Anda di halaman 1dari 70

1

Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAWATAN JENAZAH


DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA KELAS XI
TEKNIK PEMESINAN (TPM) SMK NEGERI 1 TEMPEH
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

OLEH :

SITI AZAROH, M.Pd.I.


NIP. 19760110 200903 2 003

SMK NEGERI 1 TEMPEH LUMAJANG


2

2022

LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAWATAN JENAZAH DENGAN


METODE ROLE PLAYING PADA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN
(TPM) SMK NEGERI 1 TEMPEH TAHUN PELAJARAN 2022-2023

OLEH :

SITI AZAROH

Disetujui pada tanggal :

..................................................

Kepala SMK Negeri 1 Tempeh

Drs. WIDODO SUDIYONO,M.M.


NIP. 19621116 198603 1 012
3

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PENELITIAN :“PENINGKATANKEMAMPUAN PERAWATAN


JENAZAH DENGAN METODE ROLE PLAYING
PADA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN (TPM) SMK
NEGERI 1 TEMPEH TAHUN PELAJARAN 2022-2023

1. Peneliti : SITI AZAROH, M.Pd.I.

2. Lokasi Penelitian : SMK Negeri 1 Tempeh

3. Lama Penelitian : satu semester (semester ganjil 2022-2023)

Lumajang, 31 Desember 2022

Kepala SMK Negeri Tempeh Lumajang Peneliti,

Drs. WIDODO SUDIYONO, M.M. SITI AZAROH, M.Pd.I.


NIP. 19621116 198603 1 012 NIP. 19760110 200903 2 003

Laporan penelitian tindakan Kelas ini telah didokumentasikan dan dapat dibaca
di perpustakaan SMK Negeri 1 Tempeh dengan nomor
induk.................................

Petugas Perpustakaan

M. ROBBY DHOTUL VAHIM


NIP -
4

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : SITI AZAROH, M.Pd.I.

NIP : 19760110 200903 2 003

JABATAN /UNIT KERJA : GURU/ SMK NEGERI 1 TEMPEH


LUMAJANG

JUDUL :“PENINGKATANKEMAMPUAN PERAWATAN


JENAZAH DENGAN METODE ROLE PLAYING
PADA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN (TPM) SMK
NEGERI 1 TEMPEH TAHUN PELAJARAN 2022-2023”

PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISAHKAN PADA TANGGAL : ............................


KEPALA SMK NEGERI 1 TEMPEH

Drs. WIDODO SUDIYONO, M.M.


NIP.19621116 198603 1 012
5

MOTTO

                  

        

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya;

dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.(QS. Ar-Ra‟d : 11)
6

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penuntun untuk umat dalam

mencari ridha Allah SWT.

Penyusunan penelitian ini tidak lepas dari peran serta dan bantuan pihak lain. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs Widodo Sudiyono, M.M. Selaku Kepala SMK Negeri 1 Tempeh

2. Ibu Nurul Khikmah, S.Pd.I, selaku teman sejawat di SMK Negeri 1 Tempeh

3. Serta semua pihak yang turut membantu proses penyelesaian penelitian ini.

Mudah-mudahan segala bentuk pertolongan yang diberikan, akan mendapat

balasan yang terbaik dari Allah SWT. Selanjutnya kami menyadari bahwa penulisan ini

masih kurang sempurna, karena keterbatasan dan kemampuan sehingga masih banyak

kekeliruan dan kekurangan, maka saran dan kritik dari pembaca sangat saya harapkan

demi kesempurnaan penulisan lebih lanjut.

Semoga ridha Allah SWT menyertai setiap langkah berpijak dan dengan

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan berguna bagi

dunia pendidikan pada umumnya.

Lumajang, 31 Desember 2022


7

Penyusun

ABSTRAK

SITI AZAROH, 2019, Peningkatan kemampuan Perawatan Jenazah Dengan


Metode Role Playing Pada Kelas XI Teknik Pemesinan (TPM) SMK Negeri 1
Tempeh Tahun Pelajaran 2022-2023”

Kata Kunci: Perawatan Jenazah, Role Playing

Abstrak: Guru Pendidikan agama Islam harus mampu menjadikan anak


didiknya memiliki kepribadian muslim yang syarat dengan pengamalan
nilai-nilai Islam. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana metode role playing dapat meningkatkan kemampuan perawatan
jenazah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin
mengetahui peningkatan pemahaman/ketrampilan perawatan jenazah melalui
metode role playing. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Tempeh Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah kelas XI
Teknik Pemesinan (TPM) tahun pelajaran 2019/2020. PTK ini dilaksanakan
melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan pemahaman/ketrampilan siswa
mengenai perawatan jenazah. Prosedur dalam PTK ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik Pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Dari hasil penelitian
tindakan kelas yang dilakukan secara umum dapat dipaparkan sebagai
berikut : setelah dilakukan siklus 1 dari kondisi awal sebelum diterapkan
metode inquiry meningkat dari 32 % siswa tuntas menjadi 60 %. Kemudian
dari siklus 1 ke siklus 2 menjadi 86 % siswa yang tuntas. Ini menunjukkan
bahwa dapat diperoleh kesimpulan bahwa keberhasilan pembelajaran
pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode role playing pada
kompetensi perawatan jenazah dikategorikan berhasil dengan baik.
8

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3 : jadwal penelitian

2. Tabel 4 : hasil rekapitulasi nilai sebelum metode role playing diterapkan

3. Tabel 5 : langkah-langkah pembelajaran siklus 1

4. Tabel 6 : Lembar observasi kegiatan belajar mengajar (KBM) guru siklus1

5. Tabel 7 : hasil rekapitulasi nilai siswa siklus 1

6. Tabel 8 : langkah-langkah pembelajaran siklus 2

7. Tabel 9 : hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru siklus 2

8. Tabel 10 : hasil rekapitulasi nilai siswa siklus 2


9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

ABSTRAK..............................................................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................5

C. Tujuan penelitian .........................................................................................6

D. Hipotesis Penelitian .....................................................................................6

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................6

F. Ruang Lingkup ............................................................................................7

G. Definisi Istilah .............................................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hukum pengurusan jenazah ......................................................................10

B. Tata cara pengurusan jenazah ...................................................................10

1. Tatacara memandikan jenazah ...... .....................................................10

2. Tatacara mengkafani jenazah ............................................................14

3. Tatacara mensholati jenazah ...............................................................21

C. Pembelajaran Role Playing .......................................................................30


10

1. pengertian Pembelajaran role playing ................................................30

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran metode role playing.....32

3. Tujuan Pembelajaran dengan teknik role playing...............................33

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran teknik role playi..............36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Tempat Penelitian ...................................................................38

B. Prosedur Penelitian ....................................................................................38

C. Data dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................................40

D. Teknik Analisis Data .................................................................................40

E. Penyiapan Partisipan .................................................................................41

F. Jadwal Penelitian .......................................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal ............................................................................................43

B. Hasil Penelitian Siklus 1........................................................................... 45

C. Hasil Penelitian Siklus 2 ...........................................................................54

D. Pembahasan ...............................................................................................63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................66

B. Saran ..........................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN
11

A. Latar Belakang

Pemahaman tentang pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah dapat

dilihat dari dua sudut pandang , yaitu PAI sebagai aktivitas dan PAI sebagai

fenomena. PAI sebagai aktivitas, berarti upaya yang secara sadar dirancang

untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan

pandangan hidup (bagaimana orang akan menjalani dan memanfaatkan hidup

dan kehidupannya), sikap hidup dan ketrampilan hidup, baik yang bersifat

manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial yang bernafaskan atau

dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Sedangkan PAI sebagai fenomena

adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih dan atau penciptaan

suasana yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup yang

bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam, yang diwujudkan

dalam sikap hidup serta keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak.

(Muhaimin, 2010 : 15)

Selama ini telah banyak pemikiran dan kebijakan yang diambil dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan agama Islam yang diharapkan mampu

memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia,

dan sekaligus hendak memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna

pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan membangun

watak serta peradaban bangsa, yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
12

Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No. 20/2003).

Pendidikan agama Islam banyak diharapkan bisa menjadi garda depan

dalam pembentukan akhlak yang lebih baik dalam membangun kepribadian

bangsa ini. Dalam konteks ini, pendidikan agama Islam harus mampu

menjadikan anak didiknya memiliki kepribadian muslim yang syarat dengan

pengamalan nilai-nilai Islam.

Pendidikan agama Islam merupakan proses transformasi dan realisasi

nilai-nilai ajaran Islam melalui pembelajaran, baik formal maupun non formal

kepada masyarakat (peserta didik) untuk dihayati, dipahami serta diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta

mengarahkan agar nantinya mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka

bumi dengan sebaik-baiknya.

Namun pada kenyataannya, pendidikan agama Islam masih jatuh kepada

"pengajaran nilai" yang indoktrinatif-normatif yang singgah di kepala sebentar

ketika menghadapi ujian dan sesudahnya terlupakan, tidak pernah masuk ke hati

dan tidak pernah diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

agama tidak dijadikan acuan dalam rangka pengembangan kepribadian yang

berlandaskan norma-norma Islam, melainkan pendidikan agama hanya untuk

memenuhi tuntutan formal akademik sekolah.

Barangkali penyebab dibalik semua kegagalan di atas adalah minimnya

aktivitas yang mendorong peserta didik untuk berefleksi dan berafeksi. Karena

proses pendidikan tidak menyentuh ke dasar hati yang tidak memberikan


13

pengalaman-pengalaman nilai yang menumbuhkan kesadaran nilai itu sendiri

demi terealisasinya tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membimbing peserta

didik menuju manusia yang paripurna (insan kamil) yang seluruh aspek

kejiwaannya berlandaskan dengan ajaran Islam.

