Anda di halaman 1dari 2

780Km Far Away

Apakah di dunia ini semua harus sesuai dengan ekspektasi orang lain? Mengapa mereka
tidak memikirkan perasaan ku? Ahh sudahlah lebih baik aku tidak memikirkan itu semua,
Hai!. Aku Nael alexandra lee seorang siswi dari salah satu sekolah di Jakarta aku berusia 17
tahun, kini aku duduk di bangku 3 SMA sehari-hari aku selalu didampingi sahabatku Ara.
Arabella nalinda abigail ia adalah orang yang selalu ada untuk ku tidak perduli dalam
keadaan apapun ia selalu disampingku. Mungkin hidup tidak selalu seperti yang kita
inginkan? 780km far away. Jika aku tidak pergi dari Surabaya aku sudah menyerah dengan
semua ini. 3 Tahun yang lalu aku adalah seorang yang selalu dikucilkan ya tidak heran sih
mengapa aku sering diperlakukan tidak pantas, saat kelas 1 SMP kedua orang tua ku
memutuskan untuk berpisah, karena ekonomi disaat itu aku sungguh bingung “apa yang
harus aku lakukan?” aku harus menjaga adikku Reva lee, ia masih kecil dan tidak memahami
kondisi saat ini. Aku harus menjaga mama, karena pasti mama sangat merasa sedih atas
perpisahan ini, setiap hari Mama selalu menangis dan aku harus menenangkan beliau. Tentu
karena ekonomi aku harus pindah sekolah, di sekolah baruku aku tidak memiliki teman
mungkin karena mereka merasa aneh dengan ku? aku selalu dibully karena berat tubuhku
dan keluargaku, karena itu semua aku takut berkenalan dengan orang lain suatu hari kakak
kelasku mengajak untuk pergi ke kantin ia adalah ketua osis atau terkenal sebagai Dareen
Adrian dia adalah seorang yang aku kagumi..apakah aku menyukai dia? Ah… sudahlah
mustahil aku suka dengan kak Dereen, eh! Apa yang sedang aku pikirkan. Tapi mengapa kak
Dareen ingin mengajak aku ke kantin? Apakah aku membuat suatu kesalahan? Duh!
Mengapa aku memikirkan semua itu aku jadi tidak konsen mengerjakan tugas!
Selesai istirahat Kalila memarahiku “Heh tengkorak! Mana tugas gue yang kemarin?” ucap
Kalila, “maaf kak Nael lupa membawanya karena terburu-buru” “gak guna loe bisanya apa“
“berani loe mukul Nael? awas aja loe” ucap Dareen. Mengapa kak Dareen melindungi ku?
Baru kali ini ada orang yang melindungi aku. “Hei jangan termenung, jadi ke kantin bareng
aku gak?” “eh iya kak, oh ya kak terimakasih ya udah bantuin Nael tadi” “santai” mereka
pun jalan ke kantin bersama, apakah aku salah menerima ajakkan kak Dareen ke kantin
bareng? “El kamu mau apa? Biar aku yang membayar makanan mu” “eh! Tidak usah kak
Nael bawa uang kokk” “huuusss udah biar aku aja yang membayar” “terimakasih banyak ya
kakk”, Ibu kantin pun tersenyum melihat mereka berdua. Cewek-cewek yang menyukai kak
Dareen mereka memberitahu Nael “hah! Bagaimana mungkin si tengkorak itu bisa bersama
kak Dareen! gak tahu diri sekali dia, awas aja kalau loe sendirian ” “huhh!! Mangkanya udah
tau jelek gak punya temen sok-sokan bareng kak Dareen!” segrombolan cewek-cewek
tersebut pun mengintrogasi Nael “El kamu mau duduk dimana? Makanannya biar aku aja
yang bawa” “Nael ikut kakak aja , oh ya kakak tidak makan bareng dengan teman–teman?”
“oh mereka, Tuh di deket Ibu kantin aku meminta izin kepada mereka untuk hari ini makan
dengan mu” tanpa aku sadari aku terseyum. “haha kamu sangat lucu, sini duduk di
sebelahku” “ih! Lucu dari mana jangan bohong deh!” “sudah-sudah makan dulu keburu jam
istirahat selesai”
Istirahat pun selesai, “El ayok ku antar kamu ke kelas” “eh! Iya kak aku bisa sendiri kok”
“gapapa El sama aku ajaa, toh kelas kita sejalur” “okeh kak.” “oh ya El, kamu mau engga
nanti pas selesai sekolah ke tempat aku sama temen-temen?” “loh.. Nael ngapain kak nanti?
Apa teman kakak memperbolehkan?” “boleh dong, nanti Aku antar kamu pulang yah
sekalian bareng nanti” “ohh okey kak, Nael masuk ke kelas dulu yah.” “yaa, semangat El”
aku pun memikirkan apakah dia harus mengikuti ajakan kak Dareen? Tapi ini terasa sangat
aneh mengapa aku memilili firasat buruk? “Nael kamu ngapain nak? Ayo masuk ke kalas “
“eh iya Bu” kini sudah waktunya pulang aku pun bersiap siap untuk pulang dan keluar dari
kelas, tetapi di taman aku melihat kak Dareen mempertawakan sesuatu dengan teman-
temannya. “Bodo sekali Nael itu, ternyata gampang juga ya membodoh – bodohi dia” ucap
kak Dareen “duh kenapa harus Nael sih? Kan terlalu gampang untuk di jadikan taruhan”
akupun merasa kecewa dan sedih kepada kak Dareen, kak Dareen pun menyadari bahwa
aku telah mendengar semuanya dan mengejar ku. Singkat cerita seminggu kedepan akupun
mulai di benci semua orang di sekolahku, karena teman–teman kak Dareen membuat rumor
yang tidak benar dengan aslinya, setiap hariku jalani dengan sangat berat mulai aku di caci
maki, di pukuli, dan diprundungi . tentu aku merasa sangat tertekan di fase ini dan
untungnya Mama memutusan untuk pindah pekerjaan di bandung, 1 hari sebelum aku
pindah ke bandung teman-teman kak Dareen datang kepadaku dan mengejekku “loe pindah
dari kota ini bukan berarti semua masalah lu selesai, awas aja ya gue sumpai loe gak akan
pernah yerwujud cita-cita loe. Inget ya loe itu gak pinter gak usah sok-sokan mau jadi
dokter, ranking loe aja jauh di bawah gue, jangan berharap bisa lebih pinter dari gue”.
Tetapi kata–kata tersebut adalah motivasiku untuk lebih belajar dengan giat agar cita-citaku
tercapai. Untungnya sekarang aku di bandung hidup mulai berubah, aku memiliki teman
yang baik, selalu mendapat ranking 1, pintar diberbagai pelajaran, dan memenangkan
banyak lomba olimpiade. Pesanku sih jangan pernah menganggap remeh orang yang di
bawahmu, tetapi ajarkanlah mereka agar bisa seperti mu, orang yang memiliki pikiran yang
pintar tetapi sifat yang buruk percuma saja toh tidak tentu kedepannya dia akan menjadi
orang yang sukses. Maka dari itu, jangan lah menyerah untuk menuntut ilmu agar cita-cita
yang kita ingin wujud kan, apa yang orang lain bicarakan tentang kita mungkin ada benarnya
tetapi kita juga harus memperbaiki diri agar sifat atau hal tersebut hilang dari kita, jadilah
orang yang baik meskipun itu dari sifat kita dan hati kita dan jadilah orang yang bermanfaat
baik bagi teman, lingkungan, agama dan bangsa yang kita cintai dan banggakan ini.

Anda mungkin juga menyukai