Anda di halaman 1dari 15

Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

ELEKTRONIKA DASAR SEMESTER 3

NAMA PRAKTIKAN : RAUDHATUL FATHYA


KELOMPOK :6
KELAS : EC3D
DOSEN : Drs.SYAFRIZALSYARIEF,S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

NEGERI JAKARTA

2020

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone

TUJUAN

Ketika anda sudah menyelesaikan job ini diharapkan akan :

▪ Memahami efek dalam sensitivitas sebuah rangkaian jembatan


wheatstone yang divariasikan oleh parameter berikut:
Resistansi dari lengan rasio
Lengan rasio Sumber
tegangan Impedansi
lengan detector

KOMPETENSI

Sebelum memulai job ini anda harus :

▪ Mengerti teori dan cara penggunaan Jembatan Wheatstone pada


Tugas 2

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

PENDAHULUAN
Pada percobaan 2, perhitungan untuk menyeimbangkan Jembatan Wheatsone
telah diketahui. Perhitungannya selalu benar tak peduli berapapun nilai R1 dan R2 ,
dan tak peduli berapapun sumber tegangannya.

Pada percobaan 2 juga faktor-faktor yang menentukan ketepatan pengukuran pada


jembatan wheatstone juga telah didiskusikan, dan itu ditentukan oleh sensitivitas
AVO meter. Sesungguhnya, semakin besar sensitivitas maka semakin kecil arus
out-of-balance yang melalui AVO meter yang dapat diukur.

Pertama kita definisikan bahwa “sensitivitas” berhubungan dengn Jembatan


Wheatsone. Apa yang kita cari adalah perubahan besar pada AVO meter untuk
perubahan kecil pada Resistansi standar.

Sensitivitas rangkaian jembatan mungkin dapat didefinisikan sebagai perubahan


harga dari sebuah pengukuran arus dengan perubahan yang kecil dari resistansi
standar tentang pengaturan kesetimbangan.

Dengan memberikan sebuah AVO meter, kita dapat menentukan sensitivitas dan
akurasi dari sebuah pengukuran jika ada sesuatu yang ditambahkan pada
rangkaian jembatan itu sendiri.

Parameter rangkaian jembatan yang dapat divariasikan adalah :


Resistansi dari lengan rasio
Lengan rasio
Resistansi pada pengukuran
Sumber tegangan
Pertama kita buat agar lengan ratio,muatan dan sumber tegangannya menjadi
konstan. Dan temukan efek resistansi yang terjadi pada lengan. Pada percobaan ini
kita gunakan resistor 1KΩ untuk Rx

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

PRAKTEK 3.1
Efek pada Resistansi
Nilai LengaN Rangkai rangkaian seperti pada gambar 4.3.1.

CATATAN : Tak banyak jenis resistor yang dapat digunakan untuk rangkaian
ini. Untuk menghindari kerusakan, jangan mengurangi nilai resistansi dibawah
spesifikasi yang ditentukan.

Gambar 4.3.1 Jalur Jembatan Wheatstone

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Dalam rangkaian jembatan wheatstone atur switch SW1 dan SW5 ‘in’ dan switch
selain itu ‘out’. Hal ini dapat mengatur R1 dan R2 pada 100 .

Atur potensiometer pada operasional amplifier menjadi nol dan nyalakan power
supply agar rangkaian ini bekerja dengan baik..

Atur tegangan dc hingga kira-kira mencapai nilai 10V


Setimbangkan rangkaian jembatan dan catat perubahan Rs pada tabel fig 4.3.2

Tambahkan perubahan Rs menjadi 100Ω (100%) dan catat arus out-of-balance


yang mengalir melalui AVO meter

Atur nilai Rs menjadi bertambah hingga 100 . Baca hasil yang tertera pada AVO
meter dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.

R1 = R2 Rs saat Seimbang Arus Out of Balance


(Ω) (Ω) ( μA )
100Ω 991 155

1KΩ 996 121

10KΩ 993 38

100KΩ 990 5

Fig 4.3.2 Hasil yang dicatat

Rubah nilai R1 dan R2 menjadi 1kΩ dengan mengatur SW2 dan SW6 ‘in’ dan
switch selain itu ‘out’. Ulangi langkah kerja penyetimbangan diatas dan tentukan
nilai 10% dari out-of-balance sebelumnya.

