Anda di halaman 1dari 19

BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hama Utama pada Tanaman Pangan
Pada pengamatan di lapangan terdapat beberapa jenis hama pada tanaman pangan yaitu
pada tanaman padi, jagung dan kacang tanah yang disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hama utama pada tanaman pangan
No. Tanaman Hama Dokumentasi Hama Gejala Kerusakan
1. Padi Walang sangit
atau Leptocorisa
oratorius

Belalang atau
Valanga sp.

2. Jagung Spodoptera
frugiferda
Belalang atau
Valanga sp.

3. Kacang tanah Ulat penggerek


polong atau
Etiella
zinckenella

Kepik coklat
Riptortus linearis

2. Hama Utama pada Tanaman Hortikultura


No. Tanaman Hama Dokumentasi Hama Gejala Kerusakan
1. Kubis Spodoptera litura
2. Bawang Spodoptera
exigua

3. Kentang Liriomyza
huidobrensis

Spodoptera litura

4. Tomat Bactrocera sp.


Helicoverpa
armigera

5. Cabai Tungau

Kutu daun Aphis


gossypii

6. Terong Pengorok buah


dan daun
Epilachna sp.

Kutu kebul atau


Bemisia tabaci

7. Kangkung Kepik coklat

8. Mentimun

9. Mangga Penggerek batang


Kutu putih

10. Pisang Erionata thrax

11. Jeruk Kutu kebul

Kutu daun
12. Papaya Kutu putih

3. Hama Utama pada Tanaman Perkebunan


No. Tanaman Hama Dokumentasi Hama Gejala Kerusakan
1. Kopi Kumbang
penggerek buah
kopi atau
Hypothenemus
hampei

2. Kakao Kepik Penghisap


buah atau
Helopeltis sp.

Ulat api atau


Ploneta diducta
3. Kelapa sawit Ulat api atau
Setora nitens

Ulat kantong atau


Mahasena
corbetti

4. Rearing
Tabel 4. Stadia Spodoptera frugiperda hasil rearing
Stadia Lama stadia (hari) Dokumentasi
Telur 3
Larva instar 1 6

Larva instar 2 4

Larva instar 3 5

Larva instar 4 6
Larva instar 5 3

Larva instar 6 3

Pupa 7
Imago

B. Pembahasan
1. Hama Utama pada Tanaman Pangan
a. Padi atau Oryza sativa L.
Walang sangit atau Leptocorisa oratorius (Hemiptera : Alydidae) yang ditemukan di
lapangan menyebabkan gejala kerusakan berupa bulir padi hampa karena telah dihisap walang
sangit. Di sekitar gejala terdapat hama walang sangit yang sedang bertengger di atas daun padi
(Tabel 1). Menurut Elischa (2013), walang sangit menyerang padi pada fase generatif terutama
pada masa pengisian bulir. Walang sangit memiliki alat mulut menusuk dan menghisap, dan
pada saat makan menusukkan stiletnya pada bulir padi yang sedang mengisi atau masih
berbentuk cairan, akibatnya bulir padi menjadi hampa dan gabah berubah warna menjadi warna
coklat.
Belalang atau Valanga sp. (Orthoptera : Acrididae) yang ditemukan di lapangan
menyebabkan kerusakan berupa bekas gigitan pada duan padi dan pada serangan berat daun
robek dan hanya menyisakan tulang daun saja. Menurut Sarunaha (2020), hama belalang
merusak padi dengan cara memakan bagian daun, kemunculan hama belalang biasanya terjadi
secara terus-menerus dari awal padi ditanam sampai musim panen. Belalang ini merusak
tanaman padi karena menggerek daun padi pada fase vegetatif dan regeneratif.

