OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 33173
LEMBARAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan laporan hasil penelitian tindakan kelas
(PTK), yang telah dipublikasikan dan dokumentasikan di perpustakaan SMA Negeri 2 Mendo Barat, hasil
karya dari :
1. Identitas Penulis :
Nama : IMROATUN RODHOH, S.Pd
NIP : 198612012009032004
Unit Kerja : SMA Negeri 2 Mendo Barat
2. Jenis Karya : Laporan PTK
3. Judul : Penggunaan Metode Demontrasi dengan Media Model untuk
Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar dalam Materi
Penyelenggaraan Jenazah Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Mendo Barat
Kecamatan Mendo Barat.
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan sebagai syarat Kenaikan Pangkat/Golongan.
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan atas dasar kurangnya aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Siswa tidak fokus dan kurang termotivasi dalam
proses belajar mengajar, sehingga nilai hasil belajar yang dicapai siswa tidak maksimal.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan metode Demontrasi dengan Media
Model, metode yang digunakan adalah metode diskriptip kwantitatif. Bentuk penelitian yang
dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas dengan subjek dari penelitian siswa kelas XI jurusan
akuntansi SMAN 2 Mendo Barat berjumlah 32 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini terlihat dari
meningkatnya prestasi hasil belajar dan aktivitas siswa mencapai 86,36% dan ketuntasan hasil
belajar siswa 78,45.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terlihat bahwa Penggunaan Metode Demontrasi
dengan Media Model dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI jurusan MIPA
SMAN 2 Mendo Barat Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka.
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami bisa menyelesaikan PTK ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan modul ini.
Tentunya modul ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
hingga tata bahasa penyampaian dalam PTK ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki PTK ini.
Kami berharap semoga modul yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
Atas bantuan yang diberikan, penulis harapkan semoga dijadikan amal kebajikan disisi Allah
SWT dan penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................... 0
Abstrak ....................................................................................................... 1
Kata Pengantar ......................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 11
C. Batasan Masalah .................................................................. 11
D. Rumusan Masalah ............................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik ................................................................ 13
B. Penelitian Relevan ............................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ................................................................. 36
B. Persiapan PTK ..................................................................... 37
C. Subjek Penelitian.................................................................. 37
D. Sumber Data......................................................................... 38
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data………………………. 38
F. Indikator Kinerja ………………………………………….. 40
G. Analisis Data …………………………………………….. . 41
H. Prosedur Penelitian ……………………………………….. 43
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
kemajuan yang sangat pesat, teknologi komonikasi seperti satelit, tv, radio, dan komputer
beserta media model. Penggunaan media model ini sangat membantu aktivitas proses
belajar mengajar di kelas, terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
Penemuan-penemuan baru dalam ilmu dan teknologi telah membawa pengaruh yang
sangat besar dalam bidang pendidikan. Perubahan-perubahan tersebut bukan saja terjadi
pada kurikulum, metodologi pengajaran, tetapi juga terjadi dalam bidang administrasi,
organisasi dan personil. Perubahan tersebut merupakan suatu inovasi dalam sistem
pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada, yang juga termasuk didalamnya
yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar
1
Al-Qur’an terjemahan
Wina Sanjaya, Penelitian tindakan Kelas (Kencana; Jakarta),2010. h. 56
5
Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk
menyerupai orang dewasa.2 Menurut Jean Piaget Pendidikan sebagai penghubung dua sisi,
disatu sisi individu yang sedang tumbuh dan sisi lain nilai sosial, intelektual dan moral yang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap
individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang
hidupnya. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses siswa belajar
dan guru mengajar dalam konteks interaktif dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan
siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan dalam diri siswa dalam
Dalam kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan yang bersinergi yaitu guru mengajar
dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar dengan baik agar dapat
menerima materi yang diberikan oleh seorang guru, dan guru juga harus berkompeten
didalam melakukan pembelajaran. Guru yang menguasai secara mendalam terhadap materi
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
Masih cukup banyak guru yang memakai metode konvensional dalam melaksanakan
pembelajaran. Metode tersebut bukanlah suatu kesalahan, tetapi jika terus menerus hal
tersebut dipakai tentunya tidak ada variasi didalam seorang guru dalam melakukan
2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, ( Bandung: Alfabeta, 2011 ) h.15
3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Bumi Aksara, 2011), h. 48
4
Departemen Agama RI, Sisdiknas, (Jakarta:2006), h.8
6
hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan.
Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu
menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Menurut Daradjat, pada dasarnya ada
tiga kopentensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu: kopentensi kepribadian, kompetensi
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh dalam
kepribadian guru. Dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut diharapkan seorang guru
Menurut Usman6, bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru
menguasai dan mampu mengatur siswa dan model pembelajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran, disamping itu juga
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa merupakan
syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode
pengajaran yang efektif akan dapat menghasilkan tercapainya tujuan pembelajaran yang di
inginkan. Sebaliknya jika seorang guru dalam memilih metode pengajaran tidak sesuai
dengan materi yang akan disampaikan maka tujuan pembelajaran yang efektif tersebut tidak
akan tercapai. Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukardi bahwa, proses
5
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.263
6
.M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.Rosdakarya, 2007), h,97
7
pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang
tidak efektif.7
Berdasarkan hal di atas, salah satu ciri keberhasilan belajar adalah ketika seorang
guru bisa mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik yang berakhlak
mulia serta mampu membuat suatu yang baru dalam mengembangkan pola pembelajaran
kearah yang lebih efektif dan kreatif. Dalam rangka mewujudkan tercapainya suatu tujuan
pendidikan itu membutuhkan berbagai macam cara, suatu cara didalam proses pembelajaran
lazim disebut dengan metode. Karenanya penerapan metode yang tepat sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu contoh dalam
metode demotrasi yang dapat membantu proses belajar mengajar di kelas agar
Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah kejuruan terdiri atas empat mata
pelajaran, yaitu : Alqur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah kebudayaan Islam.
Keempat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri dimana Al-Quran hadits
menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara
tekstual dan konstektual serta mengamalkan kandungan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek
yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Al-asmaul Husna. Aspek fikih
menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang baik dan
benar. Aspek sejarah kebudayaan islam menekankan pada kemampuan mengambil inti dari
Berdasarkan hasil observasi awal pada semester pertama tahun pelajaran 2019/2020
yang dilakukan oleh peneliti, terlihat adanya kesenjangan antara target yang ditetapkan
7
Sukardi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu. 2010), h. 10
8
. Mahmud Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yokjakarta, Pilar Media, 2011), h.179-182
8
dengan fakta yang terjadi dilapangan. Sebagian besar siswa masih banyak yang kurang
bergairah atau bersemangat didalam belajar, bersikap kurang kreatif (pasif). Akibatnya para
siswa merasa sulit dan memerlukan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran
yang diajarkan. Atas dasar hal tersebut dimungkinkan karena kurang termotivasinya
siswa yang disebabkan guru tidak menggunakan metode yang kurang menarik perhatian
memeilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat
diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang
efektif dalam suatu pembelajara, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai
pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukadi
bahwa, proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai
Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus menjadi dasar
pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik, kemampuan
guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan kelebihan serta
materi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Mendo Barat Kecamatan Mendo Barat
komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses mengajar dan dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa SMA Negeri 2 Mendo Barat Kecamatan Mendo Barat
9
Sukardi, Guru powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu.2006), h. 10
10
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.
191-193
9
berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan
kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam
waktu yang telah ditentukan . untuk mencapai suatu prestasi belajar yang maksimal,
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran disekolah umum
mempunyai peranan yang sangat strategis dan sangat signifikan dalam pembentukan moral,
akhlak, dan etika peserta didik. Dalam kurukulum SMA edisi 2004 merupakan mata
pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam.
Agama Islam memiliki tiga kerangka dasar yaitu : aqidah, syariah, dan akhlaq. Pendidikan
Agama Islam adalah suatu proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik
ajaran islam tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 11 Mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam berfungsi memekarkan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotor,
dan afektip. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai, timbulnya hal tersebut adalah dari stimulasi
yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar.
belajar dapat dipandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan guru. Dari segi siswa
belajar dialami suatu proses , siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan
belajar. Dari guru proses belajar tersebut tampak sebagai prilaku belajar tentang sesuatu
hal. Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah pelajaran yang dimulai dengan
kemampuan pemahaman konsep dasar tentang Pendidikan Agama Islam itu sendiri,
mengingat pentingnya pendidikn agama islam dalam berbagai bidang kehidupan manusia
11
H.M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), h 17
10
maka perlu diperhatikan mutu pengajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang diajarkan disetiap jenjang dan jenis pendidikan. Untuk pengetahuan tentang
Pendidikan Agama Islam maka siswa harus menempuh proses belajar mengajar yang
baik. Belajar akan lebih berhasil bila telah diketahui tujuan yang ingin dicapai. Salah satu
cara untuk memperoleh pengetahuan Pendidikan Agama Islam yang baik dan untuk
demontrasi ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan yang
ditujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar supaya semua siswa lebih mudah
dalam memahami materi pembelajaran.12 Dengan metode demontrasi, guru akan lebih
2 Mendo Barat berawal pukul 07.30 s/d pukul 14.00 wib dalam arti dapat menimbul rasa
kejenuhan pada diri masing-masing anak, jika bentuk pembelajaran yang dilakukan hanya
seperti memakai metode ceramah, diskusi, yang sipatnya cepat menimbulkan rasa bosan.
Dari pernyataan dan teori yang telah dipaparkan di atas maka peneliti ingin
Media Model Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Dalam Materi
Bangka”.
B. Identifikasi Masalah
12
Ismail, Srategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang, Rasail Media Group, 2009 ) h.
20
11
1. Hasil tes siswa pada tahun sebelumnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dibawah
KKM 75
C. Batasan Masalah
masalah penelitian pada “penggunaan metode demontrasi dengan media model dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Mendo Barat ”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka
1. Bagaimana penggunaan Metode demontrasi dengan media model pada materi Pendidikan
Agama Islam untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Mendo Barat ?
2. Bagaimana penggunaan Metode demontrasi dengan media model dalam penyajian atau
penyampaiannya dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk :
12
1. Menemukan metode demontrasi dengan perbantuan media model yang tepat dalam
2. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
SMA Negeri 2 Mendo Barat dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada
2. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti dan observer sebagai masukan untuk peningkatan pengelolaan kelas
2. Bagi siswa, dapat memotivasi siswa dalam belajar penyelenggaraan jenazah dengan
mengunakan metode demontrasi dengan harapan agar siswa tidak jenuh dan bosan.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah, guna
4. Khalayak umum, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu pengembangan
ilmu pengetahuan yang dampaknya akan kita rasakan kedepan bagi generasi kita.
5. Pengembangan keilmuan, dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia
Pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
13
A. DESKRIPSI TEORITIK
sesuatu kepada anak didik.13 Selanjutnya menurut Ahmad Munji Nasih metode demontrasi
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.14
Demontrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu anak didik
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar.15
1. Demontrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemontrsikan
tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. misalnya alatnya terlalu kecil atau
2. Demontrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa
sendiri tidak dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai
18
3. Tidak semua hal dapat didemontrasikan dikelas karena alat-alat yang terlalu besar atau
4. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang di
demontrasikan.
13
.Ismail SM , Srategi pembelajaran Agama Islam Berbasis paikem ( Semarang Rasail Media group, 2008)
Hal 20
14
Ahmad Munjih Nasih dan lilik Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
( Bandung: Refika Aditama,2009), h. 63
15
Ibid..., h.63
14
5. Dan adapun sebaiknya dalam mendemontrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih
antara lain:
1. Berpikir sistematis
Adapun dalam metode demontrasi ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya
1. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh
2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demontrasikan, jadi
proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak kepada
masalah lain
3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan
6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit
16
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam....,
h.64
15
7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap siswa
dalam bidang study Pendidikan Agama Islam ada beberapa hal yang dapat
3. Pelaksanaan demontrasi bersamaan dengan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
5. Membuat kesimpulan.
Apabila materi penyelenggaraan jenazah ini yang betul dan baik telah dimiliki
oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemontrasikan didepan para murid,
tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan
kesan yang dalam bagi anak didik, karena guru telah memberikan pengalaman kepada anak
didik baik bagi anak didik yang menjalankan demontrasi ataupun bagi yang
menyaksikannya.