Baca hasil yang tertera pada AVO meter dan catat hasilnya pada tabel yang telah
disediakan.

Ulangi cara diatas dengan memberikan harga R1 = R2 = 10kΩ dan R1 = R2 =


100kΩ.

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Pertanyaan dan Jawaban :


Pertanyaan 3.1 Berapa nilai R1 dan R2 yang memberikan keseimbangan
paling mudah ?
Jawaban : saat R1 dan R2 sama dengan 100kΩ
Pertanyaan 3.2 Nilai berapakah yang meberikan keseimbangan paling sulit
dicari ?
Jawaban : saat resistornya senilai 100 Ω

Pertanyaan 3.3 Nilai berapakah yang memberikan arus out-of-balance


terbesar untuk perubahan 10% pada Rs ?
Jawaban : 1kΩ

Pertanyaan 3.4 Yang mana yang memberikan nilai terkecil ?


Jawaban : 100Ω

Pertanyaan 3.5 Menurut pendapatmu, antara R1 dan R2, mana yang


meberikan nilai sensitivitas terbesar untuk jembatan ?
Jawaban : Pada saat R1 dan R2 sama dengan 10kΩ

Pertanyaan 3.6 Lalu, apakah nilai yang memberikan sensitivitas terbesar itu
besar atau kecil ?
Jawaban : Yang memberikan sensitivitas terbesar yakni saat R1 dan

R2 bernilai kecil

PRAKTEK 3.2
Efek pada Resistansi
Ratio Lengan Selanjutnya, mari kita cari tahu perbedan ratio antara R1
dan R2 untuk mendapatkan sensitivitas pada rangkaian
jembatan

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Buat tabel untuk mencatat hasil analisa seperti di fig-4.3.3.

R1 R2 Rasio Rs saat Seimbang Arus Out-of-


(Ω) (Ω) (Ω) Balance
( μA )
100 Ω 1K Ω 1 : 10 100 73
1K Ω 10K Ω 1: 10 99 42
10K Ω 100K Ω 1 : 10 99 8,5
100 Ω 10K Ω 1 : 100 10 13
1K Ω 100K Ω 1: 100 10 6
1K Ω 100 Ω 10 : 1 10,1 K Ω 90
10K Ω 1K Ω 10 : 1 10,1 K Ω 60
100K Ω 10K Ω 10 : 1 10,1 K Ω 11
10K Ω 100 Ω 100 : 1 100 K Ω 7
100K Ω 1K Ω 100 : 1 100 K Ω 5
Gambar 4.3.3 Hasil yang dicatat
Rubah harga R1 menjadi 100Ω dan R2 menjadi 1kΩ. Seimbangkan Jembatan dan
catat perubahan Rs pada tabel.

Tambahkan nilai Rs menjadi 10% (10Ω) dan catat arus Out-of-Balancenya.


Catat hasilnya pada tabel juga.
Ulangi cara diatas dengan memberikan harga R1 = 1kΩ dan R2 = 100kΩ. Serta R1
= 10kΩ dan R2 = 100kΩ (Tingkatkan Rs menjadi 10% setiap kali seimbang).

Ulangi langkah kerja diatas dengan memberikan harga R1 dan R2 seperti pada
table fig 4.3.3.

Sekarang bandingkan hasil yang tertera pada AVO meter dengan rasio 1:100, 10:1
dan 100:1 sebagaimana nilai R1 dan R2 seperti pada tabel fig 4.3.3.

Pertanyaan dan Jawaban :


Pertanyaan 3.7 Diantara setiap kolom dimana R1 dan R2 pada ratio yang
sama, apakah nilai R1 dan R2 yang besar memberikan
maksimum sensitivitas atau malah minimum ?
Jawaban : Tidak, hal tersebut dikarenakan sensitivitas maksimum saat R1
dan R2 bernilai kecil

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Pertanyaan 3.8 Ratio berapakan yang memberikan sensitivitas terbesar ?.


