Anda di halaman 1dari 6

Volume 5, Nomor 2, November 2019.

p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

SINGULARITAS SEMU PADA RUANG-WAKTU REISSNER-NORDSTRÖM

I Gusti Ngurah Yudi Handayana1), Lily Maysari Angraini1)


1)
Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Mataram, Mataram, NTB, Indonesia

Corresponding author : I Gusti Ngurah Yudi Handayana


E-mail : ngurahyudi@unram.ac.id

Diterima 01 November 2019, Disetujui 19 November 2019

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji singularitas semu pada metrik Reissner-Nordström, yang merupakan solusi
persamaan medan Einstein untuk model partikel bermuatan. Kajian dilakukan dengan menganalisis
titik-titik singular pada metrik, menghitung tensor kelengkungan Riemann, serta menghitung scalar
Kretschmann pada titik-titik tersebut. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program Maxima.
Hasilnya, singularitas nyata hanya terjadi pada r = 0, sedangkan singularitas semu terjadi pada
r± = M ± M 2 − Q 2 . Singularitas semu tersebut merupakan representasi dari horizon peristiwa. Terdapat
tiga kemungkinan situasi pada horizon peristiwa. Hal menarik terdapat pada situasi r = M, dimana
terjadi keseimbangan antara massa dan muatan yang memungkinkan tarikan gravitasi dan tolakan
elektromagnetik saling meniadakan. Penelitian ini juga menghasilkan persamaan geodesik pada titik-
titik yang tidak menghasilkan nilai infinite pada skalar Kretschmaan.

Kata Kunci : Kelengkungan Riemann; Metrik Reisner-Nordström; Singularitas; Persamaan Geodesik

ABSTRACT
This study examines pseudo singularities on the Reissner-Nordström metric which is a solution to
Einstein's field equations for charged particle models. The study was carried out by analyzing the
singular points on the metric calculating the Riemann curvature tensor, and calculating Kretschmann's
scalar at these points. The results show that real singularities only occur at r = 0, whereas pseudo
singularity occurs at r± = M ± M 2 − Q 2 . There is a point of pseudo singularity that representing the
event horizon. There are two possible situations on the event horizon. Interesting things are in the
case r = M, where here is a balance between mass and charge which allows gravitational pull and
electromagnetic repulsion to cancel each other. This study also yields the geodesic equation point that
not yields infinite value of Kretschmaan scalar.

Keywords: Riemann tensor; Reissner-Nordström Metrik; Singularities; Geodesik equation

PENDAHULUAN Metrik Reissner-Nordström merupakan solusi


Teori Einstein muncul karena bagi persamaan medan Einstein untuk lubang
ketidakpuasan pada konsep Newtonian, hitam bermuatan dan termasuk dalam model
khususnya pada sistem inersial. Sistem partikel berotasi (O’neill,1983; Bernard, 2017).
inersial merupakan kondisi yang sulit untuk Persamaan medan Einstein adalah persamaan
dilakukan demonstrasi terkait dinamika gerak kelengkungan ruang-waktu berupa“persamaan
benda. Pandangan Einstein berdasar pada medan”. Persamaan medan ini berlaku umum
anggapan adanya saling keterkaitan antara untuk segala sistem dinamika partikel.
ruang-waktu dan materi-energi. Berbeda Persamaan ini tidak mudah untuk dicari solusi
dengan konsep Newton, ruang-waktu tidak eksaknya, karena merupakan persamaan
memiliki eksistensi sendiri, melainkan kelengkungan ruang-waktu. Persamaan
diciptakan oleh kehadiran materi-energi. medan ini dikarakterisasi oleh tensor energi-
Gravitasi dalam relativitas umum tidak lagi momentum dengan matematika yang tidak
merupakan gaya, seperti halnya Newtonian, sederhana (Grön, 2011).
tetapi merupakan suatu manifestasi Kajian metrik Reissner-Nordström
kelengkungan ruang-waktu (O’neill, 1983; telah dilakukan oleh Graves dan Brill (1960).
Grön, 2011; Carroll, 2004; Joshi, 2007). Kajian yang dilakukan meliputi transformasi
Ruang-Waktu Reissner-Nordström metrik untuk menghindari singularitas semu
merupakan ruang-waktu 4 dimensi yang menggunakan transformasi Kruskal, sebagai
mengandung metrik Reissner- Nordström. pengembangan dari metrik Schwarzschild.

ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 82


Volume 5, Nomor 2, November 2019.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

Hasilnya, perilaku partikel yang didapat mirip kemungkinan terjadinya singularitas ada pada
dengan Schwarzschild. Wald (1979) mencoba r = 0, yang membuat komponen metrik gtt
membangkitkan solusi persamaan Einstein- bernilai takhingga. Selain itu jika diambil
Maxwell linear yang mendeskripsikan bagian
peturbasi lubang hitam Reissner-Nordström. 2M Q 2
Namun, belum ada yang menunjukkan bukti − 2 =1 (3)
terkait singularitas pada solusi Reissner- r r
Nordström. maka nilai komponen grr bernilai tak hingga.
Solusi-solusi yang ditawarkan untuk Ketakhinggaan inilah yang perlu diselidiki
persamaan medan Einstein terkadang terkait kenyataan singularitas pada metrik
mengandung nilai tak hingga pada titik tertentu. Reissner-Nordström.
Ketakhinggaan nilai metrik ini disebut Singularitas merupakan sebaran
singularitas. Singularitas ini terkadang adalah massa yang terpusat pada suatu titik yang
singularitas tak nyata yang diakibatkan oleh akhirnya mencapai batas maksimal. Hal ini
kesalahan pemilihan koordinat (metrik) menyebabkan kelengkungan ruang-waktu
maupun oleh hal lainnya (Penrose, 1965; Joshi, pada titik tersebut tidak dapat dipertahankan.
2007). Penelitian ini mengkaji singularitas Hal ini membuat titik tersebut akhirnya
semu pada metrik Reissner-Nordström. “berlubang” yang sering disebut sebagai
Berbagai metode mesti dilakukan untuk lubang hitam.
menunjukkan singularitas semu pada suatu
metrik. Kajian dilakukan dengan menganalisis METODE PENELITIAN
titik-titik singular pada metrik, menghitung Singularitas pada ruang-waktu dapat
tensor kelengkungan Riemann, serta dilihat dari solusi metrik yang diajukan. Jika
menghitung skalar Kretschmann pada titik-titik pada metrik terdapat titik dimana terjadi nilai
tersebut. Kemudian, persamaan geodesik tak berhingga, maka dapat diduga disana
dituliskan di sekitar titik singularitas. terjadi singularitas. Namun, untuk menentukan
apakah singularitas itu nyata atau semu, maka
TEORI mesti dihitung nilai skalar yang invariant
Pada suatu model lubang hitam terhadap sistem koordinat, yaktu skalar
bermuatan dapat dinetralkan dengan cepat Kretschmann (Penrose, 1965; Grön, 2011).
melalui interaksi dengan suatu materi pada Adapun skalar Kretschmann diberikan oleh
sekitar lubang. Pada situasi ini, simetri bola
tetap menjadi pilihan dalam menentukan K = Rµυαβ R µυαβ (4)
metrik Reissner-Nordström yang diberikan
sebagai berikut (Carroll, 2004) dengan Rµυαβ merupakan tensor
−1
 2M Q 2  2  2M Q 2  kelengkungan Riemann kovarian yang setara
ds 2 = −1 − + 2 dt + 1 − + 2  dr 2 dengan
 r r   r r 
+ r dθ + r sin θdφ
2 2 2 2 2
Rµυαβ = g µµ R µ υαβ (5)
.
(1)
Adapun g µµ merupakan tensor metrik yang
dengan M merupakan massa lubang diagonal. Tensor kelengkungan Riemann
sedangkan Q merupakan muatan listrik total kontravarian diberikan oleh proses menaikkan
dari lubang. Berdasarkan persamaan Medan indeks tensor kelengkungan Riemann (Grön,
Einstein (Carroll, 2004) 2011).
1
G µυ = Rµυ − g µυ R (2) R µυαβ = g ββ g αα g υυ R µ υαβ (6)
2
Tensor kelengkungan Riemann sendiri
maka membuktikan bahwa metrik Reissner- didefinisikan oleh
Nordström merupakan solusi persamaan
medan harus melalui sejumlah tahapan, R µ υαβ = Γτ υβ Γ µ τα − Γτ υα Γ µ τβ
seperti menghitung Tensor energi-momentum (7)
( G µυ ), tensor Ricci ( Rµυ ) dan skalar Ricci + Γ µ υβ ,α − Γ µ υβ ,α
µ
( R ) yang telah dilakukan oleh Berdnard Dengan Γ υβ ,α merupakan simbol Christoffel
(2017).
yang diberikan oleh
Berdasarkan metrik Reissner-
Nordström (1), dapat dilihat bahwa

ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 83


Volume 5, Nomor 2, November 2019.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

g (g µυ , β + g µβ ,υ − gυβ , µ )
1 τµ Hasilnya kita dapatkan nilai-nilai simbol
Γτ υβ = (8) Christoffel yang tidak nol sebagai berikut.
2
Mr − Q 2
Pada ruang-waktu 4 dimensi, maka Γ 0
=Γ 0
=
terdapat 64 komponen untuk simbol Christoffel
10 01
(
r r 2 − 2 Mr + Q 2 )
serta 256 komponen untuk Tensor
kelengkungan Riemann. Namun, terdapat
simetri yang memberi kemudahan dalam Γ1 0 0 =
(Mr − Q )(r 2 2
− 2 Mr + Q 2 )
5
melakukan perhitungan. Simetri tersebut r
adalah sebagai berikut (Grön, 2011).
Q 2 − Mr
Γ τ
=Γ τ Γ111 =
υβ βυ (9) rQ 2 − 2r 2 M + r 3
R µ υαβ = − R µ υβα (10)
Q 2 − 2 Mr + r 2
Γ1 22 = −
Rµυαβ = − Rυµαβ (11) r

Rµυαβ = Rαβµυ (12) Γ133 = −


(
sin 2 θ Q 2 − 2rM + r 2 )
r
Maka dari itu, dalam menentukan
singularitas ruang-waktu, harus dipastikan 1
bahwa nilai skalar Kretschmann pada Γ 212 = Γ 2 21 =
r
persamaan (4) juga bernilai tak hingga. Jika
nilainya berhingga maka dipastikan Γ2 33 = − sin θ cos θ
singularitas pada titik tersebut merupakan
singularitas semu. 1
Persamaan geodesik pada ruang- Γ313 = Γ3 31 =
waktu merupakan lintasan tercepat pada
r
permukaan kurva. Secara umum, persamaan Γ3 23 = Γ3 32 = cot θ
geodesik pada permukaan melengkung yang
tidak mendapatkan gaya luar diberikan Menggunakan hasil simbol Christoffel
sebagai berikut (Grön, 2011). dan persamaan (7) dapat dicari tensor
d 2xµ µ dx α dxυ kelengkungan Riemann yang tidak nol, yaitu
+ Γ αυ =0 (13)
dλ2 dλ dλ 3Q 2 − 2rM
R 0110 = −
(
r 2 Q 2 − 2rM + r 2 )
HASIL DAN PEMBAHASAN
Q 2 − rM
Berdasarkan metrik Reissner- R 0 220 =
Nordström pada persamaan (1), maka dapat r2
(Q )
diuraikan komponen-komponen tensor metrik
pada setiap basis. Andaikan koordinat (t, r, θ,
2
− rM sin 2 θ
ϕ) diberikan indeks (0, 1, 2, 3), maka R 0
330 =
r2
komponen tensor metrik dapat dituliskan
sebagai berikut.
R 1 010 = −
(
3Q 4 + 3r 2 − 8rM Q 2 + 4r 2 M 2 − 2r 3 M )
 2M Q  2
r6
g 00 = −1 − + 2 
 r r  Q 2 − rM
R 1 221 =
−1 r2
 2M Q 2 
g11 = 1 −
 r
+ 2 
r  R 1331 =
(Q 2
− rM sin 2 θ)
r2
g 22 = r 2
R 2 020 =
(
Q 4 + r 2 − 3rM Q 2 + 2r 2 M 2 − r 3 M )
g 33 = r sin θ2 2
r6
Selanjutnya adalah menghitung simbol
Christoffel menggunakan persamaan (8).

ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 84


Volume 5, Nomor 2, November 2019.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

R 2121 = −
Q 2 − rM
R 1331 =
(Q 2
)(
− rM Q 2 − 2rM + r 2 )
(
r rQ 2 − 2r 2 M + r 3 ) r 8 sin 2 θ

R 2
=
(Q 2
− 2rM sin 2 θ ) R 2332 = −
Q 2 − 2rM
r 8 sin 2 θ
332
r2

R 3
030 =
( )
Q 4 + r 2 − 3rM Q 2 + 2r 2 M 2 − r 3 M
Ketika sudah didapatkan tensor
kelengkungan Riemann kovarian dan
r6 kontravarian, maka dengan demikian didapat
nilai dari skalar Kretschmann berdasarkan
persamaan (4) yaitu.
Q 2 − rM
R 3131 = − 56Q 4 − 96rMQ 2 + 48r 2 M 2
(
r rQ 2 − 2r 2 M + r 3 ) K=
r8
(14)