5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demontrasi menjadi tidak efektif.
adalah:
17
Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam...,h.
63
16
sebenarnya.
Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-
benar efektif dan efesien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan
pesan pembelajaran yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. metode yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah metode demontrasi. Metode demontrasi mempunyai
menyampaikan materi secara jelas dan mudah dipahami siswa. Dengan demikian
penggunaan metode demontrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan aktivitas
a. Tahap persiapan
1. Merumuskan tujuan yang harus dicapai setelah proses demontrasi berakhir, yang mana
tujuan ini meliputi aspek seperti aspek pengetahuan, sikap atau kerampilan.
2. Persiapkan garis besar langka-langkah demontrsi yang akan dilakukan. Garis-gari besar
3. Lakukan uji coba demontrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan
17
b. Tahap pelaksanaan
1. Langkah pembukaan
diantranya:
a) Mengatur tempat duduk agar semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa
yang didemontrasikan.
c) Menugaskan siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demontrasi.
b) Dapat menciptakan suasana yang menyejukkan misalnya siswa tidak merasa tegang
c) Meyakinkan siswa bahwa materi yang diberikan adanya suatu respon positif dari
siswa tersebut.
d) Berikan kesempatan kepada siswa agar mereka aktif memikirkan apa yang sedang
memahami proses demontrasi itu atau tidak. Kemudian guru dan siswa diharapkan
berikutnya.
4. Aktivitas Belajar
18
Siswa (peserta didik) adalah suatu organisme yang hidup. Dalam dirinya terkandung
banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-
masing siswa tersebut terdapat prinsip aktip yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri.
Pandangan Islam mengenai aktivitas ini dapat disimpulkan dalam berbagai dalil naqli
Artinya: Bacalah dengan menyebutkan nama Tuhanmu yang telah menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan TuhanMulah yang maha mulia,
yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya
Ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima oleh nabi Muhammad, yang
diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua umat manusia untuk selalu menelaah,
membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia itu sendiri. Perintah
membaca, belajar, berargumentasi, smenulis dengan perantaraan Qalam (pena). Ini jelas
menunjukkan perintah untuk mengadakan pembelajaran. Hal ini termasuk kedalam suatu
aktivitas yang mana manusia harus terus berupaya merubah konsep perbaikan dirinya menuju
Pendidikan modren lebih menitik beratkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar
keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal
tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pandangan asas keaktifan
(aktifitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.18
18
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), h 90.
19
a. Jenis-jenis Aktivitas
antara lain Dierich (dalam Hambali) membagi kegiatan belajar menjadi delapan kelompok,
sebagai berikut:
angket.
berkebun.
Dari pendapat Dierich (dalam Hamalik) diatas dapat difahami aktivitas dalam
kegiatan belajar itu adalah menulis, membaca, mendengar, melihat, dan meliputi kerja
antara lain :
3) Memupuk yang harmonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dapat
4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat
5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan,
6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat , dan hubungan
antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa.
verbalisme,
8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam
Asas aktivitas dapat diterapkan dalam semua kegiatan dan proses pembelajaran.
Untuk memudahkan guru dalam melaksanakan asas ini, maka dalam hal ini dipilih empat
alternatif yakni:
21
dalam setiap kegiatan tatap muka dalam kelas yang tersruktur, baik dalam bentuk
sebagainya.
B. PENELITIAN RELAVAN
Upaya atau hasil belajar dalam pencapaian tujuan pendidikan harus dilaksanakan
dengan semaksimal mungkin, hasil belajar Pendidikan Agama Islam tertumpuh pada empat
aspek, yaitu (1) tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat-ayat Allah
SWT. Dalam wahyu-Nya dan ayat-ayat fisik (afaq) dan psikis (anfus); (2) mengetahui ilmu
Allah SWT, melalui pemahaman terhadap kebenaran mahkuk-Nya; (3) mengetahui kekuatan
(qudrah) Allah melalui pemahaman jenis-jenis, kuantitas, dan kreativitas mahluk-Nya; dan
(4) mengetahui apa yang diperbuat Allah SWT. (Sunnah Allah) tentang realitas (alam) dan
jenis-jenis prilakunya.19 Ajaran islam yang dibawah Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT
berisi pedoman hidup pokok yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan
dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan mahkluk bernyawa yang lain dengan benda
19
Abdul mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media, 2010), h. 78
20
Ahmad Munjin Naseh dan Lilik Kholidah, Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam...,h
14-15
22
Setiap materi pelajaran selalu mempunyai karateristik yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun karateristik
1. Pendidikan Agama Islam memiliki dua sisi kandungan. Pertama sisi keyakinan yang
merupakan Wahyu Ilahi dan Sunnah Rasul, berisikan hal-hal yang mutlak dan berada
diluar jangkauan indra dan akal. Kedua, sisi pengetahuan yang dapat diindrakan dan
dinalar, pengalaman-pengalaman yang terlahir dari fikiran dan prilaku para pemeluknya.
pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-sifat Ilahiyah yang jelas dan pasti, baik
dalam hubungan manusia dengan pencipta, dengan sesama, maupun dengan alam sekitar.
4. Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal keagamaan anak didik
5. Pendidikan Agama Islam tidak dapat diberikan secara persial melainkan secara
konfrehensif dan holistik pada setiap level lembaga pendidikan yang sesuai dengan
Dengan demikian karateristik tersebut diatas dalam ajaran islamnya sudah mencakup
semua dimensi-demensi kehidupan dari pelajaran pendidikan Agama islam itu sendiri.
Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa,
tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar. Yakni a.keterampilan dan kebiasaan, b. pengetahuan dan pengertian, c. Sikap
dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: a.