b. Jagung atau Zea mays


Ulat grayak atau Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) yang ditemukan di
tanaman jagung menyebabkan kerusakan berupa bekas gerekan pada pucuk daun dan pelepah
daun. Pada gejala gerekan terdapat serbuk bekas gerekan seperti serbuk gergaji. Menurut Lubis
et al.(2020), Spodoptera frugiperda menyerang titik tumbuh tanaman yang dapat
mengakibatkan kegagalan pembetukan pucuk/daun muda tanaman. Larva S. frugiperda
memiliki kemampuan makan yang tinggi, yang pada awalnya akan masuk ke dalam bagian
tanaman dan aktif makan disana, sehingga bila populasi masih sedikit akan sulit dideteksi.
Belalang atau Valanga sp. (Orthoptera : Acrididae) yang ditemukan pada tanaman jagung
menyebabkan kerusakan berupa bekas gigitan pada daun padi dan pada serangan berat daun
robek dan hanya menyisakan tulang daun saja. Menurut Talanca dan Tenriraware (2015),
serangan berat oleh belalang pada tanaman jagung jika dpaat menurunkan hasil bahkan sampai
45%. Hal ini dikarenakan hama belalang pada tanaman jagung merupakan hama migran, dimana
tingkat kerusakannya tergantung dari jumlah populasi serta tipe tanaman yang diserang

c. Kacang Tanah atau Arachis hypogaea


Ulat penggerek polong atau Etiella zinckenella (Lepidoptera: Pyralidae) yang ditemukan
pada tanaman kacang tanah menimbulkan gejala kerusakan berupa lubang pada polong kacang.
Apabila polong kacang dibuka terlihat bekas gerekan dan juga ditemukan larva E. zinckenella di
dalamnya. Menurut Puspita (2015), Etiella zinckenella merupakan hama penting pada kacang
tanah karena dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 100% di areal yang banyak ditanami
kacang tanah. Biologi penggerek polong diteliti pada kedelai dan kacang tanah, dan populasinya
diteliti pada kedua tanaman dengan sistem tanam monokultur dan campuran kedelai dan kacang
tanah.
Kepik coklat atau Riptortus linearis (Hemiptera: Alydidae) yang ditemukan apda
tanaman kacang tanah menimbulkan gejala kerusakan berupa bekas tusukan yang menyebaydaun
menguning llu mengering. Menurut Sinaga et al. (2016), kehilangan hasil akibat serangan hama
kepik coklat hingga mencapai 80%. Nimfa dan imago hama ini sama-sama mampu
menyebabkan kerusakan pada daun yakni dengan cara menghisap cairan daun sehingga
menyebabkan daun menguning dan tampak bercak coklat.

2. Hama Utama pada Tanaman Hortikultura


a. Kubis atau (Brassica oleraceae var. capitata
Ulat grayak atau Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) ditemukan memakan daun
kubis dan hanya menyisakan bagian epidermis daun saja, sehingga daun menjadi transparan
Akibat serangan ulat grayak menimbulkan lubang-lubang tidak beraturan pada daun dan luka
bekas gigitan bewarna putih. Serangan lebih lanjut larva memakan seluruh bagian daun dan yang
ditinggalkan hanya tulang daunnya saja. Hama Spodoptera litura merupakan salah satu hama
penting yang menyerang tanaman kubis. Serangan hama tersebut dapat menyebabkan kerusakan
hingga 90% jika tidak dilakukan tindakan pengendalian (Manikome et al., 2020).

b. Bawang Merah atau Allium cepa


Ulat grayak atau Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) ditemukan pada daun
bawang merah dengan gejala kerusakan berupa Daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis
bagian atas (transparan) dan tulang daun, larva instar lanjut merusak tulang daun. Serangan berat
menyebabkan tanaman gundul karena daun habis dimakan. Spodoptera exigua Hubner
merupakan serangga kosmopolitan yang menjadi hama penting pada tanaman bawang merah.
Hama tersebut memiliki kemampuan menyebar cepat pada tanaman bawang merah di dataran
rendah dan dataran tinggi, selain itu hama tersebut menyerang tanaman bawang merah sepanjang
tahun baik musim kemarau maupun musim hujan (Moekasan et al., 2012).