Jawaban : Saat rationya 1 : 10

Pertanyaan 3.9 Apakah sensitivitas yang didapat saat ratio 1 : 1 (lihat fig
4.3.2) lebih besar atau lebih kecil daripada saat ratio 1 : 10
?
Jawaban : senstivitas yang didapat saat ratio 1 : 1 lebih besar

Pertanyaan 3.10 Apakah sensitivitas pada ratio 1: 10 sama dengan saat ratio
10 : 1 ?
Jawaban : tidak ada kesamaan antara sensitivitas ratio 1 : 10
dengan 1 : 1

Pertanyaan 3.11 Apakah sensitivitas saat Rasio 1 : 100 sama seperti saat
rasio 100 : 1 ?
Jawaban : sensitivitas antara ratio 1 : 100 dengan 100 : 1 tidak sama

PRAKTEK 3.3
Efek pada Resistansi
Nilai Tegangan Mari kita analisa bagaimana Sumber Tegangan ( Vs )
memengaruhi sensitivitas

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Buat tabel seperti di fig-4.3.4.

R1 R2 Vs Seimbang Arus Out-of-


(Ω) (Ω) (V) (Ω) Balance
( μA )
100 Ω 100 Ω 12 991 187
10 991 154
5 991 76

Gambar 4.3.4 Hasil yang dicatat.

Atur rasio menjadi 1:1 dengan rasio dari lengan adalah R1 = R2 = 100Ω, kemudian
setimbangkan rangkaian jembatan.
Atur sumber tegangan menjadi 12V
Tambahkan harga Rs menjadi 100Ω. Baca hasil yang tertera pada AVO meter dan
catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.

Setelah itu kembalikan kesetimbangan rangkaian jembatan dan kurangi sumber


tegangan menjadi 10V.

Tambahkan Rs menjadi 100 Ω dan catat arusnya lagi.

Terakhir, ulangi cara kerja diatas dengan merubah harga sumber tegangan menjadi
5V.

Pertanyaan 3.12 Apakah arus Out-of-Balnce berubah seiring dengan


perubahan Tegangan?
Jawaban : Ya, arus out of balance berubah seiring dengan
perubahan tegangan

Pertanyaan 3.13 Apakah sensitivitas terbesar didapat saat Vs besar atau saat
Vs kecil ?
Jawaban : sensitivitas terbesar didapat saat Vs vesar

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

PRAKTEK 3.4
Efek pada Resistansi
Resistansi Lengan Parameter terkahir yang dapat divariasikan adalah resistansi
pada lengan. Resistansi pada alat ukur biasanya dapat
dibetulkan dengn cara mengatur alat, jadi satu-satunya cara
merubah resistansi adalah dengan mengganti alat ukur itu
sendiri.

Resistansi lengan dapat secara efektif ditingkatkan dengan menambahkan dekade


resistor.
Pertanyaan 3.14 Apakah hal ini juga dapat merubah tegangan yang melalui
detector lengan ?
Periksa jawabanmu dengan menghubungkan resistor 100Ω
ke multimeter dan ukur tegangannya.
Jawaban : Ya, benar.

Pertanyaan 3.15 Dengan tegangan yang tetap dan resistansi yang


terus meningkat, apa yang terjadi pada arus yang
mengalir di detector lengan ?
Jawaban : Arus yang mengalir pada detector lengan akan
menjadi lebih sensitive saat tegangan tetap dan resistansi
terus meningkat

Pertanyaan 3.16 Apakah hal ini membuat jembatan lebih atau kurang
sensitif ?
Periksa jawabanmu dengan menghubungkan resistor 100Ω
ke multimeter dan ukur tegangannya
Jawaban :

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

RINGKASAN
Mari kita apa saja yang kita dapat:
▪ Semakin kecil resistansi lengan, semakin besar sensitivitas pada jembatan
▪ Ratio lengan terkecil adalah sensitivitas terbesar (1 : 1 yang terbaik )
▪ Semakin besar sumber tegangan, semakin besar sensitivitas
▪ Semakin kecil resistansi pada detector lengan, semakin besar sensitivitasnya