21
Ahmad Munjin Naseh dan Lilik Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...,
h 15-16
23
motoris.22
Perumusan tujuan Pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang
meliputi beberapa aspeknya, misalnya tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan
karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu
َ ض َر َّب َنا َما َخلَ ْقتَ ٰه َذا بَاطِ اًل ۚ ُسب ْٰح َن
َ ك َفقِ َنا َع َذ
ِ اب ال َّن
ار ِ الَّ ِذي َْن َي ْذ ُكر ُْو َن هّٰللا َ قِ َيامًا َّوقُع ُْو ًدا َّو َع ٰلى ُج ُن ْو ِب ِه ْم َو َي َت َف َّكر ُْو َن فِيْ َخ ْل ِق الس َّٰم ٰو
ۚ ِ ْت َوااْل َر
Artinya : (Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “ Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau Menciptakan semua ini sia-sia; Maha suci
Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”.23
Diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya
berupa ibadah (sebagai ‘abd Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya dimuka bumi (khalifah
Allah). Sebagaimana firman Allah dibawah ini dalam surat Al-An’am 162.
tersebut diatas bahwa Allah SWT menciptakan manusia tidaklah dengan sia-sia melainkan
ada tujuan – tujuan tertentu dijadikannya sebagai abdi Allah dan sebagai pemimpin dimuka
bumi. Bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang
telah ditetapkan. Yang mana tujuan Pendidikan Islam mempunyai beberapa prinsip tertentu,
22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003),h 23
23
Abdul Mujib,Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), h.71
24
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kencana Prenada Media) h. 73
24
(akidah, ibadah, dan akhlak serta muamalah), manusia (jasmani, rohani,dan nafsani),
3. Prinsip kejelasan (tabayun). Prinsip yang didalam terdapat ajaran dan hukum yang
memberi kejelasan terhadap kejelasan manusia (qalb, akal, dan hawa nafsu) dan hukum
pesrta didik, baik ciri-ciri, kebutuhan, kecerdasan, minat sikap, tahap pematangan
jasmani, akal, emosi, sosial, dan segala aspeknya. Prinsip ini berpijak pada asumsi bahwa
Dari beberapa prinsip tujuan pendidikan islam tersebut mencerminkan suatu arah
Tujuan merupakan standar usaha yang ditentukan, serta mengarahkan usaha yang
akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping
tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-
citakan, dan terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha
pendidikan.25
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
25
Ahmad d. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung:`Al-Ma’arif,1989) h. 45-46
25
Ranah kognitif yang di maksud dalam hasil belajar Pendidikan Agama Islam adalah
pengetahuan anak/ siswa di dalam menggali ajaran Islam itu sendiri. Ruang lingkup ajaran
1. Kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman, seperti iman kepada
2. Perbuatan (amaliyah), yang terbagi dua bagian: (1) masalah ibadah, berkaitan dengan
rukun Islam, seperti syahadat, sholat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lain yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT. (2) masalah muamalah, berkaitan
3. Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab, atau sopan santun
yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai keutamaan, nilai-nilai
seperti jujur (shidiq), terpecaya (amanah), adil,sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung
pada materi (zuhud), menerima apa adanya (qana’ah), berserah diri kepada Allah
tolong menolong (ta’awun), dan saling menanggung (takaful) adalah serangkaian bentuk
Dari tiga asfek ruang lingkup diatas dapat di simpulkan mewakili dari ketiga ranah yang
di inginkan dalam hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Yakni dari asfek kognitif
taksonomi bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam
26
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta Kencana Prenada Media) h 12
26
Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut perlu dihafal dan di ingat
terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa inggris ke dalam
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekwensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus,
ataupun masalahnya.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Abtraksi adalah suatu
proses hubungan mengenai kebenaran dasar atau hukum umum yang berlaku
27
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003),h 24
27
beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya,
untuk hal lain lagi memahami sistimatikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat
berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat di pandang sebagai berpikir konvergen
yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Dalam berpikir
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, dan metode. Dilihat
dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kreteria atau standar
28
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta Kencana Prenada Media) h 27
28
tertentu. Dalam tes esay standar atau kreteria tersebut muncul dalam bentuk frase.
sebagai objek evaluasi tidak hanya bidang kognitif tetapi juga hasil belajar bidang
b. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan
bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan pembelajaran kognitif dan ini
harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh
sebab itu penting dinilai hasil-hasilnya. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif
sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana
(stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,
gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini kesadaran, keinginan untuk menerima
2. Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
simulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
29
menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
5. Karateristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai
yang telaah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
c. Ranah psikomotoris
Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar saat ini,
tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar
bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang apektif dan
hasil belajar Benyamin Bloom yang telah membagi tiga ranah tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam kita melakukan aktivitas pembelajaran. Ranah kognitif ditipe hasil
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audian (siswa)
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Pada hakikatnya penggunaan media dalam proses belajar mengajar merupakan
proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa atau mahasiswanya bertukar pikiran untuk
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media sangatlah berperan
penting didalam proses pembelajaran, dengan suatu alat/ media siswa dapat menimbulkan
dalam dirinya semangat belajar. Karena didorong untuk selalu kreatif dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang kita inginkan. Media dapat juga dijadikan suatu dunia komunikasi
tersendiri bagi guru dan para siswanya. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar
1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau
mahasiswa
2. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami secara langsung
oleh siswa di dalam kelas, seperti objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-
gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan media akan dapat
belajarnya.
29
. Asnawir, Media pembelajaran. (Jakarta Ciputat pers). Hal. 20
31
secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan hal-
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongrit, dan realistis. Penggunaan
media seperti gambar, film, model, grafik dan lainnya dapat memberikan konsep dasar
yang benar
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan
media, pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan
sendirinya semakin lengkap. Sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu
timbul
media tersebut tentu terjadi perkembangan positif disini antara guru dan siswa saling dapat
memberi nilai aktifitas yang sangat penting yaitu memberikan motivasi kepada siswa,
membangkitkan minat baru dan adanya interaksi langsung guru, siswa dan lingkungan kelas
pembelajarannya.30
mutu proses kegiatan belajar mengajar. Media merupakan komponen yang sangat penting
dalam suatu proses komunikasi. Proses komunikasi melibatkan paling kurang tiga komponen
utama, yakni pengirim atau sumber pesan (source), perantara (media), dan penerima
(receiver).
