Anda di halaman 1dari 3

KASUS

Ny. E usia 50 tahun di rawat di RS Soedarso Pontianak karena penyakit Diabetes Melitus
yang tak kunjung sembuh. Penyakit yang dideritanya selama 4 tahun semakin lama semakin parah.
Beliau dibawa ke RS karena beberapa waktu lalu kaki kanannya terkena pecahan kaca dan lukanya
tidak lekas sembuh.

Ny. E sudah ddirawat selama dua minggu, Ny. E mendapat perawatan yang baik dari RS.
Namun Ny. E mengatakan bahwa beliau sudah bosan dengan penyakit yang dideritanya selama
ini. Ini membuat Ny. E sangat terpukul dan ingin mengakhiri hidupnya. Setelah diatanya perawat,
Ny. E mengatakan bahwa beliau malu dengan keadaan yang dialami dan beliau merasa Lelah
denga napa yang dihadapinya.

Ini membuat perawat harus mencari cara agar Ny. E tidak lebih terpuruk dengan
keadaannya. Dengan komunikasi terapeutik perawat yakin bahwa Ny. E akan merasa ada yang
memperhatikan dan akan menarik diri untuk tidak memikirkan hal-hal yang kurang baik. Dengan
begitu, perawat menasehati NY.E sehingga Ny. E mau untuk bersabar dan menerima keadaan yang
beliau alami saat ini.

Percakapan Antara Perawat Dan Pasien

“Pada pagi hari seorang ibu paruh baya bernama Ibu Eni yang berumur 50 tahun sedang tidur. Dia
mempunyai penyakit diabetes melitus. Beliau merasa hidupnya tidak berguna lagi dan merasa
malu dengan keadaannya saat ini. Namun, perawat memberi pengertian bahwa semua penyakit
pasti ada obatnya”.

P : selamat pagi Bu (perawat berhadapan dengan klien)

Ny.E : selamat pagi Suster …

P : perkenalkan, nama saya Erlin (sambal berjabat tangan). Maaf sebelumnya, kalua boleh
tau nama ibu siapa?

Ny.E : ibu Eni sus.

P : bagaimana kabar ibu Eni hari ini ? apakah tidur tadi malam nyenyak ?

Ny.E : baik suster, alhamdulillah tidur saya tadi malam cukup nyenyak.
P : kalua boleh tau, kenapa ibu Eni memalingkan muka setiap bertemu saya? Apakah ibu Eni
mau bercerita tentang masalah yang terjadi pada ibu ? saya akan meluangkan waktu buat
ibu dan siap untuk mendengarkan keluhan ibu.

Ny.E : bagini sus, saya malu dengan keadaan saya saat ini (sambil menangis)

P :(perawat mendengarkan dengan penuh perhatian)

Kenapa ibu Eni malu dengan keadaan ibu saat ini ? bukankan kemarin saya sudah
menjelaskan kepada ibu agar ibu tetap bersabar? insyaAllah, ibu akan diberi kesembuhan.

Ny.E : pokoknya saya malu sus, saya ingin mati saja (menangis) saya malu dengan keadaan saya
ini karena saya tidak bisa seperti orang lain yang dengan mudah berkumpul, sedangkan
saya tidak bisa.

P : ibu Eni, saya mengerti denga apa yang ibu rasakan saat ini. Tetapi,ibu Eni tidak perlu
malu dengan keadaan ibu sendiri, dengan ibu lebih sabar dan tegar ibu pasti akan bisa
menjalani semua ini. (perawat berusaha menjelaskan). “ibu Eni pun terdiam sejenak. Lalu
perawat memberikan tambahan informasi untuk memfasilitasi klien dalam menganmbil
keputusan”.

P : ibu Eni, dengan pengobatan yang ibu jalani sekarang dan dengan kesabaran ibu, itu akan
membantu ibu untu menyembuhkan penyakit ibu. (perawat memberikan kesempatan
kepada klien untuk memulai pembicaraan)

Ny.E : tapi sus, saya merasa hidup saya sudah tidak berguna lagi. Lihatlah sus, kaki saya
(menunjukkan kakinya sambil menangis)

P : ibu…ibu tenang dulu, semua penyakit pasti ada obatnya, tapi obat itu tak aka nada
gunanya jika kita juga tidak berniat dari hati bahwa kita bisa sembuh. Banyak orang diluar
sana yang masih membutuhkan bantuan ibu.

Ny.E : (menghela nafas) baik sus, saya akan berusaha sabar dan tegar, suatu saat nanti pasti
penyakit saya ini akan sembuh.

P : (perawat tersenyum kepada bu Eni)


Keputusan yang sangat baik ibu, mudah-mudahan anda cepat sembuh dan dapat
beraktifitas seperti biasanya.

Ny.E : terimakasih sus atas motivasi yang anda berikan

P : sama-sama ibu Eni

Ny.E : yang terpenting saya akan selalu berdoa untuk kesembuhan saya, jika nanti takdir berkata
lain, saya sudah siap menerimanya sus.

P : iya ibu,,, semua itu sudah di atur sama Allah dan kita harus bisa menerimanya.

Ny.E : baik sus…

Ibu Eni pun telah menyadari bagaimana keadaan yang dia alami, dan beliau berusaha untuk
menerimanya.

Kesimpulan dari percakapan diatas adalah untuk menjalin suatu hubungan yang saling percaya,
maka perawat membutuhkan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik ini berguna untuk
mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada
pertumbuhan klien. Pada pasien yang mengalami penyakit kronis ini, perawat harus lebih bisa
bersabar untuk menuntun pasien agar keluar dari keadaan yang bisa menurunkan semangatnya
untuk hidup.

Anda mungkin juga menyukai