Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN UJIAN PRAKTEK SEJARAH MINAT

"SEJARAH KONTEMPORER DUNIA YANG DIMULAI PADA


TAHUN 1945 YANG DIKARENAKAN PASCA TERJADINYA
PERANG DINGIN ANTARA AMERIKA DAN UNI SOVIET"

POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN

Disusun oleh :

Nama : Diah ayu sifaul kulub


Nomor : 07
Kelas : XII IPS 1

SMAN 1 KUTA UTARA


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
OM SWASTYASTU

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas rahmat,berkat serta
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas laporan ujian praktek sejarah minat dengan tepat
waktu.adapun judul dari tugas laporan ini adalah "sejarah kontemporer politik apartheid di
Afrika Selatan yang dimulai pada tahun 1945 yang dikarenakan pasca terjadinya perang dingin
Antara Amerika dan uni Soviet".
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai ujian praktek untuk memenuhi syarat
kelulusan serta agar para pembaca sekalian dapat memperoleh pengetahuan tentang sejarah
kontemporer politik apartheid di Afrika Selatan,selain itu tugas laporan ini juga dapat berfungsi
sebagai referensi bagi para siswa lain atau bagi adik-adik kelas saya.laporan ini sudah saya susun
semaksimal mungkin namun saya juga menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat nya maupun tata bahasanya,oleh karena itu ada saya dengan tangan terbuka
menerima segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca khususnya dari guru
pengajar sejarah peminatan supaya saya dapat membuat laporan lebih baik lagi kedepannya.
Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada guru sejarah minat saya yang bernama
ibu Ni Luh Ayu Astrina Ditya Ekasari,S.Pd yang telah memberikan saya pembelajaran dan ilmu
pengetahuan sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan laporan ini dengan baik.di akhir kata
saya berharap semoga hasil laporan saya tentang "politik apartheid di Afrika Selatan" dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca,sekian dan terima kasih.

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

Badung,29 Januari 2023


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................(1)
KATA PENGANTAR...................................................................................................................(2)
DAFTAR ISI.................................................................................................................................(3)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................................................(4)
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................................(5)
1.3 Tujuan laporan ........................................................................................................................(6)
1.4 Manfaat laporan ..................................................................................................................... (7)

BAB II
GAMBARAN UMUM LAPORAN
2.1 Pengertian politik apartheid .................................................................................................( 8 )
2.2 Proses berlangsungnya politik apartheid di Afrika Selatan..................................................( 9 )
2.3 Pelanggaran norma dan hak asasi manusia dari politik apartheid........................................(10)
2.4 Reaksi warga Afrika terhadap politik apartheid...................................................................(11)
2.5 Reaksi internasional terhadap politik apartheid....................................................................(12)

BAB III
HASIL
3.1 Hak asasi manusia...............................................................................................................(13)
3.2 Upaya penyelesaian politik apartheid..................................................................................(14)
3.3 Pembentukan komisi kebenaran dan rekonsiliasi................................................................(15)
3.4 Proses pencarian fakta.........................................................................................................(16)
3.5 Pengungkap kebenaran dan keadilan...................................................................................(17)

BAB IV
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................(18)