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari
suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai
30
Rayandra Asyar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran ( Jakarta, Gaung Persada) h. 92-93
32
tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu
dibutuhkan.
3. Guru hendaknya benar-benar menguasai tehnik-tehnik dari suatu media pengajaran yang
digunakan.
menggunakannya.
5. jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media, maka guru
dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran
1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat merespon siswa belajar
siswa.31
Banyak manfaat dari media pembelajaran yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
materi pembelajaran yang diberikan dikelas seperti buku,media boneka, poto dan nara
sumber sehingga peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai karateristik
masing-masing.
Pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta didik dalam
31
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta Gaung persada) h. 40
33
menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai macam, baik dalam
c. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya dalam pelajaran Pendidikan
Agama Islam adanya ditampilkan dilayar kaca peristiwa manasik haji, sikap perilaku
dan inovatif.
semangat minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa
dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang
komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana kongrit, serta mudah dipahami. Dengan
demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap
materi pembelajaran.32
antara lain media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa,
media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, media
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis, dan media dapat
Jadi penggunaan alat media pembelajaran ini merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar yang berlangsung disekolah SMA Negeri 2
32
Rayandra Asyar, Kretaif Mengembangkan Media Pembelajaran (Jakarta, Gaung Persada) h. 20
33
.Usman, Basyirudin, Media Pembelajaran, Jakarta Ciputat pers, h 14
34
Penagan Kecamatan Mendo Barat khususnya dikelas XI IPA. Media yang dipilih disini
5. Hubungan Metode Dan Media Model Dengan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Metode dalam pandangan Arifin (dalam Naseh) adalah suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “metode“ adalah cara yang teratur
dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat kita pahami bahwa metode ini
sangat berperan penting didalam proses pembelajaran, media model adalah suatu alat yang
digunakan seorang guru didalam menyampaikan materi yang akan diberikan, sehingga
tentunya hubungan antara penggunaan metode dan media model didukung dengan adanya
suatu bentuk penyatuan antara metode dan media model yang saling menberikan kelancaran
agar mereka lebih jelas dan mudah menirunya. Nabi memerintahkan sebagai berikut:
Penulis membaca dalam sejarah pendidikan Islam. Al gazali, seorang ahli pikir dan
ahli tasawuf Islam yang terkenal dengan gelar “Pembela Islam” (Hujjatul Islam), banyak
agar memperoleh sukses dalam tugasnya harus menggunakan metode serta cara yang tepat
arah.34 Al-Gazali menguraikan antara lain “... metode untuk melatih anak adalah salah satu
dari hal-hal yang amat penting. Anak adalah amanat yang dipercayakan kepada kedua orang
tuanya. Hatinya bersih, murni, laksana permata yang amat berharga, sederhana, dan bersih
34
. Al- Gazali, Al Ihya Ulumudin, juz III, h. 63
35
Dari pemikiran Al-gazali tersebut dapat penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa
seorang guru harus dapat memberikan metode yang tepat sasarannya kepada anak didik yang
sedang diajarkan, dan tiap ukiran yang digoreskan oleh seorang guru kepadanya dan ia akan
cenderung kearah manapun yang kita kehendaki. Oleh karena itu, bila dibiasakan dengan
sifat-sifat yang baik, maka akan berkembanglah sifat-sifat yang baik itu pada dirinya dan
akan memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Orang tuanya, gurunya, pendidiknya
juga akan turut berbahagia bersamanya. Sebaliknya, bila anak itu kita biasakan dengan sifat-
sifat jelek dan kita biarkan begitu saja maka dia akan celaka dan binasa.
Hasil belajar Pendidikan Agama Islam adalah ketaatan kepada kekuasaan Allah
mutlak yang mana mengandung makna penyerahan diri secara total kepada Allah Yang Maha
Esa menjadikan manusia menghambahkan diri hanya kepadanya semata. Bila manusia telah
bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepda Allah (Khaliknya) berarti telah berada
Inilah tujuan pendidikan Islam yang optimal sesuai doa kita sehari-hari yang selalu kita
Pemilihan metode mengajar yang tepat sangat berpengaruh kepada aktivitas dan hasil
Dengan penggunaan metode, media yang tepat, tentunya akan menimbulkan semangat dalam
diri siswa yang dapat nantinya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa itu sendiri
BAB III
METODE PENELITIAN
36
A. Setting Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research) yaitu
suatu bentuk penelitian yang bersifat inovatif, dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran di kelas. Sebagai mana yang diharapkan oleh Depdiknas: “ Melalui Penelitian
ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan
Dari tujuan penelitian tindakan kelas yang diungkapkan Basrowi tersebut penulis
dapat menyimpulkan bahwa seorang guru yang profesional harus bisa merancang
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru
yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama orang lain (kolaborasi) dengan
35
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, “ Pedoman Peyusunan Penelitian
Tindakan Kelas ( Classroom Action Research)”. Depdiknas, 2004 . h .2
36
Basrowi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Referensi Utama PTK untuk guru serta Mahasiswa
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Ciawi- bogor,2008) h.52-53
37
Kusnandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.2009) h. 44-45
37
dan partisipatif yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dikelasnya melalui
Dalam penelitian tindakan ini guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh atas
hasil penelitian yang akan dicapainya dengan menggunakan Metode Demontrasi dengan
Media Model Dalam Meningkatkan Ativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA tahun
pelajaran2022-2023.,
B. Persiapan PTK
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Mendo Barat Kabupaten Bangka Tahun
Pelajaran 2022-2023. Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA, karena aktivitas dan hasil
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI IPA SMA Negeri 2 Mendo Barat
tahun pelajran 2022/2023 yang jumlah muridnya 32 orang. Dengan rincian sebagai berikut:
penelitian ini dengan silabus semester genap kelas XI IPA tentang aktivitas dan hasil belajar
khususnya pada standar kompetensi penyelenggaraan Jenazah, (2) hasil pengamatan selama
ini menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa XI jurusan akuntansi masih berada
D. Sumber Data
38
Kusnandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009), h.44-45
38
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan peneliti, maka data yang
diperlukan dalam penelitian ini yaitu data yang berkaitan dengan aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam proses belajar mengajar. Yang mana sesuai dengan indikator pada standar
Data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti melakukan studi observasi, tes
dengan bentuk data yang diperlukan maka sumber data penelitian ini meliputi siswa kelas XI
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian
observasi dan tes hasil belajar. Observasi 39 adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena yang diteliti. Diantaranya observasi pengolahan metode pemberian tugas
belajar atau resetasi, observasi aktivitas siswa dan guru dan tes formatif.
