STATUS PEDIATRIK
I. IDENTIFIKASI
Nama : An. EM
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Berat badan : 45 kg
Panjang badan : 155 cm
Lingkar kepala : tidak diukur
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Palembang
MRS : Selasa, 30 Maret 2021 (18:56 WIB)
Pediatric Assesment Triangle (PAT) di bangsal Kamis, 31 Maret 2021 pukul 15.00
WIB
1. Evaluasi
Appeareance
Tonus : pasien hipoaktif
Interactiveness : Pasien tidak sadar dengan pemeriksa, tidak berinteraksi dengan
lingkungan
Consolability : Pasien bisa ditenangkan
Look/Gaze : Mata terbuka namun tidak ada kontak mata dengan pemeriksa
Speech/Cry : Pasien berbicara dengan suara lemah
Work of Breathing
Circulation to Skin
Pallor : (-)
Mottling : (+)
Abnormal Appearance
Penurunan
Sianosis kesadaran
: (-)
2. Identifikasi
Circulation abnormal
2. Intervensi
Bed rest dan memposisikan pasien (head tilt chin lift)
Primary Assessment
1. Evaluasi
Airway : Bebas, tidak ada obstruksi jalan napas, unmaintainable
Breathing : Frekuensi napas 30x/menit, dyspnyea (+) napas
spontan (+), Napas cuping hidung (-), dada simetris
dan dinamis, retraksi (-) subcostal dan intercostal. Bibir
dan lidah pucat (-). Bunyi paru vesikuler (+), ronkhi
basah halus nyaring (-/-), wheezing (-/-), stridor (-),
grunting (-), SpO2 99%
Circulation :Nadi Radialis: 140x/menit, Nadi radialis teraba
lemah, ireguler, Tekanan darah 80/60 (<p 50)
mmHg, perdarahan (-), akral dingin (+), CRT 4 detik
Disability : AVPU Scale : pain
PCS (pediatric coma scales) 7 (E2M4V1)
Exposure : luka, memar dan ruam di ekstremitas (-).
Temp: 36,8ºC , GDS 172 mg/dl
2. Identifikasi
- Identifikasi keluhannya di circulatory
4. Evaluasi
Airway: bebas, tidak ada obstruksi jalan napas
Breathing: bebas, RR 24x/menit, napas spontan (+), napas
cuping hidung (-), dada simetris dan dinamis, retraksi (-),
mukosa bibir pucat (-), bunyi paru vesikuler (+), ronki basah
halus nyaring (-), wheezing (-), grunting (-), stridor (-)
Circulation: HR 124x/menit, nadi teraba kuat di arteri radialis.
Tekanan Darah 90/70 mmHg (<p 50), akral dingin (+), CRT 4
detik
Disability : GCS 10 (E4M4V2), AVPU pain
Exposure: luka memar dan ruam ekstremitas (-), GDS 170
mg/dl, urin output 300 cc dengan diuresis 0,7cc/kgbb/jam,
balance cairan = -287,5 (intake=200 cc urin=300cc
IWL=187,5 cc)
5. Intervensi
Airway :clear
Breathing: clear
Circulation: resusitasi kedua dengan RL 20cc/kgBB (900cc)
bolus 15 menit
6. Evaluasi
Airway : bebas, paten dan tidak ada obstruksi
Breathing : bebas, frekuensi 22x/menit, napas spontan (+), napas
cuping hidung (-), retraksi (-), mukosa bibir pucat (-), bunyi paru
vesicular (+), rhonki (-), wheezing (-), stridor (-), grunting (-)
Circulation : HR= 110x/menit, nadi radialis teraba cukup.
Tekanan darah 120/80 (p 90- p95), perdarahan (-), akral dingin
(-), CRT 2 detik
Dissability : AVPU pain, PCS 11 (E4M4V3)
Exposure : luka memar dan ruam ekstremitas (-), suhu 36,9 C.
GDS 173 mg/dL , urin output 600 cc
Kesimpulan : syok teratasi setelah loading cairan 2 kali
Riwayat Pengobatan
Pernah dilakukan CT Scan dan hasilnya dalam batas normal.