BAB V
5.1 Daftar pustaka......................................................................................................................(19)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam bahasa resmi Afrika Selatan,apartheid adalah aparte ontwikkeling yang berarti
perkembangan yang terpisah.latar belakang munculnya masalah apartheid adalah kemunculan
bangsa Eropa khususnya orang-orang Inggris yang mulai menduduki wilayah Afrika Selatan.
Pada tahun 1940, Inggris membentuk komunikasi dengan uni Afrika Selatan. Pembentukan ini
menimbulkan masalah di kemudian hari karena sikap orang-orang Inggris dan juga Belanda yang
merasa diri mereka jauh lebih tinggi derajatnya daripada penduduk asli Afrika Selatan bahkan
pemerintah saat itu melakukan pemisahan daerah antara penduduk kulit hitam dengan penduduk
kulit putih.
Belanda adalah bangsa Eropa pertama yang datang ke Afrika Selatan yang dipimpin oleh Jan
Anthony Van Riebeeck,sejak tahun 1652 Belanda menjajah Afrika Selatan untuk menguasai
sumber daya alam namun Inggris juga datang dengan tujuan yang sama hingga terjadilah perang
boer di tahun 1899 hingga 1902.saat itu Inggris menang dan mendirikan negara dengan
ketatanegaraan mereka yaitu Union Of South Africa.Inggris menyatukan wilayah Afrika menjadi
satu republik yang dipimpin oleh Hendrik Verwoerd sebagai presiden.dibawah kendali
Inggris,pemisahan ras atau politik apartheid ini berlaku sejak 1910 yang menimbulkan
diskriminasi antara kedua ras warna kulit.
Politik apartheid adalah politik pemisahan penduduk berdasarkan ras warna kulit dimana kulit
putih mendapat hak istimewa dari ras warna kulit lainnya. Berdasarkan pemisahan itu, hukum
apartheid melarang kontak langsung antar golongan ras termasuk tidak ada bagi hasil yang
merata antara orang kulit putih dengan orang kulit hitam serta adanya larangan menggunakan
fasilitas umum milik orang kulit putih bahkan di pantai-pantai Afrika Selatan dipasangi tulisan
"white person only". dibawah kebijakan politik apartheid,pemerintah Afrika Selatan menciptakan
10 homeland.penduduk kulit hitam juga tidak dapat memberikan suara untuk memilih anggota
parlemen dan Afrika Selatan.
Undang-Undang Kebijakan Apartheid yang dikutip dari Modul Sejarah Peminatan Kelas XII
yang diterbitkan Kemendikbud (2020), ideologi ini ditulis dalam undang-undang berbunyi, "the
central tenet of Apartheid was that each group should develop separately and achieve autonomy
in its area",kalimat tersebut dijabarkan ke 4 pemikiran berikut :

1. Penduduk Afrika terdiri dari empat ras yaitu ras putih, berwarna, India, dan Afrika.
2. Putih adalah ras beradab.
3. Kepentingan putih harus di atas kepentingan hitam.
4. Ras putih adalah Afrikaner berbahasa Inggris.beberapa dekade lamanya banyak
undang-undang sejenis yang membatasi aktivitas kehidupan dan hak orang Afrika Selatan yang
tidak berkulit putih.

Salah satu undang-undang pemisahan rasial yaitu ada pada larangan perkawinan campur ras
yang bermaksud menjaga ''kemurnian'' ras kulit putih.selain itu ada undang-undang pendaftaran
penduduk nomor 30 terkait mendaftarkan individu berdasarkan kelompok ras.ada juga peraturan
Group Areas Act No. 41 yang memisahkan ras-ras ke daerah pemukiman berbeda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas,maka permasalahan dalam laporan ini adalah tentang
bagaimana penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berat yakni politik apartheid
di Afrika Selatan?

1.3 TUJUAN LAPORAN


- Sebagai ujian praktek untuk memenuhi untuk memenuhi persyaratan kelulusan sekolah
- Untuk menganalisis politik apartheid di Afrika Selatan
- Untuk mencari informasi yang lebih dalam lagi mengenai politik apartheid
- Untuk menggali informasi mengenai pelanggaran apa saja yang terjadi di Afrika Selatan
akibat adanya politik apartheid
- Untuk menambah wawasan diri mengenai sejarah kontemporer dunia
- Untuk membantu pembaca dalam mendapatkan informasi mengenai politik apartheid
1.4 MANFAAT LAPORAN
Manfaat laporan ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
● Manfaat teoritis :
Laporan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu
hubungan internasional khususnya mengenai analisis proses penyelesaian pelanggaran
hak asasi manusia yang berat selain itu laporan ini diharapkan mampu memberikan
sumbangasih pemikiran dan tambahan wawasan bagi para pembaca khususnya para
pelajar yang membutuhkan referensi dalam membuat laporan.

● Manfaat praktis :
Laporan ini diharapkan mampu menjadi sebuah landasan tindakan bagi pemerintahan
Indonesia dalam upaya penegakan hukum di bidang hak asasi manusia khususnya pada
kasus-kasus rasisme yang masih banyak terjadi di Indonesia.

BAB II
GAMBARAN UMUM LAPORAN

2.1 PENGERTIAN POLITIK APARTHEID


Istilah apartheid pertama kali digunakan oleh orang-orang keturunan Belanda yang lahir di
Afrika Selatan,istilah ini mengandung arti pemisahan antara orang-orang Belanda yang berkulit
putih dengan penduduk Afrika Selatan atau negro yang berkulit hitam.melalui pengaturan
masyarakat di bidang sosial budaya,politik dan militer serta ekonomi apartheid akhirnya menjadi
kebijaksanaan politik pemerintahan Afrika Selatan.

