review, Vol. 4 No. 1, 2014.

Dr. Muhammad Djafar Saidi. 2014. Pembaruan Hukum Pajak, Edisi terbaru, Depok:Rajawali
Pers.

Darwin. 2010. Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fajarwati, Diana. (2012). Analisis Perbedaan Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak
Restoran Kota Bekasi Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan Pajak. Jurnal F. Ekonomi : JRAK Vol
3, No 01 (2012): JRAK.

Meindra Jaya, Ida Bagus. (2016). Pengaruh Kesadaran, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan dan
Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Restoran. E-Jurnal Akuntansi Vol.16, No.1, Juli
2016 page. 471-500.

Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi

Penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar. 2017. Profil Dinas Pendapatan Makassar
https://makassar.sindonews.com

Republik Indonesia, Undng-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.

Resmi, Siti. (2017). Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 10, Jakarta : Salemba Empat.

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.

Siti Kurnia Rahayu. 2010.Perpajakan Indonesia : Konsep dan Aspek

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi ke 5. Jakarta : Salemba Empat.


Sucandra, Inten Pratiwi. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan
Perpajakan dan Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Restoran. E-Jurnal Akuntansi
Vol. 16, No.2, Agustus 2016 page. 1210-1237.

Anda mungkin juga menyukai