Q 2 − 2rM + r 2 Selanjutnya kita evaluasi nilai skalar


R 3 232 = −1 Kretschmann pada titik-titik terjadinya
r2
singularitas. Berdasarkan tensor metrik pada
Berdasarkan tensor kelengkungan persamaan (1) dan persamaan (3), secara
Riemman ini, dapat dicari tensor kelengkungan umum terdapat 2 kemungkinan titik singularitas,
Riemann kovarian yang tidak nol
menggunakan persamaan (5) yaitu r = 0 , dan r± = M ± M 2 − Q 2 ,
untuk Q2 > M2, atau Q2 < M2, dan Q2 = M2
3Q 2 − 2rM Untuk r = 0, disubstitusikan ke
R0110 =
r4 persamaan (14) menghasilkan K = ∞ . Ini

(Q )( )
berarti bahwa pada r = 0, singularitas yang
2
− 2rM + r 2 Q 2 − rM terjadi adalah singularitas nyata. Jelas bahwa
R0220 = − pada titik pusat, terjadi penumpukan massa
r4 yang sangat massif yang menyebabkan
Q 2 − rM kelengkungan ruang-waktu menjadi sangat
R1221 = 2 tajam (Narayan and McClintock, 2008;
Q − 2rM + r 2 Doeleman, 2008). Event horizon ini terjadi di
hampir semua solusi metrik persamaan medan
R0330 = −
(
sin 2 θ Q 2 − 2rM + r 2 Q 2 − rM )( ) Einstein, yang tentu saja sangat remeh.
Untuk Q2 > M2, maka nilai r imajiner.
r4 Akan tetapi, jika disubstitusikan pada

R1331 =
(Q − rM sin 2 θ
2
) persamaan (14) akan menghasilkan K ≠ ∞ .
Ini berarti bahwa singularitas yang terjadi pada
Q 2 − 2rM + r 2 titik tersebut untuk kasus Q2 > M2 merupakan

(
R2332 = 2rM − Q 2 sin 2 θ ) singularitas semu. Jika dilihat lebih jauh, pada
2M Q 2
kasus ini nilai koefisien 1 − + 2 pada
Menggunakan persamaan (6), didapat r r
pula tensor kelengkungan Riemann persamaan (1) selalu bernilai positif, sehingga
kontravarian sebagai berikut. metrik Reissner-Nordström secara umum
lengkap. Koordinat t selalu bersifat bak waktu,
3Q 2 − 2rM
R 0110 = dan r selalu bersifat bak ruang, namun tetap
r4 terdapat singularitas pada r = 0 (Carroll, 2004).
Pada titik tersebut tidak terdapat horizon
Q 2 − rM peristiwa sehingga informasi yang masuk tidak
R 0220 = −
(
r 4 Q 2 − 2rM + r 2 ) memungkinkan keluar lagi. Terlihat pula pada r
mendekati tak hingga, solusi Reissner-

R 1221 =
(Q 2
)(
− rM Q 2 − 2rM + r 2 ) Nordström mendekati ruang-waktu datar.
Untuk M2 > Q2, maka jika nilai r pada
r8 kasus ini disubstritusikan ke persamaan (14)
juga menghasilkan K ≠ ∞ . Ini berarti bahwa
Q 2 − rM tetap singularitas yang terjadi merupakan
R 0330 = −
(
r 4 sin 2 θ Q 2 − 2rM + r 2 ) singularitas semu. Pada kasus M2 > Q2 maka

ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 85


Volume 5, Nomor 2, November 2019.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