ASPEK PRAKTIKUM

Jika keakuratan dibutihkan dalam Jembatan Wheatsone, maka sensitivitas pada


jembatan menjadi faktor penting untuk dicari. Ada juga perbandingan penting
antara ‘sensitivitas’ dan ‘keakuratan’ dan keduanya tak dapat diubah. Alat
pengukuran bisa menjadi sangat sensitif tanpa harus akurat, tapi tidak bisa akurat
tanpa adanya kesensitifan.seperti dicontohkan pada 1V fsd meter, pergerakanya
memiliki suspensi yang baik dengan pergeseran yang dapat diabaikan dan
skalanya yang sangat besar ( katakanlah dengan panjang skala 20cm ). Dengan
panjang skala ini, untuk setiap pembagian skala sebesar 0,1V dapat diberi jarak
pada 20mm dan setiap pembagian 0,01V menjadi 2mm. bagaimanapun juga,
sumber tegangannya dapat diubah menjadi 1,003V sebelum pergerakan jarum
multimeter terdeteksi. Ini menghasilkan sensitivitas sebesar 2mV. Pengukuran ini
bisa menjadi sangat sensitive tapi sangat tidak akurat.

Yang dibutuhkan adalah alat ukur yang mempunyai sensitivitas tinggi untuk
contoh pertama, tapi dengan menambahkan lilitan akan menambah
keakuratannya.

Dengan rangkaian jembatan yang tidak menampilkan hasil ukur yang tepat.
Tujuannya adalh untuk mengetahui zero position. Kali ini keakurasian pada alt
ukur bukanlah masalah besar. Sekarang masalah adalah membandingkan arus
yang mengalir melalui detektornya saat switch telah terbuka dengan mengalirnya
arus zero pada alat ukur saat switch tertutup. Alat ukur yang digunakan untuk

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

detector seharusnya memungkinkan untuk memiliki sensitivitas besar agar


perbandingan arus yang kecil dapat terdeteksi.

Itu kedengarannya logis bahwa keseluruhan sensitivitas pada jembatan bergantung


pada kemungkinan untuk mendeteksi perubahan kecil arus yang mendekati Nol,
lalu semakin kecil nilai pembelokan pada skala penuh di alat ukur maka
sensitivitasnya juga akan besar. Sayangnya tidak selalu begitu, saat alat ukur
dengan nilai pembelokan skala penuh bernilai kecil maka resistansinya menjadi
bernilai tidak tetap.
Alasannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pergerakan coil fsd bergantung pada jumlah lilitan pada coil dan pergerakan
posisinya. Saan ukuran pergerakan posisinya tidak berubah, nilai pada alat ukur
sama dengan jumlah lilitan pada coil, penggandaan ini juga akan menggandakan
kumparan pada coilnya. Bagaimanapun juga, untuk mendapat dua atau lebih
putaran dalam tempat yang sama maka buatlah sifat fisik pada coil juga sama,
area pada cablenya harus dibuat menjadi setengahnya. Sama halnya dengan
melipaatgandakan putaran akan meningkatkan panjang pada wire menjadi
kelipatan dua.
Sebagai nilai resistansi dapat diberikan sebagai berikut

Jika l digandakan dan a dibuat menjadi setengahnya, maka R akan bertambah


kelipatan empat.

Seperti dirumuskan diatas, fsd proporsional pada jumlah putaran dan akan
proporsional pada akar dai resistansi pada meter. Sensitivitas pada alat ukur akan
meningkat maka resistansi dan sensitivitas pada jembatan akan dikurangi karena
bertambahnya resistansi. Nilai maksimalnya akan didapat saat daya telah
ditransfer dari jembatan menuju detector menjadi maksimum juga saat muatan
impedansi (AVO meter) sama dengan imoedansi pada sumber (Jembatan).

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran


Sensitifitas Pada Jembatan Wheatstone Percobaan 3

Aplikasi Sensitifitas Jembatan Wheatstone

Sensor dengan output perubahan


resistansi.

Laboratorium Instrumentasi dan Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai