DISUSUN OLEH :
i
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas segala limpahan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tak terhitung yang telah memberikan
kami kesehatan, sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan tugas Critical Jounal
Review yang berjudul “Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Ilmu Pengetahuan” Yang mana
tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an
Selain itu, jika CJR ini mengandung kesalahan, mohon terima permintaan maaf
kami yang tulus atas nama penulis. Hal ini karena CJR belum sempurna, masih banyak
bahasa, struktur kalimat, dan kekurangan lainnya yang tidak kita sadari.
Besar harapan kami semoga CJR ini suatu saat dapat menjadi standar untuk
memperluas pengetahuan pembaca dan bermanfaat bagi mereka. Selain itu, kami
berharap pembaca akan menawarkan saran untuk penyempurnaan CJR di masa
mendatang. Last but not least, kami menghargai perhatian semua orang..
Dina Nurhidayah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
A. Identitas Jurnal...............................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................1
A. Kelebihan Jurnal.............................................................................................6
B. Kekurangan Jurnal..........................................................................................6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................7
DAFTARA PUSTAKA............................................................................................9
iii
BAB I
IDENTITAS JURNAL
A. Identitas Jurnal
Email : izzatullaila79@yahoo.co.id
C. Manfaat CJR
1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu jurnal
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan jurnal dipenelitian berikutnya.
1
BAB II
ANALISIS JURNAL
A. Alasan Tertarik Pada Jurnal
Penulis tertarik dengan jurnal ini karena Alquran telah ditafsirkan dengan berbagai
cara oleh Imam Qurtubi, Syekh Sowi, Imam Jalaluddin, dan lain-lain. Oleh karena itu, saya
ingin berbicara tentang interpretasi ilmiah Alquran di jurnal ini.
B. Abstrak Jurnal
Sains saat ini sulit bagi Alquran. Di sisi lain, meski Alquran memiliki dimensi
absolut, pengetahuan kontemporer bersifat dinamis dan berkembang dengan penemuan-
penemuan ilmiah. Apa gunanya melihat Al-Qur'an melalui kacamata ilmu pengetahuan
kontemporer? Artikel ini menjelaskan bahwa sains modern merupakan salah satu cara untuk
memahami Al-Qur'an. Dengan kata lain, Alquran dan sains tidak bertentangan. Padahal, Al-
Qur'an mengandung kebenaran dan bukti ilmiah yang dibutuhkan umat Islam untuk
memahaminya sepenuhnya.
Penafsiran ayat-ayat Alquran yang berbasis ilmu pengetahuan dikenal dengan istilah al-
tafsir al-'ilmiy. Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditafsirkan dengan cara ini disebut sebagai ayat-
ayat kawniyyah ayat-ayat yang berhubungan dengan peristiwa alam. Mufassir membekali
dirinya dengan teori-teori ilmiah guna menafsirkan ayat-ayat tersebut. Bagi para mufassirnya,
upaya menafsirkan cara ini bertujuan untuk mengungkap dan menunjukkan keajaiban-
keajaiban ilmiah Al-Qur'an di samping keajaiban-keajaiban lainnya.
2
Penafsiran ilmiah ini menyebar luas dan mencapai puncaknya sejak akhir abad ke-19 M
hingga saat ini. Adanya inferiority complex (kurang percaya diri) di kalangan sebagian umat
Islam ketika harus berhadapan dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai Barat dan ketika
umat Islam sendiri mengalami kemunduran, tentu menjadi faktor penyebab menjamurnya
interpretasi ilmiah pada masa itu. Namun, yang kurang menggembirakan adalah faktor
penyebab maraknya penafsiran ilmiah. Oleh karena itu, mereka menegaskan bahwa Al-
Qur'an telah menyebutkan setiap dan semua teori atau penemuan ilmiah baru. Mereka
kemudian berusaha menemukan ayat-ayat Alquran yang konsisten dengan temuan ilmiah
tersebut.
Pendukung jenis penafsiran ilmiah ini menegaskan bahwa Al-Qur'an mengandung semua
pengetahuan yang ada dan yang akan datang. Mereka mengklaim bahwa Al-Qur'an
mengandung tasyri' (hukum) muamalah selain meliputi masalah akidah, ibadah, akhlak, dan
norma perilaku.
Buku-buku tafsir berikut ini dapat dianggap sebagai al-tafsir al-'ilmiy, dan mencakup baik
yang ditulis pada awal penerbitannya maupun yang ditulis baru-baru ini: Al-Imam al-Ghazali
menulis Jawahir al-Qur'an, Mafatih al- Ghaib oleh Fakhr al-Din al-Razi, Al-Itqan fi al-'Ulum
al-Qur'an dan Al-Iklil fi Istinbah al-Tanzil oleh Jalal al-Din al-Suyuthi, Sunan Allah al-
Kawniyyah oleh Dr. Muhammad Ahmad al-Ghamrawi.
Ada banyak aspek mukjizat Al-Qur'an yang dapat diselidiki; Namun, setidaknya ada
tiga kategori aspek mukjizat Alquran: aspek linguistik, ilmiah, dan tasyri' (pembuatan undang-
undang). 15 Perspektif yang berbeda pada aspek keajaiban ilmiah ada. Alkitab. Manna' al-
Qaththan mengklaim bahwa keajaiban ilmiah Al-Qur'an sebenarnya tidak berasal dari
penyertaan teori-teori ilmiah, yang terus berkembang dan merupakan hasil penelitian dan
pengamatan manusia. Namun, itu berasal dari kebutuhannya untuk bernalar dan berpikir.
Tujuan dari penafsiran ilmiah yang disengketakan adalah untuk memberikan makna
baru bagi ayat-ayat Alquran yang sesuai dengan kebenaran teori ilmiah. Yaitu, bahwa kedua
sumber agama tersebut telah memberi tahu kita tentang fakta-fakta ilmiah yang kemudian
ditemukan dan didemonstrasikan oleh eksperimen ilmiah manusia dan terbukti tidak dapat
dicapai dan tidak dapat diketahui oleh sarana kehidupan yang digunakan pada masa Nabi.
Dengan kata lain, fakta-fakta ini tidak diketahui pada saat itu. Ini menunjukkan bahwa Nabi
mengatakan kebenaran. Ini menunjukkan bahwa dia mencoba untuk membedakan antara
keajaiban ilmiah Alquran dan interpretasi ilmiahnya.
3
D. Perspektif Ulama terhadap al-Tafsir al-‘Ilmiy
Para ulama baik dari kalangan salaf maupun modern (kontemporer) banyak berselisih
sejak munculnya tafsir seperti al-tafsir al-'ilmiy. Hubungan antara sains (teori-teori ilmiah,
baik yang sudah ditemukan dan dibakukan maupun yang belum ditemukan) dan Alquran
dipertanyakan oleh perbedaan sudut pandang ini.
individu yang pada awalnya mendorong dan meletakkan alasan hipotetis untuk
pemahaman logis tentang Alquran ini adalah al-Imam al-Ghazali. Ternyata pendapat al-
Ghazali ini banyak ditanggapi oleh ulama-ulama berikutnya. Para komentator berikut
mengikuti jejaknya: Fakhr al-Noise al-Razi, al-Baidhawi, Nidzam al-Racket al-Naisabury, al-
Zarkasyi, Jalal al-Clamor al-Suyuthi , Abu al-Fadhil al-Mursi, al-Shaykh Muhamad Abduh,
Muhamad Jamal al-Keributan al-Qasimi, Mahmud Syukri al-Alusi, al-Shaykh Thanthawi
Jauhari, Abd al-Ha>mid Baadis, Mustafa Sadiq al-Rafi'i, Abd al-Razaq Naufal.
1. Teori Relativitas
2. Kerusakan Lapisan Ozon
3. Geologi
4. Fisika
Menurut penulis, perbedaan pandangan ulama terhadap metode penafsiran ilmiah ini
sebenarnya lebih disebabkan oleh persoalan teknis: Adanya perbedaan pemahaman mengenai
penafsiran ilmiah itu sendiri, sehingga sulit untuk mendamaikan pendapat-pendapat tersebut.
Selain itu, mereka sama-sama tangguh—meminjam istilah Yusuf al-Qardhawi—yang menerima
dan yang menolak.
Ketika mencoba untuk memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an, ada beberapa
prinsip dasar yang dapat atau bahkan harus dipertimbangkan. Pertama-tama, setiap muslim,
termasuk setiap individu, wajib mempelajari dan memahami kitab suci yang
diyakininya.Namun, ini tidak berarti bahwa setiap individu bebas menafsirkan atau
menyebarluaskan pendapatnya tanpa memperhatikan syarat-syarat tertentu. Kedua, Al-Qur'an
diturunkan tidak hanya kepada ummiyyin Arab yang hidup pada masa Nabi, bukan juga kepada
orang-orang abad ke-20 atau sekarang, tetapi kepada semua orang sampai akhir zaman. Al-
Qur'an mengharuskan mereka untuk terlibat dalam percakapan dan menggunakan pikiran
mereka untuk memahami petunjuk-Nya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, wajar jika pemahaman atau penafsiran seseorang akan berbeda dengan orang lain.
Jika disadari bahwa akal manusia dan hasil penalarannya bisa berbeda-beda akibat latar
belakang pendidikan, budaya, pengalaman, dan kondisi sosial, Ketiga, pendekatan pemahaman
al-Qur’an yang sesuai dengan peristiwa terkini secara kontemporer. .
4
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
A. Kelebihan Jurnal
Pada jurnal ini memiliki kelebihannya yaitu memakai bahasa yang mudah difahami dan
juga penjelasan daridari al-qur’an sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang terkandung
dalamnya.
B. Kekurangan Jurnal
Pada kekurangan jurnal ini ialah tidak terdapat ayat al-qu’an cuman terdapat artinya saja.
5
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemuliaan batin yang memiliki kualitas iman dan mampu memancarkannya dalam
bentuk sikap, perkataan, dan perbuatan itulah yang menentukan kemuliaan manusia di sisi-Nya,
bukan keturunan, kekayaan, atau penampilan fisiknya. Biologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari tentang makhluk hidup dan ciptaan Tuhan. Manusia diperintahkan untuk
menggunakan ilmu pengetahuan untuk mempelajari ciptaan Tuhan. Selain itu, Al-Qur'an telah
menegaskan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya sumber ilmu, dan telah menjadikan proses
mencari ilmu sebagai bentuk ibadah. Oleh karena itu, menurut Al-Qur'an, sains dan agama
salingterkait.
6
DAFTAR PUSTAKA