2M Q 2 d 2θ 2 dr dθ d 2φ
koefisien 1 − + 2 positif pada nilai r + − sin θ cos θ 2 = 0 (16)
r r dλ2 r dλ dλ dλ
yang besar dan r yang kecil, namun negatif
d φ 2 dr dφ
2
dθ dφ
diantara nilai r± = M ± M 2 − Q2 . + + 2 cot θ = 0 (17)
Pada dλ 2
r dλ dλ dλ dλ
kasus ini, singularitas tetap terjadi pada r = 0,
d 2t 2(Mr − Q 2 ) dt dr
+ =0
dλ2 r (r 2 − 2 Mr + Q 2 ) dλ dλ
namun sifatnya bak waktu, bukan bak ruang (18)
(Carroll, 2004).
Untuk kasus M2 = Q2, maka nilai r jika
disubstitusikan pada persamaan (14) akan
menghasilkan K ≠ ∞ . Berarti singularitas SIMPULAN
pada titik tersebut merupakan singularitas Singularitas pada ruang-waktu
semu. Kasus ini sering disebut sebagai solusi Reissner-Nordström terjadi pada r = 0. Pada
ekstrim Reissner-Nordström. Pada titik ini, nilai
r± = M ± M 2 − Q 2 , singularitas yang
2M Q 2
koefisien 1 − + 2 adalah nol. Ini terjadi adalah singularitas semu, yang
r r menggambarkan suatu horizon peristiwa. Hal
merepresentasikan suatu horizon peristiwa, menarik terjadi ketika M2 = Q2, yang mana
namun tidak bak waktu, melainkan bak ruang terdapat keseimbangan antara massa dan
(Carroll, 2004). Hal menarik pada kasus ini muatan lubang hitam, memungkinkan tarikan
adalah adanya keseimbangan antara massa gravitasi dan tolakan elektromagnetik saling
dan muatan dari lubang hitam. Secara khusus, meniadakan. Persamaan geodesik pada titik
jika terdapat dua buah lubang hitam yang yang tidak membuat skalar Krecstmaan nol
memiliki muatan sama (dengan tanda sama), didapatkan seperti persamaan (15 – 18).
akan saling tarik menarik secara gravitasi,
namun saling menolak secara elektromagnetik, UCAPAN TERIMA KASIH
yang mana keduanya mungkin saling Penulis mengucapkan terima kasih yang
menghilangkan satu sama lain. sebesarnya kepada I Wayan Sudiarta, Ph.D
Dibandingkan dengan model lubang sebagai kepala Laboratorium Komputasi dan
hitam bermuatan lainnya (Zhou and Liu, 2008; Fisika Teori Universitas Mataram atas saran
Hod, 2014), singularitas Reissner-Nordström dan petunjuk selama penulisan artikel ini.
memiliki sifat yang berbeda. Hal ini karena
sumber partikel dianggap tidak berotasi. Kita DAFTAR RUJUKAN
tidak dapat mengetahui model metrik terbaik Bernard, C. (2017). Metrik Reissner-Nordström
yang digunakan. Tetapi, tentu saja metrik dalam Teori Gravitasi Einstein”, Jurnal
apapun yang diajukan, tetap bukan merupakan Fisika dan Aplikasinya, 13(1), 1-5.
solusi remeh dari persamaan Einstein. Carroll, S. M. (2004). Spacetime and
Berdasarkan persamaan geodesik Geometry, an Introduction to General
umum (13), dapat dituliskan persamaan Relativity. San Francisco: Addison
geodesik untuk masing-masing koordinat (t, r, Wesley.
θ, ϕ). Persamaan tersebut sangat penting Doeleman, S. S. et. al. (2018). Event Horizon
untuk mengetahui dinamika partikel di sekitar Scale Structure in the Supermassive
area singularitas. Persamaan geodesik pada Black Hole Candidate at the Galactic
masing-masing koordinat akhirnya didapatkan Centre”, Nature Letter. 455. 78-80.
sebagai berikut. Graves, J. C. and Brill, D. R. (1960).
Oscillatory Character of Reissner-
 Q 2 − Mr  d 2r Nordstrom Metrik for an Ideal Charged
1 +  2 +
3  Wormhole”, Physical Review, 120(4),
 rQ − 2r M + r  dλ
2 2
1507-1513.
( )( )
Mr − Q 2 r 2 − 2 Mr + Q 2 d 2 t

Grön, O and Naess, A. (2011). Einstein's
Theory; A Rigorous Introduction for the
r5 dλ 2 (15)
Mathematically Untrained. London:
Q − 2 Mr + r d θ
2 2 2
Springer.

r dλ 2 Hod, S. (2014). Kerr-Newman black holes with
( )
sin 2 θ Q 2 − 2rM + r 2 d 2φ
=0
stationary charged scalar clouds”,
Physical Review D. 90. 1-7.
r dλ 2 Joshi, P. S. (2007). Gravitational Collapse and
Spacetime Singularities. New York:
Cambridge University Press.

ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 86


Volume 5, Nomor 2, November 2019.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

Narayan, R. and McClintock, J. E. (2008).


Advection-dominated accretion and the
black hole event horizon”, New
Astronomy Reviews. 51. 733-751.
O’neill, B. (1983). Semi-Riemannian Geometry,
with applications to Relativity.
California : Academic Press
Penrose, R. (1965). Gravitational Collapse and
Space- Time Singularities”, Physical
Review Letters. 14(3). 57-59.
Wald, R. M. (1979). Construction of Metrik and
Vector Potential Perturbations of a
Reissner- Nordstrom Black Hole”,
Procedeings of the Royal Society A.
Lond. 369. 67-81.
Zhou, S. and Liu, W. (2008). Hawking radiation
of charged Dirac particles from a Kerr-
Newman black hole”, Physical Review
D, 77, 1-6.

ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 87

Anda mungkin juga menyukai