c. kentang atau Solanum tuberosum


Lalat pengorok atau Lyriomiza huidobrensis (Diptera: Agromyzidae) ditemukan pada
daun kentang dengan gejala kerusakan berupa bekas tusukan lalat yang kemudian mengering
sehingga terlihat seperti bercak kecil. Jika terjadi serangan berat bercak melebar dan mengering
sehingga daun menjadi bewarna kuning dan lama kelamaan daun gugur. Penurunan hasil
pertanaman kentang di Bogor akibat korokan larva Liriomyza spp. sekitar 30–40% . perbedaan
suhu yang disebabkan oleh ketinggian dan penanaman kentang monokultur menyebabkan
serangan L. huidobrensis cenderung lebih tinggi (Rohidin et al., 2015).
Ulat grayak atau Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) ditemukan pada duan
kentang dengan gejala kerusakan berupa bekas gigitan dan hanya menyisakan bagian epidermis
daun saja, sehingga daun menjadi seperti berjendela. Akibat serangan ulat grayak menimbulkan
lubang-lubang tidak beraturan pada daun. Kehilangan hasil akibat serangan S. litura dapat
mencapai 80%, bahkan gagal panen apabila tidak dikendalikan. Pengendalian terhadap serangga
ini umumnya masih menggunakan insektisida kimia sintetik, sehingga peluang terbentuknya
strain-starin baru yang lebih resisten semakin besar (Ramadhan et al., 2016).
d. Tomat atau Lycopersicum esculentum
Lalat buah aatu Bactrocera sp. (Diptera : Tephritidae) yang menyebabkan gejala
kerusakan pada busuk buah pada tomat. Apabila buah disayat maka akan terlihat larva lalat buah
di dalamnya. Lalat buah ini biasanya menyerang pada buah yang berkulit tipis, mempunyai
daging yang lunak. Gejala serangan pada daging buah membusuk dan terdapat larva. Serangan
lalat buah sering ditemukan pada buah yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengan
terlihatnya noda–noda kecil berwarna hitam bekas tusukan ovipositor. Kemudian karena
perkembangan hama di dalam buah noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva lalat
memakan daging buah, sehingga buah busuk sebelum masak. Stadium lalat buah yang paling
merusak adalah stadium larva (Setlight et al., 2017).
Ulat penggerek buah atau Helicoverpa armigera (Lepidoptera: Noctuidae) ditemukan
pada buah tomat menyebabkan gejala berupa lubang pada permukaan buah dan apabila buah
disayat akan terlihat larva H. armigera. Larva menimbulkan kerusakan dengan cara menggerek
ke dalam buah. Serangan berat dilaporkan terjadi pada musim kemarau dengan kerusakan buah
mencapai 80% (Daha, 2017).

e. Cabai atau Capsicum annum


Kutu daun atau Aphis gossypii (Hemiptera: Aleyrodidae) ditemukan pada tanaman cabai
terutam bagian pucuk atau di balik daun. Gejala kerusakan kutu daun berupa daun mengecil dan
keriting, lalu berangsur-angsur menguning dan layu. Populasi A. gossypii di bagian pucuk tunas
pucuk tepinya mengulung atau melengkung.Kutu daun (Aphis gossypii) merupakan hama utama
yang menyerang daun pada tanaman cabai. Hama kutu daun menyebabkan kerusakan dengan
cara menusuk jaringan dan menghisap cairan sel daun yang mengakibatkan daun tumbuh
menjadi tidak normal dan pada bagian daun yang terserang akan menjadi rapuh. Serangan secara
tidak langsung hama Aphis gossypii dapat menjadi vektor penyebab penyakit yang disebabkan
oleh virus (Nindatu et al., 2016).
Tungau atau Polyphagotarsonemus latus Banks (Acari: Tarsonemidae) ditemukan di
balik daun cabai. Gejala kerusakan disebabkan oleh tugau yaitu berupa daun keriting
menggulung ke bagian kebawah Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk
terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati. Menurut Hasyim (2017), tungau
menyerang tanaman dengan cara menusuk permukaan daun dan menghisap cairannya.
Umumnya tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun dalam jaringan mesofil
hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil menjadi rusak dan menghambat fotosintesis
tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut
lama kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelat-cokelatan dan akhirnya menghitam.
Daun menjadi terpelintir (distorsi), menebal, berbentuk seperti sendok terbalik, serta bagian
bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang halus.

