Anda di halaman 1dari 4

Allah Tau Kamu Kuat

"Keterbatasan bukan penghalang meraih kesuksesan"

Rehan masih berumur 13 tahun harus terbaring lemas di kamarnya karena baru
saja pulang dari Rumah Sakit akibat kecelakaan dan terkena cidera patah tulang
kemarin, akibatnya kaki Rehan harus di operasi dan tidak bisa berjalan bebas
terlebih dahulu.

"Ya Allah aku bosen, kenapa harus aku yang menerima semua ini aku cape ga bisa
ngapa-ngapain".

Sang ibu datang untuk membawakan makanan dan obat sekaligus menemani
Rehan yang sendirian berada di kamar.

"Nak ayo makan terus minum obat biar kamu cepat sembuh ya, nanti bisa sekolah
sama main lagi".

Rehan diam tak menjawab, ia hanya menoleh ke arah ibunya dan mengangguk. Ia
tampak tak bersemangat karena keadaan nya yang seperti itu, ibunya turut
prihatin kepada Rehan anaknya sehingga dia mengobrol untuk menghibur Rehan.

"Nak jangan terlalu dipikirkan soal kaki mu ini pasti nanti akan sembuh dan kamu
bisa berjalan dan lari".

"Tapi kapan bu? Aku cape sudah 3 hari aku tidak keluar rumah, sekolah, main
sama teman di luar. Rehan cuman tidur di kasur tidak boleh bergerak kemana
mana".

"Nak Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya
sehingga kamu harus kuat dan ikhtiar kepada Allah nak".

Rehan diam tak menjawab, ia lebih memilih untuk tidur di ranjang nya sedangkan
ibunya memilih pergi untuk membiarkan anaknya tenang beristirahat.
Keesokan harinya waktu Rehan untuk melakukan check up rutin seminggu sekali
di poli orthopedi spesialis tulang, Rehan hanya diam sambil terus memandangi
kakinya yang patah sedangkan ibunya mengurus administrasi. Antriannya sangat
panjang, Rehan bersama ibunya duduk bersebelahan di kursi tunggu bersama
pasien lainnya, saat antrian mulai dipanggil Rehan melihat sekitar dan
menemukan banyak sekali pasien yang memiliki kasus yang sama seperti dirinya,
bahkan jauh lebih parah.

"Ibu, itu bapak yang duduk di ujung kenapa kakinya tinggal sebelah?"

"Ohh itu adalah salah satu pasien disini nak, kalau ujung kakinya kenapa ibu tidak
tau. Kenapa nak?"

"Kok bapak itu kuat ya bu, aku aja yang patah tulang sedihnya minta ampun"

"Karena bapak itu ikhtiar dan ikhlas dengan apa yang telah di alami nya nak, jadi
kita harus bersabar dan ikhlas melewati semua ini"

Antrian semakin sedikit dan waktunya Rehan untuk masuk ke ruang pemeriksaan,
dengan bantuan ibu mendorong kursi roda Rehan melihat sekitar mulai dari
perawat, orang berjalan dan ruangan yang ia lewati. Saat masuk ke ruang
pemeriksaan ia langsung di sambut senyum ramah perawat.

"Hai selamat pagi adek Rehan! mau chek up rutin ya? ayo sini masuk dokter Aldo
sudah menunggu"

Saat mengikuti perawat, Rehan takut karena kakinya akan di cek lagi dan dia takut
hasilnya akan buruk. Saat sudah bertemu dengan dokter Aldo ia langsung
menyapa dengan senyum yang membuat dia semakin keren dan tampan

"Selamat pagi adek, chek up rutin nih adek Rehan bagaimana kabarnya dek?
Apakah masih sakit?" Dokter Aldo

"Sudah tidak terlalu nyeri dok tapi masih sakit, kapan aku sembuh ya? cape dok
kalau harus kayak gini terus" Rehan
"Hus gaboleh bilang cape ataupun ingin nyerah ya dek, ini masih patah tulang
ringan dan pasti akan sembuh secara cepat apalagi adek masih muda tulangnya
cepat berkembang" Dokter Aldo

"Iyasih dok tapi aku pengen cepet main bareng temen temenku lagi, mereka
kemarin sudah membuat perahu keren banget dan aku pengen ikut main" Rehan

"Em yaudahh insyaallah 3 atau 4 bulan lagi adek sembuh, tapi adek harus minum
obat secara rutin dan nurut kata dokter sama ibu kamu ya!" Dokter Aldo

"Ayo dek sini paman dokter periksa, kalau sakit bilang ya" Dokter Aldo

Perban yang membalut bekas jahitan milik Rehan di buka dan di ganti oleh dokter
Aldo untuk di ganti dengan yang baru.

"Ah gimana dek enak ga sudah di ganti perbannya?" Dokter Aldo

"Enak dok lebih lega tapi aku pengen cepet sembuh dok, aku jadi males mau
belajar karena biasanya belajar bareng temen" Rehan

"Dek Rehan mau dokter tunjukkan anaknya dokter ga?" Dokter Aldo

"Kenapa dok? Boleh boleh" Rehan

Menunjukkan foto anak dokter Aldo yang sekarang terkena lumpuh kaki kanan
yang sedang memeluk piala penghargaan, ia duduk di kursi roda bersama dokter
Aldo dan istrinya

"Lihat ini namanya Naya, dia anak yang paling dokter sayangi tapi dia terkena
patah tulang paha kanan juga tapi dia terkena penyakit saraf kaki sehingga dia
tidak bisa berjalan walaupun tulangnya sudah menyatu. Dia berusaha dek Rehan,
memang awalnya dia malas dan menyerah tapi dia sadar kalau dia harus menjadi
generasi emas bangsa dan mampu membanggakan orang tua nya sehingga dia
belajar semakin giat, dan di foto ini dia sedang memeluk piala juara 1 olimpiade
sains tingkat provinsi mewakili kota kita. Apa kamu masih mau menyerah dengan
keadaan dek?" Dokter Aldo
Rehan terdiam, dia ikut merasakan bagaimana menjadi seorang Naya yang jauh
lebih parah tapi dia berhasil menjadi generasi bangsa yang hebat dengan segala
keterbatasannya. Rehan menangis, dia menyesal telah mengeluh dan pasrah
terhadap keadaan.

"Seharusnya aku harus berusaha sembuh ya dok, aku harus kuat, sabar, kuat dan
ikhlas menjalani semua ini".

Tiba tiba ibunya datang dan memeluk anaknya dari belakang.

"Alhamdulillah nak kamu mengerti kenapa Allah memberikan ujian hidup ini
kepada kita, Allah tau kamu pasti kuat dan anak ibu jelas seorang pahlawan bagi
ibu dan orang lain. Tetap semangat ya nak jangan pernah menyerah dengan
keadaan karena akan ada selalu ibu di sisimu yang selalu menjadi pelita di gelap
gulita mu".

Akhirnya Rehan menyadari bahwa Allah maha adil dan pasti ada hikmah dibalik
semua ini.

Anda mungkin juga menyukai