Senada dengan hal tersebut, menurut Dirjen Kelembagaan Agama Islam

Departemen Agama (2002) tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam

sekarang ini menilai bahwa 1) Islam diajarkan lebih pada hafalan (padahal

Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktekkan), 2) pendidikan agama

Islam lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dan Tuhannya,

3) penalaran dan argumentasi berpikir untuk masalah-masalah keagamaan

kurang mendapat perhatian, 4) penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat

perhatian, 5) menatap lingkungan untuk kemudian memasukkan nilai Islam

sangat kurang mendapat perhatian (orientasi pada kenyataan kehidupan sehari-

hari kurang), 6) metode pembelajaran agama, khususnya yang berkaitan dengan

nilai-nilai Islam kurang mendapatkan penggarapan, 7) ukuran keberhasilan

pendidikan agama juga masih formalitas (termasuk verbalistik), 8) pendidikan

agama belum mampu menjadi landasan kemajuan dan kesuksesan untuk mata

pelajaran lain, 9) pendidikan agama belum dijadikan fondasi pendidikan karakter

peserta didik dalam perilaku keseharian.

Berkaitan dengan hal tersebut, pendidik pendidikan Agama Islam

memerlukan pembenahan-pembenahan yang inovatif, khususnya dalam

memberikan metode-metode yang mampu melibatkan keaktifan peserta didik

khususnya dalam perubahan sikap dan perilaku mereka. Pengajaran pendidikan


14

agama Islam tidak hanya menggunakan ceramah saja, karena akan

mengakibatkan pembelajaran yang monoton, membosankan dan kurang dalam

memahamkan pembelajaran kepada peserta didik.

Oleh karena itu upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menjawab

persoalan-persoalan yang komplek tersebut peneliti mencoba melakukan

penelitian tindakan kelas dengan harapan ada perubahan-perubahan yang

mendasar pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik dari segi metode

pembelajaran, motivasi belajar peserta didik, hasil belajar baik yang bersifat

kognitif, afektif maupun psikomotorik.

SMK Negeri 1 Tempeh adalah salah satu sekolah menengah kejuruan

yang ada di kabupaten Lumajang yang mempunyai tujuh program studi keahlian

diantaranya : Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Multimedia(MM), Teknik

Pemesinan (TPM), Desain Komunikasi Visual (DKV), Kreatif Batik dan Tekstil

(KKBT), Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan (KKLP), Teknik Bisnis dan

Sepeda Motor (TBSM). Letaknya di pinggiran kota lumajang tepatnya di Desa

Besuk Kecamatan Tempeh Lumajang. SMK Negeri 1 Tempeh Lumajang cukup

diminati masyarakat lumajang mulai dari kota sampai ke pelosok desa. Kondisi

ini tentunya berdampak heterogenitas peserta didik dengan latar belakang

kemampuan beragama yang berbeda. Hal ini menuntut pendidik khususnya

pendidik pendidikan agama Islam menghantarkan peserta didik memiliki

kompetensi yang ada dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang

dibinanya.
15

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam

pendidikan agama Islam adalah kemampuan memahami konsep hukum dan tata

cara perawatan jenazah. Kemampuan ini sangat diperlukan karena sebagai

seorang muslim sekaligus manusia sosial tentu tidak terlepas dari hubungan atau

sosialisasi dengan manusia atau masyarakat sekitar baik di bidang sosial

kemayarakatan maupun keagamaan. Hal ini salah satu upaya untuk

mempersiapkan lulusan SMK Negeri 1 Tempeh mampu bermasyarakat dan

beragama secara baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Berdasarkan latar belakang tersebut, pembelajaran pada standar

kompetensi perawatan jenazah tidak hanya sekedar berceramah atau nasehat-

nasehat namun diperlukan metode lain untuk memahamkan konsep hukum atau

tata cara perawatan jenazah pada peserta didik. Metode yang penulis angkat

adalah metode Role Playing. Dengan harapan metode tersebut dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman dan ketrampilan peserta didik mengenai

konsep hukum atau tata cara perawatan jenazah secara benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah:

bagaimana menggunakan metode role playing dapat meningkatkan pemahaman

dan ketrampilan mengenai konsep hukum atau tata cara perawatan jenazah

secara benar pada peserta didik kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 1

Tempeh Tahun pelajaran 2022/2023?

C. Tujuan Penelitian
16

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah dengan

menggunakan metode role playing dapat meningkatkan ketrampilan dan

pemahaman konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah pada peserta didik

kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Tempeh?

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah metode role playing dapat meningkatkan

pemahaman/mempraktikkan konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah

pada peserta didik kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Tempeh

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberap pihak sebagai berikut.

1. Bagi peserta didik

a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik

b. Meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam memahami materi

c. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

2. Bagi pendidik

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk

meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

b. Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki

dan meningkatkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Memperoleh strategi yang cocok untuk materi konsep hukum dan tata

cara perawatan jenazah.

3. Bagi SMK Negeri 1 Tempeh


17

a. Meningkatkan hasil pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan

agama Islam.

b. Menumbuhkan motivasi pendidik dalam mengembangkan proses

pembelajaran yang bermutu.

c. Menumbuhkan iklim pembelajaran peserta didik aktif di sekolah.

4. Bagi pengembangan keilmuan

a. Memberi kontribusi pengembangan hasanah keilmuan tentang metode

role playing untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

memahami konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah.

b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi khasanah ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi lembaga pendidikan pada umumnya

dan bagi pihak-pihak yang mempunyai kompetensi dan tanggung jawab

pendidikan.

F. Ruang Lingkup

1. Penelitian ini dilakukan di kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 1

Tempeh tahun pelajarn 2022/2023.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan september-desember semester ganjil

tahun pelajaran 2022/2023.

G. Penelitian mengenai konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah yang

meliputi : Menjelaskan hukum perawatan jenazah, tatacara memandikan

jenazah, tatacara mengkafani jenazah, tatacara mensholati jenazah.

H. Definisi Istilah

1. Perawatan jenazah
18

Setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang

meninggal dunia. Kewajiban ini sifatnya kolektif karena itu dimasukkan

sebagai suatu jenis ibadah yang hukumnya fardhu kifayah yang artinya

kewajiban bagi seluruh umat islam, namun apabila sudah ada beberapa orang

yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh umat

muslim. Kewajiban-kewajiban terhadap orang yang meninggal dunia itu

adalah memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan. Namun

pada penellitian ini perawatan jenazah tanpa materi menguburkan jenazah

karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.

2. Role playing (bermain peran)

Metode ini berbentuk interaksi antara dua atau lebih siswa tentang suatu topik

atau kegiatan dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang

menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang sebenarnya. Jadi dengan

model ini, siswa mempelajari sesuatu sistem dengan menggunakan model.

3. Kelas XI Teknik Pemesinan

Kelas XI teknik Pemesinan adalah salah satu kelas yang ada di SMK Negeri 1

Tempeh Lumajang. Adapun SMK Negeri 1 Tempeh memiliki beberapa

program study keahlian diantaranya adalah : Teknik Komputer dan Jaringan

(TKJ), Multimedia(MM), Teknik Pemesinan (TPM), Desain Komunikasi

Visual (DKV), Kreatif Batik dan Tekstil (KKBT), Kriya Kreatif Logam dan

Perhiasan (KKLP), Teknik Bisnis dan Sepeda Motor (TBSM). SMK Negeri

1 Tempeh. SMK Negeri Tempeh berlokasi di Jalan Airlangga Besuk


19

kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. SMK Negeri Tempeh berdiri sejak

tahun 2004 dan telah banyak meluluskan peserta didik yang ahli dibidangnya.
20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hukum Pengurusan Jenazah

Setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang meninggal

dunia. Kewajiban ini sifatnya kolektif karena itu dimasukkan sebagai suatu jenis

ibadah yang hukumnya fardhu kifayah yang artinya kewajiban bagi seluruh

umat islam, namun apabila sudah ada beberapa orang yang melaksanakannya,

maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh umat muslim. Kewajiban-kewajiban

terhadap orang yang meninggal dunia itu adalah memandikan, mengkafani,

menyalatkan, dan menguburkan.

B. Tata Cara Pengurusan Jenazah

1. Tata Cara Memandikan Jenazah

a. Orang yang berhak memandikan jenazah

1) Jika mayyit telah mewasiatkan kepada seseorang untuk

memandikannya, maka orang itulah yang berhak.

2) Jika mayyit tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya

atau kakeknya atau anak laki-lakinya atau cucu-cucunya yang laki-

laki (kalau mayatnya laki-laki, kalau perempuan maka dari jenis

putri).

3) Jika tidak ada yang mampu, keluarga mayyit boleh menunjuk orang

yang amanah lagi terpercaya buat mengurusnya.

b. Tempat memandikan mayyit harus tertutup baik dinding maupun

atapnya.
21

c. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 2 orang dari

keluarganya.

d. Perlengkapan bagi yang memandikan jenazah.

1) Penutup hidung.

2) Memakai pelindung tubuh agar tidak terkena kotoran-kotoran seperti

sisa air perasan daun bidara dan kapur barus.

3) Sarung tangan.

4) Sepatu bot berlaras tinggi.

e. Cara menyediakan perasan daun bidara.

1)1 Gelas besar : 4 liter

2) 8 lt + 2 gls air perasan daun bidara

3) 12 lt + 3 gls air perasan daun bidara

4) 16 lt + 4 gls air perasan daun bidara

5) 20 lt + 5 gls air perasan daun bidara

f. Cara menyediakan air dan kapur barus.

Setiap 4 liter air dicampur dengan 2 potong kapur barus 1 : 2

g. Persiapan sebelum memandikan jenazah.

1) Menutup aurat simayyit dengan handuk besar mulai pusar sampai

dengan lututnya (laki-laki dan perempuan sama) .

2) Melepas pakaian yang masih melekat ditubuhnya.

Caranya :

Pakaian :

a) Dimulai dari lengan sebelah kanan kearah kiri


22

b) Selanjutnya dari lobang baju (krah) kebawah

c) Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dari bawah handuk

penutup auratnya. (ini kalau mayyit mengenakan gamis atau baju

panjang, kalau hanya kemeja cukup buka kancingnya).

Celana :

a) Digunting sisi sebelah kanan dari atas sampai kebawah lalu sebelah

kiri

b) Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dengan tetap

menjaga handuk penutup.