f. Terong atau Solanum melongena


Ulat pengorok daun dan buah terong atau Leucinodes orbonalis (Lepidoptera: Pyralidae)
ditemukan pada buah terong. Gejala kerusakan yang disebabkan oleh ulat ini berupa bekas
gorokan yang membentuk teringan di dalam buah. Selain itu, pada permukaan terdapat lubang
bekas gorokan. Menurut Apriliyanto dan Setiawan (2019), larva Leucinodes orbonalis sebagai
salah satu hama utama yang menginfestasi terung dapat menyebabkan kerusakan berat di semua
sentra terung. Pengendalian hama ini termasuk sangat sulit, karena ia memakan di dalam tunas
dan buah.
Kumbang koksi hama atau Epilachna admirabilis (Coleoptera : Coccinellidae) yang
ditemukan di daun tanaman taerong. Gejala kerusakan yang disebabkan serangan kumbang ini
berupa bekas gigitan di epidermis daun bagian atas, sehingga daun tampak transparan dan
berjendela. Menurut Suyoga et al. (2016), kumbang koksi hama pemakan daun biasanya lebih
menyukai daun yang masih muda, karena kandungan metabolit sekundernya yang masih rendah
dan kandungan nitrogen yang tinggi. Nitrogen diperlukan serangga dalam jumlah yang tinggi
karena nitrogen merupakan unsur utama penyusun asam aamino
Kutu kebul atau Bemisia tabaci (Hemiptera: Aleyrodidae) banyak ditemukan pada daun
tanaman terong. Populasi kutu kebul yang bewarna putih dan disertasi gejala kerusakan yang
diakibatkannya. Gejala serangan kutu kebul yaitu berupa bercak bekas hisapan. Selain itu juga
terdapat gejala serangan virus, karena kutu kebul termasuk vektor virus. Begomovirus ditularkan
oleh kutukebul B. tabaci (Gennadius) secara persisten sirkulatif, dan menyebabkan penyakit pada
berbagai jenis tanaman dikotiledon diantaranya tanaman Solanaceae (kentang, datura, tembakau,
terung, tomat, cabai). Selain sebagai vektor Begomovirus, B. tabaci adalah vektor dari 111 virus
tanaman termasuk Crinivirus (Closteroviridae), Carlavirus atau Ipomovirus (Kenyon et al.,
2014).

g.
3. Hama Utama pada Tanaman Perkebunan
a. Kopi atau Coffea spp.
Kumbang penggerek buah kopi atau Hypothenemus hampei (Coleoptera: Scolytidae)
yang ditemukan pada buah kopi menyebabkan gejala kerusakan berupa bekas gerekan pada buah
yang berupa lubang. Bekas gerekan oleh hama ini menyebabkan buah berubah warna menjadi
kuning dan lama-kelamaan menghitam, akibatnya buah menjadi gugur. Pada umumnya H.
hampei menyerang buah dengan endosperma yang telah mengeras, namun buah yang belum
mengeras dapat juga diserang. Buah kopi yang bijinya masih lunak umumnya hanya digerek
untuk mendapatkan makanan dan selanjutnya ditinggalkan. Buah demikian tidak berkembang,
warnanya berubah menjadi kuning kemerahan dan akhirnya gugur. Serangan pada buah yang
bijinya telah mengeras akan berakibat penurunan mutu kopi karena biji berlubang. Biji kopi yang
cacat sangat berpengaruh negatif terhadap susunan senyawa kimianya, terutama pada kafein dan
gula pereduksi (Tasik, 2018).

b. Kakao atau Theobromae cacao


Kepik Penghisap buah kakao atau Helopeltis sp. (Hemiptera : Muridae) yang ditemukan
pada buah kakao menyebabkan kerusakan berupa bekas gigitan yang lama kelamaan menjadi
bercak coklat. Bercak coklat tersebut semakin meluas dan menyebabkan penghambatan
pertumbuhan buah. Menurut Nelly et al. (2017), gejala kerusakan akibat kepik ini berupa bercak-
bercak hitam pada permukaan buah. Pada serangan berat, seluruh permukaan buah
dipenuhi oleh bekas tusukan berwarna hitam dan kering, kulitnya mengeras serta retak-
retak. Serangan berat pada buah muda yang berukuran kurang dari 5 cm menyebabkan
buah kering dan rontok.
Ulat bulu atau Dasychira inclusa (Lepidoptera: Limacodidae) yang ditemukan pad daun
tanaman kakao menyebabkan gejala kerusakan berupa lubang bekas gigitan larva P. diducta
menyisikan tulang daun. Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal
tulang daun. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah. Dalam kondisi yang parah tanaman akan
kehilangan daun sekitar 90% (Ngapiyatun et al., 2012).