2.2 PROSES BERLANGSUNGNYA POLITIK APARTHEID DI


AFRIKA SELATAN
Pada perkembangannya, Partai Nasional Afrika secara resmi memperkenalkan politik Apartheid
pada 1948.anggota partai ini berasal dari etnis kulit putih keturunan Belanda (Afrikaner) yang
menguasai politik dan pemerintahan di Afrika Selatan.Partai Nasional Afrika berhasil
memenangkan pemilu pada tahun 1948 dan mendirikan rezim Apartheid.rezim ini
mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai negara kulit putih dan kelompok ras lain selain kulit
putih tidak memiliki hak-hak politik dan warga negara penuh.

Dalam buku Sejarah Afrika (2016) karya Darsiti Soeratman,rezim Apartheid memberlakukan
diskriminasi terhadap kaum kulit hitam Afrika Selatan melalui hukum negara.dalam hukum
tersebut,terdapat pembagian ruang hidup antara ras-ras di Afrika Selatan.golongan kulit putih
memperoleh 87 persen wilayah Afrika Selatan sedangkan kaum kulit hitam hanya mendapat 13
persen.diskriminasi kebijakan juga terjadi di bidang pendidikan, sosial dan budaya.bahkan
Perdana Menteri Afrika Selatan, Hendrik F Verwoerd menyebutkan bahwa sebuah kesalahan
besar jika masyarakat Afrika Selatan hidup dalam kesetaraan dan persamaan hak.

Kebijakan rasial, inti dari apartheid menurut Tony beamond dalam bukunya "South Africa after
siege" adalah that is a group should develope separately and autonomy in is area yang artinya
adalah setiap kelompok harus membangun dirinya secara terpisah dan harus mencapai otonom
daerah masing-masing.hal ini dijabarkan dalam empat hal yakni; dalam stratifikasi penduduk
dengan urutan kulit putih, kulit berwarna (campuran), keturunan Asia.

Pemikiran ideologis apartheid seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya melandasi
group areas act pada tahun 1950. Tempat tinggal dipisahkan berdasarkan stratifikasi ras yang
ada. Orang-orang kulit hitam banyak yang tinggal di daerah perbatasan Utara hingga perbatasan
Timur Afrika Selatan. Bagi orang-orang kulit hitam yang berada di luar daerah lebih dari 72 jam
tanpa izin khususnya dari notif labour officer maka mereka akan dipenjara.

Di daerah kulit hitam,pembagian daerah kemudian dilakukan berdasarkan kelompok etnis yang
ada daerah-daerah tersebut kemudian disebut dengan homeland atau tanah air atau Bantustans
(daerah orang bantu) dan Venda daerah-daerah tersebut hanya 14% dari wilayah Afrika Selatan
dan diperuntukkan bagi 72% orang bantu yang ada karena bersifat otonomi di homeland tidaklah
baik. Sumber daya di daerah tersebut juga tidak banyak sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat,belum lagi pertumbuhan penduduk yang kian banyak setiap tahunnya membuat
homelands menjadi padat dan kumuh.berbeda dengan kondisi di daerah milik orang kulit
putih,daerah mereka luas dengan penduduk sedikit,belum lagi sumber daya alam yang melimpah
seperti berlian,mangan dan emas,(kondisi orang kulit putih itu sangat lama makmur).tidak hanya
masalah tempat tinggal yang dibedakan tapi juga masalah pekerjaan, pendidikan dan pernikahan
juga diskriminasi.umumnya orang kulit hitam hanya menjadi buruh namun karena mereka
bertambah banyak setiap tahunnya maka mereka lambat lawan banyak yang menganggur, tidak
semua orang kulit hitam mengenyang pendidikan kalaupun mereka mengenyam pendidikan itu
pun pembelajarannya juga dibedakan.

2.3 PELANGGARAN NORMA DAN HAK ASASI MANUSIA DARI


POLITIK APARTHEID
Istilah Pelanggaran HAM berat (Gross Violation on Human Rights) yang
menjadi bagian dari hukum positif Indonesia sejak diundangkannya UU 26
tahun 2000,menyebutkan kategori kejahatan yang merupakan pelanggaran
HAM yang sangat berat yakni kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.kejahatan genosida yaitu setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa,ras,kelompok etnis,kelompok agama,dengan cara
sebagai berikut :

● Membunuh anggota kelompok.


● Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok.
● Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
● Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok.
● Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
● Perbudakan.
● Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
● Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan secara sewenang
wenang yang melanggar asas-asas internasional.
● Penyiksaan
● Pemerkosaan,perbudakan seksual,pelacuran secara paksa,pemaksaan
presidensi,pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara.
● Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari atas adanya persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara
universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
● Penghilangan orang secara paksa atau Kejahatan apartheid.

2.4 REAKSI WARGA AFRIKA TERHADAP POLITIK APARTHEID


Perlawanan dalam negeri terhadap apartheid di Afrika Selatan dimulai dari sektor-sektor
independen yang ada di masyarakat Afrika Selatan.gerakan ini bermula dari gerakan sosial,
perlawanan tanpa kekerasan hingga perang gerilya.aksi massa melawan Partai Nasional yang
merupakan partai yang berkuasa.
Pada awal dekade.1950 an ,Kongres Nasional Afrika (ANC) memulai Kampanye bantahan
sebagai bentuk perlawanan tanpa kekerasan.protes-protes pembelotan sipil selanjutnya berfokus
pada larangan jam malam,hukum izin masuk dan segregasi "apartheid picik" di fasilitas
umum.beberapa demonstrasi anti apartheid mengakibatkan kericuhan yang menyebar di Port
Elizabeth dan East London pada tahun 1952 namun pengrusakan properti tidak secara sengaja
dilaksanakan hingga 1959.tahun itu,kemarahan atas hukum izin masuk dan regulasi lingkungan
dianggap tidak adil terhadap petani kulit hitam yang mengakibatkan kepada pembakaran berkala
yang menyerang perkebunan tebu.
Organisasi seperti ANC,Partai Komunis Afrika Selatan dan Kongres Pan Afrikanis (PAC)
masih berkutat dengan mengorganisir penyerangan siswa dan boikot kerja yang terjadi antara
tahun 1959 dan 1960 setelah terjadi tragedi pembantaian di Sharpeville, beberapa gerakan
anti-apartheid,termasuk ANC dan PAC,memulai perubahan taktik dari non-koperasi damai
menjadi lebih keras dengan membentuk sayap perlawanan bersenjata.
Serangan massa dan demonstrasi siswa berlanjut hingga dekade 1970 an yang dimotori oleh
peningkatan pemecatan ras kulit hitam sekaligus ketidakpopulerannya perang Perbatasan Afrika
Selatan.pada dekade ini juga,sebuah gerakan asertif muncul yaitu Black Consciousness
Movement.supresi yang brutal pada pemberontakan soweto pada tahun 1976 meradikalisasi
generasi aktivis kulit hitam dan meningkatkan kekuatan satuan gerilya ANC,Umkhonto we
Sizwe (MK) dalam jumlah yang besar.dari tahun 1976 hingga 1987,MK telah melakukan
serangan bom berantai kepada fasilitas pemerintah,jalur transportasi,pembangkit listrik dan
infrastruktur sipil lainnya.

2.5 REAKSI INTERNASIONAL TERHADAP POLITIK APARTHEID


Penentang apartheid mendapatkan banyak dukungan di mata dunia,semakin banyak orang di
Eropa yang memboikot barang-barang dari Afrika Selatan, dan sistem apartheid menjadi
perhatian masyarakat sipil internasional. Gereja, organisasi pembela HAM, dan organisasi
bantuan menyerukan boikot, yang disusul dengan konser solidaritas dan aksi pengumpulan
massa. Nelson Mandela, pemimpin ANC yang dipenjara, menjadi tokoh simbol gerakan anti
apartheid. Pada tahun 1988, 72 ribu orang berkumpul di Stadion Wembley di London, guna
menghadiri konser musik solidaritas bertepatan dengan perayaan ulang tahun Mandela yang
ke-70. Selain itu, hampir satu miliar orang di 60 negara mengikuti konser tersebut di televisi lalu
masyarakat internasional kemudian mengurangi dukungan politiknya terhadap rezim apartheid.
BAB III
HASIL

