Anda di halaman 1dari 3

1. Bagaimana peran dokter umum pada kasus Veruka Vulgaris?

Jawab :

Veruka vulgaris (B07.9) merupakan SKDI 3A. dimana dokter umum dapat menegakkan diagnosis dan
memberikan tatalaksana awal berupa topical.

2.Apakah pengpbatan dengan asam salisilat memiliki efek samping? Bagaimana edukasi yang dapat
kita berikan pada pasien?

Jawab

Edukasi mengenai penyakit (veruka vulgaris): penyebab, penularan, faktor risiko, predileksi dan
gejala, pengobatan (disesuaikan dengan kondisi pasien).

Cutaneous warts disebabkan oleh HPV, kelompok virus double-stranded DNA. Sel target infeksi HPV
adalah sel stem lapisan basal epidermis. Faktor risiko infeksi HPV adalah gangguan fungsi barrier
epidermis, misalnya pada trauma abrasi atau maserasi. plantar warts umumnya ditemukan pada
orang yang rutin menggunakan kolam renang umum dan tidak menggunakan alas kaki; warts pada
tangan dapat ditemukan pada orang yang sering menggigit kuku jari.

Pencegahan: jadi dapat diberikan dengan menjaga hiegenitas dan hindari kontak langsung. Dan
edukasi mencegah garukan langsung pada kulit gatal.

3. Bagaimana autoinokulasi dapat terjadi ?

Jawab:

Sesuai dengan perjalanan turn over kulit, Virus keluar dari permukaan kulit atau mukosa di dalam
keratinosit mati yang terkelupas. Partikel virus yang dilepaskan permukaan epitel saat pengelupasan
stratum korneum dapat bertahan di lingkungan untuk waktu yang tidak dapat ditentukan. Infeksi
baru terjadi ketika partikel virus berkontak dengan keratinosit epidermis basal, yang diduga melalui
mikroabrasi kecil di kulit atau mukosa

4. Veruka vulgaris disebsbkan oleh virus. Adakah antivirus spesifik yang dapat diberikan?

Jawab :

Tidak ada terapi antiviral spesifik untuk HPV, terapi warts saat ini bersifat menghambat atau
menghancurkan sel epitel yang terinfeksi, mengganggu siklus hidup virus terutama replikasi DNA,
mengurangi proliferasi epidermis, dan menstimulasi respons imun.

4. Pada kasus, pasien direncanakan untuk elektrokauter. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi?

Jawab:

 Burns. Risiko terbakar dapat terjadi jika lempeng elektroda tidak berkontak dengan baik.
 Percikan api dapat terjadi akibat pemakaian desinfektan berupa alkohol. Hindari
pengoperasian alat di dekat kanula hidung, masker, oksigen endotrakeal, ataupun duk
operasi berbahan kertas.
 Channeling yang merupakan nyeri atau kerusakan jaringan pada jaringan tissue jauh akibat
arus listrik yang berjalan mengikuti saraf.
 infeksi dan mutagenisitas. Asap hasil pembakaran yang terhirup dapat membawa partikel
bakteri atau virus.
 Risiko terbentuknya bekas / scar

5. Bagaimana mekanisme kerja asam salisilat?

Jawab :

Asam salisilat berperan sebagai keratolitik dengan melarutkan zat dalam tautan antar sel sehingga
terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum korneum sehingga lapisan kulit
mengalami deskuamasi

6. Apakah bisa dilakukan pencegahan dengan vaksin HPV?

Jawab:

Terdapat dua jenis vaksin HPV yaitu quadrivalent (tipe 6, 11, 16, 18) untuk kondiloma akuminata dan
bivalent (tipe 16 dan 18) untuk Ca Cervix. kedua vaksin tersebut terbukti dapat mengurangi kanker
serviks dan kutil anogenital. Belum terdapat penelitian yang khusus mengenai vaksin HPV dengan
veruka vulgaris, tetapi terdapat penelitian yang mengatakan bahwa pasien veruka vulgaris dapat
sembuh setelah injeksi vaksin HPV kuadrivalen.Hal ini diduga akibat adanya perlindungan silang /
cross reaction. Beberapa literatur juga mengatakan bahwa vaksin HPV tidak dapat mencegah veruka
karena veruka disebabkan oleh virus HPV dengan tipe yang berbeda dari yang tersedia pada vaksin.
Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan vaksin HPV dengan pencegahan
veruka

7. Pada veruka terdapat pilihan bedah. Apa saja pilihannya? Dan apa perbedaannya?

Jawab :

Pilihan terapi bedah yang sering digunakan adalah bedah listrik / elektrokauter dan bedah beku atau
cryotheraphy.