Pakaian belakang mayyit :

a) Tubuh mayyit dibalik ke sebelah kiri, pakaian digeser kekiri.

b) Setelah itu dibalikkan lagi kekanan

3) Menggunting kuku tangan dan kaki kalau panjang .

4) Mencukur bulu ketiak, kalau tidak lebat dicabut saja.

5) Merapikan kumis.

6) Membersihkan hidung dan mulut serta menutupnya dengan kapas ketika

dimandikan lalu dibuang setelah selesai

h. Memandikan jenazah.

1) Bersihkan isi perut dengan tangan kiri yang telah terbalut

Angkat sedikit tubuh mayyit, tekan perutnya perlahan-lahan sebanyak

tiga kali hingga keluar, bersihkan kotoran itu dengan kain pembersih

kemudian siram.
23

2) Wudhukan jenazah.

a) Bacalah basmallah.

b) Cuci tapak tangan mayyit 3 X.

c) Bersihkan mulut dan hidungnya 3 X

d) Wajah dan tangan kanan lalu kiri sampai dengan siku.

e) Kepala dan kedua telinganya.

f) Kaki kanan kemudian kirinya.

3) Cara menyiram air perasan daun bidara.

a) Siram kepala dan wajahnya dengan perasan dengan buihnya

dulu.

b) Basuh tubuh bagian kanan dari pundak ketelapak kaki sebelah

kanan terus kearak kiri.

c) Ulangi sekali lagi.

4) Menyiram dengan air kapur barus (caranya sama).

Keringkan (usap) tubuh mayyit dari atas kebawah. Usahakan

menggunakan handuk yang halus. Rambut wanita dikepang menjadi

tiga.

Wajib berwudhu bagi yang memandikan dan dianjurkan mandi

setelah selesai.

2. Tata Cara Mengkafani Jenazah

Dasar hukum wajibnya diambil dari perintah Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa sallam dalam hadits orang muhrim yang wafat karena terlempar dari

untanya, beliau berkata: “Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara, kemudian
24

kafanilah ia dengan dua lembar kain….” Kain kafan atau pun harganya

hendaklah diambil dari harta si mayit, walaupun dia tidak meninggalkan harta

kecuali harta yang digunakan untuk membeli kain tersebut. Hal ini berdasarkan

hadits Khabbab bin al-Art, ia berkata, “Kami berhijrah (berjihad) bersama

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam hanya mengharap ridha Allah semata,

maka Allah akan melimpahkan pahala kepada kami, di antara kami ada yang

belum sempat menikmati hasil kemenangan (hasil rampasan perang), seperti

Mush‟ab bin „Umair, dan di antara kami ada yang beruntung menikmati hasil

kemenangan tersebut. Mush‟ab terbunuh di perang Uhud dan saat itu kami tidak

mendapatkan padanya sesuatu pun untuk mengkafaninya kecuali sepotong kain

yang jika kami tutup dengannya kepalanya, maka tampaklah kakinya. Dan jika

kami tutup kakinya, maka akan tampak kepalanya, kemudian Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menutup kepalanya

dan menutupi kakinya dengan idzkhir (rumput-rumputan yang harum baunya).”

Ukuran yang wajib dari kain kafan adalah kain yang bisa menutupi

seluruh jasad mayit, jika tidak ditemukan kecuali kain pendek yang tidak cukup

untuk menutupi semua badannya, maka kepalanya ditutup dengan kain tersebut

kemudian ditutupi kakinya dengan idzkhir, seperti dalam hadits Khabbab.

Di sunnahkan kain kafan beberapa hal:

a) Berwarna putih, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi

wa sallam : “Kenakanlah dari pakaian kalian yang berwarna putih

karena ia merupakan pakaian yang terbaik, dan kafanilah

dengannya.”
25

b) Hendaklah jumlah kain yang digunakan sebanyak tiga lembar.

Sebagaimana dalam hadits „Aisyah Radhiyallahu anuma, ia berkata,

“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam dikafani

dengan tiga lembar kain dari Yaman berwarna putih yang dinamakan

dengan Suhul (tempat di Yaman) dari kain katun, tidak ada padanya

gamis maupun sorban.”

c) Jika memungkinkan hendaklah salah satu dari kain tersebut kain

yang bergaris.

Sebagaimana dalam hadits Jabir Radhiyallahu anhu, Rasulullah

Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

d) “Jika salah seorang dari kalian meninggal sedang dia mampu, maka

hendaklah dia dikafani dengan kain hibarah•

Yang perlu diperhatikan adalah sebelum mengkafani mayit sebaiknya

mayit dipakaikan celana dalam terlebih dahulu baru kemudian dikafani, berikut

tata cara mengkafani jenazah :

a) Siapkan kain kafan

b) Potong sesuai ukuran kain kafan, yaitu : kurang lebih 15.5 meter

dengan aturan potongan kain :

a) Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain + 0,5 m lebar

potong kain. Total 7,5 meter

b) Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar. Sisanya

1/3 untuk sorban. Total 2,5 meter


26

c) 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya

1/3 untuk anak baju. Total 1,5 meter

d) 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 meter

e) 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter

Baru kemudian kita melakukan pengkafanan, caranya :

Mula-mula kita siapkan segala sesuatunya yang diper-lukan untuk

mengkafani mayat (kain kafan dan lain-lain). Kemudian sobek / koyak

bagian tepi kain kafan tersebut, setelah itu potong kain kafan tersebut

(sesuaikan dengan ukuran pemotongan kain kafan sebagaimana telah

disebut pada huruf B dari aturan pemotongan kain kafan). Hal tersebut

hendaklah disesuaikan dengan kondisi badan / fisik si mayat.

Seterusnya buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi

mayat laki-laki atau kerudung bagi mayat perempuan. Disunnatkan pada

pertama kali menyobek kain tersebut dengan membaca : (Allahummaj‟al

libaasahu (ha) „anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya Allahu ta‟ala

birahmatikal Jannata yaa arhamarraahimiin.

Adapun cara meletakkan kain kafan itu ialah dibujurkan ke arah

kiblat (letak kaki mayat ke arah qiblat) jika tempat mengizinkan.

Susunannya adalah sebagai berikut :

a) Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai

b) Kain kafan pertama dibentangkan

c) Ikat pinggang mayat dibentangkan

d) Kain kafan kedua dibentangkan


27

e) Selendang / sal dipasang

f) Sorban dibentangkan di atas sal / selendang

g) Baju dibentangkan

h) Anak baju dibentangkan di atas baju

i) Kain sarung dibentangkan di atas baju

j) j. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung

k) Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas

Hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri

Cara mempersiapkan baju kurungnya.

a) Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut

dikalikan dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai

dengan ukuran tersebut.

b) Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar

mudah dimasuki kepalanya.

c) Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah

terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum

dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua

helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm.

Cara mempersiapkan kain sarung.

Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian

kain sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.


28

Cara mempersiapkan kerudung.

Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x 90 cm. Kemudian kerudung

tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.

Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

a) Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.

b) Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.

c) Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah

tempat duduknya, letakkan juga potongan kapas diatasnya.

d) Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup

aurat dan kain sarung serta baju kurungnya.

Mengkafani jenazah wanita.

Jenazan wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua

helai kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta

kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm,

maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm.

Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak

tujuh utas tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas

usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata

diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.


29

Cara mempersiapkan baju kurungnya.

a) Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut

dikalikan dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai

dengan ukuran tersebut.

b) Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar

mudah dimasuki kepalanya.

c) Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah

terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum

dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua

helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm.

Cara mempersiapkan kain sarung.

Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian

kain sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.

Cara mempersiapkan kerudung.

Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut

dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.

Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

1) Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.

2) Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.

3) Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah

tempat duduknya, letakkan juga potongan kapas diatasnya.

4) Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup

aurat dan kain sarung serta baju kurungnya.


30

Catatan :

1) Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh

tahun adalah membalutnya dengan sepotong baju yang dapat

menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai

kain.

2) Cara mengkafani anak perempuan yang berusia dibawah tujuh

tahun adalah dengan membalutnya dengan sepotong baju kurung

dan dua helai kain

Kain kafan haruslah kain yang bisa menutupi sekujur tubuh. Jika tidak

ada, kecuali hanya selembar kain yang pendek yang tidak cukup untuk

menutupi sekujur badan, maka tutuplah kepalanya dan bagian kakinya

ditutup dengan idzkhir sebagaimana yang termuat dalam hadist Khabbab

di atas. Beberapa Hal Yang Disunnahkan Dalam Kaitannya Dengan

Kafan:

a) Memilih kain kafan yang berwarna putih, sesuai dengan sabda Nabi

saw., “Pakailah dari pakaian kalian yang berwarna putih, karena

sesungguhnya warna putih itu merupakan yang terbaik dari pakaian

kalian, dan kafanilah dengannya mayat-mayat kamu.”

b) Hendaklah kain kafan yang digunakan sebanyak tiga kali

lipatan.Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah telah dikafani dengan tiga

kain kafan berwarna putih produk desa Sahul (di Yaman) terbuat

dari kain katun, tidak ada padanya gamis dan tidak (pula) sorban.
31

2. Tata Cara mensholati Jenazah

Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan sebanyak 4 kali

takbir, dan hokum dari shalat jenazah adalha fardu kifayah (kewajiban

yang ditujukan kepada orang banyak, tetapi bila sebagian sudah

melaksanakan maka gugurlah kewajiban bagi yang lain). Rasulullah

SAW bersabda : “Shalatkanlah mayat-mayatmu!” (HR. Ibnu Majah).

“Shalatkanlah olehmu orang-orang yamg sudah meninggal yang

sebelumnya mengucapkan Laa ilaaha illallaah.” (HR. Ad-Daruruquthni).

Keutamaan orang yang menshalatkan jenazah dijelaskan dalam

hadits berikut :

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda : ” Siapa yang mengiringi

jenazah dan turut menshalatkannya maka ia memperoleh pahal sebesar

satu qirath (pahala sebesar satu gunung), dan siapa yang mengiringinya

sampai selesai penyelenggaraannya, ia akan mamperoleh dua qirath.”

(HR. Jama‟ah dan Muslim).

