DI SUSUN OLEH :
B. Etiologi
adalah :
1. Kebiasaan merokok
Polusi udara di daerah kota dengan level tinggi sangat menyakitkan bagi
pasien PPOK. Penelitian cohort longitudinal menunjukan bukti kuat tentang
hubungan polusi udara dan penurunan pertumbuhan fungsi paru di usia
anak-anak dan remaja. Hubungan tersebut di observasi dengan
ditemukannya karbon hitam di makrofag pada saluran pernafasan dan
penurunan fungsi paru yang progresif. Hal ini menunjukkan hal yang masuk
akal secara biologi bagaimana peran polusi udara terhadap penurunan
perkembangan fungsi paru (Gold, 2014).
3. Faktor genetik
C. Manifestasi klinis
D. Patofisiologi
sekunder.
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan sputum
6. Pemeriksaan bronkogram
7. EKG
Kelainan EKG yang paling awal terjadi adalah rotasi clock wise
aksis ke kanan dan P-pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF.
Mutaqin, 2009).
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
b. Penatalaksanaan medis
H. Komplikasi
1. Gagal napas
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH
normal, penatalaksanaan :
b. Bronkodilator adekuat.
d. Antioksidan
2). Gagal napas akut pada gagal napas kronik, ditandai oleh :
c. Demam
d. Kesadaran menurun.
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
I. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a) Pengumpulan data
1) Identitas
a. Biodata klien
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Walid, 2009:37).
a. Penampilan umum
b. Kesadaran
Status kesadaran dilakukan dengan dua penilaian yaitu kualitatif
dan kuantitatif,secara kualitatif dapat dinilai antara lain yaitu
composmentis mempunyai arti mengalami kesadaran penuh
dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan,apatis yaitu mengalami acuh tak acuh terhadap
lingkungan sekitarnya, samnolen yaitu mengalami kesadaran
yang lebih rendah dengan ditandai tampak mengai bahwa untuk,
sopor mempunyai arti bahwa klien memberikan respon dengan
rangsangan yang kuat dan refleks pupil terhadap cahaya tidak
ada. Sedangkan penilaian kesadaran terhadap kuantitatif dapat
diukur melalui penilaian (GCS) Glasgow Coma Scale dengan
aspek membuka mata yaitu, 4 respon verbal yaitu 5dan respons
motorik yaitu nilai 6 (Aziz Alimul, 2009:116).
d. Sistem neurologi
e. Sistem pendengaran
f. Sistem pernafasan
g. Sistem kardiovaskular
h. Sistem gastrointestinal
i. Sistem perkemihan
Kaji adanya nyeri atau tidak adanya keluhan saat miksi, adanya
oedema atau tidak, adanya masa atau tidak pada ginjal
(Mutaqqin, 2010: 269).
j. Sistem integumen
k. Sistem musculoskeletal
5). Therapy
A. Analisa Data
No Syimptom Etiologi Problem
1 DS : Klien mengatakan Sumbatan yang terjadi pada Pola nafas tidak
sesak nafas saluran nafas efektif
DO :
- Respirasi: Nilai elastis paru menurun
24x/menit
- Spo2 97% Cairan mukus yang meningkat
- Terpasang
oksigen Saluran pernapasan mempersulit
terjadinya proses ekspirasi
Hipersekresi jalannafas
3 DS : Klien mengatakan Obstruksi jalan nafas Ketidak
mual muntah seimbangan nutrisi
DO:Klien tidak Sesak nafas kurang dari
menghabiskan makannya Mual muntah kebutuhan tubuh
B. Diagnosa keperawatan
1. pola nafas tidak efektif b.d kelemahan otot pernafasan
2. bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi jalan nafas
3. ketidak seimabnagn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
adekuat
C. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Pola nafas NOC : 1. Monitor bunyi 1. Mengetahui apakah ada
tidak efektif b.d Setelah dilakukan nafas tambahan suara tambahan atau
kelemahan otot perawatan 3x24 jam (missal: gurgling, tidak
pernafasan diharapkan pola nafas mengi, whezzing, 2. memberikan jalan nafas
pasien teratur dengan ronkhi kering) dan mengurangi sesak
kriteria hasil : 2. posisikan pasien 3. Pemberian o2 dapat
1.Mendemonstrasikan semi fowler. mengurangi sesak
batuk efektif dan 3. berikan O2 sesuai 4. Memepercepat proses
suara nafas yang dengan kebutuhan penyembuhan
bersih, tidak ada 4. kolaborasi
sianosis dan dyspneu pemberian therapy
(mampu obat
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, tidak ada
pursed lips)
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
(klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang
normal, tidak ada
suara nafas abnormal;
dan
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)
1.
Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui kondisi
nafas tidak perawtan3x24jam 2. Auskultasi pasien
efektif b.d diharapkan klien bunyi paru 2. Mengetahui adanya
hipersekresi menunjukkan jalan 3. Latihan obstruksi jalan
jalan nafas napas bersih dengan tekhnik nafas nafas
kriteria hasil: dan batuk 3. Mengeluarkan
1. Tidak ada efektif skeret
secret 4. Atur kepala 4. Memaksimalkan
2. klien mampu klien dengan fentilasi
mengeluarkan kepala
secret ekstensi
3. RR dalam
batas normal.
4. Kepatenan
jalan napas -
tidak ada
suara napas
tambahan
5. Tidak ada
otot bantu
napas
Ketidak Setelah dilakukan 1. kolaborasi 1. Memenuhi gizi pasien
seimbangan perawatan 3x24 jam dengan ahli 2. Memenuhi kebutuhan
nutrisi kurang diharapkan pasien gizi untuk nutrisi pasien
dari kebutuhan tidak mual muntah. menentukan 3. Mengurangi mual
tubuh b.d Kriteria hasil: jumlah nutrisi
intake tidak 1. Tidak ada yang
adekuat tanda-tanda dibutuhkan
Malnutrisi pasien
2. Tidak terjadi 2. Berikan
penurunan makan dalam
berat badan porsi sedikit
tapi sering
3. anjurkan klien
minum air
hangat
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuahan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam. 2016. Metode Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tim Prodi DIII Keperawatan. 2019. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKESMI)