NEGERI JAKARTA
2020
TUJUAN
KOMPETENSI
PENDAHULUAN
Pada percobaan 2, perhitungan untuk menyeimbangkan Jembatan Wheatsone
telah diketahui. Perhitungannya selalu benar tak peduli berapapun nilai R1 dan R2 ,
dan tak peduli berapapun sumber tegangannya.
Dengan memberikan sebuah AVO meter, kita dapat menentukan sensitivitas dan
akurasi dari sebuah pengukuran jika ada sesuatu yang ditambahkan pada
rangkaian jembatan itu sendiri.
PRAKTEK 3.1
Efek pada Resistansi
Nilai LengaN Rangkai rangkaian seperti pada gambar 4.3.1.
CATATAN : Tak banyak jenis resistor yang dapat digunakan untuk rangkaian
ini. Untuk menghindari kerusakan, jangan mengurangi nilai resistansi dibawah
spesifikasi yang ditentukan.
Dalam rangkaian jembatan wheatstone atur switch SW1 dan SW5 ‘in’ dan switch
selain itu ‘out’. Hal ini dapat mengatur R1 dan R2 pada 100 .
Atur potensiometer pada operasional amplifier menjadi nol dan nyalakan power
supply agar rangkaian ini bekerja dengan baik..
Atur nilai Rs menjadi bertambah hingga 100 . Baca hasil yang tertera pada AVO
meter dan catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
10KΩ 993 38
100KΩ 990 5
Rubah nilai R1 dan R2 menjadi 1kΩ dengan mengatur SW2 dan SW6 ‘in’ dan
switch selain itu ‘out’. Ulangi langkah kerja penyetimbangan diatas dan tentukan
nilai 10% dari out-of-balance sebelumnya.
Baca hasil yang tertera pada AVO meter dan catat hasilnya pada tabel yang telah
disediakan.
Pertanyaan 3.6 Lalu, apakah nilai yang memberikan sensitivitas terbesar itu
besar atau kecil ?
Jawaban : Yang memberikan sensitivitas terbesar yakni saat R1 dan
R2 bernilai kecil
PRAKTEK 3.2
Efek pada Resistansi
Ratio Lengan Selanjutnya, mari kita cari tahu perbedan ratio antara R1
dan R2 untuk mendapatkan sensitivitas pada rangkaian
jembatan
Ulangi langkah kerja diatas dengan memberikan harga R1 dan R2 seperti pada
table fig 4.3.3.
Sekarang bandingkan hasil yang tertera pada AVO meter dengan rasio 1:100, 10:1
dan 100:1 sebagaimana nilai R1 dan R2 seperti pada tabel fig 4.3.3.
Pertanyaan 3.9 Apakah sensitivitas yang didapat saat ratio 1 : 1 (lihat fig
4.3.2) lebih besar atau lebih kecil daripada saat ratio 1 : 10
?
Jawaban : senstivitas yang didapat saat ratio 1 : 1 lebih besar
Pertanyaan 3.10 Apakah sensitivitas pada ratio 1: 10 sama dengan saat ratio
10 : 1 ?
Jawaban : tidak ada kesamaan antara sensitivitas ratio 1 : 10
dengan 1 : 1
Pertanyaan 3.11 Apakah sensitivitas saat Rasio 1 : 100 sama seperti saat
rasio 100 : 1 ?
Jawaban : sensitivitas antara ratio 1 : 100 dengan 100 : 1 tidak sama
PRAKTEK 3.3
Efek pada Resistansi
Nilai Tegangan Mari kita analisa bagaimana Sumber Tegangan ( Vs )
memengaruhi sensitivitas
Atur rasio menjadi 1:1 dengan rasio dari lengan adalah R1 = R2 = 100Ω, kemudian
setimbangkan rangkaian jembatan.
Atur sumber tegangan menjadi 12V
Tambahkan harga Rs menjadi 100Ω. Baca hasil yang tertera pada AVO meter dan
catat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
Terakhir, ulangi cara kerja diatas dengan merubah harga sumber tegangan menjadi
5V.
Pertanyaan 3.13 Apakah sensitivitas terbesar didapat saat Vs besar atau saat
Vs kecil ?
Jawaban : sensitivitas terbesar didapat saat Vs vesar
PRAKTEK 3.4
Efek pada Resistansi
Resistansi Lengan Parameter terkahir yang dapat divariasikan adalah resistansi
pada lengan. Resistansi pada alat ukur biasanya dapat
dibetulkan dengn cara mengatur alat, jadi satu-satunya cara
merubah resistansi adalah dengan mengganti alat ukur itu
sendiri.
Pertanyaan 3.16 Apakah hal ini membuat jembatan lebih atau kurang
sensitif ?
Periksa jawabanmu dengan menghubungkan resistor 100Ω
ke multimeter dan ukur tegangannya
Jawaban :
RINGKASAN
Mari kita apa saja yang kita dapat:
▪ Semakin kecil resistansi lengan, semakin besar sensitivitas pada jembatan
▪ Ratio lengan terkecil adalah sensitivitas terbesar (1 : 1 yang terbaik )
▪ Semakin besar sumber tegangan, semakin besar sensitivitas
▪ Semakin kecil resistansi pada detector lengan, semakin besar sensitivitasnya
ASPEK PRAKTIKUM
Yang dibutuhkan adalah alat ukur yang mempunyai sensitivitas tinggi untuk
contoh pertama, tapi dengan menambahkan lilitan akan menambah
keakuratannya.
Dengan rangkaian jembatan yang tidak menampilkan hasil ukur yang tepat.
Tujuannya adalh untuk mengetahui zero position. Kali ini keakurasian pada alt
ukur bukanlah masalah besar. Sekarang masalah adalah membandingkan arus
yang mengalir melalui detektornya saat switch telah terbuka dengan mengalirnya
arus zero pada alat ukur saat switch tertutup. Alat ukur yang digunakan untuk
Pergerakan coil fsd bergantung pada jumlah lilitan pada coil dan pergerakan
posisinya. Saan ukuran pergerakan posisinya tidak berubah, nilai pada alat ukur
sama dengan jumlah lilitan pada coil, penggandaan ini juga akan menggandakan
kumparan pada coilnya. Bagaimanapun juga, untuk mendapat dua atau lebih
putaran dalam tempat yang sama maka buatlah sifat fisik pada coil juga sama,
area pada cablenya harus dibuat menjadi setengahnya. Sama halnya dengan
melipaatgandakan putaran akan meningkatkan panjang pada wire menjadi
kelipatan dua.
Sebagai nilai resistansi dapat diberikan sebagai berikut
Seperti dirumuskan diatas, fsd proporsional pada jumlah putaran dan akan
proporsional pada akar dai resistansi pada meter. Sensitivitas pada alat ukur akan
meningkat maka resistansi dan sensitivitas pada jembatan akan dikurangi karena
bertambahnya resistansi. Nilai maksimalnya akan didapat saat daya telah
ditransfer dari jembatan menuju detector menjadi maksimum juga saat muatan
impedansi (AVO meter) sama dengan imoedansi pada sumber (Jembatan).