Riwayat Vaksinasi
IMUNISASI DASAR
Perkembangan
Berbalik sendiri : 3 bulan
Tengkurap : 3 bulan
Merangkak : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 14 bulan
Berbicara : 20 bulan
Kesan: riwayat perkembangan sesuai dengan usia
Keadaan Spesifik
Kepala : ubun-ubun sudah menutup
Mata :konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
refleks cahaya (-/-), pupil bulat, isokor, ø 3 mm/3
mm,
Hidung : sekret tidak ada, napas cuping hidung (-)
Telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut : bibir pucat (-), bibir kering (-)
Tenggorok : tidak diperiksa
Leher : perbesaran KGB tidak ada,
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, retraksi Intercostal dan
subcostal(-)
Palpasi : Stremfremitus (tidak bisa dilakukan)
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus nyaring (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Pulsasi, iktus cordistidak terlihat
Palpasi : Thrill tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : HR = 140x/menit,regular, bunyi jantung I dan II normal,
irama reguler, murmur dan gallop tidak ada,
Abdomen
Inspeksi : datar, lemas
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Lemas, hepar tidak teraba,lien tidak teraba, turgor normal
Perkusi : Timpani, Asites (-)
Ekstremitas
Akral dingin (+), mottling (+), pucat (-), sianosis (-), edema (-), CRT 4 detik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Lengan Lengan Tungkai Tungkai
Fungsi Motorik Kanan Kiri kanan kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Normal Normal Normal Normal
Klonus - -
Refleks fisiologis Normal Normal Normal Normal
Refleks patologis - - - -
V. DIAGNOSIS BANDING
• Ensefalopati hipertensi + syok hipovolemi + hipertensi emergensi ec
susp GNAPS + Respiratory distress e.c susp efusi plura + susp retinopati
hipertensi
• Ensefalopati hipertensi + syok hipovolemi + hipertensi emergensi e.c
susp SLE + Respiratory distress ec Tersangka TB + susp retinopati
hipertensi
• Ensefalopati hipertensi + syok sepsis + hipertensi emergensi e.c susp
SLE + Respiratory distress ec Tersangka TB + susp retinopati hipertensi
• Ensefalopati hipertensi + syok sepsis + hipertensi emergensi ec susp
GNAPS + Respiratory distress e.c susp efusi plura + susp retinopati
hipertensi
•
VIII. PENATALAKSANAAN
• O2 nasal cannul 2 L/menit
• Clonidine 0,002 g/KgBB 0,09 mg dalam D5% 100 cc hingga
diatolik <100mmHg kecepatan gtt 12 mikro
• Furosemide 2x40 mg
• Captopril 2x25 mg
• Paracetamol 500 mg
• Ceftriakson 2x1 gram IV
• Saat syok diloading cairan 20 cc/kgbb secepatnya (pada tanggal
31 Maret 2021)
• Observasi tanda vital (diastole <100 mmHg dan diuresis/1jam
• Evaluasi syok
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
X. RESUME
Seorang anak laki-laki usia 14 tahun 9 bulan datang dengan keluhan sesak
nafas yang semakin lama semakin berat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak napas tidak dipengaruhi aktivitas, berkurang bila posisi duduk. Pasien lebih
nyaman bila tidur dengan posisi miring ke kiri. Anak sudah mengalami batuk-
batuk sejak 2 bulan terakhir. Batuk semakin lama semakin berat. Batuk berdahak
bewarna hijau kekuningan.batuk darah disangkal. Anak mengalami demam dan
sakit kepala sejak sekitar 2 bulan yang lalu. Menurut keluarga anak tampak
mengurus dilihat dari pakaian yang tampak longgar sejak 2 bulan yang lalu.Sejak 3
hari terakhir pasien mengeluh tidak dapat melihat. Sebelumnya anak hanya
mengeluh sakit kepala yang hilang timbul.tidak ada muntah maupun kejang
sebelumnya. Anak di bawa ke RS Prabumulih dan diperiksa oleh dokter mata.
