Anda di halaman 1dari 2

Skor Sumber Tugas

No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan keterlibatan produsen, Skor 25 BMP PANG4415,
konsumen dan pemerintah di dalam Modul 1
pengaturan pangan Indonesia?
2 Jelaskan urgensi dan peraturan yang Skor 25 BMP PANG4415,
mendasari tentang pelabelan pada Modul 2
kemasan pangan!
3 Jelaskan bagaimana Undang-undang no Skor 25 BMP PANG4415,
18 tahun 2012 dapat memberikan Modul 2
perlindungan keamanan pangan pada
masyarakat Indonesia?
4 Jelaskan intisari bagaimana strategi Skor 25 BMP PANG4415,
pemerintah dalam perencaan pangan Modul 2
sesuai UU no 18 tahun 2012!
TUGAS TUTORIAL KE-1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Jawaban
1. Di era perdagangan bebas, isu keamanan pangan tidak akan terlepas dari peran
produsen, konsumen dan pemerintah. Produsen dituntut untuk terus berinovasi dan
berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan konsumen, sedangkan konsumen dituntut
untuk menjadi konsumen cerdas yang bisa memilih makanan yang aman, serta
menjadi kontrol pada tahap pemasaran ketika menemukan produk yang tidak sesuai
peraturan untuk dipasarkan. Aturan inilah yang diharapkan lahir sebagai produk
pemerintah, yang mengatur segala aturan main di dalam dunia pangan. Sederhananya,
keterlibatan produsen, konsumen dan pemerintah di dalam pengaturan pangan di
Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Produsen : sebagai pembuat produk yang menentukan pemilihan bahan-bahan
baku dan proses produksi yang didasarkan pada perhitungan finansial yang terkait
dengan arus perdagangan produk.
b. Konsumen : sebagai pengguna yang menuntut kesempurnaan produk pangan.
c. Pemerintah : sebagai penguasa yang mempunyai wewenang dalam mengawasi
perdagangan dan perlindungan konsumen melalui badan pemerintah yang tertuang
dalam bentuk perundang-undangan dan regulasi.
2. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan hidup. Era
perdagangan bebas menjadikan pangan sebagai komoditi yang diperdagangkan
secara luas, baik di tingkat regional maupun internasional. Masalah jaminan mutu dan
keamanan panganpun semakin menjadi penting untuk ditegakkan demi adanya
jaminan perlindungan bagi konsumen. Demikianlah kemudian lahir UU Nomor 18
tahun 2012 tentang Pangan yang salah satunya mengatur tentang Label dan Iklan
Pangan dalam Bab VIII.
Dalam kegiatan perdagangan pangan, masyarakat yang mengkonsumsi perlu
diberikan sarana yang memadai agar memperoleh informasi yang benar dan tidak
menyesatkan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan ketentuan mengenai
label dan iklan tentang pangan. Dengan demikian, masyarakat yang mengkonsumsi
pangan dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat sehingga
tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab.
3. Sebelum adanya UU no. 18 tahun 2012, Indonesia telah memiliki UU No. 7 tahun
1996 yang sudah cukup menaungi perkembangan dan kemajuan teknologi yang ada
saat itu sehingga berbagai masalah keamanan pangan dan industri pangan yang secara
dominan timbul sebelumnya dikarenakan tidak ada UU yang dengan tegas mengatur
permasalahan pangan dapat diselesaikan. Kemudian, seiring dengan perkembangan,
dirasakan perlu untuk memperbaharui UU tentang pangan yang ada, sehingga lahirlah
UU no. 18 tahun 2012. Undang-undang ini merupakan undang-undang yang bersifat
modern, artinya sudah didasarkan pada sejarah, mempertimbangkan masa lalu serta
usaha yang berhasil tetapi masih mempertimbangkan tantangan-tantangan bagi masa
depan. Undang-undang pangan yang dimiliki saat ini telah melingkupi tidak hanya
daftar larangan yang harus dipatuhi, tetapi telah mencakup peraturan yang ada
sangkut-pautnya dengan masalah kesehatan seperti misalnya kekurangan gizi.
Undang-undang inipun juga telah mencakup isu-isu baru seperti bioteknologi, serta
product liability. Sehingga, undang-undang ini menjadi landasan hukum bagi
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap proses produksi, peredaran dan
atau perdagangan pangan yang diarahkan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan
keamanan pangan bagi masyarakat Indonesia.
4. UU no. 18 tahun 2012 tentang pangan mengandung strategi pemerintah dalam
perencanaan pangan, dimana di dalamnya memuat aturan secara komprehensif dengan
intisari pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Ketentuan umum terkait asas, tujuan, dan perencanaan pangan;
b. Persyaratan teknis tentang pangan, yang meliputi ketentuan konsumsi pangan dan
gizi, ketentuan keamanan pangan, serta ketentuan label dan iklan pangan, sebagai
suatu sistem standarisasi pangan yang bersifat menyeluruh;
c. Tanggung jawab setiap orang yang memproduksi, menyimpan, mengangkut, dan
atau mengedarkan pangan, serta sanksi hukum yang sesuai agar mendorong
pemenuhan atas ketentuan-ketentuan yang ditetapkan;
d. Peranan pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan tingkat kecukupan
pangan di dalam negeri dan penganekaragaman pangan yang dikonsumsi secara
tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat;
e. Tugas pemerintah untuk membina serta mengembangkan industri pangan
nasional, terutama dalam upaya peningkatan citra pangan nasional dan ekspor.

Anda mungkin juga menyukai