c. Kelapa Sawit atau Elaeis guineensis


Ulat api atau Setora nitens (Lepidoptera: Limacodidae) yang ditemukan pad daun
tanaman kelapa sawit menyebabkan gejala kerusakan berupa lubang bekas gigitan larva P.
diducta menyisikan tulang daun. Serangan hama ulat ini dengan cara menggerogoti bagian daun
kelapa sawit, dimulai dari helaian daun bagian bawah hingga menjadi lidi, dalam kondisi yang
sangat parah tanaman akan kehilangan daun hingga 50% – 90%. Ulat api menyukai daun kelapa
sawit tua, tetapi apabila daun-daun tua sudah habis ulat juga memakan daun-daun muda.
Selanjutnya bisa mengakibatkan kematian apabila tidak segera dikendalikan dengan benar.
Ulat kantong atau Mahasena corbetti (Lepidoptera: Psycidae) yang ditemukan pada daun
kelapa sawit menimbulkan gejala kerusakan berupa bekas gigitan yang seperti berjendela karena
ulat ini memakan bagian epidermis daun. Kerusakan yang di sebabkan ulat kantung adalah daun
tidak utuh lagi, rusak dan berlubang. Kerusakan helaian daun dimulai dari lapisan epidermisnya.
Kerusakan lebih lanjut adalah mengering nya daun yang menyebabkan tajuk bagian bawah
bewarna abu-abu dan hanya daun muda yang masih bewarna hijau (Saragih, 2021).

4. Pengamatan Rearing Spodoptera frugiperda


DAFTAR PUSTAKA

Elicha. 2013. Perkembangan populasi walang sangit Leptocorisa oratorius (Hemiptera :