Rukun Shalat Jenazah

Shalat jenazah itu terdiri dari 8 rukun.

a) Niat

Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak

dianggap sah kalau tidak diniatkan. Dan niatnya adalah untuk

melakukan ibadah kepada Allah SWT. Padahal mereka tidak disuruh

kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan

kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan


32

shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang

lurus.(QS. Al-Bayyinah : 5). Rasulullah SAW pun telah bersabda : Dari

Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya setiap

amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai

niatnya.”(HR. Muttafaq Alaihi). Niat itu adanya di dalam hati dan

intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam hati bahwa kita akan

melakukan shalat tertentu saat ini.

b) Berdiri Bila Mampu

Shalat jenazah tidak sah bila dilakukan sambil duduk atau di atas

kendaraan (hewan tunggangan) selama seseorang mampu untuk

berdiri dan tidak ada uzurnya.

c) Takbir 4 kali

Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana

bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.

Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja

Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245,

Muslim 952 dan Ahmad 3:355) Najasyi dikabarkan masuk Islam

setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun

begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau

akhirnya menyatakan diri masuk Islam.

d) Membaca Surat Al-Fatihah

e) Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW


33

f) Doa Untuk Jenazah

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :Bila kalian menyalati

jenazah, maka murnikanlah doa untuknya. (HR. Abu Daud : 3199

dan Ibnu Majah : 1947).

Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa‟aafihi wa‟fu „anhu, wa akrim

nuzulahu, wa wassi‟ madkhalahu, waghsilhu bil-ma‟i watstsalji wal-

baradi.

g) Doa Setelah Takbir Keempat

Misalnya doa yang berbunyi :

Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba‟dahu waghfirlana


wa lahu
h) Salam
i) Syarat shalat jenazah
1) Sama dengan syarat shalat biasa, yaitu menutup aurat, menghadap
kiblat, suci dari hadats (besar dan kecil) dan najis, baik badan, pakaian
maupun tempatnya.
2) Jenazah sudah dimandikan dan dikafani (dibungkus).
3) Jenazah diletakkan di hadapan orang yang menyalati, dengan posisi
kepalanya berada disebelah kanan, searah dengan kiblat.

j) Sunat shalat jenazah

1) Mengangkat kedua tangan pada saat bertakbir.

2) Merendahkan suara pada setiap bacaan (israr).

3) Membaca isu'adzah (A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajlim).

Di samping itu, posisi imam hendaknya didekat kepala jenazah

laki^aki atau di dekat pmggul jenazah perempuan.


34

Shaf (barisan hendaknya dijadikan3 shaf ataujebih. Satu shaf

sekurang-kurarangnya 2 orang. .

Cara melaksanakan shalat jenazah

(1) Beidiri tegak menghadap kiblat Kedua belah tangan berada di

samping sejajar dengan pinggul. Sedangkan kepala agak tunduk ke

sajadah. Hati dan pikiran berkonsentrasi, lalu membaca lafal shalat

jenazah, yaitu :

Jika jenazah orang laki-laki:

Jika jenazah orang perempuan:

(Jika menjadi imam, kata ma‟muman diganti dengan imaaman)

(2) Setelah selesai membaca lafal mat tersebut, kedua belah tangan

diangkat (jari-jari terbuka rapat, kecuali ibu jari!) sejajar dengan

kedua bahu (ujung jari-jari sejajar dengan telinga!) sambil

mengucapkan kaliriiattakbin "ALLAAHU AKBAR". Pada saat

tangan diangkat dan mulut mengucapkan kalimat takbir ini,


35

hatinya mengatakan:

"Aku niat shalat atas jenazah ini 4 takbir, fardhu kifayah

mengikut imam, karma Allah Ta'ala." (Jika sebagai imam maka

kata 'mengikut imam' diganti dengan'menjadi imam'!).

(3) Setelah hati selesai mengucapkan niat, dan bacaan takbir selesai,

kedua belah tangan diturunkan perlahan4ahan, dan diletakkan di atas

puser dan di bawah dada, Tangan kanan diletakkan di atas tangan

kiri, lalu langsung mem-baca isti'adzah dan Al-Fatihah (tanpa

membaca doa iftitah).

(4) Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan

bertakbir yang kedua sambil mengangkat kedua tangan dengan

gerakan sama seperti gerakan pada takbir pertama tanpa hiat, dalam

posisi tetap berdiri, tanpa ruku dan tanpa sujud. Selesai

bertakbuykedua tangan kembali ke posisi semula, yaitu bersedekap,

lalu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. yang lafalnya

Sekurang-kurangnya (minimal):

Yang paling sempurna (lengkap):


36

(5) Selesai membaca shalawat, dilanjutkan dengan bertakbir yang

ketiga sambil mengangkat kedua tangan, tanpa ruku dan tanpa sujuct

Selesai bertakbir, kedua tangan kembali: keposisi semula, yaitu

bersedekap, lalu membaca doa yang ditujukan untuk jenazah, yaitu:

Sekurang-kurangnya:

Jika jenazah seorang perempuan, maka lafalnya:

Yang paling sempurna (lengkap):

Jika jenazah seorang perempuan, maka lafalnya:


37

Jika jenasah seorang anak laki - laki yang masih kecil (belum

baligh), maka doanya:

Jika seorang anak perempuan, maka lafalnya:

(6) Selesai membaca doa untuk jenazah, dilanjutkan dengan

bertakbir yang keempat sambil mengangkat kedua tangan, tanpa

ruku‟
38

Jika jenazah seorangperempuan, maka lafalnya:

Jika ingin lebih sempurna maka ditambah dengan lafal:

(7) Setelah membaca doa tersebut dilanjutkan membaca salam,

sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, yaitu :

Setelah itu membaca surat Al-Fatihah bersama-sama dan imam

hendaklah membaca doa, sedangkan makmum mengamininya.

Adapun doa yang dibaca setelah selesai shalat jenazah

adalah:
39
40

B. Pembelajaran Role playing

Role playing adalah model pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh guru

untuk variasi dalam aktivitas belajar mengajar yang bertujuan agar siswa bisa

meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasinya. Model ini bisa menjadi

variasi yang bagus karena pada implementasinya pembelajaran ini menuntut

siswa untuk berekspresi, baik dari segi pikiran maupun perasaan. Pada

pembahasan kali ini akan dibahas beberapa yang bisa dilakukan pada model

pembelajaran role playing.

1. Pengertian role playing

Model Bermain peran (Role Playing) merupakan pembelajaran yang

menuntut siswa untuk memainkan karakter seseorang dalam bentuk drama.

Selain itu siswa juga diharuskan untuk bisa mendalami karakter tersebut

mulai dari bahasa tubuh, pikiran dan ekspresi. Dengan cara mempelajarinya.

Adapun menurut para pakar pendidikan definisi metode role playing adalah

sebagai berikut : Santoso mengutarakan bahwa cara role playing ini adalah

metode yang memanfaatkan daya gerakan atau kinestetik, karena pada

pelaksanaannya siswa dituntut untuk bisa melakukan gerakan peranan yang

mengandalkan tubuh. Kegunaan dari metode ini adalah untuk meningkatkan

daya interpersonal (keahlian interaksi) pada satu individu ke individu.

(Santoso, 2010). Sedangkan Wicaksono berpendapat bahwa model role

playing mempunyai dua definisi, yakni: Metode role playing adalah aktivitas

yang berkarakter sosiologis, sebab alur pada setiap perilaku bisa ditampilkan
41

oleh seseorang yang berkaitan dengan norma sosial yang berlaku.Metode

bermain peran adalah aktivitas yang memiliki karakter sandiwara, sebab

siswa memperagakan tokoh tertentu. Dan tokoh tersebut sudah sesuai dengan

skenario yang ditulis selain itu tujuan dari role playing ini adalah untuk

memberikan rekreasi kesenangan bagi siswa.

Fatmawati. Mengutarakan bahwa role playing adala model pembelajaran

yang menuntut siswa untuk mempertunjukan sebuah karakter peran yang

berdasar pada skenario yang sudah diciptakan. Misi utama dari role playing

adalah untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam

pembelajaran. Sandra de young. Menurut teori ini role playing game adalah

salah satu pembelajaran yang berupa sandiwara atau drama. Pada

pembelajaran ini siswa diharuskan untuk melakukan suatu drama baik secara

spontan maupun terencana untuk mempertunjukkan sebuah peran.

Pertunjukan yang dilaksanakan berkaitan dengan kehidupan manusia dengan

segala problematikanya. Tangdilintin. Dia berpendapat model role playing

merupakan sosiodrama, yang artinya mempraktekan sebuah impak kepada

orang lain dengan bentuk ekspresi dengan perasaan.

Berlandaskan berbagai pendapat yang ada, bisa disimpulkan bahwa model

role playing atau bermain peran adalah model yang menuntut siswa untuk

melaksanakan karakter/sifat/peran khusus dengan cara interaksi dengan

lingkungan sekitar. Model ini bisa bermanfaat bagi siswa agar mereka bisa

memiliki variasi dalam belajar dan bisa untuk mengatasi rasa jenuh dalam

mengarungi samudra pengetahuan.


42

2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran dengan Teknik Role Playing

Berikut merupakan langkah-langkah yang kudu dipahami dan

dikuasai oleh guru. Setiap sesi yang dilalui ini berdasarkan pemaparan

(Wicaksono dkk. 2016). Berikut penguraiannya:

Guru atau pengajar harus membuat sebuah skenario yang akan

dipertunjukan di dalam kelas.

 Pengajar akan meminta siswa untuk membuat grup untuk implementasi

bermain peran.

 Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang tentang kompetensi yang

harus diraih pada aktivitas pembelajaran bermain peran ini.

 Selanjutnya guru akan mengundi kelompok untuk memperagakan sebuah

peran sesuai dengan skenario yang sudah dibuat.

 Kelompok lain diminta untuk mengamati kinerja kelompok siswa yang

sedang mempertunjukan peran.

 Berikutnya kelompok lain diminta untuk membuat dan

mempresentasikan kesimpulan yang berlandaskan skenario yang telah

dimainkan oleh kelompok yang sedang bermain peran.