Dilakukan CT scan dan hasilnya dalam batas normal. Pasien akhirnya dirujuk ke
Poli RSMH. Saat menunggu di Poli anak semakin sesak dan dibawa ke IGD.
Dari pemeriksaan Fisis didapatkan HR 140 x/menit, nadi teraba lemah dan
reguler, suhu 36,6oC, RR 30x/menit, BB 55 kg, TB cm. Mata cekung, cubitan perut
kembali lambat, dan CRT 2 detik. Jantung dan paru dalam batas normal. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 22.310/mm3, HT 45%, SGOT 112
U/L, dan Albumin 4,3 g4/dl, ASTO 210 IU, C3 dan C4 dalam batas normal
Diagnosa awal pasien selama di IGD adalah ensefalopati hipertensi dengan
hipertensi emergensi suspek GNAPS. Kemudian saat anak dipindahkan ke bangsal,
anak mengalami penurunan kesadaran, dan mengalami perburukan kondisi, yaitu
syok berulang.
XI. FOLLOW UP DAN INTERVENSI
Time Condition Intervention Response
30 -03-21 S: P: S: sesak napas
19.00-20.00 sesak napas, mata tidak bisa O2 NRM 8 lpm berkurang
(IGD) melihat Foto toraks O: Sensorium CM,
Assessment mata TD 160/110, RR
O: 28x/menit
Periksa albumin dan
Sensorium CM
hemodinamik A: Respiratory
TD 210/160
N=120x/menit Furosemid 2x40 mg distress ec susp
RR= 36x/menit Captopril 2x25 mg efusi pleura
T=36,8֯C IV drip Ceftriaxon sinistra + cortical
Kepala= NCH (+), konjungtiva 2gram dalam D5% 100 blindness +
anemis (-), reflek cahaya (-/-) ml hipertensi
Toraks = simetris, rhonki (-/-) Paracetamol 500 mg bila emergensi ec susp
Cor= dbn SNA dd GNAPS
sakit kepala
Pulmo= vesicular kiri menurun,
rhonki (-/-), wheezing (-/)
Abdomen= datar, lemas, bising
usus normal, hepar dan lien tidak
teraba.
A:
Respiratory distress ec susp efusi
pleura + cortical blindness +
hipertensi emergensi
O=
VOS dan VOD NLP. TOD dan
TOS p=N+0
Segmen anterior dalam batas
normal
Segment posterior:
Papil bulat, batas tidak tegas,
warna hipertemis, c/d sulit dinilai,
macula, retina dalam batas normal
31-03-2021 Pasien pindah ke bangsal P= O2 nasal canul 1 LPM Diuresis 0,7 cc/kgbb/jam
01.00 WIB Clonidine 12 cc
S= tidak dapat melihat dan sakit Observasi TTv (target Intake = 200 cc
kepala diastolic < 100 mmHg)
Observasi balance diuresis Urin 300 cc
O= sens CM, TD 160/120, nadi Furosemide 2x40 mg
118 x/menit, SpO2 99%, RR
Captopril 2x25 mg
30x/menit.
Ceftriaxone 1x2 gram dalam
A= Hipertensi emergensi + D5% 100 cc
respiratory distress ec susp efusi Paracetamol 500 cc jika sakit
pleura+ cortical blindness kepala
+ amlodipine 1x 10 mg
31-03-2021 S= pasien mengalami penurunan P= loading cairan 20 ml/kgbb Urine 600cc
kesadaran secepatnya
07.00 WIB
Stop clonidine
O= TD 80/60 mmHg dan terdapat Konsul ke ERIA
periode apneu, GDS 172 mg/dl Rencana CT scan kepala ulang
31-03-2021 S= pasien henti napas, henti Dilakukan RJP 5 siklus dan Pasien rosc, HR
23.00 WIB jantung pemberian Epinefrin 3x 66x/menit, rr spontan
tidak ada, nadi teraba di
O= TD tidak terukur, HR 0, RR arteri carotis.
0,SpO2 tidak terbaca
Pasien dilakukan intubasi
dengan ETT 7,5 dengan
kedalaman 19 cm