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajran pengelolaan dikelas, serta
Yang merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar disusun untuk setiap putaran. Masing-masing RPP yang berisi tentang
39
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003;reprint),
h.51
39
kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembalajaran khusus dan
a. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
b. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resetasi untuk
4. Tes Formatif
Tes yang digunakan mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses
pembelajaran. Tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang
mana tes ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah esay
Data yang diperlukan dalam penelitian ini sesuai dengan aspek yang akan di
amati yaitu: data tentang aktivitas siswa datang tepat waktu, siswa aktif memperhatikan
keterangan yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran, siswa aktif dalam
bertanya tentang pelajaran yang diberikan, siswa aktif tanya jawab dalam diskusi, siswa
ikut aktif menjaga perangkat dan alat pembelajaran dalam kelas, siswa aktif mengerjakan
tugas/evaluasi yang diberikan guru dengan baik, siswa aktif mengerjakan latihan dan PR
yang diberikan oleh guru, siswa aktif membantu kawan belajar. Tehnik pengumpulan
a. Lembar Observasi
40
berikut:
1) Lembaran observasi prestasi siswa dalam kegiatan tes dalam proses belajar
b. Dokumentasi
menganalisa masalah yang akan diteliti. Penulis memerlukan sebagai keterangan atau
informasi dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti.
Tehnik yang digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mencari data berupa
catatan, agenda yang berasal dari guru dan data-data tentang sekolah. Dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan yang tidak dapat diperoleh melalui evaluasi dan
observasi. Sumber data yang dimaksud antara lain: buku-buku kajian, hasil-hasil
F. Indikator Kinerja
menimbulkan beberapa keadaan, ada siswa yang memang memperhatikan, ada yang
sibuk dengan aktivitas sendiri, dan ada sama sekali tidak memperhatikan. Jika
keadaan ini ditemukan, maka sangat bermanfaat sekali bagi peneliti. Untuk
aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan suatu media model. Data yang
41
diperoleh dari observasi dapat digunakan untuk dapat digunakan untuk melakukan
dengan menggunakan media model aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
G. Analisis Data
atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tulisan pada setiap akhir
putaran40.
dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata
∑ X₁
tes formatif dapat dirumuskan: X=
n
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
(Depdikbud, 1994) yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor
65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85
% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65 %.untuk
40
.Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, (Jokjakarta, Gava Media, 2011),
h.191.
42
P ₁+ P ₂
X=
2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Untuk menghitung lembar observasi
X
%= ×100 %
ƩX
(MH −ML)
t=
√[ ∑ X ₁2 +∑ X ₂²
¿(¿−1) ]
Keterangan :
t : daya beda
demontrasi
demontrasi
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2022/2023. Dengan rincian tabel dibawah
ini:
Pembahasan x
temuan siklus I,
II, III
3 Penyusunan
Laporan
Menyusun hasil x
Pelaporan hasil x x
Pendidikan Agama Islam dengan membangkitkan aktivitas dan hasil belajar para siswa
dengan menggunakan media model. Dalam penelitian tindakan kelas ini guru langsung
mempraktekkan pembelajaran yang dilakukannya, jadi dalam hal ini guru bertindak sebagai
peneliti internal.
Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan ini melibatkan teman sejawat,
sehingga penelitian ini dapat disebut “Collaborative Action Research”.41 Penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dengan berkolaborasi akan sangat membantu terutama dalam hal
memperjelas permasalahan yang akan diperbaiki, mencari tindakan yang dianggap efektif,
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan persiklus, satu siklus 3 kali pertemuan.
Secara umum setiap siklus perbaikan mutu dengan penelitian tindakan kelas terdiri dari:
1. Rencana yaitu membuat rencana tindakan untuk melakukan perbaikan mutu tentang
3. Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap efek dari tindakan yang berlebih
berlebihan.
berikutnya.
41
Moersetyo Rahadi, Statistik Pendidikan ( Pustaka Setia, Bandung 2005)
45
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah
mencapai 85 % atau lebih. Dengan indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
c. Untuk kreteria keaktifan siswa mendapat nilai baik, dilihat dari hasil penilaian
Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus
dilalui. Berikut ini model penelitian tindakan kelas yang penulis namakan dengan model
Refleksi Awal
Studi
Pendahuluan
Perencanaan
Tindakan
Implementasi 1
Observasi 1 Observasi 2
Refleksi 1
Refleksi 2 Implementasi 2
Perencanaan 2
Implementasi 2
Observasi 3
Perencanaan 3 Implementasi 3
Refleksi 3
42
. Sugiyono, Metode Penelitian Kwantitatif, Kwalitatif (Alfabeta Bandung) H.6-7
46
1. Perencanaan
dikelas.
e. Menjadikan Metode demontrasi dengan perbantuan media model, dan hasil belajar
2. Tindakan ( pelaksanaan)
Tindakan utama yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode demontrasi. Materi yang berkenaan dengan ini
penyelenggaraan jenazah serta tujuan yang ingin dicapai untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya
Siklus I
Siklus II
evaluasi dari siklus yang pertama yang sesuai dengan materi siklus ke II apabila belum
mendapatkan hasil yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan maka dilanjutkan kepada
siklus ke tiga.
3. Observasi
lanjutannya) dan hasil yang ingin dicapai sebagai dampak dari tindakan yang sudah
b. Prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran oleh guru aspek yang di amati mitra dan
peneliti :
4. proses pembelajaran
5. Srategi bertanya
6. Srategi mengajar
penyelenggaraan jenazah.