 Pada tahap akhir, pengajar akan membuat kesimpulan dari aktivitas

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengutarakan kesimpulan

yang mudah dan bisa dipahami siswa dengan baik.

Berdasarkan penguraian langkah-langkah di atas model role playing

mempunyai enam tahap yang bisa diimplementasikan oleh guru. Dalam


43

langkah di atas skenario adalah nyawa dari bermain peran ini maka guru

wajib membuatnya dengan baik dan keren.

3. Tujuan dari Metode Pembelajaran dengan Teknik Role Playing

Seperti halnya model pembelajaran lain, Role playing juga mempunyai

tujuan yang pada dasarnya sama yakni mengembangkan kapabilitas siswa.

Namun terdapat tujuan khusus yang menjadi andalan dari role playing

yakni meningkatkan empati dan solidaritas pada siswa. Sebab pada model

ini siswa akan mempelajari sebuah dunia yang berbeda. Mereka dipaksa

untuk melihat dunia dari prespektif atau sudut pandang orang lain. Dalam

memahami sebuah peran, tentu siswa akan mempelajari setiap perasaan

dan tingkah laku yang diperankankan. Mau tidak mau mereka akan jauh

dari dirinya untuk sementara dan menjadi orang lain. Secara tidak

langsung siswa akan mulai paham dan mengerti tentang orang lain. Dalam

artian dalam diri siswa akan tertanam sikap toleransi dan mudah

memahami sudut pandang orang lain.

4. Kelebihan dan Kelemahan

Dalam penerapan model role playing terdapat manfaat yang bisa dipetik,

berikut beberapa kelebihan atau manfaatnya:

 Karakter yang diperankan oleh siswa bisa menolong mereka

dalam memahami setiap masalah yang sedang mereka hadapi di

kehidupan sehari-hari.
44

 Siswa yang memerankan sebuah karakter bisa lebih mudah

memahami perasaan orang lain. Hal ini bisa meningkatkan

solidaritas dan empati siswa.

 Siswa yang memerankan karakter diluar dirinya maka mereka

akan cenderung bisa mengerti sifat dari karakter yang diperankan.

Agar guru bisa menganalisa pembelajaran dengan baik maka kami akan

menyediakan sejumlah kekurangan dari teknik role playing, yakni:

 Bila pengajar kurang memahami setiap langkah atau sintak pada

model role playing ini maka setiap sesi yang dilaksanakan akan

berantakan.

 Apabila pengajar kurang memahami teknik peran atau akting

pada setiap tahap yang dilakukan, model teknik peran ini akan

kurang maksimal dalam implementasinya.


45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Tempat Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan

siklus PTK sebagai berikut :

1. Tempat dan subjek Penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tempeh.

2. Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester, semester ganjil tahun

pelajaran 2022/2023.

3. Siklus Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui 3 siklus untuk melihat peningkatan pemahaman

peserta didik tentang konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah

4. Subyek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI

Teknik Pemesinan SMK Negeri Tempeh. Tahun pelajaran 2022/2023. Alasan

memilih kelas ini adalah : peserta didik di kelas ini semangat belajarnya rendah

hal ini berpengaruh pada hasil belajar, hal-hal yang menyebabkan diantaranya

adalah jadwal pembelajaran PAI di kelas ini setiap hari jumat jam pertama,

kondisi anak yang sudah lelah setelah mengikuti kegiatan jumat bersih,

menyebabkan anak malas mengikuti pembelajaran sehingga membutuhkan

metode belajar yang tepat untuk membuat anak-anak bisa mengikuti pelajaran
46

dengan baik, yang kedua kelas XI Teknik Pemesinan ini semua siswa nya laki-

laki, kelas homogen dari jenis kelamin laki-laki cenderung susah dikendalikan,

ini juga menjadi salah satu sebab menurunnya semangat belajar dan ini sangat

berpengaruh dengan hasil belajar, di tambah lagi metode ceramah yang di

sampaikan oleh pendidik mengajar menambah bosan peserta didik sehingga sulit

bisa memahami materi yang diberikan, maka pendidik harus pandai mensiasati

dengan metode belajar yang tepat supaya peserta didik dapat dengan cepat

memahami semua materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Hal

inilah yang menjadi pertimbangan memilih kelas ini sebagai subjek PTK.

B. Prosedur penelitian

Penelitian ini dilakukan 3 siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

a) Membuat rencana pembelajaran

b) Menyiapkan bahan pembelajaran

c) Membuat instrumen penelitian

d) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan (Acting)

a) Pendahuluan

a. Memberi salam, membuka pelajaran, berdoa, mengabsen peserta

didik di kelas

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran
47

c. Menyampaikan apersepsi

b) Kegiatan inti.

Guru atau pengajar harus membuat sebuah skenario yang akan

dipertunjukan di dalam kelas.

 Pengajar akan meminta siswa untuk membuat grup untuk

implementasi bermain peran.

 Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang tentang

kompetensi yang harus diraih pada aktivitas pembelajaran

bermain peran ini.

 Selanjutnya guru akan menunjuk siswa untuk memperagakan

sebuah peran sesuai dengan skenario yang sudah dibuat.

 Siswa yang berada di dalam grup belajar diminta untuk

mengamati kinerja siswa yang sedang mempertunjukan peran.

 Berikutnya grup belajar siswa diminta untuk membuat dan

mempresentasikan kesimpulan yang berlandaskan skenario yang

telah dimainkan oleh grup belajar lain.

 Pada tahap akhir, pengajar akan membuat kesimpulan dari

aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru

mengutarakan kesimpulan yang mudah dan bisa dipahami siswa

dengan baik.

c) Pengamatan (Observasi)

a. Situasi dan kondisi kegiatan belajar


48

b. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

c. Kegiatan pendidik ketika melaksanakan pembelajaran

d. Observasi dilakukan oleh kolaborator dan peneliti, kolaborator

mengobservasi tentang kegiatan peserta didik dan pendidik dengan

menggunakan lembar observasi. Selain kolaborator, pendidik

peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi

peserta didik. Lembar observasi terlampir.

d) Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator/observer terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung dan hasil dari

pembelajaran. Refleksei dilakukan segera setelah dilakukan penelitian

paling lambat dua hari setelah siklus. Penelitian tindakan kelas ini

dikatakan berhasil apabila pemahaman peserta didik mengenai konsep

hukum dan tata cara perawatan jenazah meningkat. Jika hasil

pembelajaran belum meningkat maka dilakukan siklus berikutnya.

C. Data dan Instrumen Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber yaitu peserta didik,

pendidik, dan teman sejawat, kolaborator.

1. Peserta didik, untuk mendapatkan data tentang peningkatan pemahaman

konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah melalui metode role playing

2. Pendidik, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi proses

pembelajaran.
49

3. Teman sejawat dan kolaborator, dimaksudkan sebagai sumber data untuk

melihat implementasi keberhasilan PTK baik dari sisi peserta didik maupun

pendidik.

D. Teknik Analisis Data

1. Teknik

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.

a) Observasi/pengamatan dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang

keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

b) Tes dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan

pemahaman peserta didik tentang muamalah.

c) Praktik/bermain peran dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang

kecakapan/kompetensi ketrampilan peserta didik dalam mempraktikkan

langsung tentang tatacara perawatan jenazah

2. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :

a) Observasi, menggunakan lembar observasi

b) Tes tulis/lisan, menggunakan butir-butir soal.

c) Praktik/bermain peran

Data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dianalisis secara

deskriptif agar dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran. Demikian juga hasil test tulis, dan praktik dianalisis dengan

menggunakan nilai rata-rata/prosentase untuk mengetahui peningkatan

pemahaman peserta didik.


50

3. Indikator keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan ini dapat dilihat dari dua sisi,

yaitu dari sisi proses dan dari sisi hasil. Dengan kriteria sebagaimana tertera

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3
Kriteria kegiatan KBM pendidik
No Nilai Kriteria
1 <16 Kurang
2 17 - 32 cukup
3 33-48 baik
4 49-64 Sangat baik

Tabel 4
Kriteria penilaian hasil belajar siswa
No Nilai Kriteria
1 <75 Kurang/tidak tuntas
2 76-79 Cukup/tuntas
3 80-89 Baik/tuntas memuaskan
4 90-100 Sangat baik/ tuntas
sangat memuaskan

E. Penyiapan partisipan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, melibatkan teman sejawat/partisipan

sebagai observer untuk mendukung proses penelitian ini, observer atau

partisipan tugasnya adalah mengamati, memberikan evaluasi dalam pelaksanaan

penelitian ini, yang beberapa hari sebelumnya sudah diajak berdiskusi dan

dimohon kesediaannya untuk menjadi observer atau partisipan dalam penelitian

ini. Observer yang dimaksud adalah Ibu Nurul Khikmah, S.Pd.I. selaku

pengajar PAI kelas X di SMK Negeri 1 Tempeh.