3.1 HAK ASASI MANUSIA


Hak Asasi Manusia (HAM) pada hakekatnya merupakan hak kodrati yang secara melekat
dalam setiap diri manusia sejak lahir,pengertian ini mengandung arti bahwa HAM merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada hambanya,mengingat HAM itu adalah karunia
Tuhan,maka tidak ada badan apapun yang dapat seorang pun diperkenankan untuk merampasnya
serta tidak ada kekuatan apapun yang boleh membelenggunya (Bambang Sutiyoso,2010).
Pengertian HAM pertama kalinya dikemukakan oleh John Locke yang menjelaskan bahwa hak
asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai
sesuatu yang bersifat kodrati Karena sifatnya yang demikian maka tidak ada kekuasaan apapun
di dunia yang dapat mencabut hak asasi setiap manusia.
HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa,bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan hingga saat ini tidak terdapat
pengertian tunggal mengenai konsep pelanggaran HAM sekalipun di kalangan para ahli terdapat
semacam kesepakatan umum bahwa pelanggaran HAM dimaknai sebagai pelanggaran terhadap
kewajiban negara yang lahir dari instrument instrumen internasional HAM".Pelanggaran
terhadap kewajiban negara itu dapat dilakukan dengan perbuatannya sendiri (acts of
commission) ataupun karena kelalaiannya sendiri (acts of omission).dalam rumusan lain,
pelanggaran HAM adalah "tindakan atau kelalaian oleh negara terhadap norma yang belum
dipidana dalam hukum pidana Internasional tetapi merupakan norma HAM yang diakui secara
Internasional".
Dari rumusan definisi tersebut dapat diketahui bahwa adanya hak asasi manusia semata-mata
karena manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang berbeda dengan mahluk ciptaan lainnya.hak
asasi itu juga ada semata mata karena hadiah tanpa pamrih dari Tuhan agar manusia itu dapat
hidup sungguh-sungguh sebagai manusia.oleh karena itu,dalam satu definisi yang sama
ditetapkan juga kewajiban asasi,yaitu kewajiban negara hukum, pemerintah dan setiap orang
untuk menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi orang lain.
Dari rumusan di atas terlihat bahwa pihak yang bertanggung jawab adalah negara, bukan
individu atau badan hukum lainnya dalam menjaga amanat besar mengemban tugas pelindung
Hak Asasi Manusia Hal yang menjadi titik tekan dalam pelanggaran HAM adalah tanggung
jawab negara (state responsibility) Konsep tanggungjawab negara dalam hukum Internasional
sbiasanya dipahami sebagai "tanggung jawab yang timbul akibat pelanggaran hukum
internasional oleh negara".akan tetapi dalam kaitannya dengan hukum HAM Internasional,
pengertian tanggung jawab negara bergeser maknanya menjadi -tanggung jawab yang timbul
akibat dari pelanggaran terhadap kewajiban untuk melindungi dan menghormati HAM oleh
negara" Kewajiban yang dimaksud itu adalah kewajiban yang lahir dari perjanjian-perjanjian
internasional HAM ataupun dari hukum.kebiasaan internasional (International Customary Law)
khususnya norma-norma hukum.kebiasaan internasional yang memiliki sifat "jus cogens" (Aulia
2018) Konsep Hak Asasi Manusia yang telah menjadi acuan dan landasan berfikir oleh setiap
lapisan masyarakat haruslah menjadi titik landasan dalam bertindak,kadang kala Hak yang
diberikan tuhan yang seyogya nya sama dengan semua manusia atau makhluk Nya banyak
diartikan sebagai kemampuan mengasah diri,mendapatkan apapun yang diinginkan dan inilah
yang salah kerena prinsip ego dari manusia masih sangat tinggi untuk mendapatkan hak mereka
tanpa mengedepankan dan melihat bagaimana dengan hak orang lain.