4. Repleksikan
Repleksikan sangat penting untuk memahami proses dan hasil perubahan yang
terjadi akibat intervensi, hakikat refleksi adalah upaya untuk mengkaji dari apa yang
terjadi, telah dihasilkan atau yang tidak/ belum tuntas pada siklus yang sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, dan Mudzakir, Jusuf. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media,
2010
Asyar Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2010
Baharuddin dan Nur Wahyudi, Teori Belajar & Pembelajaran, Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007
Basrowi . Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Referensi Utama PTK Untuk Guru Serta
Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ciawi, Bogor 2008
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian tindakan Sekolah; Jokjakarta Gava Media,
2011
Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis). Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Junaidi, Mahmud. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Jokjakarta Pilar Media, 2011
Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2008
Nasih, Munjih Ahmad dan Kholidah, Nur, Lilik. Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Bandung: Refika Aditama 2009
Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar), Bandung: Alfabeta
Sukardi. Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya). Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dapat mengulanginya lagi dirumah.
Penutup/ doa
Pertemuan ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan motivasi:
Guru dan siswa memulai kegiatan dengan membaca doa.
Mengecek kehadiran siswa dan memberikan arahan.
Melakukan tadarus bersama, surat-surat yang telah dihafal siswa.
Memberikan motivasi dan penguatan agar siswa semangat menerima pelajaran kembali.
Guru memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan dan
menjelaskannya kompetensi pada memandikan, mengafani, mensholatkan harus sesuai
dengan buku tuntunan yang telah di berikan.
Guru menegaskan kepada siswa agar mengikuti pelajaran tentang penyelenggaraan
jenazah dengan serius.
Guru menjelaskan tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Masing-masing siswa menghafalkan niat memandikan, mengafani, mensholatkan
jenazah.
Siswa mulai mempraktekkan tata cara memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah
siswa yang lain memperhatikan secara bergantian.
Masing-masing siswa menghafalkan bacaan memandikan, mengafani, mensholatkan
jenazah
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi
Siswa mengulangi mempraktekkan tentang tata cara memandikan, mengafani,
mensholatkan jenazah.
Siswa mengulangi niat bacaan tentang memandikan, cara menghamparkan kain kafan
untuk mengafani, bacaan niat untuk sholat jenazah dan menampilkannya.
Perorang siswa mempraktekkannya secara bergantian
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
55
penutup/ doa.
Pertemuan ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan motivasi:
Guru dan siswa memulai kegiatan dengan membaca doa.
Mengecek kehadiran siswa dan memberikan arahan.
Melakukan tadarus bersama, surat-surat yang telah dihafal siswa.
Memberikan motivasi agar siswa semangat menerima pelajaran kembali.
Guru memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan dan
menjelaskannya kompetensi yang akan dicapai dari proses pembelajaran
penyelenggaraan jenazah
Guru menjelaskan tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Masing-masing siswa menghafalkan
Siswa mulai mempraktekkan tata cara memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah
siswa yang lain memperhatikan secara bergantian.
Masing-masing siswa menghafalkan bacaan memandikan, mengafani, mensholatkan
jenazah.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi
Siswa mengulangi mempraktekkan tentang tata cara memandikan, mengafani,
mensholatkan jenazah.
Siswa mengulangi bacaan tentang memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah dan
menampilkannya.
Siswa mempraktekkan secara Perorangan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
Guru bersama siswa saling memberikan pemahaman yang sama terhadap materi tentang
tata cara memandikan jenazah.
60
Alat/Sumber Belajar:
1. Buku paket PAI kelas XI
2. Buku panduan paket penyelenggaraan jenazah
3. Alat-alat praktek (demontrasi) tentang jenazah
Penilaian :
Indikator Teknik penilaian Bentuk instrumen Instrumen/ soal
pencapaian target
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menyiapkan bahan-bahan/ alat yang digunakan dalam proses memandikan, mengafani
jenazah seperti tempat menidurkan jenazah, air, sabun, sarung tangan, kain kafan, ember,
kapas,
Guru mempraktek memandikan,mengafani, mensholatkan jenazah.
Guru memberikan contoh dahulu, siswa memperhatikan sesuai dengan urutan tata cara
memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah dengan baik dan benar.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Siswa mengulang kembali tata cara memandikan,mengafani, mensholatkan jenazah,
dengan baik dan benar.
Siswa menghafal bacaan niat memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah, kemudian
menampilkan bacaanya.
Siswa langsung mempraktekkan tata cara memandikan, mengafani, mensholatkan
jenazahnya, secara bergantian dan dan bimbing.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru tanya jawab tentang materi yang baru dipelajari
Guru bersama siswa saling memberikan pemahaman yang sama terhadap materi tentang
tata cara memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah.
guru memberikan kesempatan bertanya untuk siswa yang benar-benar belum memahami
tentang materi memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang tata cara
memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah.
guru dan siswa bersama-sama membuat hasil kesimpulan kegiatan belajar.
guru memberikan tugas kepada siswa untuk dapat mengulanginya lagi dirumah.
penutup/ doa.
63
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi:
Guru dan siswa memulai kegiatan dengan membaca doa.
Mengecek kehadiran siswa dan memberikan arahan.
Melakukan tadarus bersama, surat-surat yang telah dihafal siswa.
Memberikan motivasi agar siswa semangat menerima pelajaran kembali.
Guru memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan dan
menjelaskannya kompetensi yang akan dicapai dari proses pembelajaran
penyelenggaraan jenazah pada bab memandikan jenazah.
Guru menjelaskan tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi.
2. Kegiatan Inti.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
Siswa mulai memperaktekkan tata cara memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah
siswa yang lain memperhatikan secara bergantian.
Masing-masing siswa menghafalkan bacaan memandikan, mengafani, mensholatkan
jenazah
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi
Siswa mengulangi mempraktekkan tentang tata cara memandikan, mengafani,
mensholatkan jenazah.
Siswa mengulangi bacaan tentang memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah dan
menampilkannya.
Perorang siswa memperaktekkannya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
Guru bersama siswa saling memberikan pemahaman yang sama terhadap materi tentang
tata cara memandikan jenazah.
guru memberikan kesempatan bertanya untuk siswa yang benar-benar belum memahami
tentang materi memandikan jenazah.