51

F. Jadwal Penelitian

Tabel 5
Jadwal Penelitian

Minggu ke
No Rencana kegiatan JAN 2023 PEB 2023 MARET APRIL
2023 2023
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
1 Persiapan
Menyusun rencana x x
pembelajaran
Menyusun instrumen x
Menyiapkan media x
Menyepakati jadwal dan x
tugas
2 Pelaksanaan
Melakukan tindakan siklus 1 x x
Melakukan refleksi siklus 1 x
Melakukan tindakan siklus 2 x x
Melaksanakan refleksi x
siklus 2
Melakukan tindakan siklus 3 x x
Melakukan refleksi siklus 3 x
3 Laporan
Mengola data x
Menyusun konsep laporan x
Menyusun laporan x
Seminar hasil penelitian x
Perbaikan laporan x
Tanda tangan laporan x
Penggandaan dan distribusi x
laporan
52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal

Perolehan hasil tes awal sebelum diterapkan metode role playing yang dilakukan

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik mengenai konsep hukum dan tata

cara perawatan jenazah pada peserta didik kelas XI Teknik Pemesinan menunjukkan

bahwa pemahaman peserta didik masih rendah, dengan rekapitulasi penilaian sebagai

berikut :

Tabel 6
Hasil rekapitulasi nilai sebelum diterapkan metode role playing

No Nama Nilai Tuntas Tidak


1 AFFAN MAULANA MALIK 42 v
2 AGUS WAHYU SANTOSO 51 v
3 AHMAD ZAINUL ULUM 31 v
4 ALDI FIRMANSYA 75 v
5 DEDY PURNOMO 58 v
6 DIMAS SAPUTRA 49 v
7 FAIZI SORAYA 66 v
8 FUDHOLI SISWANTO 70 v
9 GILANG ARYA MADYA QUINTRY 76 v
10 HENDRA PURWANTO 76 v
11 JUAN ROHMAN PRAMUDIWARDANA 77 v
12 MIKO ANDRIANSYAH 35 v
13 MOHAMMAD RIDWAN 78 v
14 MOHAMMAD RIYAN EFENDI 43 v
15 MOHAMMAD YUNUS 72 v
16 MUHAMAD ALDI 71 v
17 MUHAMAD DAIVANO DELMORA 77 v
18 MUHAMMAD AGUNG TOTOK 55 v
19 MUHAMMAD LUKMAN ANDRIAN SUBAKTI 76 v
20 MUHAMMAD SYAHRUL GUNAWAN 75 v
21 MUKHAMMAD MAULANA MUZAKI 67 v
22 MUKHAMMAD RIO ALDI 75 v
23 NUR ATIM 63 v
24 RAFI 46 v
25 RAFLI RAMADHANI 69 v
26 RAHMAN MAULANA 53 v
27 RISKI YULIANTO 43 v
28 RIYAN HADI RAHMANSYAH 51 v
29 ROBY CAHYOGA 42 v
30 RONI 41 v
31 ROY ANDI NUR AKBAR 38 v
Jumlah Nilai 1.851 10 21
Rata-rata 59.70.
Prosentase 32 % 68 %
53

Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMK Negeri Tempeh adalah 75, dari hasil rekapitulasi penilaian diatas

menunjukkan bahwa nlai rata-rata di bawah KKM yaitu 63,32, peserta didik yang

memenuhi nilai KKM hanya 32 %, yaitu dengan jumlah delapan peserta didik,

sedangkan peserta didik yang belum memenuhi KKM ada 68 % dengan jumlah 17

peserta didik, ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman peserta didik mengenai

konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah kurang/ sangat rendah sekali.

B. Hasil penelitian siklus 1

1. Perencanaan tindakan siklus 1

Tabel 7
Langkah-langkah/skenario pembelajaran :

No Tahap Rincian kegiatan waktu


1 Pendahuluan Apersepsi 15
1. Salam, membuka kegiatan pembelajaran dan menit
doa
2. Memeriksa kesiapan peserta didik
3. memberi motivasi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
rencana kegiatan
5. Memutar video yang berhubungan dengan
materi
6. Memberi pertanyaan kepada peserta didik
terkait materi
2 Inti Kegiatan inti 110
menit
 Pengajar membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, sedangkan dalam satu kelompok
terdiri dari 4-5 siswa untuk implementasi
bermain peran.
 Pengajar akan mengutarakan dengan
gamblang tentang kompetensi yang harus
diraih pada aktivitas pembelajaran bermain
peran ini.
 Selanjutnya guru akan mengundi group untuk
54

giliran memperagakan sebuah peran sesuai


dengan skenario yang sudah dibuat.
 Siswa yang berada di luar kelompok/grup
belajar diminta untuk mengamati kinerja
kelompok yang sedang mempertunjukan
peran.
 Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta
memberikan penilaian untuk membuat dan
mempresentasikan kesimpulan yang
berlandaskan skenario yang telah dimainkan
oleh grup belajar lain.
 Pada tahap akhir, pengajar akan membuat
kesimpulan dari aktivitas pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Guru mengutarakan
kesimpulan yang mudah dan bisa dipahami
siswa dengan baik.

3 Penutup Konfirmasi 10
1. Pendidik memberikan refleksi menit
pembelajaran
2. Pendidik mengkonfirmasi
3. Pendidik memberikan penguatan
4. Pendidik memberikan rekomendasi dan
penutup

2. Tindakan siklus 1

Tindakan yang dilakukan peneliti setelah mengetahui data awal tentang tingkat

pemahaman peserta didik mengenai konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah

maka diadakan skenario pembelajaran melalui metode role playing Sehingga

diharapkan peserta didik mampu meningkatkan pemahaman dan mempraktikkan

mengenai konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah dengan baik. Dalam tindakan

ini peneliti melakukan tahapan-tahapan pembelajaran seperti yang tertera pada langkah-

langkah atau sekenario pembelajaran yang telah disusun diatas dengan rincian sebagai

berikut :
55

o Pengajar membagi siswa menjadi beberapa kelompok, sedangkan

dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk implementasi

bermain peran.

o Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang tentang kompetensi

yang harus diraih pada aktivitas pembelajaran bermain peran ini.

o Selanjutnya guru akan mengundi group untuk giliran

memperagakan sebuah peran sesuai dengan skenario yang sudah

dibuat.

o Siswa yang berada di luar kelompok/grup belajar diminta untuk

mengamati kinerja kelompok yang sedang mempertunjukan peran.

o Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta memberikan penilaian

untuk membuat dan mempresentasikan kesimpulan yang

berlandaskan skenario yang telah dimainkan oleh grup belajar lain.

3. Pada tahap akhir, pengajar akan membuat kesimpulan dari aktivitas

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengutarakan kesimpulan yang

mudah dan bisa dipahami siswa dengan baik.


56

4. Hasil observasi (pengamatan) siklus 1

Tabel 8
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pendidik
siklus 1

No Aspek yang diamati Nilai


SB B C K
Pendahuluan
1 Pendidik memberi salam, membuka kegiatan 4
pembelajaran dan doa
2 Pendidik memeriksa kesiapan peserta didik 4
3 Pendidik memberi motivasi 3
4 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran 3
5 Pendidik memutarkan video tentang transaksi
ekonomi dalam Islam sebagai penggambaran awal
dalam pembelajaran
6 Pendidik bertanya kepada peserta didik tentang 3
materi (apersepsi)
Kegiatan inti
7 Pengajar membagi siswa menjadi beberapa 4
kelompok, sedangkan dalam satu kelompok terdiri
dari 4-5 siswa untuk implementasi bermain
peran.
8 Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang 4
tentang kompetensi yang harus diraih pada
aktivitas pembelajaran bermain peran ini.
9 Selanjutnya guru akan mengundi group untuk 3
giliran memperagakan sebuah peran sesuai
dengan skenario yang sudah dibuat.
10 Siswa yang berada di luar kelompok/grup belajar 4
diminta untuk mengamati kinerja kelompok yang
sedang mempertunjukan peran.
11 Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta 3
memberikan penilaian untuk membuat dan
mempresentasikan kesimpulan yang berlandaskan
skenario yang telah dimainkan oleh grup belajar
lain.
Penutup 3
12 Pendidik memberikan refleksi pembelajaran 3
13 Pendidik memberikan penguatan 3
14 Pendidik memberikan rekomendasi dan penutup 3
JUMLAH 20 27 0 0
TOTAL 47
57

Tabel 9
Rekapitulasi nilai peserta didik siklus 1
No Nama Nilai Tuntas Tidak
1 AFFAN MAULANA MALIK 55 v
2 AGUS WAHYU SANTOSO 63 v
3 AHMAD ZAINUL ULUM 47 v
4 ALDI FIRMANSYA 78 v
5 DEDY PURNOMO 75 v
6 DIMAS SAPUTRA 78 v
7 FAIZI SORAYA 72 v
8 FUDHOLI SISWANTO 76 v
9 GILANG ARYA MADYA QUINTRY 80 v
10 HENDRA PURWANTO 79 v
11 JUAN ROHMAN 82 v
PRAMUDIWARDANA
12 MIKO ANDRIANSYAH 58 v
13 MOHAMMAD RIDWAN 80 v
14 MOHAMMAD RIYAN EFENDI 75 v
15 MOHAMMAD YUNUS 79 v
16 MUHAMAD ALDI 82 v
17 MUHAMAD DAIVANO DELMORA 84 v
18 MUHAMMAD AGUNG TOTOK 68 v
19 MUHAMMAD LUKMAN ANDRIAN 83 v
SUBAKTI
20 MUHAMMAD SYAHRUL 78 v
GUNAWAN
21 MUKHAMMAD MAULANA 71 v
MUZAKI
22 MUKHAMMAD RIO ALDI 77 v
23 NUR ATIM 72 v
24 RAFI 69 v
25 RAFLI RAMADHANI 75 v
26 RAHMAN MAULANA 75 v
27 RISKI YULIANTO 75 v
28 RIYAN HADI RAHMANSYAH 76 v
29 ROBY CAHYOGA 75 v
30 RONI 77 v
31 ROY ANDI NUR AKBAR 65 v
Jumlah 2279 20 11
Rata-rata 73.51
prosentase 60 % 40 %

Berdasarkan pengamatan tindakan yang dilakukan oleh kolaborator setelah mengisi

lembar instrumen dihasilkan pengamatan terhadap pendidik dan peserta didik yaitu :

a. Pendidik telah melaksanakan langkah-langkah tindakan pembelajaran namun ada

satu langkah yang belum dilakukan yaitu pemutaran video, nampaknya ini karena

kendala terbatasnya waktu. Kemudian pendidik dalam memberikan penjelasan

mengenai tahapan-tahapan pembelajaran terlalu cepat sehingga masih ada beberapa

peserta didik yang kelihatan kebingungan, merujuk pada kriteria indikator


58

keberhasilan penelitian, dari hasil observasi diatas jumlah skor atau nilai yang

didapat oleh pendidik dengan jumlah 47, ini menunjukkan proses pembelajaran

yang dilakukan pendidik sudah baik namun perlu ditingkatkan.. Merujuk pada

kriteria indikator keberhasilan, ini menunjukkan aktivitas belajar siswa sudah baik

namun belum maksimal, ini terlihat ketika guru menyampaikan motivasi, apersepsi,

dan pengarahan tentang tahapan-tahapan belajar masih ada siswa yang tidak

mengikuti dengan baik, kemudian masih ada siswa yang nampak kebingungan tidak

paham dengan yang dimaksud pendidik, ini sedikit berpengaruh pada proses

pelaksanaan pembelajaran namun sudah teratasi karena pendidik mendampingi

dengan baik pada proses selanjutnya.

b. Hasil ulangan peserta didik, dari hasil ulangan diatas yaitu nilai- rata-rata peserta

didik 73,51, kurang dari KKM yaitu 75.00 peserta didik yang tuntas atau nilainya

memenuhi KKM berjumlah 20 orang, dan peserta yang belum tuntas berjumlah 11

orang, dengan merujuk pada kriteria keberhasilan, pada siklus 1 masih banyak

peserta didik yang belum memenuhi KKM, sehingga perlu di adakan rencana

perbaikan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus 2.