Alydidae) dan potensi musuh alaminya pada pertanaman padi. [Skripsi]. Bogor. Institut
Pertanian Bogor. 30 hal.
Saragih H.J. Afrianti S. 2021. Tingkat serangan hama ulat kantung (Mahesena corbetti) pada
areal tanaman menghasilkan TM kelapa sawit PT Indosepadan Jaya. Jurnal Pertanian
Berkelanjutan, 9(2): 88-93.
Simanjuntak F.A. Septiani Y. Saragih S.H.Y. 2020. Pengendalian Hama Ulat Api (Setora nitens)
dengan Menggunakan Bahan Aktif Deltametrin dan Ekstrak Daun Mimba. Jurnal
Mahasiswa Agroteknologi (JMATEK), 1(1): 30-37.
Ngapiyatun S. Hidayat N. Mulyadi F. 2012. Pemanfaatan biji lada dan serai sebagai pestisida
nabati dalam mengendalikan ulat Dasychira inclusa. Jurnal Proteksi Tanaman, 1(1): 13-
24.
Tasik, Tresia. 2018. Tingkat serangan hama penggerek buah kopi Hypothenemus hampei pada 3
lokasi dengan ketinggian yang berbeda. [Skripsi]. Pangkep. Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep. 53 hal.
Sinaga R.A., Marheni., Zahar F. 2016. Uji Preferensi Kepik Coklat Riptortus linearis Fabr.
(Hemiptera : Alydidae) pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.), Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) dan kacang tanah (Arachis hypogaea) di Rumah Kassa. Jurnal
Agroekoteknologi, 4(4): 2376-2381.
Nelly N. Khairul U. Januasari P. 2017. Biologi Penghisap Buah Helopeltissp. (Hemiptera:
Miridae) pada Buah Kakao dan Mentimun. jlJurnal Proteksi Tanaman, 1(2): 62-67.
http://jpt.faperta.unand.ac.id/index.php/jpt
Puspita, Laura. 2015. Pengembangan sistem informasi hama dan penyakit kedelai. [Skripsi].
Bogor. Institut Pertanian Bogor. 43 hal.
Talanca, A.H dan Tenrirawe, A. 2015. Respon Beberapa Varietas Terhadap Penyakit Utama
Jagung Di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Jurnal Agrotan, 1(1): 67-78.
Talanca, A.H dan Tenrirawe, A. 2015. Respon Beberapa Varietas Terhadap Penyakit Utama
Jagung Di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Jurnal Agrotan, 1(1): 67-78.
Lubis A.A.N ., Anwar R., Soekarno B.P.W., Istiaji B., Satriani D., IRomansyah. 2020. Serangan
Ulat Grayak Jagung (Spodoptera frugiperda) pada Tanaman Jagung di Desa Petir,
Kecamatan Daramaga, Kabupatem Bogor dan Potensi Pengendaliannya Menggunakan
Metarizhium rileyi. Jurnal Pusat Informasi Masyarakat, 2(6): 913-919.
Manikome N. Kastanja A.Y. Patty Z. 2020. Efektivitas Ekstrak Buah Bitung (Barringtonia
asiatica L.) Terhadap Hama Spodoptera litura F. Pada Tanaman Kubis (Brassica
oleraceae). Jurnal Agribisnis Perikanan, 13(1): 17-22.
Moekasan, Basuki R.S dan Prabaningrum, L. 2012. Penerapan Ambang Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan Pada Budidaya Bawang Merah Dalam Upaya Mengurangi
Penggunaan pestisida. Jurnal Hortikultura, 22(1): 47-56.
Tohidin. Sudrajat. Susanto A. Septria D. 2015. Keragaman Liriomyza spp. (Diptera:
Agromyzidae) pada Pertanaman Kentang di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal
Matematika dan Ilmu Alam, 4(1): 24-34.
Ramadhan R.A.M. Puspasari L.T. Meliansyah R. Maharani R. Bioaktivitas Formulasi Minyak
Biji Azadirachta indica (A. Juss) terhadap Spodoptera litura F. Jurnal Agrikultura, 27(1):
1-8.

Setlight M.D. Meray E. R. M. Lengkong M. 2017. Jenis dan serangan hama lalat buah bak
Bactrocera dorsalis pada tanaman tomat Lycopersicum esculentum di desa tarahita
Kecamatan Langowan Utara Kabupaten Minahasa. Jurnal Proteksi Tanaman, 1(1): 12-
20.
Daha L. 2017. Bioekologi Helicoverpa armigera (Lepidoptera: Noctuidae) pada Pertanaman
Tomat. [Skripsi]. Departemen Proteksi Tanaman. Institut Pertanian Bogor. 76 hal.
Nindatu M. Moniharapona D. D. Latuputty S. 2016. Efektivitas ekstrak cabai merah Capsicum
annum terhadap mortalitas kutu daun Aphis gossypii pada tanaman cabai. Jurnal Ilmu
Budidaya Tanaman, 5(1): 10-14.

Hasyim A. Setiawati W. Marhaeni L.S. Lukman L. Hudaya A. 2017. Bioaktivitas 6 ekstrak


tumbuhan untuk pengendalian hama tungau kuning cabai Polyphagotarsonemus latus
Banks (Acari: Tarsonemidae) di Laboratorium. Jurnal Hortikultura, 27(1): 210-230.
Apriliyanto E. Setiawan B. H. 2019. Intensitas Serangan Hama pada Beberapa Jenis Terung dan
Pengaruhnya Terhadap Hasil. Agrotechnology Research Journal, 3(1): 8-12.
Suyoga K. B. Watiningsih N. L. Suartini N. M. 2016. Preferensi makan kumbang koksi
Epilachna admirabilis pada beberapa tanaman sayur famili Solanacea. Jurnal
SIMBIOSIS, 4(1): 19-21.
Kenyon L, Tsai WS, Shih SL, Lee LM. 2014. Emergence and diversity of begomoviruses
infecting solanaceous crops in East and Southeast Asia. Virus Res.186, 104–113.

Anda mungkin juga menyukai