64
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang tata cara
memandikan jenazah.
guru dan siswa bersama-sama membuat hasil kesimpulan kegiatan belajar.
guru memberikan tugas kepada siswa untuk dapat mengulanginya lagi dirumah.
penutup/ doa.
Pertemuan ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan motivasi:
Guru dan siswa memulai kegiatan dengan membaca doa.
Mengecek kehadiran siswa dan memberikan arahan.
Melakukan tadarus bersama, surat-surat yang telah dihafal siswa.
Memberikan motivasi agar siswa semangat menerima pelajaran kembali.
Guru memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan dan
menjelaskannya kompetensi yang akan dicapai dari proses pembelajaran
penyelenggaraan jenazah
Guru menjelaskan tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
masing-masing siswa menghafalkan.
Siswa mulai memperaktekkan tata cara memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah
siswa yang lain memperhatikan secara bergantian.
Masing-masing siswa menghafalkan bacaan memandikan, mengafani, mensholatkan
jenazah.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi
Siswa mengulangi mempraktekkan tentang tata cara memandikan, mengafani,
mensholatkan jenazah.
Siswa mengulangi bacaan tentang memandikan, mengafani, mensholatkan jenazah dan
menampilkannya.
Perorang siswa memperaktekkannya.
65
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
Guru bersama siswa saling memberikan pemahaman yang sama terhadap materi tentang
tata cara memandikan jenazah.
guru memberikan kesempatan bertanya untuk siswa yang benar-benar belum memahami
tentang materi memandikan jenazah.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang tata cara
memandikan jenazah.
Guru dan siswa bersama-sama membuat hasil kesimpulan kegiatan belajar.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dapat mengulanginya lagi dirumah.
Penutup/ doa.
Alat/Sumber Belajar:
1. Buku paket PAI kelas XI
2. Buku panduan paket penyelenggaraan jenazah
3. Alat-alat praktek (demontrasi) tentang jenazah
Penilaian :
Indikator Teknik penilaian Bentuk instrumen Instrumen/ soal
pencapaian target
Artinya “ dari ummu atiyah r.a. nabi saw. Datang kepada kami sewaktu kami
memandikan putri beliau, kemudian beliau bersabda, mandikanlah ia tiga kali atau lima
kali atau lebih, kalu kamu pandang lebih baik dari itu, dengan air serta daun bidara dan
basuhlah yang terakhir dengan dicampurkan air kapur barus”( HR Bukhari dan
Muslim).
7. Setelah diwuduhkan dan terakhir disiram dengan air dicampur kapur barus, daun bidara,
wewangian yang lainnya agar berbau harum. Air untuk memandikan jenazah hendaknya
air biasa yang suci dan mensucikan, kecuali dalam keadaan darurat.
8. Dikeringkan dengan kain atau handuk.
B. Tata Cara Mengafani Jenazah
1. Siapkan perlengkapan untuk mengafani yaitu sebagai berikut:
- kain kafan 3 helai untuk laki-laki dan sesuai dengan ukuran panjang badanya. Kain
kafan 5 helai untuk perempuan dan sesuai ukuran panjang badannya
- Kapas secukupnya
- Bubuk cendana
- wangi
2. Cara mengafani
a. Kain kafan untuk mengafani jenazah paling sedikit satu lembar yang dapat
dipergunakan untuk menutupi seluruh tubuh jenazah, baik laki-laki atau wanita.
Akan tetapi jika mampu disunnahkan bagi jenazah laki-laki dikafani dengan tiga
lapis tanpa baju dan sorban. Masing-masing lapis menutupi seluruh tubuh jenazah
laki-laki
b. Cara memakai kain kafan untuk jenazah tersebut ialah kain kafan itu dihampar
sehelai-sehelai dan ditaburkan haruman-haruman seperti kapur barus dan sebagainya
diatas tiap-tiap lapis itu. Jenazah kemudian diletakkan diatas hamparan kain tersebut.
Kedua tangannya diletakkan diatas dadanya dan tangan kanan berada diatas tangan
kiri. Hadist Nabi Muhammad SAW
artinya : dari Aisyah r.a bahwa rasulullah SAW dikafani dengan tiga kain putih
bersih yang terbuat dari kapas dan tidak ada didalamnya baju maupun sorban.”
( HR Bukhari dan Muslim).
c. Adapun untuk jenazah wanita disunahkan untuk dikafani lima lembar kain yaitu
kain basahan , baju, tutup kepala, dan kain yang menutupi seluruh tubuhnya.
68
Artinya: "Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai
(imam/makmum) hanya karena Allah Ta'ala."
perut, kemudian membaca surat fatiha ( tidak membaca surat yang lain). Setelah
membaca fatiha terus takbir membaca “ Allahu Akbar”
b. setelah takbir yang kedua, terus membaca sholawat atas nabi sebagai berikut
artinya : Ya Allah berilah shalawat atas Nabi dan atas keluarganya, sebagaimana
Tuhan pernah memebari rahmat kepada Nabi ibrahim dan keluarganya, dan
limpahilah berkah atas nabi muhammad dan para keluarganya sebagaimana Tuhan
pernah membarukan berkah kepada nabi Ibrahim dan para keluarganya. Diseluruh
alam ini Tuhanlah yang terpuji yang maha mulia”.
d. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa sebagai berikut
Artinya “ Ya Allah ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterahkan ia dan
ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah
tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air salju dan embun. Bersihkanlah ia
dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan
gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan
gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang
dahulu, dan hindarkanlah ia dari siksa kubur, dan azab api neraka.
Keterangan:
Jika mayit perempuan lafazh lahu menjadi lahaa dan seterusnya.
e. Setelah takbir ke empat, membaca doa sebagai berikut:
Artinya : Ya Allah janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami, dan
jamganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya dan ampunilah kami dan
dia, dan bagi saudara-saudara kita yang mendahului kita dengan iman, dan
janganlah Engkau menjadikan gelisah dalam hati kami dan bagi orang-orang yang
beriman. Wahai Tuhan kami, sesunggunya Engkaulah maha pengampun dan
penyayang”.
f. Kemudian selesai memberi salam sambil memalingkan muka ke kanan dan ke kiri
dengan ucapan sebagai berikut:
Artinya: “ Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.