5. Refleksi tindakan siklus 1

Berdasarkan hasil pengamatan dan rekapitulasi nilai pada siklus 1 di atas masih ada

peserta didik yang belum tuntas. Dari 31 peserta didik, yang tuntas belajar sebanyak 20

peserta didik, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 11 peserta didik. Sedangkan nilai

rata-rata masih belum mencapai KKM yaitu 73.51., dari hasil yang diperoleh,sehingga

perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus 2.


59

C. Hasil Penelitian Siklus 2

1. Perencanaan tindakan siklus 2

Tabel 10
Langkah-langkah/skenario pembelajaran siklus 2

No Tahap Rincian kegiatan waktu


1 Pendahuluan Apersepsi 15
1. Salam, membuka kegiatan pembelajaran dan menit
doa
2. Memeriksa kesiapan peserta didik
3. memberi motivasi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
rencana kegiatan
5. Memutar video yang berhubungan dengan
materi
6. Memberi pertanyaan kepada peserta didik
terkait materi
2 Inti Kegiatan inti 110
menit
1. Pengajar membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, sedangkan dalam satu kelompok
terdiri dari 4-5 siswa untuk implementasi
bermain peran.
2. Pengajar akan mengutarakan dengan
gamblang tentang kompetensi yang harus
diraih pada aktivitas pembelajaran bermain
peran ini.
3. Selanjutnya guru akan mengundi group untuk
giliran memperagakan sebuah peran sesuai
dengan skenario yang sudah dibuat.
4. Siswa yang berada di luar kelompok/grup
belajar diminta untuk mengamati kinerja
kelompok yang sedang mempertunjukan
peran.
5. Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta
memberikan penilaian untuk membuat dan
mempresentasikan kesimpulan yang
berlandaskan skenario yang telah dimainkan
oleh grup belajar lain.
6. Pada tahap akhir, pengajar akan membuat
kesimpulan dari aktivitas pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Guru mengutarakan
kesimpulan yang mudah dan bisa dipahami
60

siswa dengan baik.

3 Penutup Konfirmasi 10
1. Pendidik memberikan refleksi pembelajaran menit
2. Pendidik mengkonfirmasi
3. Pendidik memberikan penguatan
4. Pendidik memberikan rekomendasi dan
penutup

2. Tindakan siklus 2

Tindakan yang dilakukan peneliti setelah mengetahui data siklus 1 tentang tingkat

pemahaman peserta didik mengenai konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah

maka diadakan skenario pembelajaran melalui metode role playing. Yang secara garis

besar tidak ada perubahan yang mendasar, berdasarkan hasil evaluasi dari observer ada

beberapa hal yang harus diperbaiki, yaitu pemutaran video dan penjelasan pendidik

mengenai tahapan-tahapan pembelajaran dilakukan dengan pelan dan jelas sehingga

peserta didik dapat mengikuti dengan baik dan lancar. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi atau evaluasi pada

siklus 1, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus1 tidak terulang pada siklus 2.

Sehingga diharapkan peserta didik mampu meningkatkan pemahaman mengenai konsep

hukum dan tata cara perawatan jenazah dengan baik. Dalam tindakan ini peneliti

melakukan tahapan-tahapan pembelajaran seperti yang tertera pada langkah-langkah

atau sekenario pembelajaran yang telah disusun diatas dengan rincian sebagai berikut :

a. Pengajar membagi siswa menjadi beberapa kelompok, sedangkan dalam satu

kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk implementasi bermain peran.


61

b. Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang tentang kompetensi yang harus

diraih pada aktivitas pembelajaran bermain peran ini.

c. Selanjutnya guru akan mengundi group untuk giliran memperagakan sebuah

peran sesuai dengan skenario yang sudah dibuat.

d. Siswa yang berada di luar kelompok/grup belajar diminta untuk mengamati

kinerja kelompok yang sedang mempertunjukan peran.

e. Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta memberikan penilaian untuk

membuat dan mempresentasikan kesimpulan yang berlandaskan skenario yang

telah dimainkan oleh grup belajar lain.

3. Hasil observasi (pengamatan) siklus 2

Tabel 11
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pendidik
siklus 2

No Aspek yang diamati Nilai


SB B C K
Pendahuluan
1 Pendidik memberi salam, membuka kegiatan 4
pembelajaran dan doa
2 Pendidik memeriksa kesiapan peserta didik 4
3 Pendidik memberi motivasi 4
4 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran 4
5 Pendidik memutarkan video tentang tatacara 4
perawatan jenazah sebagai penggambaran awal
dalam pembelajaran
6 Pendidik bertanya kepada peserta didik tentang 4
materi (apersepsi)
Kegiatan inti
7 Pengajar membagi siswa menjadi beberapa 4
kelompok, sedangkan dalam satu kelompok terdiri
dari 4-5 siswa untuk implementasi bermain
peran.
8 Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang 4
tentang kompetensi yang harus diraih pada
aktivitas pembelajaran bermain peran ini.
9 Selanjutnya guru akan mengundi group untuk 4
62

giliran memperagakan sebuah peran sesuai


dengan skenario yang sudah dibuat.
10 Siswa yang berada di luar kelompok/grup belajar 4
diminta untuk mengamati kinerja kelompok yang
sedang mempertunjukan peran.
11 Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta 3
memberikan penilaian untuk membuat dan
mempresentasikan kesimpulan yang berlandaskan
skenario yang telah dimainkan oleh grup belajar
lain.
Penutup
12 Pendidik memberikan refleksi pembelajaran 4
13 Pendidik memberikan penguatan 4
14 Pendidik memberikan rekomendasi dan penutup 4
JUMLAH 52 3 0 0
TOTAL 55

Tabel 12
Hasil Rekapitulasi nilai peserta didik siklus 2
No Nama Nilai Tuntas Tidak
1 AFFAN MAULANA MALIK 75 v
2 AGUS WAHYU SANTOSO 76 v
3 AHMAD ZAINUL ULUM 52 v
4 ALDI FIRMANSYA 80 v
5 DEDY PURNOMO 77 v
6 DIMAS SAPUTRA 79 v
7 FAIZI SORAYA 73 v
8 FUDHOLI SISWANTO 76 v
9 GILANG ARYA MADYA QUINTRY 82 v
10 HENDRA PURWANTO 80 v
11 JUAN ROHMAN PRAMUDIWARDANA 82 v
12 MIKO ANDRIANSYAH 67 v
13 MOHAMMAD RIDWAN 85 v
14 MOHAMMAD RIYAN EFENDI 76 v
15 MOHAMMAD YUNUS 84 v
16 MUHAMAD ALDI 85 v
17 MUHAMAD DAIVANO DELMORA 85 v
18 MUHAMMAD AGUNG TOTOK 70 v
19 MUHAMMAD LUKMAN ANDRIAN 83 v
SUBAKTI
20 MUHAMMAD SYAHRUL GUNAWAN 80 v
21 MUKHAMMAD MAULANA MUZAKI 81 v
22 MUKHAMMAD RIO ALDI 79 v
23 NUR ATIM 76 v
24 RAFI 70 v
25 RAFLI RAMADHANI 77 v
26 RAHMAN MAULANA 80 v
27 RISKI YULIANTO 79 v
28 RIYAN HADI RAHMANSYAH 81 v
29 ROBY CAHYOGA 78 v
30 RONI 82 v
31 ROY ANDI NUR AKBAR 80 v
Jumlah 2410 26 5
Rata-rata 77.74
prosentase 86% 14%
63

Berdasarkan pengamatan tindakan yang dilakukan oleh kolaborator setelah mengisi

lembar instrumen dihasilkan pengamatan terhadap pendidik dan peserta didik yaitu :

a. Pendidik telah melaksanakan langkah-langkah tindakan pembelajaran dengan

baik sehingga ada peningkatan proses pembelajaran yang cukup signifikan.

b. peserta didik sudah kelihatan menikmati dan antusias dalam menggikuti

pembelajaran.

c. Hasil ulangan peserta didik pada siklus 2 sudah banyak peserta didik yang

memenuhi KKM. Dan ada peningkatan yang sangat baik.

4. Refleksi tindakan siklus 2

Pada siklus 2 ini rencana perbaikan sesuai apa yang sudah dilaksanakan oleh

peneliti dan hasil ulangan peserta didik banyak yang meningkat dengan rata-rata

mencapai 77,74.