Elektrokauter adalah cara menghilangkan kutil dengan menggunakan panas dari listrik. Listrik
digunakan untuk memanaskan jarum yang ditempelkan pada kutil. Cryotherapy atau cryosurgery
adalah suatu prosedur invasif minimal menggunakan suhu sangat rendah dari bahan
kriogen/pembeku untuk menghancurkan jaringan tubuh patologis. Keunggulan bedah listrik ialah
dapat menghancurkan lesi jinak maupun ganas. Metode ini mudah dilakukan dan bermanfaat untuk
menangani berbagai macam lesi kulit. Prinsip tindakan bedah listrik ialah menghancurkan jaringan
dengan arus listrik yang diaplikasikan pada ujung lesi. Elektrokauterisasi tidak menimbulkan
perdarahan saat pengang-katan lesi. Namun, elektrokauterisasi lebih berisiko menimbulkan bekas
luka dibandingkan dengan cryotherapy sehingga metode ini perlu dipertimbangkan dalam
mengobati lesi yang cukup banyak agar tidak timbul multiple scars.

8.Bagaimana cara menyingkirkan diagnosis banding pada kasus ini?


Jawab:

Pada kasus ini diagnosis bandingnya adalah veruka vulgaris, veruka plana, dan klavus, dapat
dibedakan berdasarkan gambaran klinis yang terlihat. Pada veruka vulgaris, lesi papul padat
verukosa, solitar/multipel, hiperkeratotik, 1 mm-1 cm, diskret-konfluens. Pada veruka plana, lesi
berupa papul agak datar agak menimbul dengan permukaan licin dan warna seperti kulit atau abu-
abu atau kehitaman, biasanya memiliki skuama halus yang sedikit, dengan ukuran 1-5mm. Pada
klavus, lesi berupa papul keratotik,bebatas tegas dan tidak merata, mengkilap, permukaan kasar dan
kering, nyeri, pada klavus yang lunak dapat terjadi maserasi dan tampak berwarna putih. Gambaran
klinik keratosis seboroik berupa papul berwarna cokelat sampai hitam dengan perabaan yang kenyal.
Tempat predileksinya tubuh bagian atas dan wajah. biasanya terjadi pada orang tua. Diagnosis
keratosis seboroik bisa disingkirkan dengan melihat gambaran klinik, tempat predileksi dan faktor
usia yang tidak sesuai dengan keluhan penderita

Pada kasus ini ditemukan gambaran papul berbatas tegas berwarna keabuan dengan permukaan
yang kasar, sehingga lebih mengarah kepada veruka vulgaris.

9. Kapan harus dilakukan pemeriksaan histopatologi?

Jawab:

Diagnosis veruka vulgaris dapat ditegakkan hanya dengan gambaran klinis, pemeriksaan biopsi
dilakukan jika dari gambaran klinis dan anamnesis masih meragukan, atau pada pasien dengan lesi
yang luas. Pada pasien yang memiliki faktor risiko untuk terjadi keganasan seperti lesi dengan dasar
eritematosa, nyeri, perkembangan ukuran yang cepat menyebar, dan lesi yang mudah berdarah,
adanya riwayat keluarga dengan kanker kulit atau keratosis aktinik, riwayat pajanan matahari, perlu
dilakukan pemeriksaan biopsi untuk menentukan apakah lesi memiliki kemungkinan menjadi ganas
atau tidak. Pada pemeriksaan histopatologi biasanya akan ditemukan akantosis, hiperkeratosis,
papilomatosis, dan rete ridges memanjang mengarah ke media serta vakuolisasi.

Anda mungkin juga menyukai