3.2 UPAYA PENYELESAIAN POLITIK APARTHEID


Salah satu upaya yang ditempuh Nelson Mandela untuk menghapuskan Apartheid di Afrika
Selatan adalah dengan bergabung bersama Kongres Nasional Afrika atau African National
Congress (ANC).ANC adalah partai politik yang didirikan pada 1912 untuk melindungi hak-hak
kaum kulit hitam.ada 2 jalur yang digunakan,jalur tersebut adalah:
● Jalur yudisial biasanya ditempuh oleh beberapa negara dalam upaya penyelasian
Pelanggaran HAM yang ada,jalur yudisial dipilih karena memiliki dasar landasan hukum
serta legistimasi yang kuat dalam upaya melakuka sebuah pengungkapan besar yang
terjadi karena Pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut, didalam perjalanan nya jalur ini
sering digunakan dan cara yang ditempuh pula bermacam-macam seperti datangnya
dorongan Internasional untuk menekan negara tertentu untuk melakukan sebuah
pengungkapan kebenaran,dibentuknya badan-badan ataupun Komisi khusus menangani
Pelanggaran tersebut dan intinya jalur ini menekankan kepada legitimasi hukum dan
pengadilan guna mengungkapkan sebuah pelanggaran hak asasi manusia itu sendiri.
Kepedulian internasional terhadap hak asasi manusia merupakan gejala yang relatif
baru.menurut pendapat Scott Davidson,terdapat kaitan yang sangat erat antara
perlindungan terhadap hak asasi manusia di tingkat nasional dan di tingkat internasional
Semua instrumen internasional mewajibkan sistem konstitusional domestik setiap negara
memberikan kompensasi yang memadai kepada orang-orang yang haknya dilanggar
mekanisme internasional untuk menjamin hak asasi manusia baru akan melakukan
perannya apabila sistem perlindungan di dalam negara itu sendiri goyah atau bahkan
tidak ada.dengan demikian,mekanisme internasional sedikit banyak berfungsi
memperkuat perlindungan domestik terhadap hak asasi manusia dan menyediakan
pengganti jika sistem domestik gagal atau tidak memadai (Scott Davidson).

● Jalur Non Yudisial


Di dalam jalur ini yaitu jalur Non Yudisial dalam upaya penyelesaian Pelanggaran Hak
Asasi Manusia itu sendiri biasanya lebih mengedepankan asas kekeluargaan ataupun
pengungkapan kebenaran yang berlandaskan keadilan, dalam perjalanan nya jalur Non
Yudisial ini pertama tama adalah membuka selebar-lebarnya posko pengaduan yang
berkaitan dengan sebuah kejahatan kemanusiaan tertentu, di posko pengaduan ini
siapapun yang merasa pernah terlibat entah korban-tersangka ataupun keluarga
korban-keluarga tersangka bisa melaporkan kepada Komisi kebenaran melalui posko ini
setelah informasi dirasa cukup Komisi kebenaran ini akan mempertemukan pelaku dan
korban yang akan dilakukan sebuah jajak pendapat ataupun Hearing yaitu mendengarkan
cerita-cerita pihak- pihak terkait yaitu korban dan tersangka.
Setelah proses di atas berlangsung dan menemukan sebuah titik terang di dalam sebuah
kasus kejahatan kemanusiaan tertentu barulah didalam jalur ini muaranya adalah sebuah
Rekonsiliasi yang tentunya Rekonsiliasi yang berasas keadilan, sebelum melakukan
sebuah Rekonsiliasi secara umumnya akan terungkap siapa yang menjadi tersangka dan
siapa yang menjadi korban itu sendiri, para korban juga sebelumnya akan memperoleh
seperti dana santunan sebagai upaya ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah kepada
para korban maupun keluarga korban, Para pelaku atau tersangka juga diberikan sebuah
semacam sanksi sosial yang biasanya dimulai dari masyarakatnya itu sendiri seperti tidak
boleh ikut di dalam kontestasi politik apapun, tidak boleh menduduki jabatan yang
bersifat publik (Aulia 2018.
Model jalur penyelesaian Non Yudisial ini adalah sebuah jalur yang tidak menggunakan
proses Yudisial (persidangan) namun dengan cara membentuk sebuah komisi serta badan
badan Rekonsiliasi yang berfokus kepada kasus tertentu untuk wadah jajak pendapat,
dalam jalur Non yudisial ini memiliki sebuah Prinsip bahwa "Never to forget but to
forgive" (tidak melupakan, tetapi kemudian memaafkan. Artinya, ungkapkan terlebih
dulu, sampaikan kebenaran, kemudian ampuni).

3.3 PEMBENTUKAN KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI


● Analisis penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat studi kasus politik apartheid di
Afrika Selatan.