D. Pembahasan

Tabel 13
Lembar Observasi Kegiatan Pendidik

No Aspek yang diamati Nilai


Siklu Siklu
s1 s2
Pendahuluan
1 Pendidik memberi salam, membuka kegiatan 4 4
pembelajaran dan doa
2 Pendidik memeriksa kesiapan peserta didik 4 4
3 Pendidik memberi motivasi 3 4
4 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4
5 Pendidik memutarkan video tentang transaksi 0 4
ekonomi dalam Islam sebagai penggambaran awal
dalam pembelajaran
6 Pendidik bertanya kepada peserta didik tentang materi 4
(apersepsi)
Kegiatan inti
7 Pengajar membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4 4
64

sedangkan dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa


untuk implementasi bermain peran.
8 Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang 4 4
tentang kompetensi yang harus diraih pada aktivitas
pembelajaran bermain peran ini.
9 Selanjutnya guru akan mengundi group untuk giliran 3 4
memperagakan sebuah peran sesuai dengan skenario
yang sudah dibuat.
10 Siswa yang berada di luar kelompok/grup belajar 4 4
diminta untuk mengamati kinerja kelompok yang
sedang mempertunjukan peran.
11 Berikutnya kelompok/grup yang lain diminta 3 4
memberikan penilaian untuk membuat dan
mempresentasikan kesimpulan yang berlandaskan
skenario yang telah dimainkan oleh grup belajar lain.
Penutup
12 Pendidik memberikan refleksi pembelajaran 3 4
13 Pendidik memberikan penguatan 3 4
14 Pendidik memberikan rekomendasi dan penutup 3 3
JUMLAH 47 55
TOTAL 47 55

Tabel 14
Rekapitulasi nilai hasil belajar peserta didik siklus 1 dan 2
No Nama Nilai pra siklus Nilai Siklus 1 Nilai siklus 2
1 AFFAN MAULANA MALIK 42 55 75
2 AGUS WAHYU SANTOSO 51 63 76
3 AHMAD ZAINUL ULUM 31 47 52
4 ALDI FIRMANSYA 75 78 80
5 DEDY PURNOMO 58 75 77
6 DIMAS SAPUTRA 49 78 79
7 FAIZI SORAYA 66 72 73
8 FUDHOLI SISWANTO 70 76 76
9 GILANG ARYA MADYA QUINTRY 76 80 82
10 HENDRA PURWANTO 76 79 80
11 JUAN ROHMAN PRAMUDIWARDANA 77 82 82
12 MIKO ANDRIANSYAH 35 58 67
13 MOHAMMAD RIDWAN 78 80 85
14 MOHAMMAD RIYAN EFENDI 43 75 76
15 MOHAMMAD YUNUS 72 79 84
16 MUHAMAD ALDI 71 82 85
17 MUHAMAD DAIVANO DELMORA 77 84 85
18 MUHAMMAD AGUNG TOTOK 55 68 70
19 MUHAMMAD LUKMAN ANDRIAN 83 83
SUBAKTI 76
20 MUHAMMAD SYAHRUL GUNAWAN 75 78 80
21 MUKHAMMAD MAULANA MUZAKI 67 71 81
22 MUKHAMMAD RIO ALDI 75 77 79
23 NUR ATIM 63 72 76
24 RAFI 46 69 70
25 RAFLI RAMADHANI 69 75 77
65

26 RAHMAN MAULANA 53 75 80
27 RISKI YULIANTO 43 75 79
28 RIYAN HADI RAHMANSYAH 51 76 81
29 ROBY CAHYOGA 42 75 78
30 RONI 41 77 82
31 ROY ANDI NUR AKBAR 38 65 80
Jumlah 1851 2279 2410
Rata-rata 59,70 73,51 77.24
Prosentase ketuntasan 32% 60% 86 %

1. Berdasarkan hasil penelitian siklus I disimpulkan bahwa kemampuan

memahami konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah peserta didik

kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri Tempeh meningkat, dari nilai

rata-rata 59.70, peserta didik yang mendapat nilai tuntas sebanyak 10

peserta didik dan peserta didik yang belum tuntas 21 peserta didik dengan

prosentase 32 % tuntas dan 68 % peserta didik belum tuntas. Yaitu

kondisi dimana belum diterapkan metode role playing, pendidik hanya

menerapkan metode ceramah, peningkatan tersebut cukup signifikan yaitu

menjadi 73.44. Peningkatan tersebut terjadi karena pendidik menerapkan

metode pembelajaran role playing. Di mana peserta didik dalam proses

pembelajaran lebih menekankan proses pemahaman dengan mengalami

sendiri atau langsung praktuk/bermain peran sehingga proses pembelajaran

lebih efektif baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik

lebih kuat karena berangkat dari pengalaman. Berlandaskan berbagai

pendapat yang ada, bisa disimpulkan bahwa model role playing atau

bermain peran adalah model yang menuntut siswa untuk melaksanakan

karakter/sifat/peran khusus dengan cara interaksi dengan lingkungan

sekitar. Model ini bisa bermanfaat bagi siswa agar mereka bisa memiliki

variasi dalam belajar dan bisa untuk mengatasi rasa jenuh dalam
66

mengarungi samudra pengetahuan. Dengan demikian metode ini bisa

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar serta meningkatkan hasil

belajar.

2. Pada siklus 2, kemampuan pemahaman peserta didik mengenai konsep

hukum dan tata cara perawatan jenazah peserta didik semakin meningkat

dengan diterapkan metode role playing. Karena peserta didik terlibat

langsung. Role playing juga mempunyai tujuan yang pada dasarnya sama

yakni mengembangkan kapabilitas siswa. Namun terdapat tujuan khusus

yang menjadi andalan dari role playing yakni meningkatkan empati dan

solidaritas pada siswa. Sebab pada model ini siswa akan mempelajari

sebuah dunia yang berbeda. Mereka dipaksa untuk melihat dunia dari

prespektif atau sudut pandang orang lain. Dalam memahami sebuah peran,

tentu siswa akan mempelajari setiap perasaan dan tingkah laku yang

diperankankan. Mau tidak mau mereka akan jauh dari dirinya untuk

sementara dan menjadi orang lain. Secara tidak langsung siswa akan mulai

paham dan mengerti tentang orang lain. Dalam artian dalam diri siswa

akan tertanam sikap toleransi dan mudah memahami sudut pandang orang

lain.

Berdasarkan data hasil rekapitulasi diatas menunjukkan bahwa pada

tindakan siklus 2 mengalami peningkatan yang sangat baik dari hasil siklus

1, menunjukkan nilai rata-rata 73.51 menjadi 77.24, peserta didik yang

tuntas meningkat dari 20 peserta didik menjadi 26 peserta didik, dan

peserta didik yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 11 peserta didik
67

menjadi 5 peserta didik. Sedangkan prosentase ketuntasan dari 60 %

meningkat menjadi 86 %, dan prosentase ketidaktuntasan menurun dari 40

% menjadi 14 %.

3. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas peserta didik dalam proses

belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran role playing

dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif

terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata peserta didik pada setiap siklus yang terus

meningkat.

4. Bila di konversikan ke dalam kategori keberhasilan yang peneliti tetapkan

sebagai berikut : setelah dilakukan siklus 1 dari kondisi awal sebelum

diterapkan metode role playing meningkat dari 32 % peserta didik tuntas

menjadi 60 %. Kemudian dari siklus 1 ke siklus 2 menjadi 86 % peserta

didik yang tuntas. Ini menunjukkan bahwa dapat diperoleh kesimpulan

bahwa keberhasilan pembelajaran pendidikan Agama Islam dengan

menggunakan metode role playing pada kompetensi konsep hukum dan

tata cara perawatan jenazah dikategorikan berhasil dengan sangat baik.


68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV dapat

disimpulkan bahwa “Metode role playing dapat meningkatkan kemampuan

memahami konsep hukum dan tata cara perawatan jenazah pada peserta didik

kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Tempeh. Metode role playing

yang dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep hukum dan tata

cara perawatan jenazah pada peserta didik kelas XI Teknik Pemesinan SMK

Negeri 1 Tempeh dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran role playing

adalah: a) Pengajar membagi siswa menjadi beberapa kelompok, sedangkan

dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk implementasi bermain

peran. b) Pengajar akan mengutarakan dengan gamblang tentang kompetensi

yang harus diraih pada aktivitas pembelajaran bermain peran ini. c)

Selanjutnya guru akan mengundi group untuk giliran memperagakan sebuah

peran sesuai dengan skenario yang sudah dibuat. d) Siswa yang berada di luar

kelompok/grup belajar diminta untuk mengamati kinerja kelompok yang

sedang mempertunjukan peran. e) Berikutnya kelompok/grup yang lain

diminta memberikan penilaian untuk membuat dan mempresentasikan

kesimpulan yang berlandaskan skenario yang telah dimainkan oleh grup

belajar lain.
69

2. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara umum dapat
dipaparkan sebagai berikut : setelah dilakukan siklus 1 dari kondisi awal
sebelum diterapkan metode role playing meningkat dari 32 % peserta
didik tuntas menjadi 60 %. Kemudian dari siklus 1 ke siklus 2 menjadi
86 % peserta didik yang tuntas. Ini menunjukkan bahwa dapat diperoleh
kesimpulan bahwa keberhasilan pembelajaran pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan metode role playing pada kompetensi konsep
hukum dan tata cara perawatan jenazah dikategorikan berhasil dengan
sangat baik.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi pendidik, untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep

hukum dan tata cara perawatan jenazah peserta didik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dapat menggunakan metode role playing

sebagai alternatif.

2. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat manfaat yang diperoleh dari

penelitian ini, maka diharapkan menjadi pertimbangan bagi peneliti

selanjutnya, agar ditindaklanjuti dengan materi pembelajaran yang

berbeda.
70

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara.

Departemen Agama,2010, Al-Qur’an Terjemah, Jakarta : PT. Insan Media


Pustaka.

Djunaidi, Wawan, 2007, Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI SMA, Jakarta
: PT. Sakanindo Pratama.

Ghazali, Abdur Rahmandkk, 2010, Fiqih Muamalat, Jakarta: Prenada Media


Group.

Hosnan, 2014, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad


21, Bogor : Ghalia Indonesia.

Muhaimin, 2010, Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di


sekolah, Madrasah dan Perpendidikan Tinggi, Jakarta : Raja Grafindo
Persada.

Program Pascasarjana, 2012, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember :


STAIN Jember

Syamsuri, 2007, pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI,, Jakarta: PT.
Erlangga.

Thoifuri, Rahayu, Suci, 2007, Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI SMA,
Jakarta : Ganeta excact.

Tim Dosen Fakultar Tarbiyah UIN Malang, 2011, Materi Pendidikan dan
Latihan Profesi Pendidik, Malang : UIN-Maliki Press.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003

Anda mungkin juga menyukai