3.4 PROSES PENCARIAN FAKTA


● Pencarian Fakta.
● Mencari sumber kasus Apartheid (sumber yang berkaitan dengan ini seperti keterangan
korban korban serta keterangan tersangka dan keluarga tersangka.
● Memproses aduan-aduan yang telah terkumpul di dalam posko pengaduan.
● Pengungkapan Kebenaran dan Keadilan.
● Pemanggilan pihak-pihak terkait kasus Apartheid tersebut.
● Dilakukannya jajak pendapat atau semacam mendengarkan cerita dan keterangan dari
pihak terkait yaitu korban dan tersangka.
● Pengungkapan kebenaran dan fakta yang telah ditemukan ke publik yang biasanya dibuka
untuk umum.

3.5 PENGUNGKAP KEBENARAN DAN KEADILAN


● Menjunjung tinggi asas berkeadilan yang mana bersalah atau tersangka harus mengakui
perbuatannya serta yang merasa korban atau pihak dirugikan akan menerima sedikit
santunan dari pemerintah sebagai bentuk ganti rugi dan tanggung jawab.
● harus mengakui Perbuatannya di depan public.
● Pelaku atau keluarga pelaku yang bersalah harus sanggup untuk tidak mengulangi
perbuatan yang pernah dilakukan sebelumnya.
● Ganti rugi oleh korban.

BAB IV
KESIMPULAN

Untuk membentuk dan menegakkan kebijakan Apartheid,Parlemen Afrika Selatan mengadopsi


serangkaian undang-undangan yang begitu luar biasa yang memungkinkan pemisahan
sepenuhnya antar kelompok ras dalam setiap langkah kehidupan,secara sistematis memangkas
hak asasi manusia dan kebebasan dasar dari seluruh non-kulit putih serta melindungi aparat
keamanan dari keterbatasan hukum Jutaan non-kulit putih, termasuk orang India, Pakistan dan
kelompok kulit hitam, terpaksa keluar dari wilayah "putih untuk masuk bagian-bagian
tersegregasi dalam berbagai kota di Afrika.
Kebijakan Apartheid Partai Nasionalis terus berlanjut dan semakin intensif di bawah pengganti
Malan, Perdana Menteri Hendrik F Verwoerd. Pada tahun 1961, pemerintah memutuskan
hubungan dengan Persemakmuran Inggris dan menyatakan negara tersebut menjadi Republik
Afrika Selatan.
Untuk menanggapi seruan dari dalam dan luar negeri yang terus meningkat untuk perubahan
kebijakan yang semakin memberikan kesan buruk di seluruh dunia, ia menawarkan perdamaian
pada Nelson Mandela.pemimpin Kongres Nasional Afrika untuk Afrika Selatan (African
National Congress of South Africa) yang telah melewatkan 18 tahun dalam penjara dengan
dakwaan sabotase serta konspirasi dalam menggulingkan pemerintahan, jika ia bersedia
menghentikan kekerasan. Mandela menjawab dengan mengatakan ia tidak bersedia
melakukannya sampai pemerintah melakukan inisiatif untuk menanggalkan Apartheid dan
menjamin hak-hak politik sepenuhnya bagi warga non-kulit putih Afrika Selatan.
Undang-undang Apartheid dicabut pada tahun 1990 dan 1991, yaitu Undang-undang Pemisahan
Fasilitas, undang-undang tanah tahun 1913 dan 1936, Undang-undang Wilayah Kelompok,
Undang-Undang Komunitas Kelompok Berkulit Hitam tahun 1984 dan Undang-Undang
Registrasi Populasi tahun tahun 1950. Partai Nasional terbuka untuk semua ras dan ANC sepakat
untuk menghentikan seluruh aktivitas terorisme.di saat yang sama pemerintah berjanji untuk
membebaskan lebih banyak lagi tahanan politik dan untuk memfasilitasi repatriasi sekitar 40,000
mereka yang mengasingkan diri.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

● Iqbal,Akhmad.2010.Perang-Perang Paling Berpengaruh di


Dunia.Yogyakarta:Jogja Bangkit Publisher

● Ojong,P.K.2006.Perang Eropa Jilid I.Jakarta:Kompas

● Ojong,P.K.2006.Perang Eropa Jilid II.Jakarta:Kompas

Sumber internet :
● https://sg.docs.wps.com/l/sIKi2usXEAce71Z4G
● https://sg.docworkspace.com/l/sIIS2usXEAdz_1p4G
● https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6027319/benarkah-politi
k-apartheid-adalah-kejahatan-politik-di-afrika-selatan

Anda mungkin juga menyukai